Modul Semester 3
Modul Semester 3
MODUL 3
PELATIHAN SERTIFIKASI
KOMPETENSI
Skema Sertifikasi :
Judul Kursus :
Menyusun Laporan Keuangan, Mengelola
Kartu Piutang, Mengelola Kartu
Persediaan, Memproses Dokumen Dana
Kas Kecil, dan Memproses Dokumen
Dana Kas di Bank
2018
MODUL 3
PELATIHAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
Skema Sertifikasi :
TEKNISI AKUNTANSI MUDA
Unit Kompetensi :
Penyusun :
Mufid Suryani, SE, MM
Ira Phajar Lestari, SE, MM
Dr. Syntha Noviyana, SE, MM
Nida Nusaibatul Adawiyah, SE, MM
Abednego Priyatama, SE, MM
Editor :
Depok, 2018
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada: Kaprodi Dr. Imam Subaweh, SE, MM, CA,
atas arahannya, agar modul ini sejalan dengan kurikulum yang diberikan di perkuliahan,
Bapak/Ibu Pengajar, Kepala Lembaga Pengembangan Manajemen dan Akuntansi (LePMA)
serta staff/asisten laboratorium yang membantu penyusunan modul ini, atas koordinasinya
terkait sarana prasarana dan teknis pelaksanaan kursus sertifikasi kompetensi, agar sesuai
dengan kebutuhan yang ada dalam modul pelatihan ini. Saran dan kritik dari pembaca, kami
harapkan untuk perbaikan modul ini di masa mendatang.
Tim Penyusun
Objektif:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan ketrampilan, pengetahuan, dan sikap kerja yang
dibutuhkan dalam menyusun laporan keuangan akhir periode sesuai dengan ketentuan
SOP/SAK/SAK ETAP. Berikut ini elemen kompetensi KUK 5, yaitu:
1. Mencatat jurnal penyesuaian
2. Menyajikan laporan
3. Mencatat jurnal penutup
4. Memposting jurnal penyesuaian dan jurnal penutup ke buku besar
Oleh karena nilai-nilai yang dicatat dalam rekening buku besar didasarkan atas
perumusan yang dilihat pada tanggal transaksi maka nilai yang tercantum di neraca
saldo tidak berada dalam keadaan siap untuk disusun menjadi suatu laporan keuangan.
Sehingga sebelum disusun suatu laporan keuangan maka nilai-nilai yang tidak sesuai
harus disesuaikan. Dalam melakukan penyesuaian proses penilaian dan pengakuan
atas timbulnya biaya dan pendapatan sangat memegang peranan penting.
Adjusment/penyesuaian adalah suatu salah satu proses dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan dimana akun-akun tertentu disesuaikan melalui prosedur-
prosedur tertentu dengan maksud memastikan setiap akun nominal menunjukkan
pendapatan dan beban yang seharusnya diakui dalam suatu periode sehingga
menghasilkan laba yang sebenarnya diperoleh pada periode tersebut dan untuk
memastikan setiap akun riil menunjukkan jumlah aset dan kewajiban yang sebenarnya
pada akhir periode.
Tujuan proses penyesuaian;
1. Agar setiap rekening nil, khususnya rekening-rekening aktiva dan rekening
hutang menunjukkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode.
2. Agar setiap rekening nominal (rekening pendapatan dan biaya) menunjukkan
pendapatan dan biaya yang seharusnya diakui pada periode tersebut.
Saldo-saldo neraca saldo yang memerlukan penyesuaian adalah hal-hal sebagai berikut
:
1. Piutang Pendapatan;
Pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan akan tetapi belum d icatat
2. Hutang Biaya;
Biaya-biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan akan tetapi belum
dicatat.
3. Pendapatan Diterima Dimuka;
Pendapatan yang sudah diterima perusahaan tetapi sebenarnya harus diakui
sebagai pendapatan pada periode yang akan datang.
4. Biaya Dibayar Dimuka;
Biaya-biaya yang sudah dibayar perusahaan tetapi harus dibebankan sebagai
biaya pada periode yang akan datang.
5. Kerugian Piutang;
Taksiran kerugian yang timbul karena adanya piutang yang tidak bisa ditagih.
6. Penyusutan (depresiasi);
Penyusutan aktiva tetap yang harus dibebankan pada suatu periode akuntansi.
7. Biaya Pemakaian Perlengkapan;
Bagian dan harga beli perlengkapan yang telah dikonsumsi selama periode
akuntansi yang bersangkutan.
Contoh
1. Piutang Pendapatan (pendapatan yang masih harus diterima) Apabila suatu
pendapatan telah menjadi hak perusahaan tetapi belum diterima pada periode
yang bersangkutan maka pada akhir periode harus dibuatjurnal penyesuaian.
Perusahaan menyewakan gedung yang tidak dipakai dengan sewa Rp.
100.000 perbulan. Pendapatan sewa sampai dengan bulan Oktober sudah
diterima, sedangkan untuk bulan Nopember dan Desember akan diterima
dibulan Januari tahun berikutnya. Jurnal Penyesuaian yang harus dibuat pada
saat tutup buku di akhir tahun adalah;
Piutan Sewa Rp. 200.000
Pendapatan Sewa Rp. 200.000
2. Hutang Biaya
Pada bulan Desember 2009 belum dapat dibayarkan gaji kepada para
karyawan sebesar Rp. 4.000.000 karena belum adanya uang tunai dan baru
akan dibayar pada bulan Januari tahun berikutnya.
Pada tanggal 31 Desember 2009 perusahaan harus membuat jurnal
penyesuaian adalah Beban Gaji Rp. 4.000.000 Hutang Gaji Rp. 4.000.000.
3. Penghasilan Diterima Dimuka
Adapun prosedur yang harus dilaksanakan dalam penyusunan neraca lajur sebagai
berikut :
1. Nama perusahaan, Neraca Lajur dan Periode penyusunan ditulis di tengah atas.
2. Mengisi kolom keterangan untuk nama akun-akun.
3. Menyiapkan neraca saldo pada kertas kerja dengan memasukkan angka-angka
dari setiap saldo akun yang ada di buku besar dan dijumlahkan dari akun pada
neraca saldo ke kolom 1 sebelah debit dan ke 2 sebelah kredit.
4. Menyiapkan penyesuaian dalam kolom penyesuaian dengan memasukkan angka-
angka dari jurnal penyesuaian pada kolom penyesuaian. Kolom ke 3 sebelah
debit, ke 4 sebelah kredit dan setiap kolom dijumlahkan. Kita perlu mengingat
bahwa penyesuaian tidaklah dijurnal hingga kertas kerja selesai diselesaikan dan
laporan keuangan telah disiapkan.
5. Memasukkan saldo-saldo yang telah disesuaikan dalam kolom neraca saldo
setelah penyesuaian dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan kolom neraca
saldo dan kolom penyesuaian (penjumlahan atau pengurangan dari kolom 1,2,3
dan 4) dari masig-masing akun dan hasilnya dimasukkan ke kolom 5 dan ke 6
(neraca saldo setelah disesuaikan) kolom ke 5 harus dijumlah begitu juga kolom
ke 6.
6. Berdasarkan angka dari neraca saldo setelah disesuaikan (kolom 5 dan 6) dipilih
akun pendapatan dan beban dan dimasukkan ke kolom laporan laba rugi yaitu
kolom ke 7 debit dan kolom 8 kredit. Kolom ke 7 dijumlah dan juga kolom 8, jika
kolom 8 lebih besar dari pada kolom7 maka laba, angka selisih dimasukkan pada
kolom 7 dan sebaliknya.
7. Masih berdasarkan angka dari kolom neraca saldo setelah disesuaikan, maka
dipilih akun modal, laba (kolom ke 7) atau rugi (kolom 8) dan prive dimasukkan
ke kolom perubahan modal yaitu kolom 9 debit dan kolom 10 kredit. Pada
perusahaan yang mengalami laba, maka angka laba dari kolom 7 dimasukkan ke
kolom 10, jika rugi dari angka kolom 8 dimasukkan ke kolom 9. Kolom 8
dijumlahkan dan juga kolom 9, selisih yang terjadi merupakan modal akhir yang
dimasukkan ke kolom 9.
8. Berdasarkan angka dari neraca saldo setelah disesuaikan, maka akun tersisa
dipindahkan ke kolom neraca yaitu kolom 11 sebelah debit dan kolom 12 di
kredit. Kolom ini berisi aset, utang dan modal akhir (angka dari kolom 9)
dimasukkan ke kolom 12. kolom 11 dijumlahkan dan juga kolom 12.
Laporan perubahan modal akan berisi beberapa hal berikut ini, yaitu
1. Modal awal, yakni modal pada awal tahun.
2. Tambahan investasi pemilik, yakni setoran modal yang berasal dari pemilik
sepanjang satu periode akuntansi.
3. Perolehan laba atau rugi, yakni hasil laba bersih ataupun rugi bersih perusahaan
sepanjang satu periode akuntansi.
4. Pengambilan pribadi, yakni pengambilan uang untuk kepentingan pribadi oleh
pemilik perusahaan sepanjang satu periode akuntansi.
5. Modal akhir, yakni modal yang didapat pada akhir tahun.
6. Laba bersih yang terkandung pada laporan perubahan modal mesti sama
dengan jumlah laba bersih yang didapat pada laporan laba/rugi.
Sumber penyajian laporan perubahan modal ialah kertas kerja (work sheet).
1. Modal awal bisa dilihat pada neraca saldo.
2. Jika ada tambahan investasi, bisa diambil dari lajur penyesuaian sebelah kredit.
3. Laba bersih bisa dilihat pada neraca lajur kolom laba atau rugi sebelah debit.
4. Data pengambilan pribadi, dapat diambil dari neraca lajur kolom neraca
sebelah debit.
5. Rugi perusahaan bisa diambil dari lajur laba/rugi sebelah kredit atau hasil dari
penghitungan laba/rugi.
Berikut ini merupakan contoh dari laporan perubahan modal sebagai berikut :
4.1.3. Neraca
Adalah daftar yang berisi saldo - saldo seluruh rekening yang ada didalam buku besar
pada suatu saat tertentu. Saldo adalah selisih antara sisi debet dengan sisi kredit. Jika
jumlah sisi debetnya lebih besar dari pada sisi kreditnya, maka saldo rekening tersebut
dinamakan Saldo Debet, sebaliknya jika jumlah sisi kreditnya lebih besar daripada sisi
debetnya, maka saldo rekening tersebut dinamakan Saldo Kredit.
Neraca atau laporan posisi keuangan (bahasa Inggris: balance sheet atau statement of
financial position) adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan
pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada
akhir periode tersebut.
Tujuan pembuatan neraca saldo adalah
1. Untuk menguji kesamaan debet dan kredit didalam buku besar.
2. Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan.
Kecocokan sisi debet dan sisi kredit harus dijaga agar seimbang, tetapi bukan berarti
bahwa jika sudah seimbang maka pencatatan sudah benar. Karena ada juga kesalahan
tertentu yang tidak akan terpengaruh terhadap keseimbangan debet dan kredit, yaitu;
1. Transaksi tidak tercatat didalam buku besar.
2. Kesalahan pencatatan jumlah rupiah dalam buku besar.
Menurut Standard Akuntansi Keuangan No.2 (PSAK-02), laporan kas yang disajikan
harus melaporkan setiap aliran kas dalam waktu periode tertentu, serta diklasifikasikan
menurut aktivitas operasinya masing-masing. Dengan demikian laporan arus kas akan
menunjukkan arus kas uang masuk dan keluar dengan cukup jelas dari sebuah
perusahaan / organisasi dalam periode tertentu (semester atau tahunan).
Secara umum (baik direct method maupun indirect method), ada lima langkah yang
dapat digunakan sebagai cara menyusun laporan keuangan arus kas, yaitu:
1. Hitung kenaikan/ penurunan yang terjadi pada kas
2. Hitung dan laporkan kas netto yang digunakan pada aktivitas operasi, dengan
menggunakan cara langsung (direct method) atau tidak langsung (indirect
method).
3. Hitung dan laporkan kas netto yang digunakan pada aktivitas investasi
4. Hitung dan laporkan kas netto yang digunakan oleh aktivitas pendanaan
5. Hitung arus dan jumlahkan kas netto dari gabungan kas netto yang digunakan
oleh aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan saldo awal kas (sebagai
pembuktian kesamaan dengan saldo kas akhir).
kredit semua rekening buku besar dijumlahkan dan setelah jurnal penutup
dibukukan maka rekening nominal akan seimbang. Jumlah sisi debet dan kredit
digaris dobel yang menunjukkan bahwa penggunaan rekening tersebut pada
periode yang bersangkutan telah berakhir dan siap digunakan kembali pada
periode berikutnya. Pada rekening nil tidak perlu ditutup, karena saldo rekening nil
akan menjadi saldo awal pada periode berikutnya.
SOAL LATIHAN
4.3.1. Soal pilihan ganda dan essay
Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf A,B,C atau D pada lembar
jawaban yang tersedia sebagai jawaban yang anda anggap paling benar !
1. Dibawah ini yang tidak termasuk bentuk laporan keuangan adalah ...
a. Neraca
b. Laporan Laba Rugi
c. Laporan Perubahan Modal
d. Buku Besar
2. Laporan yang menunjukkan pendapatan dari penjualan, biaya-biaya, dan
laba yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu, adalah pengertian
dari …
a. Neraca
b. Laporan Perubahan Modal
c. Laporan Laba Rugi
d. Laporan Arus Kas
3. Laporan yang menunjukkan posisi aktiva, utang, dan modal perusahaan
pada saat tertentu, merupangan pengertian dari …
a. Neraca
b. Laporan Perubahan Modal
c. Laporan Laba Rugi
d. Laporan Arus Kas
STUDI KASUS
Data-data penyesuaian pada akhir tahun adalah
1. Beban asuransi yang sudah kaluarsa sebesar Rp. 1.000.000
2. Tanggal 1 Juli 2009 diterima pendapatan sewa Rp. 2.500.000 untuk 10
bulan.
3. Gaji yang masih terhutang sebesar Rp. 850.000
4. Ditaksir 5% dan jumlah piutang tidak dapat ditagih.
5. Inventaris Rp. 12.000.000 dibeli tanggal 1 Agustus 2009 dengan umur
ekonomis 5 tahun.
6. Perlengkapan bengkel yang masih ada Rp. 200.000.
Diminta :
1. Buatlah Jurnal Penyesuaian mengacu pada jurnal umum yang ada pada studi
kasis di bab sebelumnya !
2. Buatlah Laporan Keuangannya !
3. Buatlah Jurnal Penutup!
DAFTAR PUSTAKA
Weygandt, Jerry J., Kimmel, Paul D., and Kieso, Donald E. 2015. Accounting
Principles. 12th Edition. John Willey. USA
2 KODE: M.692000.009.02
Objektif:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan ketrampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang
dibutuhkan dalam mengelola kartu piutang sesuai dengan prosedur yang di tetapkan
pada perusahaan. Berikut ini elemen kompetensi KUK 9, yaitu:
1. Mempersiapkan pengelolaan kartu piutang
2. Mengidentifikasi data piutang
3. Membukukan mutasi piutang ke kartu piutang
4. Melakukan konfirmasikan data piutang
5. Menyusun laporan piutang
A. Pengertian Piutang
Perkembangan dunia usaha mengalami pertumbuhan yang pesat, hal ini
tampak dari munculnya pelaku bisnis dengan berbagai sector. Perkembangan
tersebut membuat peningkatan interaksiantara penjual danpembeli. Pembeli
yang akan memenuhi kebutuhannya sering kali harus berhadapan dengan
terbatasnya sumber daya (uang) yang di miliki. Hal inilah yang menimbulkan
transaksi pembelian dan penjualan secara kredit.
atau jasa. Piutang ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30
sampai 60 hari. Secara umum , jenis piutang ini merupakan piutang
terbesar yang dimiliki perusahaan.
Contoh : PT. Indira Jaya menjual barang dagang secara kredit kepada
CV. Perkasa pada tanggal 1 Juli 2017 senilai Rp 10.000.000 dengan syarat
2/10, n/30. Pada tanggal 5 Juli 2017, CV. Perkasa mengembalikan barang
yang telah diterima senilai Rp 1.000.000 kepada PT. Indira Jaya. Pada
tanggal 11 Juli 2017, PT. Indira Jaya menerima pembayaran dari CV.
Perkasa. Pencatatan ayat jurnal yang dilakukan oleh PT.Indira Jaya adalah
sebagai berikut :
1 Juli 2017
Piutang Usaha – CV. Perkasa 10.000.000
Penjualan 10.000.000
(Mencatat penjualan secara kredit)
5 Juli 2017
Retur dan Potongan Penjualan 1.000.000
Piutang Usaha 1.000.000
(Mencatat retur barang dagang)
11 Juli 2017
Kas (Rp 9.000.000 – Rp 180.000) 8.820.000
Diskon Penjualan (9.000.000 x 2%) 180.000
Piutang Usaha – CV. Perkasa 9.000.000
(Mencatat penagihan piutang usaha)
b. Wesel Tagih (notes receivable) adalah surat utang formal yang diterbitkan
sebagai bentuk pengakuan utang. Wesel tagih biasanya memiliki waktu
tagih antara 60 -90 hari atau lebih lama serta mewajibkan pihak yang
berutang untuk membayar bunga. Wesel tagih dan piutang usaha yang
disebabkan karena transaksi penjualan biasa disebut dengan piutang
dagang (trade account).
Date Due
Date of Note
To the order of Wilma Company Payee
Amount
One Thousand and no/100 Dollar
s
For value recived with annual interest at 12% Interest Rate
Treasure_________
Gambar 1
Wesel Tagih
Akuntansi untuk wesel tagih mencakup : (1) Pengakuan wesel tagih, (2)
Penilaian wesel tagih, (3) Pelepasan wesel tagih
Menentukan Tanggal Jatuh Tempo
Dalam menghitungnya, tanggal penerbitan wesel diabaikan tetapi tanggal jatuh
tempo dimasukan dalam perhitungan. Sebahai contoh, tanggal jatuh tempo
untuk wesel berjangka waktu 60 hari tertanggal 17 Juli akan jatuh tempo pada
tanggal 15 September, perhitungannya adalah sebagai berikut :
Jangka waktu wesel 60 hari
Juli (31-17) 14
Agustus 31
45
Tanggal jatuh tempo September 15
Menghitung Bunga
Jumlah pokok x Suku Bunga (Tahunan) x Jangka Waktu = Bunga
Contoh :
Jangka Waktu wesel Perhitungan Bunga
Jumlah Pokok x Tingkat Bunga x Waktu = Bunga
Rp 730.000, 18%,120 hari Rp 730.000 x 18% x 120/360 = Rp 43.800
Rp 1.000.000, 15%, 6 bulan Rp 1.000.000 x 15% x 6/12 = Rp 75.000
Rp 2.000.000, 12%, 1 tahun Rp 2.000.000 x 12% x 1/1 = Rp 240.000
Contoh :
Tanggal 1 Mei 2017 CV. Perkasa mengeluarkan wesel bernilai nominal Rp
10.000.000, berjangka waktu dua bulan, dan berbunga 12%, untuk diberikan kepada
PT. Indira Jaya. Diasumsikan bahwa wesel tersebut diterbitkan untuk pembayaran
piutang. Jurnal yang dicatat oleh PT.Indira Jaya, saat menerima wesel tagih adalah :
1 Juli 2017
Kas 10.200.000
Wesel Tagih 10.000.000
Pendapatan Bunga 200.000
(Mencatat penrimaan pembayaran wesel dari CV. Perkasa)
Jika PT. Indira Jaya, menyusun laporan keuangan per 31 Mei 2017, maka ia harus
mengakui pendapatan bunga. Pada kasus ini, ayat jurnal penyesuaian yang dibuat oleh
PT. Indira Jaya untuk mencatat pendapatan bunga selama 1 bulan (Rp 100.000),
ditunjukan di bawah ini :
Bunga Berjalan = Rp 10.000.000 x 12% x 1/12 = Rp 100.000
31 Mei 2017
Piutang Bunga 100.000
Pendapatan Bunga 100.000
(Mencatat bunga selama 1 bulan )
Ketika pendapatan bunga diakui, maka harus mengkredit Piutang Bunga pada tanggal
jatuh tempo. Selain itu, ketika lewat satu bulan berikutnya maka baru diakui
pendapatan bunga. Ayat jurnal yang dibuat saat penerimaan pembayaran dari CV.
Perkasa, adalah :
1 Juli 2017
Kas 10.200.000
Wesel Tagih 10.000.000
Piutang Bunga 100.000
Pendapatan Bunga 100.000
akan datang. Piutang penghasilan meliputi : piutang bunga, piutang sewa dan piutang
jasa.
Contoh : Pada tanggal 31 Desemaber 2017, PT. Jelita masih harus menerima
pendapatan untuk periode 2017, yaitu pendapatan bunga pinjaman sebesar Rp
200.000.000, pendapatan sewa gudang sebesar Rp 15.000.000, dan pendapatan jasa
service mobil sebesar 1.000.000.
Uang Muka Pembelian (Persekot)
Uang Muka Pembelian (Persekot) adalah uang muka atas barang yang dibeli sebagai
tanda jadi. Barang yang dibeli dengan mengunakan persekot biasanya adalah barang-
barang pesanan atau dagangan.
Contoh : Pada tanggal 20 September 2017 Salon Amanda, memesan peralatan salon
pada PT. Cahaya Bersinar sebesar Rp 100.000.000. Untuk pesanan tersebut Salon
Amanda memberikan uang muka sebesar Rp 5.000.000.
Piutang Pajak
Piutang pajak adalah pajak penghasilan yang dipotong oleh pihak lain atau kelebihan
pajak karena terbilang lebih kecil dari pajk yang telah dibayar dan PPN. Contoh :
1. Pajak penghasilan terhitung tahun pajak 2017 Rp 20.000.000
Kredit pajak :
Uang muka Pasal 22 Rp 3.000.000
Uang muka Pasal 23 Rp 4.000.000 (+)
Jumlah kredit pajak Rp 7.000.000 (-)
Pajak yang harus dibayar sendiri Rp 13.000.000
Pajak telah dibayar sendiri (Pasal 25) Rp 14.000.000 (-)
Pajak Penghasilan lebih bayar (Rp 1.000.000)
(Piutang PPh Pasal 28A)
b. Formulir-formulir
Formulir daftar saldo piutang
Formulir daftar piutang adalah formulir yang digunakan untuk membuat daftar saldo
piutang.
Formulir daftar usia piutang
Formulir daftar usia piutang adalah formulir yang digunakan untuk membuat laporan
mengenai status usia piutang setiap debitur.
Formulir surat penagihan
Formulir surat penagihan adalah formulir yang digunakan untuk membuat surat
penagihan piutang yang telah jatuh tempo.
Formulir surat pernyataan piutang
Formulir surat peryataan piutang adalah formulir yang digunakan untuk membuat
konfirmasi saldo piutang setiap debitur.
c. Catatan Akuntansi
Jurnal Penjualan
Jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan secara kredit yang akan
berpengaruh pada bertambahnya piutang.
Jurnal Retur Penjualan
Jurnal ini digunakan untuk mencatat transasi retur penjualan karena barang yang
dijual tidak sesuai dengan yang diminta. Jurnal ini berpengaruh pada berkurangnya
piutang.
Jurnal Umum
Jurnal ini digunakan untuk mencatat adanya penghapusan piutang yang tidak dapat
ditagih. Jurnal ini akan mengakibatkan piutang berkurang.
Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal ini digunakan untuk memcatat adanya transaksi penerimaan pembayaran
piutang dari debitur. Hal ini akan mengakibatkan piutang berkurang.
d. Kartu Piutang
Kartu piutang merupakan catatan akuntansi berupa buku pembantu yang berisi rincian
mutasi piutang perusahaan dari masing-masing debitur. Contoh kartu piutang dapat
dilihat pada tabel 1.
KARTU PIUTANG
No. Rekening : Lembar Ke :
Nama : Syarat :
Alamat : Batas Kredit :
Mutasi Saldo
Tanggal Keterangan Ref
Debet Kredit Debet Kredit
Gambar 2
Contoh Kartu Piutang
Tabel 1
Mutasi Transaksi Piutang
Mutasi
No. Transaksi Dokumen
Piutang
1 Transaksi Penjualan Kredit Faktur Penjualan (+)
2 Transaksi Retur Penjualan Memo Kredit (-)
3 Transaksi Penghapusan Piutang Bukti Memorial (-)
4 Transaksi Penerimaan Kas dari Piutang Bukti Kas Masuk (-)
Gambar 3
Alur Mutasi Piutang
Gambar 4
Mekanisme Mutasi
Mutasi piutang harus didukung dan dilengkapi dengan dokumen transaksi. Dokumen
transaksi tersebut menjadi acuan pencatatan mutasi piutang ke dalam jurnal ataupun
kartu piutang. Dokumen transaksi mutasi piutang adalah.
1. Metode Konvensional
Dalam pencatatan piutang dengan menggunakan metode konvensional, transaksi
piutang akan langsung di catat dalam buku jurnal, kemudian langsung di posting
ke dalam buku besar. Metode konvensional tidak membutuhkan buku besar
pembantu, karena frekuensi transaksi piutang kecil dan pencatatan dalam buku
besar sudah terperinci. Alur pencatatan piutang dengan menggunakan metode
konvensional dapat di lihat pada gambar 5 :
Gambar 5
Alur Pencatatan Piutang-Metode Konvesional
itu, oleh bagian Piutang dicatat dalam kartu piutang setiap debitur sebagai
mutasi kredit sebesar yang tercantum dakam Bukti Penerimaan Kas.
d. Pencatatan transaksi penghapusan piutang
Bukti Memorial yang diterima dari bagian Kredit dicatat oleh bagian Jurnal
dalam buku Jurnal Umum dengan mendebet Beban Penghapusan Piutang dan
mengkredit Piutang Dagang. Sementara itu, oleh bagian Piutang dicatat dalam
kartu piutang setiap debitur sebagai mutasi kredit sebesar yang tercantum
dalam Bukti Memorial.
Prosedur pencatatan mutasi piutang dengan akun buku besar piutang sebagai
rekening control terdapat dalam gambar 6 :
Kartu Piutang
Bukti Memorial
Gambar 6
Mutasi Piutang dengan Rekening Kontrol
Faktur Penjualan
Kartu Piutang
Gambar 7
Mutasi Posting Langsung dalam Kartu Piutang
Beban Piutang Tak Tertagih akan disajikan pada laporan laba rugi sebagai beban
operasional (biasanya sebagai beban penjualan). Dengan demikian, estimasi piutang
tak tertagih ini akan ditandingkan dengan penjualan pada tahun 2017. Beban akan
dicatat pada tahun yang sama saat penjualan terjadi. Saldo kredit pada akun penyisihan
piutang tak tertagih akan langsung dihapuskan jika benar-benar tidak terbayar.
Penyajian dalam laporan Neraca, dapat dilihat pada gambar 8.
Asset Lancar
Kas Rp 14.800.000
Piutang Usaha 150.000.000
Dikurangi : Penyisihan Piutang Tak Tertagih 40.000.000 110.000.000
Persediaan Barang Dagang 310.000.000
Beban Dibayar di muka 35.000.000
Total Asset Lancar Rp469,800,000
Gambar 8
Penyajian Piutang dalam Neraca
Nilai sebesar Rp 110.000.000 pada gambar diatas mewakili nilai realisasi kas yang
diperkirakan dari piutang usaha pada tanggal neraca. Penyisihan Piutang Tak Tertagih
tidak ditutup pada akhir tahun fiscal.
Beban Piutang Tak Tertagih tidak akan meningkat ketika terjadi penghapusan Piutang
Tak Tertagih, karena sudah di catat sewaktu estimasi dilakukan sebelumnya.
Penghapusan piutang akan mengurangi saldo Piutang Usaha dan Penyisihan Piutang
Tak Tertagih.
Gambar 9
Perbandingan Sebelum dan Sesudah Penghapusan
Contoh : Pada tanggal 1 Juli CV. Perkasa membayar Rp 15.000.000 untuk membayar
piutang yang telah dihapuskan pada tanggal 1 Maret. Jurnal yang dibuat adalah :
2. Kas 15.000.000
Piutang Usaha – CV. Perkasa 15.000.000
(Mencatat penerimaan dari CV. Perkasa)
Dalam praktiknya menurut aturan pajak penghasilan jika seorang debitur yang piutang
telah diputuskan untuk dihapuskan, ternyata mampu membayar kembali, baik sebagian
2. Kas 15.000.000
Pendapatan Lain-lain – CV. Perkasa 15.000.000
(Mencatat penerimaan dari CV. Perkasa)
Oleh karena itu, jika pada periode sebelumnya telah terjadi rugi fiscal sebesar Rp
45.000.000, pada tahun dilakukannya pembayaran piutang terdapat penghasilan objek
pajak sebesar Rp 15.000.000 dan secara gabungan terdapat Beban Fiskal sebesar Rp
30.000.000, yaitu sebagai berkut :
Beban penghasilan piutang Rp 45.000.000
Pendapatan lain-lain Rp 15.000.000 (-)
Beban Fiskal Rp 30.000.000
estimasi atas beban piutang tak tertagih adalah Rp 8.000.000 (Rp 800.000.000 x
1%). Ayat Jurnal penyesuaian yang perlu dibuat adalah :
31 Desember 2017 :
Beban Piutang Tak Tertagih 8.000.000
Penyisihan Piutang Tak Tertagih 8.000.000
(Mencatat estimasi piutang tak tertagih untuk tahun berjalan)
Berdasarkan Bukti Memorial tersebut, oleh bagian Jurnal dan Buku Besar akan
dicatat dalam jurnal sebagai berikut :
31 Desember 2017
Beban Piutang Tak Tertagih Rp 4.000.000
Penyisihan Piutang Tak Tertagih Rp
4.000.000
(Mencatat Penyisihan Piutang Tak Tertagih)
Pengaruhnya terhadap buku besar akun Piutang Tak Tertagih dapat dilihat pada
gambar 11 :
Gambar 11
Akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Berdasarkan Bukti Memorial tersebut, oleh bagian Jurnal dan Buku Besar akan
dicatat dalam jurnal sebagai berikut :
31 Desember 2017
Beban Piutang Tak Tertagih Rp 10.000.000
Penyisihan Piutang Tak Tertagih Rp
10.000.000
(Mencatat Penyisihan Piutang Tak Tertagih)
Pengaruhnya terhadap buku besar akun Piutang Tak Tertagih dapat dilihat pada
gambar 13.
Akun : Penyisihan Piutang Tak Tertagih No. Akun : 112.1
Mutasi Saldo
Tanggal Keterangan Ref
Debet Kredit Debet Kredit
2017 31 Saldo Rp 3,000,000
Desember 31 Penyesuain JU Rp10,000,000 Rp7,000,000
Gambar 13
Akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Total Estimasi Piutang Tak 22,280,000 5,400,000 2,280,000 3,000,000 4,000,000 7,600,000
Tertagih
Total estimasi piutang Tak Tertagih untuk PT. Indira Jaya sebesar Rp
22.280.000 menunjukan jumlah kepada pelanggan saat ini yang diperkirakan
tidak dapat tertagih dimasa mendatang. Jumlah ini menunjukan saldo yang
ditetapkan untuk penyisihan Piutang Yang Tak Tertagih pada tanggal neraca.
Jumlah dari jurnal penyesuaian untuk Piutang Tak Tertagih adalah
selisih antara saldo yang ditetapkan dengan saldo akun penyisihan yang
belum disesuaikan. Jika neraca saldo menunjukan akun penyisihan Piutang
Tak Tertagih dengan saldo kredit sebesar Rp 5.280.000, maka ayat jurnal
penyesuaian yang harus dibuat adalah Rp 17.000.000 (22.280.000-5.280.000),
sebagai berikut :
31 Desember 2017
Beban Piutang Tak Tertagih 17.000.000
Penyisihan Piutang Tak Tertagih 17.000.000
( Menyesuaikan akun Penyisihan dengan total estimasi Piutang Tak Tertagih)
Gambar 14
Akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Total estimasi piutang Tak Tertagih untuk PT. Indira Jaya sebesar Rp
22.280.000 menunjukan jumlah kepada pelanggan saat ini yang diperkirakan
tidak dapat tertagih dimasa mendatang. Jumlah ini menunjukan saldo yang
ditetapkan untuk penyisihan Piutang Yang Tak Tertagih pada tanggal neraca.
Jumlah dari jurnal penyesuaian untuk Piutang Tak Tertagih adalah
selisih antara saldo yang ditetapkan dengan saldo akun penyisihan yang
belum disesuaikan. Jika neraca saldo menunjukan akun penyisihan Piutang
Tak Tertagih dengan saldo Debet sebesar Rp 5.280.000, maka ayat jurnal
penyesuaian yang harus dibuat adalah Rp 27.560.000 (22.280.000 +
5.280.000), sebagai berikut :
31 Desember 2017
Beban Piutang Tak Tertagih 27.560.000
Penyisihan Piutang Tak Tertagih 27.560.000
( Menyesuaikan akun Penyisihan dengan total estimasi Piutang Tak Tertagih)
Gambar 15
Akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Daftar usia piutang memuat informasi mengenai usia piutang setiap debitur. Daftar
usia piutang dapat di gunakan untuk mengetahui kemampuan debitur dalam
membayar hutangnya.
B. Pencatatan Mutasi Piutang
Semua transaksi yang mengakibatkan bertambah atau berkurangnya piutang
dicatat ke dalam kartu piutang setiap debitur. Transaksi yang mengakibatkan
penambahan terhadap piutang dicatat sebagai mutase debet dalam rekening
piutang debitur yang bersangkutan, sebaliknya transaksi yang mengakibatkan
berkurangnya piutang debitur dicatat sebagai mutase kredit dalam rekening
atau kartu piutang debitur yang bersangkutan. Kartu piutang digunakan untuk
mencatat perubahan yang terjadi pada jumlah piutang setiap debitur. Data
piutang tersebut dibukukan ke tiap kartu piutang setelah transaksi di jurnal dan
dikelompokan.
Contoh 1
Berikut adalah beberapa transaksi PT. Indira Jaya selama bulan September
2017
Menjual barang dagang kepada CV. Cempaka senilai Rp 400.000.000 (Faktur
1
No. 600)
Penjualan kredit barang dagang kepada Koperasi Kusuma sebesar Rp
3
80.000.000 (Faktur No. 612)
Penjualan kredit barang dagangan kepada PT. Kencana sebesar Rp
5
100.000.000 (Faktur No. 619)
Penerimaan kas pelunasan piutang Koperasi Kusuma sebesar Rp 80.000.000
8
(KBM 505)
10 Diterima pembayaran dari CV. Cempaka sebesar Rp 120.000.000 (BKM 513)
Penerimaan pelunasan piutang PT.Kencana sebesar Rp 100.000.000 (BKM
12
525)
Diterima pembayaran kedua dari CV.Cempaka senilai Rp 80.000.000 (BKM
16
533)
Penjualan kredit barang dagang kepada Koperasi Kusuma sebesar Rp
17
120.000.000 (Faktur No. 635)
Penjualan kredit barang dagang kepada PT.Kencana sebesar Rp 165.000.000
19
( Faktur No. 648)
Berikut adalah jurnal yang dibuat oleh PT.Indira Jaya, dengan menggunakan Metode
Langsung :
Tabel 3
Buku Jurnal
No.
Tanggal Akun Ref Debet Kredit
Bukti
Lanjutan
Lanjuran tabel 3
No.
Tanggal Akun Ref Debet Kredit
Bukti
2017 17 Faktur Piutang Dagang Rp120,000,000
September No.635 Penjualan Rp120,000,000
(Penjualan barang dagang kepada Koperasi
Kusuma )
Setelah membuat jurnal, langkah selanjutnya adalah membuat data mutasi piutang
berdasarkan kelompok debitur PT. Indira Jaya, seperti pada tabel 4 :
Tabel 4
Data Mutasi Piutang
Nama Pelanggan Jenis Transaksi Jumlah
KARTU PIUTANG
No. Rekening : 60 Lembar Ke :
Nama : CV. Cempaka Syarat : 2/10, n/30
Alamat : Jl. Sentosa Raya No. 101 Batas Kredit : Rp 500.000.000
Mutasi Saldo
Tanggal Keterangan Ref
Debet Kredit Debet Kredit
2017 1 Saldo - - 0 -
September 1 Faktur No.600 Rp400,000,000 - Rp400,000,000 -
KARTU PIUTANG
No. Rekening : 61 Lembar Ke :
Nama : Koperasi Kusuma Syarat : 2/10, n/30
Alamat : Jl. Raya Bogor, KM 58 Batas Kredit : Rp 300.000.000
Mutasi Saldo
Tanggal Keterangan Ref
Debet Kredit Debet Kredit
2017 1 Saldo - - 0 -
September 3 Faktur No.612 Rp80,000,000 - Rp80,000,000 -
8 BKM 505 - Rp80,000,000 - -
17 Faktur No.635 Rp120,000,000 - Rp120,000,000 -
20 Memo No.45 - Rp4,000,000 Rp116,000,000 -
Gambar 17
Kartu Piutang Koperasi Kusuma
KARTU PIUTANG
No. Rekening : 62 Lembar Ke :
Nama : PT. Kencana Syarat :
Alamat : Jl. Pejaten No.5B Batas Kredit : Rp 200.000.000
Mutasi Saldo
Tanggal Keterangan Ref
Debet Kredit Debet Kredit
2017 1 Saldo - - 0 -
September 5 Faktur No.619 Rp100,000,000 - Rp100,000,000 -
12 BKM 525 - Rp100,000,000 - -
19 Faktur No.648 Rp165,000,000 - Rp165,000,000 -
Gambar 18
Kartu Piutang PT. Kencana
Dengan ini kami sampaikan catatan mengenai kewajiban Saudara per 31 Juli 2017. Apabila
terdapat ketidaksesuaian antara saldo piutang kami dengan catatan saudara, mohon untuk segera
menghubungi kami.
Hormat
Demikian pemberitahuan dari kami. Atas kerja sama Saudara, kami sampaikan kami,
terima kasih.
Kemala
Gambar 19
Surat Konfirmasi Piutang
c. Piutang berasal dari penjualan kredit kepada beberapa debitur dan masing-
masing dalam jumlah besar.
d. Saldo piutang debitur sangat besar dari total seluruh piutang.
2. Konfirmasi Negatif
Jika menggunakan konfirmasi negative, Akuntan Publik akan mengirimkan
surat konfirmasi kepada debitur dan debitur harus memberikan balasan jika
tidak setuju dengan saldo yang tertera pada surat konfirmasi.
KARTU PIUTANG
No. Rekening : 61 Lembar Ke :
Nama : Koperasi Kusuma Syarat : 2/10, n/30
Alamat : Jl. Raya Bogor, KM 58 Batas Kredit : Rp 300.000.000
Mutasi Saldo
Tanggal Keterangan Ref
Debet Kredit Debet Kredit
2017 1 Saldo - - 0 -
September 3 Faktur No.612 Rp80,000,000 - Rp80,000,000 -
8 BKM 505 - Rp80,000,000 - -
17 Faktur No.635 Rp120,000,000 - Rp120,000,000 -
20 Memo No.45 - Rp4,000,000 Rp116,000,000 -
2017 1 Saldo - - - -
Oktober 15 Faktur No.702 Rp100,000,000 - Rp216,000,000 -
25 Faktur No.725 Rp55,000,000 - Rp271,000,000 -
30 BKM 611 - Rp116,000,000 Rp155,000,000 -
Gambar 20
Kartu Piutang PT. Kencana
Berdasarkan data mutasi tersebut, konfirmasi saldo piutang akhir bulan yang akan
dibuat dan akan dikirimkan kepada debitur hanya menyajikan saldo piutang pada akhir
bulan, dapat dilihat pada gambar 21.
Dengan hormat,
Menurut catatan kami, saldo piutang kami kepada Saudara pada tanggal 31 September 2017
adalah sebesar Rp. 116.000.000,00. Jika saldo tersebut tidak sesuai dengan catatan Saudara,
gunakan ruang di bawah untuk menjelaskan kepada kami mengenai perbedaan tersebut.
Atas perhatian Saudara, kami sampaikan terima kasih.
PT. Indira Jaya
seperti yang tercantum dalam pernyataan piutang ini, dengan alasan sebagai berikut.
Kami tidak setuju dengan saldo utang kami kepada Saudara per tanggal 31 September 2017
Gambar 21
Surat Konfirmasi Koperasi Kencana
Konfirmasi ini berbentuk satuan piutang yang dikirimkan kepada debitur. Isi
dari konfirmasi yang dikirimkan adalah sebagai berikut.
a. Saldo kewajiban pelanggan pada awal bulan.
b. Mutasi debet dan kredit selama sebulan bererta penjelasan rinci setiap
transaksi.
c. Saldo kewajiban debitur pada akhir bulan.
Bentuk konfirmasi satuan piutang dapat dilihat pada gambar 22.
Jika saldo tersebut tidak sesuai dengan catatan Saudara, gunakan ruang di bawah ini untuk menjelaskan
kepada kami mengenai perbedaan tersebut. Atas perhatian Saudara, kami sampaikan terima kasih.
PT.Indira Jaya
Kami tidak setuju dengan saldo utang kami kepada Saudara per tanggal 31 September 2017 seperti yang
tercantum dalam pernyataan piutang ini, dengan alasan sebagai berikut.
Gambar 22
Surat Konfirmasi Satuan Piutang
Bentuk konfirmasi faktur yang belum dilunasi dapat dilihat pada gambar 23.
Dengan hormat,
Kami memeberitahukan bahwa menurut catatan kami, faktur-faktur yang belum Saudara bayar
sampai tanggal 17 Oktober 2017 adalah sebagai berikut.
Faktur No.365, Cempaka Cemerlang, jatuh tempo 15 November 2017 sebesar Rp 20.000.000
Faktur No.477, Cempaka Cemerlang, jatuh tempo 20 November 2017 sebesar Rp 51.000.000
Faktur No.523, Cempaka Cemerlang, jatuh tempo 29 November 2017 sebesar Rp11.750.000
Jika saldo tersebut tidak sesuai dengan catatan Saudara, gunakan ruang di bawah ini untuk
menjelaskan kepada kami mengenai perbedaaan tersebut. Atas perhatian Saudara, kami sampaikan
terimakasih.
PT. Indira Jaya
Kami tidak setuju dengan saldo utang kami kepada Saudara per tanggal 17 Oktober 2017 seperti
yang tercantum dalam pernyataan piutang ini dengan alasan sebagai berikut.
Gambar 23
Konfirmasi Faktur yang Belum Dilunasi
Tabel 5
Mutasi Piutang
Nama Pelanggan Jenis Transaksi Jumlah
Berdasarkan data mutasi piutang tersebut, kita dapat menyusunnya ke dalam Kartu
Piutang masing-masing debitur,seperti pada gambar 24,25,26 berikut :
KARTU PIUTANG
No. Rekening : 60 Lembar Ke :
Nama : CV. Cempaka Syarat : 2/10, n/30
Alamat : Jl. Sentosa Raya No. 101 Batas Kredit : Rp 500.000.000
Mutasi Saldo
Tanggal Keterangan Ref
Debet Kredit Debet Kredit
2017 1 Saldo - - 0 -
September 1 Faktur No.600 Rp400,000,000 - Rp400,000,000 -
10 BKM 513 - Rp120,000,000 Rp280,000,000 -
16 BKM 533 - Rp80,000,000 Rp200,000,000 -
22 BM No. 11 - Rp200,000,000 - -
28 BM No. 12 Rp200,000,000 - Rp200,000,000 -
30 BKN 530 - Rp200,000,000 - -
Gambar 24
Kartu Piutang CV.Cempaka
KARTU PIUTANG
No. Rekening : 61 Lembar Ke :
Nama : Koperasi Kusuma Syarat : 2/10, n/30
Alamat : Jl. Raya Bogor, KM 58 Batas Kredit : Rp 300.000.000
Mutasi Saldo
Tanggal Keterangan Ref
Debet Kredit Debet Kredit
2017 1 Saldo - - 0 -
September 3 Faktur No.612 Rp80,000,000 - Rp80,000,000 -
8 BKM 505 - Rp80,000,000 - -
17 Faktur No.635 Rp120,000,000 - Rp120,000,000 -
20 Memo No.45 - Rp4,000,000 Rp116,000,000 -
Gambar 25
Kartu Piutang Koperasi Kusuma
KARTU PIUTANG
No. Rekening : 62 Lembar Ke :
Nama : PT. Kencana Syarat :
Alamat : Jl. Pejaten No.5B Batas Kredit : Rp 200.000.000
Mutasi Saldo
Tanggal Keterangan Ref
Debet Kredit Debet Kredit
2017 1 Saldo - - 0 -
September 5 Faktur No.619 Rp100,000,000 - Rp100,000,000 -
12 BKM 525 - Rp100,000,000 - -
19 Faktur No.648 Rp165,000,000 - Rp165,000,000 -
Gambar 26
Kartu Piutang PT. Kencana
Setelah membuat kartu piutang, langkah berikutnya adalah membuat dan menyusun
Laporan Rekapitulasi Piutang seperti pada gambar 27.
Gambar 27
Konfirmasi Faktur yang Belum Dilunasi
SOAL LATIHAN
Kasus
PT. Delta, sebuah perusahaan pemasok alat-alat konstruksi, menggunakan metode
penyisihan untuk piutang tak tertagih. Transaksi-transaksi yang dilakukan PT. Delta
adalah sebagai berikut :
Feb 1 Menjual barang secara kredit kepada PT. Anya sebesar Rp 8.000.000. harga
pokok penjualan sebesar Rp 4.500.000.
Mar 15 Menerima wesel tagih 60 hari, bunga 12 % per tahun sebesar Rp 8.000.000
dari PT. Anya atas penjualan secara kredit.
Apr 9 Menghapus piutang dari PT. Dorres sebesar Rp 2.500.000 yang dianggap
tak tertagih
21 Meminjamkan uang kepada Jamila sebesar Rp 7.500.000, dan menerima
wesel tagih 9 hari, bunga 14 % per tahun.
Mei 14 Menerima pendapatan bunga jatuh tempo dari PT. Anya dan menerima
perpanjangan wesel tagih 90 hari, bunga 14 % per tahun (Catat ke dua debit
dan kredit ke akun wesel tagih).
Juni 13 Mencatat kembali piutang PT. Dorres yang telah dihapus pada tanggal 9
April, dan menerima kas atas pembayaran piutang tersebut sebesar Rp
2.500.000.
Juli 20 Jamilah tidak dapat menepati untuk membayar wesel tagih.
Agt 12 Menerima pembayaran wesel tagih yang tidak ditepati, ditambah bunga
keterlambatan 30 hari pada tingkat 15% per tahun, dihitung berdasarkan
nilai jatuh tempo wesel tagih.
Des 16 Menerima wesel tagih 60 hari, 12 % per tahun sebesar Rp 12000.000 dari
PT. Guntur atas pembelian secara kredit.
31 Diestimasi bahwa 3% dari penjualan kredit per 31 Desember sebesar Rp
1.375.000, dianggap tak tertagih.
Instruksi :
1. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi di atas.
5. Ketika wesel tagih gagal bayar, berapakahj umlah yang akan didebit ke
Piutang?
a. Nilai nominal wesel tagih
b. Nilai nominal wesel tagih
c. Nilai nominal wesel tagih dikurangi akruan bunga
d. Nilai wesel tagihan ditambah akruan bunga
Soal Diskusi
1. Apakah tiga penggolongan untuk piutang?
2. Jenis transaksi apakah yang menimbulkan piutang usaha?
3. Dalam bagian apakah di neraca, wesel tagih harus disebutkan jika jangka
waktunya (a) 120 hari, (b) enam tahun?
4. Berikan dua contoh piutang lainnya.
5. Wilson’s Hardware adalah toko peralatan besi kecil di pinggiran daerah
Struggle ville yang jarang memberikan kredit kepada pelanggan dalam bentuk
piutang. Hanya sedikit pelanggan yang merupakan penghuni Strugg leville
yang sudah lama, dan memiliki sejarah bertransaksi di took Wilson yang di
perbolehkan mendapat fasilitas piutang. Metode akuntansi di toko Wilson yang
manakah yang harus di gunakan oleh toko Wilson? Mengapa?
6. Dari dua metode akuntansi untuk piutang tak tertagih, metode apakah yang
terlebih dahulu mengakui terjadinya beban?
7. Jenis akun apakah (asset, kewajiban, dll.) Penyisihan Piutang Tak Tertagih,
dan apakah saldo normalnya debit atau kredit?
8. Setelah akun-akun disesuaikan dan ditutup pada akhir tahun fiscal, akun
Piutang Usaha memiliki saldo sebesar Rp 783.150.000 dan Penyisihan Piutang
Tak Tertagih memiliki saldo sebesar Rp 41.694.000. Jelaskan bagaimana
piutang usaha dan penyisihan piutang tak tertagih dilaporkan di neraca?
9. Secara konsisten, sebuah perusahaan menyesuaikan akun penyisihan piutang
tak tertagih pada akhir tahun fiskalnya dengan menambah presentase tetap dari
penjualan kredit bersih periode tersebut. Setelah lima tahun, saldo Penyisihan
Piutang Usaha. Berikan dua penjelasn yang memungkinkan.
10. Untuk perusahaan, apakah keuntungan wesel tagih dibanding dengan piutang
usaha?
11. PT Yusja mengeluarkan wesel tagihan ke PT Dewi. (a) siapakah pihak yang
akan menerima pembayaraan (payee) ? Apakah nama akun yang digunakan
PT Dewi untuk mencatat wesel tagih?
12. Jika wesel tagih memiliki pembayaraan pokok sebesar Rp 75.000.000 dant
ingkat bunga *% pertahun, apakah bunga yang dibayarkan menjadi Rp
6.000.000? j elaskan.
13. Pembuatan wesel tagih sebesarRp 6.000.000, 120 hari dan bunga 1% per tahun
gagal membayar pada tanggal jatuh tempo 30 April. Akun apakah yang harus
didebit dan dikredit oleh penerima pembayaran untuk mencatat wesel tagih
yang gagal bayar?
14. Wesel tagih yang tidak ditepati pada soal No. 14 di atas di bayar tanggal 30
Mei oleh pembuat wesel, ditambah bunga keterlambatan 30 hari sebesar 9%.
Ayat jurnal apakah yang harus dibuat untuk mencatat penerimaan
pembayaran?
15. Di bagian apakah, piutang usaha harus dilaporkan di neraca?
JAWABAN
Soal Kasus
13 Kas 2.500.000
Piutang Usaha- PT Dorres 2.500.000
Pilihan Berganda
1. B
2. B
3. C
4. C
5. B
Nama :
Kelas :
Tanggal :
Kasus
Pilihan Berganda
No A B C D
1
2
3
4
5
DAFTAR PUSTAKA
1. Reeve. James. M, Warren. Carl S, Duchak. Jonathan E.2009. “Principle Of
Accounting- Indonesia Adaptation”. Salemba Empat. Jakarta.
2. Slamet Raharjo.2008. “mengelola Kartu Piutang”. Erlangga. Jakarta
Objektif
1. Mempersiapkan pengelolaan kartu persediaan
2. Mengidentifikasi data mutasi persediaan
3. Membukukan mutasi persediaan ke kartu persediaan
4. Membuat laporan persediaan
5. Membukukan selisih persediaan
ada digudang. Jika ada perbedaan perlu dibuat penyesuaian (Adjusment). Oleh
karena itu verifikasi data persediaan dapat dilakukan dengan cara :
a Melakukan perhitungan fisik (stock opname) setiap kali akan membuat
laporan keuangan
b Perhitungan fisik dilakukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab
terhadap pengelolaan stock barang.
c Perhitungan harus dilakukan dengan saksama, misalnya dengan memastikan
jumlah dari barang yang ada di dalam kardus, isinya sesuai dengan
spesifikasi, jika perlu dilakukan penimbangan barang, petugas wajib
melakukannya.
d Membuat rekapitulasi, dan disetujui oleh tim independen.
Jurnal :
04/01 Piutang Usaha 21.000.000
Penjualan 21.000.000
(Perhitungan : 700 unit x Harga Jual 30.000 per unit)
Beban Pokok Penjualan 14.000.000
Persediaan 14.000.000
10/01 Persediaan 11.200.000
Jurnal :
04/01 Piutang Usaha 21.000.000
Penjualan 21.000.000
(Perhitungan : 700 unit x Harga Jual 30.000 per unit)
Beban Pokok Penjualan 14.000.000
Persediaan 14.000.000
10/01 Persediaan 11.200.000
Utang Usaha 11.200.000
22/01 Piutang Usaha 10.800.000
Penjualan 10.800.000
(Perhitungan : 360 unit terjual x Harga Jual 30.000 per unit)
Beban Pokok Penjualan 8.064.000
Persediaan 8.064.000
28/01 Piutang usaha 7.200.000
Penjualan 7.200.000
(Perhitungan : 240 unit terjual x Harga Jual 30.000 per unit)
Beban Pokok Penjualan 5.136.000
Persediaan 5.136.000
Jurnal :
04/01 Piutang Usaha 21.000.000
Penjualan 21.000.000
(Perhitungan : 700 unit x Harga Jual 30.000 per unit)
Beban Pokok Penjualan 14.000.000
Persediaan 14.000.000
10/01 Persediaan 11.200.000
Utang Usaha 11.200.000
22/01 Piutang Usaha 10.800.000
Penjualan 10.800.000
(Perhitungan : 360 unit terjual x Harga Jual 30.000 per unit)
Beban Pokok Penjualan 7.740.000
Persediaan 7.740.000
28/01 Piutang usaha 7.200.000
Penjualan 7.200.000
(Perhitungan : 240 unit terjual x Harga Jual 30.000 per unit)
Beban Pokok Penjualan 5.160.000
Persediaan 5.160.000
30/01 Persediaan 13.980.000
Utang usaha 13.980.000
Dengan menggunakan contoh sistem persediaan perpetual dan
penjualan sebesar Rp 39.000.000 (1.300 unit × Rp30.000), ‐perbedaan ini
diilustrasikan sebagai berikut :
Rugi xxx
6. Soal Latihan
c. Persediaan xxx
d. Pembelian xxx
a. FIFO
b. LIFO
c. Perpetual
d. Rata-rata
6. Cara Memverifikasi data persediaan dapat dilakukan dengan cara dibawah
ini, kecuali...
a. Melakukan perhitungan fisik
b. Membuat rekapitulasi
c. Melakukan perhitungan fisik oleh orang yang tidak bertanggungjawab
terhadap pengelolaan barang
d. Mengeluarkan barang dari gudang sesuai dengan permintaan barang dari
toko
7. Metode pencatatan persediaan barang dagang ada dua macam, yaitu …
a. Metode special identification & general identification.
b. Metode periodical system & perpetual system.
c. Metode Low price & price market.
d. Metode Specific identification & general identification
8. Dalam metode perpetual, pencatatan persediaan barang dagang dilakukan
setiap...
a. Awal Periode.
b. Ada pembelian barang dagang.
c. Ada penjualan barang dagang.
d. Akhir periode.
9. Pencatatan persediaan dengan metode fisik berdasarkan atas ...
a. Harga pokok barang yang dijual.
b. Nilai penjualan bersih
c. Nilai pembelian bersih
d. Nilai stock opname
10. Dalam metode fisik, pencatatan pada akun persediaan barang dagang dilakukan
setiap …
a. Awal periode akuntansi.
b. Ada pembelian barang dagang.
c. Ada penjualan barang dagang.
d. Terjadi mutasi persediaan barang dagang.
7. Sudi Kasus
Persediaan awal dan pembelian selama tahun berjalan dan berakhir pada 31
Desember 2015 dari perusahaan Perkasa adalah sebagai berikut :
Daftar Pustaka
Mulyadi. 2001. Sistim Akuntansi. Edisi ke 3. Jakarta : Salemba
Carl s. Warren, James M. Reeve, Jonathan E.Duchac, Novrys Suhardianto, Devi
Sulistyo Kalanjati, Amir Abadi Jusuf, Chaerul D. Djakman. 2017.
Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia. Edisi 25. Jakarta : Salemba Empat
Windy atmawardani rachman. Akuntansi Persediaan. Modul Akuntansi Dasar 2
Arif Gunarto. Modul Mengelola Persediaan Barang Dagang
https://arifgunarto.files.wordpress.com
Objektif
4.1 Mempersiapkan Pengelolaan Administrasi Dana Kas Kecil
4.2 Menghitung Mutasi Dana Kas Kecil
4.3 Membukukan Mutasi Dana Kas Kecil
4.4 Menyusun Berita Acara Perhitungan Fisik Dana Kas Kecil
4.5 Membukukan Selisih Dana Kas Kecil
Dana kas kecil dibentuk pertama kali dengan memperkirakan jumlah kas yang
diperlukan untuk membayar pengeluaran selama periode akuntansi tertentu, misalnya
selama satu minggu, dua minggu, atau satu bulan. Tahap selanjutnya, setelah persetujuan
diberikan, cek ditulis dan diuangkan sebesar jumlah yang telah disetujui. Uang dari cek
tersebut, selanjutnya diserahkan kepada kepada karyawan yang berhak untuk
mengeluarkan uang dari dana kas kecil tersebut. Untuk tujuan pengendalian, perusahaan
harus menetapkan batasan jumlah maksimum pembayaran dan jenis pembayaran yang
dapat menggunakan dana kas kecil tersebut. Setiap kali uang dibayarkan dari kas kecil,
karyawan harus mencatat rincian pembayaran dalam formulir penerimaan kas kecil.
Dana kas kecil biasanya diisi kembali pada jarak periodik atau saat dana habis atau
mencapai jumlah minimum. Kasir kas kecil biasanya akan meminta pengisian kembali kas
kecilnya sebesar jumlah yang sudah dibayarkan dari kas kecil. Dengan cara ini, jumlah kas
kecil akan kembali seperti semula. Pada waktu pengisian kembali, kasir kas kecil akan
menyerahkan bukti-bukti pengeluaran dan menerima cek sebesar pengeluaran yang sudah
dibayar.
Kasir kas kecil bertanggung jawab atas uang yang diserahkan kepadanya. Apabila
sebagian dari kas kecil sudah digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran, maka
bukti pengeluaran harus disimpan bersama dengan sisa uang yang ada dalam peti kas
(cash box). Untuk menjaga agar dana kas kecil bisa memenuhi tujuannya, maka kas kecil
tidak diperbolehkan untuk sebagai penukaran atau peminjaman uang para pegawai.
Apabila diperbolehkan, maka kas kecil akan berubah fungsinya, yaitu sebagai tempat
meminjam uang. Untuk mengetahui sisa uang yang ada dalam kas kecil, kasir kas kecil
bias membuat catatan kas kecil. Tetapi perlu diketahui, bahwa catatan kasir kas kecil tadi
bukanlah jurnal, tetapi merupakan catatan intern untuk kasir kas kecil. Yang membuat
jurnal adalah bagian akuntansi.
Kas menurut pengertian akuntansi adalah alat pertukaran yang dapat diterima
untuk pelunasan utang, dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan
jumlah sebesar nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat-tempat lain yang
dapat diambil sewaktu-waktu. Kas dapat berupa uang tunai dalam bentuk uang kertas
dan uang logam, cek yang belum disetorkan, wesel bayar, dan berbagai simpanan uang
di bank.
1. Uang Tunai (uang kertas dan uang logam) merupakan alat pembayaran yang
sah.
2. Cek adalah surat perintah yang dibuat oleh pihak yang mempunyai simpanan
di bank, agar bank tersebut membayar sejumlah uang tertentu kepada pihak /
orang yang namanya tertera di dalam cek atau si pembawa cek
3. Cashier’s Check adalah cek yang dibuat oleh suatu bank, yang merupakan
surat perintah bayar dari bank kepada bank itu sendiri.
4. Traveler’s Check adalah cek perjalanan yang dikeluarkan oleh sebuah bank
untuk kepentingan orang-orang yang bepergian dan digunakan untuk
melakukan pembayaran-pembayaran
5. Simpanan di Bank.
6. Postal Money Order adalah sejenis wesel pos yang setiap waktu dapat
diuangkan di kantor pos.
7. Money Order adalah surat perintah bayar yang setiap waktu dapat ditukarkan
dengan uang oleh yang disebutkan dalam surat tersebut.
Jadi kesimpulannya yang termasuk komposisi kas adalah semua elemen yang dapat
diterima bank sebagai setoran sebesar nilai nominalnya setiap saat. Adapun yang tidak
termasuk kas adalah.
1. Deposito berjangka, karena tidak dapat diuangkan setiap saat, tetapi baru bisa
diuangkan apabila sudah tiba saat jatuh temponya.
2. Cek kosong, karena cek yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak dapat
diuangkan ke bank, berhubung dananya di bank sudah habis.
3. Cek mundur, cek ini tidak bisa diuangkan setiap saat, sebab waktu jatuh
temponya masih beberapa waktu yang akan datang.
5. Overdraft bank terjadi apabila suatu cek ditulis dalam jumlah yang melebihi
saldo rekening giro perusahaan, di bank tetapi bank tetap membayarnya,
sehingga hal ini dilaporkan dalam kelompok utang lancar.
1. Kuitansi
Kuitansi yaitu surat bukti adanya penerimaan uang atau pembayaran. Kuitansi
ditandatangani oleh pihak yang menerima uang. Kuitansi pada umumnya
mempunyai dua sisi, yaitu sisi kanan dan sisi kiri. Sisi kanan diberikan kepada
orang yang melakukan pembayaran, sedangkan sisi kiri disimpan sebagai arsip
bagi yang menerima pembayaran.
Keterangan:
a. No., nomor kuitansi biasanya diisi dengan nomor urut dibuatnya kuitansi.
b. Sudah terima dari, diisi dengan nama orang/perusahaan sebagai pihak yang
menyerahkan uang.
c. Banyaknya uang, diisi dengan banyaknya uang yang diserahkan dan ditulis
dalam bentuk huruf.
d. Untuk pembayaran, diisi dengan uraian tentang transaksi untuk apa uang yang
diserahkan.
e. Kota dan tanggal, diisi dengan tempat dan waktu terjadinya transaksi.
f. Penanggung jawab, diisi dengan nama perusahaan dan orang yang menerima
uang, disertai tanda tangan, cap/stempel perusahaan dan meterai (dalam jumlah
tertentu kuitansi harus diberi meterai)
2. Cek
Cek adalah perintah tertulis pemegang rekening kepada bank yang ditunjuknya
agar membayar sejumlah uang. Jadi cek merupakan surat perintah yang dibuat
oleh pihak yang mempunyai simpanan di bank, agar bank tersebut membayar
sejumlah uang tertentu kepada pihak/orang yang namanya tertera di dalam cek
tersebut atau orang yang membawa cek.
3. Faktur
Faktur ialah surat bukti terjadinya transaksi pembelian atau penjualan secara
Toko Warna
kredit. Yang membuat faktur yaitu penjual yang diserahkan kepada pembeli
Jln. Wisata No. 45 Bandung
Telp. (022)
bersamaan dengan barang yang650655 Faks. (022)
dijual. 650656 dibuat rangkap tiga, untuk
Biasanya
Dijual Kepada:
pembeli, Tanggal
untuk penjual dan untuk arsip. : 4 Januari 2017
Athar Yusuf Nomor Faktur : 456/I/17
Jln. Permata Puri No.5 Syarat Pengiriman :—
Bandung Syarat Pembayaran: n/30
No. Nama Barang Banyaknya Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1. Kertas HVS A4 2 rim 40.000 80.000
2. Buku Besar 5 buah 15.000 75.000
3. Pulpen Faster C. 60 2 pak 20.000 40.000
Total 195.000
Dengan Huruf: Seratus Sembilan puluh lima ribu rupiah
Hormat kami,
Yang menerima Toko Warna
Athar Arbila
Keterangan:
a. Toko Warna disebut Kepala Faktur, yaitu nama dan alamat perusahaan
penjual.
b. Tanggal, diisi dengan waktu terjadinya transaksi.
c. Nomor faktur, diisi dengan nomor urut faktur yang telah diterbitkan
penjual.
d. Syarat pengiriman, diisi tentang mekanisme biaya pengapalan dan biaya
lain yang terkait dengan pengangkutan barang dagangan.
e. Syarat pembayaran, diisi batas waktu pembayaran, n/30 artinya batas waktu
untuk melakukan pembayaran adalah 30 hari setelah tanggal faktur.
f. Dijual Kepada, diisi dengan nama dan alamat pembeli.
g. Kolom No., diisi nomor urut barang yang dibeli.
h. Kolom Nama Barang, diisi dengan jenis, maupun spesifikasi barang yang
dibeli.
i. Kolom Banyaknya, diisi dengan jumlah barang yang dibeli.
j. Kolom Harga Satuan, diisi dengan harga per satuan barang yang dibeli.
k. Kolom Jumlah, diisi dengan harga satuan dikali banyaknya barang yang
dibeli.
l. Kolom Jumlah dijumlah seluruhnya, sehingga harga tersebut menjadi harga
yang harus dibayar oleh pihak pembeli (total).
m. Nama dan tanda tangan pihak penjual turut tercantum.
n. Nama dan tanda tangan pihak pembeli bahwa barang sudah diserahkan.
4. Nota
a. Nota kontan
Bukti transaksi terjadinya pembelian secara tunai yaitu denag nota kontan,
dibuat oleh penjual untuk pembeli. Biasanya dibuat rangkap dua, lembar
yang asli untuk pembeli sedangkan salinannya untuk penjual sebagai arsip.
Nota kontan berisi tentang:
1) Nama barang,
2) Banyak barang,
3) Harga satuan,
4) Jumlah, harga satuan dikali banyaknya barang yang dibeli,
5) Jumlah harga seluruhnya (total).
Berikut ini contoh dari nota kontan.
Kepada:
PT. Wiratama Unggul
Jln. Jend. Sudirman Kav.10
Jakarta Selatan
NOTA KONTAN
No. Nama Barang Banyaknya Harga satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1. Kertas HVS A4 paper one 4 rim 40.000 160.000
2. Kertas double folio Kiky 4 rim 35.000 140.000
3. Ballpoint Faster 5 lusin 30.000 150.000
4. Pensil 2B Faber Castell 5 lusin 25.000 125.000
5. Buku besar AA 10 buah 15.000 150.000
6. Stabilo Kenko 12 buah 6.000 72.000
Total 797.000
Barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan atau ditukar.
Terima aksih atas kunjungan Anda di took kami.
Hormat Kami,
Kathlia Putri
Kathlia Putri
Keterangan:
Cara pengisian nota kontan tidak berbeda jauh seperti pengisian faktur, hanya
bedanya pada nota kontan cukup ditandatangani penjual sajaapabila barang sudah
dibayar. Sedangkan pada faktur, harus ada tanda tangan pembeli sebagai tanda bahwa
barang sudah diterima, karena pembelian dilakukan secara kredit, atau pembayaran
dilakukan kemudian.
Nota debet dan nota kredit merupakan bukti transaksi transaksi untuk
pengembalian barang karena barang rusak maupun tidak sesuai pesanan.
Nota debet dibuat oleh pembeli karena barang yang dibeli tidak sesuai
pesanan dan sebagai bukti adanya pengurangan utang usaha. Nota kredit
dibuat oleh penjual yang menerima barang kembali dan sebagai bukti
adanya pengurangan piutang usaha.
Kepada:
Toko Mentari
Jln. Menteng No. 5
Tangerang
Dikirim kembali lima buah tas ransel karena tidak sesuai dengan pesanan seharga Rp. 750.000,00 dan
rekening ini telah didebet.
Hormat kami,
PutraS
Putra Santoso
Kepada:
PD. Bakti Jaya
Jln. Nyiur No. 11
Depok Timur
Diterima kembali lima buah tas ransel karena tidak sesuai dengan pesanan seharga Rp. 750.000,00 dan
rekening ini telah dikredit.
Hormat kami,
Wahyu
Wahyu Prakoso
Bukti kas masuk dilakukan jika transaksi yang dibuat oleh pemegang dana kas
kecil telah menerima sejumlah uang untuk keperluan kas kecil, biasanya untuk
pengisian kas kecil. Biasanya bukti penerimaan kas kecil juga dilampirkan foto
kopi cek apabila pemberian dana kas kecil menggunakan cek.
Rp. 10.000.000,00
Depok, 14 Februari 2017
Disetujui oleh, Dibayar oleh, Diterima oleh,
Handika Salsabila Arbilla
Keterangan:
Rp. 500.000,00
Depok, 15 Februari 2017
Disetujui oleh, Dibayar oleh, Diterima oleh,
Handika Salsabila Arbilla
Keterangan:
Cara pengisian Bukti Kas Keluar hampir sama dengan Bukti Kas
masuk, yang perlu diperhatikan adalah siapa yang menyerahkan uang,
menerima uang, jumlah uang, dan untuk keperluan apa uang tersebut
dikeluarkan.
Total
Keterangan:
a. Dana untuk Bagian, diisi dengan nama unit kerja dimana pemegang kas kecil
menjadi bagian dari unit tersebut, seperti bagian kepegawaian.
b. Periode kas kecil, diisi dengan periode waktu penggunaan kas kecil, yaitu
rentang tanggal periode kas kecil. Misalnya, mulai dari tanggal 2 April s/d 30
April 2016.
c. Dana tetap kas kecil, diisi dengan jumlah pengisian dana tetap kas kecil.
d. Saldo, diisi dengan jumlah saldo setelah melakukan berbagai pembayaran.
e. Keterangan, diisi dengan uraian penggunaan atau pengeluaran dana.
f. Jumlah, diisi dengan besarnya jumlah uang yang dikeluarkan sesuai dengan
penggunaannya.
g. Total, diisi dengan jumlah keseluruhan yang akan diajukan untuk pengisian
dana kas kecil.
h. Disetujui oleh, diisi dengan nama dan tanda tangan atasan/pimpinan dari
pemegang kas kecil dan tanggal persetujuannnya.
i. Dibuat oleh, diisi dengan nama dan tanda tangan dari bagian admin kantor
atau sekretaris selaku pemegang kas kecil berikut dengan informasi mengenai
tanggal pengajuan dibuat.
Berikut ini adalah prosedur yang dapat dilakukan seorang administrasi kantor dalam
penanganan kas kecil, yaitu:
1. Staf administrasi kantor membuat permohonan pengisian dana kas kecil
dengan mengisi formulir pengajuan dana kas kecil kepada bagian keuangan
atau bendahara perusahaan dengan ikut serta melampirkan pembukuan kas
kecil bulan sebelumnya yang telah disetujui oleh pimpinan.
2. Selanjutnya, jika permohonan disetujui, administrasi kantor menerima dana
pengisian kas kecil dari bendahara perusahaan berupa uang tunai atau cek.
3. Staf administrasi kantor mencatat penerimaan dana tersebut ke dalam bukti kas
masuk, ditandatangani oleh administrasi kantor, dan kasir/bendahara serta
diketahui atau disetujui oleh pimpinan dari staf administrasi kantor tersebut,
dengan melampirkan fotokopi cek (bila menggunakan cek). Berilah nomor
bukti kas masuk secara urut berdasarkan tanggal.
4. Mencatat pemasukan kas ke dalam buku kas.
5. Uang disimpan dalam tempat yang aman. Ditaruh dalam peti uang khusus yang
berukuran kecil (kotak kas kecil atau cash box), kemudian disimpan dalam
lemari yang terkunci.
6. Bukti kas masuk disimpan dalam ordner (map besar untuk menyimpan surat-
surat).
7. Staf administrasi kantor dapat mengeluarkan dana kas kecil sesuai keperluan.
Staf administrasi kantor harus mampu mengelola dan mencatat penggunaan
kas kecil sebaik-baiknya. Segala pengeluaran harus ada bukti-bukti
pengeluaran yang dapat dipertanggungjawabkan serta sah menurut hukum.
8. Setiap terjadi pengeluaran, staf administrasi kantor harus mencatat pengeluaran
tersebut ke dalam bukti kas keluar dengan bukti transaksi penggunaan uang
seperti nota, faktur, dan kuitansi. Berilah nomor secara urut berdasarkan
tanggal.
9. Minta tanda tangan pimpinan pada bukti kas keluar.
10. Catat dan masukkan data bukti kas keluar ke dalam buku kas sesuai dengan
sistem pencatatan yang digunakan.
11. Simpan semua dokumen pengeluaran dalam ordner.
12. Buat laporan pertanggungjawaban penggunaan kas kecil, dilengkapi dengan
bukti-bukti transaksinya. Laporan ini harus mendapatkan persetujuan pimpinan
yang selanjutnya akan dilaporkan ke bagian keuangan, untuk mendapatkan
kembali pengisian dana kas kecil periode akuntansi berikutnya, transaksi akan
terjadi seterusnya seperti demikian.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan, ada beberapa perlengkapan dan peralatan
administrasi yang perlu dipersiapkan dalam mengelola kas kecil, yaitu sebagai berikut:
1. Formulir bukti kas masuk
2. Formulir bukti kas keluar
3. Formulir pengajuan dana kas kecil
4. Berbagai macam bukti transaksi
5. Peti uang
6. Ordner
7. Buku kas
8. Alat tulis
9. Komputer
10. Printer
11. Perforator
12. Stapler
13. Tab/Guide
Untuk membuat laporan penggunaan dana kas kecil, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, yaitu mengenai mutasi dana kas kecil, metode pembukuan dana
kas kecil yang dipakai, selisih dana kas kecil, pemeriksaan fisik kas (Cash Opname),
dan sistem voucher.
Mutasi dana adalah akibat dari adanya penerimaan dan pengeluaran dana. Dana kas
kecil diperoleh dari kas umum perusahaan dan diserahkan kepada bagian-bagian atau
unit kerja yang dikelola oleh seorang administrasi kantor. Mutasi dana kas kecil terjadi
Penggunaan dan Pengeluaran Dana Kas Kecil adalah pembayaran yang dilakukan
dengan menggunakan dana kas kecil untuk pengeluaran-pengeluaran yang relatif
kecil dan sifatnya mendadak sesuai dengan kebutuhan dari pimpinan atau kegiatan
operasional pada suatu unit kerja. Dokumen transaksinya, antara lain:
a. Bukti pengeluaran kas kecil (bukti kas keluar)
b. Bukti penggunaan dana yang dibuat pihak luar perusahaan, seperti nota kontan,
kuitansi, faktur, dan sebagainya.
Setiap melakukan suatu transaksi yang dapat mempengaruhi posisi saldo dari kas
kecil, administrasi kantor harus mencatatnya ke dalam buku kas, baik mutasi masuk
maupun keluar. Contoh bukti kas masuk :
UD Sinar Jaya Nomor : KM-02/SJ/III/16
Depok
BUKTI KAS MASUK
Diterima dari : Salsabila Cahyawati (Bendahara)
Uang sejumlah : Dua belas juta rupiah
Untuk keperluan : Pengisian kembali kas kecil
Rp. 12.000.000,00
Depok, 03 Maret 2016
Disetujui oleh, Dibayar oleh, Diterima oleh,
Handika Salsabila Arbilla
Contoh 1:
Tanggal 3 Maret 2016, menerima pengisian kas kecil dari bendahara sebesar Rp.
12.000.000. Transaksi ini dicatat ke dalam bukti kas masuk dan dilampiri dengan cek
yang telah dicairkan ke bank, jika pengisian dilakukann dengan menggunakan cek.
Bukti dokumen pencatatannya adalah sebagai berikut:
Bukti kas masuk tersebut dilampiri cek (jika dana diberikan dalam bentuk cek).
Selanjutnya, pada bukti kas masuk dicatat ke dalam buku kas.
Contoh 2:
Tanggal 8 Maret 2016, dikeluarkan dana kas kecil sebesar Rp. 150.000 untuk
membayar pembelian kue basah untuk tamu. Transaksi tersebut, oleh staf administrasi
kantor akan dicatat pada bukti kas keluar, dan dilampiri dengan bukti pembelian dari
toko Roti dan kue. Bukti dokumen pencatatannya adalah sebagai berikut.
Rp. 150.000,00
Depok, 08 Maret 2016
Disetujui oleh, Dibayar oleh, Diterima oleh,
Handika Salsabila ismayanti
Bukti kas keluar dilampiri Nota Kontan dari Toko Rori dan Kue, dengan bentuk nota
kontan sebagai berikut:
Kepada:
UD. Gundar
Jln. Jend. Sudirman Kav.10
Jakarta Selatan
NOTA KONTAN
No. Nama Barang Banyaknya Harga satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1. Kue Pukis 5 4.000 20.000
2. Kue Cara Bikang 5 6.000 30.000
3. Bolu Marmer 10 8.000 80.000
4. Lemper Ayam 5 4000 20.000
Total 150.000
Barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan atau ditukar.
Terima kasih atas kunjungan Anda di toko kami.
Hormat Kami,
Kathlia Putri
Kathlia Putri
Contoh 3:
Tanggal 12 Maret 2016 dikeluarkan dana kas kecil untuk biaya mengikuti kegiatan
Workshop mengenai Era Keterbukaan Informasi Keuangan Pada Perusahaan, yang
diikuti oleh Ibu Melati. Biaya dibayarkan melalui transfer ke bank sebesar Rp.
250.000, -. Transaksi tersebut akan dicatat ke dalam bukti kas keluar, dengan dilampiri
pula bukti transfer dari bank. Bukti dokumen pencatatannya adalah seperti berikut:
Universitas Gunadarma
Rp. 250.000,00 Halaman | 123
Depok, 12 Maret 2016
Disetujui oleh, Dibayar oleh, Diterima oleh,
Modul Teknisi Akuntansi Muda 2017
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kas kecil, agar proses
pengelolaan dapat berjalan dengan baik adalah:
1. Pemegang dana kas kecil, dalam hal ini bisa staf administrasi kantor, dalam
mengelola dana kas kecil harus mendapatkan persetujuan dari atasan atau
pimpinan.
2. Setiap bukti pengeluaran kas kecil harus disimpan bersamaan dengan sisa uang
dana kas kecil yang ada pada peti kas (Cash Box), hal ini dimaksudkan, agar
apabila ada pemeriksaan, pemegang dana kas kecil dapat membuktikan dan
menunjukkan bahwa uang yang tersisa ditambah dengan seluruh jumlah
pengeluaran yang tercantum dalam bukti pengeluaran harus berjumlah sama
dengan jumlah keseluruhan uang yang dikelolanya.
3. Bukti pengeluaran kas kecil harus ditandatangani oleh pemegang kas kecil,
yaitu staf administrasi kantor atau pimpinan.
4. Kas kecil tidak boleh diberikan sebagai pinjaman kepada pegawai/karyawan
perusahaan.
5. Kas kecil tidak dapat digunakan sebagai alat tukar menukar uang.
6. Bukti-bukti pembayaran, seperti kuitansi, faktur, atau bukti-bukti pendukung
lain wajib dilampirkan pada bukti kas keluar.
Ada dua metode pencatatan yang digunakan dalam mencatat kas kecil,
yaitu metode sistem dana tetap (Imprest Fund System) dan sistem dana
berfluktuasi (Fluctuation Fund System)
Sistem imprest kas kecil adalah mekanisme kas kecil dimana dana
dipertahankan tetap. Pada awalnya dibentuk dana kas kecil dalam jumlah
tertentu. Setiap ada pengeluaran akan dibuat bukti pengeluaran tetapi tidak
dibuat jurnal. Jika jumlah kas kecil akan habis, maka akan dilakukan
penggantian sejumlah dana yang telah dipakai. Pada saat penggantian
akan dibuat jurnal terkait dengan pengeluaran tersebut dan mengurangi
kas perusahaan. Setelah penggantian saldo dana kas kecil akan kembali
sejumlah yang ditetapkan.
Metode Sistem Dana Tetap (Imprest Fund System) adalah metode
pencatatan dana kas kecil, dimana jumlah dana kas kecil selalu tetap, sampai
pada setiap pembukaan buku kas baru. Dana kas kecil diisi dari bagian
keuangan sebesar jumlah tertentu untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
yang telah dikeluarkan. Apabila dana kas kecil habis sebelum akhir periode
maka akan dilakukan pengisian kembali dana kas kecil. Pengisian kembali ini
hanya sebesar kas kecil yang telah digunakan atau dikeluarkan, sehingga
setelah dilakukan pengisian kembali, jumlah dana kas kecil akan kembali
seperti semula. Sistem dana tetap ini sering digunakan pada instansi
pemerintah. Pada sistem dana tetap, tanggal berapa pun dana habis, maka
pencatatan/pembukuan kas kecil ditutup.
Berikut ini merupakan keuntungan dan kerugian dari sistem dana tetap :
Contoh:
Pada pengisian kembali dana kas kecil untuk periode berikutnya, maka diisi kembali
dari kas (bank) sebesar Rp. 2.791.000,-, sehingga saldo kas kecil pada saat pengisian
kembali akan kembali seperti semula, yaitu menjadi Rp. 20.000.000, jumlah yang
sama dengan periode sebelumnya.
Untuk pencatatan transaksi diatas, dalam metode sistem dana tetap, dapat dilihat pada
buku kas kecil berikut:
PT. SARIKAYA
Bagian Kepegawaian
Kas Kecil
Periode 6 Maret - 5 April 2016
Kredit
Debit Biaya Supplies Peralatan Biaya Belanja Biaya Reparasi & Bi. Angkut Biaya Biaya
Jumlah Bulan Tgl Transaksi No Jumlah Utilitas Kantor Kantor Konsumsi Perjal.dinas Pemeliharaan pembelian Lain-lain Iklan
(Rp) Bukti (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
20,000,000 Maret 6 Kas Masuk KM01
7 Membayar biaya telepon dan internet KK01 1,500,000 1,500,000
8 Membayar biaya langganan Surat kabar KK02 500,000 500,000
11 Membayar biaya listrik dan air KK03 2,000,000 2,000,000
12 Membeli Peralatan Kantor KK04 545,000 545,000
13 Membeli Supplies Kantor KK05 150,000 150,000
14 Membayar Biaya Perjalanan Dinas KK06 350,000 350,000
15 Membayar biaya seminar KK07 1,500,000 1,500,000
18 Membayar biaya iklan KK08 750,000 750,000
19 Membayar biaya reparasi Air Conditioner KK09 550,000 550,000
20 Membeli Perangko dan Meterai KK10 30,000 30,000
21 Membayar biaya katering untuk rapat KK11 850,000 850,000
22 Membeli Supplies Kantor KK12 250,000 250,000
25 Membayar biaya reparasi komputer KK13 375,000 375,000
26 Membayar biaya angkut pembelian KK14 125,000 125,000
27 Membayar biaya catering Acara Seminar KK15 5,000,000 5,000,000
28 Membayar biaya pemeliharaan kendaraan KK16 750,000 750,000
29 Membayar biaya reparasi printer KK17 175,000 175,000
April 2 Membayar biaya iklan KK18 1,000,000 1,000,000
3 Membayar biaya perjalanan dinas KK19 100,000 100,000
4 Membeli Perlengkapan kantor KK20 655,000 655,000
5 Membeli ATK KK21 54,000 54,000
20,000,000 5 Jumlah 17,209,000 3,500,000 1,139,000 545,000 5,850,000 1,950,000 1,850,000 125,000 500,000 1,750,000
Saldo 2,791,000
17,209,000 5 Untuk Imprest
Herdiansyahutama Siskamelania
(Herdiansyah Utama, SE) (Siska Melania)
Sistem ini dana kas kecil tidak ditetapkan sejumlah tertentu sehingga
saldonya bervariasi dari waktu ke waktu. Penggantian tidak didasarkan jumlah
terpakai tetapi sering kali ditetapkan sejumlah tertentu. Misalnya, untuk
pertama kali dibentuk dana kas kecil sebesar Rp 5.000.000. setiap bulan
ditambahkan dana sejumlah nilai yang sama tanpa memperhatikan jumlah dana
yang terpakai. Akibatnya saldo kas kecil akan berubah-ubah.
Metode Sistem Dana Berfluktuasi (Fluctuation Fund System) adalah metode
pembukuan kas kecil , dimana jumlah kas kecil selalu berubah-ubah pada saat
pembuatan buku kas baru. Hal ini dikarenakan pada saat pengisian kembali dana kas
kecil pada periode waktu tertentu jumlahnya selalu sama, sedangkan pengeluaran
setiap periode tidak sama, sehingga saldo dana kas kecil selalu berubah berfluktuasi
seuai dengan pengeluaran.
Sistem ini disebut juga sistem saldo harian, karena setiap terjadi pengeluaran
langsung dicatat sehingga pemegang dana kas kecil dapat mengetahui jumlah saldo
kas kecil setiap waktu. Dalam Sistem dana berfluktuasi, kas kecil selalu dibuka di
awal bulan dan di tutup pada akhir bulan. Sistem ini banyak digunakan oleh
perusahaan swasta. Di dalam sistem ini juga terdapat keuntungan dan kelemahan,
antara lain:
a. Keuntungan sistem dana berfluktuasi:
1. Saldo kas kecil dapat diketahui setiap hari/waktu
2. Pemegang dana kas kecil dapat meminta dana kembali, apabila dana yang
tersedia kurang.
Contoh:
Pada Tanggal 6 Maret 2016 kas kecil diisi sebesar Rp. 20.000.000, -. Tertanggal 7
Maret – 5 April 2016 telah dikeluarkan dana kas kecil untuk transaksi-transaksi yang
sama seperti contoh pada sistem dana tetap.
Saldo pada akhir periode akuntansi adalah sebagai berikut :
Pembentukan dana kas kecil Rp. 20.000.000
Pengeluaran Rp. 17.209.000 -
Rp. 2.791.000,-
Jika pada sistem dana tetap, pengisian kembali untuk periode akuntansi diatas adalah
sebesar Rp. 17.209.000(sebesar pengeluaran), maka pada sistem dana berfluktuasi,
pengisian kembali sebesar Rp. 20.000.000,- (jumlah selalu sama setiap periode) .
Sehingga, pada sistem dana berfluktuasi setelah diisi kembali, saldo kas kecil menjadi
Rp. 22.791.000, -.
Pencatatan transaksi dalam sistem dana berfluktuasi dapat dilihat pada buku kas kecil
berikut :
PT. SARIKAYA
Bagian Kepegawaian
Kas Kecil
Periode 6 Maret -5 april 2016
Bulan Tanggal No. Bukti Transaksi Debit (Rp) Kredit (Rp) Jumlah (Rp)
Maret 6 KM01 Kas Masuk 20,000,000 20,000,000
7 KK01 Membayar biaya telepon dan internet 1,500,000 18,500,000
8 KK02 Membayar biaya langganan Surat kabar 500,000 18,000,000
11 KK03 Membayar biaya listrik dan air 2,000,000 16,000,000
12 KK04 Membeli Peralatan Kantor 545,000 15,455,000
13 KK05 Membeli Supplies Kantor 150,000 15,305,000
14 KK06 Membayar Biaya Perjalanan Dinas 350,000 14,955,000
15 KK07 Membayar biaya seminar 1,500,000 13,455,000
18 KK08 Membayar biaya iklan 750,000 12,705,000
19 KK09 Membayar biaya reparasi Air Conditioner 550,000 12,155,000
20 KK10 Membeli Perangko dan Meterai 30,000 12,125,000
21 KK11 Membayar biaya katering untuk rapat 850,000 11,275,000
22 KK12 Membeli Supplies Kantor 250,000 11,025,000
25 KK13 Membayar biaya reparasi komputer 375,000 10,650,000
26 KK14 Membayar biaya angkut pembelian 125,000 10,525,000
27 KK15 Membayar biaya catering Acara Seminar 5,000,000 5,525,000
28 KK16 Membayar biaya pemeliharaan kendaraan 750,000 4,775,000
29 KK17 Membayar biaya reparasi printer 175,000 4,600,000
April 2 KK18 Membayar biaya iklan 1,000,000 3,600,000
3 KK19 Membayar biaya perjalanan dinas 100,000 3,500,000
4 KK20 Membeli Perlengkapan kantor 655,000 2,845,000
5 KK21 Membeli ATK 54,000 2,791,000
Jumlah 20,000,000 17,209,000
Saldo debit 2,791,000
Balance 20,000,000 20,000,000
Herdiansyahutama Siskamelania
Data berita acara pemeriksaan dana kas kecil di atas menunjukkan tidak ada kekeliruan dalam
pengelolaan dana kas kecil. Dana tetap yang disediakan sebesar Rp. 10.460.000, - pada tanggal 31
desember 2016 berada dalam bentuk berikut:
a. Uang Tunai yang ada pada pemegang kas kecil = Rp. 8.310.000
b. Bukti-bukti pengeluaran kas kecil = Rp. 2.150.000
Jumlah = Rp. 10.460.000
5. Sistem Voucher
Sistem Voucher kas kecil adalah lembar formulir yang digunakan dalam
pengeluaran dana kas kecil, dimana fungsinya adalah untuk mencatat transaksi yang
tidak mempunyai bukti transaksi, seperti kuitansi, faktur, atau nota.
Pada prosedur pengelolaan kas kecil, apabila ada transaksi yang tidak memiliki
bukti, sebagai pengganti bukti transaksi dapat menggunakan Voucher kas kecil. sistem
voucher tersebut sengaja dirancang untuk membantu dalam pelaksanaan pengawasan
terhadap pengeluaran kas. Sistem ini menetapkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Kewajiban perusahaan hanya dapat terjadi dari transaksi yang telah disetujui
(disahkan)oleh orang yang diberi wewenang oleh perusahaan.
Contoh:
Amanda Jayanti membeli Karangan Bunga Mawar sebesar Rp. 250.000. Amanda tidak
mempunyai bukti transaksi, dengan demikian transaksi tersebut akan dicatat ke dalam
voucher. Pencatatannya adalah sebagai berikut :
Selisih dana kas kecil adalah selisih uang kas yang ada (bukti secara fisik)
dengan catatan menurut pembukuan. Selisih dana kas kecil, dapat dibedakan menjadi:
1. Selisih Kas Lebih
Selisih kas lebih adalah saldo buku kas yang lebih kecil daripada jumlah uang
tunai yang sebenarnya.
2 Selisih Kas Kurang
Selisih kas kurang adalah saldo buku kas yang lebih besar daripada jumlah
uang tunai yang sebenarnya.
Kadang-kadang jumlah saldo kas kecil secara fisik tidak sama dengan jumlah saldo
menurut bukti pengeluaran dari transaksi yang terjadi. Perbedaan tersebut
kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
a. Tidak tersedianya uang pas atau uang kembalian.
b. Kekurangan atau kelebihan membayarkan.
c. Kemungkinan ada penggelapan yang dilakukan oleh karyawan.
d. Kemungkinan ada salah pencatatan bukti transaksi oleh karyawan.
Dalam pembukuan dana kas kecil, apabila ada perbedaan dikarenakan kesalahan atau
kelalaian karyawannya, hal ini harus diusut atau diselesaikan secara tuntas. Perbedaan
atau penyesuaian (adjustment) dapat dilaksanakan pada saat dana kas kecil diisi
kembali(reimburstment). Pemegang dana kas kecil (staf administrasi kantor) akan
meminta dilakukan pengisian kembali dana kas kecil sebesar jumlah yang telah
dikeluarkan, sehingga saldo dana kas kecil akan sama dengan saldo dana kas kecil
periode sebelumnya. Selain itu, bagian keuangan harus memeriksa secara teliti dan
cermat terhadap laporan dana kas kecil yang telah dibuat oleh pemegang kas kecil,
sehingga apabila terjadi selisih dapat dipertanggungjawabkan.
Contoh:
Siska, pemegang dana kas kecil bagian kepegawaian pada PT. SARIKAYA, telah
membuat laporan penggunaan dana kas kecil periode 6 Maret 2016 sampai dengan 5
April 2016, dengan sistem dana tetap, dengan saldo awal Rp. 5.000.000, -. Dana kas
kecil yang telah dikeluarkan untuk pengeluaran adalah sebesar Rp. 4.000.000, -. Saldo
pada kas kecil adalah sebesar Rp. 1.000.000, -. Ternyata, setelah diperiksa oleh bagian
keuangan, nilai yang ada pada bukti keuangan adalah sebesar Rp. 3.999.800 , hal ini
dikarenakan tidak ada uang kembalian saat melakukan pembayaran suatu transaksi.
Akan tetapi, pada saat pengisian kembali dana kas kecil, pemegang dana kas kecil
bagian kepegawaian pada PT. SARIKAYA, tetap meminta sebesar Rp. 4.000.000
sesuai dengan jumlah uang yang telah dikeluarkan. Sementara bagian keuangan akan
mencatat pengisian kembali dana kas kecil dengan ayat jurnal :
Apabila terjadi selisih kas lebih, akan dicatat oleh bagian keuangan dengan jurnal:
Biaya pengeluaran kas kecil Rp. 3.999.800
Kas 200
Selisih kas kecil Rp. 200
Kas Rp. 3.999.800
5 DI BANK
KODE: M.692000.006.02
Objektif:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan ketrampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang
dibutuhkan dalam memproses dokumen dana kas di bank sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan pada perusahaan. Berikut ini elemen kompetensi KUK 12, yaitu:
5.1 Mempersiapkan pengelolaan administrasi kas bank
5.2 Menghitung mutasi kas bank
5.3 Membukukan mutasi kas bank
5.4 Menyusun laporan rekonsiliasi bank
5.5 Membukukan penyesuaian kas bank
pembayaran yang dapat diterima oleh bank dengan nilai nominal untuk
disimpan. Dalam arti sempit, kas adalah sejumlah uang tunai dalam bentuk
uang kertas dan uang logam, sedangkan dalam arti yang lebih luas, kas juga
termasuk cek, wesel pos, dan simpanan di bank. Kas juga merupakan aktiva
yang paling likuid, media pertukaran standar dan dasar pengukuran serta
akuntansi untuk semua pos-pos lainnya. Pada umumnya, kas diklasifikasikan
sebagai aktiva lancar.
Kas adalah aktiva yang paling rentan untuk disalahgunakan.
Manajemen biasanya menghadapi dua masalah akuntansi untuk transaksi kas:
(1) pengendalian yang tepat harus ditetapkan untuk menjamin bahwa tidak ada
transaksi yang tidak diotorisasi dicatat oleh pejabat atau karyawan; dan (2)
menyediakan informasi yang diperlukan untuk mengelola kas yang ada di
tangan dan transaksi kas dengan tepat. Namun, dengan perangkat pengendalian
yang canggih sekalipun belum tentu mampu menghindarkan kesalahan.
Daya beli uang bisa berubah-ubah mungkin naik atau turun tetapi
kenaikan atau penurunan daya beli ini tidak akan mengakibatkan penilaian
kembali terhadap kas. Sifat kas yang sangat mudah untuk dipindahtangankan
dan tidak dapat dibuktikan pemiliknya juga mengakibatkan kas mudah
digelapkan. Oleh karena itu perlu diadakan pengawasan yang ketat terhadap
kas. Pada umumnya, suatu sistem pengawasan intern terhadap kas akan
memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksana dan pencatatan. Tanpa
adanya fungsi tersebut, akan mudah menggelapkan uang kas.
Berkenaan dengan syarat minimum alat likuid yang harus ada, semua
bank diwajibkan untuk mempertahankan saldo giro minimal di Bank Indonesia
sebesar 5 persen dari dana masyarakat yang dimiliki. Oleh sebab itu, setiap
bank harus memiliki informasi akuntansi yang akurat akan posisi dana
masyarakat. Tujuan dari memelihara minimum alat likuid ini adalah selain
untuk memelihara likuiditas juga untuk menghindari terjadinya over atau under
liquid, memanfaatkan kelebihan dana untuk dapat disalurkan kepada aktiva
yang dapat menciptakan pendapatan.
Bank dan institusi pemberi pinjaman lainnya seringkali mewajibkan
para nasabah yang meminjam uang kepada mereka untuk mempertahankan
saldo kas minimum dalam rekening giro atau tabungan. Saldo minimum ini
dinamakan saldo kompensasi. Untuk menghindari kesalahpahaman investor
mengenai jumlah kas yang tersedia guna memenuhi kewajiban yang berulang,
SEC merekomendasikan agar deposito yang dibatasi secara legal yang
disimpan sebagai saldo kompensasi terhadap kesepakatan pinjaman jangka
pendek disajikan secara terpisah diantara pos-pos “kas dan ekuivalen-kas”
dalam aktiva lancar. Deposito restriktif yang disimpan sebagai saldo
kompensasi terhadap kesepakatan peminjaman jangka panjang harus
diklasifikasikan secara terpisah sebagai aktiva tidak lancar, baik dalam
kelompok investasi atau aktiva lainnya.
Overdraft bank terjadi apabila suatu cek ditulis dalam jumlah yang
melebihi rekening kas. Hal itu harus dilaporkan dalam kelompok kewajiban
lancar dan biasanya ditambahkan ke dalam jumlah yang dilaporkan sebagai
utang usaha. Jika material, maka pos ini harus diungkapkan secara terpisah
pada bagian depan neraca atau dalam catatan yang berhubungan. Overdraft
bank umumnya tidak di offset terhadap akun kas. Pengecualian utamanya
adalah apabila kas tersedia pada akun lainnya di bank yang sama dimana
overdraft tersebut terjadi.
Ekuivalen kas merupakan investasi jangka pendek yang sangat likuid,
yang (1) segera bisa dikonversi menjadi sejumlah kas yang diketahui, dan (2)
begitu dekat dengan jatuh temponya sehingga risiko perubahan suku bunga
tidak signifikan. Pada umumnya, hanya investasi dengan jatuh tempo awal 3
bulan atau kurang yang memenuhi syarat definisi ini. Contoh-contoh ekuivalen
kas adalah Treasury bill, kertas komersial, dan dana pasar uang.
Laporan bank merupakan salah satu alat penting yang digunakan
perusahaan untuk mengendalikan kas. Perusahaan dapat menggunakan laporan
bank untuk membandingkan transaksi kas di catatan akuntansinya dengan
catatan yang dibuat oleh bank. Saldo kas yang ditunjukkan oleh laporan bank
biasanya berbeda dari saldo kas yang ditunjukkan dalam catatan akuntansi
perusahaan. Adanya selisih yang terjadi dapat disebabkan oleh tertundanya
pencatatan transaksi yang dilakukan oleh salah satu pihak atau mungkin juga
berasal dari kesalahan dalam pencatatan transaksi yang dilakukan baik oleh
perusahaan ataupun bank.
Alasan yang membuat perusahaan menggunakan rekening bank adalah
untuk pengendalian internal. Beberapa keuntungan pengendalian dengan
menggunakan rekening bank adalah sebagai berikut:
1. Rekening bank mengurangi jumlah kas di tangan
2. Rekening menyediakan pencatatan mandiri atas transaksi kas.
Merekonsiliasi saldo atas akun kas dalam catatan perusahaan dengan saldo
kas menurut bank adalah pengendalian yang penting.
3. Penggunaan rekening bank memfasilitasi proses transfer dana
menggunakan sistem transfer dana elektronik.
f. Faktur
g. Buku kas
h. Rekening Koran bank
i. Cut Off laporan bank
2. Ordner/Map snelhecter
3. Guide/pembatas
4. Contoh uang
5. Komputer
6. Printer
7. Peti uang (Cash Box)
8. Alat tulis kantor
9. Perforator
10. Stapler
11. Kalkulator
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cek adalah perintah tertulis
pemegang rekening kepada bank yang ditunjuknya supaya membayar sejumlah
uang. Maka dari pengertian tersebut, cek adalah surat perintah yang dibuat oleh
pihak yang mempunyai simpanan di bank agar bank tersebut membayar
sejumlah uang tertentu kepada pihak/orang yang namanya tertera didalam cek
tersebut atau si pembawa cek.
3. Cashier’s Check
Cashier’s check adalah cek yang dibuat oleh suatu bank, yang merupakan surat
perintah bayar dari bank kepada bank itu sendiri.
4. Traveler’s Check
Traveler’s Check adalah cek perjalanan yang dikeluarkan oleh suatu bank
untuk kepentingan orang-orang yang bepergian dan dapat digunakan untuk
melakukan pembayaran-pembayaran.
5. Faktur
Faktur adalah surat bukti terjadinya transaksi pembelian atau penjualan secara
kredit. Faktur dibuat oleh penjual yang diserahkan kepada pembeli bersamaan
dengan barang yang dijual. Faktur biasanya dibuat rangkap tiga, lembar
pertama untuk pembeli, lembar kedua untuk penjual, dan lembar ketiga untuk
arsip.
6. Nota kontan
Nota kontan adalah bukti transaksi terjadinya pembelian secara tunai. Nota
kontan dibuat oleh penjual untuk pembeli. Biasanya dibuat rangkap dua,
lembar yang asli diberikan kepada pembeli, sedangkan salinannya disimpan
sebagai arsip oleh penjual.
7. Nota debet
Nota debet adalah bukti transaksi adanya pengembalian karena barang rusak
atau tidak sesuai pesanan. Nota debet dibuat oleh pembeli karena barang yang
dibeli tidak sesuai pesanan dan sebagai bukti adanya pengurangan utang usaha.
8. Nota kredit
Nota kredit adalah bukti transaksi adanya pengembalian karena barang rusak
atau tidak sesuai pesanan. Nota kredit dibuat oleh penjual yang menerima
barang kembali dan sebagai bukti adanya pengurangan piutang usaha
9. Bukti kas masuk
Bukti kas masuk adalah bukti transaksi yang dibuat oleh pemegang dana
bahwa telah menerima sejumlah uang untuk keperluan kas.
10. Bukti kas keluar
Bukti kas keluar adalah bukti transaksi yang dibuat oleh pemegang dana bahwa
telah mengeluarkan sejumlah uang tertentu untuk keperluan pembayaran.
untuk bank; rangkapnya, distempel oleh bank sebagai bukti otentik untuk
deposan.
Penyetoran ke bank merupakan salah satu momen yang dapat
mengakibatkan terjadinya selisih saldo kas yang terjadi antara catatan kas oleh
perusahaan dengan laporan yang dibuat oleh bank. Selisih tersebut harus
disesuaikan dalam bentuk rekonsiliasi. Dalam rekonsiliasi laporan bank
sebaiknya dibuat oleh pegawai yang tidak mempunyai kepentingan terhadap
kas, maksudnya agar penyusunan rekonsiliasi bank ini dapat digunakan untuk
mengecek catatan-catatan kas dan bank. Dalam membuat rekonsiliasi laporan
bank perlu diketahui yang perlu direkonsiliasi itu adalah catatan perusahaan
dan bank, sehingga harus dibuat perbandingan antara keduanya agar dapat
diketahui perbedaan-perbedaan yang ada. Pembandingan ini dilakukan dengan
cara debit rekening kas dibandingkan dengan kredit catatan bank yang bisa
dilihat dari laporan bank kolom penerimaan, dan kredit rekening kas
dibandingkan dengan debit catatan bank yang bisa dilihat dari laporan bank
kolom pengeluaran. Biasanya terdapat perbedaan antara saldo menurut catatan
kas dengan saldo menurut laporan bank.
Contoh gambar slip bukti setoran dapat dilihat pada gambar 1 berikut
ini:
3. Mengeluarkan Cek
Cek (check) adalah dokumen tertulis yang ditandatangani oleh deposan
yang memerintahkan bank untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada
pihak yang ditunjuk. Terdapat tiga pihak yang terkait dengan cek: (1) pembuat
(maker) atau pemberi (drawer) yang menerbitkan cek; (2) bank atau pembayar
(payer) atas mana cek tersebut ditarik; dan (3) penerima atau penarik (payee)
yang mendapat pembayaran atas cek tersebut. Cek merupakan instrument yang
bisa dinegosiasikan yang dapat dialihkan ke pihak lain dengan persetujuan.
Setiap cek harus dilengkapi dengan penjelasan tujuan pembayaran. Di banyak
perusahaan, hal ini dilakukan dengan melampirkan slip pembayaran
(remittance advice) pada cek.
Merupakan hal yang penting untuk mengetahui saldo rekening cek
setiap waktu. Untuk melihat saldo terkini, setiap setoran dan cek seharusnya
dimasukkan dengan formulir memo catatan saldo yang disediakan bank atau di
catatan cek yang terdapat pada buku cek.
a. Cek dari langganan yang ditolak oleh bank karena kosong tetapi belum
dicatat oleh perusahaan.
b. Bunga yang diperhitungkan atas overdraft (saldo kredit kas) tetapi
belum dicatat oleh perusahaan.
c. Biaya jasa bank yang belum dicatat oleh perusahaan.
Contoh gambar cek dengan slip pembayaran terdapat pada Gambar 2 berikut
ini:
Gambar 3: Cek
4. Laporan Bank
Setiap bulan, deposan (penyetor) menerima laporan bank dari bank.
Rekening Koran atau laporan bank (bank statement) menunjukkan transaksi
dan saldo perbankan milik deposan. Laporan ini menunjukkan (1) cek yang
dibayar dan debit lainnya yang mengurangi saldo rekening deposan, (2) setoran
dan kredit lainnya yang menambah saldo rekening deposan, dan (3) saldo
setelah transaksi harian. Umumnya, laporan bank merupakan salinan catatan
bank yang dikirim ke nasabah untuk tinjauan secara periodik.
Seluruh cek ‘yang dibayar’ diurutkan berdasarkan nomor pada laporan
bank bersama dengan tanggal dibayarkannya cek dan jumlahnya. Setelah
membayar cek, bank memberi stempel ‘lunas’ pada cek; cek yang telah dibayar
terkadang disebut juga dengan cek ‘yang dibatalkan’. Sebagian besar bank
menawarkan deposan untuk menerima cek ‘yang dibayar’ pada laporan bank
mereka. Untuk mereka yang tidak mau, bank menyimpan catatan setiap cek
pada microfilm.
Setiap setoran yang diterima oleh bank dikreditkan ke rekening
nasabah. Yang sebaliknya terjadi ketika bank ‘membayar’ cek yang diterbitkan
perusahaan pada saldo rekening cek: pembayaran mengurangi kewajiban bank.
kemudian mengirimkan cek NSF dan memorandum debit kepada deposan sebagai
pemberitahuan atas biaya. Cek NSF menyebabkan piutang usaha (dari penerbit
cek) bagi deposan dan menurunkan saldo kas di rekening bank.
Deposan dapat meminta bank untuk menagihkan wesel tagihnya. Dalam hal
ini, bank akan mengkredit rekening deposan atas kas yang diterima dari penagihan
wesel tersebut. Hal ini diilustrasikan pada laporan bank dengan kode CM (Credit
Memorandum). Bank akan menerbitkan memorandum kredit yang dikirim
bersama dengan laporan yang menjelaskan ayat tersebut. Sebagian besar bank
juga menawarkan bunga atas rekening cek ini. Bunga yang dihasilkan dapat juga
dijelaskan dalam laporan bank dengan kode CM atau INT (Interest Earned).
senilai Rp 450.000 menjadi Rp 45.000 atau Rp 540.000. Juga, bank mungkin saja
salah mengenakan cek yang ditarik oleh Andi ke rekening Adi.
a. Aturan intern bank bahwa setoran yang dilakukan pada akhir bulan akan
dicatat selang satu hari kerja berikutnya
b. Aturan intern bank bahwa setoran di atas pukul 12:00 baru dicatat selang
satu hari kerja berikutnya
c. Setoran melalui Automatic Teller Machine (ATM) dicatat selang satu hari
kerja berikutnya
d. Setoran dengan prosedur clearing dicatat setelah selesai prosedur tersebut.
Jika clearing selesai pada pukul 10:00, sehingga setoran dengan prosedur
clearing yang diterima bank setelah pukul 10:00 akan diselesaikan pada
hari clearing berikutnya.
Prosedur pemeriksaan untuk menemukan setoran dalam perjalanan adalah
membandingkan semua setoran menurut slip setoran dengan setoran yang tampak
dalam laporan bank. Setoran perusahaan yang tidak tampak di laporan bank adalah
setoran dalam perjalanan.
dan juga tidak terjadi pengurangan setoran. Namun jika bank telah telanjur
menganggapnya sebagai setoran, maka di laporan bank akan tercantum setoran
dan juga pengurangan. Keterangan untuk pengurangan adalah cek kosong (non-
sufficient fund check/NSF Check). Prosedur untuk menemukan cek kosong adalah
mengidentifikasi memo debit untuk cek kosong di laporan bank (kode DM dengan
nomor tertentu).
Di Amerika Serikat, bank menerima setoran berupa cek meskipun cek
tersebut berasal dari bank lain. Apabila cek tersebut tidak cukup dananya pada
waktu clearing, barulah bank tersebut membatalkan setoran tersebut. Dengan
demikian, setiap menyetor cek pelanggan di bank, perusahaan langsung menerima
bukti setor (deposit slip) dan oleh karena itu menjadi bukti untuk pencatatan
bertambahnya rekening kas di bank. Di Indonesia, bank tidak menerima setoran
berupa cek yang berasal dari bank lain, kecuali kalau sudah selesai clearing.
Dengan praktik seperti ini, maka perusahaan di Indonesia tidak
menganggap cek dari pelanggannya sebagai pelunasan sebelum cek itu dinyatakan
tertagih oleh bank setelah selesai clearing. Berdasar uraian sebelumnya maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak satu pun cek kosong telanjur dicatat oleh
perusahaan sebagai kas.
kreditdari bank. Prosedur pemeriksaan untuk menemukan jasa giro bank adalah
mengidentifikasi memo kredit untuk jasa giro di laporan bank (kode CM dengan
nomor tertentu).
7. Salah catat
Apabila setelah mempertimbangkan semua pos di atas, ketidakcocokan
antara saldo perusahaan dan saldo bank masih ditemukan, maka dilakukan
prosedur pemeriksaan yang lain untuk menentukan kemungkinan salah catat di
buku perusahaan dan atau di buku bank. Apabila salah catat telah diidentifikasi,
tetapi saldonya belum cocok, maka ada indikasi bahwa kas digelapkan.
Dengan demikian, rekening bank akan terekonsiliasi, dan penggelapan mungkin tidak
terdeteksi.
Dalam merekonsiliasi rekening bank, boleh saja melakukan rekonsiliasi antara
saldo menurut pembukuan perusahaan dan saldo menurut bank ke saldo kas (benar dan
tepat) disesuaikan. Skedul rekonsiliasi dibagi menjadi dua bagian. Titik awal membuat
rekonsiliasi adalah memasukkan saldo menurut laporan bank dan saldo menurut
pembukuan deposan pada skedul tersebut. Penyesuaian dilakukan di setiap bagian.
Tahapan-tahapan prosedur Rekonsiliasi, sebagai berikut:
1. Setoran dalam perjalanan
Bandingkan setiap setoran pada laporan bank dengan setoran dalam perjalanan
dari rekonsiliasi bank sebelumnya dan dengan setiap setoran yang dicatat
perusahaan atau salinan slip setoran. Setoran yang dicatat oleh deposan yang
belum dicatat oleh bank mencerminkan setoran dalam perjalanan (deposits
in transit). Tambahkan setoran yang belum dicatat oleh bank ke saldo kas
menurut laporan bank.
2. Cek beredar
Bandingkan cek yang telah dibayar yang ditunjukkan pada laporan bank atau
cek yang dikembalikan pada laporan bank dengan (a) cek beredar dari
rekonsiliasi bank sebelumnya, dan (b) cek yang diterbitkan oleh perusahaan
sebagaimana dicatat pada jurnal pembayaran kas. Cek yang diterbitkan yang
dicatat perusahaan yang belum dibayar bank mencerminkan cek beredar
(outstanding checks). Kurangkan cek beredar yang belum dibayar oleh bank
dari saldo kas menurut bank.
3. Kesalahan
Perhatikan bahwa kesalahan (error) ditemukan dari tahapan-tahapan berikut.
Daftarlah di bagian yang tepat pada skedul rekonsiliasi. Contoh, jika cek
dibayar dengan benar ditulis perusahaan seharusnya Rp 195.000, dan ternyata
dicatat Rp 159.000, koreksi Rp 36.000 harus dikurangkan dari saldo menurut
pembukuan deposan. Seluruh kesalahan yang dibuat deposan merupakan
bagian rekonsiliasi yang menyesuaikan saldo kas menurut pembukuan
Rekonsiliasi bank bisa dibuat dalam dua bentuk. Bentuk yang pertama
merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku atau sebaliknya. Bentuk lainnya
merekonsiliasi baik saldo bank maupun saldo buku dengan saldo kas yang benar.
Bentuk yang terakhir ini lebih lazim digunakan.
Rekonsiliasi bank dapat dibuat dalam 2 macam cara yang berbeda:
a. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo
yang benar. Berikut adalah contoh:
Penyusunan laporan rekonsiliasi saldo akhir disusun berdasarkan data yang diperoleh
dari catatan PT XYZ pada tanggal 31 Desember 2005 sebagai berikut:
Data di atas jika disusun dalam laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk
menunjukkan saldo yang benar adalah sebagai
berikut:
Dalam laporan rekonsiliasi ini dapat diperoleh hasil yang menunjukkan berapa saldo
yang benar menurut kas maupun saldo yang benar menurut bank. Bentuk ini sering
digunakan karena lebih berguna untuk tujuan intern perusahaan.
Pada rekonsiliasi ini hanya diketahui sebab-sebab perbedaan saldo kas dan
saldo bank. Rekonsiliasi bentuk ini sering digunakan oleh akuntan dalam melakukan
pemeriksaan kas. Perlu diperhatikan bahwa rekonsiliasi bank tidak membetulkan
rekening kas dan rekening-rekening lainnya. Ia hanya merupakan kertas kerja atau
laporan yang dibuat oleh pemeriksa intern atas hasil prosedur rekonsiliasi. Oleh karena
itu, saldo rekening-rekening setelah rekonsiliasi bank tersebut masih tetap
menunjukkan saldo-saldo semula. Untuk membetulkan saldo-saldo buku perusahaan,
kita harus menyusun jurnal penyesuaian dan mempostingnya ke rekening-rekening
terkait.
bentuk ini, selain saldo awal dan saldo akhir akan dapat diketahui perbedaan
jumlah penerimaan dan pengeluaran antara bank dengan catatan kas. Susunan
kolom-kolomnya adalah saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir.
Dalam mengerjakan rekonsiliasi bentuk ini diperlukan pengetahuan mengenai
prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank, karena
prosedur yang digunakan akan mempengaruhi jumlah-jumlah yang akan
direkonsiliasikan. Rekonsiliasi ini mempunyai dua bentuk:
a. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom)
Sebagai contoh adalah data yang diambil dari PT ABC:
Laporan rekonsiliasi yang disusun dari data di atas adalah sebagai berikut:
Rekonsiliasi 8 kolom di atas dapat juga dibuat laporannya dengan bentuk yang
berbeda seperti yang nampak berikut.
Bentuk ini adalah untuk mencari saldo yang benar, sehingga merupakan
rekonsiliasi 8 kolom. Perbedaannya adalah dalam cara penyajian, yaitu 4 kolom diatas,
dan 4 kolom dibawah. Karena bentuknya yang seperti ini, walaupun prinsipnya adalah
sama dengan rekonsiliasi 8 kolom, nampaknya seperti rekonsiliasi 4 kolom.
Jika dibandingkan dengan rekonsiliasi saldo akhir maka rekonsiliasi 4 kolom
adalah perluasan dari rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas, sedang rekonsiliasi 8
kolom merupakan perluasan dari rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk
menunjukkan saldo yang benar. Oleh karena itu prosedur dalam membuat rekonsiliasi
saldo akhir juga berlaku dalam rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan
saldo akhir, hanya saja lebih komplek.
2. Kesalahan Pembukuan
Jurnal pengeluaran kas menunjukkan bahwa cek no. 443 merupakan
pembayaran ke Andrea Company, pemasok. Ayat koreksinya adalah:
30/4 Kas Rp 36.000,00
Utang Usaha --- Andrea Company Rp 36.000,00
laporan bank menunjukkan kenaikan (kredit) dalam rekening nasabah. Begitu pula,
ayat jurnal memo debit dalam laporan bank menunjukkan penurunan (debit) dalam
rekening nasabah.
Bank membuat ayat jurnal kredit (mengeluarkan memo kredit) untuk:
1. Setoran yang dilakukan melalui transfer dana elektronik;
2. Penerimaan pembayaran wesel tagih untuk nasabah;
3. Pencairan dana atas pinjaman nasabah yang diberikan oleh bank;
4. Pembayaran bunga atas saldo uang nasabah;
5. Koreksi (jika ada) atas kesalahan bank.
Bank membuat ayat jurnal debit (mengeluarkan memo debit) untuk:
1. Pembayaran yang dilakukan melalui transfer dana elektronik;
2. Beban administrasi;
3. Cek yang dikembalikan karena sewaktu hendak dicairkan saldo uangnya tidak
mencukupi;
4. Koreksi (jika ada) kesalahan bank.
Cek dari pelanggan yang dikembalikan karena rekening banknya tidak
mencukupi, disebut cek kosong atau cek yang ditolak. Awalnya, ketika perusahaan
atau nasabah menyetorkan cek pembayaran dari pelanggan ke bank, kemudian bank
akan mengkredit rekening nasabah sehingga jumlah saldonya bertambah. Dalam
proses selanjutnya, ketika saldo rekening bank pelanggan yang menerbitkan cek
tersebut akan dipotong oleh banknya untuk ditransfer ke rekening penerima cek, baru
diketahui bahwa saldonya tidak mencukupi. Cek tersebut akan ditolak dan
dikembalikan ke bank nasabah. Akibatnya, bank nasabah akan mendebit
(mengeluarkan memo debit) rekening atau mengurangi saldo nasabah sebesar cek
yang ditolak tersebut. Ayat jurnal memo kredit atau debit ditunjukkan dalam laporan
bank. Jenis ayat jurnal memo kredit dan debit berikut ini:
1. EC (Error Correction)
Koreksi kesalahan untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh bank.
2. NSF (Not Sufficient Funds)
Cek kosong atau cek yang ditolak karena dana di bank si penerbit cek tidak
mencukupi.
3. SC (Service Charge)
Beban administrasi bank.
4. ACH (Automated Clearing House)
Ayat jurnal kliring otomatis untuk transfer dana elektronik.
5. MS (Miscellaneous)
Lain-lain, seperti penerimaan pembayaran wesel tagih atas nama nasabah atau
pencairan pinjaman dari bank untuk nasabah.
1.035.000,00 30.000,00
36.000,00
30 April Rp 12.204.850,00
Saldo kas disesuaikan dalam buku besar harus sesuai dengan saldo kas
disesuaikan menurut pembukuan perusahaan direkonsiliasi bank pada gambar
1. Jika kesalahan bank yang ditemukan dalam membuat rekonsiliasi bank, bank
seharusnya diinformasikan. Sehingga mereka dapat melakukan koreksi yang
diperlukan dalam catatannya. Bank tidak membuat ayat-ayat untuk setoran
dalam perjalanan dan cek beredar. Bank hanya mencatatnya jika setoran dalam
perjalanan dan cek beredar tiba di bank.
Rekonsiliasi bank (bank reconciliation) merupakan analisis informasi
dan jumlah yang menyebabkan saldo kas yang dilaporkan dalam rekening bank
berbeda dari saldo kas dari buku besar dan bertujuan untuk menghasilkan saldo
kas yang disesuaikan. Saldo kas disesuaikan yang ditentukan dalam
Langkah 9. Buktikan jika saldo disesuaikan yang ditentukan dalam Langkah 4 dan 8
sama.
Saldo yang disesuaikan dalam rekonsiliasi oleh bank dan perusahaan harus
sama. Jika saldo tidak sama, ada pos yang telah diabaikan dan harus ditemukan.
Kadang-kadang, saldo disesuaikan tidak sama karena baik perusahaan atau bank telah
membuat kesalahan. Dalam kasus tersebut, kesalahan ini sering ditemukan dengan
membandingkan jumlah setiap pos (deposit dan cek) pada laporan bank dengan
catatan dalam perusahaan.
Setiap kesalahan bank atau perusahaan yang ditemukan harus ditambahkan
atau dikurangi dengan bagian rekonsiliasi oleh bank atau perusahaan, tergantung pada
sifat kesalahan. Sebagai contoh, asumsikan bahwa bank salah mencatat cek
perusahaan sebesar Rp 50.000 dicatat sebesar Rp 500.000. kesalahan sebesar Rp
450.000 (Rp500.000 – Rp50.000) akan ditambahkan ke saldo bank di bagian bank
rekonsiliasi. Selain itu, bank akan diberitahu tentang kesalahan tersebut sehingga dapat
diperbaiki. Di sisi lain, anggaplah bahwa perusahaan mencatat deposit sebesar Rp
1.200.000 sebagai Rp 2.100.000. kesalahan perusahaan sebesar Rp 900.000
(Rp2.100.000 – Rp1.200.000) akan dipotong dari saldo kas di bagian perusahaan dari
rekonsiliasi bank. Perusahaan ini kemudian akan memperbaiki kesalahan dengan
menggunakan jurnal.
Catatan perusahaan tidak perlu disesuaikan untuk setiap informasi di
rekonsiliasi bagian bank. Bagian bank dimulai dengan saldo kas menurut laporan
bank. Akan tetapi, bank perlu diberitahu jika terjadi kesalahan yang harus diperbaiki
dalam laporan bank. Informasi apapun dalam rekonsiliasi bagian perusahaan harus
dicatat dalam catatan perusahaan. Sebagai contoh, ayat jurnal perlu dibuat untuk
memo bank yang belum dicatat dan kesalahan yang dilakukan oleh perusahaan.
Tujuan perusahaan merekonsiliasi rekening bank adalah untuk mengendalikan
kas dengan mencocokkan catatan perusahaan dengan catatan sumber yang independen,
yaitu bank. Dengan cara ini, kesalahan atau penyalahgunaan kas dapat dideteksi.
Untuk pengendalian yang efektif, rekonsiliasi bank harus disiapkan oleh
karyawan yang tidak terlibat dalam atau mencatat transaksi kas. Ketika tugas ini tidak
dipisahkan dengan baik, kesalahan mungkin akan terjadi, dan sangat mungkin terjadi
pencurian atau penyalahgunaan kas. Sebagai contoh, karyawan yang terlibat dalam
seluruh tugas ini dapat menyiapkan dan menguangkan cek yang tidak diotorisasi,
menghilangkannya dari catatan akuntansi, dan menghilangkannya dari rekonsiliasi.
Rekonsiliasi bank juga dapat diterapkan dalam lingkungan komputerisasian
dimana setoran dan cek disimpan dalam dokumen dan catatan elektronik. Dalam
beberapa sistem, komputer menentukan perbedaan antara saldo akhir bank dan saldo
menurut catatan perusahaan dan kemudian membuat penyesuaian untuk setoran yang
belum dicatat oleh bank dan cek yang belum diuangkan.
Langkah-langkah dalam rekonsiliasi bank pada PT Depok Photo Studio dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
Rekonsiliasi Bank
31 Juli 2017
Rp 4.175.980
Rp 2.957.990
Langkah 3
Langkah 4
Langkah 5
Langkah 6
Langkah 7
Langkah 8
Langkah 9 Pastikan saldo yang disesuaikan menurut laporan bank dan perusahaan sama
1. Apa saja peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pencatatan kas di
bank?
2. Sebutkan bukti transaksi pemakaian kas di bank!
3. Hal-hal apa saja yang menimbulkan perbedaan antara saldo kas oleh perusahaan
dengan laporan bank?
4. Jelaskan tahap-tahap prosedur rekonsiliasi!
5. Tuliskan ayat jurnal yang diperlukan dalam melakukan rekonsiliasi!
5. Cek ditulis untuk mengisi ulang dana kas kecil Rp 100.000,00 ketika dana
terdiri atas penerimaan Rp 94.000,00 dan Rp 3.000,00 dalam bentuk uang
tunai. Bagaimana penulisan ceknya?
a. Kelebihan dan kekurangan kas seharusnya didebit sebesar Rp 3.000,00
b. Kas kecil seharusnya didebit sebesar Rp 94.000,00
c. Kas seharusnya dikredit sebesar Rp 94.000,00
d. Kas kecil seharusnya dikredit sebesar Rp 3.000,00
No A B C D
1
2
3
4
5
Note : Mohon untuk disilang (X) dalam pengisian kotak diatas.
2. ....................................
3. ....................................
4. ……………………….
5. ....................................
Jawaban:
1. A 2. C 3. D 4. C 5. A