Anda di halaman 1dari 18

A.

Dasar Pemikiran

Berdasarkan dari pangkalan data pendidikan tinggi (PDDikti) pada tahun


2020, jumlah mahasiswa baru Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta adalah lebih dari 6000 orang yang berasal dari hampir
seluruh wilayah di Indonesia.1 Hal ini menyebabkan berbagai macam suku, ras,
budaya, atau bahkan kebiasaan yang bermacam-macam, berkumpul menjadi
satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Fenomena ini menimbulkan suatu
permasalahan bagi para mahasiswa yang bukan berasal dari wilayah
Jabodetabek, yaitu culture shock.

Culture shock atau gegar budaya adalah suatu respon yang mendalam dan
negatif dari depresi, frustasi, disorientasi yang dialami oleh para individu yang
hidup dalam suatu lingkungan budaya baru.2 Penyebabnya adalah karena
seseorang pergi ke suatu tempat yang baru dan menetap dalam jangka waktu
tertentu dan menghadapi budaya yang baru dan asing untuknya. Selain itu,

1
Kemendikbud RI, “Profil Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”, dalam Alamat
https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_pt/NEEwMTc4NTgtMDU5RS00NkY1LUI3QzEtMzY5NjU
wMURGQTA0. (2020)
2
Marshellena Devinta, dkk, “Fenomena Culture Shock (Gegar Budaya) pada Mahasiswa
Perantauan di Yogyakarta”, dalam Alamat
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/societas/article/viewFile/3946/3612#:~:text=Culture
%20shock%20(gegar%20budaya)%20pertama,dikutip%20dari%20Dayakisni%2C%202012%3A
%20265. (2015)
penyebab culture shock juga dapat disebabkan oleh hilangnya tanda dan
lambang hubungan yang familiar dalam interaksi sosial individu tersebut,
seperti petunjuk-petunjuk dalam kata-kata, isyarat-isyarat, ekspresi wajah,
kebiasaan-kebiasaan, atau norma-norma yang individu tersebut dapat semenjak
dari lahir.3

Culture shock atau gegar budaya ini harus segera diatasi agar tidak
menimbulkan suatu masalah baru, yaitu keterasingan. Keterasingan atau
alienasi adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa asing dari dirinya
sendiri dan berpaling dari sekitarnya sehingga mendorong orang itu untuk
memiliki sikap bermusuhan terhadap orang lain atau masyarakat.4 Sikap
keterasingan ini adalah gangguan mental yang mana seseorang kehilangan
control atas dirinya sendiri hingga berpotensi untuk menimbulkan efek
destruktif bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Untuk menghindari culture shock yang berubah menjadi rasa keterasingan,


maka harus dilakukan pencegahan sedini mungkin. Pencegahan ini harus
dilakukan oleh diri sendiri sebagai individu yang mengalami culture shock
tersebut. Namun, sebagian besar dari manusia tidak dapat melakukan intervensi
sepenuhnya terhadap diri sendiri guna mencegah culture shock ini menjadi
keterasingan, oleh sebab itu, intervensi ini dapat dilakukan dengan melakukan
sharing dengan orang lain guna mendengarkan dan memerhatikan bagaimana
cara orang lain untuk mencegah culture shock ini menjadi rasa keterasingan.
Dapat juga dilakukan dengan melihat artikel yang berisi informasi mengenai
kehidupan di lingkungan baru tersebut agar mendapatkan gambaran kasar
tentang kehidupan di lingkungan baru tersebut.

3
Umaimah An-Nazihah, dkk, “Pengaruh Gegar Budaya (Culture Shock) terhadap Adversity
Quotient pada Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa”, Jurnal Psimawa Vol. 3 No. 1 Juni
2020, hlm. 6
4
David Matsumoto, The Cambridge Dictionary of Psychology, (Cambridge:Cambridge University
Press, 2009), hlm. 28
B. Tema Program

Berdasarkan dasar pemikiran yang telah tertera diatas, maka kami


mencanangkan tema dari program yang akan kami buat, yaitu “Menyikapi
Gegar Budaya (Culture Shock) Mahasiswa Perantauan”.

C. Bentuk dan Tujuan Program (sementara)

Untuk menyikapi culture shock yang terjadi pada mahasiswa perantauan ini,
maka kami membentuk beberapa program yang dapat memfasilitasi mereka
agar culture shock tersebut tidak menjadi rasa keterasingan dan dalam
menjalankan program-program ini, kami bersinergi dengan Himpunan
Mahasiswa Program Studi (HMPS), program tersebut adalah:

1. Publikasi Imformasi
Bulletin adalah suatu media publikasi yang bertujuan untuk mengangkat
tema tertentu, dalam hal ini, kami akan membuat suatu bulletin yang
memuat informasi kehidupan mahasiswa di sekitar UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, seperti perkiraan biaya hidup yang diperlukan, rekomendasi tempat
makan yang murah, rekomendasi tempat belajar yang nyaman, informasi
mengenai fasilitas yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
rekomendasi indekos yang murah, kebudayaan/kebiasaan daerah sekitar
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, istilah-istilah yang sering digunakan
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dsb.
Adapun tujuan dari dibentuknya bulletin ini adalah untuk memberikan
informasi kepada seluruh mahasiswa yang ada di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta terutama mahasiswa baru yang berasal dari tanah rantau agar mereka
tidak “Buta” dengan kehidupan kampus dan sekitarnya.
2. Sharing Experience
Program ini berbentuk seperti acara curhat yang pesertanya adalah
mahasiswa baru dan difasilitasi oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi
(HMPS) dengan narasumbernya adalah mahasiswa-mahasiswa yang berasal
dari perantauan dan sudah mengenyam pendidikan cukup lama di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan dari program ini adalah dapat membuat
mahasiswa baru baik yang dari perantauan atau tidak memperoleh gambaran
tentang kehidupan kampus secara langsung dan nyata terjadi di lapangan
dan berasal dari sumber-sumber terpercaya seperti mahasiswa-mahasiswa
yang berasal dari perantauan juga. Selain itu, sharing experience ini
bertujuan untuk saling bertukar pikiran tentang kehidupan selama menjadi
mahasiswa perantauan.
Himpunan Mahasiswa Program Studi

Himpunan Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam


merupakan organisasi intra kampus yang bergerak dalam Koridor Program Studi
Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
dan dalam pengawasan UIN Syarif Jakarta. HMPS BPI dibentuk sejak berdirinya
jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam di UIN Syarif Jakarta yang bertujuan
memberikan wadah dan memfasilitasi kebutuhan mahasiswa yang berada dalam
ruang lingkup lokal, regional serta taraf Nasional maupun Internasional.

Berawal dari kebutuhan mahasiswa yang harus mendapatkan haq-haqnya


untuk terus mengasah kemauannya dalam berkarya di dunia kampus. Juga hal ini
merupakan wadah untuk mahasiswa belajar berorganisasi di dalam kampus. Setiap
tahunnya HMPS BPI mengadakan pengurus yang mana ini bertujuan untuk
memberikan kesempatan kepada generasi penerus yang ada untuk melanjutkan
kepengurusan yang ada. Kepengurusan yang HMPS BPI jalani di kepalai oleh
semester 4 sebagai ketua dan wakil ketua dilanjutkan dengan BPH dan Bidang-
bidang lainnya.

Pemilihan ketua HMPS melewati ajang kontestasi yang diadakan oleh UIN
dengan secara sehat, tanpa adanya kekacauan juga dapat dilakukan sistem
musyawarah. Fleksibelitas yang dimiliki HMPS BPI menjadikan siapapun dapat
menjadi ketua dan wakil ketua atas kepercayaan mahasiswa/i aktif jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

Didalam kepengurusan periode 2021 ini kepengurusan HMPS BPI telah


menerima tali estafeta dari kepengurusan sebelumnya. Serah terima jabatan
dilakukan sekaligus dengan pelantikan dan juga rapat kerja seluruh pengurus
HMPS BPI.

Visi :

“Mewujudkan Himpunan Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan


Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang Produktif, Edukatif dan Inovatif.”

Produktif disini ialah segala sesuatu yang di upayakan dapat berkembang sehingga
berkonsep pada hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan besok harus lebih baik
dari hari ini. Dan Edukatif yang dikutip dari (abi bakrin : 2015) bahwasannya ialah
suatu kondisi yang memberikan pengetahuan, pemahaman dan pengajaran, yang
diiringi oleh Inovatif dimana bisa kita maknai dengan lahirnya gagasan pembaharu
guna menunjang Visi Prodi BPI.

Misi:

1. Membangun Semangat Juang Mahasiswa Bimbingan dan Penyuluhan Islam


untuk Sadar akan Fungsi dan Peranannya dalam Berorganisasi. Organisasi
yang menjadi labolatorium pengembangan diri tidak bisa terlepas dari
semangat yang ada pada setiap individu dalam organisasi, stimulus yang
baik diperlukan untuk menjaga stabilitas kinerja setiap individu pula.
Himpunan Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam
perlu mempersiapkan cara untuk meningkatkan Jiwa kepemimpinan dan
menanamkan Senses of belonging (Rasa Kepemilikan) terhadap Prodi itu
sendiri, yang mana ini akan menghasilkan konsep Produktif pada
Mahasiswa BPI. Dengan program KUMAT (Kumpul Semangat)
diharapkan mampu menjaga produktifitas mahasiswa BPI itu sendiri dalam
menjalankan setiap Program kerja yang ada dengan skala waktu 1 bulan 1
kali.
2. Mewadahi Mahasiswa Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Jakarta
dalam Mengoptimalkan Potensi dan Budaya Literasi. Saat ini disadari
bahwa kita perlu memiliki kompetensi yang memumpuni dan selalu
berupaya untuk mengoptimalkan potensi dan menanamkan rasa ingin
belajar yang tinggi, untuk itu Himpunan Mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Penyuluhan Islam Memfasilitasi penyaluran kreativitas
dengan mengembangkan dan mengasah kembali potensi yang dimiliki
setiap individu, upaya edukasi ini guna meningkatkan kualitas Diri
Mahasiswa BPI. maka, melalui RUMAH API (Ruang Mahasiswa Literasi
BPI) dan KELAS MEDIA dapat menjadi momentum yang bisa
dimanfaatkan oleh mahasiswa BPI.
3. Memaksimalkan Relasi Nasional Mahasiswa Bimbingan dan Penyuluhan
Islam yang Sinergis dalam Membentuk Perhimpunan Mahasiswa dibawah
Naungan PERAPPENAIS (Perkumpulan Akademisi dan Praktisi Penyuluh
agama islam) PERAPPENAIS (Perkumpulan Akademisi dan Praktisi
Penyuluh agama islam) adalah lembaga yang harapannya mampu menjadi
mentor untuk seluruh mahasiswa BPI pada umumnya, maka Upaya
menjalin kerjasama dengan PERAPPENAIS ini diharapkan mampu
menjadi proses inovasi untuk merealisasikan perhimpunan mahasiswa BPI
Nasional. Karna itu SILATNAS BPI (Silaturahmi Nasional) tepat untuk
menjadi langkah awal demi tercapainya tujuan bersama
A. Potensi Masyarakat / anggota Komunitas
1. Mahasiswa BPI dan Komunitas HMJ mempunyai Soft Skill di bidang
Bimbingan dan Penyuluhan
Mahasiswa BPI yang masuk ke dalam mahasiswa jurusan BPI
mempunyai soft skill di bidang penyuluhan begitu juga dengan mahasiswa
yang tergabung dalam komunitas HMJ .Mereka mempunyai potensi untuk
mengerti orang lain, memecahkan masalah mereka, kerja tim, literasi
digital, dan kepemimpinan yang dapat membantu sesama mahasiswa BPI
dan saling bersinergi dengan soft skill yang dimilki masing-masing
mahasiswa.
2. Mahasiwa BPI dan Komunitas HMJ mempunyai solidaritas dan rasa
kekeluargaan yang tinggi

Sesama mahasiswa dapat membantu sesamanya dan tolong menolong


dengan baik karena memiliki rasa kebersamaan.

3. Mahasiswa BPI dan Komunitas HMJ mempunyai sikap religiusitas


yang di terapkan dalam kehidupan sehari-hari
Mahasiswa BPI yang merupakan jurusan di ruang lingkup kampus UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sudah pasti memiliki sikap religiusitas karena
mengerti, paham, dan memegang nilai-nilai Islam yang telah mereka
jadikan pedoman dan di ajarkan di dalam kampus.Yang artinya mereka
sebisa mungkin menahan diri mereka melakukan sesuatu yang tercela dan
tidak baik antar sesamanya.
4. Ingin menerima keberagaman yang ada di lingkungan sekitar

Mahasiswa BPI dan Anggota komunitas HMJ mempunyai latar


belakang yang berbeda dari segi budaya dan adat kebiasaan di karenakan
terhimpun dari mahasiswa di berbagai daerah dan mereka memiliki
keinginan dan kesadaran untuk menjadi satu keluarga yaitu mahasiswa BPI
yang terdiri dari keberagaman.

5. Keupayaan pada bakat komunikasi, fasilitas kelompok, organisasi dan


manajemen

Mahasiswa BPI Mempunyai keterampilan komunikasi antarpersonal


yang membuat mereka kemudian membuat suatu wadah yang menaungi
aspirasi mahasiswa seperti HMJ yang membuat mereka mempunyai fasilitas
kelompok, organisasi, dan manajemen yang terstruktur dan dapat di
manfaatkan sesuai fungsinya.

B. Permasalahan dalam Komunitas

Kelompok 4 melakukan proses wawancara terhadap beberapa mahasiswa


rantau di jurusan BPI yang berasal dari berbagai daerah, mulai dari daerah
Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, dan Sumatera. Berdasarkan
hasil wawancara terssebut kami merumuskan beberapa pokok permasalahan
yang dirasakan para mahasiswa perantauan, yaitu:

1. Culture shock terhadap biaya hidup di Ciputat.


2. Culture shock terhadap cara berbicara, pergaulan dan kebiasaan hidup
masyarakat di Ciputat
3. Memiliki kekhawatiran bahwa akan mendapatkan prejudis berdasarkan
daerah asalnya.
4. Memiliki kekhawatiran akan disalahpahami karena cara bicaranya.
Diikuti dengan permasalahan diatas, kami juga mewawancarai mengenai
hal apa saja yang dirasa dibutuhkan oleh para mahasiswa perantauan di jurusan
BPI, yaitu:

1. Membutuhkan Dukungan emosional dari teman dan keluarga.


2. Membutuhkan teman yang menerima apa adanya tanpa memandang
perbedaan dan juga teman yang tidak judgemental.
3. Membutuhkan teman untuk berbagi cerita terutama dengan yang
memiliki pengalaman yang sama, pada hal ini pengalaman yang
dimaksud adalah sebagai sesama mahasiswa perantauan.
4. Membutuhkan dukungan finansial yang cukup.
A. Rasional Intervensi

Perbedaan latar belakang setiap budaya setiap budaya yang dianut oleh
masing-masing mahasiswa asing mengakibatkan terjadinya kesulitan saat
melakukan penyesuaian diri. Mereka dituntut untuk mampu beradaptasi
terhadap budaya, gaya hidup, makanan, metode pembelajaran, lingkungan fisik,
bahasa, simbol, peran sosial serta norma yang ada di lingkungan yang baru.
Henry, Rochayati dan Isbandi (2011) mengatakan bahwa perbedaan latar
belakang budaya menyebabkan terjadinya kecemasan atau ketidakpastian
dalam proses penyesuaian dan interaksi dengan orang-orang.5

Dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sosial, mereka juga perlu


melakukan penyesuaian diri terhadap kebiasaan sehari-hari dengan masyarakat
di lingkungan tempat tinggalnya.Dalam masalah personal mereka juga harus
mengatasi kecemasan karena berada jauh dari keluarga.Selain itu, bagi individu
yang kurang memiliki rasa percaya diri akan sulit untuk menyesuailkan diri
ketika berada pada situasi baru.Sehingga perbedaan-perbedaan buadaya yang

5
Nadia Rahmah.Akulturasi Pada Mahasiswa Asing di UIN Suska Riau, Skripsi, (Riau, Indonesia :
UIN Sultan Syarif Kasim, 2015), hlm.2
ada di lingkungan baru diketahui dapat mempengaruhi psikologis dan fisik
individu (Parillo, 2008; Septiana Sihitie, 2012).6

Hal-hal yang tidak menyenangkan seperti perbedaan budaya, bahasa,


makanan, dan cuaca antara daerah asal dan daerah yang menjadi kesulitan pada
individu seringkali menjadi sumber atau penyebab munculnya Culture shock.7

Maka dari itu, perlu di adakannya Intervensi pada sebuah komunitas


mahasiswa untuk membantu mahasiswa rantau agar dapat menyesuaikan diri
dengan situasi perubahan di lingkungannya.

Sebelum melakukan program intervensi kepada komunitas, maka anggota


di dalam komunitas tersebut terlebih dahulu tahu akan potensi yang ada di
dalam komunitas tersebut agar dapat membantu persoalan mereka dan ikut andil
dalam keberlangsungan komunitas tersebut.

Sense Of Community mengacu pada persepsi terhadap rasa kebersamaan,


interdependesi, dan komitmen mutual yang mengkaitkan individu-individu
dalam kesatuan kolektif. Sense Of Community merupakan sebuah dasar dan
aksi komunitas dan sosial dan pekerjaan klinis. Hal ini juga nantinya dapat
menyeimbangkan nilai kesejahteraan individu atau keluarga.8 Maka dari itu,
Sense Of Community harus memilki rasa kebersamaan. Yang nantinya, rasa
kebersamaan yang saling mengikat antar satu anggota dengan yang lainnya
membuat mereka merasa memiliki dan ikut andil dalam jalannya komunitas
tersebut.

Menghargai keberagamaan (Respect for Human Diversity) adalah aspek ini


menyadari dan menghargai keragaman dalam komunitas dan identitas sosial
yang berbasis gender, etnis, ras, kewarnegaraan, orientasi seksual, dan
karakteristik lain. Pemahaman akan keberagaman manusia penting untuk

6
Inar Nalarati, Gambaran Culture Shock pada Mahasiswa Asing Asal Malaysia, Thailand, dan
Vietnam UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Skripsi, (Riau, Indonesia, UIN Sultan Syarif Kasim : 2014).
Hlm. 5-6
77
Ummu Kalthum Binti Abdul Hadi, Peranan Mutual Support Group Dalam Mengatasi Culture
Shock Pada Mahasiswa Asing di UIN Raden Fatah, Palembang, Skripsi, (Palembang, UIN Raden
Fatah : 2018). Hlm. 5
8
Istiqomah Wibowo, dkk.Psikologi Komunitas (Univeritas Indinonesia , LPSP3 : 2017), hlm. 9
membantu memahami individu dalam komunitas. Pemahaman ini kemudian
dilanjutkan dengan melakukan adaptasi metode penelitian dan pertanyaan yang
tepat dalam budaya tertentu.9 Menghargai keberagaman sangat penting karena
menyatukan anggota menjadi sebuah komunitas tanpa membeda-dedakan satu
sama lain yang mengakibatkan perpecahan dan runtuhnya komunitas,

Keadilan Sosial dapat didefinisikan sebagai alokasi sumber daya,


kesempatan, kewajiban, dan kekuasaan yang adil dan setara dalam masyarakat
secara umum. Keadilan sosial memiliki dua makna. Pertama, keadilan yang
terdistribusi (distributibe Justice) yang berfokus pada alokasi sumber daya di
antara seluruh anggota populasi. Kedua, keadilan yang sesuai dengan prosedur
(procedural justice). Poin ini berfokus pada sejauh mana sebuah proses
pengambilan keputusan melibatkan representasi yang adil dari perwakilan
masyarakat.10 Dalam sebuah Komunitas, adanya alokasi sumber daya yang jelas
penempatannya, kesempatan, kewajiban, dan kekuasaan yang adil dan setara
juga sangat penting untuk sebuah komunitas agar tetap berjalan. Keadilan sosial
membuat seluruh anggota komunitas merasa di hargai dan memiliki kesempatan
yang sama dalam ikut andil dalam komunitas yang membuat komunitas itu
tergerak dan terus bertahan.

Dengan adanya Sense of community(Rasa kebersamaan), Respect for


Human Diversity(Menghargai Keberagaman), dan keadilan sosial yang ada
dalam sebuah komunitas dapat membuat komunitas itu semakin kuat.Dengan
kuatnya komunitas yang di bangun bersama oleh para anggota komunitas, maka
program intervensi komunitas menjadi lebih mudah di lakukan dan memberikan
tujuan yang bermafaat bagi mereka.

9
Istiqomah Wibowo, dkk.Ibid.
10
Istiqomah Wibowo, dkk.Ibid.hlm 10
B. Rancangan Program

1. Publikasi Informasi untuk Mahasiswa


Konten publikasi Memuat informasi-informasi yang berisi sebagai berikut;
a. Perkiraan biaya hidup bagi mahasiswa di sekitar
UIN Jakarta,
b. Rekomendasi tempat makan murah di sekitar UIN
Jakarta
c. Rekomendasi tempat belajar yang nyaman di
sekitar UIN Jakarta,
d. Informasi mengenai fasilitas di UIN Jakarta
terutama di jurusan BPI,
e. Kebudayaan/kebiasaan masyarakat di daerah
sekitar UIN Jakarta,
f. Istilah-istilah yang sering digunakan mahasiswa
UIN Jakarta,
g. dan informasi-informasi lain yang dapat memberi
gambaran bagi mahasiswa baru yang merantau
mengenai kehidupan di sekitar UIN Jakarta.
Tujuan program a. Agar para mahasiswa baru yang akan merantau
publikasi dapat memiliki gambaran mengenai kehidupan di
sekitar UIN Jakarta.
b. Agar para mahasiswa baru yang merantau dapat
memiliki persiapan yang lebih matang baik
sebelum merantau.
c. Agar mahasiswa perantau dapat mengurangi
culture shock karena sudah mendapatkan
informasi yang cukup tentang kultur kehidupan di
daerah perantauannya.
Waktu Publikasi Informasi untuk Mahasiswa akan dilaksanakan
Pelaksanaan dan hasilnya akan diunggah pada waktu sebelum masa
penerimaan mahasiswa baru di UIN Jakarta.

Media yang Youtube, website, Instagram


digunakan
Bentuk publikasi Video, artikel, poster
Keterangan Informasi yang dimuat dapat diperbahrui jika terdapat
lanjutan perubahan dengan keadaan sebenarnya.

2. Sharing Experience
Keterangan Kegiatan berbagi cerita pengalaman culture shock
program ataupun curhat khusus mahasiswa rantau di jurusan BPI
yang akan dipandu oleh mahasiswa tingkat atas yang
merupakan mahasiswa rantau yang berasal dari daerah
yang sama. Dalam kegiatan ini akan dibentuk kelompok
khusus mahasiswa yang merantau dan akan dipandu
dengan kakak pembimbing yang merupakan mahasiswa
BPI semester 3-keatas yang juga seorang mahasiswa
rantau.
Tujuan Program  Meningkatkan sense of community.
 Mengurangi rasa culture shock bagi mahasiswa
rantau.
 Agar para mahasiswa rantau mendapatkan
gambaran terhadap perbedaan budaya/kebiasaan
yang ada di tempat perantauan.
 Mempermudah mahasiswa rantau dalam
beradaptasi dan menjalin relasi di tempat baru.
Waktu Dilaksanakan di awal tahun ajaran baru, dilaksanakan
pelaksanaan secara rutin selama 2 bulan dengan 4 kali pertemuan
Tempat  Di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
 Melalui pertemuan online (Zoom Meeting, Google
Meet, dll.)
Durasi 90 menit (tentative)
Format  Pertemuan ke-1 : perkenalan, bonding,
memberikan informasi terkait kebutuhan seperti
mencari tempat tinggal, tempat makan dengan
harga terjangkau, dan informasi-informasi
kebutuhan lainnya.
 Pertemuan ke-2 : berbagi pengalaman culture
shock dan kesulitan/kekhawatiran yang dialami
selama merantau, berbagi solusi untuk mengatasi
kesulitan tersebut.
 Pertemuan ke-3 dan 4: berbagi terkait
perkembangan atas kekhawatiran yang dirasakan
mahasiswa ketika merantau, saling bercerita
terkait perkembangan dalam beradaptasi dengan
daerah baru.
Person in charge Kakak pembimbing: Mahasiswa BPI semester 3-keatas
yang merupakan mahasiswa rantau.
“Profil Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”. ((2020)). Retrieved from
Kemendikbud RI,:
https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_pt/NEEwMTc4NTgtMDU5RS00NkY1LUI3Q
zEtMzY5NjUwMURGQTA0.

An-Nazihah, U., & dkk. (2020). “Pengaruh Gegar Budaya (Culture Shock) terhadap
Adversity Quotient pada Mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa. Jurnal
Psimawa Vol. 3 No. 1 Juni, hlm. 6.

Nalarati, I. (2014). Gambaran Culture Shock pada Mahasiswa Asing Asal Malaysia,
Thailand, dan Vietnam UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Skripsi UIN Sultan Syarif
Kasim, hlm. 5-6.

Devinta, M., Hidayah, N., & Hendratomo, G. (2015). Fenomena Culture Shock (Gegar
Budaya) pada Mahasiswa Perantauan di Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Sosiologi,
hlm. 3.

Kalthum Binti Abdul Hadi, , U. (2018). Peranan Mutual Support Group Dalam Mengatasi
Culture Shock Pada Mahasiswa Asing di UIN Raden Fatah, Palembang. Skripsi,
(Palembang, UIN Raden Fatah, hlm. 5.

Matsumoto, D. (2009). The Cambridge Dictionary of Psychology. Cambridge:: Cambridge


University Press.

Rahmah, N. (2015). Akulturasi Pada Mahasiswa Asing di UIN Suska Riau. Skripsi UIN
Sultan Syarif Kasim, hlm.2.

Wibowo, I., & dkk. (2017). Psikologi Komunitas. Depok: Univeritas Indinonesia , LPSP3.

Anda mungkin juga menyukai