Book Chapter Akuntansi Sektor Publik
Book Chapter Akuntansi Sektor Publik
Disusun :
Nama : Putri Nadia
Nim : 210901501009
Kelas : Akuntansi S1/ A
PRODI AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2023
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas book Chapter ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari book chapter ini adalah untuk memenuhi tugas UAS
dari Ibu Andi Ulfaisyah Yusuf, S.Pd., M.Si pada mata kuliah Akuntansi Sektor Publik. Selain itu,
book chapter ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Akuntansi Sektor Publik ”
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Andi Ulfaisyah Yusuf, S.Pd.,
M.Si selaku dosen mata kuliah Akuntansi Sektor Publik yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini. Terima Kasih
2
A. PENDAHULUAN
Akuntansi sektor publik adalah suatu bidang akuntansi yang berkaitan dengan
pengelolaan dan pelaporan keuangan dalam konteks sektor publik, seperti pemerintah,
lembaga publik, dan organisasi nirlaba yang menerima dana publik. Tujuan utama akuntansi
sektor publik adalah untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan melaporkan transaksi keuangan
yang terjadi di dalam sektor publik, serta menyediakan informasi keuangan yang relevan
kepada pemangku kepentingan.. Ini termasuk pendekatan akuntansi berbasis akrual, yang
mengakui pendapatan dan pengeluaran saat terjadi, bukan hanya saat uang diterima atau
dibayarkan. Akuntansi sektor publik juga mencakup siklus anggaran publik, yang melibatkan
perencanaan anggaran, penganggaran, pelaksanaan anggaran, pengendalian, dan pelaporan
keuangan.
Salah satu aspek penting dari akuntansi sektor publik adalah transparansi dan
akuntabilitas. Informasi keuangan yang dihasilkan harus disajikan secara jelas, akurat, dan
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat umum dan pemangku kepentingan lainnya..
Dalam konteks akuntansi sektor publik, terdapat berbagai elemen yang harus diperhatikan,
seperti pengukuran dan pengakuan pendapatan dan pengeluaran, penilaian aset dan
kewajiban, pengendalian internal, pelaporan kinerja keuangan, serta kepatuhan terhadap
standar akuntansi sektor publik yang berlaku.
Secara keseluruhan, akuntansi sektor publik berfungsi sebagai alat untuk mengelola
dana publik dengan efisien, efektif, dan transparan, serta memberikan informasi yang akurat
dan relevan bagi pengambil keputusan dalam sektor publik.
3
B. PEMBAHASAN
Chapter 1
4
Standar Akuntansi Sektor Publik: Kerangka konsep harus mencakup referensi
kepada standar akuntansi sektor publik yang berlaku di suatu negara atau
yurisdiksi.
Aspek Etika dan Integritas: Kerangka konsep akuntansi sektor publik juga harus
mencakup aspek etika dan integritas yang melibatkan profesionalisme, kejujuran,
transparansi, dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip akuntansi yang relevan
Dalam Kerangka konsep akuntansi sektor publik memberikan landasan teoritis dan
praktis dalam penyusunan dan interpretasi informasi keuangan dalam sektor publik.
Dengan mengacu pada kerangka konsep ini, organisasi sektor publik dapat menghasilkan
laporan keuangan yang konsisten, relevan, dan dapat dipahami oleh pemangku
kepentingan.
5
Chapter 2
Regulasi dan standar akuntansi sektor publik adalah pedoman yang digunakan
untuk mengatur praktik akuntansi dalam sektor publik. Mereka memberikan kerangka
kerja yang konsisten dan terstandarisasi untuk pengukuran, pengakuan, dan pelaporan
transaksi keuangan dalam sektor publik. Berikut ini adalah beberapa poin penting
terkait materi regulasi dan standar Akuntansi Sektor Publik:
Standar Nasional: Selain IPSAS, banyak negara memiliki standar akuntansi sektor
publik nasional yang berlaku di tingkat negara atau yurisdiksi tertentu. Standar ini
dikembangkan oleh badan standar akuntansi atau otoritas pengatur yang relevan
dalam negara tersebut. Standar nasional dapat didasarkan pada IPSAS atau dapat
memiliki persyaratan yang lebih khusus sesuai dengan karakteristik sektor publik di
negara tersebut.
6
Pengukuran dan Pengakuan Keuangan: Regulasi dan standar akuntansi sektor
publik memberikan panduan tentang metode pengukuran yang harus digunakan
untuk aset, kewajiban, pendapatan, dan pengeluaran dalam sektor publik. Mereka
juga menjelaskan prinsip pengakuan transaksi keuangan, termasuk kriteria dan
waktu pengakuan.
7
Chapter 3
Pendapatan Publik: Pendapatan publik dapat berasal dari berbagai sumber, seperti
pajak, penerimaan negara dari sektor ekonomi, dana hibah, dan pinjaman.
Penganggaran di sektor publik melibatkan proyeksi dan estimasi pendapatan yang
akan diterima oleh pemerintah untuk mendukung pembiayaan program dan
kegiatan publik.
8
Proses Penganggaran: Proses penganggaran di sektor publik melibatkan berbagai
tahapan, seperti perencanaan, penyusunan rancangan anggaran, pengajuan
anggaran, persetujuan oleh lembaga legislatif atau pihak yang berwenang, dan
pelaksanaan anggaran. Selama proses ini, terjadi diskusi, negosiasi, dan evaluasi
untuk memastikan bahwa alokasi dana publik didasarkan pada kebijakan yang
tepat dan kebutuhan masyarakat.
9
berikut ini adalah beberapa pembahasan lebih lanjut mengenai penganggaran di sektor
publik;
a. Pendekatan Penganggaran:
Pendekatan Tradisional: Pendekatan ini didasarkan pada perencanaan dan penganggaran
tahunan yang terpisah untuk setiap program atau kegiatan. Anggaran diajukan dan disetujui
berdasarkan kebutuhan masing-masing program.
Pendekatan Perencanaan dan Penganggaran Terpadu: Pendekatan ini mengintegrasikan
perencanaan jangka panjang, perencanaan strategis, dan penganggaran. Hal ini
memungkinkan adanya keterkaitan antara tujuan jangka panjang dan alokasi sumber daya
jangka pendek.
c. Siklus Penganggaran:
10
Pelaksanaan Anggaran: Tahap implementasi anggaran dengan melakukan pengeluaran sesuai
dengan alokasi yang telah ditetapkan.
Evaluasi dan Pengawasan: Tahap evaluasi kinerja program dan pengawasan terhadap
pelaksanaan anggaran untuk memastikan pencapaian tujuan dan efisiensi penggunaan dana
publik.
Penganggaran di sektor publik melibatkan proses yang kompleks dan melibatkan berbagai
stakeholder. Tujuan utamanya adalah untuk mencapai efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan publik.
11
Chapter 4
Anggaran Pusat dan Anggaran Daerah adalah dua jenis anggaran yang digunakan di sektor
publik. Berikut ini adalah pembahasan lebih lanjut mengenai keduanya:
Definisi anggaran pusat melibatkan alokasi sumber daya keuangan yang diperoleh oleh
pemerintah pusat melalui berbagai sumber, seperti pajak, retribusi, hasil usaha negara, dan
pinjaman. Dana yang terkumpul kemudian akan digunakan untuk membiayai sebuah kegiatan-
egiatan pemerintah yang meliputi infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertahanan,
pembangunan ekonomi, dan berbagai program nasional lainnya.
Anggaran Pusat merupakan instrumen keuangan yang sangat penting dalam manajemen
keuangan publik, dan transparansi serta akuntabilitas dalam penyusunan dan pelaksanaan
anggaran pusat menjadi faktor kunci dalam menjaga kepercayaan publik terhadap pemerintah
dan pengelolaan keuangan negara secara umum.
12
Sumber Pendapatan: Pendapatan APBN berasal dari berbagai sumber, seperti pajak, retribusi,
hasil usaha negara, dan pinjaman.
Penggunaan Dana: Dana dalam APBN digunakan untuk membiayai program dan kegiatan
pemerintah pusat, seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertahanan, dan pembangunan
ekonomi nasional.
Anggaran Daerah, juga dikenal sebagai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD), adalah anggaran yang disusun dan dijalankan oleh pemerintah daerah suatu wilayah,
seperti provinsi, kabupaten, dan kota. Anggaran ini mencakup semua sumber pendapatan yang
diperoleh oleh pemerintah daerah dan penggunaan anggaran untuk membiayai sebuah
program dan kegiatan pemerintah yang bersifat lokal.
Definisi anggaran daerah (APBD) melibatkan beberapa alokasi sumber daya keuangan
yang diperoleh pemerintah daerah dari berbagai sumber, seperti pendapatan asli
sebuah daerah (PAD), penerimaan perimbangan dari pemerintahan pusat, retribusi
daerah, dan sumber-sumber pendapatan daerah lainnya. Dana yang telah terkumpul
kemudian akan digunakan untuk membiayai sebuah kegiatan- kegiatan pemerintah
daerah yang meliputi pembangunan infrastruktur daerah, pendidikan, kesehatan,
layanan publik, serta pembangunan ekonomi dan sosial di tingkat lokal.
APBD memiliki peran yang vital dalam pembangunan lokal dan pelayanan publik di
tingkat daerah. Melalui APBD, pemerintah daerah dapat mengalokasikan sumber daya
keuangan secara efisien untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, meningkatkan
13
infrastruktur, mendukung pendidikan, kesehatan, serta meningkatkan kesejahteraan
ekonomi masyarakat di tingkat lokal.
Perbedaan antara Anggaran Pusat (APBN) dan Anggaran Daerah (APBD) meliputi:
1. Lingkup: APBN berlaku untuk pemerintah pusat dan berlaku secara nasional, sedangkan
APBD berlaku untuk pemerintah daerah dan berlaku di tingkat provinsi, kabupaten, atau
kota tertentu.
2. Sumber Pendapatan: Adapun Sumber pendapatan APBN berasal dari pajak dan
penerimaan negara lainnya yang diperoleh pemerintah pusat, sedangkan sumber
pendapatan APBD berasal dari pendapatan asli daerah, penerimaan perimbangan, dan
sumber-sumber pendapatan daerah lainnya.
3. Penggunaan Dana: APBN digunakan untuk membiayai program dan kegiatan pemerintah
pusat yang bersifat nasional, sedangkan APBD digunakan untuk membiayai program dan
kegiatan pemerintah daerah yang bersifat lokal.
14
Chapter 5
Teknik akuntansi sektor publik merujuk pada metode, prosedur, dan praktik yang digunakan dalam
pengelolaan keuangan dan pelaporan di sektor publik. Ini melibatkan penggunaan prinsip akuntansi
dan standar yang relevan untuk menghasilkan sebuah informasi keuangan yang akurat, dapat di
andalkan, dan relevan bagi entitas sektor publik. Terdapat beberapa pembahasan lebih lanjut mengenai
teknik akuntansi sektor publik yang dapat dikaji, antara lain:
a. Akuntansi Pelaporan:
Penyusunan Laporan Keuangan: Teknik ini melibatkan pengumpulan, pengolahan, dan
penyusunan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan, seperti laporan neraca,
laporan laba rugi, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan ini
memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas sektor publik.
Pelaporan Program dan Kegiatan: Selain laporan keuangan, teknik akuntansi sektor publik juga
mencakup pelaporan program dan kegiatan yang dilakukan oleh entitas sektor publik. Hal ini
bertujuan untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian tujuan program serta penggunaan
dana publik secara efektif dan efisien.
b. Akuntansi Anggaran:
Penyusunan Anggaran: Teknik ini melibatkan proses penyusunan anggaran entitas sektor
publik, yang mencakup perencanaan pendapatan dan pengeluaran yang diharapkan untuk
suatu periode tertentu.
Monitoring Anggaran: Setelah penyusunan anggaran, teknik akuntansi sektor publik juga
melibatkan pemantauan dan pengendalian anggaran. Hal ini dilakukan untuk memastikan
15
penggunaan dana sesuai dengan rencana anggaran, serta mengidentifikasi dan menangani
deviasi anggaran yang terjadi
c. Akuntansi Biaya:
Analisis Biaya: Teknik ini melibatkan analisis biaya program dan kegiatan yang dilakukan oleh
entitas sektor publik. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan menghitung biaya yang
terlibat dalam penyelenggaraan program, serta menganalisis efisiensi dan efektivitas
penggunaan sumber daya.
Costing Program dan Layanan: Teknik ini melibatkan penetapan biaya untuk program dan
layanan publik yang diselenggarakan oleh entitas sektor publik. Hal ini membantu dalam
penentuan harga jasa publik, penganggaran, dan evaluasi kinerja.
d. Akuntansi Manajemen:
Perencanaan dan Pengendalian Keuangan: Teknik ini melibatkan perencanaan keuangan
jangka pendek dan jangka panjang, serta pengendalian pengeluaran dan pendapatan entitas
sektor publik. Hal ini bertujuan untuk memastikan penggunaan dana secara efisien dan
mencapai tujuan keuangan yang ditetapkan.
Evaluasi Kinerja: Teknik akuntansi sektor publik juga mencakup evaluasi kinerja program dan
kegiatan yang dilakukan oleh entitas sektor publik. Evaluasi ini dilakukan untuk mengukur
pencapaian tujuan, mengidentifikasi kelemahan, dan memberikan rekomendasi perbaikan.
Implementasi Sistem Akuntansi Terintegrasi: Teknik ini melibatkan penerapan sistem akuntansi
berbasis teknologi informasi yang terintegrasi. Hal ini membantu dalam pengelolaan data
keuangan yang efisien, pemantauan real-time, dan pelaporan yang akurat.
Penggunaan Big Data dan Analitik: Dalam era digital, teknik akuntansi sektor publik juga
melibatkan penggunaan big data dan analitik untuk mengolah data keuangan dan memberikan
wawasan yang lebih mendalam tentang kinerja keuangan dan pengelolaan dana publik.
16
Pembahasan lebih lanjut mengenai teknik akuntansi sektor publik dapat melibatkan studi kasus,
analisis kebijakan, dan aplikasi praktis dari teknik-teknik tersebut dalam pengelolaan keuangan dan
pelaporan entitas sektor publik.
Chapter 6
Laporan keuangan sektor publik adalah dokumen yang menyajikan informasi keuangan
tentang entitas atau organisasi sektor publik. Laporan keuangan ini memberikan gambaran yang
jelas tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, arus kas, serta informasi tambahan lainnya yang
relevan. Berikut ini adalah beberapa pembahasan mengenai materi laporan keuangan sektor
publik:
Laporan Laba Rugi (Income Statement): Laporan Laba Rugi menyajikan informasi
tentang pendapatan dan beban entitas selama suatu periode. Laporan ini
menggambarkan pendapatan yang dihasilkan oleh entitas dari aktivitas operasionalnya
dan beban yang terkait dengan penghasilan tersebut.
17
Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows): Laporan Arus Kas memberikan
informasi tentang arus kas masuk dan keluar dari entitas selama suatu periode.
Laporan ini mencakup arus kas dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan.
Laporan Arus Kas membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami sumber
dan penggunaan kas entitas serta perubahan dalam posisi kas.
Prinsip Akuntansi Berbasis Akrual: Laporan keuangan sektor publik biasanya disusun
berdasarkan prinsip akuntansi berbasis akrual. Prinsip ini mengakui pendapatan saat
terjadi dan mengakui biaya saat terjadi, terlepas dari penerimaan atau pembayaran kas.
Prinsip Konsistensi: Prinsip konsistensi mengharuskan entitas sektor publik untuk
konsisten dalam penerapan kebijakan akuntansi dari satu periode ke periode lainnya,
kecuali jika ada alasan yang cukup untuk perubahan.
18
Informasi Tambahan: Laporan keuangan sektor publik juga dapat menyertakan informasi
tambahan seperti kebijakan akuntansi, perkiraan risiko, komitmen dan kontinjensi, serta
informasi non-keuangan yang relevan.
Audit Eksternal: Laporan keuangan sektor publik sering kali diuji dan diverifikasi oleh
auditor eksternal yang independen. Auditor ini melakukan pemeriksaan terhadap laporan
keuangan untuk memastikan keandalan, kepatuhan terhadap standar akuntansi, dan
kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
Pengawasan Internal: Entitas sektor publik juga harus memiliki sistem pengawasan internal
yang efektif untuk memastikan akurasi, keandalan, dan kepatuhan dalam penyusunan
laporan keuangan.
19
Chapter 7
Sistem Akuntansi Keuangan Pusat (SAKP) merupakan sistem yang digunakan untuk
mengelola, mencatat, dan melaporkan transaksi keuangan pada tingkat pusat pemerintahan
atau entitas sektor publik yang memiliki wewenang atas pengumpulan dan pengelolaan
keuangan pusat. Berikut adalah pembahasan lebih lanjut mengenai siklus, sistem, dan laporan
keuangan pusat dalam konteks SAKP:
20
b. Sistem Akuntansi Pusat:
Struktur Organisasi dan Otorisasi: Sistem akuntansi pusat melibatkan pembentukan struktur
organisasi yang jelas dan penunjukan otoritas yang bertanggung jawab atas pengelolaan
keuangan pusat. Ini mencakup pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dalam proses
akuntansi.
Kebijakan dan Prosedur: Sistem akuntansi pusat mencakup pengembangan kebijakan dan
prosedur yang mengatur proses pencatatan, pengolahan, dan pelaporan keuangan.
Sistem Informasi Akuntansi: Sistem akuntansi pusat melibatkan penggunaan teknologi
informasi dan sistem akuntansi yang memadai untuk mendukung pengelolaan keuangan.
Sistem informasi akuntansi pusat harus mampu mengintegrasikan data keuangan,
memfasilitasi pencatatan transaksi, dan menghasilkan laporan keuangan yang akurat.
Neraca: Laporan keuangan pusat mencakup neraca yang menggambarkan posisi keuangan
entitas pusat pada suatu periode tertentu. Neraca mencakup aset, kewajiban, dan ekuitas.
Laporan Laba Rugi: Laporan laba rugi menyajikan informasi tentang pendapatan dan biaya
yang terkait dengan operasi entitas pusat dalam suatu periode tertentu. Laporan ini mencakup
pendapatan, biaya, laba, dan rugi.
Laporan Arus Kas: Laporan arus kas memberikan informasi tentang arus masuk dan arus
keluar kas dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan entitas pusat dalam suatu
periode tertentu.
21
Laporan Keuangan Tambahan: Selain laporan keuangan utama, laporan keuangan pusat juga
dapat mencakup laporan tambahan yang memberikan informasi lebih lanjut tentang posisi
keuangan dan kinerja keuangan.
Dengan menggunakan siklus akuntansi pusat, sistem akuntansi pusat yang efektif, dan
penyusunan laporan keuangan pusat yang tepat, entitas sektor publik dapat memastikan
pengelolaan keuangan yang transparan, akurat, dan sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku.
Chapter 8
mengenai sistem akuntansi keuangan pusat meliputi komponen pelaporan dan penyusunan
laporan keuangan pusat. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai kedua komponen tersebut:
1. Komponen Pelaporan:
b. Laporan Laba Rugi (Income Statement): Laporan laba rugi menyajikan informasi
tentang pendapatan dan biaya yang terkait dengan operasi entitas pusat dalam suatu
periode tertentu. Laporan ini memberikan gambaran tentang kinerja keuangan entitas
pusat, termasuk keuntungan atau kerugian yang dihasilkan.
c. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement): Laporan arus kas memberikan informasi
tentang arus masuk dan arus keluar kas dari aktivitas operasional, investasi, dan
pendanaan entitas pusat dalam suatu periode tertentu. Laporan arus kas membantu
22
dalam mengevaluasi kemampuan entitas pusat dalam menghasilkan arus kas yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional dan investasi.
a. Pencatatan Transaksi: Transaksi keuangan yang terjadi di entitas pusat harus dicatat
dengan teliti dan akurat. Pencatatan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku dan menggunakan metode pengukuran yang sesuai.
c. Pengukuran dan Penilaian: Nilai-nilai yang terkandung dalam laporan keuangan pusat
harus diukur dan dinilai secara obyektif dan sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku. Hal ini melibatkan penggunaan metode pengukuran yang tepat, seperti biaya
historis, nilai wajar, atau metode lain yang sesuai.
d. Pelaporan dan Pengungkapan: Laporan keuangan pusat harus disusun dengan jelas,
mudah dipahami, dan memenuhi persyaratan pengungkapan yang relevan. Informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan harus lengkap, transparan, dan dapat
dipercaya.
23
Dengan mengikuti komponen pelaporan yang mencakup neraca, laporan laba rugi, laporan
arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta menjalankan proses penyusunan laporan keuangan
pusat dengan cermat, entitas sektor publik dapat menyajikan laporan keuangan yang akurat,
terpercaya, dan informatif kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Chapter 9
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) adalah sistem yang digunakan untuk
mengelola, mencatat, dan melaporkan transaksi keuangan pada tingkat daerah pemerintahan
atau entitas sektor publik yang memiliki wewenang atas pengumpulan dan pengelolaan
keuangan daerah. Berikut adalah pembahasan mengenai sistem akuntansi keuangan daerah:
24
Pengolahan Data: Data transaksi keuangan diolah melalui proses pengelompokan,
pengklasifikasian, dan penggabungan untuk menghasilkan informasi yang relevan dan
dapat dipahami. Data tersebut kemudian digunakan untuk penyusunan laporan
keuangan daerah.
Pencatatan Transaksi: Transaksi keuangan yang terjadi di daerah dicatat dengan teliti
dan akurat. Pencatatan melibatkan pengidentifikasian transaksi, penentuan akun yang
tepat, pengukuran nilai transaksi, dan penulisan dalam jurnal atau sistem pencatatan
yang sesuai.
25
Audit Eksternal: Laporan keuangan daerah juga diuji dan diaudit oleh pihak eksternal,
seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau auditor independen. Audit eksternal
bertujuan untuk mengevaluasi keandalan, keabsahan, dan ketaatan terhadap standar
akuntansi serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Chapter 10
Sistem Akuntansi Dana Desa (SADD) merupakan sistem yang digunakan untuk
mengelola, mencatat, dan melaporkan transaksi keuangan yang terkait dengan dana desa.
Dana desa merupakan alokasi dana yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada desa dalam
rangka pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa. Berikut adalah
pembahasan mengenai sistem akuntansi dana desa:
Penerimaan Dana Desa: Pada tahap awal, sistem akuntansi dana desa mencatat
penerimaan dana desa yang diterima dari pemerintah pusat. Hal ini meliputi alokasi dana
desa, transfer dana, atau sumber pendapatan lainnya yang dialokasikan untuk desa.
Pengeluaran Dana Desa: Sistem akuntansi dana desa mencatat pengeluaran dana desa
yang digunakan untuk berbagai kegiatan pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan
pengelolaan desa. Pengeluaran tersebut mencakup belanja barang dan jasa, pembayaran
gaji, pembangunan infrastruktur, program sosial, dan kegiatan lainnya yang disesuai
dengan peraturan yang telah di terapkan .
26
b. Pencatatan dan Pelaporan Keuangan Dana Desa:
Pencatatan Transaksi: Setiap transaksi keuangan yang terkait dengan dana desa dicatat
dengan rapi dan akurat. Pencatatan melibatkan pengidentifikasian transaksi, penentuan
akun yang sesuai, pengukuran nilai transaksi, dan pencatatan dalam jurnal atau sistem
pencatatan yang digunakan.
Laporan Keuangan Dana Desa: Sistem akuntansi dana desa menghasilkan laporan
keuangan yang mencakup neraca, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan
laporan lain yang relevan.
Audit Eksternal: Laporan keuangan dana desa juga harus diaudit oleh pihak eksternal,
yaitu dari pihak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau auditor independen. Audit
eksternal bertujuan untuk mengevaluasi keandalan, keabsahan, dan kepatuhan terhadap
peraturan dalam pengelolaan dana desa.
Dengan menerapkan sistem akuntansi dana desa yang baik, desa dapat memastikan
transparansi, akurasi, dan pertanggungjawaban dalam penggunaan dana desa. Hal ini penting
untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat, serta
meningkatkan kesejahteraan di tingkat desa.
27
Chapter 11
28
Penganggaran: Sistem pengendalian manajemen pemerintahan melibatkan proses
penyusunan anggaran yang komprehensif. Anggaran tersebut mencakup alokasi sumber
daya, penentuan prioritas, dan pengawasan terhadap pengeluaran pemerintah.
Penganggaran yang baik akan membantu mengarahkan dalam penggunaan sumber daya
publik secara efektif dan juga efisien.
29
Laporan ini disampaikan kepada pihak yang berkepentingan untuk memastikan
akuntabilitas dan memberikan informasi yang relevan.
30
Chapter 12
Pengukuran kinerja pemerintahan adalah proses untuk menilai pencapaian tujuan dan
hasil kinerja pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan dan program. Tujuan dari
pengukuran kinerja pemerintahan adalah untuk memastikan akuntabilitas, meningkatkan
efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya, serta mendukung pengambilan
31
keputusan yang informasional dan berbasis bukti. Berikut adalah pembahasan mengenai
pengukuran kinerja pemerintahan:
Indikator Kinerja: Setelah tujuan dan sasaran ditetapkan, langkah berikutnya adalah
menentukan indikator kinerja yang relevan untuk mengukur pencapaian. Indikator
kinerja dapat berupa angka, persentase, atau ukuran lain yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi pencapaian tujuan.
b. Pengumpulan Data:
Sumber Data: Data yang diperlukan untuk pengukuran kinerja pemerintahan dapat
berasal dari berbagai sumber, seperti sistem informasi pemerintah, laporan keuangan,
survei, dan evaluasi program. Penting untuk memastikan bahwa data yang digunakan
berkualitas, akurat, dan dapat dipercaya.
Metode Pengumpulan: Metode pengumpulan data dapat meliputi survei, wawancara,
observasi, atau penggunaan data sekunder. Metode yang dipilih harus sesuai dengan
kebutuhan pengukuran dan memastikan keakuratan dan keandalan data yang
dikumpulkan
c. Analisis dan Interpretasi:
Pengolahan Data: Data yang terkumpul dianalisis dan diolah untuk menghasilkan
informasi yang relevan. Analisis dapat dilakukan dengan menggunakan metode
statistik, perbandingan, atau evaluasi kualitatif, tergantung pada jenis data yang ada.
32
Interpretasi Hasil: Hasil pengukuran kinerja pemerintahan perlu diinterpretasikan
secara cermat. Informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengevaluasi
pencapaian tujuan, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta mengambil
tindakan perbaikan yang diperlukan.
d. Pelaporan Kinerja:
Laporan Kinerja: Hasil pengukuran kinerja pemerintahan perlu dilaporkan kepada pihak
yang berkepentingan, seperti pimpinan pemerintah, masyarakat, atau lembaga
pengawas. Laporan kinerja ini harus disusun dengan jelas, terstruktur, dan mudah
dipahami, sehingga informasi dapat disampaikan secara transparan.
e. Penggunaan Hasil:
Pengambilan Keputusan: Hasil pengukuran kinerja pemerintahan digunakan sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan yang informasional. Informasi tentang kinerja
pemerintahan dapat membantu dalam mengevaluasi kebijakan dan program,
mengalokasikan sumber daya, serta mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Perbaikan Kinerja: Pengukuran kinerja pemerintahan juga dapat digunakan sebagai
alat untuk perbaikan berkelanjutan. Dengan mengidentifikasi kelemahan dan peluang
perbaikan, langkah-langkah dapat diambil untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
kinerja pemerintah.
Chapter 13
33
a. Tujuan Akuntansi Organisasi Non-Pemerintah:
Pelaporan Keuangan: Salah satu tujuan utama sistem akuntansi organisasi non-
pemerintah adalah untuk menyediakan laporan keuangan yang akurat dan relevan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan, seperti dana donor, anggota organisasi,
pemerintah, dan masyarakat umum.
34
c. Pendapatan dan Pengeluaran:
e. Pelaporan Keuangan:
f. Pengawasan Internal:
35
Audit Eksternal: Sebagian besar organisasi non-pemerintah juga menjalani audit
eksternal oleh auditor independen. Audit ini bertujuan untuk memverifikasi kebenaran
dan keandalan laporan keuangan serta mengidentifikasi masalah atau kelemahan yang
perlu diperbaiki.
DAFTAR PUSTAKA
36
Suhardjono. (2018). Akuntansi Sektor Publik. Kencana Prenada Media Group.
Mardiasmo. (2017). Akuntansi Sektor Publik. Andi Offset.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. (2017). Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN).
Harahap, S. S. (2018). Akuntansi Keuangan Sektor Publik Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Mulyadi. (2016). Akuntansi Sektor Publik: Konsep, Standar, Pelaporan
Keuangan Pemerintah. Salemba Empat.
Departemen Keuangan Republik Indonesia. (2003). Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Raharjo, K. A. (2018). Akuntansi Sektor Publik: Mengelola Keuangan
Pemerintah dan Badan Layanan Umum. Erlang ga.
37