Anda di halaman 1dari 50

PANCASILA DAN SISTEM POLITIK INDONESIA

MATERI KADERISASI FORMAL: PELATIHAN KADER LANJUT (PKL)


BIDANG KADERISASI NASIONAL & TIM INSTRUKTUR NASIONAL
PENGURUS BESAR PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

DISUSUN OLEH: NUR SAYYID SANTOSO KRISTEVA, M.A.


ALUMNUS S1 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
ALUMNUS S2 SOSIOLOGI FISIPOL UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM) YOGYAKARTA
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII) DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
DIREKTUR INSTITUTE FOR PHILOSOPHICAL AND SOCIAL STUDIES (INPHISOS) YOGYAKARTA
DOSEN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA AL-GHOZALI (UNUGHA) CILACAP

CONTACT PERSON: +6285 647 634 312 (IM3) / +6287 839 178 226 (XL / WA) / PIN BBM: 5221 7134
E-Mail: nuriel.ugm@gmail.com / Fanspage Facebook: Nur Sayyid Santoso Kristeva
Public Group Facebook: Intelektual Marxis / Website: www.negaramarxis.blogspot.com
Home: PP. Al-Madaniyyah As-Salafiyah Jl. Pucang D.37 Gumilir Cilacap 53231
Jl. Urip Sumoharjo 71 RT.03 RW.03 Mertasinga Cilacap Jateng 53232 1
PANCASILA
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA
2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
3. PERSATUAN INDONESIA
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/
PERWAKILAN
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

2
POKOK BAHASAN
1. TOKOH-TOKOH PERUMUS LAHIRNYA DASAR
NEGARA PANCASILA
2. SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA
3. DINAMIKA POLITIK INDONESIA
4. DEMOKRASI PANCASILA
5. PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA POLITIK

3
PRAWACANA
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA sebuah konsensus politik, pancasila menjadi
ideologi yang benar-benar komprehensif. Interprestasi ini berkembang luas, masif bahkan
monolitik pada masa pemerintahan orde baru.

PANCASILA DILIHAT DARI SUDUT POLITIK merupakan sebuah konsensus politik, yaitu
suatu persetujuan politik yang disepakati bersama oleh berbagai golongan masyarakat di
negara Indonesia. Dengan diterimanya pancasila oleh berbagai golongan dan aliran
pemikiran bersedia bersatu dalam negara kebangsaan Indonesia.

PANCASILA MERUPAKAN COMMON PLATFORM, atau common denominator masyarakat


Indonesia yang plural. Sudut pandang politik ini teramat penting untuk bangsa Indonesia
sekarang ini. Jadi, sebenarnya perkembangan Pancasila sebagai doktrin dan pandangan
dunia yang khas tidak menguntungkan kalau dinilai dari tujuan mempersatukan bangsa.

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA atau bangsa merupakan kesepakatan bersama, common
platform dan nilai integratif bagi bangsa Indonesia. Kesepakatan bersama bahwa pancasila sebagai
ideologi negara inilah yang harus kita pertahankan dan tumbuh kembangkan dalam kehidupan
bangsa yang plural ini.

4
TOKOH-TOKOH PERUMUS • Beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan
mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia)
LAHIRNYA DASAR NEGARA pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia
PANCASILA Merdeka. Akibatnya, Belanda,
memasukkannya ke penjara Sukamiskin,
Bandung pada 29 Desember 1929.
• Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno
bergabung dengan Partindo dan sekaligus
memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali
ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende,
Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian
dipindahkan ke Bengkulu.
• Setelah melalui perjuangan yang cukup
panjang, Bung Karno dan Bung Hatta
memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17
Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1
Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan
tentang dasar negara yang disebutnya
Pancasila.
• Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs.
Mohammad Hatta memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.
• Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945
Ir. Soekarno
Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai
Lahir: Blitar, 6 Juni 1901 Presiden Republik Indonesia yang pertama.
Wafat: Jakarta, 21 Juni 1970 5
• Pada tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar pada Handels Hoge
School di Rotterdam. Ia mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging. Tahun
1922, perkumpulan ini berganti nama menjadi Indonesische Vereniging.
Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian
berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
• Hatta lulus dalam ujian handels economie (ekonomi perdagangan) pada Semula
dia bermaksud menempuh ujian doctoral di bidang ilmu ekonomi pada akhir
tahun 1925. Karena itu pada tahun 1924 dia nonaktif dalam PI. Tetapi waktu itu
dibuka jurusan baru, yaitu hukum negara dan hukum administratif. Hatta pun
memasuki jurusan itu terdorong oleh minatnya yang besar di bidang politik.
• Pada tahun 1926, dengan tujuan memperkenalkan nama "Indonesia", Hatta
memimpin delegasi ke Kongres Demokrasi Intemasional untuk Perdamaian di
Bierville, Prancis.
• Hatta dan pergerakan nasional Indonesia mendapat pengalaman penting di Liga
Menentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial, suatu kongres internasional
yang diadakan di Brussels tanggal 10-15 Pebruari 1927. Di kongres ini Hatta
berkenalan dengan pemimpin-pemimpin pergerakan buruh seperti G. Ledebour
Dr. Mohammad Hatta
dan Edo Fimmen, serta tokoh-tokoh yang kemudian menjadi negarawan-
Lahir: Bukittinggi, 12 Agustus 1902
Wafat: Jakarta, 14 Maret 1980 negarawan di Asia dan Afrika seperti Jawaharlal Nehru (India), Hafiz Ramadhan
Bey (Mesir), dan Senghor (Afrika).
• Bersama dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Madjid Djojoadiningrat, Hatta dipenjara selama
lima setengah bulan. Pada tanggal 22 Maret 1928, mahkamah pengadilan di Den Haag membebaskan keempatnya
dari segala tuduhan.
• Pada bulan Juli 1932, Hatta berhasil menyelesaikan studinya di Negeri Belanda dan sebulan kemudian ia tiba di
Jakarta. Antara akhir tahun 1932 dan 1933, kesibukan utama Hatta adalah menulis berbagai artikel politik dan
ekonomi untuk Daulat Ra’jat dan melakukan berbagai kegiatan politik, terutama pendidikan kader-kader politik pada
Partai Pendidikan Nasional Indonesia.
• Pada bulan Januari 1935, Hatta dan kawan-kawannya tiba di Tanah Merah, Boven Digoel (Papua).
• Pada tanggal 16 Agustus 1945 malam, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mempersiapkan proklamasi dalam
rapat di rumah Admiral Maeda (JI Imam Bonjol, sekarang), yang berakhir pada pukul 03.00 pagi keesokan harinya.
Panitia kecil yang terdiri dari 5 orang, yaitu Soekamo, Hatta, Soebardjo, Soekarni, dan Sayuti Malik memisahkan diri ke
suatu ruangan untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan. 6
• Sebagai putra keluarga priyayi, Soepomo berkesempatan
meneruskan pendidikannya di ELS (Europeesche Lagere School)
di Boyolali (1917), MULO (MeerUitgebreid Lagere Onderwijs) di
Solo (1920), dan menyelesaikan pendidikan tingginya di
Bataviasche Rechtshoogeschool di Batavia pada tahun 1923.
• Antara tahun 1924 dan 1927 Soepomo mendapat kesempatan
melanjutkan pendidikannya ke Rijskuniversiteit Leiden di Belanda
di bawah bimbingan Cornelisvan Vollenhoven, profesor hukum
yang dikenal sebagai "arsitek“ ilmu hukum adatIndonesia.
• Thesis doktornya yang berjudul Reorganisatie van het Agrarisch
Stelselin het Gewest Soerakarta (Reorganisasi sistem agraria di
wilayah Surakarta) tidak saja mengupas sistem agraria tradisional
di Surakarta, tetapi juga secara tajam menganalisis hukum-
hukum kolonial yang berkaitan dengan pertanahan di wilayah
Surakarta (Pompe 1993).
• Ditulis dalam bahasa Belanda, kritik Soepomo atas wacana
kolonial tentang proses transisi agraria ini dibungkus dalam
bahasa yang halus dan tidak langsung, menggunakan argumen-
argumen kolonial sendiri, dan hanya dapat terbaca ketika kita
menyadari bahwa subyektifitas Soepomo sangat kental diwarnai
Prof. Mr. Dr Soepomo etika Jawa (lihat buku Frans Magnis-Suseno "Etika Jawa" dan
Lahir: Sukoharjo, 22 Januari 190
Wafat: Jakarta, 12 September 1958 tulisantulisan Ben Anderson dalam "Language and Power"
sebagai tambahan acuan tentang etika Jawa untuk memahami
cara pandang dan strategi agency (Soepomo).

7
• Setelah mendalami Islam di Jeddah, tahun 1911 ia embali ke
tanah air. Setahun kemudian di kota Gadang ia mendirikan HIS
(Holland Islandse School), yang diasuhnya sampai tahun 1915.
Di Jakarta ia bekerja terakhir di Bataviasche Neewsblad dan
sejak itu rajin menulis artikel.
• Tahun 1919 mendirikan Persatuan Pergerakan Kaum Buruh
bersama Semaun. Organisasi ini menuntut kepada Pemerintah
Belanda supaya Indonesia segera didirikan DPR yang
sesungguhnya. Ia juga mengorganiser pemogokan buruh di
berbagai tempat seperti Semarang, Surabaya dan Cirebon.
• Dalam konggres Islam di Garut tahun 1924 (diadakan berkat
kerjasama antara Sarekat Islam dan Muhammadiyah) ia
menguraikan fungsi agama dan ilmu pengetahuan serta
hubungan antara Islam dan Sosialisme. Ia melontarkan gagasan
dibentuknya Pan Islamisme.
• Tahun 1912-1924, Agus Salim duduk dalam Volksraad. Ia banyak
mengecam tindakan-tindakan pemerintah yang banyak
menyengsarakan rakyat. Ia juga menuntut agar bahasa Melayu
digunakan sebagai bahasa resmi dalam Volksraad.
K.H. Agus Salim • Maret 1947 ia diutus ke New Delhi Conference kemudian
Lahir: Bukittinggi, 8 Oktober 1884 mengunjungi negara-negara Arab dengan tugas mengusahakan
Wafat: 4 Nopember 1954 pengertian sedalamdalamnya dari negara-negara Arab tentang
Kemerdekaan Indonesia. Misi itu berhasil hingga negara-negara
Arab menyokong RI di dalam persidangan PBB.

8
• Ayahanda Abdurrahman Wahid ini menjabat Menteri Agama tiga kabinet
(Kabinet Hatta, Kabinet Natsir dan Kabinet Sukiman). Mantan Ketua
Tanfidiyyah PBNU (1948) dan Pemimpin dan pengasuh kedua Pesantren
Tebuireng (1947 – 1950) ini, merupakan reformis dunia pendidikan
pesantren dan pendidikan Islam Indonesia. Ia dikenal juga sebagai pendiri
IAIN (sekarang UIN).
• Pada tahun 1939, ia ikut berperan pada saat NU menjadi anggota MIAI
(Majelis Islam A’la Indonesia), sebuah badan federasi partai dan ormas Islam
di zaman pendudukan Belanda. Pada 24 Oktober 1943 ia terpilih menjadi
Ketua Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) sebuah organisasi
menggantikan MIAI.
• Saat pemimpin Masyumi ia merintis pembentukan Barisan Hizbullah yang
aktif membantu perjuangan umat Islam mewujudkan kemerdekaan. Tahun
1944, ia ikut mendirikan Sekolah Tinggi Islam (UIN) di Jakarta yang
pengasuhannya ditangani oleh KH. A. Kahar Muzakkir. Tahun 1945 ia pun
menjadi anggota BPUPKI dan PPKI. Wahid Hasjim meninggal dunia dalam
sebuah kecelakaan mobil di Kota Cimahi tanggal 19 April 1953.
• Di bawah kepemimpinan Kiai Wahid, MIAI melakukan tuntutan kepada
pemerintah Kolonial Belanda untuk mencabut status Guru Ordonantie tahun
1925 yang sangat membatasi aktivitas guru-guru agama. Bersama GAPI
(Gabungan Partai Politik Indonesia) dan PVPN (Asosiasi Pegawai Pemerintah),
MIAI juga membentuk Kongres Rakyat Indonesia sebagai komite Nasional
yang menuntut Indonesia berparlemen.
K.H. Abdul Wachid Hasyim • Pada tahun 1942, Pemerintah Jepang menangkap Hadratusy Sayeikh Kiai
Lahir: Jombang, 1 Juni 1914 Hasyim Asy’ari dan menahannya di Surabaya. Wahid Hasyim berupaya
membebaskannya dengan melakukan lobi-lobi politik. Hasilnya, pada bulan
Wafat: Cimahi 19 April 1953 Agustus 1944, Kiai Hasyim Asy’ari dibebaskan.
• Pada tanggal 29 April 1945, pemerintah Jepang membentuk Dokuritsu
Zyunbi Tyooisakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI), dan Wahid Hasyim menjadi salah satu anggotanya.
• Di dalam kabinet pertama yang dibentuk Presiden Sukarno (September
1945), Kiai Wahid ditunjuk menjadi Menteri Negara. Demikian juga dalam
Kabinet Sjahrir tahun 1946.

9
• Pendidikan yang sempat diterima Yamin, antara lain,
Hollands inlands School (HIS) di Palembang, tercatat
sebagai peserta kursus pada Lembaga Pendidikan
Peternakan dan Pertanian di Cisarua, Bogor, Algemene
Middelbare School (AMS) ‘Sekolah Menengah Umum’ di
Yogya, dan HIS di Jakarta.
• Berbagai organisaasi yang berdiri dalam rangka mencapai
Indonesia merdeka yang pernah dipimpin Yamin, antara
lain, adalah, Yong Sumatramen Bond ‘Organisasi Pemuda
Sumatera’ (1926–1928). Dalam Kongres Pemuda II (28
Oktober 1928) secara bersama disepakati penggunaan
bahasa Indonesia. Organisasi lain adalah Partindo (1932–
1938).
• Pada tahun 1938—1942 Yamin tercatat sebagai anggota
Pertindo, merangkap sebagai anggotaVolksraad ‘Dewan
Perwakilan Rakyat’. Setelah kemerdekaan Indonesia
Mr. Muhammad Yamin
terwujud, jabatan-jabatan yang pernah dipangku Yamin
Lahir: Sawahlunto, Sumatera Barat, dalam pemerintahan, antara lain, adalah Menteri
23 Agustus 1903
Wafat: Jakarta, 17 Oktober 1962
Kehakiman (1951), Menteri Pengajaran, Pendidikan dan
Kebudayaan (1953–1955), Ketua Dewan Perancang
Nasional (1962), dan Ketua Dewan Pengawas IKBN
Antara (1961–1962).
10
SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA
• Tahun 1511 Bangsa Portugis merebut Malaka dan masuk kepulauan
Maluku, sebagai awal sejarah buramnya bangsa ini, disusul Spanyol
dan Inggris yang juga berdalih mencari rempah-rempah di bumi
Nusantara.
• Kemudian Tahun 1596 Bangsa Belanda pertama kali datang ke
Indonesia dibawah pimpinan Houtman dan de Kyzer. Yang
puncaknya bangsa Belanda mendirikan VOC dan J.P. Coen diangkat
sebagai Gubernur Jenderal Pertama VOC.
• Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 9
Maret 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat
kepada Jepang. Sejak saat itu Indonesia diduduki oleh bala tentara
Jepang.
• Namun Jepang tidak terlalu lama menduduki Indonesia, sebab
tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah melawan tentara Sekutu.

11
• Untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu
Jepang dalam melawan tentara Sekutu, Jepang memberikan janji
kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh
Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944.
• Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April
1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada
bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang
dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil
dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura) Dalam
maklumat tersebut sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI).
• Tugas badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul
untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk
dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.

12
• Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan
mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei s/d 1 Juni 1945.
• Dalam sidang pertama tersebut yang dibicarakan khusus mengenai
dasar negara untuk Indonesia merdeka nanti. Pada sidang pertama
tersebut 2 (dua) Tokoh membahas dan mengusulkan dasar negara
yaitu Muhammad Yamin dan Ir. Soekarno.
• Tanggal 29 Mei 1945, Muhammad Yamin mengajukan usul
mengenai calon dasar Negara secara lisan yang terdiri atas lima hal,
yaitu :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

13
• Selain secara lisan M. Yamin juga mengajukan
usul secara tertulis yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
14
• Kemudian pada tanggal 1 Juni 1945 Ir.
Soekarno (Bung Karno) mengajukan usul
mengenai calon dasar negara yaitu :
1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan

15
• Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama
PANCASILA, lebih lanjut Bung Karno
mengemukakan bahwa kelima sila tersebut
dapat diperas menjadi Trisila, yaitu:
1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan.

16
• Selanjutnya oleh Bung Karno tiga hal tersebut masih bisa diperas lagi menjadi
Ekasila yaitu GOTONG ROYONG.
• Selesai sidang pembahasan Dasar Negara, maka selanjutnya pada hari yang sama
(1 Juni 1945) para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil
yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta
melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI.
• Tiap-tiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat
sampai dengan tanggal 20 Juni 1945. Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas 8
orang, yaitu:
1. Ir. Soekarno
2. Ki Bagus Hadikusumo
3. K.H. Wachid Hasjim
4. Mr. Muh. Yamin
5. M. Sutardjo Kartohadikusumo
6. Mr. A.A. Maramis
7. R. Otto Iskandar Dinata dan
8. Drs. Muh. Hatta

17
• Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara
Panitia Kecil, dengan para anggota BPUPKI yang berdomisili
di Jakarta.
• Hasil yang dicapai antara lain disetujui dibentuknya sebuah
Panitia Kecil Penyelidik Usul - usul/ Perumus
• Dasar Negara, yang terdiri atas sembilan orang, yaitu: Ir.
Soekarno, Drs. Muh. Hatta, Mr. A.A. Maramis, K.H. Wachid
Hasyim, Abdul Kahar Muzakkir, Abikusno Tjokrosujoso, H.
Agus Salim, Mr. Ahmad Subardjo dan Mr. Muh. Yamin.
• Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini
berhasil merumuskan Mukadimah Hukum Dasar, yang
kemudian dikenal dengan sebutan PIAGAM JAKARTA.

18
• Dalam sidang BPUPKI kedua, Tanggal 10 s/d 16 Juli 1945, hasil yang
dicapai adalah merumuskan rancangan Hukum Dasar. Tanggal 9
Agustus 1945 dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI).
• Dan pada Tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat
kepada Sekutu, sejak saat itu Indonesia kosong dari kekuasaan.
Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para
pemimpin bangsa Indonesia, yaitu dengan mem-Proklamasi-kan
Kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945.
• Sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan sidang,
dengan acara utama :
1. Mengesahkan Rancangan Hukum Dasar dengan Preambulnya
(Pembukaan)
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden.

19
• Untuk pengesahan Preambul, terjadi proses yang sangat
panjang, sehingga sebelum mengesahkan Preambul, Drs.
Muhammad Hatta terlebih dahulu mengemukakan bahwa
pada tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah
Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan dari Indonesia bagian
Timur yang menemuinya.
• Intinya, rakyat Indonesia bagian Timur mengusulkan agar
pada alinea keempat preambul, di belakang kata
KETUHANAN yang berbunyi 'dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya'
dihapus.
• Jika tidak maka rakyat Indonesia bagian Timur lebih baik
memisahkan diri dari negara RI yang baru saja
diproklamasikan.
20
• Usul ini oleh Muh. Hatta disampaikan kepada sidang pleno
PPKI, khususnya kepada para anggota tokoh-tokoh Islam,
antara lain kepada Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wakhid
Hasyim dan Teuku Muh. Hasan.
• Bung Hatta berusaha meyakinkan tokoh-tokoh Islam, demi
persatuan dan kesatuan bangsa.
• Oleh karena pendekatan yang terus-menerus dan demi
persatuan dan kesatuan, mengingat Indonesia baru saja
merdeka, akhirnya tokoh-tokoh Islam itu merelakan
dicoretnya 'dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemelukpemeluknya' di belakang kata Ketuhanan dan
diganti dengan 'Yang Maha Esa', sehingga Preambule
(Pembukaan) UUD 1945 disepakati sebagai sampai
sekarang.
21
UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PEMBUKAAN (Preambule)
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat
yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia dan Ke-rakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
22
DINAMIKA POLITIK INDONESIA
Tahun 1945- 1949 (UUD 1945)
Tahun 1949- 1950 (Konstitusi RIS)
Tahun 1950- 1959 (UUDS 1950)
Tahun 1959- 1965 (UUD 1945) ORLA
Tahun 1966- 1998 (UUD 1945) ORBA
PASCA 1998 DEMOKRASI PANCASILA

23
• Tahun 1945- 1949 (UUD 1945)
 Pada masa ini Indonesia harus berjuang untuk mempertahankan
kemerdekaan maka belum bisa sepenuhnya mewujudkan
pemerintahan demokratis sesuai dengan UUD 1945.
 Sebelum terbentuknya lembaga-lembaga negara sebagaimana
diatur dalam UUD 45, segala bentuk kekuasaan dilaksanakan oleh
Presiden dengan dibantu oleh Komite Nasional, dimana KNIP diberi
wewenang membuat UU dan GBHN. Bahkan terjadi ‘penyimpangan’
(demi kepentingan NKRI) terhadap UUD 1945 yaitu:
– Maklumat Pemerintah no X (eks) tanggal 16 Oktober 1945 tentang
perubahan fungsi KNIP (pembantu Pres) menjadi Fungsi parlementer
(legislatif)
– Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 mengenai
pembentukan
– Partai politik (Sebelumnya hanya ada 1 partai yaitu PNI) dan Partai-
partai tersusun sebelum 1946.
– Maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945 mengenai
perubahan kabinet presidensial menjadi parlementer
 Berdasarkan UUD 1945, Bentuk negara kesatuan, bentuk
pemerintahan Republik, sistem pemerintahan Presidensial.

24
• Tahun 1949- 1950 (Konstitusi RIS)
• a. Hasil dari KMB (27 Des 1949) bentuk negara Indonesia Serikat
• b. Sistem pemerintahan parlementer: pasal 82 (2) ‘’Tanggungjwb
Kebij Pem
• berada di tangan, ttpi bila menteri/para menteri trnyata tdk
dibenarkan
• DPR mk menteri/para menteri itu hrs mengundurkan diri, ato DPR
dpt
• membubarkan menteri/kabinet tsb dg alasan mosi tdk percaya’’
• c. Demokrasi Liberal
• d. Bentuk negara Serikat/federal: Senat sbg wakil negara Bagian

25
• Tahun 1950- 1959 (UUDS 1950)
• a. ditandai dengan suasana dan semangat yang ultrademokratis.
• c. Dwitunggal Soekrno- Hatta dijadikan simbol dengan kedudukan sebagai
• kepala negara.
• d. Pemerintahan tidak stabil ditandai dengan sering jatuh bangunnya
• kabinet sehingga pembangunan tidak jalan hal ini disebabkan dominannya
• politik aliran dan basis sosial ekonomi yang rendah
• e. Bentuk negara kesatuan, sisten pemerintahan parlementer, demokrasi
• Liberal
• f. Pemilu pertama tahun 1955 berhasil memilih anggota DPR dan
• Kontituante. 40 parpol (38)
• g. Kontituante bertugas membuat UUD baru tapi gagal
• h. Munculnya Pemberontakan didaerah seperti DI/TII, APRA ,
• PRRI/Permesta, RMS, Andi Azis krn kecewa
• i. Demokrasi terpimpin 10 Nop 1956 diperkenalkan dg ciri:
• - Dominannya peran Presiden
• - Peran Parpol lemak kecuali PKI
• - Peran tentara di bid politik meningkat
• - DPRS n MPRS sederajat dg Presiden
• - Dibentuk Badan Ekstra Nasional yakni Front Nasional

26
• Tahun 1959- 1965 (UUD 1945) ORLA
 Diawali dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang Isinya :
– Bubarkan Konstituante
– Kembali berlaku UUD 1945 dan
– Tidak berlaku lagi UUDS 1950.
 Kabinet kembali menjadi sistem Presidensial
 Demokrasi Terpimpin
 Penyederhanaan Partai dari sekitar 40 Parpol menjadi 10 Partai saja
dengan Kepres th 1960
 Nasakom merupakan sintesa ideologi besar: Nasionalis, Agama dan
Komnis
 Presiden mengontrol semua spektrum politik
 Legislatif lemah, eksekutif kuat
 Kekuasaan negara terpusat sehingga kehilangan kontrol akibatnya
terjadi penyimpangan yaitu penyimpangan idiologis (Nasakom),
pengangkatan Presiden seumur hidup, Pidato presiden
MANIPOLUSDEK dijadikan GBHN. Ketua MPR dijadikan Menteri.
DPR hasil pemilu dibubarkan Presiden
 Terjadi Pemberontakan G- 30- S/PKI tahun 1965
27
• Tahun 1966- 1998 (UUD 1945) ORBA
 Diawali dengan SUPERSEMAR
 ORBA ‘’bertekat’’ menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara
murni dan konsekwen.
 Demokrasi Pancasila dibawah kepemimpinan Soeharto (sistem
Presidensial)
 Pemilu diadakan 5 tahun sekali tapi tidak demokratis
 Kuatnya kekuasaan Presiden dalam menopang dan mengatur
seluruh proses politik, terjadi sentralistik kekuasaan pada presiden.
 Pembangunan ekonomi terlaksana tapi tidak berbasis ekonomi
kerakyatan
 Indikator demokrasi tidak terlaksana yaitu rotasi kekuasaan
eksekutif tidak ada, rekrutmen politik tertutup, pemilu jauh dari
semangat demokrasi, HAM terbatas, kebebasan politik dibatasi,
KKN merajalela
 Atas tuntutan seluruh massa (dimotori oleh mahasiswa) maka
tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri
digantikan oleh Wapres Prof. B. J Habibi.

28
• PASCA 1998 DEMOKRASI PANCASILA
 Di tandai dengan Dominannya Birokrasi Ekonomi
sebagai panglima, kehidupan politik ditekan
dengan alasan Stabilitas Politik sebagai syarat
terlaksananya pemngunan
 Langkah2 restrukturasi politik rezim ORBA:
Reformasi birokrasi dengan memberi jarak antara
birokrasi dan parpol sehingga monoloyalitas (kepada
pemerintah), membersihkan orang-orang ORLA
ABRI beraliansi dengan GOLKAR
Pengebirian Parpol menjadi 3 Nasionalis, Agama dan
golkar (PDI, PPP, Golkar).
Korporatisme kelompok kepentingan
29
• Penetapan Pancasila sebagai satu-satunya azas pd
tahun 1982, sebagaimana di negara-negara dunia
ketiga yang dianggap bisa menjamin pencapaian tujuan
adalah mekanisme politik yg tidak demokratis.
• Format politik pada Negara-negara dunia III (juga pada
masa ORBA) cenderung sebagai sistem politik,
(Mochtar Mas’oed 2008: 81- 84):
a. BUREAUCRATIC POLITY
b. BUREAUCRATIC OUTHORITARIANISM
c. STATE CORPORATION
d. TECHNOCRATIC-STATE

30
• a. Bureaucratic polity:
– Suatu konsep yang menggambarkan sistem politik yang bercirikan:
• Birokrasi Menjadi arena utama dalam permainan politik
• Dalam permainan tersebut yang dipertaruhkan adalah kepentingan pribadi dan
keluarga
• Dalam permainan tersebut massa tidak relevan

• b. Bureaucratic outhoritarianism:
– Pemerintah dipegang oleh miiter atas nama lembaga berkolaborasi
dengan teknokrat sipil
– Pemerintah didukung oleh usahawan oligigopolistik yang bersama
negara bekerjasama dg kapitalis internasional
– Rakyat dimobolisasikan
– Mengendalikan oposisi secara represif
– Rezim ini bersifat teknokratik birokratik (kebijakan yang ditetapkan
berdasar nilai yang terorganisir/ rasional n efisiensi (pragmatis)

31
• c. State corporation
– Sispol otoriter birokratik bisa juga didampingi dengan pengaturan
politik yang korporatis, Dimana korporatisme adalah suatu sistem
perwakilan kepentingan dimana unit-unit yang membentuknya diatur
dalam orang-orang yang tunggal, mewajibkan (keanggotaannya), tidak
saling bersaing, diatur secara hierarkhis dan di bedakan secara
fungsional; dan diakui atau diberi izi oleh negara dan diberi hak
monopoli untuk mewakili kepentingan dalam bidang masing-masing.
• d. Technocratic- state
– Adalah suatu sistem politik yang elitis. Yaitu sebagaian kecil anggota
masyarakat (elit) memonopoli kekuasaan, menikmati keuntungan
yang ditimbullkann karena itu berpengaruh dalam DM, sedang
sebagian besar masyarakat berada pd posisi tergantung
– Kapitalisme melestarikan diri yang dijamin oleh terciptanya social
peace dan stablitas politik.

32
DEMOKRASI PANCASILA
• Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang
mengutamakan musyawarah mufakat tanpa oposisi
dalam doktrin Manipol USDEK disebut pula sebagai
demokrasi terpimpi merupakan demokrasi yang
berada dibawah komando Pemimpin Besar Revolusi
• Kemudian dalam doktrin repelita yang berada dibawah
pimpinan komando Bapak Pembangunan arah rencana
pembangunan daripada suara terbanyak dalam setiap
usaha pemecahan masalah atau pengambilan
keputusan, terutama dalam lembaga-lembaga negara.

33
• Prinsip dalam demokrasi Pancasila sedikit berbeda
dengan prinsip demokrasi secara universal. Ciri
demokrasi Pancasila:
1. Pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi
2. Adanya pemilu secara berkesinambungan
3. Adanya peran-peran kelompok kepentingan
4. Adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak
minoritas.
5. Demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide
dan cara untuk menyelesaikan masalah.
6. Ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan
berdasarkan suara terbanyak.

34
• Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi
konstitusional dengan mekanisme kedaulatan
rakyat dalam penyelenggaraan negara dan
penyelengaraan pemerintahan berdasarkan
konstitusi yaitu Undang-undang Dasar 1945.
• Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan
UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai
dengan UUD 1945.[4]

35
• Prinsip pokok demokrasi pancasila adalah sebagai berikut:
1. Perlindungan terhadap hak asasi manusia
2. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah
3. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang
merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain
contoh Presiden, BPK, DPR atau lainnya
4. adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk menyalurkan
aspirasi rakyat
5. Pelaksanaan Pemilihan Umum
6. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar
(pasal 1 ayat 2 UUD 1945)
7. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
8. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME, diri
sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain
9. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional
10. Pemerintahan berdasakan hukum, dalam penjelasan UUD 1945:
• Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan
kekuasaan belaka (machtstaat)
• Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan tidak terbatas)
• Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan rakyat.
36
• Dalam sistem pemerintahan demokrasi pancasila
terdapat tujuh sendi pokok yang menjadi landasan,
yaitu:
1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum
2. Indonesia menganut sistem konstitusional
3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi negara
4. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintahan tertinggi
di bawah MPR
5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat
6. Menteri negara adalah pembantu presiden dan tidak
bertanggung jawab kepada DPR
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas
37
• Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:
1. Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan
bernegara, misalkan: 1. Ikut menyukseskan Pemilu, 2. Ikut
menyukseskan pembangunan, 3. Ikut duduk dalam badan
perwakilan/permusyawaratan.
2. Menjamin tetap tegaknya negara RI
3. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang
mempergunakan sistem konstitusional
4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada
Pancasila
5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang
antara lembaga negara
6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab.

38
• Demokrasi Deliberatif
• Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan
sila ke-4 Pancasila, dirumuskan bahwa
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan”. Dengan demikian berarti
demokrasi Pancasila merupakan demokrasi
deliberatif.

39
• Dalam demokrasi deliberatif terdapat tiga prinsip
utama:
1. Prinsip deliberasi, artinya sebelum mengambil keputusan
perlu melakukan pertimbangan yang mendalam dengan
semua pihak yang terkait.
2. Prinsip reasonableness, artinya dalam melakukan
pertimbangan bersama hendaknya ada kesediaan untuk
memahami pihak lain, dan argumentasi yang dilontarkan
dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.
3. Prinsip kebebasan dan kesetaraan kedudukan, artinya
semua pihak yang terkait memiliki peluang yang sama
dan memiliki kebebasan dalam menyampaikan pikiran,
pertimbangan, dan gagasannya secara terbuka serta
kesediaan untuk mendengarkan.

40
• Demokrasi yang deliberatif diperlukan untuk
menyatukan berbagai kepentingan yang timbul
dalam masyarakat Indonesia yang heterogen.
• Jadi setiap kebijakan publik hendaknya lahir dari
musyawarah bukan dipaksakan. Deliberasi
dilakukan untuk mencapai resolusi atas terjadinya
konflik kepentingan.
• Maka diperlukan suatu proses yang fair demi
memperoleh dukungan mayoritas atas sebuah
kebijakan publik demi suatu ketertiban sosial dan
stabilitas nasional.

41
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA POLITIK

Sistem politik Indonesia adalah kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan


berdasarkan fungsi dan struktur untuk menjalankan suatu proses di
dalam suatu masyarakat atau negara. Bahwa sistem politik di Indonesia
adalah bagaimana cara pemimpin pemerintahan mengatur negara.

Sistem politik Indonesia adalah mekanisme yang menunjukkan


hubungan antara masyarakat dengan pemerintahan.

Dengan demikian, sistem politik Indonesia dipandang seluruh kegiatan


dalam kontek negara Indonesia dengan mengutamakan membentuk,
mewujudkan tujuan, mengambil keputusan, menyeleksi, dan
memutuskan skala prioritasnya.

42
• Pancasila sebagai dasar Negara, pedoman dan tolok
ukur kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik
Indonesia.
• Tidak lain dengan kehidupan berpolitik, etika politik
Indonesia tertanam dalam jiwa Pancasila.
• Kesadaran etika yang merupakan kesadaran relational
akan tumbuh subur bagi warga masyarakat Indonesia
ketika nilai-nilai Pancasila itu diyakini kebenarannya,
• Kesadaran etika juga akan lebih berkembang ketika
nilai dan moral Pancasila itu dapat di terapkan kedalam
norma-norma yang di berlakukan di Indonesia .

43
• Pancasila juga sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya
merupakan suatu nilai sehingga merupakan sumber dari
segala penjabaran dari norma baik norma hukum, norma
moral maupun norma kenegaraan lainya.
• Dalam filsafat Pancasila terkandung didalamnya suatu
pemikiranpemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional,
sistematis dan komprehensif (menyeluruh) dan sistem
pemikiran ini merupakan suatu nilai,
• Oleh karena itu suatu pemikiran filsafat tidak secara
langsung menyajikan norma-norma yang merupakan
pedoman dalam suatu tindakan atau aspek praksis
melainkan suatu nilai yan bersifat mendasar.

44
• Nilai-nilai pancasila kemudian dijabarkan dalam suatu
norma yang jelas sehingga merupakan suatu pedoman.
Norma tersebut meliputi norma moral yaitu yang berkaitan
dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut
baik maupun buruk.
• Kemudian yang ke dua adalah norma hukum yaitu suatu
sistem perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
• Dalam pengertian inilah maka Pancasila berkedudukan
sebagai sumber dari segala hukum di Indonesia, Pancasila
juga merupakan suatu cita-cita moral yang luhur yang
terwujud dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia
sebelum membentuk negara dan berasal dari bangsa
Indonesia sendiri sebagai asal mula (kausa materialis).

45
• Pancasila Sebagai Etika Politik :
– Pancasila berasal dari kata “panca” yang berarti lima
dan “sila” berarti dasar. Jadi Pancasila merupakan
dasar falsafah Negara Indonesia sebagaimana
tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
– Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar
tentang ajaran-ajaran dan pandanganpandangan
moral.
– Politik merupakan bermacam-macam kegiatan dalam
suatu sistem politik atau negara yang menyangkut
proses tujuan penentuan-penentuan tujuan dari
sistem itu dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan-
tujuan itu.
46
• Lima Prinsip Dasar Sistem Etika Politik
Pancasila:
1. Pluralisme
2. Hak Asasi Manusia
3. Solidaritas Bangsa
4. Demokrasi
5. Keadilan Sosial

47
• Nilai-nilai Terkandung Dalam Pancasila
Sebagai Sumber Sistem Etika Politik:
– a) Asas legalitas (legitimasi hukum).
– b) Di sahkan dan dijalankan secara demokratis
(legitimasi demokratis)
– c) Dilaksanakan berdasarkan prinsip – prinsip
moral / tidak bertentangan dengannya (legitimasi
moral).

48
• Nilai nilai Pancasila dalam sistem etika berpolitik:
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA  Kekuasaan kepala negara tidak bersifat mutlak
berdasarkan legitimasi religius melainkan berdasarkan legitimasi hukum dan demokrasi.
Walaupun Negara Indonesia tidak mendasarkan pada legitimasi religius, namun secara
moralitas kehidupan negara harus sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dari Tuhan terutama
hukum serta moral dalam kehidupan negara.
2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB  asas-asas kemanusiaan adalah bersifat
mutlak dalam kehidupan negara dan hukum. Dalam kehidupan negara kemanusiaan harus
mendapatkan jaminan hukum, maka hal inilah yang diistilahkan dengan jaminan atas hak-
hak dasar (asasi) manusia. Selain itu asas kemanusiaan juga harus merupakan prinsip dasar
moralitas dalam penyelenggaraan negara
3. PERSATUAN INDONESIA Sila ketiga ini mencakup persatuan dalam arti ideologis, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Dibutuhkan sikap saling menghargai dan menjunjung
semangat persatuan demi keuthan negara dan kebaikan besama
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN/ PERWAKILAN Rakyat merupakan asal muasal kekuasaan negara.
Maka dalam pelaksanaan politik praktis, hal-hal yang menyangkut kekuasaan legislatif,
eksekutif serta yudikatif, konsep pengambilan keputusan, pengawasan serta partisipasi
harus berdasarkan legitimasi dari rakyat.
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA Negara Indonesia adalah negara
hukum, oleh karena itu keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial) merupakan tujuan
dalam kehidupan negara. Dalam penyelenggaraan negara, segala kebijakan, kekuasaan,
kewenangan serta pembagian senatiasa harus berdasarkan hukum yang berlaku.
Pelanggaran atas prinsip-prinsip keadilan dalam kehidupan kenegaraan akan menimbulkan
ketidakseimbangan dalam kehidupan negara.
49
Sistem politik Indonesia adalah kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
berdasarkan fungsi dan struktur untuk menjalankan suatu proses di dalam
suatu masyarakat atau negara. Bahwa sistem politik di Indonesia adalah
bagaimana cara pemimpin pemerintahan mengatur negara.

Sistem politik Indonesia adalah mekanisme yang menunjukkan


hubungan antara masyarakat dengan pemerintahan.

Dengan demikian, sistem politik Indonesia dipandang seluruh kegiatan


dalam kontek negara Indonesia dengan mengutamakan membentuk,
mewujudkan tujuan, mengambil keputusan, menyeleksi, dan memutuskan
skala prioritasnya.

50

Anda mungkin juga menyukai