Anda di halaman 1dari 3

A.

Kedatangan Jepang ke Indonesia


1. Masuknya Jepang ke Indonesia

Indonesia memiliki masa kelam atas penjajahan Hindia Belanda dalam 3,5 abad
lamanya. Pendudukan Hindia Belanda di Indonesia berakhir di tangan Jepang paska
kekalahan dalam Perang Dunia II di laut pasifik. Kedatangan Jepang ke Indonesia usai
memenangkan perang atas Hindia Belanda sekaligus mengukuhkan diri atas
kekuasaanya di Indonesia dan membentuk pemerintahan baru.

Kedatangan Jepang ke Indonesia ditandai dengan pengeboman di Pearl Harbour pada 8


Desember 1941 yang terjadi di pangkalan angkatan laut tepatnya di pulau Oahu, Hawaii
Amerika Serikat. Serangan yang dilancarkan terus menerus oleh Jepang mampu
menghancurkan basis-basis militer AS, sehingga memerlukan sumber daya yang
melimpah untuk kembali menggempur AS.

Negara Indonesia menjadi sasaran empuk karena sumber daya yang dimiliki sangat
melimpah, baik untuk bahan industri perang dan cadangan logistik seperti aluminium,
minyak bumi, dan timah. Maka sesuai doktrin Hakko Ichiu untuk menguasai Asia Timur
maka Jepang mulai masuk ke Kepulauan Indonesia tahun 1942 dengan penguasaan
negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Pendudukan Jepang di Indonesia diawali di kota Tarakan pada 10 Januari 1942,


selanjutnya meluas ke kota Minahasa, Balikpapan, Ambon, Pontianak, Makasar,
Banjarmasin, Palembang, dan Bali. Pada 1 Maret 1942 pasukan Jepang lainnya berhasil
mendarat di pulau Jawa, sehingga memberikan dampak yang besar dalam peranannya
untuk mengontrol wilayah tertentu.

Tidak sampai disitu, Batavia (saat ini Jakarta) berhasil ditaklukan oleh pasukan Jepang
pada 5 Maret 1942, sehingga pada akhirmya pada 8 Maret 1942 pasukan sekutu
(Belanda)menyatakan kekalahannya dengan menandatangani penyerahan yang
bersyarat kepada Jepang. Sejak saat itu, Indonesia berada di bawah kedudukan Jepang.

Pada awalnya kedatangan pihak Jepang ini disambut baik oleh masyarakat Indonesia,
karena adanya iming-iming beberapa ajaran seperti Shintoisme yang mempunyai tujuan
baik bagi semua manusia. Kesempatan emas tersebut tentu saja tidak disia-siakan oleh
Jepang untuk mengambil simpati Rakyat Indonesia dengan membuat beberapa
propaganda.

Adapun propaganda yang dilakukan Jepang diantaranya bendera merah putih dan
bendera Jepang dikibarkan bersamaan. Selain itu, Jepang memproduksi barang-barang
yang unik dengan harga jual yang rendah, dan program Pan-Asia Jepang yang
membentuk gerakan tiga A yang berarti Jepang adalah pemimpin Asia, Jepang adalah
pelindung Asia, dan Jepang adalah cahaya Asia.
Pada tahun 1942 Markas besar Tentara Jepang mempunyai ide bahwa segala penduduk
perlu dilibatkan ke dalam suatu kegiatan militer dan pertahanan. Atas dasar itu maka
Jepang mengeluarkan aturan untuk membentuk suatu pemerintahan yang berbasis
militer.

Saat itu, Jepang membagi 3 daerah atau wilayah untuk dijadikan suatu area pertahanan
dan militer di Indonesia, yaitu tentara ke-25 untuk wilayah Sumatera dan berpusat di
Bukittinggi, tentara ke-16 untuk wilayah Jawa dan Madura dan berpusat di Jakarta,
Armada selatan kedua untuk wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku yang berpusat
di Makasar.

Untuk mendukung suatu pemerintahan militer, maka Jepang membuat suatu


pemerintahan sipil di tahun 1942. Guna meningkatkan sistem pemerintahan, maka
dikeluarkanlah Undang-undang (UU) No.27 tentang aturan Pemerintahan Daerah, dan
UU No.28 tentang pemerintahan shu (keresidenan) serta tokubetsushi (kota istimewa).

Dalam UU tersebut telah ditetapkan bahwa shu merupakan suatu pemerintahan daerah
yang tertinggi. Adapun, pulau Jawa dan pulau Madura telah dibagi menjadi daerah-
daerah kecil menjadi 17 daerah shu, shi (kota praja), ken (kabupaten), gun (kawedanan),
son (kecamatan), dan ku (desa/kelurahan kota an). Adanya pembagian tersebut tidak
melibatkan suatu Kochi Yogyakarta dan Kochi Surakarta.

2. Sambutan Rakyat Indonesia Terhadat Kedatangan Jepang

Sambutan bangsa Indonesia terhadap kedatangan Jepang awalnya disambut gembira


oleh rakyat Indonesia karena Jepang menjanjikan kemerdekaan Indonesia dan Jepang
melakukan propaganda untuk menggalang dukungan rakyat.

Awal kedatangannya di Indonesia, Jepang diterima oleh rakyat. Pada saat itu, Jepang
menjanjikan kemerdekaan Indonesia dan Jepang melakukan propaganda saudara tua
dan Pan Asia. Dalam Propaganda ini, sebagai Jepang digambarkan sebagai Saudara Tua,
yang hendak memperbaiki nasib bangsa Indonesia dan membebaskannya dari
penjajahan Belanda.

Pada mulanya, rakyat Indonesia dibiarkan mengibarkan bendera Merah Putih dan
menyanyikan lagu Indonesia. Para pemimpin perjuangan yang sebelumnya ditawan
Belanda, seperti Ir Sukarno dan Muhammad Hatta juga dibebaskan dan diajak berkerja
sama.

Dalam propaganda ini disertai dengan Propaganda Tiga A, yaitu propaganda yang
menggambarkan bahwa “ Jepang Pemimpin Asia”, “ Jepang Pelindung Asia” dan “
Jepang Cahaya Asia”. Gerakan Tiga A didirikan pada tanggal 29 Maret 1942. Pelopor
gerakan Tiga A ialah Shimizu Hitoshi. Ketua Gerakan Tiga A dipercayakan kepada Mr.
Syamsudin.
Dalam propaganda ini, Jepang menyatakan bahwa bangsa-bangsa Asia, termasuk
Indonesia, harus bersatu melawan penajajahan bangsa-bangsa Eropa, dan bersatu
dibawah kepemimpinan Jepang.

Namun janji dan propaganda Jepang ini hanya alat untuk mencari dukungan dari rakyat
Indonesia saja. Jepang tidak memenuhi janjinya hingga akhir Perang Dunia II, saat
Jepang sudah hampir kalah dari Sekutu. Pada menjelang kekalahannya, barulah Jepang
membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Anda mungkin juga menyukai