Anda di halaman 1dari 11

ESTETIKA TARI PADA JENIS KESENIAN BANGRENG

DI SUMEDANG
Oleh: Sopian Hadi dan Lili Suparli
Pascasarjana ISBI Bandung
Jln. Buahbatu No. 212 Bandung 40265
e-mail: hadihadud@gmail.com

ABSTRAK
Bangreng merupakan salah satu bentuk kesenian yang nota bene berada
di dalam genre kesenian rakyat, namun pada penyajiannya memiliki
keunikan dan keistimewaan dengan meniru konsep yang terdapat pada
kesenian menak, hal itu dapat terindentifikasi dari bentuk-bentuk tari
yang disajikan. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menjelaskan
tentang estetika tari pada Bangreng yang di dalam pertunjukannya
terdapat perpaduan tari rakyat dan tari menak yaitu estetika tari Ketuk
Tilu dan tari Tayub. Oleh karena itu, teori yang digunakan adalah teori
estetika instrumental dengan metode deskriptif analisis. Adapun hasil
dari penelitian ini adalah sebuah konsep “Nayub dina Bangreng” yang di dalamnya terdapat Ibing
Nyerimpi, Ibing Patokan, Tayub Rakyat, dan Tayub Balandongan.

Kata Kunci: Bangreng, Estetika Tari, Ketuk Tilu, Tayub.

ABSTRACT
Esthetic Dance In Bangreng Arts In Sumedang, June 2019. Bangreng is one form of art in the genre of
folk art, but in its presentation has a uniqueness and privilege by imitating the concepts contained in the art
of frightening, it can be identified from the dance forms presented. This qualitative research aims to explain
the dance aesthetics of Bangreng where in the show there is a fusion of folk dance and scary dance namely the
aesthetics of the Ketuk Tilu dance and Tayub dance. Therefore, the theory used is instrumental aesthetic
theory with descriptive analysis method. The result of this research is a concept of "Nayub dina Bangreng"
in which there are Ibing Nyerimpi, Ibing Benchmark, Tayub Rakyat, and Tayub Balandongan.

Keywords: Bangreng, Dance Aesthetics, Ketuk Tilu, Tayub.

PENDAHULUAN
Bangreng adalah salah satu jenis kesenian ngan muka bulat dan berkulit, seperti Rebana.
yang tergolong ke dalam kesenian rakyat khas Sementara kata Ronggeng artinya adalah seo-
Sumedang. Menurut Ensiklopedia Musik Sinden rang wanita yang berperan sebagai penari dan
(dalam Ade Rohana 2016: 50) disebutkan sinden.
bahwa Bangreng berasal dari dua buah suku Menurut Juju Juanedi (Wawancara, di
kata: “bang” dan ”reng” yang merupakan akro- Sumedang; 2017) bahwa “Bangreng merupakan
nim dari kata “terbang dan ronggeng”. Terbang perkembangan dari kesenian buhun, Gembyung
adalah alat musik yang terbuat dari kayu de- dan Terebangan, yang mulanya berfungsi se-

Naskah diterima pada 8 Januari, revisi akhir 7 Maret 2019 | 11


bagai penyebaran agama Islam di wilayah Selain Ketuk Tilu, di Sumedang terdapat
Kabupaten Sumedang”. Tayub, yaitu tari pergaulan di kalangan menak.
Pertunjukan Gembyung memiliki pengaruh Tayub hidup dan berkembang di Sumedang
dari budaya Hindu yang sampai kini masih pada masa pemerintahan Pangeran Suria Ku-
melekat di dalam kehidupan masyarakat Su- sumah Adinata (1863-1882). Seperti yang di-
medang. Pelaksanaan dan tata caranya (dalam kemukakan oleh Anis Sujana (2002: 58) bahwa:
ruwatan misalnya) masih dilakukan dengan Di Pendopo Kabupaten Sumedang, berdasar-
tata cara yang berada di dalam budaya Hindu, kan dari data-data yang diperoleh diketahui
bahwa Ibing Tayub mulai muncul ke permu-
namun doa-doa atau dzikir yang digunakan kaan pada masa Pangeran Suria Kusumah
bermuara pada ajaran agama Islam. Adinata (1863-1882). Beliau sangat menyukai
Menurut Utang Djuhara (Wawancara, di tari Gagahan yang diringi dengan lagu Sonteng.
Begitu pula dengan bupati selanjutnya Pange-
Sumedang; 2018) bahwa “selain unsur ritual
ran Aria Soeri Atmadja (1882-1919) yang men-
dalam pelaksanaan Gembyung, juga masuk ciptakan lagu sekaligus tariannya yaitu Sonteng
unsur hiburan dengan memasukkan unsur dan R.A.A. Kusumadilaga (1919-1937) yang
Ketuk Tilu. Dengan adanya unsur Ketuk Tilu memiliki kesenangan menarikan lagu Kara-
nginan. Bahkan selama ketiga periode bupati
itulah maka perubahan nama Gembyung dan
tersebut, dianjurkan untuk semua priyayi agar
Terebangan menjadi Bangreng”. Pengaruh bu- bisa mengikuti dan menarikan tari Tayub ini.
daya Islam yang melekat pada dua kesenian
tersebut telah berdampak bagi perubahan Seperti yang telah dikemukakan di atas,
tatanan sosial di lingkungan masyarakat. Bah- bahwa Tayub dilaksanakan di pendopo-pen-
kan pengaruh tersebut akhirnya menjadi se- dopo kebupatian sebagai tari kalangenan
buah sistem kepercayaan yang dianut mas- kaum menak. Namun pada perkembangan-
yarakat setempat. Namun demikian, walau- nya, keberadaan Tayub bukan hanya ber-
pun mayoritas masyarakat sudah memeluk kembang di kalangan menak saja, melainkan
agama Islam unsur-unsur budaya Hindu juga di kalangan rakyat yang kemudian di-
masih tetap melekat, dan terlihat dalam acara- sebut dengan istilah Tayub Balandongan. Pem-
acara adat yang di dalamnya menghadirkan bedanya ialah, Tayub di kalangan rakyat, per-
kesenian. Misalnya Terebangan dalam upacara tunjukannya tidak khusus untuk tari Tayub
adat (ruwatan) masih mempunyai kaitan de- saja, tetapi terdapat pula tari Ketuk Tilu.
ngan kepercayaan terhadap nenek moyang Seperti yang dikatakan oleh Wahyudin
(karuhun), walaupun dalam pelaksanaannya (Wawancara, di Sumedang; 2018) bahwa
menggunakan doa-doa yang diajarkan dalam “ketika dalam Bangreng terdapat tari Tayub,
agama Islam. maka istilahnya menjadi “Nayub dina Bangreng,
Dalam Terebangan terdapat warna-warna yaitu Ibing Tayub yang diperagakan pada
musik baru dengan adanya waditra Ketuk Tilu Bangreng”. Pertunjukan Bangreng pada dasar-
seperti Kendang, Goong, Ketuk, Rebab, dan nya merupakan penyatuan dua unsur ke-
Terompet. Oleh karena itu tidak heran jika senian tersebut dan merupakan dua sisi ke-
dalam penyajiannya terdapat lagu-lagu seperti kuatan yang saling keterkaitan. Perpaduan
Geboy, Kembang Jarak, Awi Ngarambat, Sasang- dua pola gerak menjadi pola baku yang harus
gean dan sebagainya. Di samping itu, terdapat dipahami dan dikuasai oleh masyarakat tanpa
Sinden/Ronggeng yang sekaligus sebagai pe- memberikan batasan pada unsur kekuatan
nari. kekuasaan. Bagaimana kesenian rakyat dan

Makalangan Vol. 6, No. 1, Edisi Juni 2019| 12


kesenian menak ketika keduanya bergabung han simbol dan penuh makna dari bahan alam
pada Bangreng? Untuk menjawab pertanyaan hasil kreativitas kreatornya yaitu manusia se-
tersebut, maka penulis melakukan penelitian bagai makhluk sempurna yang mempunyai
yang difokuskan pada penelaahan estetika tari kelebihan lebih dibanding makhluk lainnya
dalam Bangreng dengan judul “Estetika Tari dalam memelihara kualitas kehidupan dalam
Pada Jenis Kesenian Bangreng Di Sumedang”. memelihara dan menjaga alam sebagai bagian
dari hidup manusia.
METODE Manusia hadir dalam budayanya mem-
Metode yang digunakan dalam penelitian bentuk wilayah-wilayah budaya yang menjadi
ini yaitu metode kualitatif dengan meng- identitas masyarakat, yang mencirikan kep-
gunakan teori estetika instrumental Djelantik. ribadian sesuai dengan lingkungan pemben-
seperti yang dikemukakan oleh Creswell tuknya. Kehidupan masyarakat yang mema-
(2014: 266) bahwa “metode analisis yang di- hami potensi hubungan dengan alam dan
gunakan yaitu metode analisis kualitatif yang Tuhannya, menciptakan keluhuran budi, daya
menekankan pada pendekatan pengolahan dan karsa dari manusia sebagai primordial
data secara mendalam hasil pengamatan, wa- masyarakat yang memahami pola hubungan-
wancara, serta literatur”. Pengolahan data nya. Begitu pula dalam kehidupan berkese-
pada penelitian dilakukan dengan cara me- nian, manusia sebagai mahluk sosial akan me-
ngaitkan dengan teori yang digunakan yaitu ngalami perubahan-perubahan mengikuti per-
teori Estetika Djelantik. kembangan zamannya. Perubahan itu mem-
Djelantik (1990: 14) mengatakan bahwa pengaruhi budayanya sehingga terdapat pem-
“dalam ilmu estetika pertama-tama nampak bauran budaya yang akhirnya menghasilkan
pada semua benda atau peristiwa kesenian sesuatu yang baru.
yang mengandung ke dalam tiga aspek, yaitu Hal itu dapat dilihat pada Bangreng yang
Wujud, Bobot, dan Penampilan”. di dalamnya terdapat unsur-unsur kesenian
menak. Perpaduan dua golongan kesenian
HASIL DAN PEMBAHASAN rakyat dan kesenian menak itu dapat terlihat
1. Perpaduan Kesenian Rakyat Dan Ke- dalam konteks tari yaitu dengan adanya unsur
senian Menak Pada Bangreng Ketuk Tilu dan Tayub. Dalam proses pemben-
Budaya masyarakat adalah hasil cara ke- tukannya, Bangreng dipengaruhi juga oleh per-
hidupan masyarakat sesuai dengan pola hu- ubahan budaya masyarakatnya, sehingga me-
bungannya yang membentuk pola pikir, nghasilkan ide atau gagasan baru. Masuknya
aturan, norma dan nilai-nilai yang terkandung unsur Tayub pada Bangreng merupakan penga-
di masyarakat sesuai dengan alam dan kultur- ruh dari kebiasaan berkesenian kaum menak
nya. Manusia sesuai perkembangannya akan atau aparatur pemerintahan di Sumedang
sangat membutuhkan alam semesta sebagai pada waktu itu.
kekuatan hubungan hidupnya yang saling Seperti kata Wahyudin (Wawancara, di
ketergantungan dan mempunyai ikatan yang Sumedang; 2018) bahwa “adanya unsur-unsur
kuat sesuai dengan siklus kehidupannya. tari Tayub pada Bangreng yaitu ketika berawal
Salah satu jenis kegiatan ritual atau upacara adanya para menak yang ikut terlibat menari
kemasyarakatan tentang hubungan manusia pada Bangreng. Para menak tersebut sering
dan alam diungkapkan dengan berbagai ola-

Makalangan Vol. 6, No. 1, Edisi Juni 2019| 13


sekali meminta lagu-lagu yang berada pada
tari Tayub”.
Selain itu, Juju Junaedi (Wawancara, di
Sumedang; 2018) mengatakan bahwa “di Su-
medang pengaruh Tayub pada Bangreng yaitu
sebagai aktivitas masyarakat jelata (cacah)
ataupun masyarakat yang tinggal di pedesaan,
menari dalam Bangreng meniru pola-pola tari
yang berada pada tari menak (Tayub). Maka
Gambar 1. Wujud Tari pada Bangreng
tidak heran jika saat ini yang menari Tayub (Dokumentasi: Sopian Hadi, 2017)
pada Bangreng bukan hanya menak saja tetapi
masyarakat biasapun dapat menari Tayub”. Sejalan dengan teori estetika instrumental,
Djelantik (1999: 17-18) mengatakan bahwa:
2. Unsur-Unsur Estetik Pada Tari Bangreng Di dalam “wujud” terdapat unsur “bentuk”.
Wujud adalah kenyataan yang nampak secara
Djelantik mengupas beberapa permasa-
kongkrit di depan kita. Sedangkan “bentuk”
lahan tentang keindahan pada bentuk ke- merupakan unsur-unsur dasar dari semua
senian yang salah satu di dalamnya terdapat perwujudan dalam seni. Jika dalam seni rupa
unsur-unsur tari. Artinya, tari sebagai salah seolah merupakan bahan-bahan bangunan-
nya”. Di samping itu ada juga unsur-unsur
satu bagian dari suatu keindahan yang dapat
penunjang yang membantu perwujudan yang
dinikmati secara visual dalam Bangreng. khas, seperti “gerak”, “sinar” dan “warna”.
a. Wujud “Bentuk” dalam tari dapat terlihat melalui per-
Seni tari merupakan ungkapan perasaan wujudan “gerak”.

manusia yang dinyatakan dengan gerakan-


Dalam implementasinya, yang disebut
gerakan tubuh manusia. Seperti menurut Su-
“bentuk” pada Bangreng ialah bentuk gerak
pardjan (1980: 7) bahwa “hakekat tari adalah
tari rakyat dan tari menak yaitu bentuk gerak
gerak. Tari juga mengandung unsur dasar
Ketuk Tilu dan bentuk gerak Tayub.
lainnya seperti, irama, musik, tata busana, dan
1) Bentuk
tatarias, tempat, serta tema”.
Seperti menurut Djelantik (1999: 18)
Sebagian kecil fungsi tari pada Bangreng
bahwa:
ialah sebagai ungkapan perasaan manusia
“Bentuk” dalam seni tari dapat dimaksudkan
yang dituangkan pada gerak-gerak tubuh. kepada gerak-gerak yang berada dalam seni
Bangreng merupakan sebuah sajian tari tari misalnya, “agem”, “seledet”, “landak”,
pergaulan yang di dalamnya terdapat ung- “tuwek” dan sebagainya. Dari pernyataan ter-
sebut, perwujudan estetika “bentuk” diper-
kapan-ungkapan simbolik. Bentuk tarian itu lihatkan dalam bentuk gerak-gerak.
sendiri merupakan hasil cipta karsa manusia
yang teratur dan terstruktur dari berbagai Berikut ini nama-nama gerak tari yang
elemen yang mengusungnya. Dunia seni tari berada pada Bangreng yang bersumber dari
khususnya Bangreng, sangat berkaitan erat Ketuk Tilu seperti, Bankaret, Mincid Bongbang,
dengan jenis-jenis kesenian tradisional lain- Kadal Meuntas, Beulit Kacang, Bajing Luncat dan
nya. Oleh karena itu, Bangreng merupakan sebagainya. Selain itu gerak-gerak pokok yang
“wujud” estetik dari jenis kesenian rakyat khas bersumber dari tari Tayub yaitu, Adeg-adeg,
masyarakat Sumedang. Jangkung Ilo, Aced, Mincid, Keupat, Engkeg,

Makalangan Vol. 6, No. 1, Edisi Juni 2019| 14


Galayar, Baksarai dan lainnya lagi. Selain itu tangkap oleh panca indera atau ditangkap
dari gerak, bentuk disini merupakan suatu setelah menghayati pertunjukan”.
kesatuan yang menjadi suatu perwujudan 1) Suasana
Bangreng seperti busana yang digunakan, dan Dijelaskan oleh Djelantik (1999: 46-59)
struktur lagu. disebutkan ada tiga golongan bobot, yakni
2) Struktur Suasana, Idea/Gagasan dan Pesan. Suasana
Selain “wujud” dan “bentuk” juga ter- dapat diartikan sebagai berikut:
dapat “struktur”. Hal ini dikemukakan oleh
Suasana ini paling jelas tercipta dalam seni
Djelantik (1999: 32) bahwa: musik dan seni karawitan. Paling banyak di-
Struktur atau susunan dari suatu karya seni pergunakan dalam menciptakan suasana ter-
adalah aspek yang menyangkut keseluruhan tentu sebagai pendukung adegan-adegan da-
dari karya itu dan meliputi juga peranan dari lam film, drama, sendra tari, seni tari, dan
masing-masing bagian dalam keseluruhan itu. drama gong. Juga dalam kesenian lain jenis,
Kata “struktur” mengandung arti bahwa di seperti seni sastra, seni lukis, dan seni patung,
dalam karya seni itu terdapat suatu peng- dimana suasana biasa merupakan bobot tu-
organisasian, pengaturan, ada hubungan yang nggal atau bobot pendukung. Segala macam
tertentu antara bagian-bagian dari keseluruhan suasana dalam penciptaan berguna untuk
itu. Akan tetapi dengan adanya suatu susunan memperkuat kesan yang dibawakan oleh para
atau hubungan yang teratur antara bagian- pelaku seni. Dalam tari, pengolahan suasana
bagian dari sesuatu, belumlah terjamin, bahwa merupakan suatu hal yang penting, karena
yang terwujud sebagai keseluruhan itu me- akan membawa penonton untuk memahami
rupakan suatu yang indah, yang “seni” dan dengan sempurna.
memenuhi syarat-syarat estetiknya.
Suasana pada Bangreng berupa kegem-
Struktur yang terdapat dalam Bangreng
biraan, keceriaan dan semata-mata sebagai
antara lain pelaku pertunjukan, seperti Juru
ekspresi diri yang dituangkan dalam bentuk
Baksa, Juru Tari, Juru Kawih, Penari Pokok,
tarian. Suasana itu dapat terbentuk melalui
Nayaga, penonton dan penonton partisipan.
elemen-elemen gerak, iringan, dan rias bu-
Struktur pertunjukannya menggunakan kon-
sana. Gerak-gerak yang cepat menggambarkan
sep pertunjukan tari Tayub.
suasana senang, riang, gembira, dan ceria.
Dengan menggunakan konsep struktur
2) “Idea” atau “Gagasan”
pertunjukan Tayub, maka pertunjukan Bang-
Menurut Djelantik (1999: 59) bahwa:
reng tampak lebih tertib dan teratur. Di
“Idea” atau “Gagasan” adalah suatu pemiki-
dalamnya terdapat pembagian giliran menari ran, konsepsi atau pendapat, pandangan, yang
yang diatur oleh Juru Baksa. Misalnya, se- bisa dikhayati dari lakon, cerita, atau juga dari
seorang yang dianggap paling dihormati, atau suatu lukisan atau seni patung. Dalam hal ini
idea dalam seni musik atau karawitan lebih
pemangku hajat, maka ia yang berhak diberi- susah dikhayati, karena lebih terkandung da-
kan penghormatan untuk melakukan menari lam perasaan.
pertama. Selanjutnya, pertunjukan berjalan
mengalir secara tertib dengan menari secara Isi atau bobot dari benda atau peristiwa
bergiliran. kesenian bukan hanya yang dilihat semata-
b. Bobot mata tetapi juga apa yang dirasakan atau
Menurut Djelantik (1999: 46-59) bahwa dihayati sebagai makna dari wujud kesenian
“bobot adalah isi atau makna dari apa yang itu. Ide adalah gagasan atau kreativitas dalam
disajikan. Bobot dapat secara langsung di- berkarya seni yang kadang-kadang muncul
dengan sendirinya, tapi lebih banyak lahir

Makalangan Vol. 6, No. 1, Edisi Juni 2019| 15


karena sumber yang dilihatnya, sehingga kegiatan masyarakat tanpa memandang de-
dapat menimbulkan ide baru. rajat dan status sosialnya.
Seperti yang dikemukakan oleh Djelantik c. Penampilan
Djelantik (1999: 18) bahwa “gagasan atau ide Djelantik (1999: 58) mengatakan bahwa:
dalam seni adalah dasar pengucapan dari Penampilan dalam karya seni merupakan se-
seorang seniman dalam berkarya, dan dapat buah perwujudan. Dalam seni lukis dan seni
patung sang seniman menyajikan ciptaannya
terbentuk berdasarkan kondisi yang terjadi di secara langsung kepada masyarakat. Lain
sekitar diri seniman, dari luar seniman atau halnya dengan seni tari dan seni karawitan,
dari sumber-sumber lain yang dapat diper- hasil ciptaannya seringkali masih memerlukan
seniman lain untuk menampilkannya. Seniman
tanggungjawabkan. Gagasan atau ide pada
lain itu adalah penari, penabuh, atau pemain
Bangreng dimaksudkan sebagai hasil pemi- sandiwara. Sudah tentu sang seniman sendiri
kiran atau konsep, pendapat atau pandangan dapat menarikan, menyanyikan, memainkan
tentang sesuatu yang baru. Benda atau pe- ciptaanya. Tetapi sebagian besar dari ciptaan
seni jenis itu perlu dibawakan oleh orang lain.
ristiwa kesenian meliputi bukan hanya yang
dilihat semata-mata tetapi juga apa yang di- Selain dari itu Djelantik (1999: 58) me-
rasakan atau dihayati sebagai makna dari nyatakan bahwa dalam penampilan terdapat
wujud kesenian suasana, gagasan, ibarat, beberapa unsur yang berperan, yaitu:
pesan. 1) Bakat
Ide dari Bangreng merupakan dasar pe- Unsur Bakat Djelantik mengungkapkan
ngucapan senimannya yang terbentuk dari (1999: 76) bahwa:
kondisi kehidupan masyarakat yang religius Kemampuan khas yang dimiliki oleh seseorang
tetapi masih menganut ajaran mistik. Bangreng yang salah satunya didapatkan dari keturunan.
fungsi awalnya sebagai penyebaran agama Dalam seni pentas, orang yang kurang ber-
bakat dapat mencapai kemahiran dalam se-
Islam dan selanjutnya digunakan sebagai sa-
suatu dengan melatih dirinya secara tekun.
rana upacara/ritual adat. Perkembangan selan- Seseorang akan mencapai keterampilan yang
jutnya, Bangreng menjadi sebuah sajian baru tinggi, walaupun mungkin kurang dari teman-
dengan fungsi sebagai sarana hiburan dan ton- nya yang berbakat dan berlatih dengan ke-
tekunan yang sama. Bakat seseorang bisa me-
tonan masyarakat.
ngenai satu cabang kesenian tetapi ada yang
3) “Pesan” mempunyai bakat dalam segala macam kese-
Menurut Djelantik (1999: 47) bahwa “suatu nian.
kesenian dapat menganjurkan sesuatu kepada
Pada Bangreng, penampilan seorang penari
sang pengamat atau lebih sering kepada
khalayak ramai”. Karya seni yang disampai- tampak terlihat dari apa yang ditarikan se-

kan kepada masyarakat berupa gagasan- kaligus akan menunjukkan identitas seseorang
dalam kesenian. Dalam Bangreng, bakat nam-
gagasan dalam wujud yang indah dan me-
pak pada kemahiran seseorang dalam menari
narik. Berkaitan dengan hal itu Djelantik me-
yang terbagi ke dalam dua jenis tari yaitu tari
ngatakan (1999: 61) bahwa “suatu karya tari
dianggap mempunyai nilai estetis apabila di Ketuk Tilu dan Tayub.
2) Keterampilan
dalamnya terdapat pesan-pesan”. Bangreng
Menurut Djelantik (1999: 76) bahwa:
merupakan sebuah artefak kesenian mas-
Keterampilan adalah kemahiran dalam pelak-
yarakat Sunda. Di dalamnya dapat ditemukan
sanaan sesuatu yang dicapai dengan latihan.
Taraf kemahiran tergantung dari cara melatih

Makalangan Vol. 6, No. 1, Edisi Juni 2019| 16


dan ketekunannya melatih diri”. Keterampilan pertunjukan atau tarian yang berkembang di
seseorang pasti berbeda-beda tergantung bakat kalangan rakyat dan kalangan menak”.
yang dimilikinya. Seseorang yang ingin te-
rampil dalam menari Tayub dan untuk me-
a. Ketuk Tilu Pada Bangreng
nguasai gerak-geraknya diperlukan pelatihan Sebagian gerak tari pada Bangreng ber-
khusus, karena gerak-geraknya telah memiliki sumber dari Ketuk Tilu. Gerakannya sederhana
pola.
dan disajikan dalam bentuk tari tunggal, tari
berpasangan, dan tari kelompok. Hal ini sesuai
3. Tari Rakyat Dan Tari Menak Pada
dengan yang dikemukakan oleh Supardjan
Bangreng
(1980: 58) bahwa “tari menurut koreografinya
Bentuk tari yang ditemukan pada Bangreng
terbagi ke dalam tiga jenis yaitu tari tunggal,
yaitu bentuk tari rakyat dan bentuk tari menak
tari berpasangan, dan tari kelompok (menari
yaitu Ketuk Tilu dan Tayub. Keduanya me-
bersama)”.
rupakan dua bentuk tari yang berbeda genre
1) Tari Tunggal
dan tampak terlihat jelas dari bentuk gerak
Yang dimaksud tari tunggal pada Bangreng
dan musik pengiringnya serta dari latar-
yaitu penyajian tari yang dilakukan oleh satu
belakang keberadaanya. Seperti yang dikemu-
orang. Seperti yang dikemukakan oleh Widar-
kakan oleh Hodgen (dalam Endang Caturwati,
yanto ( 2006: 101) bahwa:
2007: 57-58) mengenai genre bahwa:
Tari tunggal bisa bermacam-macam, ada yang
Genre adalah kelompok tari-tarian yang me-
memang seluruh peristiwa pertunjukannya ha-
miliki ciri khusus baik secara individual, mau-
nya dilakukan oleh penari tunggal, dengan pe-
pun kolektif, serta memiliki ciri yang mem-
nari yang berbeda. Namun antara penari yang
bedakan latar belakang asalnya. Perbedaan an-
satu dengan yang lainnya tidak secara ber-
tara genre tidak terletak pada komponen-
samaan melakukan interaksi antar peran.
komponen tarian, melainkan pada kepercayaan
serta nilai-nilai yang berkaitan dengan bentuk
Menari tunggal pada dasarnya menon-
kehidupan pada masyarakat dan budaya, di-
mana tarian tersebut dijumpai (pada konteks jolkan kemahiran yang menggambarkan kega-
kesenian, agama, dan kehidupan social). gahan yang disebut dengan Ibing Jago. Seperti
yang dikemukakan oleh Iyus Rusliana (2008:
Bangreng sebagai hasil dari perpaduan tari 58) bahwa:
rakyat dan tari menak merupakan hasil dari Para penonton laki-laki atau penari laki-laki ini
biasanya mempertunjukkan kebolehannya me-
salah satu perubahan budaya masyarakat
nari sendiri. Tarian yang disajikan umumnya
Sumedang. Menurut sejarahnya, bahwa tempo menggambarkan kegagahan atau keteram-
dulu, di Sumedang terdapat jenis kesenian pilan seorang laki-laki (Ibing Jago) dalam sua-
yang di kalangan rakyat dan di kalangan sana yang gembira dan jenaka. Gerak tariannya
secara umum memiliki dasar-dasar gerak Ibing
menak. Seperti yang dikemukakan oleh En-
Penca yang yang berpadu dengan peniruan
dang Caturwati (2007: 90) bahwa “di tatar dari bentuk gerak sehari-hari.
Sunda pada masa lalu terdapat dua kelompok

Makalangan Vol. 6, No. 1, Edisi Juni 2019| 17


Pada tari kelompok bentuk gerak ada yang
seragam dan ada pula yang saling mengisi.
a. Tayub Pada Bangreng
1) Tari Baksaan
Penyajian tari Baksaan pada dasarnya sama
dengan tari Baksaan yang berada di dalam
Tayub. Hal ini dikarenakan tari Baksaan me-
ngadopsi langsung dari tari Tayub.
2) Nayub Dina Bangreng
Penamaan Nayub dina Bangreng berdasar-
kan latar belakang bentuk tariannya itu sen-
diri. Bentuk tarinya disebut Ibing Nyerimpi,
Ibing Patokan, Tayub Rakyat dan Tayub Balan-
Gambar 2. Ibing Pencugan
dongan.
(Dokumentasi: Sopian Hadi, 2018)
3) Ibing Nyerimpi
Ibing Nyerimpi adalah sebutan bagi sese-
Gerakan yang diperagakan menggunakan
gerak-gerak Ibing Penca dan terkadang ada orang yang menari dalam lagu Kasumedangan,

gerak keseharian yang nyeleneh yang disebut yakni lagu-lagu yang terdapat pada tari

Ibing Pencugan. Sedangkan gerakan-gerakan Keurseus. Seperti yang dikemukakan oleh

yang seringkali dilakukan adalah adeg-adeg Memed (Wawancara, di Sumedang; 2018)

pasang, balungbang, mincid, mincid bongban, ban bahwa “istilah Nyerimpi merupakan suatu

karet dan gerak-gerak keseharian seperti ber- permintaan seseorang yang ingin me-nari

jalan, loncat, dan lain-lain. dengan meminta lagu-lagu tari Kasumeda-

2) Tari Berpasangan ngan atau Tari Keurseus, seperti lagu Gawil,

Tari berpasangan adalah tari dilakukan Kastawa, Banjar Sinom dan lain-lain”.

oleh penari laki-laki dan perempuan. Konsep Menurut Wahyudin (Wawancara, di

menari berpasangan juga sesuai dengan kon- Sumedang; 2017) bahwa “setiap orang dapat

sep bipatri. Seperti yang dikemukakan oleh menari sesuai kriteria dan keinginannya. Se-

Widaryanto (2006: 103) bahwa: seorang dapat berekspresi melalui bentuk-


Konsep bipatri (belah dua) dalam kepercayaan bentuk tari, dengan menggunakan kostum tari
asli berbagai suku bangsa di Indonesia, nilai- Tayub lengkap”. Adapun pendapat lain di-
nilai bipatri tersebut tercermin dalam berbagai kemukakan oleh Juju Juanedi (Wawancara, di
aspek kehidupan seperti, laki-laki-perempuan,
Sumedang; 2018) bahwa “Tayub merupakan
siang-malam, gunung-laut, tinggi-rendah, atas-
bawah, dan lain sebagainya. Konsep ini masih tari yang berasal dari keraton kesultanan
bisa dilacak dari berbagai peristiwa tari. Gerak Jawa”.
berpasangan bisa sejak awal tarian, bisa juga Serimpi biasanya selalu dipergelarkan di
muncul di tengah-tengah atau pada bagian
Pendopo Kebupatian sebelum pelaksanaan
akhir suatu tarian.
Tayuban. Seperti yang dikemukakan oleh
3) Tari Kelompok Endang Caturwati (2007: 53-54) bahwa:
Tari kelompok adalah tari yang dilakukan Semua Kabupaten di Priangan sangat terasa
adanya upaya meniru gaya kaum menak yang
lebih dari dua orang atau menari bersama.
dipengaruhi oleh budaya Jawa termasuk cara
berkesenian. Seperti tarian Serimpi, Badaya, di-

Makalangan Vol. 6, No. 1, Edisi Juni 2019| 18


pertunjukkan pada pesta ulang tahun Raja halaman rumah. Para Nayaga biasanya me-
Belanda, pernikahan keluarga dan acara pen- nempati panggung tradisional yang terbuat
ting lainnya. Pada umumnya dimulai dengan
menampilkan tari Badaya atau Serimpi dan
dari bambu yang biasa disebut Balandongan.
sebagai akhir biasanya ditampilkan Tayuban. Sementara para pelaku tari biasanya menari di
bawah panggung Balandongan tersebut. Seperti
4) Ibing Patokan yang dikemukakan oleh Anis Sujana (2002: 72)
Penamaan istilah Ibing Patokan diambil dari bahwa “Tayuban pada saat sudah menyebar di
struktur gerak Tayub yang di dalamnya ter- kalangan masyarakat kebanyakan tempat per-
dapat pola tepak kendang yang sudah baku, tunjukannya menempati Balandongan yaitu pa-
namun susunan geraknya spontanitas dan nggung sedemikian rupa untuk keperluan pe-
tidak menetap. Gerak-gerak tersebut seperti mentasan kesenian”. Balandongan merupakan
Adeg-adeg, Jangkung Ilo, Mincid, Keupat, Baksarai panggung yang sering digunakan masyarakat
dan lain-lain. Seperti yang dikemukakan oleh khususnya yang tinggal dipedesaan untuk
Anis Sujana (2002: 65) bahwa: mengadakan kegiatan-kegiatan tertentu se-
Adapun mengenai susunannya tidak menetap,
perti syukuran khita-nan, syukuran perni-
karena Ibing Tayub merupakan penyajian tari-
an-tarian yang strukturnya koreografinya tidak kahan dan lain-lain.
baku, atau dalam kata lain bersifat improvisasi.
Oleh sebab itu durasi dan panjang pendeknya KESIMPULAN
tarian pun bervariasi karena akan sangat ber-
Kaidah-kaidah tari rakyat dan menak
gantung pada kesanggupan penari di dalam
berimprovisasi. Namun demikian sebetulnya melebur menjadi perpaduan yang utuh. Ke-
di dalam Ibing Tayub ada semacam patokan hadirannya memberikan nilai budaya baru
gerak yakni yang disebut Oka Ibing. yang ikut memperkaya kehidupan kesenian di
Jawa Barat. Bangreng di Kabupaten Sumedang.
5) Tayub Rakyat
mempunyai beberapa perspektif yang bisa
Istilah Tayub Rakyat diambil dari pertunju-
dirumuskan sebagai berikut:
kan Bangreng yang pelaksanaannya meng-
1. Tari dalam Bangreng pada upacara ruwatan
gunakan konsep pertunjukan Tayub. Hal ter-
dapat dikategorikan sebagai tarian ritual
sebut ditandai dengan adanya aturan giliran
masyarakat Sumedang. Konsep religius-
menari yang diatur oleh seorang Juru Baksa
magis serta pesan sosial dalam upacara
dengan menggunakan properti baki dan soder.
ruwatan adalah cermin masyarakat Sume-
Seorang Juru Baksa menari dan memberikan
dang masa lalu, yang kini masih memegang
soder kepada seseorang. Dalam pertunjukan
adat istiadat serta kepercayaan terhadap
Bangreng, yang berhak menari pertama yaitu
hal-hal magis. Namun setelah masuknya
pemangku hajat atau keluarga dari pemangku
ajaran Islam ke Sumedang, tatanan sistem
hajat, walaupun dalam pertunjukannya di-
sosial budaya masyarakat mengalami per-
hadiri oleh para pejabat atau aparat peme-
kembangan. Bermula dari Gembyung, Tere-
rintahan. Setelah pemangku hajat mendapat
bangan hingga menjadi Bangreng adalah
giliran menari pertama, maka pertunjukan
salah satu perkembangan seni di masya-
berlangsung dengan menari bergiliran.
rakat Kabupaten Sumedang.
6) Tayub Balandongan
2. Di dalam Bangreng terdapat estetika tari
Istilah Tayub Balandongan mengacu pada
rakyat dan tari menak yaitu Ketuk Tilu dan
tempat atau arena Bangreng yang biasanya
Tayub.
dilaksanakan di lapangan atau di pelataran

Makalangan Vol. 6, No. 1, Edisi Juni 2019| 19


3. Tari dalam Bangreng merupakan salah satu Cristiawan, W. 2004. Spirited Away: “Proses
bukti artefak, bahwa di Sumedang sebelum- Kreatif Skenografi Roedjito”. Jurnal Seni
nya terdapat tari pergaulan kalangenan golo- Panggung STSI Bandung XXX STSI PERSS.
ngan kaum menak yaitu dengan adanya
Dimyati, Ipit S. 2004. “Seni dan Perempuan,
Tayub.
Sebuah Pengantar”. Jurnal Seni Panggung
4. Tari dalam Bangreng terdapat unsur-unsur STSI Bandung XXX: viii.
tari Ketuk Tilu yang merupakan sebuah
bentuk tari pergaulan di kalangan masya- Djelantik, A.A.M. 1991. Pengantar Dasar Ilmu
rakat Sunda pada umumnya. Estetika”. Sekolah Tinggi Seni Indonesia
5. Tari dalam Bangreng terdapat istilah Ibing (STSI) Denpasar.

Nyerimpi, Ibing Patokan, Tayub Rakyat, dan


. 1999. Masyarakat Seni Pertunjukan
Tayub Balandongan. Indonesia. Bandung: Estetika.
6. Tari dalam Bangreng merupakan salah satu
wujud bentuk perpaduan kesenian rakyat Ekadjati, Edi. 1884. Masyarakat Sunda dan Kebu-
dan kesenian menak yang tampak jelas dayaannya. PT. Girimukti Pusaka: Jakarta.
terlihat dalam bentuk-bentuk gerak tari.
. 1993. Kebudayaan Sunda Suatu
7. Tari dalam Bangreng merupakan simbol ke-
Pendekatan Sejarah. PT Dunia Pustaka Jaya.
bersamaan dan solidaritas masyarakat Su-
medang. Haberman, Martin. 1981. Dance An Art In
8. Tari dalam Bangreng menunjukkan ciri-ciri Academe. Tari Sebagai Seni Di Lingkungan
masyarakat kebudayaan Sunda egaliter. Akademi. Terjemahan Ben Suharto. Aka-
Setiap manusia memiliki derajat yang sama demi seni tari Indonesia Yogyakarta.
tanpa membedakan kedudukan, kekayaan,
Iskandar, Yoseph. Drs. 1997. Sejarah Jawa Barat
keturunan, suku, ras, status sosial, dan
(Yuganing Rajakawasa). Bandung: CV Geger
perbedaan golongan.
Sunten.

DAFTAR PUSTAKA Jaeni. 2004. Komunikasi Estetik, Menggagas Kaji-


Anis Sujana. 2002. Tayuban Kalangenan Menak an Seni Dari Peristiwa Komunikasi. Bogor:
Priangan. Bandung: STSI Press Bdg. IPB Perss.

Kayam, Umar. 1981. Seni Tradisi Masyarakat. Ja-


Bandem. 1996. Etnologi Tari Bali. Forum Apre-
karta: Sinar Harapan.
siasi Kebudayaan Denpasar Bali.

Koentjaraningrat. 1958. Metode-metode Antro-


Caturwati, Endang. 2007. Tari di Tatar Sunda.
pologi dalam Penyelidikan-penyelidikan Mas-
Bandung: Sunan Ambu Press-STSI Ban-
yarakat dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:
dung.
Universitas Indonesia.
. 2000. Perempuan dan Ronggeng.
. 1998. Manusia dan Kebudayaan
Bandung: Sunan Ambu Press-STSI
Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Bandung.

. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi.


Creswell W John. 2015. Penelitian Kualitatif dan
Jakarta: Rineka Cipta.
Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Makalangan Vol. 6, No. 1, Edisi Juni 2019| 20


Lauer, Robert. H. 1993. Perspekti Tentang Per- Suwandi dan Basrowi. 2008. Memahami Pene-
ubahan Sosial (Terjemahan). Jakarta: Rineka litian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Cipta.
Widaryanto, Fx. Dkk. 2006. “Tari Komunal”. Ja-
Lubis, Nina Herlina. 1998. Kehidupan Kaum karta: LPNS.
Menak Priangan 1800-1942. Bandung: Pusat
Informasi Kebudayaan Sunda. Rohana, Ade, Dkk. 2013. “Dokumentasi Potensi
Budaya Sumedang”. Sumedang: Dinas Ke-
Lubis, Nina Herlina, dkk. 2008. “Sejarah Su- budayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah-
medang Dari Masa Ke Masa”. Sumedang: raga Kabupaten Sumedang.
Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Peme-
rintah Kabupaten Sumedang. Rusliana, Iyus. 2008. Penciptaan Tari Sunda.
Bandung: Etnoteater Publisher.
Pamungkas, Ragil. 2008. Tradisi Ruwatan. Yog-
yakarta: NARASI. Sumaryono, dkk. 2006. Tari Tontonan, Buku Pe-
lajaran Kesenian Nusantara. Jakarta: Lem-
Purwanto, Hari. 2000. Kebudayaan dan Lingku- baga Pendidikan Seni Nusantara.
ngan Dalam Perspektif Antropologi. Yogya-
karta: Pustaka Pelajar. Supardjan, N. BA, Dkk. 1982. Pengantar Pe-
ngetahuan Tari. Cv. Sandang Mas: Jakarta.
Ramlan, Lalan. 2008. Tayub Cirebon. Bandung:
Sumbu STSI Press Bandung.

Supriadi, Dedi. 1994. Kreativitas, Kebudayaan


dan Perkembangan Iptek. Bandung: Alpa-
beta.

Makalangan Vol. 6, No. 1, Edisi Juni 2019| 21

Anda mungkin juga menyukai