Anda di halaman 1dari 10

BAB V

DIELEKTRIKA DAN SIFAT OPTIK ZAT PADAT

Dalam bab ini akan dibahas dielektrika dan sifat optik zat padat. Sifat ini
mempunyai daerah aktif dalam spektrum frekuensi yang lebar, mulai dari daerah medan
elektromagnetik statis sampai dengan daerah ultraviolet, dan berkaitan erat dengan
sifat fisis dan strukturzat padat. Sifat – sifat tersebut dihubungkan dengan konstanta
dielektrik pada polarisasi molekul. Dapat ditinjau kemudian bahwa ada beberapa jenis
polarisasi molekul, yaitu : polarisasi dipolar, polarisasi ionik dan polarisasi elektronik. Di
bagian akhir bab akan disajikan dua sifat penting, yaitu piezoelektrik dan ferroelektrik
yang keduanya berkaitan efrat dengan polarisasi ionik.

5.1 Perumusan Dasar Dielektrika


Pengertian penting di awal bahasan ini adalah dipol listrik dan momen dipol
listrik. Dipol listrik tersusun dari dua muatan berlawanan jenis yang besarnya sama, -q
dan +q, seperti dalam Gambar 5.1. Momen dipol didefinisikan sebagai :

p = qd (5.1)

dengan d adalah vektor jarak yang berasal dari muatan negatif sampai muatan positif.

- +
-q d +q

Gambar 5.1. Dipol Listrik

Dipol listrik menghasilkan medan listrik, yang besarnya dapat dihitung dengan
menerapkan hukum Coulomb untuk menentukan medan dari dua muatan yang terpisah.
Medan untuk dipol ini dinyatakan dengan persamaan :

1 3(p.r )r  r 2 p
E . (5.2)
4 0 r5

5-1
dengan r vektor penghubung dari pertengahan dipol ke titik medan dan p momen dipol.
Penurunan persamaan ini berdasarkan asumsi bahwa r >> d, sehingga Pers. (5.2)
hanya benar pada titik yang jauh dari dipol. Dalam atom dan molekul keadaan ini
terpenuhi, karena d untuk ukuran diameter atom sangatlah kecil.
Bilamana dipol diletakkan dalam medan listrik luar, akan terjadi interaksi
dengan medan, yang menghasilkan torsi  dan dinyatakan dengan

=pxE (5.3)

dengan E adalah vektor medan yang dipakai seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
5.2. Besarnya torsi adalah  = pE sin , dengan  adalah sudut antara arah medan
dengan momen, dan arah  cenderung mengikuti arah dipol pada medan.
Kecendurungan arah ini mempunyai sifat yang sangat penting dan akan dijelaskan
pada pembahasan berikutnya.

E
qE

d 

-qE

Gambar 5.2 Torsi dikenakan pada satu dipol dengan medan listrik vektor qE
dan -qE menyatakan dua gaya oleh medan pada muatan titik dari dipol.

Dengan cara yang sama dapat dinyatakan bahwa interaksi dipol dengan
medan menghasilkan energi potensial dengan ungkapan :

V = -p.E = -pE cos  (5.4)

yang besarnya bergantung pada sudut , dan bernilai –pE jika dipol searah dengan
medan, dan bernilai pE jika berlawanan dengan medan. Ini berarti dipol akan cenderung
mengarah sejajar medan karena energinya minimum (-pE), dan keadaan ini yang paling
stabil, lihat Gambar 5.2.

5-2
Dalam pembahasan bahan dielektrik, biasanya polarisasi bahan dinyatakan
dengan polarisasi P, yang didefinisikan sebagai momen dipol persatuan volume.
Pandang jumlah dipol persatuan volume adalah N dan masing-masing mempunyai
momen dipol p. Maka, polarisasinya dinyatakan dengan :

P = Np (5.5)

Dengan asumsi bahwa semua momen molekular berada dalam arah yang sama.
Bilamana medium terpolarisasi, sifat magnetiknya berubah, ini dinyatakan
dengan persamaan
D = oE + P (5.6)

dengan D vektor simpangan (pergeseran) listrik dan E medan listrik dalam medium.
Vektor simpangan D hanya tergantung pada sumber luar akibat adanya medan luar dan
tidak dipenguhi oleh polarisasi medium. Medan luar tersebut adalah E0 yang
menyatakan medan di luar dielektrik yang memenuhi hubungan :

D = oEo (5.7)

Bilamana dibandingkan dengan Pers (5.6), dapat diperoleh :

1
E  E0  P (5.8)
0

Ini menunjukkan bahwa pengaruh polarisasi adalah untuk mengubah medan di dalam
medium. Secara umum, hasil ini akan mereduksi medan total.
Pers (5.6) dapat ditulis dalam bentuk :

D = E - 01E (5.9)

Dengan konstanta dielektrik relatif adalah


r  (5.10)
0

5-3
yang menyatakan sifat dari medium. Semua sifat dielektrik dan optik merupakan zat
yang terkandung dalam konstanta ini, dan dalam bab ini akan digunakan untuk
mengevaluasi aneka situasi.
Gambar 5.3 merupakan contoh sederhana untuk mengukur konstanta dielektrik,
yang berupa pelat kapasitor yang dihubungkan dengan baterai. Bilamana tidak ada
dielektrik dalam kapasitor, medan listrik yang dihasilkan oleh muatan adalah E0, dapat
ditentukan dengan mengukur beda potensial V0 menyeberang kapasitor menurut :

Plat E
Dielektrik
Kapasitor

Gambar 5.3. Susunan eksperimen sederhana untuk menentukan konstanta


dielektrik.

V0
E0  (5.11)
L

dengan L adalah jarak antar pelat. Hubungan ini telah dijelaskan secara rinci
dalam Fisika Dasar. Jika selembar dielektrik dimasukkan di antara pelan, medan induksi
E0 akan mempolarisasi medium, seperti pasangan momen dipol sepanjang arah medan.
Ini akan mengubah medan menjadi medan baru E. Medan baru ini dapat ditentukan
dengan mengukur benda potensial baru V dengan voltmeter, dengan menggunakan
hubungan :

E = V/L (5.12)

Konstanta dielektrik diberikan dalam bentuk medan Eo dan E dengan hubungan

r = E0 / E (5.13)

dengan membandingkan Pers (5.9) dengan (5.10) maka

r = V0/V (5.14)
5-4
Dalam hal ini dapat juga diperoleh konstanta dielektrik dengan mengukur beda
potensial menyilang kapasitor dengan dan tanpa kehadiran dielektrik,

o

E E’

E’

Gambar 5.4 Medan E’ mempolarisasi muatan pada permukaan yang


berlawanan dengan medan luar Eo. Medan resultan adalah E.

Gambar 5.4 menunjukkan mengapa polarisasi medium mengurangi medan


listrik. Pengaruh polarisasi menyebabkan keadaan muatan terpolarisasi total pada sisi
dielektrik, muatan positif pada sisi kanan dan muatan negatif pada sisi kiri. Muatan ini
tercipta karena adanya medan listrik yang arahnya ke kiri dan medan luar E0
berlawanan. Bilamana polarisasi ini dikenakan pada medan luar E0, akan diperoleh
medan resultan E di mana E < E0, seperti keadaan sebelumnya. Bilamana dibandingkan
dengan hasil Pers (5.12) dapat dinyatakan bahwa konstanta dielektrik dari medium
selalu lebih besar dari satu.

Contoh Soal 1
Suatu kapasitor plat sejajar luasnya 4 x 5 cm2, diisi dengan mika (r = 6). Jarak antar
plat 1 cm dan kapasitor dihubungkan dengan battery 100 volt. Tentukan:
a. Kapasitansi dari kapasitor tersebut
b. Muatan bebas pada plat
c. Rapat muatan permukaan akibat polarisari muatan
d. Kuat medan listrik dalam mika

Penyelesaian.
Plat kapasitor dapat digambarkan sebagai berikut

d a) Kapasitansi dari kapasitor plat sejajar


menurut fisik dasar dapat dihitung
r = 6 A
dari rumusan
5-5
 o  r A 8,85x10 12.6.20 x10 4
C 
d 10  2
 1,062 x10 11 F

b) Tegangan didalam plat kapasitor setelah diberi dielektrik, dapat dihitung menurut
Pers (3.14)
Vo 100
V   16,7 volt
r 6
Sehingga muatan bebasnya: Q = CV = 10,62x10-12 . 16,7 = 1.77x10-10C
c) Rapat muatan adalah perbandingan besarnya muatan per satuan luas

Q 1,77 x10 10


  4
 0,885x10 7 C / m 2
A 20x10

d) Kuat medan listrik di dalam dielektrik mika dihitung dengan Pers (3.12)
Vo 16,7
V   1670 volt / m
r 10  2

5.2 Tetapan Dielektrik dan Medan Lokal


Polarisasi medium mengarahkan momen dipol molekular yang dihasilkan
sebanding dengan medan. Jadi dapat ditulis :

P=E (5.15)

dengan  disebut polarisabilitas molekul. Pers (5.15) merupakan rumusan yang sesuai
untuk medan rendah, dan akan menyimpang jika medan dalam zat menjadi sangat
besar, dan harus ditambahkan suku - suku berikutnya deret Taylor dalam E ke Pers
(5.15). Pers (5.15) selanjutnya dapat dinyatakan dengan

P = NE (5.16)

bilamana disubstitusikan ke dalam Pers (5.6) dihasilkan

 N 
D   0 E  NE   0 1  E (5.17)
  0 

Bandingkan hasil ini dengan Pers (5.9) dan diketahui bahwa

 N 
 r  1   (5.18)
  o 

5-6
yang menyatakan konstanta dielektrik dalam bentuk polarisabilitas. Hasil ini merupakan
persamaan dari besaran makroskopis r dalam bentuk besaran mikroskopis .
Selanjutnya, suseptibilitas listrik  medium didefinisikan menurut hubungan

P   0 E (5.19)

Ini menyatakan hubungan polarisasi dengan medan listrik. Dengan membandingkan


persamaan ini dengan Pers (5.16) dapat dicari hubungan antara suseptibilitas dan
polarisabilitas,
N
 (5.20)
o
dan dari Pers (5.18) dapat ditulis secara lebih sederhana sebagai

r = 1 +  (5.21)

Media listrik secara umum bersifat anisotropik, misalnya harga r atau 


tergantung pada arah medan. Jadi parameter r dan  adalah besaran tensor rank dua.
Oleh karena itu, dalam Fisika Dasar ditekankan bahwa medium anisotropik diabaikan
dan tetapan dielektrik untuk medium isotropik dinyatakan sebagai skalar, dengan harga
tunggal.
Pers (5.18) dapat juga ditulis dalam bentuk kerapatan dari medium melalui
N = NA/M, dengan  adalah kerapatan, M massa molar dan NA bilangan Avogadro.
Jadi,

 N A 
 r  1    (5.22)
 oM 

Persamaan ini menunjukkan bahwa r meningkat secara linier terhadap kerapatan.


Hasil eksperimen menunjukkan bahwa Pers (5.18) atau (5.22) hanya cocok
untuk keadaan gas, dan tidak sesuai untuk padatan atau cairan, misalnya untuk sistem
yang berkondensasi. Selanjutnya, perhatikan pernyataan konstanta dielektrik pada Pers
(5.18). Interaksi medan pada polarisasi molekul sama dengan medan Elokal. Jika
polarisasi medan benar-benar berbeda dari E, maka Pers (5.15) dapat dinyatakan
dengan

P =  Elokal (5.23)

5-7
dengan Elokal didefinisikan sebagai medan listrik pada suatu titik tertentu dalam medium,
atau juga disebut medan lokal. Untuk menghitung Elokal, Lorentz melakukannya dengan
memakai model yang disebut “Bola Lorentz” seperti dalam Gambar 5.5. dan
mendapatkan hasil :

Gambar 5.5 (a) Prosedur untuk menghitung medan lokal (b) Prosedur
untuk menghitung kontribusi medan yang menyebabkan polarisasi muatan
pada permukaan bola Lorentz.

1
E lokal  E  P (5.24)
3 o

yang memperlihatkan bahwa Elokal berbeda dengan E dan lebih besar, sehingga molekul
lebih mudah terpolarisasi Pers. (5.24) ini diketahui sebagai hubungan Lorentz.
Selanjutnya kita evaluasi konstanta dielektrik. Polarisasi menurut Pers (5.23)
dan (5.16) dinyatakan dengan

P =  Elokal (5.25)

bilamana dihubungkan dengan Pers (5.24) diperoleh

 
 
 N 
P E (5.26)
 N 
1 
 3 o 

Hubungan antara P dan E hampir sama dengan yang diperoleh pada Pers (5.16)
dan dari Pers (5.26) terlihat bahwa penyebut lebih kecil dari satu sehingga dapat
memperbesar harga polarisasi; meningkatnya harga ini akibat koreksi dari medan lokal.
Bilamana hasil Pers (5.26) disubstitusikan ke dalam Pers (5.16) dan (5.17) maka
pernyataan untuk konstanta dielektrik maenjadi

5-8
2
1 N
3 o
r  (5.27)
N
1
3 o
Pers. (5.27) adalah bentuk umum dari Pers. (5.18) bilamana koreksi medan lokal
diperhitungkan.
Dalam gas konsentrasi molekul N sangat kecil, Pers (5.27) direduksi menjadi
Pers (5.18) tanpa koreksi medan. Hal ini terlihat dari (N/3o) << 1 dalam penyebut Pers
(5.27), sehingga penyebut ini dapat diperluas dalam deret (N/3o) dan orde pertama
sama dengan Pers (5.18).
Persamaan (5.27) seringkali ditulis dalam bentuk

r 1 NA
 (5.28)
 r  2 3 o

yang merupakan relasi Clausius-Mossotti. Juga dapat ditulis dengan persamaan.

M  r 1  NA 
   (5.29)
P   r  2  3 o 3

Di sini dapat ditunjukkan bahwa polarisabilitas  dapat ditentukan dari besaran yang
dapat diukur, yaitu M,  dan r. Persamaan bagian kanan (dan pada bagian kiri)
diketahui sebagai polarisabilitas molar.

Contoh Soal 2
Suatu plat kapasitor sejajar seperti gambar disampaing, ruang
E diantaranya diisi dengan selenium amorfus dengan konstanta
dielektrik 6 dan konsentrasinya 3,67 x 1028 atom/m3. Tentukan:
a. Polarisabilitas atom selenium
b. Medan lokal pada atom selenium, jika muatan pada plat menghasilkan medan 1500
V/m
c. Momen dipol atom selenium dalam medan bagian (b)
d. Konstanta dielektrik jika medan lokal sama seperti medan makroskopik

Penyelesaian
a) Polarisabilitas  dapat dihitung dengan menggunakan Pers (5.28)
5-9
3 o  r  1 3 x 8,85x10-12 5
 = 28
 4,5x10 40 F.m 2 = 4,5 x 10-40 F.m2
N r  2 3,67x10 8
b) Medan makroskopis adalah
E o 1500
E   250 V / m
r 6
Sedangkan medan lokal dapat diperoleh dari kombinasi Pers (5.19) dan (5.28)

 χ  ε 1  5
E lokal  1  E  1  r E  1   250 = 666,67 V/m
 3  3   3
c) Momen dipol dapat dihitung dari Per (5.15) yaitu

P =  . Elokal = 4,5 x 10-40 F.m2 . 670 V/m = 3x10-37 C.m

d) Konstanta dielektrik berdasarkan Pers (5.21) dan dikombinasikan dengan Pers (5.20)
adalah

N 3,67 x1028.4,5 x10 4


 1  1 1  2,87
o 8,85 x10 12

Contoh Soal 3
Atom Ar terpolarisasi oleh medan sebesar 103 V/m. Jika polarisabilitas atom Ar adalah
1,74 x 10-40 F.m2. Tentukan besarnya energi potensial yang dapat disimpan atom Ar
tersebut?

Penyelesaian
Energi potensial yang tersimpan didalam kapasitor per satuan volume, menurut Fisika
Dasar adalah Ep = ½oE2. Sedangkan polarisasi per satuan volume (Pers 5.15)
sebanding dengan rapat muatan, sehingga

Q CV ε o A Ed
p  E   E  . diperoleh  = o
A A d A

Maka besarnya energi potensialnya adalah


E p  12  E 2 = 1
2 (1,74 x10 40 ).(10 3 ) 2  0,87 x10 34 J

5 - 10

Anda mungkin juga menyukai