Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dewasa ini masyarakat dunia telah mengalami dua kali kejadian perang.
Karenanya hal itu bukan hanya meninggalkan trauma mendalam dalam diri
masyarakat tetapi juga hubungan antar masyarakat itu sendiri sederhananya
masyarakat tidak ingin kejadian pahit akan perang terulang kembali dan menimpa
keturunannya. Akhirnya masyarakat menyadari untuk memperbaiki hubungan antar
manusia dan mulai mempelajarinya. Sosiologi merupakan ilmu yang memiliki ruang
lingkup sangat luas. Sosiologi dibagi dalam beberapa bidang kajian misalnya
sosiologi budaya, sosiologi industri, sosiologi hukum dan masyarakat, sosiologi
perkawinan dan keluarga, sosiologi militer, sosiologi perkotaan, sosiologi pedesaan,
sosiologi pendidikan, dan lain-lain.Topik itu bukan bidang khusus kajian sosiologi
artinya bisa jadi bidang kajian tersebut ditelaah pula oleh disiplin ilmu lainnya
termasuk bidang kajian sosiologi kedokteran dan kesehatan.

B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang tersebut, rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut.
1. Bagaimanakah perkembangan sosiologi setelah perang dunia ke II?
2. Apa saja peran sosiologi dalam praktik kesehatan?

C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, tujuannya adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui perkembangan sosiologi setelah perang dunia ke II.
2. Untuk mengetahui peran sosiologi dalam praktik kesehatan.

D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah tentang ”Perkembangan dan Peran
Sosiologi” adalah sebagai berikut.
1. Mampu mempermudah penyusun dan pembaca guna memahami materi tentang
perkembangan dan peran sosiologi.
2. Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa tentang perkembangan dan
peran sosiologi.

1
BAB II
PENDAHULUAN

A. Perkembangan Sosiologi Setelah Perang Dunia II

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, seorang


sarjana Indonesia yaitu Soenaryo Kolopaking, untuk pertama kalinya memberikan
kuliah sosiologi pada tahun 1948 pada Akademi Ilmu Politik Yogyakarta (Akademi
tersebut kemudian dilebur menjadi Universitas Negeri Gadjah Mada, yang menjadi
Fakultas Sosial Politik). Beliau memberikan kuliah tersebut dalam Bahasa Indonesia,
dan hal ini merupakan hal yang baru karena sebelum perang dunia II semua kuliah di
Perguruan Tinggi diberikan dengan Bahasa Belanda.

Pada Akademi Ilmu Politik, sosiologi juga dikuliahkan sebagai ilmu


pengetahuan dalam jurusan pemerintahan dalam negeri, hubungan luar negeri dan
publisistik. Oleh sebab itu, kuliah-kuliah dalam ilmu pengetahuan tersebut sukar sekali
untuk mencetuskan keinginan pada para sarjana untuk memperdalam, kemudian
mengembangkan sosiologi. Dengan dibukanya kesempatan bagi para sarjana dan
mahasiswa Indonesia untuk belajar di luar negeri sejak tahun 1950, mulailah ada
beberapa orang Indonesia yang memperdalam pengetahuannya tentang sosiologi,
bahkan ada diantaranya yang mempelajari ilmu tersebut secara khusus. Bertambahnya
orang-orang yang memperdalam dan mengkhususkan diri dalam sosiologi tidak hanya
menjadi dorongan untuk berkembangnya dan meluasnya ilmu pengetahuan tadi, tetapi
sekaligus membawa perubahan dalam sifat dan sosiologi di Indonesia.

Buku sosiologi dalam bahasa Indonesia mulai diterbitkan sejak satu tahun
setelah pecahnya revolusi fisik, yaitu Sosiologi Indonesia oleh Djody Gondokusumo
yang memuat beberapa pengertian elementer dari sosiologi yang teoritis dan bersifat
sebagai filsafat. Buku itu pada saat tersebut mendapat sambutan baik mengingat
suasana revolusi fisik pada waktu itu, dimana mulai terasa suatu kehausan pada
golongan terpelajar akan ilmu pengetahuan yang mungkin akan dapat membantu
mereka di dalam usaha-usahanya memahami perubahan-perubahan yang terjadi dengan
cepat dalam masyarakata Indonesia. Kira-kira dalam tahun 1950, setelah usai revolusi
fisik, menyusullah suatu buku Sosiologi yang diterbitkan oleh Bardosono, yang
sebenarnya merupakan suatu diktat yang ditulis seorang mahasiswa yang mengikuti

2
kuliah-kuliah sosiologi dari seorang guru besar yang tak disebutkan namanya dalam
buku tersebut.

Selanjutnya dapatlah dikemukakan buku karangan Hassan Shadily dengan judul


Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia yang merupakan buku pelajaran pertama di
dalam bahasa Indonesia yang memuat bahan-bahan sosiologi yang modern. Dalam
suasana perkembangan perguruan tinggi di Indonesia, juga karena kurangnya buku-
buku sosiologi dalam bahasa Indonesia, maupun yang diimpor dalam luar negeri,
ditambah pula kekurangan kemampuan yang ada pada para mahasiswa tingkat
Persiapan, buku Hassan Shadily (lulusan Cornell University di Amerika Serikat)
memenuhi keperluan para mahasiswa yang mulai belajar ilmu pengetahuan tersebut
sebagai ilmu pembantu.

Para pengajar yang mengikuti ajaran sosiologi teoritis filosofis lebih banyak
mempergunakan terjemahan buku-bukunya P.J.Bouman, yaitu Algemene
Maatschappijleer dan Sociologie, bergrippen en problemen serta buku Lysen yang
berjudul Individu en Maatschappij. Buku lain yang lebih luas, tetapi uraian mengenai
pengertian-pengertian pokoknya kurang sistematis adalah buku pelajaran sosiologi
yang berjudul Sosiologi Suatu Pengantar Ringkas yang merupakan hasil karya Mayor
Polak, seorang warga negara Indonesia bekas anggota Pangreh Praja Belanda, yang
telah mendapat pelajaran sosiologi sebelum Perang Dunia Kedua pada Universitas
Leiden di negeri Belanda. Mayor Polak juga telah menulis suatau buku mengenai
Sosiologi khusus yang berjudul Pengantar Sosiologi Pengetahuan, Hukum dan Politik
yang terbit pada 1967.

Sesuai dengan taraf permualaan dalam perkembangan ilmu sosiologi dewasa ini
di Indonesia, adanya buku-buku berbahasa Indonesia dalam bidang tersebut masih
bersifat sebagai buku pelajaran untuk menolong para mahasiswa di dalam pelajarannya
tentang asas-asas serta persoalan-persoalan dari ilmu pengetahuan itu. Sepanjang
pengetahuan, kecuali buku Mayor Polak, pada dewasa ini buku lain dalam bahasa
Indonesia mengenai masalah-masalah sosiologi khusus adalah Sosiologi Hukum oleh
Satjipto Rahardjo, Soerjono Soekanto, dan lain-lain, serta juga Sosiologi Kota oleh
N.Daldjoeni, dan seterusnya.

3
Dapat disebutkan pula buku-buku sosiologi lain yang dikarang oleh orang
Indonesia, yaitu buku Social Changes in Yogyakarta, yang merupakan hasil karya Selo
Soemardjan yang terbit dalam tahun 1962. Buku yang ditulis dalam bahasa Inggris itu
merupakan disertasi penulis untuk mendapatkan gelar doktor pada Cornell University,
Amerika Serikat. Isinya adalah perihal perubahan-perubahan dalam masyarakat di
Yogyakarta sebagai akibat dari revolusi politik dan sosial pada waktu revolusi masih
berpusat di kota Yogyakarta. Bersama Soelaeman Soemardi, pengarang yang sama
telah menghimpun bagian-bagian terpenting dari beberapa text-book ilmu sosiologi
dalam bahasa Inggris yang disertai dengan pengantar ringkas dalam bahsa Indonesia.
Buku yang berjudul Setangkai Bunga Sosiologi itu diterbitkan pada 1964 dan dipakai
sebagai bacaan wajib pada beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta. Tidak kurang
pentingnya pula bagi perkembangan sosiologi adalah karangan-karangan pendek
mengenai masalah-masalah sosiologi yang tersebar di sana-sini, baik dalam bentuk
publikasi yang dicetak dalam majalah-majalah berkala atau tak berkala, maupun dalam
bentuk stensilan yang hanya dapat dibaca dalam kalangan peminat yang tidak luas.

Pada dewasa ini telah ada sejumlah Universitas Negeri yang mempunyai
Fakultas Sosial dan Politik atau Fakultas Ilmu Sosial dimana sosiologi dikuliahkan
sampai tingkat yang lebih tinggi daripada tingkat persiapan. Namun, belum ada
universitas yang mempunya fakultas tersendiri khusus untuk sosiologi. Yang telah ada
ialah jurusan sosiologi pada beberapa fakultas, misalnya pada Fakultas Sosial dan
Politik Universitas Gadjah Mada, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Indonesia, dan
Fakultas Sosial dan Politik Universitas Pajajaran. Dari jurusan sosiologi itulah
diharapkan sumbangan dan dorongan lebih besar untuk mempercepat dan memperluas
perkembangan sosiologi di Indonesia untuk kepentingan umum dan masyarakat.

Peneliatian-penelitian sosiologis di Indonesia belum mendapat tempat yang


sewajarnya karena masyarakat masih terlampau percaya pada angka-angka yang relatif
mutlak. Sosiologi tidak akan mungkin menghasilkan hal-hal yang berlaku mutlak,
karena masing-masing manusia mempunya kekhususan sehingga sulit sekali untuk
menerapkan teori-teori sosiologi secara umum. Apalagi masyarakat Indonesia
merupakan masyarakat majemuk yang mencakup beratus suku. Dalam hal ini masih
diperlukan usaha yang tekun dan keras untuk menempatkan penelitian sosiologis pada
tempat yang wajar.

4
B. Terminologi Sosiologi Kesehatan
Perkembangan ilmu sosiologi kesehatan dimulai sejak manusia itu sadar
bahwa kesehatan tidak hanya sebatas fisik, melainkan juga mental serta kondisi
seseorang. Dalam ilmu ini dikenal beberapa istilah yang menunjukan sumbangan
atau peran sosiologi pada bidang kesehatan, yaitu:
1. Sosiology in Medicine
Sosiolog yang bekerjasama secara langsung dengan dokter dan staf kesehatan
lainnya di dalam mempelajari faktor sosial yang relevan dengan terjadinya gangguan
kesehatan ataupun sosiolog berusaha berhubungan langsung dengan perawatan
pasien atau untuk memecahkan problem kesehatan masyarakat. Hal ini
menunjukkan bahwa fenomena sosial dapat menjadi faktor penentu atau
mempengaruhi orang-orang untuk menangani penyakit atau mempengaruhi
kesehatan mereka ataupun tingkah laku lain saaat sedang sait maupun setelah sakit.
2. Sosiology of Medicine
Berhubungan dengan organisasi, nilai, kepercayaan terhadap praktek kedokteran
sebagai bentuk dari perilaku manusia yang berada dalam lingkup pelayanan
kesehatan, misalnya bentuk pelayanan kesehatan, sumber daya manusia untuk
membangun kesehatan dan pelatihan bagi petugas kesehatan.
3. Sosiology for Medicine
Berhubungan dengan strategi metodologi yang dikembangkan sosiologi untuk
kepentingan bidang pelayanan kesehatan. Misalnya teknik skala pengukuran
Thurstone, Likert, Guttman yang membantu mengenali atau mengukur skala sikap.
Peran ini juga meliputi peosedur matematis multivariate serta analisis faktor dan
analisis jaringan yang biasa digunakan para sosiolog dalam mengumpulkan data atau
menjelaskan hasil penelitian.
4. Sociology From Medicine
Menganalisa lingkungan kedokteran dari perspektif social. Misalnya bagaimana pola
pendidikan, perilaku, gaya hidup para dokter, atau sosialisasi mahasiswa kedokteran
selama mengikuti pendidikan kedokteran.
5. Sociology at Medicine
Merupakan bagian yang lebih banyak mengamati orientasi politik dan ideology yang
berhubungan dengan kesehatan. Misalnya bagaimana suatu struktur pengobatan cara

5
barat akan mempengaruhi perubahan pola pengobatan sekaligus merubah pola
interaksi masyarakat.
6. Sociology Around Medicine
Menunjukkan bagaimana sosiologi menjadi bagian atau berinteraksi dengan ilmu
lain seperti antropologi, ekonomi, etnologi, filosofi hukum maupun bahasa.
Pernyataan yang mengemuka bahwa perspektif sosiologi utama yang dirasakan
bermanfaat untuk diterapkan dalam bidang kesehatan adalah konsep struktur. Suatu
konsep yang menunjukkan adanya unsur-unsur umum yang senantiasa terdapat pada
setiap situasi dan interaksi. Dengan membayangkan sikap umum yang biasa terjadi
dalam interaksi antara dokter-pasien maka akan didapat suatu model atau gambaran
mengenai segala sesuatu yang terjadi dan dapat dimengerti mengenai apa yang keliru
dan apa penyebabnya. Dari segi sosiologi setiap individu memainkan peran dalam
semua situasi sosial. Hal ini mengingatkan kita pada hukum-hukum yang terlibat dalam
menjalankan peran dan juga mengingatkan kita pada hukum-hukum yang terlibat dalam
menjalankan peran dan juga mengingatkan kita kepada sifat-sifat umum dari seorang
dokter, pasien, istri, anak dan seterusnya. Artinya bahwa situasi yang dibentuk secara
formil sebenarnya bisa dianalisis secara nyata di masyarakat.
Dalam menganalisis situasi kesehatan, sosiologi bermanfaat untuk mempelajari
cara orang mencari pertolongan medis (help-seeking). Selain itu, perhatian sosiologi
terhadap perilaku sakit umumnya dipusatkan pada pemahaman penduduk mengenai
gejala penyakit serta tindakan yang dianggap tepat menurut tata nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat. Manfaat sosiologi yang lain adalah menganalisis faktor-
faktor social dalam hubungannya dengan etiolog penyakit. Aspek lain yang menjadikan
sosiologi bermanfaat bagi praktek medis bahwa sakit dan cacat fisik selain sebagai
kenyataan sosial sekaligus juga sebagai kenyataan medis. Manfaat sosiologi berikutnya
juga memberikan analisis tentang hubungan dokter-pasien. Dikemukakan bahwa
hubungan tersebut meliputi konflik potensial, seperti konflik kepentingan pasien
dengan kepentingan keluarga dan dokter. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa
sikap yang kebanyakan ditunjukkan dokter memperlihatkan bahwa mereka kurang
memahami konflik tersebut. Mereka hanya berpegang pada moto tertentu yang
ditanamkan pada diri dan diproses dalam situasi latar belakang pendidikan formal dan
informalnya guna menghadapi konflik tersebut

6
C. Peran Sosiologi dalam Praktik Kesehatan
Di samping sebagai anggota masyarakat yang mesti memahami sosiologi untuk
bekal mengarungi kehidupan dan interaksi dengan manusia lainnya, kita pun bisa
mendalami sosiologi untuk lebih mengembangkan pengetahuan sosiologi itu sendiri.
Orang yang mendalami ilmu sosiologi dan kemudian menjadi ahli dalam ilmu tersebut
disebut sosiolog. Secara teoritis peran sosiologi /sosiolog sangat penting dalam
pengembangan ilmu atau pelayana kesehatan, peran-peran sosiolog antara lain adalah :

1. Sosiolog sebagai ahli riset


Sebagai seorang ilmuan, sosiolog bertanggung jawab untuk melaksanakan penelitian
– penelitian ilmiah, sosialisasi hasil penelitian, juga melakukan pembinaan terhadap
pola pikir masyarakat. Dalam hal ini sosiolog berkewajiban untuk mencari,
mengumpulkan, dan menganalisis, serta menyimpulkan fakta – fakta sosial.
Sosiolog juga berkewajiban untuk meluruskan atau menjernihkan berbagai anggapan
keliru yang berkembang dalam masyarakat awam atau kalangan tertentu yang lebih
disebabkan karena salah informasi atau bahkan takhayul. Misalnya pendapat
masyarakat tentang penyebab penyakit dari roh – roh halus serta pengobatan.
Dari hasil penelitiannya, sosiolog bisa menghadirkan kebenaran-kebenaran.
Selain itu, dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh kekeliruan dalam
masyarakat tersebut dapat dihindari. Oleh karena itu, seorang sosiolog bisa
menghadirkan ramalan sosial berdasarkan pola-pola atau kecenderungan serta
perubahan-perubahan yang paling mungkin terjadi.

2. Sosiolog sebagai konsultan kesehatan


Berdasarkan ilmu, kajian-kajian, dan riset yang dilakukannya, sosiologi mempunyai
kemampuan untuk menganalisis fakta sosial, dinamika sosial, kecenderungan protes,
serta perubahan sosial sehingga dapat memberikan masukan terhadap kebijakan
untuk masyarakat yang akan diputuskan oleh para pengambil kebijakan, seperti
pemerintah. Dalam skala jangka panjang sosiolog harus dapat meramalkan pengaruh
dari sebuah kebijakan terhadap kehidupan sosial. Sosiolog membantu menganalisis
serta memperkirakan pengaruh apa yang akan terjadi jika suatu kebijakan diambil
dan diterapkan oleh pemerintah pada suatu masyarakat tertentu, ataupun
pembangunan seperti apa yang cocok bagi suatu masyarakat. Artinya, agar

7
kebijakan yang diambil memenuhi suatu harapan serta dapat menghasilkan pengaruh
yang diinginkan. Misalnya kebijakan tentang berobat gratis bagi masyarakat miskin,
maka pengaruhnya untuk beberapa tahun mendatang sudah bisa diramalkan.

3. Sosiolog sebagai teknisi


Sosiolog dapat terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan
masyarakat untuk memberikan saran – saran moral, baik dalam penyelesaian
berbagai masalah hubungan masyarakat, hubungan antar kelompok dalam
organisasi, dan penyelesaian masalah mengenai hubungan antar manusia. Dalam
kedudukan seperti ini, sosiolog bekerja sebagai ilmuwan terapan (applied scientist).
Mereka dituntut untuk menggunakan pengetahuan ilmiahnya dalam mencari nilai-
nilai tertentu, seperti efisiensi kerja atau efektivitas suatu program pembangunan
atau atau suatu kegiatan masyarakat.

4. Meningkatkan peran penyuluh kesehatan


Dengan mempelajari sosiologi, seorang tenaga kesehatan akan lebih memahami
sifat, karakter, atau norma masyarakat yang berlaku, sehingga pada akhirnya
program promosi kesehatan dapat berlangsung secara efektif. Karena itu dapat
dikatakan bahwa sosiologi dapat memberikan kontribusi wawasan dan pemahaman
terhadap tenaga kesehatan atau para pengambil kebijakan dalam bidang kesehatan.
seorang sosiolog dalam menyajikan fakta harus bersifat netral dan objektif.
Contohnya, dalam menyajikan masalah kemiskinan, seorang sosiolog tidak boleh
menciptakan anggapan sebagai pendukung suatu proyek tertentu atau mengubahnya
sehingga terkesan reform reformis dan konservatif.

D. Hubungan Pasien dengan Tenaga Kesehatan


Dalam kehidupan bermasyarakat, sering dijumpai masalah – masalah yang
dianggap tabu, tidak dapat diungkapkan secaraberterus terang. Misalnya kehamilan
sebelum menikah. Bagi orang barat hal ini mungkin dianggap hal yang biasa, tetapi di
Indonesia sebagai masyarakat Timur, peristiwa ini dikatakan sebagai “AIB”. Keadaan
ini bukan hanya disebabkan karena adanya norma agama saja, melainkan nilai adat
Timur biasanya belum mentolerir keadaan ini, sehingga gadis yang mengalami hal ini
berusaha menutupi kehamilannya, termasuk kepada orang tuanya dan bahkan kepada

8
dokterpun kehamilan tersebut berusaha ditutup – tutupi. Ketika si gadis sudah tidak
mamapu memecahkan masalahnya, misalnya ada keinginan untuk menggugurkan
kandungan barulah mungkin mau berterus terang dengan tenaga kesehatan.
Kehamilan yang terjadi akan diketahui setelah gadis berkonsultrasi dengan
tenaga kesehatan, sehingga mungkin akan ditemukan penyebab kehamilan tersebut,
seperti ; akibat pemerkosaan, melakukan free sex, atau hal lain. Dalamkondisi
psikologis ini menuntut para tenaga kesehatan untuk menjaga privasi pasien. Sehingga
saat melakukan anamnesis memerlukan pertanyaan berulanh – ulang secara kritis dan
cermat sehingga tidak terkecoh oleh keinginan negatif pasien.
Mengatasi hal tersebut, maka dalam hubungan antara pasien dengan tenaga
kesehatan perlu memahami tiga jarak seperti berikut :
1. Jarak psikologis
Pasien, perawat dan dokter merupakan individu – individu yang unik. Sehingga
saat berkomunikasi akan terjadi interaksi anatar pribagi yang berbeda, baik dari
latar belakang kehidupan, status ekonomi, status sosial dan lain – lain. Kehadiran
seorang pasien kepada tenaga kesehatan merupakan posisi individu yang sedang
membutuhkan bantuan medis untuk mendapatkan kesembuhan, sedangkan
tenaga kesehatan merupakan individu yang akan memberikan bantuan.
Pertemuan kedua perbedaan karakter antara tenaga kesehatan dengan pasien
potensial menimbulkan masalah, kesenjangan karakter inilah yang disebut
dengan yang disebut jarak psikologis antara pasien dengan tenaga
kesehatan.jarak ini hendaknya diperpendek melalui komunikasi yang efektif.
2. Jarak Sosiologis
Dalam pandangan sosial, setiap orang memiliki status dan peran yang berbeda.
Misalnya Dokter dan tenaga kesehatan memiliki profesi dengan posisi prestisius
dibandingkan dengan buruh dan petani. Kondisi inilah yang disebut dengan jarak
sosiologis, yaitu adanya perasaan orang lain bukan bagian dari kelompok diriya.
Sesungguhnya orang lain ingin menjadi bagian dari kelompok tersebut, namun
ini merupakan hal yang tidak mudah. Dengan demikian maka seorang tenaga
kesehatan hendaknya mampu mengembangkan sikap simpati dan empati,
sehingga diterima sebagai in group oleh pasien.
3. Jarak kepentingan

9
Merupakan akibat dari adanya kebutuhan yang berbeda, pada saat kepentingan
tidak terakomodir oleh pihak lain maka seseorang akan menjaga jarak atau
mungkin menolak kehadiran dihadapan orang lain. Seperti contoh sebelumnya,
seorang gadis hamil sebelum menikah dan ingin melakukan aborsi, gadis
tersebut berharap keadaan tersebut harus dirahasiakan oleh tenaga oleh tenaga
kesehatan.namun apabila si gadis tidak yakin bahwa tenaga kesehatan mampu
merasiakan tersebut, maka si gadis tidak akan terbuka sepenuhnya terhadap
tenaga kesehatan, sehingga tidak terjadi komunikasi yang baik. Kesimpulan dari
pemahaman ini adalah bahwa tenaga kesehatan harus waspada terhadap perilaku
atau ucapan pasien,karena pada awalnya mungkin pasien akan menutp – nutupi
keadaan yang dianggap tidak baik karena menjaga “gengsi – sosialnya”. Namun,
apabila komunikasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan berjalan dengan baik,
maka keadaan sesungguhnya akan dapat diungkap.

E. Manfaat Sosiologi Bagi Kesehatan


Selain memiliki peran dalam praktik kesehatan, sosiologi juga memiliki manfaat bagi
kesehatan. Manfaat sosiologi bagi kesehatan adalah sebagai berikut.

 Mempelajari cara orang meminta pertolongan medis


 Memberikan analisis hubungan dokter – pasien. Dikemukakan bahwa hubungan
tersebut meliputi berbagai koflik potensial,seprti konflik kepentingan pasien
dengan kepentingan keluarga dan dokter.
 Mengetahui latar belakang sosial ekonomi masyarakat dalam pemanfaatan
layanan kesehatan.
 Menganalisis faktor-faktor sosial dalam hubungannya dengan etiologi penyakit.
Aspek lain yang menjadikan sosiologi bermanfaat bagi praktek medis bahwa
sakit dan cacat fisik selain sebagai kenyataan social sekaligus juga sebagai
kenyataan medis.

10
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Dari bahasan materi siatas dapat disimpulkan bahwa :
 Perkembangan sosiologi setelah perang dunia ke II yaitu perubahan masyarakat
Indonesia yang lebih memperdalam ajaran sosiologi disetiap aspek perkuliahan
diluar mata kuliah ilmu pengetahuan dalam jurusan pemerintahan dalam negeri,
hubungan luar negeri dan publisistik. Penelitian - penelitian tentang sosiologipun
mendapat tempat yang sewajarnya. Selain itu juga terjadi peralihan bahasa ajar dari
bahasa Belanda menjadi bahasa Indonesia.
 Sosiologi terdiri dari empat peran : sosiolog sebagai ahli riset, sosiolog sebagai
konsultan kesehatan, sosiolog sebagai teknisi, meningkatkan peran penyuluh
kesehatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

http://www.anneahira.com/artikel-kesehatan/sosiologi-kesehatan.htm

http://blog.unila.ac.id/young/sosiologi-kesehatan

http://riakhumairah.blogspot.com/2014/03/sosiologi-kesehatan.html

http://mamien-go.blogspot.com/2011/08/sosiologi-kesehatan.html

12
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt. yang telah memberikan nikmat


hidayah dan kesehatan kepada kami sehingga kami dengan pertolongannya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini memuat tentang hakikat dan tujuan pendidikan Islam yang
di mana diperlukan untuk membantu memperluas dan meperdalam
pemahaman tentang seperti apa pendidikan Islam yang harus di terapakan
dalam hidup.

13
MAKALAH

SOSIOLOGI

PERAN SOSIOLOGI

Dosen pengampuh : Dr. H. Amanan Soleman , M.Hum

OLEH:

1. SUKETI IBRAHIM

2. NURIA JALALUDDIN

3. SASKIYA YUNSUR

4. ANDI SAMAR GANDI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS


TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI TERNATE 2021

14

Anda mungkin juga menyukai