(MODUL)
MENTORING ACTIVITY PROGRAM
Penulis Modul :
Modul 1 :
Cindy Dwi Astari, S.Psi.
Modul 2 :
Dr. Krismanto Kusbiantoro, S.T., M.T.
Modul 3 :
Elliati Djakaria S., Dipl. Ing., M.Min.
Modul 4 :
Lisa Imelia Satyawan, M.Psi., Psikolog.
Modul 5 :
Tedy Wahyusaputra, S.E., M.M, CFP., QFE., QWP., CIPM.
Modul 6 :
Candra Sinuraya, S.E., M.Si.
Dr. Jacqueline Tjandraningtyas, S.Psi., M.Si.
Desain Sampul :
Rebecca S.
Tim Editor :
Cindy Dwi Astari, S.Psi.
Yohana Julieta
Felix Gilbert Hadinata
Modul 2 : 4
I’m Maranatha
Modul 3 : 14
Who am I
Modul 4 : 20
SMA vs Universitas
Modul 5 : 31
Time & Money Management
Modul 6 : 42
Student Identity Development
KATA SAMBUTAN
Direktur Direktorat
Kemahasiswaan dan Alumni
Sylvia, S.E.,M.M.
Kiranya setiap modul dalam buku ini dapat diikuti dengan baik dan setiap
pribadi terberkati. Tuhan sumber kehidupan dan selamat menyertai kita.
KATA SAMBUTAN
Kepala Bidang Aktivitas dan Kesejahteraan Mahasiswa
Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni
Amelia Sucitra, S.E
Buku Modul Mentoring Activity Program ini dibuat sebagai panduan materi bagi
para mentor dalam menjalankan program mentoring sebagai proses pengembangan
diri mahasiswa baru selama 1 tahun yang diawali pada kegiatan
Wiratha Fest /Orientasi Mahasiswa Baru. Mentor dapat membagikan
topik-topik modul yang sudah tersusun dan contoh-contoh pengalaman baik
kepada para mentee.
Service Learning adalah sebuah metode dimana peserta dapat belajar dan
mengembangkan diri melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan
pelayanan yang terorganisir berdasarkan permasalahan yang di jumpai di
masyarakat.
Tahapan Pelaksanaan
• Proses (Persiapan Pelaksanaan Service Learning)
• Output (Pengumpulan Laporan Service Learning)
2
Mempersiapkan Kegiatan Service Learning
1. Kegiatan service learning disesuaikan dengan situasi/keadaan saat
ini. Dilakukan secara online/hybrid/onsite
2. Membuat Core-Team (kepanitiaan) Service Learning
3. Mencari mitra/kelompok masyarakat yang akan menjadi target
pelaksanaan Service Learning
4. Membuat Proposal Kegiatan Service Learning
5. Perlu diketahui bahwa kegiatan service learning ini bukan
merupakan kegiatan memberi sumbangan/materi
3
MODUL II
I'M MARANATHA
MODUL 2
I’m Maranatha
4
Perguruan-perguruan tinggi top dunia tidak diam saja. Situasi ini diambil
mereka untuk ekspansi dan memperluas hegemoni mereka dengan merekrut
mahasiswa-mahasiswa dari seluruh dunia lewat program-program online
yang mereka tawarkan, tanpa harus menghadirkan para mahasiswa itu di
kampus mereka. Sebut saja Oxford, Cambridge, MIT, UC Berkeley dan
masih banyak lagi yang membuka mata kuliah mereka secara online,
bersertifikat dengan harga yang terjangkau. Dengan nama besar dan
kekuatan akademik kelas dunia yang sangat mumpuni, program semacam
ini ibarat jual kacang rebus panas di tengah gerimis hujan di alun-alun;
minim usaha tapi laris manis.
5
jawabannya adalah apa yang disampaikan oleh Aristoteles, seorang filsuf
Yunani kuno berabad-abad lalu. Aristoteles berkata: Educating the mind
without educating the heart is no education at all.
Manusia MARANATHA
Universitas Kristen Maranatha berkomitmen untuk menjalankan visinya
sebagai perguruan tinggi yang mandiri dan berdaya cipta dan mampu
mengisi dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni abad
21 berdasarkan kasih dan keteladanan Yesus Kristus. Sebagai sebuah
perguruan tinggi swasta Kristen di tatar Sunda, UK Maranatha sadar akan
eksistensi sekaligus potensinya di tengah berbagai tantangan, termasuk
tentangan disrupsi jaman. Oleh sebab itu UK Maranatha berupaya
menyelenggarakan pendidikan yang holistik berdasarkan atas nilai hidup
Kristiani yang mendasarinya.
6
Hasil yang diharapkan dari proses pendidikan ini adalah bahwa lulusan UK
Maranatha memiliki kualitas prima yang holistik, baik dari segi kognitif
maupun dalam hal karakter sesuai dengan keteladan Yesus Kristus.
Keserupaan dengan Kristus menjadi tujuan akhir pengembangan karakter
para pembelajar di UK Maranatha yang diidentifikasikan dengan nilai
Integritas, Kepedulian dan Keprimaan (ICE = Integrity, Care &
Excellence). Para lulusan kemudian juga diharapkan mampu menjadi
pemimpin-pemimpin yang membawa perubahan di tengah masyarakat
dengan kapasitas penciptaan nilai-nilai luhur lewat karya dan pelayanan
mereka. Kualitas inilah yang kemudian disebut sebagai MANUSIA
MARANATHA.
7
UK Maranatha bertumbuh menjadi komunitas yang menghadirkan
lingkungan positif untuk menyuburkan penyebaran nilai positif yang
berdampak luas bagi masyarakat. Penyebaran nilai-nilai positif ini dapat
bersifat organik yang tumbuh secara alami atau dirangsang melalui
berbagai stimulus. Kampus UK Maranatha adalah EKOSISTEM POSITIF
dan memberikan stimulus berupa PENGALAMAN ISTIMEWA untuk
Civitas Akademica sehingga bisa menjadi MANUSIA MARANATHA.
8
akademik di UK Maranatha, namun juga dalam kehidupan sosial, personal
dan bahkan spiritual.
Turunan dari nilai ICE yang digagas oleh Rektor UK Maranatha periode
2020-2024 adalah Innitiatives – Collaboration – Excellence. Innitiatives
adalah semangat untuk memulai sesuatu hal yang positif; tidak menunggu-
nunggu, namun setiap orang selalu berusaha mengusahakan yang terbaik.
Collaboration adalah semangat bergerak dan bertumbuh bersama untuk
mengembangkan hal yang positif. Sementara excellence adalah semangat
untuk senantiasa melakukan yang terbaik, pantang menyerah dalam
kesungguhan. Ketiga nilai ini, Innitiatives – Collaboration – Excellence,
9
bertujuan untuk membangun ekosistem kondusif untuk pertumbuhan nilai
ICE di tengah tantangan disrupsi jaman.
10
Wiratha dan Student Identity Development
Wiratha atau Wilujeng Rawuh di Maranatha merupakan pintu gerbang awal
para pembelajar mengenal Kampus UK Maranatha sekaligus nilai-nilai
yang dihidupinya. Semua mahasiswa baru diperkenalkan dengan kampus
UK Maranatha secara langsung dan melihat bagaimana nilai ICE disemai,
dipelihara dan dikembangkan. Wiratha juga adalah wajah UK Maranatha
bagi para mahasiswa baru.
Dalam Wiratha ini juga mereka diperkenalkan pada 7 aspek yang menjadi
tolok ukur pengembangan identitas mahasiswa sebagaimana digagas oleh
Arthur J. Chickering. Seven Vector of Student Identity Development ala
Arthur J. Chickering merupakan skala yang dipakai untuk mengukur
pertumbuhan karakter dan kepribadian dari semua mahasiswa yang ada di
11
UK Maranatha. Setiap mahasiswa harus bertumbuh dalam 7 aspek ini
selama studinya di UK Maranatha. Ketujuh aspek ini adalah:
pengembangan kompetensi, manajemen emosi, interdependensi,
kematangan relasi interpersonal, pengembangan integritas dan
pengembangan tujuan. Pengembangan ketujuh aspek ini didistribusikan
secara bertahap mulai dari tahun pertama hingga tahun keempat secara
proporsional. Hal ini terintegrasi dalam berbagai program pembinaan baik
dalam lingkup Universitas maupun Fakultas atau Program Studi.
DEVELOPING
COMPETENCY
DEVELOPING MANAGING
PURPOSE EMOTIONS
DEVELOPING
INTERDEPENDENCY
INTEGRITY
MATURE
INTERPERSONAL
RELATIONSHIP
Penutup
12
MODUL III
WHO AM I
MODUL 3
WHO AM I
Pandemi yang diakibatkan Covid’19 telah kita alami lebih dari 2 tahun,
keadaan ini telah mengubah perilaku manusia yang diwarnai oleh kebijakan
pemerintah. Kebijakan pemerintah berupa PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar) di awal pandemi, yang kemudian diubah menjadi PPKM
(Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang diterapkan agar
penyebaran virus dapat dihambat, sementara pemerintah berusaha memberi
Vaksin agar daya tahan tubuh masyarakat menjadi lebih siap untuk
menghadapi virus tsb.
WHO am I???
Betapa spesialnya kita diciptakan, tidak ada yang sama dan semua
diciptakan dengan penuh kesempurnaan dimata sang Pencipta, karena Dia
punya tujuan tersendiri bagi ciptaanNya. sesuai dan rencanaNya yang
kadang sering kali manusia lupa dan tidak atau sulit untuk mengerti.
Bagaimanapun sebagai ciptaan tidak dapat mengerti secara utuh apa yang
diinginkan sang Pencipta karena keterbatasaan sebagai yang dicipta.
Di seluruh dunia ini tidak ada manusia yang sama. Dari mata, hidung,
rambut, tangan, suara, tulisan, selera makan, tertawa, cara menangis, cara
berjalan, cara berpikir tidak ada yang sama. diciptakan bak sebuah
Simponi. Setiap manusia adalah manusia “Langka”, Karena itu kita tidak
perlu mencoba untuk meniru orang lain. Karena “aku” adalah keajaiban
terbesar di dunia.
Kejadian 2:7
14
hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang
hidup
Ketika manusia jatuh ke dalam dosa adalah awal manusia jadi fokus hanya
kepada dirinya sendiri. Semua ukuran nilai kehidupan jadi rusak. Manusia
mulai tidak kenal lagi dirinya sendiri semua yang dilakukan terfokus pada
dirinya sendiri. Manusia dari tidak tahu dirinya, menjadi tidak tahu diri.
merasa tidak lagi perlu bergantung pada Penciptanya, sehingga
kemerosotan hidup dimulai, dengan standard hidup yang tidak berstandard
sang Pencipta. didalam natur keberdosaannya telah merusak cara pandang
manusia terhadap kehidupan dan Manusia berdosa mempunyai
kecenderungan untuk berpikir sebagai manusia berdosa.Neh 8:9 tidak
mudah bagi manusia berdosa untuk memahami kebenaran. dengan
pemahaman akan Allah dan kehendak untuk hidup dalam ketetapan Allah.
Keterbatasan manusia tidak dapat memahami Allah secara penuh.
Jadi siapakah kita ini? manusia sebagai mahkluk ciptaan yang diciptakan
oleh Tuhan. Ciptaan yang diberi otoritas untuk mengelola mahluk lain yang
ada di bumi seperti binatang, tumbuhan, tanah, laut dan segala isinya
(kejadian 1: 26-27). Diharapkan manusia mengelola dengan penuh
tanggung jawab dan manusia harus mempertanggung jawabkan apa yang
sudah diberikan selama hidupnya.
Dari sudut pandang Allah sebagai Pencipta, kita harus bekerja, belajar,
beraktifitas dengan dasar untuk memuliakan sang Pencipta. Dengan
diciptakannya manusia dengan keunikan masing-masing dan perbedaan
tugas yang dirancangkanNya, maka sudah sepatutnya setiap manusia
15
mengenali potensi dirinya masing-masing. Apa kekuatan yang dimiliki,
keahlian yang diberikan oleh sang Pencipta.
16
Tuliskan pengalaman hidupmu:
17
I know you know I don’t know you know
18
MODUL IV
SMA VS UNIVERSITAS
MODUL 4
SMA VS UNIVERSITAS
Kakak-kakak mentor pasti pernah berada dalam posisi sebagai maba. Mari
kita lakukan kilas balik sejenak. Apa yang dirasakan, apa yang dialami saat
berada dalam posisi tersebut ? Mungkin ada yang tidak mengalami masalah
19
apapun, sehingga rasanya biasa saja. Tetapi, mungkin juga ada yang
mengalami kesulitan sehingga memunculkan perasaan khawatir saat akan
kuliah.
20
semester sudah ditentukan → 50 menit tatap muka (kuliah /
• Jumlah jam/minggu untuk responsi/ tutorial
tiap mata pelajaran juga → 50 menit tugas terstruktur
sudah ditentukan → 60 menit tugas mandiri
• 1 sks 2,67 jam / hari
• 1 semt pembelajaran efektif 16
minggu
• Mata kuliah boleh pilih (semt
tertentu)
21
Perbedaan standart penilaian
SMA PT
Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria minimal penilaian proses
(KKM) dilakukan dengan Tehnik dan hasil belajar dalam rangka
Penilaian : pemenuhan Capaian Pembelajaran
• Tes Tertulis Lulusan dilakukan dengan Tehnik
• Unjuk kerja Penilaian :
• Observasi
Dalam bentuk : • Partisipasi
• Penilaian Harian • Unjuk kerja
• Penilaian Tengah Semester • Tes Tertulis
• Penilaian Akhir Semester • Tes Lisan
• Penilaian Akhir Tahun • Angket
Dalam bentuk :
• Kuis
• UTS / UAS
• Penilaian tugas /KAT
• Praktikum / Responsi
22
Perbedaan cara belajar
SMA PT
• Siswa lebih pasif – Guru • Mahasiswa lebih aktif –
berperan sebagai pemberi Dosen berperan sebagai
Ilmu Pengetahuan fasilitator
• Siswa banyak tugas kerja • Mahasiswa banyak tugas kerja
mandiri – PR kelompok – Project
• Lebih banyak dituntun atas • Lebih banyak kerja mandiri
dasar arahan atas dasar inisiatif
23
Setelah maba memperoleh informasi mengenai perbedaan antara SMA dan
PT maka langkah berikutnya yang harus dilakukan maba adalah melakukan
evaluasi apa saja sikap dan tingkah laku yang harus ia pertahankan dan apa
saja sikap dan perilaku yang harus ia ubah, agar dapat beradaptasi dengan
tuntutan dari dunia kuliah / PT.
1. Kebebasan
2. Tanggung jawab
3. Kemandiran
Kebebasan
24
berbeda-beda, ada jadwal pagi namun ada juga siang dan sore. Maba
memiliki kebebasan untuk memanfaatkan waktu yang mereka miliki –
kebebasan dalam menggunaka waktu. Selanjutnya kebebasan
mengatur budget. Saat kuliah, orang tua umumnya sudah memberi
kesempatan kepada anak-anaknya untuk mengatur keuangan sendiri.
Apalagi jika mereka adalah mahasiswa yang harus kost atau tinggal
terpisah dari orang tua / keluarga. Terakhir adalah kebebasan dalam
berelasi. Ruang lingkup pergaulan maba sangat luas. Dengan
dimungkinkannya mahasiswa untuk mengambil mata kuliah ke semester di
atas maupun di bawahnya, ditambah lagi dengan kegiatan-kegiatan
kemahasiswaan yang dapat diakses oleh seluruh maba dari berbagai
fakultas, jurusan maupun program studi membuat lingkup pergaulan
menjadi semakin terbuka luas, belum lagi jika mahasiswa mengikuti
kegiatan kampus merdeka.
Tanggung Jawab
25
Tuhan beri, kebebasan dalam mengatur keuangan dan kebebasan dalam
memilih teman/ pergaulan.
Kemandirian
1. Kemampuan
Fisik : kesehatan, kebugaran
Psikis : kecerdasan
2. Kemauan
Motivasi, daya juang, ketekunan, disiplin
26
3. Stabilitas emosi
Pengendalian perasaan, minat
4. Keyakinan diri
Kemandirian, kesadaran mengenai kelebihan dan kekurangan yang ada
dalam diri, iman
5. Relasi sosial
Kemampuan untuk bergaul dan bekerjasama dengan orang lain
6. Kesempatan
Peluang untuk masuk ke dalam suatu lembaga pendidikan,
perbandingan antara daya tampung dengan peminat
27
Last but not least ajak mentee mengevalusi sikap dan perilaku apa yang
harus ia pertahankan dan mana yang harus diubah. Dorong mentee untuk
terus berlatih mengubah sikap dan perilaku yang dapat menghambat
keberhasilan dalam belajar di Perguruan Tinggi.
28
Lembar Kerja Mahasiswa 1
Perbedaan SMA Dan Perguruan Tinggi (Kuliah)
SMA Perguruan Tinggi (Kuliah)
29
Lembar Kerja Mahasiswa 2 Khusus Mentee
Hal-hal yang perlu Hal-hal yang ingin
dipertahankan dari Alasannya diperbaiki ketika Caranya
SMA kuliah
30
MODUL V
TIME & MONEY MANAGEMENT
MODUL 5
TIME & MONEY MANAGEMENT
Time Management
“Waktu adalah sumber daya yang paling langka, bila waktu tidak dikelola
dengan baik, tidak ada satupun yang dapat dikelola” (Peter Drucker)
Membaca quote dari Peter Drucker tersebut, maka kita bisa melihat bahwa
waktu adalah suatu sumber daya yang harus dikelola dengan baik. Apabila
kita tidak bisa mengelola waktu dengan baik, maka sumber daya lain pun
tidak akan bisa dikelola dengan baik. Itu sebabnya pengelolaan waktu
(manajemen waktu) menjadi sesuatu yang penting.
• Waktu tidak pernah berhenti atau selesai, tapi kita selalu merasa
kehabisan atau kekurang waktu
• Waktu selalu membawa perubahan dan menuntut perubahan dari
kita
31
Bagaimana cara mengelola waktu (manajemen waktu) yang baik ? Berikut
adalah beberapa cara manajemen waktu yang baik :
Setiap pagi, tuliskan enam hal paling penting yang ingin kita lakukan hari
ini. Mulai lakukan yang pertama terlebih dahulu, lalu yang kedua, lalu yang
ketiga. Jika tiga hal tersebut hari itu selesai, tambahkan tiga lagi pada hari
berikutnya. Lakukan cara ini selama satu bulan, maka kita dapat merasa
dampak yang sangat luar biasa.
Selain itu dalam menentukan prioritas, kita juga bisa menggunakan prinsip
20/80, artinya 20% dari apa yang kita lakukan akan memberikan hasil 80%
(Hukum Pareto)
32
Dalam mengelola waktu, kita perlu berhati-hati terhadap “pencuri waktu”.
Berikut beberapa contoh “pencurri waktu” :
Important A B
Not Important C D
Urgent Not Urgent
• Time Log
• Block Time
• Priority List
Money Management
33
Perencanaan keuangan adalah proses mencapai tujuan hidup seseorang
melalui manajemen keuangan secara terintegrasi dan terencana (Financial
Planning Standard Board Indonesia)
34
Prinsip membuat perencanaan keuangan
• Specific
• Measureable
• Acievable
• Realistic
• Time bound
• Perencanaan Investasi
• Perencanaan Risiko dan Asuransi
• Perencanaan Pajak
• Perencanaan Pensiun (Hari Tua)
• Perencanaan Warisan
Usahakan agar pengeluaran rutin bulanan harus lebih kecil dari penghasilan
bulanan, artinya hindari defisit keuangan. Karena defisit keuangan
merupakan sumber dari hampir segala masalah keuangan. Selain itu kendali
juga sifat boros.
35
Anggaran bulanan meliputi Anggaran Pendapatan dan Anggaran
Pengeluaran.
Pulsa Telepon
Makanan
Transportasi
Rekreasi/Hiburan
36
Laporan Arus Kas terdiri dari Arus Kas Masuk dan Arus Kas Keluar.
Selisih dari Arus Kas Masuk dengan Arus Kas Keluar disebut Arus Kas
Bersih
Jadi Nilai Arus Kas Bersih = Arus Kas Masuk – Arus Kas Keluar
Tabungan
• Tetapkan tujuan
• Menabunglah di depan
• Kendalikan pola belanja
• Cari penghasilan tambahan (tingkatkan prestasi kerja)
• Kendalikan hutang
• Lakukan investasi
• Beli asset produktif
• Menabunglah dengan disiplin
37
Lembar Kerja Time Management
JADWAL MINGGUAN
TANGGAL :
05.00 - 06.00
06.00 - 07.00
07.00 - 08.00
08.00 – 09.00
09.00 – 10.00
10.00 – 11.00
38
11.00 - 12.00
12.00 - 13.00
13.00 - 14.00
14.00 - 15.00
16.00 - 17.00
17.00 - 18.00
19.00 – 20.00
20.00 - dst
39
Lembar Kerja
40
Lembar Kerja
41
MODUL VI
STUDENT IDENTITY DEVELOPMENT
MODUL 6
STUDENT IDENTITY DEVELOPMENT
42
1. Developing Competence
Diharapkan mahasiswa mencapai level kompetensi intelektual,
fisikal, dan interpersonal yang lebih tinggi. Dia telah mengembangkan
rasa percaya diri akan kemampuan-kemampuannya. Keyakinan akan
kompetensi diri yang muncul akan mendorong kesediaan dalam
mengambil resiko, daya tahan dalam menghadapi tugas-tugas yang sulit,
dan meningkatnya rasa percaya akan kemampuan diri.
2. Managing Emotion
Meningkatnya kesadaran akan perasaan dan kemampuan untuk
mengendalikan ekspresi emosi. Juga adanya peningakatan kapasitas dalam
mengatasi stress, dalam mengenali perasaan dan menyesuaiakannya
dengan situasi, serta berkembangnya kemampuan untuk membina
hubungan yang lebih dekat dengan orang lain.
43
4. Developing Mature Interpersonal Relationship
Mahasiswa mulai dapat memperlakukan orang lain sebagai
individu, dan bukan berdasarkan stereotipi tertentu, sikap toleransi
meningkat, dan dapat menerima perbedaan antara individu dengan individu
yang lain. Kapasitas untuk mengembangkan relasi yang lebih matang dan
intim meningkat. Mahasiswa dapat melakukam empati terhadap orang lain
serta menahan diri untuk tidak memberikan penilaian (judgment) terhadap
pandangan orang lain.
5. Establishing Identity
Mahasiswa mulai memiliki kejelasan akan konsep diri, keyakinan,
dan nilai-nilai. Dia mengembangkan rasa keselarasan dalam kehidupan
batiniah (a sense of inner consistency). Adanya penerimaan dan rasa
nyaman akan kondisi tubuh, penampilan, gender, dan orientasi seksual.
Mahasiwa mulai mengintegrasikan segala bidang kehidupannya. Dalam hal
ini rasa diri (a sense of self) terbentuk manakala area-area pengambangan
sebelumnya telah berhasil dilalui, untuk selanjutnya menjadi kerangka bagi
pengembangan dua area perkembangan berikutnya (purpose dan integrity).
44
6. Developing Purpose
Mahasiswa mulai menentukan tujuan-tujuan dan arah yang
berhubungan dengan kehidupan akademik, karir, pernikahan, pekerjaan,
dan gaya hidup. Perancanaan dan prioritas hidup dirancang dengan
mempertimbngkan tiga unsur utama: minat yang sifatnya rekreasional,
bidang ilmu/keahlian, dan gaya hidup. Penekanan diberikan pada
pertanyaan “Who am I going to be?” and “Where am I going?” dan bukan
lagi pada “Who am I?” and “Where am I?
7. Developing Integrity
Mahasiswa mengalami peningkatan dalam komitmen terhadap
nilai-niai kemanusiaan dan kesusuaian antara nilai dan perilaku. Dia
mengambangkan rasa tanggungnjawab sosial yang lebih tinggi, mulai
menetapkan seperangkat nilai yang menuntun segala tindakannya. Dia
memiliki kemampuan untuk menilai situasi dan kompleksitasnya secara
obyektif. Dia juga dapat menyeimbangkan keyakinan dan perilaku –
melakukan apa yang diyakini atau dikatakan (“walk your talk.”)
✓ Self Assesment
1. Developing Competence
Tanda-tanda:
• Mahasiswa kuatir tentang kompetisi akademik dengan mahasiswa
lain.
• Mahasiswa prihatin akan kemampuannya dalam mengembangkan
hubungan.
45
• Mahasiswa tidak mau ikut dalam kegiatan olahraga karena merasa
tidak cukup baik dalam olah raga.
Usulan penanganan:
• Peningkatan kompetensi intelektual (Intellectual
Competence) melalui time management skills, study skills, test-
taking skills, anxiety reduction.
• Peningkatan kompetensi fisikal (Physical Competence) melalui
physical fitness, berbagai metoda relaksasi.
• Peningkatan kompetensi interpersonal (Interpersonal Competence)
dengan pelatihan-pelatihan communication skills, assertiveness
training, hubungan persahabatan
2. Managing Emotion
Tanda-tanda:
• Mahasiswa merasa kehilangan kendali atas dirinya secara
emosional.
• Mahasiswa yang mengalami guncangan emosi meningkatkan
penggunaan obat-obatan dan minuman keras serta menyangkali
adanya guncangan emosi.
• Mahasiswa menjadi sangat mudah merasa frustrasi karena
berkurangnya kontak seksual pada masa pacaran.
• Mahasiswa menjadi sangat agresif selama perioda guncangan
emosi.
46
Usulan penanganan:
• Anger, stress, dan/atau conflict management
• Konseling dalam mengatasi kesepian dan/atau depresi.
• Konseling masalah-masalah seksual
• Program psikoedukasi tentang alkohol and obat-obatan terlarang
Usulan penanganan:
• Latihan mengambil keputusan (berani berkata tidak kepada yang
tidak fokus atau prioritas)
• Latihan menghadapi kesepian
• Berani menghadapi tekanan teman sebaya
• Pengelolaan uang yang lebih baik
• Mengembangkan rasa percaya diri
47
4. Developing Mature Interpersonal Relationship
Tanda-tanda:
• Mahasiswa seara terang-terangan menunjukkan sikap prejudis
terhadap kelompok minoritas atau adanya perasaaan takut/terancam
oleh orang dari budaya lain.
• Mahasiswa menunjukkan sikap toleransi yang rendah terhadap
orang lain yang memiliki pandangan yang bertentangan dengan
dirinya.
Usulan penanganan:
• Peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang isu-isu minoritas.
• Pemahaman tentang sistem nilai yang lain.
• Komunikasi dalam pasangan.
• Pemahaman yang lebih baik dalam masalah-masalah hubungan dan
peran seks.
5. Establishing Identity
Tanda-tanda:
• Mahasiswa mempertanyakan apakah dirinya seorang homo
sekesual.
• Mahasiswa merasa tertekan karena tidak yakin akan dirinya.
Usulan penanganan:
• Eksplorasi diri, pertumbuhan pribadi, kejelasan nilai termasuk
nilai-nilai yang berhubungan dengan seksualitas.
48
• Eksplorasi dan perencanaan karir.
• Pemilihan jurusan atau bidang keahlian.
• Ketrampilan dalam menentukan tujuan (goal setting skills)
6. Developing Purpose
Tanda-tanda:
• Mahasiswa bingung mengenai jurusan yang akan/sedang diambil.
• Mahasiswa mengalami kesulitan dan merasa tidak pas dengan
jurusannya.
• Mahasiswa mengalami kesulitan dalam mempersiapkan diri untuk
mencari perkerjaan.
Usulan penanganan:
• Perencanaan hidup (life planning)
• Job hunting, resume writing, career decision making
• Konseling pribadi tentang hubungan dengan orang lain.
7. Developing Integrity
Tanda-tanda:
• Mahasiswa merasa terganggu oleh perbedaan antara nilai-nilai
pribadi yang dimilikinya dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh
orang tua atau teman-teman sebaya.
• Mahasiswa merasa terganggu karena belum melakukan apa yang
seharusnya dilakukan dalam hal kehidupan beragama (religion) dan
kerohanian (spirituality).
49
• Mahasiswa merasa tidak yakin tentang apa yang dipercayaainya
(“I just don’t know what I believe in.”)
Usulan penanganan:
• Mentoring
• Konseling pribadi dan/atau konseling spiritual (Personal and/or
spiritual counseling)
• Melibatkan diri dalam aktivitas yang berhubungan dengan
pelayanan sosial/masyarakat.
✓ Sharing is Caring
Sharing session :
• Membagikan hasil asesment pribadi dalam kelompok masing-
masing
• Teman kelompok memberikan tanggapan, apresiasi, atau masukan.
• Lakukan secara bergantian sampai semua anggota sudah selesai
membagikan.
✓ Action Plan
Dari Menuju
Developing Competence
• Tingkat kompetensi yang rendah • Tingkat kompetensi yang tinggi
(intelektual, fisik, interpersonal) dalam tiap area
• Kepercayaan diri yang rendah • Rasa percaya diri yang kuat
akan kemampuan
50
Managing Emotions
• Kurangnya kontrol akan emosi • Pengendalian diri yang
yang merusak (takut, cemas, fleksibel dan ekspresi emosi
marah hingga agresi, depresi, yang tepat
rasa bersalah dan malu, • Meningkatkan kesadaran dan
gangguan fungsi seksual atau penerimaan akan emosi
ketertarikan romantis) • Kemampuan untuk
• Kurangnya kesadaran akan mengintegrasikan perasaan
perasaan dengan tingkah laku yang
• Ketidakmampuan untuk bertanggung jawab
mengintegrasikan perasaan
dengan tingkah laku
51
Moving through Autonomy toward Interdependence
• Ketergantungan secara • Kebebasan dari kebutuhan
emosional yang terus-menerus dan
• Kurangnya kemampuan untuk menekan akan jaminan pihak
mengarahkan diri dan untuk luar.
menyelesaikan masalah: • Kemandirian yang bermanfaat
rendahnya kebebasan dan (dapat mengarahkan diri, ajeg
keyakinan untuk dapat bergerak dan terus berkembang)
• Independen • Mengenali dan menerima
pentingnya interdependensi
Developing Mature Interpersonal Relationships
• Kurangnya kesadaran akan • Toleransi dan penghargaan
perbedaan, kurang toleran pada akan perbedaan
perbedaan • Kemampuan untuk menjaga
• Relasi intim yang tidak menetap, dan merawat relasi intim
tidak sehat atau bahkan tidak ada jangka panjang
52
Establishing Identity
• Perasaan tidak nyaman akan • Merasa nyaman dengan tubuh
tubuh dan penampilan dan penampilan
• Perasaan tidak nyaman akan • Merasa nyaman dengan jenis
jenis kelamin dan orientasi kelamin dan orientasi seksual
seksual • Merasa menjadi bagian dalam
• Kurangnya kejelasan tentang suatu lingkungan sosial, latar
identitas sosial, kultur dan asal belakang dan konteks kultur
usul tertentu
• Kebingungan tentang “siapa • Kejelasan akan konsep diri
saya?” dan bereksperimen melalui peran dan gaya hidup
dengan peran dan gaya hidup • Perasaan akan diri sebagai
• Kurangnya kejelasan mengenai respons terhadap umpan balik
evaluasi dari orang lain dari orang lain
• Tidak puas dengan diri • Memiliki self-acceptance dan
• Tidak stabil, jati diri yang terbagi self-esteem
• Kepribadian yang stabil dan
terintegrasi
53
Developing Purpose
• Belum jelasnya arah pekerjaan • Kejelasan akan arah pekerjaan
yang dituju yang dituju
• Minat personal yang rendah dan • Aktivitas yang lebih menetap,
terbagi-bagi terfokus dan bermanfaat
• Komitmen interpersonal yang • Komitmen interpersonal dan
kurang bermakna keluarga yang kuat
Developing Integrity
• Kepercayaan yang rigid dan • Nilai-nilai yang bersifat
pemikiran yang bersifat dualistik humanis
• Nilai dan kepercayaan personal • Nilai personal (kejelasan dan
yang belum jelas dan belum menetap) sambil menghargai
teruji kepercayaan orang lain.
• Lebih tertarik pada diri sendiri • Memiliki tanggung jawab
• Adanya kesenjangan antara nilai sosial
dan tingkah laku • Adanya kongruensi antara nilai
dan tingkah laku, yang bersifat
otentik.
54
LEMBAR KERJA MAHASISWA: SMARTER GOAL
SPECIFIC
A specific goal has a much greater chance
of being accomplished than a general goals.
S
Can the goal be broken into smaller steps?
Answer the 5 W’s : What, Who, When, and
Why? You must list your compelling reason.
MEASURABLE
Must establish concrete criteria for
M measuring progress toward the attainment
of each goal you set. How much? How
many?
ACHIEVABLE
Begin to figure out ways you can make them
come true you must start to develop the
A
right attitude, abilities, skills, and financial
capacity to reach them.
Can the goal be tracked and accounted for?
REALISTIC
To be realistic, a goal must represent an
R
objective toward which you are both willing
and able to work.
TIMELY
All goals should be grounded within a time
T frame.
When?? Ask yourself what can I do this
week? What can I do by next month?
ENTHUSIASTICALLY
Approach your goals and the results, with
E as much positive energy as possible.
Its important to Evaluate and Revaluate
your goals regurarly.
55
TANGGAL PELAKSANAAN MENTORING WIRATHA FEST 2022
No Tanggal Kegiatan
30 Agustus - 01 September
1 2022 WIRATHA FEST 2022
02 September - 03
2 September 20222 PENGENALAN FAKULTAS 2021
PELANTIKAN MAHASISWA
3 10 September 2022
BARU 2022
19 September - 25 Mentoring Modul 1 : "Service
4 September 2022 Learning"
26 September - 02 Oktober Pengumpulan Laporan Mentoring
5
2022 Modul 1 : "Service Learning"
Bulan Persiapan dan Pelaksanaan
6 Oktober 2022 - Maret 2023
Service Learning
03 Oktober - 09 Oktober
7 2022 Mentoring Modul 2 : I'm Maranatha
56
BREAK LIBUR NATAL DAN TAHUN BARU + PERSIAPAN UAS
57
LAMPIRAN PROPOSAL DAN
LAPORAN SERVICE LEARNING
LAMPIRAN (Format Proposal Service Learning)
JUDUL
PENELITI/TIM PENELITI:
BANDUNG
TAHUN
58
DAFTAR ISI
Pendahuluan ................................................................................................ 1
Tujuan Kegiatan… ...................................................................................... 2
Waktu dan Tempat Pelaksanaan… ............................................................... 3
Sasaran Kegiatan… ..................................................................................... 3
Susunan Panitia…........................................................................................ 3
Susunan Acara… ..........................................................................................4
Anggaran… ................................................................................................. 9
Penutup… ...................................................................................................11
Penutup
Demikianlah proposal ini kami sampaikan. Atas perhatian dan
kerjasamanya kami mengucapkan terimaksih. Tuhan Memberkati
59
LAMPIRAN (Format Laporan Service Learning)
JUDUL
PENELITI/TIM PENELITI:
BANDUNG
TAHUN
60
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN KEGIATAN
61
6. Tanggal Pelaksanaan :
Bandung, DD-MM-YYYY
Menyetujui, Ketua Pelaksana,
Direktur Kemahasiswaan dan
Alumni
Mengetahui,
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Inovasi dan Kemitraan
62
DAFTAR ISI
63
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.4 Luaran
LAMPIRAN
64
Catatan tambahan:
ditulis menggunakan font Times New Romans ukuran 12 dengan jarak
baris 1,5 spasi, kecuali abstrak 1 spasi dan ukuran kertas A-4 dengan
margin kiri 4 cm serta margin kanan, atas dan bawah 3 cm
65
Bidang Aktivitas dan Kesejahteraan Mahasiswa
Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni
Universitas Kristen Maranatha