Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN

KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT DARI RUMAH INOVATIF 4(KPM-DRI 4)


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2021/2022

LEMBAGA : Kantor Keuchik


DESA/KELURAHAN : Desa Lambiheu Lambaro Angan
KECAMATAN/KOTA : Darussalam
KABUPATEN : Aceh Besar

DISUSUN OLEH

Nama : Dara Vonna


NPM : 180901026
Fakultas/ Prodi : psikologi / Psikologi
Email : daravonna522@gmail.com

PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M)


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
2021
Out Line : Laporan Akhir
Peserta KPM-DRI UIN Ar-
Raniry.

LEMBARAN PENGESAHAN

KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT DARI RUMAH INOVATIF 4 (KPM-DRI 4)


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Disusun Oleh :

Nama :Dara Vonna


NPM :180901026
Fakultas/ Jurusan :Psikologi / Psikologi
Email :daravonna522@gmail.com

Menyetujui :
Dosen Pembimbing,

Syafrilsyah, S.Ag., M.Si


NIP. 197004201997031001

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan karunia-Nya sehingga penyusun
dapat menyelesaikan penyusunan laporan Kuliah Pengabdian Masyarakat Dari Rumah Inovatif (KPM-
DRI) UIN Ar-Raniry Banda Aceh di Gampong Lambiheu Lambaro Angan, Kecamatan Darussalam,
Kabupaten Aceh Besar. Serta shalawat dan salam kita hantarkan kepangkuan nabi besar Muhammad SAW
yang telah membimbing kita kejalan yang benar dan berakhlakul karimah.

Tujuan dari penyusunan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Kuliah
Pengabdian Masyarakat Dari Rumah Inovatif (KPM-DRI) bagi para Mahasiswa UIN Ar-Raniry. Laporan
ini berisi tentang penelitian yang dilaksanakan saat Kuliah Pengabdian Masyarakat Dari Rumah Inovatif
(KPM-DRI) UIN Ar-Raniry semester genap tahun Akademik 2021/2022 selama 40 hari.

Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Pusat Pengabdian Masyarakat (P2M), Supervisor,


Keuchik Gampong Neusu Aceh, Bapak Sekdes, Tuha Peut, Imum Mesjid, Ketua Pemuda, Ibu PKK,
besera jajarannya serta seluruh masyarakat yang telah ikut membantu terlaksananya kegiatan.

Susunan Laporan KPM ini sudah dibuat semaksimal mungkin, namun tentu masih banyak terdapat
kekurangan maka dari itu diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
perbaikan dalam penyusunan yang akan datang. Akhir kata penyusun harapkan laporan ini menjadi satu
amal baik bagi penyusun dan semoga bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Banda Aceh, 16 November 2021


Penulis,

Dara Vonna

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................I

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................Ii

ABSTRAK....................................................................................................................................................Iii

Pendahuluan....................................................................................................................................................1

Religiusitas..................................................................................................................................................1

Metode Penelitian...........................................................................................................................................4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................................................................................6

PENUTUP......................................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................8

LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................................................................9

ii
PERBEDAAN RELIGIUSITAS PADA ANAK USIA DINI BERDASARKAN JENIS KELAMIN
DI TPA AL-MUQARRAMAH GAMPONG LAMBIHEU LAMBARO ANGAN ACEH BESAR

Dara Vonna
Fakultas Psikologi, Prodi Psikologi
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh
e-mail : daravonna522@gmail.com

ABSTRAK

Pengembangan keyakinan agama pada anak usia dini sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran
beragama sejak usia dini. Menanamkan keyakinan agama pada anak-anak sangat perlu dilakukan, apalagi
di era globalisasi ini, baik anak perempuan maupun laki-laki sangat mudah terpengaruh oleh hal-hal
negatif dari berbagai sumber, seperti program TV dengan pendidikan rendah, media sosial, dan
lingkungan yang dapat mempengaruhi keyakinan agama anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan Religiusitas berdasarkan jenis kelamin di TPA Al-Muqqaramah Desa Lambiheu Lambaro
Angan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 30 orang
santri TPA Al-Muqqaramah Lambiheu Lambaro Angan, dengan menggunakan teknik total sampling,
teknik ini digunakan karena sampel yang diambil meliputi keseluruhan unsur populasi, yaitu 30 santri
TPA Al-Muqqaramah Lambiheu Lambaro Angan. Variabel religiusitas di ukur dengan merancang alat
ukur berdasarkan aspek religiusitas dari Barnett, dkk. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis
Uji T-Test dan diperoleh nilai M pada perempuan yaitu 81,3 dan nilai M pada laki-laki yaitu 80,3 dengan
sig > 0,05 . Menunjukkan bahwa ada perbedaan religiusitas pada perempuan dengan laki-laki.

Keywords : Religiusitas, Anak Usia Dini, Taman Pendidikan Agama (TPA)

iii
A. Pendahuluan
Aceh merupakan salah satu provinsi yang mendapatkan otonomi khusus untuk menjalankan syari’at
islam. Aturan-aturan ini telah tercantum dalam Qanun dan menjadikan masyarakat terbiasa dengan budaya
islami. Qanun adalah suatu aturan yang dipertahankan dan diperlakukan oleh serorang sultan dalam
wilayah kekuasaanya yang bersumber pada hukum Islam. sedangkan dalam arti luas, qanun sama dengan
istilah hukum atau adat. Didalam perkembangannya boleh juga disebutkan bahwa qanun merupakan suatu
istilah untuk menjelaskan aturan yang berlaku di tengah masyarakat yang merupakan penyesuaian dengan
kondisi setempat atau penjelasan lebih lanjut atas ketentuan didalam fiqih yang ditetapkan oleh Sultan
[ CITATION Abu04 \l 1033 ]. Di Aceh, Sejak kecil pemahaman tentang budaya islam mulai diperkenalkan
oleh orang tua kepada anaknya. Pada anak usia dini, banyak hal yang harus diajarkan oleh orang tua mulai
dari kebiasaan masyarakat, pendidikan sosial dan keagamaan. Hal ini harus mulai di tanamkan oleh orang
tua sejak dini pada anak-anak. Karena pada masa inilah anak-anak mudah menerima informasi dan mudah
terpengaruh oleh lingkungan. Anak usia dini merupakan sosok individu kecil yang tengah tumbuh dan
berkembang pesat baik secara fisik maupun psikologisnya. Montessori mengatakan bahwa masa usia dini
merupakan fase absorbmind yaitu masa menyerap pikiran. Pada masa ini anak dengan mudah menyerap
segala sesuatu yang terjadi dilingkungannya seperti sebuah spon yang menyerap air. Masa ini biasa
disebut dengan masa the golden age atau masa keemasan, dimana kemampuan otak anak dalam menyerap
informasi sangat tinggi [ CITATION Ari16 \l 1033 ].

B. Religiusitas

Pemahaman tentang keagamaan atau religiusitas sangat lah penting diperkenalkan pada anak di usia
dini. Usia ini adalah usia di mana informasi akan direkam ke dalam otak dengan sangat mendalam. Seperti
kata pepatah “seolah-olah kita mengukirnya di atas batu”. Ungkapan ini ternyata dibenarkan oleh banyak
ahli pendidikan, bahkan sampai ada yang mengatakan bahwa bayi di perut ibu sekalipun sudah mulai
belajar dan mendengar dari apa yang didengarnya.

Gazalba mengatakan bahwa religiusitas berasal dari kata religi dalam bahasa latin “religio” yang akar
katanya ialah religure yang berarti mengikat. Menurut Dister, religiusitas sebagai keberagaman karena
adanya internalisasi agama ke dalam diri seseorang. Religi atau agama umunya memiliki aturan-aturan
dan kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh pemeluknya. Religiusitas merujuk
pada tingkat keterikatan individu terhadap agamanya [ CITATION Ghu20 \l 1033 ].

1
religiusitas yaitu seseorang yang menganut suatu agama itu dengan menyakini, mengetahui tentang
agama yang dianut dan menjalankan ibadah sesuai dengan kaidah dalam agama. Sedangkan menurut
Wong McDonal dkk, religiusitas adalah suatu cara individu menggunakan keyakinannya dalam
mengelolah stres dan masalah masalah dalam kehidupan [ CITATION Kus18 \l 1033 ].

Keyakinan beragama merupakan salah satu faktor utama dalam kehidupan dan kehidupan seseorang.
Religius yang tinggi ditandai dengan rasa percaya akan keberadaan Tuhan, yang diwujudkan dalam proses
individu belajar tentang doktrin yang mereka yakini dan bertindak sesuai dengan doktrin agama mereka.
Mengikuti perintah dan menjauhi perilaku yang dilarang agama akan memberikan perasaan dekat dengan
Tuhan, perasaan bahwa doa selalu dikabulkan, perasaan damai, dan sebagainya [ CITATION Mah19 \l 1033 ].

Barnett dkk, menyatakan bahwa religiusitas biasanya didefinisikan dalam istilah: (1) kognitif, yaitu
pengetahuan religious dan keyakinan religius; (2) afektif, yaitu kedekatan secara emosional atau perasaan
emosional tentang agama; (3) perilaku, yaitu perilaku yang dilakukan individu berkaitan dengan agama,
misatnya kunjungan ke tempat ibadah, membaca kitab suci, dan berdoa. religlusltas adatah keterlibatan
agama yang terdiri dari 3 dimensi, yaitu organisasional (misalnya: kunjungan ke tempat ibadah dan
partisipasi dalan kegiatan keagamaan bersama orang lain), non-organisaslonal (misalnya: membaca kitab
suci, berdoa, mendengarkan ceramah di lV) dan subjektif (penerimaan nilal-nilai agama dan agama
dijadikan acuan dalam kehidupan) [ CITATION Wah08 \l 1033 ].

Religiusitas dan agama adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Religiusitas menunjukkan
aspek kualitas dari manusia yang beragama. Religiusitas merupakan tingkat keimanan agama dari
seseorang yng dicerminkan dalam keyakinan, pengalaman, dan tingkah laku yang menunjukkan aspek
kualitas dari manusia untuk menjalanin kehidupan sehari-hari dengan baik. Stark dan Glock berpendapat
bahwa terdapat lima dimensi religiusitas yang merupakan komitmen religious, tekad, dan I’tikad yang
berkaitan dengan keagamaan. Lima dimensi tersebut ialah: (1) Dimensi ideologis (belief). (2) Dimensi
pengalaman (experience). (3) Dimensi intelektual (knowledge). (4) Diemnsi dampak. (5) Dimensi ritual
(practice) [ CITATION put12 \l 1033 ].

Religiusitas pada anak-anak sering disebut dengan istilah masa kebimbangan atau keraguan. Pada usia
ini merupakan usia pembentukan religiusitas manusia, yaitu usia dini. Usia dini disebut juga dengan masa
keemasan (golden age), dimana pada masa itu orang tua, guru, dan seorang pengajar TPA harus
memberikan anak-anak wawasan keilmuan, khususnya tentang keagamaan (religiusitas). Taman
Pendidikan Al-Qur’an (TPA) merupakan wadah untuk perkembangan religiusitas pada anak, karena

2
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) adalah sebuah lembaga yang bergerak di bidang kegamaan dan
kegiatan-kegiatan agamis. Karena di tempat tersebut, akan membantu orang tua untuk mengembangkan
dan memberikan pendidikan agama kepada anaknya [ CITATION Mah19 \l 1033 ].

Taman pendidikan Alquran (TPA) adalah lembaga masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan
non-formal jenis keagamaan Islam yang bertujuan untuk memberikan pengajaran membaca Al-Quran
sejak usia dini serta memberikan pemahaman dasar Islam pada anak usia taman kanak-kanak, sekolah
dasar dan madrasah ibtidaiyah atau bahkan yang lebih tinggi. TPA merupakan lembaga pendidikan dan
pengajaran Islam di luar sekolah atau dapat disebut juga sebagai lembaga pendidikan non-formal untuk
anak usia dini yang mendidik santri-santri agar mampu membaca Al-quran dengan baik dan benar sesuai
dengan tajwid serta memiliki ilmu dan pemahaman tentang keagamaan [ CITATION Ali16 \l 1033 ].

Taman pendidikan Al-Qur’an (TPA) Al-Muqarramah terletak di desa Lambiheu Lambaro Angan,
Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar. Taman Pendidikan Al-Qur‟an ini sudah berdiri sejak
tahun 2007. TPA tersebut diasuh oleh ummi Yuslina selaku Direktur TPA, dan TPA tersebut memiliki
santri berkisar 40 anak dari tingkatan TK sampai SD. Perkembangan TPA Al-Muqqaramah sampai saat
ini semakin baik dengan santri semakan bertambah banyak, tidak hanya anak-anak yang berasal dari
Gampong Lambiheu saja, akan tetapi juga berasal dari luar gampong. Dilihat dari sejarah TPA tersebut
yang ada sejak tahun 2007 tentunya memiliki banyak alumni dan tidak sedikit anak dari alumni yang
menjadi santri TPA tersebut dan begitu seterusnya. Berbicara tentang Taman Pendidikan Al-Qur’an
penulis tertarik untuk membahas dan mengetahui lebih ltentang tingkat religiusitas anak TPA Al-
Muqarramah. Penulis akan meneliti tingkat religiusitas anak dan alumni Taman Pendidikan Al-Quran Al-
Muqarramah.

Dalam proses mengaji dan pembentukan religiusitas anak usia dini di TPA mengalami sedikit kendala
dikarenakan umur yang terlalu dini untuk dikenalkan dengan huruf Al-Quran dan umur yang dimiliki
peserta didik berbeda-beda. Walaupun pada umunya di usia dini anak-anak sudah mulai terbentuk
religiusitas yang baik. Kemudian salah satu faktor lain yang menjadi hambatan yaitu didikan atau pola
asuh orang tua yang mempengaruhi kemampuan dari anak tersebut. Hal itu disampaikan oleh A bahwa:

“salah satunya mungkin umur, karena disitu eee,,, ada beberapa anak yang memang bahkan belum
TK udah diantarkan ke tempat ngaji, jadi tingkat pemahaman mengenal huruf tu belom ada. jadi,
disitu salah satu letak susahnya eee untuk orang ni paham. Untuk hambatan itu sih kak, yang
pertama umurnya terlalu muda atau terlalu dini, memang sebagian anak umur 3 atau 4 tahun udah

3
bisa, sekali diajarkan udah bisa, tapi sebagian anak tu masa umur segitu belom paham. Nah yang
kedua mungkin didikan dirumah yang berpengaruh terhadap, hemmm eeee kemampuan anak itu,
misalnya kek saya bilang tadi bentakan dari orang tua, dia di didik dengan cacian makian jadinya
orang tu kenak mental istilahnya, mentalnya tu yang terguncang gitu dengan cara yang kekgitu”.

Selanjutnya peneliti melakukan observasi secara langsung dan melihat beberapa anak yang mungkin
seharusnya diusianya sudah mampu membaca Al-Quran namun masih banyak yang belajar membaca Iqra.
Kemudian saat waktu sholat tiba hanya sebagian dari anak-anak baranjak untuk menunaikan solat Ashar
dan yang lainnya lebih senang menganggu teman, berkelahi, dan membeli jajanan daripada melaksanakan
sholat. Dan pada saat di adakannya lomba festival anak sholeh yang melibatkan seluruh anak TPA, hanya
sebagian dari mereka giat dan serius belajar. dan dari pihak orang tua, hanya sebagian yang membimbing
dan mengajarkan anak-anaknya untuk belajar serta menghafal agar dapat mengikuti perlombaan dengan
lancar dan mendapatkan juara. Oleh karena itu, penulis tertarik meneliti bagaimana tingkat Religiusitas
Pada Murid Tpa Al-Muqarramah Gampong Lambiheu Lambaro Angan Aceh Besar.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada metode penelitian, metode yang
digunakandalam penelitian terdahulu ialah metode penelitian kualitatif, sedangkan metode penelitian yang
digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Berdasarkan uraian yang telah
disebutkan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat religiusitas anak di Tpa Al-Muqarramah
Gampong Lambiheu Lambaro Angan Aceh Besar.

C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah metode penelitian dengan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif adalah pendekatan ilmiah yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara dua
variabel, menguji, teori, dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif. Pendekatan ni disebut
dengan pendekatan kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik [ CITATION Sug17 \l 1033 ].

Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan pada angka atau numerikal yang
nantinya mendapatkan hasil yang diolah dengan metode statistika [ CITATION Mud19 \l 1033 ]. Penelitian
kuantitatif ialah suatu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti suatu populasi atau sampel,
dengan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian seperti skala atau kuesioner, analisis data
bersifat statistik atau angka [ CITATION Uta211 \t \l 1033 ].

4
Penelitian ini melibatkan seluruh murid di Tpa Al-Muqarramah, Desa Lambiheu Lambaro Angan,
Aceh Besar. Populasi dalam penelitian ini adalah murid Tpa Al-Muqarramah yang berjumlah 30 orang.
Winarsunu menyatakan bahwa populasi penelitian ialah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti
dan yang nantinya akan dikenai generalisasi. Generalisasi merupakan suatu cara pengambilan kesimpulan
terhadap kelompok individu yang lebih luas jumlahnya berdasarkan data yang diperoleh dari sekelompok
individu yang sedikit jumlahnya [ CITATION Ama211 \l 1033 ].

Table 1.1. Data Rincian Populasi Penelitian

No Jenis Kelamin Jumlah


.
1. Laki-Laki 15
2. Perempuan 15
Total 30

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Total Sampling, yaitu sampel
yang diambil meliputi keseluruhan unsure populasi [ CITATION Sug17 \l 1033 ]. Dalam pengambilan sampel,
peneliti mengambil seluruh sampel dengan jumlah 30 murid.

Adapun pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode yaitu observasi, dan skala. Skala
penelitian berisi dua pernyataan, yaitu pernyataan yang favorable dan un-favorable. Pernyataan favorable
merupakan pernyataan yang mendukung atribut yang dikukur, sedangkan pernyataan un-favorable
merupakan pernyataan yang tidak mendukung atribut yang diukur [ CITATION Azw16 \l 1033 ]. Alternatif
pilihan jawaban yang digunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan skala likert, yaitu sangat setuju
(SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Dari hasil pengumpulan data penulis
melanjutkan dengan menganalisa data secara kuantitatif agar penelitian ini tersusun secara sistematis dan
dapat dipahami serta tersusun sesuai dengan hasil kuesioner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Tingkat Religiusitas Pada Murid Tpa Al-Muqarramah Gampong Lambiheu Lambaro Angan Aceh Besar.

5
D. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Hasil analisis data kuantitatif pengukuran religiusitas dengan menggunakan skala terdapat dalam tabel
dibawah ini,

Tabel I. Hasil analisis religiusitas Uji T-Test

Gender N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Perempuan 15 81.3333 4.96655 1.28236


Religiusitas
laki-laki 15 80.3333 6.38823 1.64943

Berdasarkan hasil analisis data tabel I diatas, diperoleh nilai uji T-Test 81.3 dengan nilai standart
deviasi 4.96 yaitu pada perempuan dan 80.3 dengan nilai standart deviasi 6.38 yaitu pada laki-laki. Hasil
analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan religiusitas pada jenis kelamin perempuan
dengan laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis spss dengan uji T-Test yang menunjukkan bahwa
religiusitas pada perempuan lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki. Dengan jumlah santri yang sama
antara laki-laki dan perempuan yaitu 15 orang, maka hasil menyatakan bahwa religiusitas lebih tinggi
pada perempuan dengan memperoleh nilai rata-rata (mean) yaitu 81.3 dan nilai rata-rata (mean) pada laki-
laki yaitu 80.3.

Tabel II. Hasil analisis idenpendet sample test

Levene's Test for Equality of


Variances

F Sig.

Equal variances assumed 1.801 .190


religiusitas
Equal variances not assumed

Berdasarkan hasil idenpendent sample test diperoleh nilai sig (.190) yang menunjukkan bahwa asumsi
yang diajukan diterima. Jika nilai sig <0.05 maka asumsi tidak ditolak dan tidak signifikan. Jika nilai sig >
0.05 maka asumsi penelitian diterima dan signifikan. Maka dari hasil analisis pada tabel II dapat

6
dinyatakan bahwa hasil penelitian signifikan yaitu dengan nilai sig (.190) dengan arti bahwa nilai
signifikan yang diperoleh dari tabel lebih > dari 0.05.

Maka, Berdasarkan hasil dari Uji T-Test dinyatakan bahwa ada perbedaan signifikan religiusitas pada
perempuan dan laki-laki. Dengan nilai sig yang diperolah yaitu (.190), dan nilai rata-rata (mean)
perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Nilai M pada perempuan yaitu 81.3 sedangkan nilai M
pada laki-laki yaitu 80.3. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan religiusitas pada
laki-laki dengan perempuan.

E. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan yang signifikan pada religiusitas antara jenis kelamin.

Dengan taraf nilai signifikan yang diperoleh yaitu > 0,05 yang artinya asumsi diterima dan terdapat

perbedaan tingkat religiusitas antara perempuan dengan laki-laki. Hasil data mengatakan bahwa Tingkat

religiusitas pada perempuan lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki. Hasil data nilai M pada perempuan

lebih tinggi yaitu 81,3 sedangkan nilai M pada laki-laki yaitu 80,5. Maka, dengan demikian diperoleh

hasil bahwa tingkat religiusitas pada anak perempuan lebih tinggi dibandingkan pada anak laki-laki.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. QANUN SEBAGAI PERATURAN PELAKSANAAN OTONOMI KHUSUS DI PROVINSI NANGGROE ACEH


DARUSSALAM. Abubakar, Al Yasa’ and Yoesoef, M. Daud. 2004, legislasi indonesia, pp. 20-21.

2. PENTINGNYA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BAGI TUMBUH KEMBANG ANAK. Ariyanti, Tatik.
Purwokerto : PGPAUD Universitas Muhammadiyah , VOLUME 8, NO 1, Maret 2016, JURNAL DINAMIKA
PENDIDIKAN DASAR, Vol. 8. 1.

3. Ghufron, M.Nur and Risnawati S, Rini. Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA, 2020.

4. HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUP NARAPIDANA DI LEMBAGA


PEMASYARAKATAN (LAPAS) KELAS 1 SEMARANG. Kusumastuti, Candra Ayu and Rohmatun. 2018,
Proyeksi, Vol. 13, p. 180.

5. PENGEMBANGAN RELIGIUSITAS DI TAMAN PENDIDIKAN AL-QURAN. Mahfudh, Syarifuddin. 2019,


Journal of Islamic Education Policy, Vol. Vol. 4., p. 2.

6. RELIGIUSITAS, SPIRITUALITAS, DAN KESEHATAN MENTAL: META ANALISIS. Wahyuningsih, Hepi.


2008, PSIKOLOG4KA, Vol. Vol. 13 , p. 63.

7. Perbedaan tingkat religiusitas dan sikap terhadap seks pranikah antara pelajar yang bersekolah di SMA umum
dan SMA berbasis Agama. putri, fanny Ariyandini. 2012, jurnal ilmiah mahasiswa, Vol. 1, pp. 2-3. 1.

8. Penguatan Model Pembelajaran Baca Tulis Al-Quran dan Manajemen Pengelolaan Organisasi (TPA). Aliwar.
Kendari : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN, 2016, Vol. 9. 1.

9. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung  : CV. Alfabeta, 2017.

10. HUBUNGAN ANTARA SINDROM FOMO (FEAR OF MISSING OUT) DENGAN KECENDERUNGAN
NOMOPHOBIA PADA REMAJA. Mudrikah, Chilmiyatul. Surabaya : Fakultas Psikologi UIN Sunan Ampel ,
2019. Skripsi. p. 46.

11. Hubungan Antara Regulasi Diri dengan Fear of Missing Out (Fomo) pada Remaja Pengguna Instagram.
Utami, Putri Dianda and Aviani, Yolivia Irna. 2021, Jurnal Pendidikan Tambusai, Vol. 5, p. 179. 1.

12. HUBUNGAN SABAR DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SANTRI PONDOK PESANTREN AL-ATHIYAH
BANDA ACEH DI MASA PANDEMI COVID-19. Amal, Nailul. Banda Aceh : UIN Fakultas Psikologi , 2021.
Skripsi. p. 35.

13. Azwar. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Belajar, 2016.

14. Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta  : Rineka Cipta, 2010.

15. http://www.jejakpendidikan.com/2016/09/pengertian-anak-usia-dini.html

8
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Kegiatan pengambilan data kuesioner

Mencari jurnal untuk referensi penelitian mencari buku untuk referensi penelitian

9
Mengolah data penelitian di spss

Menyelesaikan laporan KPM

10
Menyelsaikan laporan akhir KPM

Menyelsaikan laporan akhir KPM

11

Anda mungkin juga menyukai