Anda di halaman 1dari 8

Pengembangan Obyek Wisata Benteng Van Den Bosch di

Daerah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur dan Analisis SWOT


Ridho Mahbudin1 , I Komang Astina1 , Maria Yosi Felicia2
Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang, Jawa Timur, Indonesia Penulis
korespondensi: ridho.mahbudin.2007216@students.um.ac.id

Abstract
Fort Van Den Bosch is a historical heritage of the Dutch colonial. It is currently being developed
to be one of the leading tourist destinations in Ngawi Regency, East Java. The aim of this study is
(1) to identify the tourist attraction of Fort Van Den Bosch, (2) to analyze the development of the
tourist attraction of Van Den Bosch fort. This study uses primary data and secondary data. The
primary data obtained from observation and interviews. Secondary data obtained from literature
studies and documentation.
Keywords: Van Den Bosch Fortress, Tourism development, Tourism potential

Abstrak
Benteng Van Den Bosch adalah warisan sejarah pemerintah colonial Belanda yang dikembangkan
menjadi salah satu tujuan wisata terkemuka di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Tujuan dari
penelitian ini adalah (1) untuk mengidentifikasi objek wisata Benteng Van Den Bosch, (2) untuk
menganalisis perkembangan objek wisata benteng Van Den Bosch. Penelitian ini menggunakan
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari observasi dan wawancara. Data
sekunder diperoleh dari studi literatur dan dokumentasi.
Kata Kunci: Benteng Van Den Bosch, Pengembangan wisata, Potensi Wisata

Pendahuluan
Kabupaten Ngawi terletak di sebelah barat bagian dari Provinsi Jawa Timur. Secara
geografis adalah terletak di 70 21' LS – 70 31' LS dan 1100 10' BT – 1110 40'E. Kondisi
topografi di wilayah ini adalah dataran tinggi dan dataran rendah. Ukuran Ngawi
Kabupaten ini luasnya 1.298,98 kilometer persegi, yaitu dibagi menjadi 19 kecamatan dan
217 desa BPS, 2018). Pada masa penjajahan Belanda, Ngawi adalah salah satu kabupaten
di Provinsi Jawa Timur yang dianggap vital dan memiliki peninggalan fisik dibentuk
bangunan peninggalan Belanda (Chawari, 2016). Peninggalan kolonial Belanda di
Indonesia, khususnya di Jawa dan Madura, adalah jalur kereta api dan irigasi pembangunan
di sekitar Brantas dan Demak (Poesponegoro, 2008). Selain itu, ada juga Peninggalan
kolonial Belanda berupa pabrik gula dan benteng. Itu dibangun dan digunakan selama
menguasai Madiun dan sekitarnya. Satu dari benteng bersejarah di Ngawi adalah Benteng
Van Den Bosch.
Benteng Van Den Bosch, juga dikenal sebagai Benteng Pendem, terletak di Angicip
Kompleks Pelem . Batalyon Bersenjata ke-12 Desa, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi.
Jarak antara lokasi Van Den Bosch Benteng (Benteng Pendem) ke pusat Ngawi kota ini
berjarak sekitar ± 1 km ke arah timur laut menuju Desa Pelem, tepatnya berbatasan dengan
Jl. Pangeran Diponegoro di sebelah timur dan Jl. Untung Suropati ke barat. Area di Van
Den Bosch luasnya kurang lebih 15 Ha, sedangkan bangunan bentengnya luasnya 165 m x
80 m (Rosikin, 2015). Keberadaan Benteng Pendem tidak dapat dipisahkan dari kehadiran
tentara Belanda dan keluarganya anggota yang tinggal di sekitar benteng. Belanda hidup
tidak hanya untuk satu atau dua tahun tetapi untuk generasi. Hal ini dibuktikan dengan
makam orang-orang Belanda yang tidak jauh dari benteng yang bisa kita bedakan dari
bentuk umum kuburan di Indonesia. Dari perspektif sejarah, Benteng Van Den Bosch
dibangun oleh tentara pemimpin Belanda bernama Gubernur Jenderal Van Den Bosch pada
tahun 1839-1845. Untuk membangun benteng ini, tentara Belanda memanfaatkan
masyarakat sekitar Ngawi yang ditangkap dan dipaksa bekerja keras. Benteng ini cukup
strategis dalam posisi geografisnya karena diapit oleh dua sungai yaitu Bengawan Madiun
dan Bengawan Solo. Misi untuk membangun benteng adalah: (1) untuk mengontrol
transportasi jalur melalui moda transportasi air, seperti perdagangan dan kegiatan utama
lainnya bersirkulasi terutama melalui sungai; (2) untuk mencegah serangan lebih lanjut dari
Perang Diponegoro yang terjadi pada tahun 1825-1830.
Metode Penelitian
Metode yang dilakukan dalam metode penelitian ini menggunakan metode
Kualitatif yang fokus pada pengamatan yang mendalam, metode kualitatif dalam penelitian
ini dapat menghasilkan kajian atas suatu fenomena yang lebuh konferhensif. selain itu juga
menggunakan metode pengumpulan data studi pustaka dari jurnal, artikel terdahulu yang
sesuai dengan topik penelitian.

Pembahasan
Dalam menilai potensi suatu daya tarik wisata, terlebih dahulu harus dilihat dari
karakteristik wilayah, keunikan, keindahan, dan nilainya berupa keanekaragaman hayati,
budaya, dan buatan. Ini hal-hal yang dipertimbangkan saat membuat daya tarik wisata di
suatu daerah. Untuk menganalisis situs bersejarah Benteng Van De Bosch sebagai daya
tarik wisata, maka harus dianalisis berdasarkan kriteria tersebut. Berdasarkan letaknya
yang strategis adalah tidak begitu sulit untuk menemukannya karena terletak di pusat
Kabupaten Ngawi. Selama Belanda masa kolonial, titik yang berdekatan dengan Bengawan
Sungai Solo dan sungai Madiun sangat strategis karena pusat perdagangan dan pelayaran
di Jawa Timur. Di dalam Selain itu, juga merupakan pusat pertahanan Belanda di Daerah
Madiun pada masa Perang Diponegoro. Van De Benteng Bosch memiliki keunikan
tersendiri, dimana Benteng ini disebut Benteng Pendem. Itu karena ini benteng berada di
balik bukit, sehingga tidak terlihat dari di luar. Inilah yang membuat benteng ini menarik
untuk dilihat. Benteng ini memiliki keindahan tersendiri karena bahan bangunan dan
bentuknya masih kuno. Ini membuatnya otentik, bukti dari yang hebat pengaruh Belanda
di masa lalu. Bangunan dari Benteng Van De Bosch memiliki nilai budaya yaitu dilihat
dari dekorasinya, padahal tidak sangat jelas. Arsitektur bangunan menunjukkan bahwa
bangunan Belanda memiliki desain khas di mana bentuk kotak dengan pilar besar dan
memiliki ketinggian yang layak untuk melindungi dari musuh saat itu. Untuk menjadi
seorang tempat wisata yang informatif dan edukatif, ada beberapa fasilitas tambahan yang
dibuat oleh pemerintah. Akibatnya, Van De Bosch akan menjadi destinasi wisata sejarah
yang ada diminati oleh banyak orang di Indonesia.
A. Pengembangan Objek Wisata
Benteng van den bosch merupakan pariwisata yang cukup dikenal di wilayah
kabupaten Ngawi, peninggalan sejarah yang bisa dijadikan tempat wisata dapat kita jadikan
ilmu pengetahuan mengenai asal usul Benteng van den bosch. Banyak sekali keunggulan
dari pariwisata Benteng Van den Bosch, tapi masih ada kelemahan pada objek wisata, perlu
adanya pengembangan Objek Wisata di daerah Benteng van den bosch.
Dalam pengembangan objek wisata ini pemerintah atau pengelola wisata bisa
menambahkan kontruksi atau perencanaan wilayah, pada objek wisata tersebut diantaranya
yaitu, seperti akses jalan untuk menuju objek pariwisata, agar diperjelas dan dipermudah
untuk kendaraan berlalu lalang agar tidak menimbulkan kesulitan para wisatawan untuk
mengakses tempat wisata, membuat gazebo atau tempat istirahat hal ini bertujuan untuk
para wisatawan bisa menikmati area wisata maupun beristirahat, memberikan tempat untuk
para PKL berjualan hal tersebut bisa membuat objek wisata lebih tertata penataan lahannya
dan bisa memberikan dampak ekonomi untuk para UMKM yang berdagang di daerah objek
wisata.
B. Analisis SWOT pada Benteng Van Den Bosch
Analisis SWOT merupakan salah satu perencanaan strategis metode untuk
menggambarkan kondisi dan mengevaluasi masalah berdasarkan faktor internal dan
eksternal, yaitu Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Ancaman. Namun, analisis
SWOT hanya menjelaskan situasi yang terjadi tetapi bukan sebagai masalah pemecah.
SWOT dapat diterapkan sebagai:
1. Kekuatan, suatu kondisi yang ada dan ada dianggap sebagai sesuatu yang baik atau
potensial.
2. Peluang adalah suatu kondisi yang ada dan ada dianggap sebagai potensi
perkembangan.
3. Perlakuan adalah suatu keadaan yang ada dan bersifat dianggap mengancam dan
menghalangi pengembangan potensi.
4. Kelemahan adalah suatu kondisi yang ada dan ada dianggap sebagai sesuatu yang
buruk atau salah.
Objek wisata Benteng Van Den Bosch Dalam menilai potensi suatu daya tarik wisata,
terlebih dahulu harus dilihat dari karakteristik wilayah, keunikan, keindahan, dan
nilainya berupa keanekaragaman hayati, budaya, dan buatan. Ini hal-hal yang
dipertimbangkan saat membuat daya tarik wisata di suatu daerah. Untuk menganalisis
situs sejarah Benteng Van De Bosch sebagai objek wisata, maka harus dianalisa
berdasarkan kriteria tersebut. Berdasarkan letaknya yang strategis adalah tidak begitu
sulit untuk menemukannya karena terletak di pusat Kabupaten Ngawi. Selama Belanda
masa kolonial, titik yang berdekatan dengan Bengawan Sungai Solo dan sungai Madiun
sangat strategis karena pusat perdagangan dan pelayaran di Jawa Timur. Di dalam
Selain itu, juga merupakan pusat pertahanan Belanda di Daerah Madiun pada masa
Perang Diponegoro. Van De Benteng Bosch memiliki keunikan tersendiri, dimana
Benteng ini disebut Benteng Pendem. Itu karena ini benteng berada di balik bukit,
sehingga tidak terlihat dari di luar. Inilah yang membuat benteng ini menarik untuk
dilihat. Benteng ini memiliki keindahan tersendiri karena bahan bangunan dan
bentuknya masih kuno. Ini membuatnya otentik, bukti dari yang hebat pengaruh
Belanda di masa lalu. Bangunan dari Benteng Van De Bosch memiliki nilai budaya
yaitu dilihat dari dekorasinya, padahal tidak sangat jelas. Arsitektur bangunan
menunjukkan bahwa bangunan Belanda memiliki desain khas di mana bentuk kotak
dengan pilar besar dan memiliki ketinggian yang layak untuk melindungi dari musuh
saat itu. Untuk menjadi seorang tempat wisata yang informatif dan edukatif, ada
beberapa fasilitas tambahan yang dibuat oleh pemerintah. Akibatnya, Van De Bosch
akan menjadi destinasi wisata sejarah yang ada di diminati oleh banyak orang di
Indonesia. Berdasarkan metode 4a wisata sejarah area Benteng Van De Bosch memiliki
yang sesuai kriteria dilihat dari atraksi. Pengamatan Hasilnya menggambarkan bahwa
Benteng Van De Bosch ada tempat wisata alam, budaya, dan buatan atraksi dalam satu
paket. Aspek selanjutnya dari amenity adalah fasilitas atau akomodasi yang meliputi
sarana dan prasarana. Sekitar Benteng Van De Bosch, fasilitas seperti hotel dan
homestay disediakan. Hotel dan homestay fasilitas memiliki beberapa kamar tidur yang
sangat nyaman untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Selanjutnya aspek
aksesibilitas; akses berupa jalan raya ke Fort Van De Bosch dapat diakses karena itu
melewati jalanan yang cukup lebar. Itu adalah karena Fort Van De Bosch terletak di
tengah Kabupaten, sehingga infrastruktur jalan sudah dalam kondisi layak.
Transportasi digunakan berupa sepeda motor dan mobil, masyarakat sekitar benteng
sudah menggunakan modern angkutan. Untuk memenuhi analisis metode 4a, aspek
pendukung adalah layanan tambahan atau hal-hal yang mendukung pariwisata. Di
kawasan wisata Benteng Fort Van De Bosch, memiliki fasilitas yang memadai dari
listrik, air minum, dan ada juga kereta api garis. Untuk akses komunikasi yang
digunakan juga telah maju, misalnya, melalui ponsel dan melalui internet Berdasarkan
beberapa kategori yang telah terpenuhi oleh kawasan wisata sejarah Benteng Van De
Bosch, benteng ini bisa dikatakan cocok untuk dikembangkan kembali sebagai budaya
objek wisata yang memiliki daya tarik bagi wilayah.
Pengembangan Wisata Geo-historis Faktor-faktor yang dapat
diperhitungkan dalam analisis benteng selain peluang adalah ancaman, kelemahan, dan
kekuatan yang menjadi tolok ukur dalam hal ini analisis. Ancaman yang dapat terjadi
bahkan ini memiliki menjadi pemikiran untuk masa depan dalam meningkatkan potensi
pariwisata. Ancamannya masih banyak orang sekitar daerah yang tidak mau dan tidak
tahu tentang keberadaan benteng sebagai objek wisata. Ancaman berikutnya, ada
pesaing pariwisata benda, seperti di wilayah Ngawi sendiri mulai muncul banyak
tempat wisata bukan budaya pariwisata baik yang bersifat alami maupun buatan wisata
yang menarik lebih banyak wisatawan. Untuk faktor kekuatan dan kelemahan, benteng
daerah memiliki kekuatan yang berasal dari strategi lokasi. Terletak di pusat distrik
yang bersebelahan dengan alun-alun kota. Akibatnya, itu memiliki aksesibilitas yang
nyaman karena public transportasi juga mudah didapat dengan lingkungan sekitar.
Selain itu benteng juga memiliki aliran air yang bebas klorin dan berasal dari mata air
secara langsung. Kekuatan ini juga didukung oleh dukungan dari Kabupaten Ngawi
pemerintah dalam mengembangkan objek wisata. Di dalam selain itu, harga tiket
masuk untuk wisata ini sangat terjangkau. Ada beberapa pemandangan panorama alam
yang menjadi salah satu daya tarik objek tersebut. Situs bersejarah ini, yang merupakan
wisata budaya destinasi, memiliki fasilitas yang layak bagi pengunjung yang memiliki
kendaraan pribadi yang memiliki luasan yang cukup besar tempat parkir. Untuk
menjaga kebersihan lingkungan, disediakan beberapa tempat sampah di beberapa titik
lokasi benteng. Faktor kelemahan yang muncul dalam hal ini benteng adalah gangguan
dari habitat dan kelelawar sarang yang sengaja ditinggalkan petugas karena kotoran
kelelawar bisa dijadikan tambahan pendapatan untuk dijadikan pupuk. Namun, untuk
pengunjung, hal itu membuat mereka merasa sedikit terganggu dengan bau ketika ada
angin. Beberapa Benteng Van De Bosch fasilitas pariwisata juga sudah mulai rusak
karena kurangnya petugas untuk menjaganya. Sebagai Akibatnya, banyak atraksi di
dalam benteng ditutup sehingga pengunjung tidak dapat menikmatinya. Kurangnya
karyawan membuat tingkat keamanan dan pengawasan di dalam benteng masih perlu
ditingkatkan. Meskipun pemerintah meminta Bataliyon ARMED 12 KOSTRAD untuk
mengurusnya, tapi itu tidak efektif. Karena keterbatasan pribadi dari TNI (Tentara
Indonesia) yang bekerja untuk benteng, sebagai TNI sudah memiliki tugas pokok dan
kesibukan di bidang militer sehingga TNI kurang aktif dalam menjaga area benteng.
Kurangnya promosi juga membuat benteng ini kurang dikenal oleh orang-orang yang
berada di luar daerah, meskipun pemeliharaan benteng lebih baik dari sebelumnya.
Bahkan benteng ini juga sering dijadikan lokasi beberapa lumayan peristiwa besar dari
pemerintah tetapi fakta bahwa Benteng Van De Bosch masih belum terlalu
dipromosikan sedangkan promosi dan pemasaran dapat dilakukan di dunia maya dan
di dunia nyata (Khakim dkk, 2019: 19). Di dunia maya, pengelola benteng ini dapat
mengeksploitasi media sosial dan internet. Di dunia nyata, manajer dapat menahan
pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat untuk mengadakan pameran, festival, dan
diskusi tentang Benteng Van Den Bosch. Dalam bobot penilaian, Kekuatan adalah 3,48
dan Weakness weight adalah 2,13 dari 10 parameter, menghasilkan nilai X 1,35 untuk
Van De Bosch Benteng. Adapun penilaian Peluang faktor, benteng Van De Bosch
memiliki berat 2.25 dan Ancaman dengan bobot 1,5, yang kemudian menjadi nilai Y
0,75. Sebelum memasuki tahap analisis akhir, perlu dipahami konsep wisata geo-
historis. Geohistory adalah studi yang menelusuri, menyelidiki dan menentukan
hubungan timbal balik antara alam kondisi dan aktivitas alam dalam menentukan
jalannya sejarah; alam menyediakan kondisi dan tantangan bagi manusia yang
mempengaruhi dinamika kehidupan mereka (Setianto et al., 2016: 24). Benteng Van
De Bosch dibangun di Ngawi oleh Belanda pemerintah kolonial dan juga
memperhatikan SWOT dan aspek geo-sejarah. Untuk memahami geo-sejarah objek
penelitian ini, analisis selanjutnya adalah menentukan posisi Benteng Van De Bosch di
Ngawi Kabupaten berdasarkan absis (kombinasi) Nilai EFAS dan IFAS pada kuadran
sumbu X dan Y. Tujuan dari penentuan posisi ini adalah untuk menentukan pilihan
rencana yang tepat sebagai acuan untuk pengambilan keputusan. Faktor internal dan
eksternal dalam analisis SWOT dapat digambarkan sebagai matriks di tabel tersebut,
alternatif denah yang didapat adalah SO, ST, WO, WT.
C. Kondisi Sosial
Kondisi sosial pada daerah wisata juga menjadi pengaruh dari
berkembangnya pariwisata di daerah masing-masing. seperti halnya pada daerah
Benteng Van Den Bosch yang sangat berdampak pada kondisi sosial, baik
berdampak positif maupun negative pada daerah pariwisata. kondisi sosial. berikut
dampak positif dan negatif dari kondisi sosial masyarakat di daerah pariwisata.

a) Dampak Positif
Kondisi sosial juga memberikan dampak baik terhadap masyarakat yang
berada di sekitar pariwisata. seperti halnya kehidupan sosial masyarakat di
daerah tempat wisata menjadi lebih baik dan maju, menjadikan masyarakat
lebih kreatif dan berkembang untuk memajukan pariwisatan, menjadikan
interaksi masyarakat lebih intensif karena banyak nya pengunjung yang
dating, dan membuat masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan wisata
agar menjadi ketertarikan para wisata.
b) Dampak Negatif
Suatu perkembangan pariwisata maupun objek pasti juga membawa
dampak negative terhadap perkembangan kondisi sosial. seperti halnya
kesenjangan sosial antara masyarakat dengan wisatawan, kurangnya
kesadaran dalam membuang sampah pada tempatnya hal tersebut
mengakibatkan pemukiman kumuh dan yang kena imbas yaitu masyarakat,
menyebabkan polusi semakin banyak dan kemacetan di pemukiman
masyarakat karena banyaknya wisatawan yang dating.
D. Dampak Ekonomi
Perkembangan pariwisata di daerah area Benteng Van Den Bosch tentunya
memberikan dampak baik dampak positif maupun dampak negatif terhadap
masyarakat lokal seperti peningkatan taraf perekonomian masyarakat, perubahan
mata pencaharian, pendidikan dan lain sebagainya. Adapun dampak yang
timbulkan oleh perkembangan pariwisata di area Benteng Van Den Bosch terhadap
kondisi ekonomi masyarakat di daerah wisata adalah sebagai berikut:
a) Dampak Terhadap Pendapatan Masyarakat
Pariwisata yang berkembang di Kabupaten Ngawi sampai saat ini masih
belum merata menyebabkan terjadinya kesenjangan terhadap pendapatan
masyarakatnya. Hal tersebut disebabkan, perkembangan pariwisata yang
terjadi hanya dikawasan yang sudah terkenal seperti halnya daerah Benteng
Van Den Bosch, sehingga tidak sedikit masyarakat yang berada di bagian
Kabupaten Ngawi belum merasakan keuntungan pariwisata secara
signifikan.
b) Dampak Terhadap Kesempatan Kerja
Sebelum terkenalnya Benteng Van Den Bosch, mayoritas masyarakat local
bekerja sebagai ibu rumah tangga, sebagai ART, sebagai kuli bangunan,
maupun buruh. Kesempatan kerja setelah adanya dan terkenalnya wisata
Benteng Van Den Bosch lebih besar peluangnya bagi masyarakat di daerah
wisata, seperti halnya berjualan di daerah wisata, membuka warung tempat
makan maupun membuka lahan parkiran di daerah wisata, hal tersebut bisa
menunjang perekonomian masyarakat menjadi lebih baik.

Kesimpulan
Sektor pariwisata telah muncul sebagai bagian dari strategi pembangunan
negara berkembang. Fokus sektor ini membutuhkan komunitas partisipasi dalam
pembangunan daerah dan local (Aynalem et al., 2015). Benteng Van De Bosch terletak
di wilayah Kabupaten Ngawi, merupakan peninggalan sejarah wisata peninggalan
zaman penjajahan belanda di Indonesia karena benteng ini digunakan sebagai tempat
pertahanan perang oleh tentara Belanda. Studi ini menggunakan metode analisis
SWOT untuk menentukan apakah bukan pengembangan kawasan strategis ini layak
dalam ruang lingkup geo-historis daerah pariwisata. Berdasarkan hasil SWOT analisis
Benteng Van De Bosch di pengembangan wisata sejarah, layak untuk dikembangkan
karena kawasan ini memenuhi kriteria pengembangan kawasan wisata dengan
beberapa factor yang sesuai dengan indikator pada metode analisis yang digunakan,
daerah ini cukup layak untuk dikembangkan. Lanskap yang mendukungnya sebagai
benteng alami menjadikan Benteng Van Den Bosch sebagai contoh yang cocok dari
pariwisata geo-historis di Timur Jawa. Sebagai pariwisata yang masih berkembang,
faktor lingkungan dan sarana prasarana benteng ini sudah cukup baik. Meskipun ada
ada beberapa kekurangan, dapat diatasi dengan bantuan dari pemerintah daerah dan
pengelola jadi sehingga daerah tersebut layak untuk dikembangkan. Karena daerah ini
juga merupakan sumber ekonomi dari masyarakat sekitar kawasan benteng Van De
Bosch sehingga akan meningkatkan potensi Ngawi berdua secara ekonomi dan sosial.

DAFTAR PUSTAKA
Poesponegoro, M. D. 2008. Sejarah Nasional Indonesia IV Kemunculan Penjajahan di
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. _________________. 2008. Sejarah Nasional Indonesia V
Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Hindia Belanda. Jakarta: Balai Pustaka.
Dinas Pariwisata, Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Ngawi. 2012. Benteng Pendem
(Van De Bosch). (Online), (http://www.ngawitourism.com/detail8-benteng-pendem--
van-de-bosch-html, Diunduh 6 Maret 2015).

Kurniawan, H. 11 Agustus 2013. Benteng Pendem. Benteng Pendem Van Den Bosch (Ngawi-Jawa
Timur). (Online), (http://www.facebook.com/notes/hari-kurniawan/benteng-pendem-
van-den-bosch-ngawi-jawa-timur/577887378916622, Diunduh 6 Maret 2015).

Badan Pusat Statistik Kabupaten Ngawi. Kabupaten Ngawi Dalam Angka 2017.

Chawari, Muhammad. 2016. Benteng Van Den Bosch, Ngawi : Temuan Artefaktual Sebagai
Cerminan Alat-Alat Kebutuhan Sehari-hari. Yogyakarta : Balai Arkelogi Yogyakarta

Purnawati, Meyda. 2018. Perubahan Fungsi Benteng Pendem Van Den Bosch Di Ngawi Pada
Tahun 1962-2011. Journal Pendidikan Sejarah. 6(2).

Rosikin, Ainur dan Hartono, Yudi. 2015. Museum Benteng Van De Bosch (Benteng Pendem)
Di Kelurahan Palem Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi (Latar Belakang Sejarah,
Nilai, dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah). Jurnal AGASTYA Volume 6
Tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai