Anda di halaman 1dari 59

PEMBUKUAN

PROSES PEMBUKUAN
PERBEDAAN AKUNTANSI KOMERSIAL
DENGAN AKUNTANSI PAJAK
LATAR BELAKANG

Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau


pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia wajib
menyelenggarakan pembukuan

Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak yang


wajib menyelenggarakan pembukuan harus dilampiri dengan
laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi serta
keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya
Penghasilan Kena Pajak

3
PP 23 TAHUN 2018
Atas penghasilan dari usaha yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak dalam negeri yang memiliki
peredaran bruto tertentu, dikenai Pajak
Penghasilan yang bersifat final dalam jangka
waktu tertentu:
7 (tujuh) Tahun Pajak bagi Wajib Pajak
orang pribadi;
4 (empat) Tahun Pajak bagi Wajib Pajak
badan berbentuk koperasi, persekutuan
komanditer, atau firma;
3 (tiga) Tahun Pajak bagi Wajib Pajak badan
berbentuk perseroan terbatas.

www.pajak.go.id
ALUR PROSESX PEMBUKUAN
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
DEFINISI
UU KUP

Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara


teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang
meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta
jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa,
yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa
neraca, dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut

PSAK
Pembukuan adalah proses pencatatan atas transaksi keuangan dari
perusahaan yang dimulai dari pencatatan bukti transaksi, jurnal,
buku besar dan terakhir penyusunan laporan keuangan

www.pajak.go.id
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Iktikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha
yang sebenarnya
Menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang
Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam
bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan
Prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas.
Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun
buku harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak
Sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan
dan pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang
terutang

www.pajak.go.id
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah
dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat
izin Menteri Keuangan
Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan
atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil
pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara
elektronik atau secara program aplikasi online wajib disimpan
selama 10 (sepuluh) tahun di Indonesia, yaitu di tempat
kegiatan atau tempat tinggal Wajib Pajak orang pribadi, atau
di tempat kedudukan Wajib Pajak badan

www.pajak.go.id
ALUR PROSES PEMBUKUAN

Langkah 3 Langkah 4

Buku Besar Neraca Saldo

Langkah 2 Langkah 5
Jurnal Umum Jurnal Penyesuaian
dan Neraca Lajur
Langkah 1 Langkah 6
Bukti Trankaksi Neraca, Laporan L/R,
Laporan Arus Kas, Laporan
Perubahan Modal

www.pajak.go.id
BUKTI TRANSAKSI

BUKTI TRANSAKSI
Faktur, Nota Kredit, Kuitansi, Nota
debet, Nota Kontan, Bukti memorial,
Bukti kas masuk, Bukti kas keluar,
Voucher, Cek, Rekening Koran, Bilyet
Giro, Bukti setoran bank

www.pajak.go.id
NOMOR AKUN/REKENING

Kode Akun Nama Akun


001 Aktiva Tetap
101 Aktiva Lancar
201 Utang
301 Modal Pemilik
401 Pendapatan
501 Harga Pokok Penjualan JENIS KODE AKUN
Numerik, Desimal, Mnemonic dan
601 Beban Sistem Kombinasi

www.pajak.go.id
JURNAL UMUM
Halaman I

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit

2021
Agustus 12 Akun Debit xxxx Rp xxxxxx -
Akun Kredit xxxx - Rp xxxxxx
12 Akun Debit xxxx Rp xxxxxx -
Akun Kredit xxxx - Rp xxxxxx
12 Akun Debit xxxx Rp xxxxxx - Ref
Akun Kredit xxxx - Rp xxxxxx Isikan Kode Akun
yang sudah dibuat.

www.pajak.go.id
BUKU BESAR
Nama Akun Kode Akun

Saldo
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Debit Kredit
2021
Agustus 12 Akun Debit xxxx Rp xxxxxx - Rp xxxxxx

12 Akun Kredit xxxx - Rp xxxxxx Rp xxxxxx

12 Akun Debit xxxx Rp xxxxxx - Rp xxxxxx

*) Ref
Isi dengan halaman
jurnal umum

www.pajak.go.id
NERACA SALDO
Kode
Nama Akun Debit Kredit
Akun
001 Aktiva Tetap Rp xxxxxx -
101 Aktiva Lancar Rp xxxxxx -
201 Utang - Rp xxxxxx
301 Modal Pemilik - Rp xxxxxx
401 Pendapatan - Rp xxxxxx
501 Harga Pokok Penjualan Rp xxxxxx -
601 Beban Rp xxxxxx -
SUMBER DATA
Setiap kode dan nomor akun yang
Saldo Rp xxxxxx Rp xxxxxx ada di buku besar

www.pajak.go.id
JURNAL PENYESUAIAN
Persediaan barang dagang
Persediaan perlengkapan
Penyusutan aktiva tetap
Beban dibayar dimuka
Pendapatan yang masih harus diterima
Beban yang masih harus dibayar
Piutang tak tertagih
Penyesuaian saldo kas di bank

www.pajak.go.id
NERACA LAJUR

Kode Neraca Saldo Penyesuaian NSP Laporan L/R Neraca


Nama Akun
Akun Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
001 Aktiva Tetap xxx - - - xxx - - - xxx -
101 Aktiva Lancar xxx - - - xxx - - - xxx -
201 Utang - xxx - - - xxx - - - xxx
301 Modal Pemilik - xxx - - - xxx - - - xxx
401 Pendapatan - xxx - - - xxx - xxx -
501 Harga Pokok Penjualan xxx - - - xxx - xxx - - -
601 Beban xxx - - - xxx - xxx - - -
Jumlah xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Laba Bersih xxx - - xxx
Total xxx xxx xxx xxx

www.pajak.go.id
LAPORAN LABA RUGI

Pendapatan Rp xxxxxx
Harga Pokok Penjualan Rp xxxxxx -
Laba Kotor Rp xxxxxx
Beban Rp xxxxxx -
Laba Usaha Rp xxxxxx
PPh Rp xxxxxx -
Laba Setelah Pajak Rp xxxxxx

www.pajak.go.id
NERACA

NERACA

Aktiva Lancar Rp xxxxxx Utang Rp xxxxxx


Aktiva Tetap Rp xxxxxx Modal Rp xxxxxx
Laba Usaha Rp xxxxxx
Jumlah Rp xxxxxx Jumlah Rp xxxxxx

www.pajak.go.id
REKONSILIASI FISKAL
PAJAK VS KOMERSIAL

• PRACTICALLY FORMAL DEPENDENCE

• TIDAK PERLU 2 LAPORAN


X

• UNTUK PENGHITUNGAN PAJAK TERUTANG


DILAKUKAN REKONSILIASI/KOREKSI FISKAL
REKONSILIASI FISKAL
PAJAK VS KOMERSIAL

Beda Tetap Beda Waktu

• Perbedaan pengakuan • Beda yang sifatnya


yang sifatnya permanen, sementara, dan akan
artinya tidak akan X diperhitungkan dengan
diperhitungkan dengan laba kena pajak
laba kena pajak • Contoh: biaya penyusutan,
• Contoh: sumbangan, biaya sewa dan
entertain (tidak ada pendapatan laba selisih
dafnom), biaya tidak kurs
terkait 3M, penghasilan
bunga deposito)
REKONSILIASI FISKAL
PAJAK VS KOMERSIAL
• Rekonsiliasi terhadap penghasilan yang dikenakan PPh Final

• Rekonsiliasi terhadap penghasilan yang bukan merupakan objek pajak.

X
• WP mengeluarkan nondeductible expense

• WP menggunakan metode pencatatan yang berbeda dengan ketentuan pajak

• WP mengeluarkan biaya-biaya untuk mendapatkan pendapatan yang telah


dikenakan PPh Final dan pendapatan yang dikenakan PPh non Final
X

PENGAKUAN PENGHASILAN
PAJAK VS KOMERSIAL
PENGHASILAN NETO

www.pajak.go.id
PENGHASILAN DIKENAKAN PPh FINAL

Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan


2,5% x Jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan

Sewa tanah dan/atau bangunan


10% x Jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/atau bangunan

Jasa Konstruksi
• Pelaksanaan Konstruksi:
2%: kualifikasi usaha kecil;
4%: tidak memiliki kualifikasi;
3%: kualifikasi selain kecil (menengah & besar)
• Perencanaan/Pengawasan Konstruksi:
4%: memiliki kualifikasi usaha;
6%: tidak memiliki kualifikasi usaha.

www.pajak.go.id
PENGHASILAN DIKENAKAN PPh FINAL
Penjualan saham milik Modal Ventura
0,1% x jumlah bruto nilai transaksi

Penjualan saham di Bursa Efek


selain IPO= 0,1% x Jumlah bruto nilai transaksi penjualan
IPO= ((0,5 % x nilai saham) +(0,1 % x jumlah bruto nilai transaksi penjualan))

Untuk Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap:


15% x Jumlah bruto bunga/diskonto

Pendapatan bunga deposito dan tabungan serta


Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
20% x jumlah bruto bunga
Kecuali:
Jumlah tidak melebihi Rp 7,5 juta

www.pajak.go.id
PENGHASILAN TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

Bantuan/Sumbangan
Hibah
Dividen/Bagian laba dari penyertaan modal
pada badan usaha di Indonesia

www.pajak.go.id
X

PENGAKUAN BIAYA
PAJAK VS KOMERSIAL
DEDUCTIBLE EXPENSE
Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan
kegiatan usaha, antara lain:
Biaya pembelian bahan
Biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji,
honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam
bentuk uang
Bunga, sewa, dan royalty
Biaya perjalanan
Biaya pengolahan limbah
Premi asuransi
Biaya promosi dan penjualan (PMK-02/PMK.03/2010)
Biaya administrasi
Pajak kecuali PPh

www.pajak.go.id
DEDUCTIBLE EXPENSE
Biaya penyusutan
Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan
Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan
digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan
Kerugian selisih kurs mata uang asing
Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di
Indonesia
Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih (syarat)
Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional (PMK-
76/PMK.03/2011

www.pajak.go.id
DEDUCTIBLE EXPENSE
Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang
dilakukan di Indonesia
Biaya pembangunan infrastruktur sosial
Sumbangan fasilitas pendidikan
Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga

www.pajak.go.id
NON DEDUCTIBLE EXPENSE
Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun
Biaya untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau
anggota
Pembentukan/pemupukan dana cadangan (kecuali)
Premi asuransi Kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang
pribadi
Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan
Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang
saham atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan
(kecuali)

www.pajak.go.id
NON DEDUCTIBLE EXPENSE
Pajak penghasilan
Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi
Wajib Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya
Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau
perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham
Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi
pidana berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-
undangan di bidang perpajakan

www.pajak.go.id
X

METODE PENYUSUTAN
PAJAK VS KOMERSIAL
PENYUSUTAN
Penyusutan atas harta berwujud kecuali tanah menggunakan metode
garis lurus (Straight Line Method)
Penyusutan atas harta berwujud selain bangunan dapat juga
menggunakan metode saldo menurun (declining balance method)
Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali
untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya
dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta
Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak
diperkenankan melakukan penyusutan mulai pada bulan harta
tersebut digunakan atau pada bulan harta yang bersangkutan mulai
menghasilkan
Wajib Pajak yang melakukan penilaian kembali aktiva, dasar
penyusutan adalah nilai setelah dilakukan penilaian Kembali aktiva.

www.pajak.go.id
PENYUSUTAN
Tarif Penyusutan
Kelompok Harga Berwujud Masa Manfaat
Garis Lurus Saldo Menurun
A Bukan Bangunan
- Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
- Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
- Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
- Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
B Bangunan
- Permanen 20 tahun 5%
- Tidak Permanen 10 tahun 10%
*) PMK-96/PMK.03/2009

www.pajak.go.id
ILUSTRASI PENYUSUTAN
Metode Garis Lurus
Sebuah gedung yang harga perolehannya Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
dan masa manfaatnya 20 (dua puluh) tahun, penyusutannya setiap tahun adalah
sebesar Rp50.000.000,00 (Rp1.000.000.000,00 : 20).

Metode Saldo Menurun


Sebuah mesin yang dibeli dan ditempatkan pada bulan Januari 2018 dengan harga
perolehan sebesar Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah). Masa
manfaat dari mesin tersebut adalah 4 (empat) tahun

Tahun Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku


Harga Perolehan 150.000.000
2018 50% 75.000.000 75.000.000
2019 50% 37.500.000 37.500.000
2020 50% 18.750.000 18.750.000
2021 Disusutkan sekaligus .18.750.000 0
www.pajak.go.id
X

METODE PENGHITUNGAN PERSEDIAAN


PAJAK VS KOMERSIAL
PERSEDIAAN BARANG DAGANG
Persediaan dan pemakaian persediaan untuk
penghitungan harga pokok dinilai berdasarkan harga
perolehan yang dilakukan secara rata-rata (average)
atau dengan cara mendahulukan persediaan yang
diperoleh pertama (First In First Out)

PENTING

Sekali Wajib Pajak memilih salah satu cara penilaian


pemakaian persediaan maka untuk tahun-tahun
selanjutnya harus digunakan cara yang sama.

www.pajak.go.id
ILUSTRASI PERSEDIAAN BARANG DAGANG
Kondisi
1. Persediaan awal 100 satuan @ Rp 9,00
2. Pembelian 100 satuan @ Rp 12,00
3. Pembelian 100 satuan @ Rp 11,25
4. Penjualan/dipakai 100 satuan
5. Penjualan/dipakai 100 satuan

Metode Rata-Rata
No. Didapat Dipakai Sisa
1. 100 @Rp9 = Rp900
2. 100 @Rp12 = Rp1.200 200 @Rp10,5 = Rp2.100
3. 100 @Rp11,25 = Rp1.125 300 @Rp10,75 = Rp3.225
4. 100 @Rp10,75 = Rp1.075 200 @Rp10,75 = Rp2.150
5. 100 @Rp10,75 = Rp1.075 100 @Rp10,75 = Rp1.075
www.pajak.go.id
ILUSTRASI PERSEDIAAN BARANG DAGANG

Metode FIFO

No. Didapat Dipakai Sisa


1. 100 @Rp9 = Rp900
2. 100 @Rp12 = Rp1.200 100 @Rp9 = Rp900
100 @Rp12 = Rp1.200
3. 100 @Rp11,25 = Rp1.125 100 @Rp9 = Rp900
100 @Rp12 = Rp1.200
100 @Rp11,25 = Rp1.125
4. 100 @Rp9 = Rp900 100 @Rp12 = Rp1.200
100 @Rp11,25 = Rp1.125
5. 100 @Rp12 = Rp1.200 100 @Rp11,25 = Rp1.125

www.pajak.go.id
X

PELAPORAN SPT TAHUNAN ONLINE


WAJIB PAJAK BADAN
TAMPILAN LOGIN
22



www.pajak.go.id
SPT 1771

Induk dan Lampiran

Lampiran Khusus

www.pajak.go.id
SPT 1771
Proses Pengisian

Lampiran I

Lampiran V Lampiran VI LK 8A

www.pajak.go.id
SPT 1771 – LAMPIRAN KHUSUS 8A

SUMBER DATA
Salah satu Laporan Keuangan dalam
bentuk Neraca

www.pajak.go.id
SPT 1771 – LAMPIRAN KHUSUS 8A

SUMBER DATA
Salah satu Laporan Keuangan
dalam bentuk Laporan Laba
Rugi

www.pajak.go.id
SPT 1771 – LAMPIRAN KHUSUS 1A

www.pajak.go.id
SPT 1771 – LAMPIRAN KHUSUS 1A

SUMBER DATA
Rincian penyusutan dari
aktiva tetap

www.pajak.go.id
SPT 1771 – LAMPIRAN IV

SUMBER DATA
Jenis penghasilan yang dikenakan
final

www.pajak.go.id
SPT 1771 – LAMPIRAN IV

SUMBER DATA
Jenis penghasilan yang tidak
termasuk objek pajak

www.pajak.go.id
SPT 1771 – LAMPIRAN III

SUMBER DATA
Bukti potong yang diberikan lawan
transaksi

www.pajak.go.id
SPT 1771 – LAMPIRAN II

SUMBER DATA
Salah satu Laporan Keuangan
dalam bentuk Laporan Laba Rugi

www.pajak.go.id
SPT 1771 – LAMPIRAN I

SUMBER DATA
Salah satu Laporan Keuangan
dalam bentuk Laporan Laba Rugi

www.pajak.go.id
SPT 1771 – LAMPIRAN I

SUMBER DATA
Salah satu Laporan Keuangan
dalam bentuk Laporan Laba Rugi

www.pajak.go.id
SPT 1771 – INDUK

SUMBER DATA
Otomatis terisi dari data di
lampiran kecuali PPh Pasal 25

www.pajak.go.id
SPT 1771 – INDUK

SUMBER DATA
Otomatis terisi dari data di
lampiran kecuali PPh Pasal 25

www.pajak.go.id
SPT 1771 – INDUK

SUMBER DATA
Otomatis terisi dari data di
lampiran kecuali PPh Pasal 25

www.pajak.go.id
SPT 1771 – UPLOAD LAPORAN KEUANGAN

www.pajak.go.id

Anda mungkin juga menyukai