Anda di halaman 1dari 78

Mentoring Activity Program

(MODUL)
MENTORING ACTIVITY PROGRAM
Penulis Modul :
Modul 1 :
Cindy Dwi Astari, S.Psi.
Modul 2 :
Dr. Krismanto Kusbiantoro, S.T., M.T.
Modul 3 :
Elliati Djakaria S., Dipl. Ing., M.Min.
Modul 4 :
Lisa Imelia Satyawan, M.Psi., Psikolog.
Modul 5 :
Tedy Wahyusaputra, S.E., M.M, CFP., QFE., QWP., CIPM.
Modul 6 :
Candra Sinuraya, S.E., M.Si.
Dr. Jacqueline Tjandraningtyas, S.Psi., M.Si.

Desain Sampul :
Rebecca S.

Tim Editor :
Cindy Dwi Astari, S.Psi.
Yohana Julieta
Felix Gilbert Hadinata

DIREKTORAT KEMAHASISWAAN DAN ALMUNI


UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
2022
DAFTAR ISI
Modul 1 : 2
Service Learning

Modul 2 : 4
I’m Maranatha

Modul 3 : 14
Who am I
Modul 4 : 20
SMA vs Universitas
Modul 5 : 31
Time & Money Management
Modul 6 : 42
Student Identity Development
KATA SAMBUTAN
Direktur Direktorat
Kemahasiswaan dan Alumni
Sylvia, S.E.,M.M.

Salam dalam Kasih Yesus Kristus.

Ketika mahasiswa masuk pada jenjang perguruan tinggi,


mereka dihadapkan dengan berbagai perubahan dan tuntutan
baik secara akademik maupun dalam hal interaksi sosial.
Terdapat mahasiswa yang berhasil mengatasi perubahan
dan tuntuntan tersebut, namun tidak sedikit juga mahasiswa
yang membutuhkan bantuan dari orang lain dalam menghadapinya.

Mentoring Activity Program dirancang dan dilaksanakan sebagai


pemenuhan maksud agar mahasiswa baru yang hadir setiap
tahunnya di Universitas Kristen Maranatha dapat ditolong untuk
beradaptasi dengan lingkungan dan sistem yang baru, memperoleh
dukungan emosional ,mendapatkan motivasi dan informasi yang
dibutuhkan serta membantu mahasiswa memiliki keterikatan positif
dengan lingkungan akademik dan sosial.

Menariknya, aktivitas mentoring ini dilakukan oleh mahasiswa


untuk mahasiswa, dimana mahasiswa yang mengambil peran
penting sebagai Mentor mendapatkan berbagai pembekalan
mentoring yang didasari oleh Nilai Hidup Kristiani serta sesuai
dengan arah pengembangan mahasiswa.

Pembekalan tersebut diharapkan dapat menjadi “modal” bagi Mentor


dalam membangun komunikasi yang terbuka, memberi pengaruh yang
baik, dan menjadi teman pendukung bagi mahasiswa baru (Mentee).

Kiranya setiap modul dalam buku ini dapat diikuti dengan baik dan setiap
pribadi terberkati. Tuhan sumber kehidupan dan selamat menyertai kita.
KATA SAMBUTAN
Kepala Bidang Aktivitas dan Kesejahteraan Mahasiswa
Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni
Amelia Sucitra, S.E

Salam dalam Kasih Yesus Kristus.

Ketika para mahasiswa baru menghadapi masa transisi dari Sekolah


Menengah ke Perguruan Tinggi, Universitas Kristen Maranatha
melalui Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni membantu hal
tersebut dengan menjalankan
Program Mentoring.

Buku Modul Mentoring Activity Program ini dibuat sebagai panduan materi bagi
para mentor dalam menjalankan program mentoring sebagai proses pengembangan
diri mahasiswa baru selama 1 tahun yang diawali pada kegiatan
Wiratha Fest /Orientasi Mahasiswa Baru. Mentor dapat membagikan
topik-topik modul yang sudah tersusun dan contoh-contoh pengalaman baik
kepada para mentee.

Kami mengajak setiap pribadi yang terlibat dalam program mentoring


dapat memanfaatkan buku ini sebagai media dalam membantu
membentuk pribadi-pribadi mahasiswa baru menuju suatu kedewasaan
diri, sehingga ketika kita melepas mereka diharapkan mereka akan
siap dan memiliki bekal yang cukup dalam proses perkuliahan
selanjutnya dan sampai lulus tepat waktu.

Selamat menjalankan program mentoring.


Tuhan Yesus memberkati.
MODUL I
SERVICE LEARNING
MODUL 1
SERVICE LEARNING

Service Learning adalah sebuah metode dimana peserta dapat belajar dan
mengembangkan diri melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan
pelayanan yang terorganisir berdasarkan permasalahan yang di jumpai di
masyarakat.

Tujuan Service Learning


• Mengabdikan diri dan memperoleh pengalaman nyata dalam hidup
bermasyarakat.
• Menerapkan karakter ICE dan NHK di lingkungan masyarakat
• Belajar tentang budaya dan norma di dalam kehidupan masyarakat
• Mengasah jiwa kepemimpinan, mengembangkan keterampilan
berkomunikasi dan bekerjasama
• Belajar menangani permasalahan yang terjadi dimasyarakat

Tahapan Pelaksanaan
• Proses (Persiapan Pelaksanaan Service Learning)
• Output (Pengumpulan Laporan Service Learning)

2
Mempersiapkan Kegiatan Service Learning
1. Kegiatan service learning disesuaikan dengan situasi/keadaan saat
ini. Dilakukan secara online/hybrid/onsite
2. Membuat Core-Team (kepanitiaan) Service Learning
3. Mencari mitra/kelompok masyarakat yang akan menjadi target
pelaksanaan Service Learning
4. Membuat Proposal Kegiatan Service Learning
5. Perlu diketahui bahwa kegiatan service learning ini bukan
merupakan kegiatan memberi sumbangan/materi

Pelaksanaan Service Learning


• 1 Family 1 Service Learning (SL)
• Mempersiapkan kebutuhan Acara SL (Acara, dokumentasi,
konsumsi, perlengkapan, dll)
• Koordinasi dengan mitra terkait pelaksanaan Service Learning
• Minimal dilaksanakan 1 kali
• Pelaksanaan dan Pembuatan Laporan Service Learning

➢ Bulan Pelaksanaan : Oktober 2022 – Maret 2023


➢ Bulan Pengumpulan Laporan : April 2023

3
MODUL II
I'M MARANATHA
MODUL 2
I’m Maranatha

Pendidikan Tinggi dalam Disrupsi


Dunia saat ini sedang mengalami disrupsi yang tidak terhindarkan.
Perkembangan teknologi yang demikian pesat berdampak pada hampir
semua aspek kehidupan. Manusia dimanjakan dan hidupnya dibuat
tergantung pada teknologi secara masif. Teknologi semakin canggih dan
semakin mengerti manusia, sehingga sulit sekali untuk manusia hidup tanpa
teknologi karena kapasitas teknologi mampu menyentuh semua aspek
kehidupan manusia; termasuk pendidikan.

Perkembangan teknologi mengubah cara manusia belajar dan mengenyam


pendidikan. Pandemi Covid 19 yang melanda dunia sejak tahun 2019
seperti siraman bensin yang disiram pada api perkembangan teknologi yang
sedang menyala-nyala. Teknologi menjadi andalan untuk manusia bisa
tetap menjalankan kehidupannya di tengah pandemi Covid yang memaksa
pembatasan sosial berskala besar. Sekolah-sekolah dipaksa pindah ke
ruang-ruang virtual, siap ataupun tidak siap kondisinya. Akhirnya metode
para pembelajar dalam belajar pun berubah. Tidak ada lagi belajar di kelas
atau di perpustakaan. Kelas dan perpustakaan dipindah ke dunia maya. Para
pembelajar menjadi tergantung pada perangkat-perangkat teknologi untuk
mendapatkan sumber-sumber belajar dan bisa belajar dimanapun dan
kapanpun. Ruang dan waktu tidak lagi menjadi konstrain dalam belajar;
sementara perangkat teknologi, kuota dan aksesibilitas pada sumber-
sumber belajar di dunia maya menjadi keniscayaan.

4
Perguruan-perguruan tinggi top dunia tidak diam saja. Situasi ini diambil
mereka untuk ekspansi dan memperluas hegemoni mereka dengan merekrut
mahasiswa-mahasiswa dari seluruh dunia lewat program-program online
yang mereka tawarkan, tanpa harus menghadirkan para mahasiswa itu di
kampus mereka. Sebut saja Oxford, Cambridge, MIT, UC Berkeley dan
masih banyak lagi yang membuka mata kuliah mereka secara online,
bersertifikat dengan harga yang terjangkau. Dengan nama besar dan
kekuatan akademik kelas dunia yang sangat mumpuni, program semacam
ini ibarat jual kacang rebus panas di tengah gerimis hujan di alun-alun;
minim usaha tapi laris manis.

Situasi ini juga dimanfaatkan oleh para sociopreneur di bidang pendidikan


yang membangun perguruan tinggi dalam platform digital untuk
menjangkau mereka yang tidak berkesempatan untuk mengenyam
pendidikan tinggi di seluruh dunia. Sebut saja University of The People
yang punya visi memberi pendidikan tinggi berkualitas kepada 10 juta
orang dengan Gratis. Semua perkuliahan dilaksanakan secara online;
disampaikan oleh para professor dari berbagai perguruan tinggi ternama
sebagai sukarelawan; dan menggunakan sumber belajar online yang gratis.
Tanpa gedung kampus, tanpa dosen tetap, dan tanpa perpustakaan, mereka
sudah menghasilkan 10,000 lulusan dari seluruh dunia.

Pertanyaan yang muncul adalah: bagaimana pendidikan tinggi di Indonesia


bisa bersaing dengan ini semua? Apa yang bisa menjadi pembeda sehingga
perguruan-perguruan tinggi di Indonesia masih memiliki preferensi sebagai
tempat para pembelajar itu menempuh pendidikan tingginya? Mungkin

5
jawabannya adalah apa yang disampaikan oleh Aristoteles, seorang filsuf
Yunani kuno berabad-abad lalu. Aristoteles berkata: Educating the mind
without educating the heart is no education at all.

Adalah penting untuk disadari bahwa pendidikan bukan melulu persoalan


kognitif; tapi juga hati dan karakter. Pendidikan karakter menjadi wilayah
yang sulit dijamah dalam pendekatan dan praktek pembelajaran di dunia
virtual. Inilah pembeda sekaligus nilai signifikan yang bisa mengangkat
preferensi para pembelajar memilih perguruan-perguruan tinggi di
Indonesia dengan metode pembelajaran (semi) konvensional yaitu tatap
muka. Oleh sebab itu perguruan-perguruan tinggi di Indonesia perlu
konsentrasi meningkatkan layanannya dalam hal penyediaan pendidikan
yang maju namun juga holistik dengan mengembangkan karakter dan
kepribadian para peserta didiknya.

Manusia MARANATHA
Universitas Kristen Maranatha berkomitmen untuk menjalankan visinya
sebagai perguruan tinggi yang mandiri dan berdaya cipta dan mampu
mengisi dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni abad
21 berdasarkan kasih dan keteladanan Yesus Kristus. Sebagai sebuah
perguruan tinggi swasta Kristen di tatar Sunda, UK Maranatha sadar akan
eksistensi sekaligus potensinya di tengah berbagai tantangan, termasuk
tentangan disrupsi jaman. Oleh sebab itu UK Maranatha berupaya
menyelenggarakan pendidikan yang holistik berdasarkan atas nilai hidup
Kristiani yang mendasarinya.

6
Hasil yang diharapkan dari proses pendidikan ini adalah bahwa lulusan UK
Maranatha memiliki kualitas prima yang holistik, baik dari segi kognitif
maupun dalam hal karakter sesuai dengan keteladan Yesus Kristus.
Keserupaan dengan Kristus menjadi tujuan akhir pengembangan karakter
para pembelajar di UK Maranatha yang diidentifikasikan dengan nilai
Integritas, Kepedulian dan Keprimaan (ICE = Integrity, Care &
Excellence). Para lulusan kemudian juga diharapkan mampu menjadi
pemimpin-pemimpin yang membawa perubahan di tengah masyarakat
dengan kapasitas penciptaan nilai-nilai luhur lewat karya dan pelayanan
mereka. Kualitas inilah yang kemudian disebut sebagai MANUSIA
MARANATHA.

Manusia MARANATHA adalah sosok yang mampu memiliki daya cipta,


kemampuan menghasilkan nilai (value creation) dan memimpin dengan
kepemimpinan yang melayani (servant leadership). Para pembelajar
dituntut untuk mampu berkaca kepada Yesus Kristus sebagai teladan hidup
selama dia belajar di UK Maranatha. Kampus diharapkan menjadi wahana
bagi formasi spiritual bagi setiap pribadi pembelajar dan bukan semata-
mata sarana mencari ilmu bahkan gelar akademik. Di Kampus Maranatha
diharapkan setiap pembelajar dapat menimba inspirasi hidup, seraya
membagikan dan menularkan inspirasi dan nilai luhur ini kepada semua
orang yang dia jumpai.

7
UK Maranatha bertumbuh menjadi komunitas yang menghadirkan
lingkungan positif untuk menyuburkan penyebaran nilai positif yang
berdampak luas bagi masyarakat. Penyebaran nilai-nilai positif ini dapat
bersifat organik yang tumbuh secara alami atau dirangsang melalui
berbagai stimulus. Kampus UK Maranatha adalah EKOSISTEM POSITIF
dan memberikan stimulus berupa PENGALAMAN ISTIMEWA untuk
Civitas Akademica sehingga bisa menjadi MANUSIA MARANATHA.

Tumbuh bersama dengan ICE sebagai Core Values


Integritas, Kepedulian dan Keprimaan (ICE) merupakan kristalisasi dari
keteladanan hidup Yesus Kristus yang dijadikan nilai korporat bagi UK
Maranatha. Seluruh civitas academica UK Maranatha memegang nilai-nilai
ini bukan sebagai slogan semata, tapi terejawantahkan dalam keseharian
hidup dan aktivitasnya. Nilai ICE menjadi ruh tidak semata dalam kegiatan

8
akademik di UK Maranatha, namun juga dalam kehidupan sosial, personal
dan bahkan spiritual.

Intergitas berbicara tentang nilai kejujuran, kesetiaan, dan hal melakukan


yang benar meskipun tidak ada yang menyaksikan. Kepedulian berbicara
tentang nilai kasih, perhatian dan kesetiakawanan. Sementara keprimaan
berbicara tentang nilai kesungguhan, pantang menyerah, dan selalu
melakukan yang terbaik. Nilai-nilai inilah yang harus dimiliki setiap
Manusia MARANATHA.

Menumbuhkan nilai-nilai ini tentunya bukan seperti main sulap. Nilai-nilai


ini perlu diperkenalkan, dihayati atau diinternalisasi, dan kemudian
dipraktekan dalam hidup keseharian di UK Maranatha. Oleh sebab itu perlu
proses berkesinambungan yang komprehensif untuk memastikan ICE ini
ditanam, berakar, tumbuh, mekar hingga berbuah nyata. Proses ini dimulai
sejak para pembelajar memasuki hari pertama di UK Maranatha dan
berakhir pada saat wisuda. Artinya proses menumbuhkan nilai ICE itu
terjadi selama mereka ada di UK Maranatha.

Turunan dari nilai ICE yang digagas oleh Rektor UK Maranatha periode
2020-2024 adalah Innitiatives – Collaboration – Excellence. Innitiatives
adalah semangat untuk memulai sesuatu hal yang positif; tidak menunggu-
nunggu, namun setiap orang selalu berusaha mengusahakan yang terbaik.
Collaboration adalah semangat bergerak dan bertumbuh bersama untuk
mengembangkan hal yang positif. Sementara excellence adalah semangat
untuk senantiasa melakukan yang terbaik, pantang menyerah dalam
kesungguhan. Ketiga nilai ini, Innitiatives – Collaboration – Excellence,
9
bertujuan untuk membangun ekosistem kondusif untuk pertumbuhan nilai
ICE di tengah tantangan disrupsi jaman.

Ekosistem kondusif ini membuka peluang pada implementasi paradigma


pendidikan yang baru dan meninggalkan paradigma pendidikan lama yang
hirarkial. Paradigma pendidikan baru melihat dosen, mahasiswa dan
karyawan sebagai elemen-elemen yang setara sebagai subyek-subyek
pembelajaran. Pengalaman istimewa yang dibagikan satu dengan yang lain
memperkaya dan memperluas pengetahuan. Pola ini tidak dijumpai pada
paradigma pendidikan lama yang menjadikan dosen sebagai sumber
pengetahuan tunggal. Kolaborasi elemen-elemen inilah yang menjadikan
UK Maranatha menjadi ekosistem kondusif bagi pertumbuhan nilai hidup
kristiani.

10
Wiratha dan Student Identity Development
Wiratha atau Wilujeng Rawuh di Maranatha merupakan pintu gerbang awal
para pembelajar mengenal Kampus UK Maranatha sekaligus nilai-nilai
yang dihidupinya. Semua mahasiswa baru diperkenalkan dengan kampus
UK Maranatha secara langsung dan melihat bagaimana nilai ICE disemai,
dipelihara dan dikembangkan. Wiratha juga adalah wajah UK Maranatha
bagi para mahasiswa baru.

Namun Wiratha bukanlah sebuah tradisi semata. Wiratha harus menjadi


sebuah kesempatan untuk membawa setiap mahasiswa pada
“PENGALAMAN ISTIMEWA” di UK Maranatha. Wiratha harus
meninggalkan kesan seraya membangun kesadaran akan entitas civitas
academica UK Maranatha dengan nilai ICE yang khas. Di Wiratha,
mahasiswa baru harus tahu bahwa mereka disambut, dipedulikan dan
diperhatikan. Mahasiswa baru juga harus tahu bahwa ada nilai-nilai ICE
yang dijunjung dan dihidupi bersama di UK Maranatha yang
didemonstrasikan secara langsung. Mahasiswa juga harus tahu bahwa UK
Maranatha adalah perguruan tinggi yang mumpuni dengan semangat luhur,
keprimaan layanan dan segudang prestasi. Mahasiswa baru perlu bangga
menjadi bagian dari UK Maranatha.

Dalam Wiratha ini juga mereka diperkenalkan pada 7 aspek yang menjadi
tolok ukur pengembangan identitas mahasiswa sebagaimana digagas oleh
Arthur J. Chickering. Seven Vector of Student Identity Development ala
Arthur J. Chickering merupakan skala yang dipakai untuk mengukur
pertumbuhan karakter dan kepribadian dari semua mahasiswa yang ada di

11
UK Maranatha. Setiap mahasiswa harus bertumbuh dalam 7 aspek ini
selama studinya di UK Maranatha. Ketujuh aspek ini adalah:
pengembangan kompetensi, manajemen emosi, interdependensi,
kematangan relasi interpersonal, pengembangan integritas dan
pengembangan tujuan. Pengembangan ketujuh aspek ini didistribusikan
secara bertahap mulai dari tahun pertama hingga tahun keempat secara
proporsional. Hal ini terintegrasi dalam berbagai program pembinaan baik
dalam lingkup Universitas maupun Fakultas atau Program Studi.

DEVELOPING
COMPETENCY

DEVELOPING MANAGING
PURPOSE EMOTIONS

DEVELOPING
INTERDEPENDENCY
INTEGRITY

MATURE
INTERPERSONAL
RELATIONSHIP

Penutup

I’M MARANATHA bukan sebuah slogan atau propaganda biasa, karena


menjadi Manusia MARANATHA adalah mimpi semua civitas akademika
UK Maranatha. Sebuah proses panjang internalisasi nilai untuk
menghasilkan pribadi-pribadi yang mampu membawa perubahan di tengah
masyarakat. Mimpi besar ini akan terwujud jika dimulai dengan langkah
pertama. Wiratha adalah langkah awal itu. Sebuah langkah sekaligus
wahana mengalami sebuah pengalaman istimewa untuk menjadi pribadi-
pribadi yang istimewa menurut kasih dan keteladanan Yesus Kristus.

12
MODUL III
WHO AM I
MODUL 3
WHO AM I

Pandemi yang diakibatkan Covid’19 telah kita alami lebih dari 2 tahun,
keadaan ini telah mengubah perilaku manusia yang diwarnai oleh kebijakan
pemerintah. Kebijakan pemerintah berupa PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar) di awal pandemi, yang kemudian diubah menjadi PPKM
(Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang diterapkan agar
penyebaran virus dapat dihambat, sementara pemerintah berusaha memberi
Vaksin agar daya tahan tubuh masyarakat menjadi lebih siap untuk
menghadapi virus tsb.

Tidak sedikit orang yang mengalami tekanan secara psikologi sehingga


mereka jatuh dalam stress ringan sampai berat. Banyak orang kehilangan
pekerjaan, usaha, bahkan orang yg dikasihinya. Mereka jadi lupa siapa
dirinya, bahkan seorang ahli jiwa stress sampai tidak mengenali lagi
potensi yg ada dalam dirinya. Apakah kejadian ini baru sekarang orang
sadar tidak mampu mengenali dirinya. Jelas tidak. kejadiaan ini sudah
terjadi jauh sebelum pandemic covid 19 ada. Ketika seorang manusia
sebagai yang dicipta ingin menjadi sama seperti pencipta atau ingin
menjadi Tuhan. ini awal manusia tidak mengenal dirinya.

WHO am I???

Manusia diciptakan dengan sangat unik dengan talentanya masing-masing.


Tidak ada seorang pun dari kita yang dapat memilih siapa orang tua kita.
kapan, dimana kita dilahirkan atau memilih ingin dari suku bangsa tertentu.
13
Bahkan saudara/I kandung dan urutan kelahiranpun sudah diatur oleh Sang
Pencipta. Manusia diciptakan dengan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan dengan ciri fisik yang berbeda-beda dan otentik. Kapasitas
mental setiap orang pun menjadi salah satu keajaiban yang dimilikinya.
sebagai ciptaan yang diciptakan, sang Pencipta pun dapat mengambil nafas
kehidupan sesuai dengan kehendakNya. Manusia tidak punya otoritas
untuk kelahiran dan kematian.

Betapa spesialnya kita diciptakan, tidak ada yang sama dan semua
diciptakan dengan penuh kesempurnaan dimata sang Pencipta, karena Dia
punya tujuan tersendiri bagi ciptaanNya. sesuai dan rencanaNya yang
kadang sering kali manusia lupa dan tidak atau sulit untuk mengerti.
Bagaimanapun sebagai ciptaan tidak dapat mengerti secara utuh apa yang
diinginkan sang Pencipta karena keterbatasaan sebagai yang dicipta.

Di seluruh dunia ini tidak ada manusia yang sama. Dari mata, hidung,
rambut, tangan, suara, tulisan, selera makan, tertawa, cara menangis, cara
berjalan, cara berpikir tidak ada yang sama. diciptakan bak sebuah
Simponi. Setiap manusia adalah manusia “Langka”, Karena itu kita tidak
perlu mencoba untuk meniru orang lain. Karena “aku” adalah keajaiban
terbesar di dunia.

Kejadian 2:7

• Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu


dan tanah dan menghembuskan nafas hidup kedalam

14
hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang
hidup
Ketika manusia jatuh ke dalam dosa adalah awal manusia jadi fokus hanya
kepada dirinya sendiri. Semua ukuran nilai kehidupan jadi rusak. Manusia
mulai tidak kenal lagi dirinya sendiri semua yang dilakukan terfokus pada
dirinya sendiri. Manusia dari tidak tahu dirinya, menjadi tidak tahu diri.
merasa tidak lagi perlu bergantung pada Penciptanya, sehingga
kemerosotan hidup dimulai, dengan standard hidup yang tidak berstandard
sang Pencipta. didalam natur keberdosaannya telah merusak cara pandang
manusia terhadap kehidupan dan Manusia berdosa mempunyai
kecenderungan untuk berpikir sebagai manusia berdosa.Neh 8:9 tidak
mudah bagi manusia berdosa untuk memahami kebenaran. dengan
pemahaman akan Allah dan kehendak untuk hidup dalam ketetapan Allah.
Keterbatasan manusia tidak dapat memahami Allah secara penuh.

Jadi siapakah kita ini? manusia sebagai mahkluk ciptaan yang diciptakan
oleh Tuhan. Ciptaan yang diberi otoritas untuk mengelola mahluk lain yang
ada di bumi seperti binatang, tumbuhan, tanah, laut dan segala isinya
(kejadian 1: 26-27). Diharapkan manusia mengelola dengan penuh
tanggung jawab dan manusia harus mempertanggung jawabkan apa yang
sudah diberikan selama hidupnya.

Dari sudut pandang Allah sebagai Pencipta, kita harus bekerja, belajar,
beraktifitas dengan dasar untuk memuliakan sang Pencipta. Dengan
diciptakannya manusia dengan keunikan masing-masing dan perbedaan
tugas yang dirancangkanNya, maka sudah sepatutnya setiap manusia

15
mengenali potensi dirinya masing-masing. Apa kekuatan yang dimiliki,
keahlian yang diberikan oleh sang Pencipta.

Kerinduan sang Pencipta dari ciptaanNya adalah melakukan dengan


berkomunikasi denganNya, mengetahui dengan jelas apa tujuan yang sudah
digariskanNya dan tentu melakukannya dengan usaha yang maksimal.

Melalui pengalaman yang menyakitkan sering manusia dibentuk menjadi


manusia yang tangguh dan mengenal lebih baik arti dari makna hidup ini.

Pertanyaannya, jika saat ini Anda belajar di universitas Kristen Maranatha,


apakah sesuai dengan tujuan hidupmu? apakah sudah searah dengan tujuan
yang seharusnya ? Jika kita semua diijinkan berada di tempat ini, maka ini
semua menjadi bagian rangkaian dari tujuan yang harus kita capai. Maka
perlu menjadi perenungan bagi setiap dari kita untuk jelas menilik potensi
yang sudah dianugerahkan oleh sang Pencipta, kemampuan serta keahlian
yang ada. hal ini menjadi dasar untuk Anda melangkah ke tujuan yang jelas
sambil berproses mengenali lebih dalam apa rencanaNya bagi kita. Kenali
“Who am I ? dengan mengenal lebih dalam sang Pencipta, berelasilah
denganNya dan nikmati proses perjalanan kehidupan ini. Karena dengan
mengetahui arah tujuan hidup ini untuk menyenangkan hati sang Pencipta,
maka kita akan menemukan arti hidup itu sendiri. Karena “Manusia tidak
dapat mengenal siapa dirinya jika tidak mengenal siapa yang
menciptakannya”

16
Tuliskan pengalaman hidupmu:

Kemampuan yang Kekurangan yang ku Skill yang kukuasai :


kukenali: miliki :

Pengalaman hidup Pengalaman hidup Apa pelajaran yang


yang menyenangkan tidak yang didapat?
: menyenangkan:

Dampak dalam Dampak dalam hidup


hidup yang yang membekas dari
membekas dari Pengalaman hidup
pengalaman hidup tidak yang
yang menyenangkan menyenangkan:
:

17
I know you know I don’t know you know

I know you don’t know I don’t know you don’t know

18
MODUL IV
SMA VS UNIVERSITAS
MODUL 4
SMA VS UNIVERSITAS

Jika teman-teman mahasiswa sering berselancar di media sosial, pasti


sering menemukan artikel ataupun tayangan-tayangan tentang ‘tips bagi
mahasiswa baru’ (yang biasa disingkat dengan maba) atau ‘langkah-
langkah persiapan untuk menjadi maba’. Banyaknya artikel maupun
tayangan-tayanngan sejenis menandakan bahwa ada perbedaan yang cukup
significan antara masa SMA dan kuliah sehingga seorang siswa perlu diberi
tips-tips ataupun langkah-langkah persiapan sebelum memasuki
perkuliahan dan menyandang ‘gelar’ sebagai mahasiswa baru.

Perubahan status dari siswa menjadi mahasiswa menuntut proses adaptasi


dan agar proses adaptasi dapat berjalan dengan lancar, seorang siswa /
calon mahasiswa perlu mengenali terlebih dahulu hal-hal apa saja yang
akan dihadapi saat memasuki dunia perkuliahan. Dengan kemudahan akses
internet saat ini, seorang calon mahasiswa seharusnya dapat melakukan
eksplorasi, mencari informasi terlebih dahulu tentang dunia perkulihan,
sebelum tiba saatnya mereka benar-benar menginjakkan kaki di ‘dunia’
tersebut. Namun pada kenyataannya tidak semua calon mahasiswa
melakukan hal tersebut, oleh karena itulah dibutuhkan kakak-kakak mentor
untuk membantu adik-adik mahasiswa baru ini agar lebih memahami dunia
perkulihan.

Kakak-kakak mentor pasti pernah berada dalam posisi sebagai maba. Mari
kita lakukan kilas balik sejenak. Apa yang dirasakan, apa yang dialami saat
berada dalam posisi tersebut ? Mungkin ada yang tidak mengalami masalah
19
apapun, sehingga rasanya biasa saja. Tetapi, mungkin juga ada yang
mengalami kesulitan sehingga memunculkan perasaan khawatir saat akan
kuliah.

Umumnya kesulitan muncul karena maba kurang memiliki informasi dan


pengalaman yang cukup, karena itu kakak-kakak mentor dapat
membagikan beberapa informasi yang dapat membantu para maba ini
untuk lebih memahami dunia perkuliahan.

Informasi pertama yang harus diberikan kepada maba adalah perbedaan


antara SMA dan PT, yang meliputi :

1. Perbedaan beban belajar


2. Perbedaan sistem presensi
3. Perbedaan standart penilaian
4. Perbedaan cara belajar
5. Perbedaan cara berpikir

Kita akan lihat perbedaan-perbedaan tersebut secara terperinci.

Perbedaan beban belajar


SMA PT
• 1 jam Pelajaran → 45-50 • Beban belajar dinyatakan dlm
menit bentuk Satuan Kredit Semester
• Jumlah mata pelajaran • 1 sks setara dengan 160 menit
setiap jurusan, setiap kegiatan belajar/minggu/semester

20
semester sudah ditentukan → 50 menit tatap muka (kuliah /
• Jumlah jam/minggu untuk responsi/ tutorial
tiap mata pelajaran juga → 50 menit tugas terstruktur
sudah ditentukan → 60 menit tugas mandiri
• 1 sks  2,67 jam / hari
• 1 semt pembelajaran efektif 16
minggu
• Mata kuliah boleh pilih (semt
tertentu)

Perbedaan sistem presensi


SMA PT
• Ketidakhadiran yang ditolerir • Ketidakhadiran yang di
maximal 30 hari dalam 1 tolerir 25% dari pembelajaran
Tahun ajaran efektif 1 semester

21
Perbedaan standart penilaian
SMA PT
Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria minimal penilaian proses
(KKM) dilakukan dengan Tehnik dan hasil belajar dalam rangka
Penilaian : pemenuhan Capaian Pembelajaran
• Tes Tertulis Lulusan dilakukan dengan Tehnik
• Unjuk kerja Penilaian :
• Observasi
Dalam bentuk : • Partisipasi
• Penilaian Harian • Unjuk kerja
• Penilaian Tengah Semester • Tes Tertulis
• Penilaian Akhir Semester • Tes Lisan
• Penilaian Akhir Tahun • Angket

Dalam bentuk :
• Kuis
• UTS / UAS
• Penilaian tugas /KAT
• Praktikum / Responsi

22
Perbedaan cara belajar
SMA PT
• Siswa lebih pasif – Guru • Mahasiswa lebih aktif –
berperan sebagai pemberi Dosen berperan sebagai
Ilmu Pengetahuan fasilitator
• Siswa banyak tugas kerja • Mahasiswa banyak tugas kerja
mandiri – PR kelompok – Project
• Lebih banyak dituntun atas • Lebih banyak kerja mandiri
dasar arahan atas dasar inisiatif

Perbedaan cara berpikir


SMA PT
• Siswa dituntut untuk mampu • Mahasiswa diminta untuk
berpikir logis berpikir dalam tataran yang
• Dituntut kemampuan problem lebih tinggi dan kompleks
solving sederhana (menggabungkan beberapa
Mis : tugas-tugas sekolah informasi)
• Dituntut kemampuan
menganalisa dan berpikir kritis
• Didorong untuk aktif
mengemuka-kan pendapat
Mis : Skripsi, tugas akhir

23
Setelah maba memperoleh informasi mengenai perbedaan antara SMA dan
PT maka langkah berikutnya yang harus dilakukan maba adalah melakukan
evaluasi apa saja sikap dan tingkah laku yang harus ia pertahankan dan apa
saja sikap dan perilaku yang harus ia ubah, agar dapat beradaptasi dengan
tuntutan dari dunia kuliah / PT.

Ada 3 perubahan besar yang perlu diperhatikan oleh maba, yaitu :

1. Kebebasan
2. Tanggung jawab
3. Kemandiran

Kebebasan

Untuk mengejar cita-citanya, beberapa maba mungkin datang dari kota


yang berbeda, mereka merantau meninggalkan orang tua dan keluarganya
agar dapat kuliah di Universitas Kristen Maranatha. Tinggal di kota yang
berbeda dengan orang tua dan keluarga memberikan kebebasan yang lebih
besar kepada maba. Kalaupun mahasiswa tetap tinggal bersama arang tua,
tidak jarang pengawasan orang tua lebih berkurang dibandingkan saat
masih SMA. Itu menandakan orang tua memberikan kepercayaan yang
lebih besar kepada maba. Umumnya kebebasan yang diberikan orang tua
berupa kebebasan dalam hal menggunakan waktu. Kalau semasa SMA,
jadwal sekolah sangat pasti. Jam masuk dan pulang sekolah sudah
ditentukan, namun tidak demikian saat mereka kuliah. Demikian juga saat
sekolah online, jadwal sekolah / belajar secara synchronous lebih pasti rutin
setiap hari. Tidak demikian halnya dengan jadwal kuliah, setiap hari dapat

24
berbeda-beda, ada jadwal pagi namun ada juga siang dan sore. Maba
memiliki kebebasan untuk memanfaatkan waktu yang mereka miliki –
kebebasan dalam menggunaka waktu. Selanjutnya kebebasan
mengatur budget. Saat kuliah, orang tua umumnya sudah memberi
kesempatan kepada anak-anaknya untuk mengatur keuangan sendiri.
Apalagi jika mereka adalah mahasiswa yang harus kost atau tinggal
terpisah dari orang tua / keluarga. Terakhir adalah kebebasan dalam
berelasi. Ruang lingkup pergaulan maba sangat luas. Dengan
dimungkinkannya mahasiswa untuk mengambil mata kuliah ke semester di
atas maupun di bawahnya, ditambah lagi dengan kegiatan-kegiatan
kemahasiswaan yang dapat diakses oleh seluruh maba dari berbagai
fakultas, jurusan maupun program studi membuat lingkup pergaulan
menjadi semakin terbuka luas, belum lagi jika mahasiswa mengikuti
kegiatan kampus merdeka.

Tanggung Jawab

Dengan perubahan cara berpikir dan menyadari adanya beberapa perubahan


yang terjadi saat memasuki PT, yang salah satunya adalah perubahan dalam
hal kebebasan maka maba diharapkan dapat menggunakan kebebasan yang
ada secara bertanggung jawab. Baik tanggung jawab kepada diri sendiri
maupun tanggung jawab kepada orang tua / keluarga yang sudah menaruh
kepercayaan dan harapan besar pada diri maba. Dalam hal-hal apa saja
maba harus bertanggung jawab? Yang pasti tanggung jawab dalam
menggunakan kebebasan yang ada. Kebebasan menggunakan waktu yang

25
Tuhan beri, kebebasan dalam mengatur keuangan dan kebebasan dalam
memilih teman/ pergaulan.

Kemandirian

Saat maba menyadari adanya perubahan kebebasan ketika memasuki PT


dan maba mampu berpikir kritis, serta memilih untuk bertanggung jawab
atas kebebasan yang dimiliki, dan menjalani proses study-nya dengan
penuh tanggung jawab dan kesungguhan maka umumnya juga terjadi
perubahan dalam hal kemandirian. Maba mampu mengolah informasi yang
ia terima untuk membuat keputusan sendiri dan bertingkah laku
berdasarkan keputusan yang sudah ia buat. Jika sebelumnya pengaruh
orang tua dan keluarga cakup besar dalam pengambilan keputusan maba,
namun sekarang sediki demi sedikit maba mulai berlatih membuat
keputusan secara mandiri dan bertanggung jawab atas konsekuensi dari
keputusan yang ia buat.

Terdapat 7 faktor penunjang keberhasilan seorang mahasiswa yaitu :

1. Kemampuan
Fisik : kesehatan, kebugaran

Psikis : kecerdasan

2. Kemauan
Motivasi, daya juang, ketekunan, disiplin

26
3. Stabilitas emosi
Pengendalian perasaan, minat

4. Keyakinan diri
Kemandirian, kesadaran mengenai kelebihan dan kekurangan yang ada
dalam diri, iman

5. Relasi sosial
Kemampuan untuk bergaul dan bekerjasama dengan orang lain

6. Kesempatan
Peluang untuk masuk ke dalam suatu lembaga pendidikan,
perbandingan antara daya tampung dengan peminat

7. Sarana dan prasarana


Dana, perlengkapan, lembaga, tenaga pengajar, aturan

Dengan menyadari perbedaan SMA dan Perguruan Tinggi, serta


perubahan-perubahan yang akan terjadi saat memasuki masa kuliah, maka
maba dituntut untuk fleksibel agar dapat beradaptasi di lingkungan dan
situasi baru. Informasi- informasi tersebut di atas perlu disampaikan oleh
kakak-kakak mentor kepada para maba (mentee) nya. Namun pemberian
informasi (aspek kognitif) saja tidaklah cukup, karena itu mentor juga perlu
membagikan pengalaman-pengalaman yang sudah lalui agar maba (mentee)
tergugah utk melakukan hal yang serupa (aspek afektif).

27
Last but not least ajak mentee mengevalusi sikap dan perilaku apa yang
harus ia pertahankan dan mana yang harus diubah. Dorong mentee untuk
terus berlatih mengubah sikap dan perilaku yang dapat menghambat
keberhasilan dalam belajar di Perguruan Tinggi.

28
Lembar Kerja Mahasiswa 1
Perbedaan SMA Dan Perguruan Tinggi (Kuliah)
SMA Perguruan Tinggi (Kuliah)

Masalah / kesulitan yang dihadapi saat pertama kuliah


No Kesulitan Lama Yang dilakukan untuk Hasil
mengalami mengatasi

29
Lembar Kerja Mahasiswa 2 Khusus Mentee
Hal-hal yang perlu Hal-hal yang ingin
dipertahankan dari Alasannya diperbaiki ketika Caranya
SMA kuliah

30
MODUL V
TIME & MONEY MANAGEMENT
MODUL 5
TIME & MONEY MANAGEMENT

Time Management

“Waktu adalah sumber daya yang paling langka, bila waktu tidak dikelola
dengan baik, tidak ada satupun yang dapat dikelola” (Peter Drucker)

Membaca quote dari Peter Drucker tersebut, maka kita bisa melihat bahwa
waktu adalah suatu sumber daya yang harus dikelola dengan baik. Apabila
kita tidak bisa mengelola waktu dengan baik, maka sumber daya lain pun
tidak akan bisa dikelola dengan baik. Itu sebabnya pengelolaan waktu
(manajemen waktu) menjadi sesuatu yang penting.

Persepsi orang tentang waktu :

• Untuk hal-hal yang menyenangkan, waktu rasanya berlalu dengan


sangat cepat
• Untuk hal-hal yang tidak menyenangkan, waktu rasanya sangat
lama berlalu

Fakta tentang waktu :

• Waktu tidak pernah berhenti atau selesai, tapi kita selalu merasa
kehabisan atau kekurang waktu
• Waktu selalu membawa perubahan dan menuntut perubahan dari
kita

31
Bagaimana cara mengelola waktu (manajemen waktu) yang baik ? Berikut
adalah beberapa cara manajemen waktu yang baik :

1. Usahakan menggunakan waktu seefektif mungkin


2. Setiap awal hari, buatlah daftar yang harus dikerjakan (to do list)
3. Buat penjadwalan yaitu menentukan kapan harus memulai dan
kapan harus selesainya suatu kegiatan
4. Buat prioritas untuk beberapa hal yang sangat penting

Bagaimana cara menentukan prioritas ? Berikut tipsnya :

1. Tentukan apa yang “harus saya lakukan”


2. Tentukan apa yang “tidak harus saya lakukan”
3. Tentukan apa yang “harus tidak saya lakukan”

Setiap pagi, tuliskan enam hal paling penting yang ingin kita lakukan hari
ini. Mulai lakukan yang pertama terlebih dahulu, lalu yang kedua, lalu yang
ketiga. Jika tiga hal tersebut hari itu selesai, tambahkan tiga lagi pada hari
berikutnya. Lakukan cara ini selama satu bulan, maka kita dapat merasa
dampak yang sangat luar biasa.

Selain itu dalam menentukan prioritas, kita juga bisa menggunakan prinsip
20/80, artinya 20% dari apa yang kita lakukan akan memberikan hasil 80%
(Hukum Pareto)

32
Dalam mengelola waktu, kita perlu berhati-hati terhadap “pencuri waktu”.
Berikut beberapa contoh “pencurri waktu” :

1. Pertemuan yang sering diadakan tanpa agenda yang jelas


2. Kita tidak mempersiapkan diri untuk suatu pertemuan
3. Terlalu banyak menginterupsi orang lain dan diri sendiri
4. Tidak memberikan intruksi yang terperinci
5. Tidak mengambil keputusan tepat pada waktunya

Matriks Urgent – Important

Important A B
Not Important C D
Urgent Not Urgent

Time Management Tools

• Time Log
• Block Time
• Priority List

Money Management

Apa yang dimaksud “Perencanaan Keuangan” ?

33
Perencanaan keuangan adalah proses mencapai tujuan hidup seseorang
melalui manajemen keuangan secara terintegrasi dan terencana (Financial
Planning Standard Board Indonesia)

Jadi perencanaan keuangan adalah rencana mencapai suatu tujuan tertentu


dalam hidup yang membutuhkan sejumlah dana. Perencanaan keuangan
pribadi menggunakan siklus kehidupan manusia. Dalam siklus kehidupan
manusia ada unsur kepastian dan ketidakpastian. Perencanaan keuangan
pribadi bisa bersifat jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.

Mengapa kita perlu perencanaan keuangan ?

• Agar lebih siap menghadapi problem keuangan


• Untuk mengelola keuangan secara bijak, sehingga bisa
mengendalikan defisit keuangan
• Agar dapat mengakumulasi dan melindungi kekayaan secara
konsisten
• Untuk memaksimumkan produktivitas uang
• Agar dapat mengelola risiko keuangan
• Agar mampu meningkatkan standar hidup

34
Prinsip membuat perencanaan keuangan

• Specific
• Measureable
• Acievable
• Realistic
• Time bound

Jenis Perencanaan Keuangan

Perencanaan keuangan dimulai dari Perencanaan Arus Kas, kemudian


perencanaan keuangan yang menyeluruh meliputi :

• Perencanaan Investasi
• Perencanaan Risiko dan Asuransi
• Perencanaan Pajak
• Perencanaan Pensiun (Hari Tua)
• Perencanaan Warisan

Tips Mengelola Pengeluaran Bulanan

Usahakan agar pengeluaran rutin bulanan harus lebih kecil dari penghasilan
bulanan, artinya hindari defisit keuangan. Karena defisit keuangan
merupakan sumber dari hampir segala masalah keuangan. Selain itu kendali
juga sifat boros.

Untuk bisa mengendalikan pengeluaran bulanan, maka alangkah baiknya


kalau kita membuat anggaran bulanan.

35
Anggaran bulanan meliputi Anggaran Pendapatan dan Anggaran
Pengeluaran.

Berikut contoh sederhana anggaran bulanan

RENCANA JUMLAH RENCANA JUMLAH


PENDAPATAN PENGELUARAN
Gaji/Kiriman Ortu Perpuluhan (10%)

Honor Magang Tabungan

Pulsa Telepon

Beli Buku/Foto Copy

Makanan

Transportasi

Rekreasi/Hiburan

Total Penghasilan Total Pengeluaran

Setelah membuat anggaran bulanan, maka selanjutnya yang perlu


dilakukan adalah membuat catatan penerimaan dan pengeluaran. Catatan
tersebut selanjutnya akan dibuat menjadi Laporan Arus Kas

36
Laporan Arus Kas terdiri dari Arus Kas Masuk dan Arus Kas Keluar.

Selisih dari Arus Kas Masuk dengan Arus Kas Keluar disebut Arus Kas
Bersih

Jadi Nilai Arus Kas Bersih = Arus Kas Masuk – Arus Kas Keluar

Tabungan

Tabungan adalah sebagian dari penghasilan yang secara sengaja disisihkan


untuk membiaya kehidupan di masa yang akan datang dan untuk
mengakumulasi kekayaan.

Bagaimana caranya menabung ?

Berikut ini beberapa tips supaya bisa menabung :

• Tetapkan tujuan
• Menabunglah di depan
• Kendalikan pola belanja
• Cari penghasilan tambahan (tingkatkan prestasi kerja)
• Kendalikan hutang
• Lakukan investasi
• Beli asset produktif
• Menabunglah dengan disiplin

37
Lembar Kerja Time Management

JADWAL MINGGUAN

TANGGAL :

Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

05.00 - 06.00

06.00 - 07.00

07.00 - 08.00

08.00 – 09.00

09.00 – 10.00

10.00 – 11.00

38
11.00 - 12.00

12.00 - 13.00

13.00 - 14.00

14.00 - 15.00

16.00 - 17.00

17.00 - 18.00

19.00 – 20.00

20.00 - dst

39
Lembar Kerja

Anggaran Keuangan Pribadi

Rencana Pendapatan Jumlah Rencana Jumlah


Pengeluaran

Total Pendapatan Total Pengeluaran

40
Lembar Kerja

LAPORAN ARUS KAS

Pemasukan Jumlah Pengeluaran Jumlah

Total Pemasukan Total Pengeluaran

41
MODUL VI
STUDENT IDENTITY DEVELOPMENT
MODUL 6
STUDENT IDENTITY DEVELOPMENT

Aktivitas yang dilakukan:


✓ Introduction
Teori the Seven Vectors of Student Development dari
Arthur F. Chickering (Education and Identity, Chickering &
Reisser, 1993) mengatakan bahwa mahasiswa mengembangkan 7
(tujuh) area perkembangan diri :

42
1. Developing Competence
Diharapkan mahasiswa mencapai level kompetensi intelektual,
fisikal, dan interpersonal yang lebih tinggi. Dia telah mengembangkan
rasa percaya diri akan kemampuan-kemampuannya. Keyakinan akan
kompetensi diri yang muncul akan mendorong kesediaan dalam
mengambil resiko, daya tahan dalam menghadapi tugas-tugas yang sulit,
dan meningkatnya rasa percaya akan kemampuan diri.

2. Managing Emotion
Meningkatnya kesadaran akan perasaan dan kemampuan untuk
mengendalikan ekspresi emosi. Juga adanya peningakatan kapasitas dalam
mengatasi stress, dalam mengenali perasaan dan menyesuaiakannya
dengan situasi, serta berkembangnya kemampuan untuk membina
hubungan yang lebih dekat dengan orang lain.

3. Moving Through Autonomy Toward Interdepence


Hubungan dengan orang tua berubah. Mahasiswa bebas dari
kebutuhan akan penerimaan. Mereka menyadari pentingnya sikap
interdependensi (kesaling bergantungan) dan mengembangkan kemampuan
untuk mendapatkan bimbingan dari orang lain. Mahasiswa dapat
melakukan tanggung jawab yang lebih besar bagi hidupnya dan mengenali
keterkaitan dengan orang lain .

43
4. Developing Mature Interpersonal Relationship
Mahasiswa mulai dapat memperlakukan orang lain sebagai
individu, dan bukan berdasarkan stereotipi tertentu, sikap toleransi
meningkat, dan dapat menerima perbedaan antara individu dengan individu
yang lain. Kapasitas untuk mengembangkan relasi yang lebih matang dan
intim meningkat. Mahasiswa dapat melakukam empati terhadap orang lain
serta menahan diri untuk tidak memberikan penilaian (judgment) terhadap
pandangan orang lain.

5. Establishing Identity
Mahasiswa mulai memiliki kejelasan akan konsep diri, keyakinan,
dan nilai-nilai. Dia mengembangkan rasa keselarasan dalam kehidupan
batiniah (a sense of inner consistency). Adanya penerimaan dan rasa
nyaman akan kondisi tubuh, penampilan, gender, dan orientasi seksual.
Mahasiwa mulai mengintegrasikan segala bidang kehidupannya. Dalam hal
ini rasa diri (a sense of self) terbentuk manakala area-area pengambangan
sebelumnya telah berhasil dilalui, untuk selanjutnya menjadi kerangka bagi
pengembangan dua area perkembangan berikutnya (purpose dan integrity).

44
6. Developing Purpose
Mahasiswa mulai menentukan tujuan-tujuan dan arah yang
berhubungan dengan kehidupan akademik, karir, pernikahan, pekerjaan,
dan gaya hidup. Perancanaan dan prioritas hidup dirancang dengan
mempertimbngkan tiga unsur utama: minat yang sifatnya rekreasional,
bidang ilmu/keahlian, dan gaya hidup. Penekanan diberikan pada
pertanyaan “Who am I going to be?” and “Where am I going?” dan bukan
lagi pada “Who am I?” and “Where am I?

7. Developing Integrity
Mahasiswa mengalami peningkatan dalam komitmen terhadap
nilai-niai kemanusiaan dan kesusuaian antara nilai dan perilaku. Dia
mengambangkan rasa tanggungnjawab sosial yang lebih tinggi, mulai
menetapkan seperangkat nilai yang menuntun segala tindakannya. Dia
memiliki kemampuan untuk menilai situasi dan kompleksitasnya secara
obyektif. Dia juga dapat menyeimbangkan keyakinan dan perilaku –
melakukan apa yang diyakini atau dikatakan (“walk your talk.”)

✓ Self Assesment
1. Developing Competence
Tanda-tanda:
• Mahasiswa kuatir tentang kompetisi akademik dengan mahasiswa
lain.
• Mahasiswa prihatin akan kemampuannya dalam mengembangkan
hubungan.

45
• Mahasiswa tidak mau ikut dalam kegiatan olahraga karena merasa
tidak cukup baik dalam olah raga.

Usulan penanganan:
• Peningkatan kompetensi intelektual (Intellectual
Competence) melalui time management skills, study skills, test-
taking skills, anxiety reduction.
• Peningkatan kompetensi fisikal (Physical Competence) melalui
physical fitness, berbagai metoda relaksasi.
• Peningkatan kompetensi interpersonal (Interpersonal Competence)
dengan pelatihan-pelatihan communication skills, assertiveness
training, hubungan persahabatan

2. Managing Emotion
Tanda-tanda:
• Mahasiswa merasa kehilangan kendali atas dirinya secara
emosional.
• Mahasiswa yang mengalami guncangan emosi meningkatkan
penggunaan obat-obatan dan minuman keras serta menyangkali
adanya guncangan emosi.
• Mahasiswa menjadi sangat mudah merasa frustrasi karena
berkurangnya kontak seksual pada masa pacaran.
• Mahasiswa menjadi sangat agresif selama perioda guncangan
emosi.

46
Usulan penanganan:
• Anger, stress, dan/atau conflict management
• Konseling dalam mengatasi kesepian dan/atau depresi.
• Konseling masalah-masalah seksual
• Program psikoedukasi tentang alkohol and obat-obatan terlarang

3. Moving Through Autonomy Toward Interdepence


Tanda-tanda:
• Bertengkar dan bertentangan dengan orang tua dan figure otoritas
yang lain.
• Masalah di tempat kos dan ruang kelas
• Penurunan prestasi belajar, prokrastinasi meningkat, terlalu banyak
melakukan aktivitas sosial.

Usulan penanganan:
• Latihan mengambil keputusan (berani berkata tidak kepada yang
tidak fokus atau prioritas)
• Latihan menghadapi kesepian
• Berani menghadapi tekanan teman sebaya
• Pengelolaan uang yang lebih baik
• Mengembangkan rasa percaya diri

47
4. Developing Mature Interpersonal Relationship
Tanda-tanda:
• Mahasiswa seara terang-terangan menunjukkan sikap prejudis
terhadap kelompok minoritas atau adanya perasaaan takut/terancam
oleh orang dari budaya lain.
• Mahasiswa menunjukkan sikap toleransi yang rendah terhadap
orang lain yang memiliki pandangan yang bertentangan dengan
dirinya.

Usulan penanganan:
• Peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang isu-isu minoritas.
• Pemahaman tentang sistem nilai yang lain.
• Komunikasi dalam pasangan.
• Pemahaman yang lebih baik dalam masalah-masalah hubungan dan
peran seks.

5. Establishing Identity
Tanda-tanda:
• Mahasiswa mempertanyakan apakah dirinya seorang homo
sekesual.
• Mahasiswa merasa tertekan karena tidak yakin akan dirinya.

Usulan penanganan:
• Eksplorasi diri, pertumbuhan pribadi, kejelasan nilai termasuk
nilai-nilai yang berhubungan dengan seksualitas.

48
• Eksplorasi dan perencanaan karir.
• Pemilihan jurusan atau bidang keahlian.
• Ketrampilan dalam menentukan tujuan (goal setting skills)

6. Developing Purpose
Tanda-tanda:
• Mahasiswa bingung mengenai jurusan yang akan/sedang diambil.
• Mahasiswa mengalami kesulitan dan merasa tidak pas dengan
jurusannya.
• Mahasiswa mengalami kesulitan dalam mempersiapkan diri untuk
mencari perkerjaan.

Usulan penanganan:
• Perencanaan hidup (life planning)
• Job hunting, resume writing, career decision making
• Konseling pribadi tentang hubungan dengan orang lain.

7. Developing Integrity
Tanda-tanda:
• Mahasiswa merasa terganggu oleh perbedaan antara nilai-nilai
pribadi yang dimilikinya dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh
orang tua atau teman-teman sebaya.
• Mahasiswa merasa terganggu karena belum melakukan apa yang
seharusnya dilakukan dalam hal kehidupan beragama (religion) dan
kerohanian (spirituality).

49
• Mahasiswa merasa tidak yakin tentang apa yang dipercayaainya
(“I just don’t know what I believe in.”)

Usulan penanganan:
• Mentoring
• Konseling pribadi dan/atau konseling spiritual (Personal and/or
spiritual counseling)
• Melibatkan diri dalam aktivitas yang berhubungan dengan
pelayanan sosial/masyarakat.

✓ Sharing is Caring
Sharing session :
• Membagikan hasil asesment pribadi dalam kelompok masing-
masing
• Teman kelompok memberikan tanggapan, apresiasi, atau masukan.
• Lakukan secara bergantian sampai semua anggota sudah selesai
membagikan.

✓ Action Plan
Dari Menuju
Developing Competence
• Tingkat kompetensi yang rendah • Tingkat kompetensi yang tinggi
(intelektual, fisik, interpersonal) dalam tiap area
• Kepercayaan diri yang rendah • Rasa percaya diri yang kuat
akan kemampuan

50
Managing Emotions
• Kurangnya kontrol akan emosi • Pengendalian diri yang
yang merusak (takut, cemas, fleksibel dan ekspresi emosi
marah hingga agresi, depresi, yang tepat
rasa bersalah dan malu, • Meningkatkan kesadaran dan
gangguan fungsi seksual atau penerimaan akan emosi
ketertarikan romantis) • Kemampuan untuk
• Kurangnya kesadaran akan mengintegrasikan perasaan
perasaan dengan tingkah laku yang
• Ketidakmampuan untuk bertanggung jawab
mengintegrasikan perasaan
dengan tingkah laku

51
Moving through Autonomy toward Interdependence
• Ketergantungan secara • Kebebasan dari kebutuhan
emosional yang terus-menerus dan
• Kurangnya kemampuan untuk menekan akan jaminan pihak
mengarahkan diri dan untuk luar.
menyelesaikan masalah: • Kemandirian yang bermanfaat
rendahnya kebebasan dan (dapat mengarahkan diri, ajeg
keyakinan untuk dapat bergerak dan terus berkembang)
• Independen • Mengenali dan menerima
pentingnya interdependensi
Developing Mature Interpersonal Relationships
• Kurangnya kesadaran akan • Toleransi dan penghargaan
perbedaan, kurang toleran pada akan perbedaan
perbedaan • Kemampuan untuk menjaga
• Relasi intim yang tidak menetap, dan merawat relasi intim
tidak sehat atau bahkan tidak ada jangka panjang

52
Establishing Identity
• Perasaan tidak nyaman akan • Merasa nyaman dengan tubuh
tubuh dan penampilan dan penampilan
• Perasaan tidak nyaman akan • Merasa nyaman dengan jenis
jenis kelamin dan orientasi kelamin dan orientasi seksual
seksual • Merasa menjadi bagian dalam
• Kurangnya kejelasan tentang suatu lingkungan sosial, latar
identitas sosial, kultur dan asal belakang dan konteks kultur
usul tertentu
• Kebingungan tentang “siapa • Kejelasan akan konsep diri
saya?” dan bereksperimen melalui peran dan gaya hidup
dengan peran dan gaya hidup • Perasaan akan diri sebagai
• Kurangnya kejelasan mengenai respons terhadap umpan balik
evaluasi dari orang lain dari orang lain
• Tidak puas dengan diri • Memiliki self-acceptance dan
• Tidak stabil, jati diri yang terbagi self-esteem
• Kepribadian yang stabil dan
terintegrasi

53
Developing Purpose
• Belum jelasnya arah pekerjaan • Kejelasan akan arah pekerjaan
yang dituju yang dituju
• Minat personal yang rendah dan • Aktivitas yang lebih menetap,
terbagi-bagi terfokus dan bermanfaat
• Komitmen interpersonal yang • Komitmen interpersonal dan
kurang bermakna keluarga yang kuat

Developing Integrity
• Kepercayaan yang rigid dan • Nilai-nilai yang bersifat
pemikiran yang bersifat dualistik humanis
• Nilai dan kepercayaan personal • Nilai personal (kejelasan dan
yang belum jelas dan belum menetap) sambil menghargai
teruji kepercayaan orang lain.
• Lebih tertarik pada diri sendiri • Memiliki tanggung jawab
• Adanya kesenjangan antara nilai sosial
dan tingkah laku • Adanya kongruensi antara nilai
dan tingkah laku, yang bersifat
otentik.

54
LEMBAR KERJA MAHASISWA: SMARTER GOAL
SPECIFIC
A specific goal has a much greater chance
of being accomplished than a general goals.
S
Can the goal be broken into smaller steps?
Answer the 5 W’s : What, Who, When, and
Why? You must list your compelling reason.
MEASURABLE
Must establish concrete criteria for
M measuring progress toward the attainment
of each goal you set. How much? How
many?
ACHIEVABLE
Begin to figure out ways you can make them
come true you must start to develop the
A
right attitude, abilities, skills, and financial
capacity to reach them.
Can the goal be tracked and accounted for?
REALISTIC
To be realistic, a goal must represent an
R
objective toward which you are both willing
and able to work.
TIMELY
All goals should be grounded within a time
T frame.
When?? Ask yourself what can I do this
week? What can I do by next month?
ENTHUSIASTICALLY
Approach your goals and the results, with
E as much positive energy as possible.
Its important to Evaluate and Revaluate
your goals regurarly.

55
TANGGAL PELAKSANAAN MENTORING WIRATHA FEST 2022

No Tanggal Kegiatan
30 Agustus - 01 September
1 2022 WIRATHA FEST 2022
02 September - 03
2 September 20222 PENGENALAN FAKULTAS 2021
PELANTIKAN MAHASISWA
3 10 September 2022
BARU 2022
19 September - 25 Mentoring Modul 1 : "Service
4 September 2022 Learning"
26 September - 02 Oktober Pengumpulan Laporan Mentoring
5
2022 Modul 1 : "Service Learning"
Bulan Persiapan dan Pelaksanaan
6 Oktober 2022 - Maret 2023
Service Learning
03 Oktober - 09 Oktober
7 2022 Mentoring Modul 2 : I'm Maranatha

10 Oktober - 16 Oktober Pengumpulan Laporan Mentoring


8
2022 Modul 2 : I'm Maranatha
17 Oktober - 23 Oktober
9 2022 Mentoring Modul 3 : Who Am I
24 Oktober - 30 Oktober Pengumpulan Laporan Mentoring
10
2022 Modul 3 : Who Am I
BREAK UTS (UJIAN TENGAH SEMESTER)
14 November - 20 Mentoring Modul 4 : SMA Vs
11 November 2022 Universitas
21 November - 27 Pengumpulan Laporan Mentoring
12
November 2022 Modul 4 : SMA Vs Universitas
28 November - 4 Desember Mentoring Modul 5 : Time & Money
13
2022 Management
Pengumpulan Laporan Mentoring
05 Desember - 11
14 Modul 5 : Time & Money
Desember 2022
Management

56
BREAK LIBUR NATAL DAN TAHUN BARU + PERSIAPAN UAS

30 Januari - 05 Februari Mentoring Modul 6 : Student Identity


15 2023 Development
Pengumpulan Laporan Mentoring
06 Februari – 12 Februari
16 Modul 6 : Student Identity
2023
Development
Pengumpulan Laporan Service
17 11 April 2023
Learning
18 Mei 2023 Closing Wiratha Fest 2021

57
LAMPIRAN PROPOSAL DAN
LAPORAN SERVICE LEARNING
LAMPIRAN (Format Proposal Service Learning)

PROPOSAL KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEPADA


MASYARAKAT

JUDUL

PENELITI/TIM PENELITI:

(Nama Ketua dan anggota tim, NRP)

DIREKTORAT KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

TAHUN

58
DAFTAR ISI

Pendahuluan ................................................................................................ 1
Tujuan Kegiatan… ...................................................................................... 2
Waktu dan Tempat Pelaksanaan… ............................................................... 3
Sasaran Kegiatan… ..................................................................................... 3
Susunan Panitia…........................................................................................ 3
Susunan Acara… ..........................................................................................4
Anggaran… ................................................................................................. 9
Penutup… ...................................................................................................11

Penutup
Demikianlah proposal ini kami sampaikan. Atas perhatian dan
kerjasamanya kami mengucapkan terimaksih. Tuhan Memberkati

Bandung, (tgl, bulan, & tahun)

Mengetahui, Hormat Kami,

Sylvia, S.E., M.M. Nama


Direktur DKA Ketua Service Learning

59
LAMPIRAN (Format Laporan Service Learning)

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEPADA


MASYARAKAT

JUDUL

PENELITI/TIM PENELITI:

(Nama Ketua dan anggota tim, NRP)

DIREKTORAT KEMAHASISWAAN DAN ALUMNI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

TAHUN

60
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN KEGIATAN

1. Judul Pengabdian kepada Masyarakat :


2. Ketua Pelaksana
Nama Lengkap :
NRP :
Fakultas/Prodi :
Email dan HP :
3. Pendamping :
4. Anggota Pelaksana
No Nama Lengkap NRP Fakultas/Prodi
1
2
3
dst
5. Luaran Pengabdian Masyarakat: Dokumentasi, Artikel, Jurnal,
Video, PPT,dll.

61
6. Tanggal Pelaksanaan :

Bandung, DD-MM-YYYY
Menyetujui, Ketua Pelaksana,
Direktur Kemahasiswaan dan
Alumni

(Sylvia, S.E. M.M.) ( )


NIK 810222 NRP

Mengetahui,
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Inovasi dan Kemitraan

(Dr. Krismanto Kusbiantoro, S.T., M.T.)


NIK. 630012

62
DAFTAR ISI

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN KEGIATAN


BAB I. PENDAHULUAN

BAB II. SUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN


BAB III. REALISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
BAB IV. EVALUASI DAN HASIL PELAKSANAAN
LAMPIRAN

63
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.4 Luaran

BAB II. SUSUNAN PELAKSANAAN KEGIATAN


2.1 Mekanisme Kegiatan
2.1.1 Waktu, Tempat dan Jadwal Kegiatan/ Rundown
2.1.2 Sasaran dan Target Peserta SL
2.2 Susunan Panitia

BAB III REALISASI PELAKSANAAN KEGIATAN


3.1 Gambaran Pelaksanaan Kegiatan SL
3.2 Peserta Kegiatan (kehadiran)

BAB IV EVALUASI DAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN


4.1 Faktor Penghambat dan Pendukung
4.2 Hasil Pelaksanaan Kegiatan (bisa dalam survey yang
disebarkan)

LAMPIRAN

• Daftar Hadir Pelaksanaan Service Learning (bukti screenshoot)


• Daftar Hadir Peserta Service Learning (bukti screenshoot)
• Dokumentasi Pelaksaan
• Surat Tugas Pelaksana (bisa didapatkan di koormentor dengan
memberikan data nama, nrp, fakultas/prodi, jabatan panitia ke
koormentor sebelum pelaksanaan kegiatan)
• Lampiran Lain yang mendukung kegiatan

64
Catatan tambahan:
ditulis menggunakan font Times New Romans ukuran 12 dengan jarak
baris 1,5 spasi, kecuali abstrak 1 spasi dan ukuran kertas A-4 dengan
margin kiri 4 cm serta margin kanan, atas dan bawah 3 cm

65
Bidang Aktivitas dan Kesejahteraan Mahasiswa
Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni
Universitas Kristen Maranatha

Jl. Prof. drg. Surya Sumantri, M.PH. No.65


Bandung 40164, Jawa Barat, Indonesia
Gedung Kemahasiswaan Lt. 2
Telp (022) 201 2186 / 200 3450, ext. 7301, 7311
Email: direktorat.kemahasiswaan@maranatha.edu
www.dkmhs.maranatha.edu

Anda mungkin juga menyukai