Anda di halaman 1dari 8

Diskriminasi Gender dalam Perspektif Islam

Dinda Berliana Yanuar

Student Faculty of Agricultural Technology, Jember University, Kalimantan Street No.37


Tegal Boto Kampus ZIP Code:159 Jember 61821, Tel 0331-335462. Email:
211710101043@unej.ac.id

Erico Delvecchio

Student Faculty of Agricultural Technology, Jember University, Kalimantan Street No.37


Tegal Boto Kampus ZIP Code:159 Jember 61821, Tel 0331-335462. Email:
211710201105@unej.ac.id

Mutiara Kurniawanti

Student Faculty of Agricultural Technology, Jember University, Kalimantan Street No.37


Tegal Boto Kampus ZIP Code:159 Jember 61821, Tel 0331-335462. Email:
211710101049@unej.ac.id

Pada kehidupan masyarakat, muncul berbagai pandangan tentang perbedaan jenis kelamin
yang mengakibatkan ketidaksetaraan gender. Gender dapat kita artikan sebagai sifat yang
melekat pada laki laki dan perempuan. Diskriminasi merupakan bentuk negatif yang
diberlakukan kepada kelompok tertentu jadi diskriminasi gender adalah bentuk yang memberi
ketidakadilan kepada sesama manusia yang didasarkan jenis kelamin. Dari masa ke masa
masih terjadi diskriminasi gender yang sangat merugikan semua orang. Dalam kehidupan,
perempuan dianggap lebih rendah dari laki laki dan sering mendapatkan perlakuan tidak
hormat karena anggapan “perempuan lemah”. Untuk mengubah perspektif tersebut kita perlu
usaha dari pihak laki laki maupun perempuan. Al-Qur’an tidak mengajarkan kita untuk
membedakan kedudukan antara laki-laki dan perempuan, kita diajarkan persamaan antar
umat manusia

Kata Kunci : diskriminasi gender, gender, perempuan 

In social life, there are various views about gender differences that result in gender
inequality. We can define gender as a trait inherent in men and women. Discrimination is a
negative form that is applied to certain groups so that gender discrimination is a form that
gives injustice to fellow human beings based on gender. From time to time there is still
gender discrimination which is very detrimental to everyone. In life, women are considered
inferior to men and often get disrespectful treatment because they are perceived as “weak
women”. To change this perspective, we need efforts from both men and women. The Qur'an
does not teach us to distinguish between men and women, we are taught equality between
human beings

Keywords: gender discrimination, gender, women


A. PENDAHULUAN  

Manusia ialah makhluk sosial dimana mempunyai arti tidak mampu hidup dengan dirinya
sendiri tanpa bantuan dari orang di sekitarnya. Tetapi, terkadang dalam berkehidupan sosial
masih banyak terdapat perbedaan pendapat dan perspektif oleh setiap individu. Salah satu
bentuk perbedaan yang sering terjadi di masyarakat adalah diskriminasi gender. Gender
sendiri memiliki arti yaitu “Jenis Kelamin”. Dalam Webster’s New World Dictionary
diskriminasi gender diartikan sebagai perbedaan yang terdapat pada laki-laki dan perempuan
dapat dibedakan dari nilai dan cara bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan
tambahan definisi diskriminasi terhadap perempuan ini termasuk juga kekerasan berbasis
gender, yaitu kekerasan yang langsung ditujukan terhadap sosok  perempuan. Hal  tersebut 
termasuk  tindakan-tindakan yang mengakibatkan kerugian fisik, mental dan seksual atau 
penderitaan,  atau  ancaman  atas  tindakan  tersebut  atau kekerasan/paksaan   dan  
perampasan   kebebasan.  (Kalibonso, 2006:20)

Gender sebenarnya bukan masalah yang besar, namun menjadi masalah karena sudut
pandang dari wanita dan laki-laki yang dianggap benar oleh beberapa orang yang meyakini
bahwa adanya kesenjangan atau perbedaan antara hak-hak dan kewajiban antara laki-laki dan
wanita. Dalam kutipan buku Min Tawjihat Al-Islam menjelaskan bahwa tabiat antara lelaki
dan perempuan telah dijelaskan hampir sama. Di ajaran agama islam wanita sangat dijunjung
tinggi kehormatannya bahkan nabi pernah berkata bahwa surga berada di bawah telapak kaki
ibu. Mungkin untuk kebanyakan orang mengabaikan pernyataan tersebut, karena dulu
sebagian para ulama yang mana hampir sebagian besar adalah laki-laki dan tidak pernah
tinggal bersama wanita di rumahnya sehingga tidak mengerti betapa pentingnya peran wanita
terutama ibu di dalam kehidupan. 

Permasalahan yang selanjutnya sering terjadi di masyarakat yaitu dengan pembatasan


peran antara wanita dan laki-laki (kodrati) yaitu ditandai dengan peran wanita seperti
melahirkan, mengurus rumah tangga, membersihkan rumah dan tidak diikutsertakan dalam
permasalahan sosial atau pembangunan di masyarakat. Berbeda dengan laki-laki yang
berperan dalam permasalahan sosial dan pembangunan di masyarakat padahal nyatanya pada
saat ini antara wanita dan laki-laki dapat menjalankan kedua peran tersebut. Dengan adanya
diskriminasi gender inilah yang membuat wanita kehilangan kesempatan berperan dalam
persoalan sosial dan pembangunan di masyarakat. Namun, Allah telah memeberikan
anugerah kepada perempuan dan laki-laki, meraka diberi potensi dan kemampuan yang cukup
untuk memikul tanggung jawab dan membuat keduanya mampu melakukan aktivitas umum
maupun khusus. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa islam merupakan agama yang
sangat menghormati perempuan dan laki-laki secara mutlak. Islam juga menghapus tradisi
Jahiliyah yang begitu diskriminatif terhadap perempuan. 
B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Diskriminasi Gender

Kata “Jender” berasal dari bahasa inggris yaitu “Gender” yang berarti jenis kelamin.
Banyak orang keliru mengartikan gender sebagai jenis kelamin (seks). Padahal seks dapat kita
artikan sebagai pembagian dua jenis kelamin manusia yang didasarkan secara biologis
misalnya laki laki mempunyai buah zakar sedangkan perempuan mempunyai rahim.
Sedangkan gender dapat kita artikan sebagai sifat yang melekat pada laki laki dan perempuan
seperti laki laki yang dianggap cenderung kuat, perkasa dll dan wanita biasanya kemah lembut,
emosional dll. Jadi gender sebenarnya tidak sama dengan jenis kelamin (seks). Gender tidak
bersifat biologis, tetapi diartikan secara sosial. Diskriminasi memiliki arti bentuk perlakuan
negatif terhadap kelompok tertentu. Dapat dikatakan, diskriminasi gender merupakan bentuk
perlakuan yang membedakan dan memberi ketidakadilan sesama manusia yang didasarkan
pada jenis kelamin

Kata gender muncul karena peran yang dibentuk oleh masyarakat itu sendiri melalui
proses sosialisasi yang berhubungan dengan perbedaan jenis kelamin. Memang ada perbedaan
secara biologis dari dua jenis kelamin ini namun dalam kebudayaaan ditafsirkan berbeda
seperti perbedaan biologis ini menjadi tuntutan sosial dalam berperilaku, hak hak, dan kuasa.
Tuntutan seperti ini banyak terjadi didalam masyarakat dan hampir semua orang pasti
merasakan hal ini. Sama halnya dengan ras,etnik dan kelas, gender merupakan kategori dalam
kehidupan sosial. Tetapi perbedaannya adalah tidak semua orang mengalami ras maupun etnis
sedangkan semua orang pasti mengalami kesetaraan gender. 

Menjadi fakta bahwa diskriminasi gender masih terjadi di dalam seluruh aspek kehidupan
meski saat ini sudah ada kemajuan yang cukup pesat dalam menyetarakan gender. Di dalam
setiap wilayah atau negara, tingkat dan sifat diskriminasi bervariasi. Masih tidak ada wilayah
dimana perempuan sudah bisa merasakan kesetaraan dalam hak hukum, sosial, dan ekonomi.
Dalam diskriminasi gender, yang menanggung beban paling berat adalah perempuan tetapi
ketidaksetaraan ini merugikan semua orang. Karena itu, masalah gender ini merupakan
masalah yang pokok

Al Qur’an mengandung nilai universal dan menjadi petunjuk untuk semua kehidupan
manusia. Islam tidak pernah mengajarkan adanya perlakuan diskriminatif pada umatnya.
ditegaskan dalam firman-Nya: “Hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kamu
(terdiri) dari lelaki dan perempuan dan kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku agar kamu saling mengenal, sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu adalah
yang paling bertakwa (Q.S. Al-Hujurat, 49:13)” dari ayat tersebut terlihat bahwa ketakwaan
terhadap Allah swt yang bisa meninggikan atau merendahkan martabat manusia. Meski
manusia diciptakan berbeda suku dan bangsa, pada dasarnya manusia itu sama, keragaman
bangsa dan suku dimaksudkan untuk manusia bisa mengenal satu sama lain. Al Qur’an
menetapkan secara imbang menenai hak hak laki laki dan perempuan. 

Al Qur’an tidak ingin adanya diskriminatif dalam laki laki dan perempuan. Terbukti dari
Al Qur’an yang menempatkan manusia di tempat yang sama. Sebelum Islam datang, kaum laki
laki dianggap lebih tinggi dari kaum perempuan. Hal tersebut salah karena dalam Al Qur’an
tidak dijelaskan perbedaan biologis tidak dalam artian ketidaksetaraan status jenis kelamin.  
2 . Kemuliaan Perempuan dalam Islam

Kemuliaan berasal dari kata dasar ‘mulia’ yang memiliki arti tinggi, sedangkan
perempuan berasal dari kata ‘empu’ yang memiliki arti sangat di hargai. Jadi pengertian
kemuliaan perempuan adalah  suatu keadaan dimana wanita sangat dihargai dan mempunyai
kedudukan yang sama tinggi dengan laki-laki di masyarakat. Namun, pembeda yang bisa
terlihat antara kedudukan perempuan dan laki-laki terdapat pada ibadah dan kadar keimanan
kepada Allah SWT.

Kedudukan perempuan di dalam islam sangatlah penting apalagi pada zaman sekarang
wanita dipandang lemah oleh sebagian orang. Tidak hanya itu namun, terkadang wanita
dipandang hina, diperlakukan seperti barang hingga dianggap sebagai warisan. setelah ajaran
agama islam muncul, muncul juga nilai-nilai dan paham tentang kemuliaan terhadap wanita.
Nilai-nilai kemuliaan perempuan terkandung dalam ayat-ayat dalam Al-quran diantaranya
yaitu:
a. Quran Surah An-nisa ayat 19
“Wahai orang-orang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan
jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil
kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila
mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka
menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah)
karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan
yang banyak padanya.”

b. Quran Surah An-nisa ayat 7


“Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan
kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan
ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah
ditetapkan.”

Dalam sejarah sudah banyak peristiwa-peristiwa dimana perempuan mendapat perlakuan


yang sangat menyedihkan. Salah satu contohnya yaitu pada masa Jahiliyah, ketika ada
seorang perempuan melahirkan seorang anak berjenis kelamin perempuan terpaksa ia harus
menyerahkan bayi tersebut kepada ayahnya untuk dikubur hidup-hidup karena pada masa itu
dikhawatirkan jika kelak ia akan menikah dengan lelaki yang status sosialnya rendah (budak)
dan nasib para istri masyarakat Arab Jahiliyah dijadikan seolah-olah seperti harta warisan.
Banyak peristiwa-peristiwa lainnya dimana sebelum masuknya ajaran agama islam wanita
sangat dipandang rendah dari pada kamu laki-laki. Namun, setelah islam datang terjadilah
penyempurnaan hak-hak dan derajat perempuan secara utuh. Berikut adalah ajaran agama
islam mengenai kedudukan perempuan setelah masuknya ajaran islam :
1. Hakikat perempuan
Firman Allah dalam Q.S. An-nisa ayat 1 yang memiliki arti ”Hai sekalian manusia,  
bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan
dari padanya Allah menciptakan istrinya dan daripada keduanya, Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak” dari ayat tersebut
sudah dijelaskan bahwa hakikat perempuan tidaklah lebih rendah daripada laki-laki
dan Allah telah menetapkan keduanya diciptakan dengan kodrat yang sama dan harus
saling melengkapi

2. Kedudukan perempuan dalam rumah tangga


Kedudukan perempuan dalam islam salah satunya adalah mendampingi suami. Islam
juga menjelaskan hak dan kewajiban yang dimiliki suami-istri. Salah satu hak
perempuan dalam rumah tangga yaitu mendapatkan perlindungan oleh suami,
mendapatkan kasih sayang, diperlakukan dengan hormat oleh suaminya. Sikap
seorang suami juga disebutkan dalam salah satu hadits nabi Muhammad SAW
bersabda : “Orang yang paling sempurna imannya ialah orang yang terbaik budi
pekertinya, dan sebaik-baik kalian adalah orang yang berlaku baik kepada istri-
istrinya”. (H.R. Ibnu Asakir dari Ali r.a, Ahmad dan Tirmidzi). 

3. Kedudukan perempuan di bidang pendidikan 


Di dalam islam perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam
mendapatkan pendidikan. Hal ini telah dijelaskan dalam salah satu sabda nabi
Muhammad SA : “menuntut ilmu itu diwajibkan atas tiap-tiap muslim dan
muslimat”. (H.R. Muslim). Telah jelas disebutkan bahwa adanya kesamaan hak antara
laki-laki dan perempuan dalam menuntut ilmu. 

Sebelum datangnya islam perempuan sangatlah dipandang rendah oleh sebagian besar
kalangan dan tidak mendapatkan hak-hak dengan semestinya namun, setelah ajaran agama
islam datang pandangan terhadap perempuan berubah, dimana perempuan telah mendapatkan
keadilan, kesetaraan dan cara menghormati serta berperilaku terhadapnya. Dengan demikian
karena datangnya islam mampu berperan dan memperluas hak- hak serta kewajiban
perempuan secara sempurna.

3. Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Diskriminasi

            Banyak sekali diskriminasi yang dialami oleh perempuan selain dari yang di jabaran
pada poin sebelumnya. Perempuan adalah gender yang sering kali mendapat kekerasan dan
pelecehan daripada laki laki. Pada umumnya perempuan akan mendapat perlakuan keras dari
laki-laki didalam rumah tangga seperti dipukul, ditampar dan kekerasan lain. Pelecehan juga
marak terjadi dan ini sudah menjadi rahasia umum.

Perempuan biasanya akan digoda dengan memegang tangan, disiuli bahkan dipegang
bagian intimnya. Hal ini sudah dikampanyekan oleh perempuan karena di Indonesia sendiri
adalah salah satu negara yang tingkat pelecehannya tinggi. Dalam studi kasus sebuah
penelitian mengungkapkan penyebab terjadinya pelecehan dan kekerasan pada wanita
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi hal itu
terjadi.

a. Perempuan  dianggap objek pelampiasan seksual


b. Sifat perempuan yang dianggap lemah, cengeng dan mudah mengalah
c. Perempuan yang dianggap kurang cakap dalam mencari nafkah
d. Sejarah yang terus membuat kedudukan perempuan dahulu terbawa sampai sekarang
         Dalam catatan komnas perempuan tahun 2021, kasus terjadinya kekerasan terhadap
perempuan terjadi sebanyak sebanyak 299.911 kasus dan kebayakan terjadi akibat masalah
gender dan kekerasan dalam rumah tangga. Dan 3.122 kasus pelecehan pada perempuan.
Tentunya hal ini adalah kasus yang sudah tercatat saja mungkin masih banyak lagi kasus lain
yang belum dilaporkan atau bahkan telah terkubur karena kebayakan dari perempuan takut
untuk menindak lanjuti kekerasasan atau bahkan pelecehan yang dialaminya.

         Islam menolak keras perbuatan diskriminasi gender dalam bentuk pelecehan dan
kekerasan pada perempuan. Bahkan dalam hadis nabi Muhammad SAW. bersabda;“Jika
kalian berkubang dengan babi yang berlumuran de–ngan lumpur dan kotoran, itu lebih baik
dari pada engkau menyandarkan bahumu diatas bahu perempuan yang bukan istrimu” (HR.
At-Tabrani). Perbuatan pelecehan dan kekerasan sama dengan merendahkan harkat martabat
wanita. Trauma juga akan membayang-bayangi perempuan dan trauma tersebut tidak akan
mudah dihilangkan tidak peduli bentuk kekerasan atau pelecehan apapun yang dilakukan.

4. Cara Penanggulangan Diskriminasi Gender

         Allah SWT Menciptakan seorang perempuan untuk menjadi pendamping bagi
seorang laki-laki. Perempuan juga layak untuk diberi kasih sayang dan kesempatan yang
sama sebagainya seorang laki-laki dapatkan. Perempuan nantinya akan menjadi ibu dari anak
anak yang akan lahir dimasa depan. Ibu yang melahirkan kita adalah seorang perempuan
maka kita wajib menghormati dan menjaga diri kita dari segala bentuk perbuatan yang dapat
menimbulkan diskriminasi pada seorang perempuan.

         Dalam surat An-Nahl ayat 58-59 yang diterjemahkan dalam Bahasa indonesi
berbunyi: "Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak
perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia
menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan
kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan
menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang
mereka tetapkan itu." Dalam ayat itu Allah SWT. Mencela seorang laki-laki apabila istrinya
melahirkan seorang anak perempuan karena pada dasarnya semua adalah mahluk yang
memang memiliki hak sama dalam hidup didunia.

         Untuk itu diskriminasi gender harus segera ditinggalkan karena laki-laki tidak akan
bisa hidup tanpa seorang perempuan. Hal ini juga dapat membuat pola pikir seorang
perempuan dapat berubah yang sebelummya diam saat diperlakukan tidak adil menjadi lebih
waspada dan berani menuntut haknya. Bukan berarti melawan dalam hal yang negatif tapi
lebih kepada perlindungan diri karena mengalah juga bukan hal yang membuat keadaan lebih
baik tapi malah menjadikan diskriminasi kepada perempuan semakin banyak terjadi. Berikut
ini adalah cara-cara yang dapat dilakukan seorang perempuan untuk menghindari
diskriminasi gender.

a. Menanamkan pada pikiran bahwa perempuan juga mampu dalam melakukan kegiatan
seperti seorang laki-laki
b. Membekali diri dengan bela diri sewaktu waktu diserang oleh laki-laki
c. Menjaga auratnya agar mengurangi kesempatan untuk melakukan tidak pelecehan
d. Menyuarakan hak-haknya pada dan mengajak perempuan lain untuk memperbaiki
pola pikirnya
Untuk laki-laki berikut adalah cara yang dilakukan untuk tidak melakukan tindak
mediskriminasi seorang perempuan.

a. Menjaga pandangan dan nafsunya ketika melihat seorang perempuan


b. Tidak memandang rendah perempuan dan menjaga kehormatannya
c. Selalu mengingat kasih sayang dari ibu
d. Saling mengingatkan sesama laki-laki untuk tidak melanggar hak-hak seorang
perempuan.

         Jika diskriminasi dalam gender dapat dihapuskan maka perempuan akan mendapat
perlakuan yang layak dan mendapatkan kesetaraan. Perempuan juga akan senantiasa merasa
aman karena setiap manusia telah menjaga martabat seorang perempuan. Dan hal ini harus
diteruskan diajarkan pada anak anak di masa yang akan datang mengingat perempuan
nantinya akan menjadi seorang ibu adalah salah satu pengantar kita nanti jika ingin masuk ke
surga.

C. KESIMPULAN

Diskriminasi gender merupakan hal yang masih terjadi di seluruh negara dalam
kehidupan bermasyarakat. Diskriminasi gender adalah bentuk perlakuan negatif yang
memberi perlakuan tidak adil yang didasarkan dua jenis kelamin. Kedudukan perempuan di
dalam islam sangatlah penting apalagi pada zaman sekarang wanita dipandang lemah oleh
sebagian orang. Namun, terkadang wanita dipandang hina, diperlakukan seperti barang
hingga dianggap sebagai warisan. setelah ajaran agama islam muncul, muncul juga nilai-nilai
dan paham tentang kemuliaan terhadap wanita yang terkandung dalam ayat ayat Al Qur’an.
Pada masa Jahiliyah, ketika lahir seorang anak berjenis kelamin perempuan ia harus
menyerahkan bayi tersebut kepada ayahnya untuk dikubur hidup-hidup karena pada masa itu
jika esok ia akan menikah dengan lelaki yang status sosialnya rendah dan nasib para istri
masyarakat Arab Jahiliyah dijadikan seolah-olah seperti harta warisan. Banyak peristiwa-
peristiwa dimana sebelum masuknya ajaran agama islam wanita sangat dipandang rendah
daripada kaum laki-laki. Tetapi, setelah islam datang terjadilah penyempurnaan hak-hak dan
derajat perempuan secara utuh.

Kejadian diskriminasi gender juga masih banyak terjadi pada masa sekarang,
perempuan banyak yang mengalami pelecehan, kekerasan khususnya dalam rumah tangga,
dan masih banyak lagi. Untuk menghilangkan diskriminasi gender perlu perubahan dari
perempuan dan laki laki seperti perempuan harus memiliki pola pikir bahwa perempuan juga
bisa melakukan apa yang dilakukan laki laki, menyuarakan hak haknya dll dan juga laki laki
seharusnya menjaga pandangan, menjaga kehormatan seorang perempuan dan tidak
memandang rendah. Diskriminasi seperti ini harus dihapuskan karena pada dasarnya Allah
SWT menciptakan manusia untuk hidup secara berdampingan.
DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, R. P. R. Kedudukan Perempuan Dalam Islam Menurut Siti Musdah Mulia


(Bachelor's thesis).

Ahmadi, A. D. KESETARAAN GENDER DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN


IMPLEMENKASINYA DALAM HUKUM ISLAM.

Badriyah, A. (2021). DISKRIMINASI GENDER PADA TOKOH PEREMPUAN DALAM


NOVEL SUNYI DI DADA SUMIRAH KARYA ARTIE AHMAD: KAJIAN
KRITIK SASTRA FEMINIS.

Hanapi, A. (2015). Peran perempuan dalam islam. Gender Equality: International Journal of
Child and Gender Studies, 1(1), 15-28.

Jurnal Penelitian, Pendidikan, dan Pembelajaran, 16(22).

Kholifah, N. Kedudukan perempuan dalam pandangan islam (analisis wacana kritis


terhadap buku Buya Hamka berbicara tentang perempuan (Bachelor's thesis, Jakarta:
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah)

Magdalena, R. (2018). Kedudukan perempuan dalam perjalanan sejarah (studi tentang


kedudukan perempuan dalam masyarakat Islam). Harakat an-Nisa: Jurnal Studi
Gender dan Anak, 2(1).

Rusli, M. (2011). Konsep Gender Dalam Islam. Kafaah: Journal of Gender Studies, 1(2),
151-158.

Unsriana, L. (2014). Diskriminasi Gender Dalam Novel Ginko Karya Junichi Watanabe.
Lingua Cultura, 8(1), 40-47.

Wibisono, Y. (2013). Konsep Kesetaraan Gender Dalam Perspektif Islam. Al-Mabsut: Jurnal
Studi Islam Dan Sosial, 6(1), 97-112.

Zubeir, R. (2012). Gender Dalam Perspektif Islam. An Nisa'a, 7(2), 119-133.

Anda mungkin juga menyukai