Anda di halaman 1dari 2

P

enggunaan pestisida kimia secara terus 1. Predator M.sexmaculatus merupakan salah satu 4. Patogen Serangga Spodoptera litura Nuclear
menerus dapat menjadi ancaman bagi predator yang cukup efektif untuk mengendalikan Polyhedrosis Virus (SlNPV) yang menempel pada
manusia dan lingkungan. Upaya pengendalian hama cabai. M. sexmaculatus merupakan kumbang permukaan tanaman termakan oleh larva,
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) meng- sebagai pemangsa berbagai jenis kutu daun. sehingga masuk kedalam saluran pencernaan.
gunakan musuh alami (secara biologi) dapat menjadi Kumbang betina meletakkan telur pada batang dan Ulat (larva) yang terinfeksi menunjukkan gejala
pilihan untuk mengurangi penggunaan pestisida. daun tumbuhan, misalnya kacang-kacangan, tingkah laku yang abnormal, yaitu cenderung
biasanya yang terdapat pada kutu daun. bergerak kebagian atas menuju pucuk tanaman.
Musuh alami yang dapat digunakan sebagai
Ulat yang semula berwarna pucat keputihan
pengendali OPT terbagi menjadi: Aktivitas M. sexmaculatus salah satunya
berubah menjadi hitam mengkilat. Aktivitas makan
1. Predator yaitu hewan yang dapat memangsa dipengaruhi oleh keadaan lapar. M. sexmaculatus
berkurang bahkan berhenti, tubuh menjadi lemas,
yang diberi mangsa
hewan lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan kemudian mati dengan menggantung
berlebih, cenderung lebih
diantaranya adalah serangga. Pada hama cabai tertumpu pada kaki palsu.
aktif daripada yang diberi
yang dapat digunakan sebagai predator yaitu Badan ulat yang ter-
mangsa terbatas. Ke-
serangga Ordo Coleoptera dan Hymenoptera. infeksi bila pecah me-
banyakan predator ber-
2. Parasitoid adalah serangga parasitik yaitu sifat kanibalistik atau me- ngeluarkan cairan yang
serangga yang memarasit serangga lain yang lebih makan temannya sendiri. berwarna putih seperti
besar, khususnya hama. Parasitoid menumpang Perilaku ini dapat menjamin kelangsungan hidup susu. Gejala penyakit
pada atau di dalam tubuh inang (biasanya predator dan siklusnya meskipun tanpa mangsa di biasanya muncul apabila
ukurannya lebih kecil) dan menghisap cairan tubuh lapangan. infeksi sudah sampai
hama, akibatnya serangga tersebut akan mati. pada tahap lanjut. Nuclear Polyhedrosis Virus
2. Parasitoid Trichogramma
3. Patogen serangga yaitu organisme yang (NPV) merupakan yang paling banyak digunakan.
sp. merupakan parasitoid
menyebabkan penyakit pada serangga misalnya Virus patogen serangga ini mempunyai beberapa
telur hama Helicoverpa
bakteri, jamur, virus dan nematoda. Keberhasilan sifat menguntungkan, antara lain: 1) memiliki inang
armigera. Serangga
penggunaan patogen serangga dipengaruhi oleh spesifik; 2) tidak membahayakan organisme
dewasa berbentuk tabuhan
faktor lingkungan (suhu, kelembaban dan sinar bukan sasaran dan lingkungan; 3) dapat
kecil, panjang tubuhnya
matahari. mengatasi masalah resistensi terhadap
sekitar 0,5 mm. Tingkat
insektisida; dan 4) kompatibel dengan komponen
4. A n t a g o n i s p a t o g e n t u m b u h a n y a i t u parasitasi sekitar 60-70 % pengendalian lainnya.
mikroorganisme yang dapat menekan aktivitas
3. Patogen serangga Bacillus thuringiensis telah 5. Patogen Serangga Beauveria bassiana masuk ke
patogen dalam menimbulkan penyakit, terdiri dari
banyak dimanfaatkan dan diproduksi secara tubuh serangga melalui kulit di antara ruas-ruas
bakteri dan jamur.
komersil sebagai insektisida mikroba. Bakteri ini tubuh. Gejala yang terlihat adalah larva menjadi
Beberapa musuh alami yang umum digunakan dan dapat menghasilkan zat
kurang aktif kemudian
memberikan kemajuan yang sangat baik pada antibiotik, golongan pem-
kaku dan diikuti oleh
budidaya cabai antara lain predator Menochilus bentuk spora anaerob.
perubahan warna tubuh
sexmaculaus, parasitoid Trichogramma sp., patogen Jenis serangga ini akan
karena dinding tubuhnya
serangga bakteri Bacillus thuringiensis, virus NPV, menghasilkan racun yang
sudah ditutupi oleh hifa
jamur Beauveria bassiana, dan antagonis jamur bersifat insektisida, efektif
dan hibrida yang
Trichoderma sp. mengendalikan ulat grayak
berwarna putih seperti
litura pada cabai.
kapas. Aplikasi di lapangan berupa suspensi
(biakan jagung blender) dalam air, langsung
disemprotkan di habitat hama pagi hari atau sore
Selain itu yang harus diperhatikan adalah
menyediakan jumlah populasi stadium hidup Cara Alami
hama sasaran yang disukai oleh musuh alami
hari. Dosis 1 kg/ha cukup efektif terhadap beberapa
hama cabai (ulat grayak litura, kutu daun, dan trips).
pengendali hayati. Musuh alami dapat
diperbanyak di laboratorium atau rumah kasa dan Pengendalian
6. A n t a g o n i s Tr i c h o d e r m a s p p . m e r u p a k a n lapangan. Alat dan bahan yang digunakan
pengendali biologi yang paling banyak digunakan.
Pada budi daya cabai Trichoderma spp. efektif
diantaranya kurungan serangga, serangga inang,
tanaman inang, dan madu.
OPT Cabai
mengendalikan antraknos yang disebabkan oleh
jamur Colletotrichum capsici. Mekanisme 3. Augmentasi
antagonis Trichoderma spp. terhadap cendawan Augmentasi merupakan usaha mempertinggi
patogen dilakukan dengan mengeluarkan toksin daya guna musuh alami yang telah ada, misalnya
berupa enzim β-1,3 glukanase, kitinase, dan dengan melakukan pembiakan secara masal dan
selulase yang dapat menghambat pertumbuhan menyebarkan kembali ke alam. Augmentasi
dan bahkan membunuh jamur patogen. dibagi menjadi dua yaitu inokulasi dan inundasi.
Pemanfaatan Trichoderma spp. diharapkan dapat
Inokulasi adalah pelepasan musuh alami dalam
membantu pengendalian penyakit tanpa meng-
jumlah terbatas yang bertujuan untuk me-
ganggu kondisi lingkungan. Pengendalian biologi
ningkatkan populasi, sedangkan inundasi adalah
dengan menggunakan agen hayati seperti
Trichoderma spp. diharapkan dapat mengurangi
pelepasan musuh alami dalam jumlah besar.
ketergantungan terhadap fungisida sintetik dan
dapat mengatasi dampak negatif dari 4. Pelestarian musuh alami
pemakaiannya untuk pengendalian penyakit Pelestarian menyangkut manipulasi lingkungan
tanaman di Indonesia. yang menguntungkan kehidupan musuh alami,
yaitu meniadakan atau setidaknya mengurangi
faktor-faktor yang merugikan, dan atau
Praktek Pengendalian Menggunakan Musuh menyediakan faktor-faktor yang diperlukan.
Alami Gulma dan tanaman yang mengandung polen
dapat digunakan untuk pelestarian parasitoid dan
1. Introduksi musuh alami predator sebagai sumber makanan, tempat
Kegiatan ini dilakukan dengan mengimpor musuh- berlindung, dan berkembang biak sebelum inang
musuh alami dari luar negeri atau di suatu daerah utama hadir.
yang sebelumnya belum ada untuk mengen-
dalikan hama sasaran. Untuk memperoleh informasi lebih lanjut hubungi:

2. Perbanyakan musuh alami Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa)


Jalan Tangkuban Perahu No. 517 Lembang,
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan me- Bandung Barat 40791
nyediakan makanan yang cukup bagi hama Telepon : (022) 2786245 Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
sasaran untuk inang musuh alami tersebut. Faksimile : (022) 2789951 Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Email : balitsa@litbang.pertanian.go.id 2021

Anda mungkin juga menyukai