Anda di halaman 1dari 17

Rekap Tanya Jawab Member EMP, periode 4 November 2021

Dijawab oleh Limartha Adhiputra, di-review/dikoreksi/dilengkapi oleh Teguh Hidayat

Oct 29, 2021 at 6:13 AM


Jika harga IPO MitraTel Rp. 975, kira2 brp pbv nya?
& secara prospek apakah bagus MittaTel menurut pak Lim?

Jika MTEL IPO di harga 975 maka PBV sekitar 2.1x. Secara fundamental dan prospek
usahanya, MTEL termasuk bagus. Bisnis penyewaan tower telekomunikasi mengalami
peningkatan signifikan di masa pandemi karena penggunaan internet yang bertumbuh tinggi.
Tapi secara valuasi, MTEL sudah ditawarkan di harga premium dan overvalued dengan PBV
2.1x sehingga MTEL tidak menarik untuk dibeli dulu.
Nanti Pak Teguh akan membuat ulasan lengkap IPO Mitratel di www.teguhhidayat.com

Oct 29, 2021 at 6:51 AM


Dari LK Q3 yang keluar. Laba perbankan dan ASII (big caps) maupun 2nd liner ( Batubara,
banking spt BNGA) mengalami kenaikan walaupun periode Q3 kmrn PPKM yoy, apa
penyebabnya ya pak ? bisa dijelaskan analisanya karena waktu itu disebutkan kemungkinan
kinerja big caps turun, yang saya liat masi turun ada sektor consumer seperti UNVR laba Q3
nya pun masih turun yo6.
walau begitu IHSG tetap koreksi, tapi apakah melihat hasil LK Q3 ini koreksinya jadi terbatas,
kalo iya prediksi koreksinya terbatas sampe 6400 saja ( sebelumnya potensi koreksi berapa ya
pak kalau hasil Q3 jelek)?

Menurut kami, kinerja ASII yang bagus itu tidak mewakili kinerja emiten big caps pada
umumnya. Sekitar 85% pendapatan ASII berasal dari usaha otomotif, alat berat & tambang
batubara, dan perkebunan kelapa sawit, dimana ketiga sektor itu diuntungkan oleh insentif
pemerintah (gratis PPnBM), kenaikan harga batubara, dan kenaikan harga CPO. Untuk
batubara jelas kinerjanya bakal naik, dan kinerja BNGA sebenarnya masih turun dari sisi
pendapatan, tapi labanya naik signifikan karena beban CKPN-nya turun. Kemudian laba UNVR,
GGRM, HMSP masih turun semua. Dan jika bapak baca lagi laporan-laporan keuangan lainnya,
maka banyak diantaranya yang kinerjanya turun (secara quarter on quarter) seperti GJTL,
MAIN, dan emiten-emiten konstruksi.
Jadi kecuali emiten-emiten tertentu yang diuntungkan karena kenaikan harga komoditas dll,
maka kinerja emiten di Q3 ini secara umum turun dibanding Q2 kemarin, meski memang tidak
terlalu parah turunnya. Target kami untuk IHSG masih di 6,300 – 6,400.

Rata2 di perbankan kenaikan Laba, dikarenakan pengurangan CKPN & Beban bunga spti BBNI,
sedangkan dari sisi revenue tidak naik banyak /turun. Kalau kenaikannya karena efisiensi
bukan organik itu, persepsi pasar gimana ya pak mana yang lebih disukai investor asing ? bisa
dijelaskan pak bagaimana cara bank melakukan efisiensi dari total beban bunga dan CKPN ?
seperti BBNI sebenarnya bagiamana caranya menurunkan beban bunga sampai hampir
1/2nya LK Q3 ((8,824,673) (15,383,606)

Efisiensi penurunan beban bunga itu dikarenakan biaya dari sumber dana (cost of fund) BBNI
menjadi lebih murah. Misalkan sebelumnya komposisi sumber dana BBNI kebanyakan adalah
deposito dengan bunga tinggi sekitar 3-4% per tahun, maka saat ini sumber dananya lebih

1|TeguhHidayat.com Instagram @tghidayat


banyak tabungan atau giro yang bunganya sangat kecil hanya 0.5% per tahun. Dan bunga
deposito sendiri sekarang ini sangat rendah, kurang dari 3%. Karena itu, BBNI bisa langsung
menghemat beban bunga yang dibayarkan kepada nasabah. Sementara CKPN menjadi lebih
kecil karena sebelumnya BBNI sudah mencadangkan CKPN yang cukup besar. Dengan
perbaikan kualitas kredit, maka CKPN yang dicadangkan pun ikut menjadi kecil.

Oct 29, 2021, 9:01 AM


Selamat pagi. Saya ada ikut pembelian ABMM di 1650. Melihat harga hari ini di 1400 apakah
perlu avg down atau Cut loss atau hold saja?

ABMM dihold saja dulu sambil menunggu rilis LK Q3nya. Kondisi market yang koreksi dan
penurunan harga batubara membuat ABMM terkoreksi sementara. Jika kondisi market kembali
kondusif, ABMM kemungkinan akan kembali naik terutama jika kinerjanya tetap bagus sampai
Q4 nanti.

Oct 29, 2021 at 9:07 AM


1. Terkait harga batubara yg terus menerus turun ini mohon penjelasannya apa saja
penyebabnya selain intervensi NDRC China? Kenapa turunnya sudah sangat parah, padahal
pemulihan ekonomi sudah menunjukkan arah yg lebih baik, sehingga kejomplangan supply dan
demmand tidak seimbang. Apalagi November sudah memasuki winter. Menurut bapak
bagaimana tren penurunan harga batubara ini, apakah bapak melihatnya akan turun terus
hingga akhir tahun 2021 dan awal 2022? Apakah dengan situasi saat ini apakah bisa batubara
turun dibawah 120$? Apakah bapak masih optimis dengan sektor ini setidaknya hingga awal
tahun 2022?

Terlepas dari intervensi Pemerintah China, sejak awal harga batubara mencapai 270 dollar per
ton itu sama sekali tidak wajar. Di tahun 2018 saja, kenaikan harga batubara hanya mencapai
180 dolar per ton dan kemudian perlahan-lahan turun kembali. Jadi ada kemungkinan harga
batubara juga akan terus turun ke kisaran harga yang lebih wajar yaitu 100-140 dolar per ton
meskipun saat ini sudah memasuki musim dingin di negara belahan bumi utara. Ingat bahwa
pada masa krisis, harga batubara pernah hanya $50 per ton, jadi harga $100 – 140 per ton itu
juga termasuk tinggi. Harapan kami saham-saham batubara masih akan naik di akhir tahun
nanti sejalan dengan kenaikan IHSG dan kinerjanya yang sudah tercermin di LK Q3, serta
adanya ekspektasi bahwa PTBA dkk akan membayar dividen besar pada awal tahun 2022 nanti.

2. Mohon analisanya untuk Laporan Keuangan Q3 UNTR. Mengapa coal sales volumenya pada
QoQ anjlok 44%? Dengan kenaikan laba dan pendapatan UNTR Q3, apakah harga wajarnya
masih 28000 atau berubah pak? Bagaimana prospeknya hingga awal tahun?

Kinerja UNTR sampai Q3 2021 sudah sangat bagus. Penurunan volume penjualan batubara di
Q3 turun karena terkendala tinggi air sungai yang di bawah normal sehingga kapal pengangkut
batubara tidak bisa dimuat penuh. Untuk kisaran harga wajar masih di 28.000 tapi target
optimisnya bisa diupgrade ke 30.000. Prospek UNTR sampai awal tahun 2022 masih bagus
terutama jika harga batubara sudah stabil di level tertentu (perkiraan $100 – 140) dan IHSGnya
kembali menguat.

2|TeguhHidayat.com Instagram @tghidayat


Oct 29, 2021 at 9:54 AM
Saya mengerti kalau Pak Teguh sedang menyiapkan dana karena IHSG kemungkinan menuju ke
6400. Pertanyaan saya adalah:
1. Dalam pengumpulan dana ini apa yang menjadi pertimbangan menjual ISSP dan LSIP?
Kenapa bukan LINK (laporan keuangan Q2 bahkan belum keluar), SGRO (analisa terakhir
menunjukkan kinerja batubara lebih baik dari saham) atau saham lainnya? Saya ingin me
mahami pertimbangan apa akhirnya memutuskan memilih kedua saham tersebut.
2. Analisa kemungkinan menuju ke 6,400 apakah menggunakan level support teknikal? Karena
saya melihat ada level support teknikal terdekat di 6500.

1. ISSP dan LSIP dilepas dulu karena keduanya sudah dalam posisi profit dan sahamnya lebih
likuid saat ini. Sementara LINK dan SGRO sahamnya kurang likuid sehingga kita sulit untuk
keluar langsung.
2. Betul pak. Analisanya menggunakan support teknikal. Mungkin analisanya tidak persis sama
tapi intinya IHSG bisa koreksi dulu.

Oct 29, 2021 at 11:02 AM


Saya ikut membeli ISSP sesuai rekomendasi, namun telat membaca rekomendasi jual di
Telegram, sehingga harga sudah jauh di bawah harga jual pak Teguh.
Bagaimana rekomendasi action yang harus dilakukan dalam case semacam ini, dan
spesifiknya apa yang sebaiknya dilakukan dengan saham ISSP di portfolio saya?
Mohon maaf jika sudah pernah dibahas sebelumnya, karena saya baru bergabung bulan ini.

Jika posisi cash ibu saat ini masih kurang dari 30-40%, maka ISSP boleh ikut dilepas. Tapi jika
posisi cashnya sudah cukup, maka ISSP masih boleh dihold sambil menunggu rilis LK Q3.
Prediksi kami, kinerja ISSP di Q3 masih bagus sehingga ISSP masih ada peluang untuk naik ke
400-500. Kami melepas ISSP dan LSIP karena kami memprediksi IHSG akan turun dulu sehingga
kami harus mengumpulkan cash lagi mengingat posisi cash di rekening cermin kemarin sudah
menipis.

Oct 29, 2021 at 11:50 AM


1. LK SGRO sudah terbit, dan hasilnya tidak lebih bagus dari Q2 (walaupun labanya tetap naik).
ROE 16%. Berapa harga wajar SGRO ini berdasarkan LK terbarunya? (Dan saya rasa dalam
memvaluasi harga wajarnya kita harus mendiskonnya karena likuiditasnya pak CMIIW). Lalu
kenapa pak teguh lebih pilih keluar dari LSIP dibanding SGRO padahal LK LSIP sendiri belum
terbit sedangkan LK SGRO ini sudah terbit dan hasilnya tidak lebih bagus dari Q2.
2. Bagaimana pandangan bapak terhadap saham MYOR. Apakah MYOR cocok untuk dijadikan
legacy stock? Bagaimana ruang pertumbuhannya dalam 5-10 tahun kedepan? Serta porspek
dan risiko yang dihadapi MYOR itu sendiri

1. Harga wajar SGRO masih di 3.000-3.500, dan itu sudah didiskon berdasarkan pertimbangan
likuiditas sahamnya yang seret. ROE 16% itu masih bagus, dan pada akhir tahun nanti ROE
tersebut berpeluang untuk naik lagi seiring dengan masih tingginya harga CPO (jadi berbeda
dengan harga batubara yang sudah kembali anjlok). LSIP dilepas dulu karena sahamnya jauh
lebih likuid sehingga kami bisa keluar sekaligus. Sementara SGRO sahamnya kurang likuid dan
cukup sulit untuk keluar dalam jumlah besar sekaligus.

3|TeguhHidayat.com Instagram @tghidayat


2. Analisa MYOR bisa dibaca disini https://www.teguhhidayat.com/2019/07/legacy-stock-
series-mayora-indah.html. Potensi pertumbuhan kinerja MYOR untuk jangka panjang masih
bagus, karena tingkat konsumsi biasanya akan meningkat sejalan dengan
bertumbuhnya populasi dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Oct 29, 2021 at 1:33 PM


1. Saya mengikuti Pak Teguh masuk di ABMM di harga 1650, namun harga sahamnya malah
turun keesokan hari nya. Apa yang menyebabkan penurunan harga ABMM ini dan apakah msh
bisa untuk di avg down?
2. Bagaimana pandangan Pak Teguh dan Pak Lim tentang rencana IPO Mitratel?

1. ABMM turun karena market merespon terhadap penurunan harga batubara. Selain itu,
koreksi IHSG kemarin juga masih membuat saham-saham batubara dilepas oleh investor. Saat
ini, ABMM sebaiknya dihold saja sambil menunggu rilis LK Q3nya dan menunggu kondisi
marketnya lebih stabil dulu.
2. Analisa IPO Mitratel nanti disampaikan lengkap di blog.

Oct 29, 2021 at 2:32 PM


Izin bertanya bagaimana analisis harga saham saat ini dan prospek kedepannya untuk KICI dan
PMJS, pak.

Analisa KICI bisa dibaca di EIP Q2 2021. Secara valuasi, KICI masih undervalued dan menarik
dibeli di harga <250.
PMJS adalah perusahaan dealer resmi mobil Merk Mitsubishi, Mercedes Benz, dan Nissan yang
saat ini diuntungkan dengan adanya insentif PPnBM 0% untuk mobil. Kinerjanya sampai Q3
2021 juga bagus dan sudah kembali bertumbuh dibanding tahun 2020 lalu sehingga secara
prospek perusahaannya masih bagus. Tapi sayangnya ROE PMJS relatif kecil dengan rata-rata
hanya 5-6% saja dan sahamnya juga tidak likuid. Jadi dengan PBV 0.89x dan PER 14x saat ini,
valuasi PMJS sudah termasuk wajar dan belum menarik.

Oct 29, 2021 at 6:30 PM


Masih bisa masuk saham issp smdr mpmx?

Untuk ISSP kami sudah tidak rekomen lagi karena harganya sudah jauh diatas harga best
buynya. Best buy ISSP <300. SMDR bagus tapi sebaiknya jangan pakai dana terlalu besar. Tapi
untuk MPMX masih boleh masuk di harga 750 karena sahamnya masih belum terlalu jauh dari
harga best buy <700. Analisanya bisa dibaca di EIP Q2 2021.

Oct 30, 2021 at 6:39 PM


1. Akhir2 ini semakin banyak perusahaan yang listing, mohon informasi tahapan singkat
untuk meng-IPO kan perusahaan. Apakah bapak ada rencana meng-IPO kan juga sebagai
perusahaan investasi?
2. Apakah bapak ada rencana ada masuk ke MRAT? ROE nya mengapa hanya 1,3% ya
sementara PBV nya di 0,3x terima kasih

4|TeguhHidayat.com Instagram @tghidayat


1. Mengenai informasi tahapan IPO bapak bisa langsung cek
disini https://gopublic.idx.co.id/how-to-ipo/?slide=0. Sejauh ini kami belum ada rencana untuk
IPO.
2. MRAT secara fundamental tidak bagus. Kinerjanya terus merugi dan kalo untung pun
labanya kecil sekali sehingga ROEnya pun sangat tipis. Jadi sahamnya tidak menarik dibeli.
Memang ini berlawanan dengan fakta bahwa ‘Mustika Ratu’ merupakan merk kosmetik yang
sangat terkenal, tapi selama kinerja perusahaan buruk seperti itu, maka sahamnya juga gak
akan kemana-mana.

Oct 31, 2021 at 12:18 PM


1. Saya pegang BBNI ( niat awal sebagai legacy stock): Avg 5041,11 harga saat ini sudah
sampai atau mendekati harga wajar 7000-an ...apakah saya take profit kalo IHSG ada potensi
turun atau saya hold minimal sp akhir tahun (window dressing) atau tetap hold sbg legacy
stock dg tetap DCA tiap bulan (saat ini cash 30%).
2. LK Q2 Link ,ROE 19,6 % PBV 2,3 PER 11,8 (mhn koreksi kalo salah), saat ini apa ada
perubahan utk target price? (saya pegang 24% porto) bagaimana saran pak Lim

1. Jika tujuannya sebagai legacy stock, maka BBNInya memang tidak boleh dijual dalam kondisi
apapun. Bapak bisa baca lagi artikel berikut https://www.teguhhidayat.com/2020/11/menjual-
saham-legacysaham-yang-tadinya.html.
Disisi lain, karena betul bahwa BBNI sekarang sudah tidak murah lagi, maka bapak jangan
beli/DCA lagi, melainkan dana cash yang ada bisa dibelikan saham lain dulu.
2. Kinerja LINK sampai Q2 2021 masih sesuai ekspektasi jadi untuk LINK target pricenya masih
di 4.000-5.000 dengan asumsi LINK akan diakuisisi di harga 5.000. Jika bapak sudah punya LINK,
maka masih boleh dihold. Tapi jika ingin switch ke saham lain juga boleh dan LINK-nya bisa
dikurangi sebagian.

Oct 31, 2021 at 6:08 PM


1. KICI: meski penghasilan dari FabFitFun tak bertambah banyak dibanding Q2 dan baik
penjualan serta ROE yang disetahunkan sedikit turun dibanding Q2, namun ROE Q3-nya masih
sangat bagus apalagi kalo dilihat dari PER dan PBV yang masih cukup rendah. Selain itu juga
KICI ini sudah dibahas di EIP Q2 dan harga saat ini masih di sekitar harga acuan saat itu.
Apakah KICI menarik untuk dibeli, terlepas dari ROE-nya yang sedikit menurun tadi dan
mengabaikan kemungkinan IHSG koreksi, isu tapering dll? Atau sebaiknya menunggu market
koreksi dulu. Berapa harga best buy-nya berdasarkan hasil Q3?

KICI masih menarik dibeli, tapi karena sahamnya termasuk saham second liner dan tidak likuid,
mungkin KICI akan lebih lambat jalannya dibanding saham lain, tapi disisi lain dia tidak akan
dipengaruhi oleh IHSG, jadi khusus untuk KICI ini kita gak perlu khawatir apakah IHSG akan naik
atau turun. Kinerja KICI di Q3 kurang lebih sama dengan Q2, jadi best buy KICI masih <250
dengan kisaran harga wajar 350-400.

2. Pertanyaan serupa untuk SMDR, melihat ROE yang sangat bagus sementara PER dan PBV
masih cukup rendah.

Untuk SMDR sebetulnya bagus tetapi kelemahan emiten perkapalan adalah beban depresiasi
asetnya yang sangat besar sehingga kinerjanya sulit bagus dan sahamnya pun selalu dihargai

5|TeguhHidayat.com Instagram @tghidayat


pada valuasi murah. Dan saat ini SMDR diuntungkan dengan meningkatnya ekspor dan lalu
lintas pengiriman barang selama masa pandemi, bahkan sempat terjadi kelangkaan kontainer
sehingga labanya pun naik signifikan. Jadi SMDR boleh masuk di harga <700 jika kinerja Q3nya
masih bagus dengan kisaran harga wajar 900-1.000. Tapi mengingat kinerja SMDR sebelumnya
cenderung biasa-biasa saja dan kelangkaan kontainer bisa sewaktu-waktu berakhir, maka
alokasinya maksimal 10% saja.

Nov 1, 2021 at 12:10 AM


Mohon analisa Bpk untuk saham BNGA. Saya lihat valuasinya menarik untuk kategori bank
buku IV dengan PER 6.25 dan PBV 0.6. Dari sisi performa laba juga saya lihat sudah recover
seperti sebelum pandemi.
Bagaimana peluang dan risikonya? Terima kasih.

Fundamental BNGA termasuk bagus, begitu juga dengan prospeknya yang masih cerah sejalan
dengan pemulihan ekonomi dan itu sudah tercermin pada labanya sampai Q3 2021 yang sudah
kembali pulih dan bertumbuh. Sebelumnya ROE BNGA pernah stabil di 8-9%, maka PBV
wajarnya 0.8x dengan harga wajar di kisaran 1.300-1.500. Untuk best buy <900 dan bapak
boleh masuk dengan porsi maksimal 10% dari portofolio.

Nov 1, 2021 at 5:28 AM


1. Mohon analisis, pendapat, dan strategi (terutama mengenai perubahan signifikan akun-
akun dalam LK) LK MAIN Q3.

Sampai Q3 2021, LK MAIN mengalami kenaikan di akun aset lancar terutama pada pos piutang,
persediaan, nilai aset biologis, dan uang muka. Di sisi liabilitas juga terjadi kenaikan pada
pinjaman bank dan utang usaha yang digunakan untuk membeli bahan baku dan menambah
persediaan. Jadi secara umum, laporan posisi keuangan MAIN masih wajar dan aman. Dari
laporan laba rugi juga tidak terdapat kenaikan yang signifikan, penjualan sampai Q3 2021
masih bertumbuh dibanding Q3 tahun lalu, dan secara kuartalan, penjualan MAIN sedikit turun
akibat PPKM di Q3 2021. Tapi kinerjanya di Q3 justru rugi sehingga laba akumulatifnya turun
signifikan menjadi 19 miliar dari laba akumulatif sampai Q2 2021 sebesar 129 miliar. Sebagai
perusahaan poultry yang sangat terdampak oleh menurunnya permintaan daging ayam dan
telur karena PPKM, penurunan kinerja MAIN di Q3 sudah sesuai prediksi kami, dan harapannya
di Q4 ini, MAIN mampu meningkatkan kinerjanya kembali seiring dengan pelonggaran PPKM
dan hari besar Natal di akhir tahun nanti.

2. Untuk emiten poultry yang semi cyclical, apakah kenaikan utang "boleh diabaikan" dengan
alasan "jika pada waktunya nanti harga ayam naik, sahamnya akan ikutan naik"?

Selama kenaikan utangnya masih wajar (misalnya DER-nya masih dibawah 2 kali) dan tujuan
utangnya jelas, maka hal itu tidak akan terlalu berdampak pada harga sahamnya. Saham
poultry memang biasanya akan bergerak naik jika harga ayam naik karena market berharap
kinerjanya juga akan bagus, tetapi jika kinerjanya ternyata jelek, maka sahamnya pun akan
turun lagi.

Nov 1, 2021 at 12:03 PM


Dari porto saya dibawah, mana yg sebaiknya dijual mana yg bs di hold?

6|TeguhHidayat.com Instagram @tghidayat


Pilihan sahamnya sebetulnya sudah bagus tapi untuk INDY dan ITMG, harga belinya sudah
ketinggian dan kami sudah tidak rekomen untuk masuk di harga itu karena sangat beresiko
turun akibat koreksi harga batubara. Jadi untuk saat ini, ibu boleh hold saham-sahamnya dulu
sambil menunggu rilis LK Q3nya. Jika LK Q3nya ternyata turun atau tidak sesuai ekspektasi,
sebaiknya sahamnya dilepas saja terutama INDY dan ITMG. Untuk KICI dan MLIA, LK Q3nya
sudah keluar dan hasilnya bagus, jadi sahamnya masih boleh dihold.

Nov 1, 2021 at 1:45 PM


1. Beberapa Emiten konsumer membukukan penurunan laba, tp sy liat utk MLBI dan DLTA
tetap stabil dr Q1 sampe Q3. Pdhl seharusnya pendapatan dan laba mereka selama Q3
menurun akibat PPKM, dimana hotel dan tmpt hiburan tutup, tp malah bisa stabil ya.
Bagaimana pendapat nya pak?
2. Utk ADMF spt nya cukup bagus utk Q3 ini ya. Ada kenaikan laba kuartalannya. Mungkin kah
efek dr insentif PPNBM?

1. Strategi penjualan minuman beralkohol selama pandemi ini sudah banyak beralih dari yang
sebelumnya lebih banyak dijual di hotel dan tempat hiburan menjadi penjualan online dan di
toko, swalayan, maupun hypermarket. Orang-orang tidak lagi mengonsumsi minuman
beralkohol di hotel dan tempat hiburan melainkan membelinya dan dikonsumsi di rumah.
Karena itu kinerja MLBI dan DLTA tetap stabil meskipun PPKM diterapkan di Q3 kemarin.
2. Betul pak. Kenaikan laba ADMF di Q3 memang dipengaruhi adanya insentif PPnBM dimana
ADMF membukukan kenaikan pembiayaan mobil baru sebesar 55% YoY. Tapi secara umum
kami anggap kinerja ADMF masih belum sama bagusnya seperti sebelum pandemi.

Nov 1, 2021 at 1:54 PM


Saya ingin bertanya.

7|TeguhHidayat.com Instagram @tghidayat


1. saham indr sudah rilis laporan keuangan dan hasilnya meskipun QOQ turun sedikit tapi
secara YOY masih meningkat sangat pesat, apakah saham ini masih layak hold dan berapa
target price nya? saya punya di 4020
2. bagaimana pandangan pak lim terhadap KICI, apakah layak dibeli dan brp best buy serta
target pricenya?

1. INDR masih boleh dihold. Sahamnya mungkin baru akan jalan lagi jika marketnya sudah
kondusif. Kisaran harga wajarnya di 5.000-6.000.
2. KICI masih menarik dibeli, LK Q3nya sudah keluar dan hasilnya bagus. Karena sahamnya
termasuk saham second liner dan tidak likuid, mungkin KICI akan lebih lambat jalannya
dibanding saham lain. Analisa KICI bisa dibaca di EIP Q2 2021 lalu. Best buy KICI masih <250
dengan kisaran harga wajar 350-400.

Nov 1, 2021 at 10:37 PM


Saya punya WIKA di harga rata2 900. Namun saya khawatir untuk terus pegang ke akhir tahun
mengingat kinerja Q2 2021 hanya memiliki ROE 1,21 dan PER 50,54%. Jadi secara fundamental
WIKA harus nya kurang baik, dan saham ini memang saya beli sebelum belajar dgn pak teguh.
Saya bingung kenapa sentimen pasar terus baik dan hanya mengira2 bahwa kemungkinan
WIKA termasuk saham terbaik di Infrastruktur (dibanding WSKT), DER rendah dan baru
mengakuisisi Gesits sehingga mungkin itu sentiman pasar jadi baik.
1) Bagaimanakah melakukan valuasi saham infrastruktur karena mengingat kinerja akan sulit
dilihat dari Q2 2021 saja sedangkan pembayaran sektor Infrastruktur adalah per Termin?

Untuk memvaluasi saham konstruksi sebetulnya sama saja seperti saham-saham lainnya. Tapi
yang menjadi masalah saat ini adalah kinerja emitennya yang sedang turun akibat terdampak
pandemi, jadi secara valuasi emiten konstruksi terlihat mahal.

2) Apakah sebaiknya saya hold atau pindah ke valuasi fundamental yang lebih seperti MNCN
untuk Jan 2021. Saya khawatir keluar LK Q3 2021 maka akan terlihat kinerja saat itu
kemungkinan akan kurang baik dan harga WIKA bisa terus turun. Bisakah mencapai kinerja Jan
2020 Rp2250.. Terimakasih

Jika bapak sudah pegang WIKA, maka bisa pertimbangkan dihold dulu karena biasanya kinerja
emiten konstruksi akan membaik di akhir tahun seiring selesai termin pekerjaan dan juga
pembayarannya sehingga harga sahamnya juga kemungkinan akan naik terutama di bulan Des
sampai Jan nanti. Harapannya, WIKA bisa kembali naik ke level 2.000an seperti di bulan Jan
2021 lalu.

Nov 2, 2021 at 11:18 AM


Kemarin ITMG Sempat menyentuh harga 27.000 sekian Dan Saya gak Take Profit Karena Saya
mempertimbangkan HBA masih tinggi Dan sangat yakin dengan LK Q3 nya pasti bagus Karena
Saya Melihat impor Batu bara ITMG terbesar impor ke negara china
Saya juga Melihat biasa ITMG di awal Nov akan bagikan Dividen Dan biasa jumlah nya Juga
gak kecil ..
Apakah biasa saat mau Rups dividen Saham nya akan Naik duluan?
Mohon saran nya lebih baik gimana pak

8|TeguhHidayat.com Instagram @tghidayat


Karena sekarang harga Batu bara turun terus Dan ITMG juga ke ikut turun sampai sekarang
sisa 21.000 sekian
Saya avg harga 15.200 sekian
Cash 32 % Porto Batu bara 30%
Mohon saran nya pak Lim ..

ITMG sudah memutuskan untuk membagikan dividen interim sebesar 1.218 rupiah per saham.
Biasanya harga sahamnya akan naik lagi atau setidaknya akan relatif stabil sampai tanggal cum
dividennya. Jadi bapak masih boleh hold dan baru dijual pada tanggal cum dividennya 10
November 2021. Sebenarnya penurunan harga batubara itu sudah kami ‘warning’ sebelumnya
(boleh baca rekap tanya jawab yang lalu), tapi karena bapak masih pegang dan sahamnya
memang sudah turun, maka boleh juga dihold saja. Karena betul bahwa kinerjanya untuk Q3
harusnya akan cukup bagus, jadi sahamnya gak akan ke 15,000 lagi, dan masih berpeluang
untuk naik ke 27,000 lagi sampai awal 2022 nanti.

Oct 30, 2021 at 1:28 PM


1. saham big sudah pada keluar, HMSP, GGRM, UNVR, BBCA, ASII, BBRI, BBNI. Secara umum
tidak terlalu jelek ya pak q3 nya? dampak 'lockdown' tidak terlalu berat, mungkin ihsg tidak
akan koreksi dalam? jika ada konsolidasi lagi? berapa best buy UNVR dan ASII pak? dan harga
wajarnya?

Betul tidak terlalu jelek, tapi juga tidak lebih baik dibanding Q2 kemarin, dan di kelompok
emiten second liner kinerjanya banyak yang turun. Jadi kami masih melihat bahwa IHSG akan
turun. Untuk UNVR kami belum rekomen buy, tapi jika untuk jangka panjang, bapak boleh beli
secara rutin. Untuk ASII best buy <5.500 dengan kisaran harga wajar 7.000-8.000.

2. LSIP pak Teguh sudah tp, ternyata AALI hasil LK q3nya bagus, sehingga LSIP ikut naik
juga. Apakah LSIP boleh di tambah pak? sekarang sy hanya pegang LSIP utk CPO sebesar 10%.
Atau di lepas dulu saja? saldo masih ada 30%. Berapa harga wajar AALI dan LSIP dan best buy
nya? atau mending sy masuk SGRO or CPO lainnya?

LSIP dihold saja sambil menunggu rilis LK Q3nya. Jika LKnya bagus seperti AALI, bapak boleh
tambah posisi LSIP sampai 20% di harga <1.400. Untuk kisaran harga wajar AALI <12.000-
13.000, best buy <9.000. LSIP kisaran harga wajar 1.800-2.000. Jika bapak ingin diversifikasi,
maka boleh masuk SGRO di harga <2.300 sebanyak 10% karena LK Q3nya sudah keluar dan
hasilnya cukup bagus.

Nov 2, 2021 at 2:20 PM


Selamat siang pak lim saya ingin bertanya terkait harga batubara yang longsor dalam waktu
singkat, saya kira hari ini saham coal bakal arb semua tp ternyata tidak , di sebutkan di EMP
november pak teguh ingin masuk ke ITMG , PTBA, MBAP pada harga berapa pak teguh
mengincar saham2 tersebut? kemudian untuk ABMM di hold saja kah setelah harga coal anjlok
dalam seperti ini ?

9|TeguhHidayat.com Instagram @tghidayat


Untuk ITMG kami mungkin akan pertimbangkan untuk masuk jika harganya koreksi ke <18.000,
PTBA 2.400-2.500, dan MBAP di 3.000-3.300. Untuk ABMM saat ini masih akan dihold dulu
dengan harapan harga sahamnya akan naik lagi jika LK Q3nya bagus.

Nov 2, 2021 at 4:17 PM


Saya ingin bertanya soal IPO Miratel, meskipun saya tahu Pak Teguh menghindari saham IPO.
Namun, emiten Miratel ini dari laporan keuangannya relatif bagus dan bisnis tower ke depan
juga cukup menjanjikan, setidaknya terbukti dari emiten sejenis seperti TOWR dan TBIG.
Bagaimana prospek Miratel, dan apakah cocok untuk investasi jangka panjang? Berapakah
perhitungan PBV serta PER-nya versi Pak Teguh/Pak Lim pasca penambahan modal IPO,
apakah cukup bersaing dng TOWR dan TBIG?

Secara fundamental dan prospek usahanya, Mitratel termasuk bagus. Bisnis penyewaan tower
telekomunikasi mengalami peningkatan signifikan di masa pandemi karena penggunaan
internet yang bertumbuh tinggi. Tapi secara valuasi, IPO Mitratel sudah ditawarkan di harga
premium dan overvalued sehingga tidak menarik untuk dibeli. Sebaiknya biarkan saja

10 | T e g u h H i d a y a t . c o m Instagram @tghidayat
sahamnya listing dulu, lalu tunggu perkembangan kinerja perusahaan dan harga sahamnya
selama 6 – 12 bulan. Jika sejak awal harga IPO-nya mahal, nanti dia akan turun dengan
sendirinya. Jika harga IPO Mitratel ditetapkan di harga 975, maka PBVnya adalah 2.1x. Memang
valuasinya lebih rendah dibanding TOWR dan TBIG yang PBVnya sudah mencapai 5.5x dan 7.2x.
Tapi valuasi itu juga sebanding dengan ROE MTEL yang lebih kecil dibanding TOWR dan TBIG.
Jika kita menggunakan laba semester 1 2021 sebesar 700 miliar disetahunkan menjadi 1.4
triliun dan ekuitas setelah IPO 28 triliun, maka ROEnya hanya 5% saja. Sementara ROE TOWR
dan TBIG masing-masing adalah 32% dan 15%, jauh lebih tinggi dibanding MTEL.

Nov 2, 2021, 3:54 PM


Saya ada Average Pgas di 1365, berdasarkan LK Q3, yg pendapatan nya sudah ada kenaikan,
menurut Pak Lim apakah masih layak di hold di average 1365 itu atau sebaik nya di lepas dulu,
melihat trend nya IHSG saat ini mulai turun

PGAS masih boleh dihold karena kinerja Q3 2021nya masih bagus. ROE PGAS berdasarkan LK
Q3 mencapai 15%, jadi perkiraan harga wajarnya ada di kisaran 2.000-2.200. Harapannya PGAS
bisa naik ke kisaran harga wajarnya itu jika kinerjanya tetap bagus dan harga gas tetap stabil di
harga tinggi akibat krisis energi. PGAS akan koreksi dulu mengikuti kondisi pasar, tapi jika IHSG
kembali naik, maka PGAS juga berpeluang naik lagi.

Nov 2, 2021 at 5:52 PM


1. Saya ada pegang BBNI di kisaran 4400an, sekarang floting profit. Namun melihat kinerja
BBNI yang ternyata ditopang oleh efisiensi beban, bagaimana dengan target price BBNI
berdasar LK Q3 nya?
2. saya sempat masuk terburu2 ke PTBA di harga 2770 sekitar 10% porto dan sekarang PTBA
turun terus. Lalu membaca market planning ada rencana Avere yang akan masuk kembali ke
PTBA. Bagaimana saran Pak Lim apakah sebaiknya saya cutloss dulu lalu masuk lagi atau lebih
baik hold saja lalu tambah muatan?

1. Target price BBNI ada di 8.000. BBNI mungkin akan turun dulu jika IHSG turun, tapi sampai
dengan awal tahun 2022 nanti maka prospeknya masih cukup bagus.
2. PTBA boleh dihold dulu sambil tunggu harga sahamnya stabil kembali. Jika harga batubara
sudah stabil dan keluar dari tekanan intervensi pemerintah China, maka PTBA dan saham
batubara lainnya kemungkinan akan naik kembali.

Nov 2, 2021 at 2:20 PM


Saya mempunyai pertanyaan sbb, mohon bantuannya:
1. Saat ini harga batubara newcastle drop ke $155, apakah Pak TH tetap mengincar saham
batubara atau ada perubahan strategi?
2. Cash saya saat ini sekitar 14%, dengan melihat situasi sekarang ini, apa harus ditambah?
Note:
Saham2 di porto saya (ASII, BBNI, BBTN, INKP, MNCN, SGRO) masih floating profit walaupun
turun jauh dari beberapa waktu sebelumnya, jadi kalau mau mengumpulkan cash, apakah
harus dijual walaupun keuntungan belum maksimal? Di sisi lain, takut ketinggalan kereta juga
saat window dressing.

11 | T e g u h H i d a y a t . c o m Instagram @tghidayat
1. Kami tetap mengincar saham-saham batubara karena kinerjanya diprediksi akan bagus
sampai akhir tahun. Penurunan harga batubara seharusnya akan tertahan di level 120-140
dolar per ton karena permintaan batubara tetap tinggi menjelang musim dingin, dan pada
harga segitu maka PTBA dkk akan tetap cuan. Jadi sejauh ini belum ada perubahan strategi.
2. Saat ini sebetulnya sudah sedikit terlambat jika baru ingin mengumpulkan cash karena
saham-saham sudah cenderung turun. Dan saham-saham di portofolio bapak juga sudah bagus
dan kinerja Q3nya juga lebih bagus dari ekspektasi, jadi bapak bisa hold saja saham-saham
yang ada. Untuk cashnya, nanti bisa digunakan untuk menambah posisi lagi atau masuk di
saham lain yang kinerja Q3nya bagus.

Nov 2, 2021 at 10:42 PM


saya ingin berinvestasi jangka panjang pada sektor property,dan pilihan saya jatuh pada
saham property milik grup lippo,dengan pertimbangan group lippo memiliki proyek MEIKARTA
yg masih memiliki lahan yang sangat besar dan sangat prospek sekali,tapi sayangnya seperti
yang kita tahu pada proyek meikarta itu masih ada masalah hukum,kkn,politik jadi proyek itu
masih belum bisa jalan sebagaimana yang direncanakan,tapi saya yakin suatu saat dengan
peralihan/pergantian kekuasaan pemerintah daerah(gubernur dalam hal ini)pasti proyek
meikarta akan jalan...pertanyaan saya apabila kita ingin berinvestasi pada saham group lippo
dengan pertimbangan proyek meikarta seperti yg dijelaskan diatas sebenarnya saham apa
yang sebaiknya saya beli apakah saham LPCK atau LPKR ?atau sebenarnya saham grup lippo
mana yg memiliki proyek meikarta itu LPCK atau LPKR?mohon penjelasan

Jika bapak membeli LPCK/LPKR dengan pertimbangan seperti yang bapak jelaskan, maka itu
lebih dekat ke spekulasi karena hal-hal seperti ‘ketika terjadi pergantian kekuasaan, maka
meikarta akan jalan’, itu hanya asumsi saja, bukan analisa berdasarkan data dan fakta. Jadi
akan lebih baik jika kita tunggu saja sampai meikarta tersebut benar-benar kembali berjalan,
dan LPCK juga kembali profit, baru kita beli sahamnya (LPCK, bukan LPKR, karena Meikarta itu
dipegangnya oleh LPCK).

2.bagaimana menurut bapak dengan saham BTON(betonjaya manunggal tbk)?apakah saham


ini layak untuk investasi?atau saham ini merupakan saham gorengan

BTON secara size perusahaan dan jumlah saham yang beredar di market terlalu kecil sehingga
menurut kami sahamnya belum cukup aman untuk invest dan sangat rawan digoreng bandar.

Nov 3, 2021 at 6:40 AM


1. Saya mau menanyakan terkait saham SMDR, saya cek laba kotorny adalah 80 juta dolar dan
laba bersih entitas induknya 51. Namun kalau syaa baca dari pajak penghasilannya (notes 29)
jadinya prushaan rugi 4 juta setelah dikurangi bagian laba u/ entitas anak. Ini saya agak
bingung, mohon penjelasannya

Sebagai perusahaan induk, pajak yang akan dibayarkan SMDR akan dikonsolidasikan dengan
pajak yang sudah dibayarkan oleh entitas anak perusahaannya. Jika setelah konsolidasi, laba
sebelum pajak SMDR adalah sebesar 80 juta dolar, sedangkan laba sebelum pajak milik entitas
anak adalah 84 juta dolar, maka laba sebelum pajak entitas anak SMDR lebih besar dari laba
sebelum pajak konsolidasinya. Artinya jumlah pajak yang akan dibayarkan oleh entitas anak
juga lebih besar daripada pajak konsolidasi yang akan dibayar oleh SMDR sehingga akan terjadi

12 | T e g u h H i d a y a t . c o m Instagram @tghidayat
selisih lebih pembayaran pajak oleh entitas anak. Laba sebelum pajak SMDR kemudian
disesuaikan dengan beda waktu dan beda tetap, dan hasilnya laba yang akan dikenakan pajak
SMDR menjadi minus sehingga SMDR tidak perlu lagi membayar pajak penghasilan.

2. Mohon prospek terkait sahan BAJA yg punya kenaikan pendapatan yg cukup signifikan dan
memang dri pendapatan

BAJA dan emiten sektor besi dan baja lainnya sebetulnya diuntungkan dengan kenaikan harga
besi dan baja dunia di tengah menurunnya pasokan selama pandemi dan kapasitas produksi
yang tidak maksimal. Tetapi kami sulit memprediksi sampai kapan kinerjanya akan bagus
karena historis kinerja BAJA sebelumnya tidak bagus. Jadi kami tidak rekomen beli BAJA karena
secara historis, kinerjanya tidak bagus dan prospeknya juga sulit diprediksi. Selain itu, valuasi
BAJA saat ini juga sudah overvalued dengan PBV 2.4x (dan memang sahamnya sudah naik
banyak dan saat ini sudah mulai turun kembali).

Nov 3, 2021 at 9:21 AM


1. Mohon analisa saham INDF untuk jangka menengah apakah layak? Best buy dan target
price?
2. Cara menghitung best buy dan target price suatu saham detailnya bagaimana pak?

1. INDF secara prospek masih bagus, kontribusi pertumbuhan laba dari ICBP dan SIMP saat ini
masih diprediksi akan meningkatkan kinerja INDF ke depannya. Jadi INDF boleh dibeli di harga
<6.000 dengan kisaran harga wajar di 8.000-9.000.
2. Untuk perhitungan nilai intrinsik atau harga wajar saham, selengkapnya bisa tonton
videonya disini: https://www.teguhhidayat.com/p/value-investing-basic-advanced-class.html.
Durasinya total 9 jam. Untuk lebih jelas, bapak bisa mengikuti seminar Pak Teguh, karena
metode perhitungan harga wajar akan diajarkan disana. Setelah menghitung nilai intrinsik,
nanti bapak bisa menentukan harga best buynya yaitu dengan dengan mengurangkan harga
wajarnya dengan margin of safety sebesar 35%.

Nov 3, 2021 at 3:22 PM


a. HRUM labanya naik 100 % lebih,dengan prospek batu bara dan nickel yg bagus ke
depannya,berapa harga wajarnya yah pak sekarang?
b. MAIN dan GJTL sama2 mengalami pertumbuhan laba bersih tetapi harga sahamnya malah
turun yah pak,dan berapa harga wajar masing2 sekarang yah pak!

1. Kisaran harga wajar HRUM hanya sekitar 4.000an saja. Saat ini HRUM sudah naik tinggi
karena terdorong sentimen nikel kemarin. Jadi harganya sudah overvalued dan rawan
terkoreksi.
2. Meskipun laba bersih MAIN dan GJTL sudah lebih bagus dari tahun lalu, tapi di Q3 kemarin,
secara QoQ laba keduanya kembali turun akibat terdampak PPKM. Jadi harga sahamnya pun
sulit untuk naik. Untuk kisaran harga wajar MAIN masih di kisaran 1.200-1.300 dan GJTL di 1.5-
1.700.

Nov 3, 2021 at 5:55 PM


1. Ingin menanyakan IPO MTEL, setelah ditambah kan dengan dana IPO sebesar 24 Triliun, PBV
menjadi 2.16 dan ROE menjadi 4 %, apakah valuasinya tergolong mahal?

13 | T e g u h H i d a y a t . c o m Instagram @tghidayat
2. Mengenai saham SPMA apakah layak masuk? Atau lebih baik INKP saja?

1. Analisa MTEL nanti dibahas lengkap di blog.


2. SPMA tidak punya historis kinerja yang bagus di masa lalu, sahamnya tidak likuid, demikian
pula harga sahamnya tidak pernah tinggi. Dan untuk bisnis kertas, Suparma termasuk
perusahaan kecil yang tidak bisa bersaing dengan misalnya INKP (SPMA lebih banyak ke kertas
kemasan). Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, maka SPMA tidak menarik dibeli
meskipun valuasinya murah. Jadi bapak bisa pertimbangkan INKP saja.

Nov 3, 2021 at 5:56 AM


Saya beli KICI di 236, dan saat ini sudah growth 18% dalam sepekan dan menjadi penyeimbang
emitmen lain yg sedang downtrend semua.
Saya sudah lihat LK-3 KICI yang hasilnya sangat baik.
Menurut pak Lim saya nanti harus keluar di harga wajar berapa agar TP maksimal? Apa
emitmen KICI Ini juga Akan window dressing, mergingat emitmen ini market cap nya kecil dan
kurang liquid di kondisi normal.
Satu lagi pak, untuk INKP saya kan masuk di harga pucuk 9000, dan sekarang sudah di level
8100-8200, apa waktunya saya serok bawah untuk average down atau hold saja dulu hingga
tunggu LK-3 nya keluar? Saya Takut ketinggalan harga discount juga pak.

Kisaran harga wajar KICI ada di kisaran 350-400. KICI mungkin tidak akan ikut terdampak
sentimen window dressing karena sahamnya termasuk second liner dan kurang likuid.
INKP boleh diaverage down lagi jika LK Q3nya masih bagus. Jadi bapak hold dulu saja sambil
menunggu rilis LK Q3nya.

Nov 3, 2021 at 9:11 PM


1. KRAS ini banyak perkembangan positive, tapi emang dari segi ratio/fundamental, valuasinya
termasuk sudah wajar/OK menurut saya, meski hutangnya masih besar . Semakin sini
perkembangan semakin bagus dan roadmap untuk mengurangi hutang juga sudah
ada. Dengan prospek yang cukup besar ke depannya sebagai mother of industry (TKDN
konstruksi, mobil listrik, dll), kok rasanya prospeknya ini tidak dihargai ke dalam harga saham,
sehingga begitu ada berita positive, harganya naik sedikit dan ga lama turun lagi dan sideways
lagi. Padahal BUMN karya sudah ikutan rebound bulan lalu.
Apakah ada faktor2 lain yg bikin sahamnya ga bisa naik, atau emang mestinya sudah dihargai
lebih tinggi?
Masa bandar teken harga dan akumulasi terus sejak awal tahun?

KRAS memang mulai ada perubahan pada kinerjanya yang lebih baik di tahun ini. Penyebabnya
adalah kenaikan harga besi dan baja dan juga kebijakan TKDN dari pemerintah. Jika kita
menghitung valuasi KRAS, ROEnya sampai Q3 2021 mencapai 14% artinya PBV wajar KRAS
adalah 1.4x atau harga wajar di kisaran 500-600 saja. Dan saat ini pun harga KRAS sudah
mencapai 530 yang artinya harga sahamnya sudah termasuk wajar. KRAS baru akan naik lagi
jika kinerja masih bertumbuh secara konsisten. Tapi jika kinerjanya kembali turun, maka KRAS
mungkin akan kembali turun juga.

2. Terkait saham2 HOT sejak akhir tahun lalu, yaitu ANTM dan BRIS, setelah koreksi di awal
tahun, mereka sideways terus dan tidak ikut naik dalam rebound bulan Oktober lalu. Selain

14 | T e g u h H i d a y a t . c o m Instagram @tghidayat
valuasinya sudah agak premium karena mgkn prospeknya bagus, apa ada masalah lain? Apa
mgkn lapkeunya belum naik signifikan? Apa rekomnya kalo sudah ada di portfolio?

ANTM dan BRIS sebelumnya sudah naik tinggi, dan valuasinya juga sudah tinggi, jadi mereka
akan cooling down dulu. Investor juga menunggu realisasi kinerja keduanya yang sebelumnya
diharapkan akan tumbuh tinggi dan bagus. Jika kinerjanya memang kembali naik, maka
sahamnya baru akan naik lagi. Tapi jika kinerjanya hanya sesuai atau malah di bawah
ekspektasi, kemungkinan keduanya tidak akan kemana-mana lagi dan mungkin akan cenderung
turun karena valuasinya sudah premium. Jika sudah punya sahamnya, maka bisa
pertimbangkan untuk dilepas dan diganti saham lain saja.

Nov 4, 2021 at 7:03 AM


ITMG mengumumkan akan membagikan dividen sebesar 1.218 per lembar cum dividen 10
november, apakah tepat jika saya beli hari ini di harga sekitar 22.500 dan jual tgl 9 nov?
apakah perkiraan capital gain kenaikan hingga cum dividen lebih besar dibanding
mendapatkan dividennya? terimakasih

Harga saham batubara saat ini lebih dipengaruhi oleh harga batubara itu sendiri. Jika harga
batubara kembali turun, maka ITMG juga akan ikut turun. Dan dividen ITMG sendiri juga tidak
terlalu besar, dividend yieldnya hanya sekitar 5%, jadi kemungkinan ITMG tidak akan naik
terlalu tinggi sampai tanggal cum dividennya. Jadi kami tidak rekomen beli ITMG dengan
memanfaatkan momentum pembagian dividennya.

Nov 4, 2021 at 10:09 AM


Saya sedang mencari calon core stock untuk saya pegang long term (5-10 tahun).
Di bawah adalah core stock yang saya punya:
BBNI - Avg 4600
PGAS - Avg 1050
Kemaren sempet berburu MTDL dan ULTJ untuk di simpen lama. Tapi antrian beli gak
kejemput2 dan kedua saham nya malah naik terus. Mungkin kalau boleh minta saran pak
saham yang baik untuk di pegang long term? (kalau bisa yang sektor nya di luar core stock
yang saya sudah punya).
Pandangan bapak juga soal PGAS sebagai core stock saya. Karena product nya yang
commodity base apakah layak di simpen lama? Salah satu alasan saya jadiin ini core karena
business gas nya yang masih di monopoli mereka.

Saham-saham pilihannya adalah saham legacy seperti UNVR, ULTJ, BBRI, BBNI, ICBP, ASII,
MYOR, SIDO. Untuk PGAS tidak cocok dijadikan legacy stock karena bisnisnya termasuk cyclical
mengikuti harga komoditasnya. Meskipun PGAS cenderung menguasai pasar distribusi gas, tapi
jika harga gas turun, maka kinerjanya juga akan ikut turun. Jadi PGAS akan sulit mencatatkan
pertumbuhan kinerja yang konsisten dalam jangka panjang

Nov 2, 2021 at 3:07 PM


1. Berikut Porto Saya
HRTA 214 226
ITMG 8.425 21.800
MAIN 847 715

15 | T e g u h H i d a y a t . c o m Instagram @tghidayat
MNCN 822 870
PGAS 1.053 1.455
PNLF 216 182
SRIL 265 146
TBLA 783 870
TELE 203 121
TKIM 6.625 8.050
WEGE 184 192
minta pendapat dan sarannya ya pak sisa cash ada 42%

Saham-saham di portofolio bapak sebetulnya sudah bagus dan posisi cashnya juga sudah
cukup. Memang saham seperti SRIL dan TELE masih disuspend sehingga tidak bisa dijual. Dan
ada baiknya bapak pertimbangkan untuk kurangi jumlah saham di portofolio bapak jadi sekitar
7 saham saja, agar tidak terlalu menyebar. Untuk MAIN bisa dipertimbangkan dilepas dulu
karena kinerja Q3nya turun. Dananya nanti bisa digunakan untuk tambah posisi di saham lain.

Nov 4, 2021 at 1:48 PM


1)Sgro dalam waktu dekat bisa naik diharga berapa pak? Avgprice saya 2139 sebanyak 46 Lot
sebaiknya tetap saya hold ap saya sell pak untuk modal beli saham yg lebih prospek sesuai
arahan dr pak teguh nantinya?
2)saya mempunyai saham ABMM di Avgprice 1652 sebanyak 57 Lot tp hargany skrng lagi turun
terus ap sebaikny tetap dihold dan apkh dlm waktu dekat akan naik dan tp diharga brp pak?

1. SGRO masih boleh dihold. Meskipun harga sahamnya kembali turun setelah naik dengan
cepat kemarin, tapi SGRO juga berpotensi kembali naik jika IHSG sudah kembali rally dan
menembus ATHnya. Untuk target SGRO masih di 3.000-3.500.
2. ABMM juga sebaiknya dihold dulu. Jika LK Q3nya bagus dan IHSG sudah kembali positif,
maka ABMM juga berpotensi naik lagi. Untuk target harganya ada di 2.000-2.400.

On Thu, Nov 4, 2021 at 6:56 PM


bagaimana Kita memilih kinerja Perusahaan yang bergerak di bidang komoditas (dalam hal ini
Palm Oil dan Coal) yang mana kinerja pada Triwulan 3 Perusahaan Coal mempunyai kinerja
yang lebih baik karena harga coal juga sedang tinggi tingginya selama Triwulan III, sedangkan
Palm Oil laba perusahaannya tidak sebagus Coal namun harga Palm Oil (di tradingeconomics)
dalam sebulan terakhir (memasuki Triwulan IV) juga masih sangat tinggi. apakah Kita lebih
memilih perusahaan yang kinerjanya bagus (di triwulan III) tapi kedepannya dikhawatirkan
turun karena harga coal juga berangsur turun atau Kita sedikit berspekulasi dengan memilih
perusahaan yang meski kinerja triwulan III belum terlalu bagus tapi kedepannya diharapkan
sangat bagus karena harga CPO sedang tinggi tingginya, mohon pencerahannya Pak Lim.
Terima kasih banyak

Sebetulnya saham batubara dan CPO saat ini sama-sama berpotensi naik karena harga
komoditasnya sedang bagus (harga batubara di $150, meski sudah turun dari puncaknya di
$270, masih termasuk tinggi). Tapi jika dilihat dari kinerjanya, emiten batubara berpotensi
membukukan kenaikan kinerja yang lebih signifikan sehingga harga sahamnya pun akan ikut
naik lebih cepat dan lebih tinggi dibanding saham CPO. Sementara kenaikan kinerja emiten

16 | T e g u h H i d a y a t . c o m Instagram @tghidayat
CPO malah belum sebanding dengan kenaikan harga CPO itu sendiri. Karena itu, kami mungkin
akan menempatkan porsi lebih banyak di saham batubara dibanding saham CPO. Ingat bahwa
kinerja yang lebih baik artinya dividen yang lebih besar pada awal tahun 2022 nanti, dan
selama ini PTBA dkk memang rutin bayar dividen jumbo.

Nov 4, 2021 at 7:40 PM


1. Mohon info terkait MAIN, bagaimana prospek nya maksimal setahun kedepan dan terkait
dengan hutang nya (DER >1)
2. Untuk GGRM apakah ada perubahan fundamental ya pak, karena sahamnya cenderung
disitu2 aja.

1. Prospek MAIN untuk setahun ke depan masih bagus. Tapi jika nanti terjadi gelombang ketiga
dan PPKM diberlakukan kembali, maka kinerja MAIN juga akan kembali terdampak dan
berpotensi turun lagi. Jika demikian, maka kinerja MAIN mungkin akan sulit bertumbuh dan
akan cenderung disitu-situ saja sehingga sahamnya pun belum akan naik dulu. Terkait dengan
rasio utangnya, sejauh ini rasionya masih aman, dan MAIN memang melakukan
penambahan utang jangka pendek untuk membeli bahan baku yang digunakan untuk
mengantisipasi kenaikan permintaan pada saat relaksasi PPKM saat ini.
2. GGRM masih belum ada perubahan fundamental. Meskipun penjualan GGRM sudah
bertumbuh, tapi laba bersihnya masih turun akibat kenaikan cukai rokok. Karena itu, harga
sahamnya pun masih akan sulit naik jika laba bersihnya masih terus turun.

17 | T e g u h H i d a y a t . c o m Instagram @tghidayat

Anda mungkin juga menyukai