Anda di halaman 1dari 1

Alhamdulillah.

Yang terpenting adalah bersyukur karena saat ini Allah masih sayang kepada kita
semua, tandanya adalah dengan masih mensehatkan badan kita dan masih berkehendak untuk
membuat kita tetap konsisten di jalan-Nya, serta khususnya, masih mau membuat hati saya tergugah
untuk menulis sebuah kalimat syukur ini, yang kelak semoga bisa berbuntut menjadi kumpulan
kalimat yang bermakna.

Hari mingu kemarin adalah hari terakhir dihelatnya acara tahunan bergensi Islamic Book Fair. Acara
itu dimulai dari tanggal 28 Februari 2015-3 Maret 2015. Dan saya berkesempatan mendatanginya
pada hari terakhir. Bangga dan lega setelah akhirnya mampu berkunjung melawat buku-buku
berkualitas, serta kerumunan para pecinta ilmu yang haus lembaran buku.

Istana Olahraga (ISTORA) Senayan rupanya masih menjadi tempat favorit dimana acara
dilaksanakan. Ini adalah kali yang kedua saya kesana. Terakhir adalah November 2014 kemarin, saat
dihelatnya acara serupa namun dengan nama yang berbeda, Inrernational Book fair.

Berjalan berempat (Ane, Idham, Kang Izzul, Munir) menggunakan dua motor, kami melesat. Tiba
disana langsung beranjak menuju Book Fair dan segera keliling menuju stand-stand penebrit buku.
Setiap kali mendapati sebuah buku yang menarik, saya mencatatnya di note HP, berharap untuk
mendata semua buku yang menarik, karena jumlah buku pasti tidak sepadan dengan nominal uang
jika dibelikan, maka setidaknya kutulis pendataan buku-buku terbaik, agar ketika selesai kelilingnya
bisa saya timbang apa-apa saja yang bagus, lalu pertimbangkan dengan rupiah yang ada.

Terhitung ada 9 buku yang memincut hati saya, yang sehingga tak terasa memberatkan dompet ketika
membeli, namun baru dahsyat terasa saat tiba menyelonjorkan kaki di kamar pondok, sambil
menghitung-hitung berapa total nominal yang melompar dari relung dompet maupun ATM.

Adapun buku-buku yang saya beli adalah sebagai berikut ; (1) Sunnah-Syi’ah bergandengan Tangan,
Mungkinkah? Karya Quraish Shihab, seharga “50.000” (2) Manahilul Irfan fi Ulumil Qur’an karya
Abdul Azhim Az-Zarqoni, seharga “70.000” (3) Tarikh Khulafa’ karya Imam as-Suyuthi, seharga
“50.000” (4) Syarah Mandzhumah Baiquniyyah karya Syaikh Utsaimin, seharga “35.000” (5)
Amrodhul Qulub Wa Syifa’uha karya Ibnu Tamiyyah, seharga “10.000” (6) Sejarah Islam karya
Karen Amstrong, seharga “41.300” (7) Anggukan Ritmis Kaki Pak Kyai karya Emha Ainun Nadjib,
seharga “48.300” (8) Arus Bawah karya Emha Ainun Nadjib, seharga “34.300” (9) Sedang Tuhan
Pun Cemburu karya Emha Ainun Nadjib, seharga “51.800”. total kesemuaan adalah Rp. 390.700,00-

Semua ini saya lakukan tulus karena saya ingin menjadi bagian dari mereka (penulis). Semoga saja,
dan seperti itulah realita berkata, dengan saya banyak membaca saya mampu menggapai cakrawala,
dan berhasil merengkuh cita-cita yang saya harapkan. Semoga terkabul dan bisa hadir menjadi
kenyataan yang menyenangkan.

Jadikan hamba pembaca yang jeli dan teliti. Kritis dan profesional. Cerdas dan mumpuni dalam
menangkap ilmu. Ulet dalam mengaplikasikan. Dan lincah dalam tulisan. Amien.

Ya Rabb. Beri saya kekuatan untuk bisa menulis setiap saat, mencatat setiap hikmah yang terhidang,
mengakumulasi ide, mewujudkannya menjadi paragraf-paragraf berarti dan bisa melahirkan manfaat
buat semesta.

Dengan banyak membaca, kemudian menuangkan gagasan menjadi tulisan, maka saat itulah
seseorang dikatan sebagai penulis. (Senin, 09 Maret 2015. Jam 23:05, di tengah hujan deras di Darsun
asrama bilik 4).

Anda mungkin juga menyukai