Anda di halaman 1dari 5

POTENSI DAN MASALAH GEDUNG LAWANG SEWU SEMARANG

POTENSI
1. IKON
Lawang Sewu tidak terbantahkan lagi menjadi salah satu
ikon Kota Semarang bersama Tugu Muda, bahkan juga
menjadi salah satu ikon pariwisata Jawa Tengah bersama
Candi Borobudur.
Hal ini membuktikan Gedung Lawang Sewu sebagai salah
satu titik pusat pariwisata di Semarang dan Jawa Tengah
yang sangat potensial. Terlebih dengan adanya progam
Visit Jateng dari pemerintah Kota Semarang. Lawang
Sewu berpotensi menjadi salah satu daya tarik utama
wisata di Jawa Tengah.
2. LETAK
Letak Gedung Lawang Sewu yang berada di jantung Kota Semarang, yakni di
area Tugu Muda Semarang, membuatnya menjadi gedung yang akan dilihat oleh
banyak orang, letak ini lah yang juga membuat Gedung Lawang Sewu begitu
strategis.

3. POTENSI SEKITAR
Daerah Tugu Muda sering dijadikan sebagai tempat khalayak umum, khususnya
mudamudi Kota Semarang dalam menghabiskan malam akhir pekan. Hal ini bisa

menjadi potensi bagus bagi Gedung Lawang Sewu untuk direvitalisasi menjadi
gedung dengan berbagai fungsi yang mampu menampung kegiatan masyarakat.
4. POTENSI SEJARAH
Inilah potensi terbesar Lawang Sewu, sejarahnya. Mulai dari Kantor Penahanan
dan Penjara Belanda hingga kantor PT.KAI, gedung Lawang Sewu menyimpan
banyak sejarah dan misteri Kota Semarang.
BIla bisa diolah dan ditata dengan baik, hal ini tentunya akan menjadi potensi
terbesar yang dimiliki oleh Gedung Lawang Sewu.

MASALAH
1. Jika dilihat dari masalah revitalisasi Gedung Lawang Sewu, mungkin adalah
karena bangunan ini begitu ikonik dan menyimpan banyak sejarah serta masuk
ke dalam salah satu bangunan heritage di Semarang, membuat revitalisasi yang
dilakukan hendak nya tidak merubah suasana, fasad, dan struktur bangunan
aslinya.
Munculnya bangunan baru harus menyesuaikan setting yang sudah terbentuk,
jangan sampai unsur baru atau tambahan bangunan baru justru merusak setting
yang sudah ada. Perlu pengaturan semacam penempatan posisi latar depan dan
latar belakang dalam sebuah setting, unsur-unsur baru ditarik menjadi latar
belakang agar tidak merusak facade yang sudah memiliki nilai sejarah sangat
tinggi dan pengaturan mintakat situs yang jelas mengingat lokasi sekitar Lawang
Sewu sudah berkembang pesat.
2. Sebagai salah satu cagar budaya serta bangunan yang dilindungi oleh
Pemerintah,
promosi

Lawang Sewu mulai kurang diminati masyarakat. Kurangnya

yang dilakukan, sehingga popularitas Lawang Sewu kalah oleh pusat

perbelanjaan

maupun

mall

yang

semakin

banyak

di

kota

Semarang,

menyebabkan Lawang Sewu kekurangan jumlah pengunjung, apalagi pada hari


kerja. Selain itu pengunjung remaja yang berkunjung ke Lawang Sewu juga tidak
banyak

jumlahnya. Remaja lebih memiliih pusat perbelanjaan ataupun mall

dibandingkan dengan berkunjung ke Lawang Sewu.


Konservasi dapat meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan dan sesuai dengan
situasi dan kondisi setempat dapat pula mencakup preservasi, restorasi,
rekonstruksi, adapsi dan revitalitasi. Dengan mencermati pengertian diatas,

maka cakupan konservasi gedung Lawang Sewu yang paling tepat terhadap
kondisi saat ini adalah adaptasi/revitalisasi., yaitu kegiatan melestarikan
bangunan masa lalu dengan memberikan fungsi yang lebih sesuai dengan
kondisi masa sekarang.

POTENSI KONSERVASI DAN REVITALISASI

1. Mengembalikan kejayaan PT. KAI pada Lawang Sewu, : Penjualan Tiket,


Museum Kereta Api, Pameran, Convention Hall, Galeri.
Potensi tersebut dapat diterapkan pada bangunan lawang sewu, yaitu
gedung C, yang saat ini hanya berungsi sebagai galeri foto lawang sewu
dari masa ke masa. Misalkan saja menambahkan fungsi pelayanan
penjualan tiket kereta api. Hal ini akan mengembalikan kesan bahwa
lawang sewu merupakan PT. KAI.
2. Mengembalikan ikon wisata Kota Semarang : Wisata Malam, Wisata
Sejarah Semarang, Galeri, Pameran, Hotel.
Poin kedua ini dapat diterapkan pada gedung A. Pertimbangan luas
bangunan gedung A yang paling besar, ruang yang banyak, dan berupa
koridor, dapat diubah menjadi kamar-kamar hotel yang cukup luas dan
nyaman. Sedangkan pada bagian loteng (atap), berupa ruang tanpa
dinding, yang dapat dijadikan galeri dan ruang pamer.
Potensi ini menurut kami sangat baik, karena belum adanya hotel yang
terletak di pusat tugu muda. Ditambah lagi dekat dengan mall, yang
pastinya akan menambah daya tarik wisatawan yang membutuhkan
penginapan.

3. Mengembalikan pusat kegiatan warga Semarang : Foodcourt, Culinary


Night, Pameran, Galery Semarang.
Poin terakhir ini dapat diterapkan pada gedung C. Di dalamnya berupa
koridor

dan

ruangan

yang

saling

terhubung

secara

linear,

dapat

difungsikan sebagai foodcourt. Setiap ruangnya dapat menyediakan menu


makanan yang berbeda. Ditambah lagi, halaman yang luas, dapat
difungsikan sebagai temapat makan outdoor. Sekaligus mendukung fungsi
bangunan sebelumnya sebagai hotel.

Anda mungkin juga menyukai