Indonesia merupakan salah satu negara produsen TPT dunia. Industri TPT merupakan
salah satu penyumbang utama sektor industri pengolahan karena keunggulannya dalam:
Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan salah satu sektor yang berperan penting
karena memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Hal ini terlihat
dari pertumbuhan industri tekstil dan pakaian jadi yang meroket paling tinggi hingga 15,08%
pada triwulan III tahun 2019. Salah satu kelompok industri pengolahan yang dikategorikan
sebagai industri strategis dan prioritas nasional sesuai dengan Rencana Induk
Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) adalah industri TPT.
Selama ini industri TPT mampu menjadi penghasil devisa yang cukup besar. Ini tercermin
dari proyeksi nilai ekspor sepanjang tahun 2019 yang mencapai USD12,9 miliar. Bahkan,
industri TPT disebut sektor padat karya, yang telah menyerap tenaga kerja sebanyak 3,73
juta orang.
Dalam dua tahun terakhir, meskipun di tengah tekanan kondisi ekonomi global,
perkembangan industri TPT kita terus membaik, baik itu di pasar domestik maupun
internasional. Selain itu, konsumsi TPT di pasar dalam dan luar negeri juga diyakini akan
terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perubahan gaya hidup.
Oleh karenanya, untuk memanfaatkan peluang tersebut, pelaku industri TPT nasional perlu
bekerja keras untuk meningkatkan produktivitas, kualitas dan efisiensi melalui penerapan
teknologi yang lebih modern dengan ditunjang oleh sumber daya manusia (SDM) yang
kompeten.
Namun kondisi pandemi covid 19 saat ini menyebabkan industri tekstil dan produk tekstil
terkena dampaknya. Pandemi Covid-19 telah menghentikan sejumlah industry tekstil dan
produk tekstil. Pabrik memberhentikan operasionalnya dan karyawan terpaksa dirumahkan.
Permintaan pakaian di masa pandemi anjlok tajam seiring tutupnya mall, pusat perbelanjaan
Indonesia selama masa Covid-19, dan pernyataan presiden bahwa kita akan hidup
berdampingan dengan Covid paling sedikitnya 2 tahun kedepan untuk menghadapi
kehidupan cara baru ( Adaptasi Kebiasaan Baru), maka pelatihan SDM menempati posisi
strategis untuk membangkitkan kembali sektor riil sehingga geliat ekonomi bisa berjalan
kembali menuju Indonesia bangkit.
Pelatihan industri ini juga wajib mengikuti protokol kesehatan, seperti pengecekan suhu
tubuh baik peserta maupun instruktur dan memberlakukan social distancing serta
menggunakan masker sepanjang waktu.
Manajemen diklat sumber daya manusia Adaptasi Kebiasaan Baru bertujuan untuk
memastikan bahwa pelaksanaan diklat dapat berjalan dengan aman sesuai dengan protokol
kesehatan yang sudah ditentukan.
C. PANDUAN PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan Diklat Operator Berbasis Kompetensi Dalam Masa Adaptasi Kebiasaan
Baru Pandemic Covid 19 dibutuhkan penangan yang ketat sesuai dengan protocol covid
sesuai KEPMEN KES NOMOR HK.01.07/MENKES/328/2020 Tentang Panduan
Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri.
Berdasarkan keputusan Menteri tersebut maka Panduan Pelaksanaan Diklat yang di
laksanakan di industri, adapun Panduan tersebut meliputi :
1. PROSES PEREKRUTAN :
Dalam kondisi seperti saat ini dan mempertimbangkan aspek kesalamatan dalam kontek
social distancing maka ceremony Pembukaan dan Penutupan oleh pejabat di Lembaga
penyelenggara diklat untuk di tiadakan, adapun arahan dan laporan yang biasanya di
sampaikan ketika pembukaan dan penutupan di ganti menjadi format video sehingga
pesan yang akan disampaiakan tetap dapat di dengarkan oleh seluruh peserta.
3. INSTRUKTUR
a. Instruktur terdiri dari tenaga ahli yang saat bertugas sudah di pastikan dalam
keadaan sehat ( melampirkan surat sehat dari dokter )
b. Instruktur yang bertugas berusia tidak lebih dari 50 tahun
c. Instruktur di bekali dengan perlengkapan keamanan seperti jaket Hazmat, sarung
tangan, masker dan face shield
d. Instruktur melakukan self assestment resiko sebelum bertugas
e. Instruktur sekaligus menjadi tim penanganan COVID-19 selama diklat berlangsung
f. Instruktur diberikan edukasi terkait penanganan dan pencegahan COVID-19
g. Instruktur wajib menjaga jarak ( Social Distancing ) selama proses diklat berlangsung
4. PESERTA
a. Peserta wajib melakukan self assestment resiko setiap akan memulai diklat
b. Peserta wajib melampirkan surat keterangan sehat ketika hari pertama diklat
c. Selama proses diklat peserta diwajibkan menggunakan masker, sarung tangan dan
face shield ( khusus masker sudah di gunakan saat berangkat dari rumah )
d. Peserta wajib menjaga jarak ( Physical Distancing ) selama proses diklat
berlangsung
e. Peserta diwajibkan berperan aktif untuk melapor kepada instruktur apabila
mengalami gejala COVID-19 atau diharuskan untuk Isolasi / karantina mandiri.
f. Peserta akan di berikan edukasi mengenai protocol pencegahan dan penanganan
COVID-19 selama diklat berlangsung
6. PENYELENGGARA DIKLAT
a. Memberikan surat tugas kepada instruktur yang akan bertugas sebagai acuan
apabila terjadi pemeriksaan
b. Mengatur / memberikan asupan nutrisi makanan kepada instruktur & peserta diklat,
pilih buah - buahan yang banyak mengandung vitamin C dan jika memungkinkan
dapat diberikan suplemen vitamin C
c. Membuat Video sambutan dan laporan diklat untuk ditampilkan ketika pembukaan
7. PENUTUP
Demikian Panduan Pelaksanaan Diklat Dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Pandemi
COVID-19 disusun sebagai bahan pertimbangan dalam Pelaksanaan Diklat
Mencuci Tangan
Simulasi A
Simulasi A
fTTTV