Anda di halaman 1dari 3

Al-Imam Abu Zakariyyah Yahya bin Syarof Al-Hauroni An-Nawawi

Asy-Syafi’ii Rohimahullah. (631 – 676 H. / 1234 – 1278 M.)


Hari kelahirannya dan semangatnya terhadap ilmu.
Al-Imam Abu Zakariyyah rohimahullah lahir di bulan Muharram tahun 631 H. di kota Nawa, dan ayahnya
termasuk penduduk asli dari kota Nawa.
Syeikh Yasin bin Yusuf Az-Zarkasyi rohimahullah berkata : ‘ Aku pernah melihat Syeikh Abu Zakariyyah
di kota Nawa, saat itu dia berumur 10 tahun, anak-anak yang sebaya dengannya tidak menyukainya untuk
bermain bersama mereka, sehingga dia pergi menjauh dari mereka dengan menangis karena perlakuan
mereka kepadanya, yang dia lakukan kemudian adalah membaca Al-Qur’an, hal itu menyebabkan
tumbuhnya rasa cinta di hatiku kepadanya, dia selalu diajak ayahnya pergi ke toko tempat niaganya, selama
ada di toko bersama ayahnya dia tidak melewatkan waktu untuk membaca Al-Qur’an disamping membantu
kesibukan ayahnya dalam berjual beli, suatu ketika aku datang untuk menemuinya di saat dia membaca Al-
Qur’an, aku menyimak dan memperhatikan bacaannya Al-Qur’an yang begitu indah dilantunkannya, aku
berkata kepada ayahnya : ‘ Anak ini besar harapan akan menjadi seorang yang paling alim di zamannya,
yang paling zuhud diantara kaumnya, dan banyak manusia yang mengambil manfaat darinya ‘. Ayahnya
berkata : ‘ Apakah kau seorang peramal ?. aku menjawab : ‘ Bukan, akan tetapi Allah azza wa jalla
yang membimbingku untuk mengatakan itu. Ayahnya pun sangat berharap akan hal itu, dan Abu Zakariyyah
telah sempurna menghafal Al-Qur’an di awal usia balighnya.
Di usia 18 tahun Abu Zakariyyah pergi ke Damaskus dan tinggal kota Ar-Rowajiyyah, untuk mendapatkan
pendidikan yang baik, dia sudah menghafal Ktb. At-Tambih dalam kurun waktu 4 ½ bulan, dan membaca
serta manghafal Ktb. Al-Muhadzdzab dalam waktu 5 ½ bulan berikutnya, mulazamah dengan syaikhnya
yaitu Al-Kamal bin Ahmad rohimahullah, kemudian beliau berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah
Haji bersama ayahnya dan tinggal di kota Madinah kurang lebih 1 ½ bulan.
Abul –Hasan bin Al-‘aththor rohimahullah berkata bahwa Abu Zakariyyah An-Nawawi rohimahullah
mengkaji setiap harinya 12 macam kitab dengan Masyayihnya, baik untuk mendapatkan penjelasan atau
pembenaran dan perbaikan dari guru-gurunya, 2 kali mengkaji Ktb. Al-Wasith, 1 kali mengkaji Ktb. Al-
Muhadzdzab, 1 kali mengkaji gabungan Ktb. Shohihaini (Al-Bukhori dan Muslim), 1 kali mengkaji
Ktb. Shohih Muslim, 1 kali mengkaji Ktb. Al-Lam’u karya Ibnu Jinni, 1 kali mengkaji Ktb. Al-
Manthiq, 1 kali mengkaji Ktb. Tashrif, 1 kali mengkaji Ktb. Ushul-Fiqh, 1 kali mengkaji Ktb. Asmaur-Rijal,
1 kali mengkaji Ktb. Usuluddin, dan dia berkata :

.‫ وبارك اهلل فى وقتي‬،‫وكنت أعلق جميع ما يتعلق بها من شرح مشكل وتوضيح عبارة وضبط لغة‬
Artinya : Saya selalu memberi komentar atau catatan semua hal-hal yang berkaitan dengan kitab-kitab
tersebut, baik yang berupa penjelasan tentang perkara-perkara yang rumit, menjelaskan ungkapan-ungkapan,
dan memperbaiki kosa kata, Allah azza wa jalla memberkahi waktuku.
Guru-Gurunya (Masyayikhuhu) :
Ar-Ridho bin Burhan, Abdul Aziz bin Muhammad Al-Anshori, Zainuddin bin Abdud-Daim, Imaduddin
Abdul Karim Al-Khurostani, Zainuddin Kholaf bin Yusuf, Taqiyyuddin bin Abi Al-Yasar, Jamaluddin bin
Ash-Shoirofi, Syamsuddin bin Abi Umar, Al-Hafidz Abdul Ghoni ‘Alauddin rohimahumullah.
Abu Zakariyyah rohimahullah telah mempelajari kutub As-Sittah (shahih al-Bukhari, shahih Muslim, sunan
Abu Dawud, sunan Abu Dawud, sunan Ibnu Majah dan sunan An-Nasa’i), dan ktb. Al-Musnad karya Imam
Ahmad bin Hanbal rohimahullah, Ktb. Al-Muwaththo’ karya Imam Malik bin Anas rohimahullah, dan Ktb.
Syarah As-Sunnah karya Imam Al-Baghowi rohimahullah, Ktb. Sunan Ad-Darimi, dan sekian banyak kitab-
kitab lainnya. Juga mempelajari Ktb. Syarhu Ahadts Ash-Shohihain dengan gurunya Al-Muhaddits Ibnu
Ishaq Ibrahim bin Isa Al-Murodi rohimahullah, mempelajari Ilmu Fiqih dengan gurunya Al-Kamal Ishaq Al-
Mu’ri rohimahullah, Syamsuddin Abdurrohman bin Nuh rohimahullah, Izzuddin Umar bin Sa’ad Al-Arbali
rohimahullah, mempelajari Ilmu Lughoh (bahasa) dengan gurunya Asy-Syeikh Ahmad Al-Misri
rohimahullah, dan yang lainnya.
Abu Zakariyyah rohimahullah selalu menyibukkan diri dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat,
menyusun kitab (at-Tashnif), mengajarkan ilmu (nasyrul-ilmi), beribadah, membaca wirid (al-Aurod), puasa,
dzikir, dan sabar atas kehidupan yang jauh dari kata menyenangkan, yang bekaitan dengan makanan, pakaian
yang sangat sederhana dan jauh dari kesan mewah.

Murid-murid-nya (Talamidzuhu) :
Banyak bermunculan para ulama’ yang diasuh dan diajar ragam ilmu oleh Abu Zakariyyah rohimahullah,
diantaranya : Al-Khotib Shodr Sulaiman Al-Ja’fari, Syihabuddin Ahmad bin Ja’wan, Syihabuddin
Al-Arbadi, ‘Alauddin bin Al-Aththor, dan mengambil hadits darinya Ibnu Abi Al-Fath, Al-Mazi, dan Ibnu
Al-‘Aththor rohimahumullah..

Kesungguhan, hafalan, dan sifat zuhudnya :


Ibnu ‘Aththor rohimahullah berkata bahwa guruku (Abu Zakariyyah rohimahullah) tidak pernah melawati
waktu dengan sia-sia tanpa faidah, baik siang hari atau malam hari, sampai ketika dalam perjalanan
sekalipun, dilalui waktu selama 6 tahun untuk memperdalam ilmu, kemudian memulai menyusun kitab,
melakukan hal-hal yang berfaidah bagi orang lain, memberi nasihat, dan menyampaikan kebenaran, lebih
dari itu semua, dia memiliki sifat waro’, muroqobah, tashfiyatun-nafs dari hal-hal yang mengotori jiwa,
beliau selalu menghafal banyak hadits, ilmu hadits, perawi-perawi hadits, sanad-sanad hadits yang shahih
dari yang dhoif, dan juga mempelajari madzhab-madzhab para imam.
Rosyid bin Mu’allim rohimahullah berkata : ‘ Syeikh Abu Zakariyyah rohimahullah tidak masuk ke tempat
pemandian umum, hidup sederhana dalam hal makanan dan pakaian, menahan diri dari makan buah-buahan
termasuk mentimun, karena khawatir tubuh akan selalu basah dengan keringat dan dihinggapi rasa kantuk
kemudian ingin tidur, dan makan dalam sehari semalam pun hanya sedikit makan dan minum yaitu
di waktu sahur.
Al-Imam As-Subki rohimahullah dalam Ktb. Tobaqot Asy-Syafi’iyyah Al-Kubro berkata : ‘ Asy-Syeikh
Al-Allamah Muhyiddin Abu Zakariyyah rohimahullah adalah Ustadzul-Muta’akhkhirin, Hujjatullah terhadap
orang-orang yang datang kemudian, penyeru kepada jalan yang dilalui oleh Salaful-Ummah, memiliki sifat
zuhud dan qona’ah, selalu mengikuti jejak para pendahulunya dari kalangan Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah,
memiliki kesabaran yang tinggi dalam kebaikan, tidak melalui sedetikpun waktu selain untuk ketaatan
kepada Allah azza wa jalla.
Asy-Syeikh Qotbuddin Al-Yunaini rohimahullah berkata bahwa Abu Zakariyyah rohimahullah adalah satu-
satunya ulama’ di zamannya, yang sangat terkenal keilmuannya, sifat waro’nya, kekhusu’an dalam ibadah,
kesederhanaan dan kebersahajaan dalam hidupnya.
Ayahnya berkata bahwa Abu Zakariyyah rohimahullah pernah suatu ketika sedang tidur di sampingnya, saat
itu dia berumur 7 tahun, yaitu pada malam ke 27 dari bulan Ramadhan, tiba-tiba dia terbangun di tengah
malam, seraya berkata : ‘ Wahai ayah, cahaya apakah gerangan yang memenuhi rumah ini ?’. maka
terbangunlah seluruh anggota keluarga, dan berkata : ‘ Semua kami tidak melihat apa-apa ‘. Aku berkata :
‘ Aku tahu, inilah malam kemuliaan (Lailatul-Qodar).

Karya tulisnya (Tashonifuhu) :


Diantara karya tulisnya (29 kitab yang terkenal) yaitu : Syarah Shohih Muslim, Riyadhus-Sholihin min
Kalami Sayyidil-Mursalin (terdiri dari 1905 hadits dalam 372 bab) , Al-Adzkar, Al-Arba’in, Al-Irsyad fii
‘Ulumul-Hadits, At-Taqrib wal Mubhamat, Tahrirul-Alfadz lit-Tanbih, al-Umdah fii Tshihi At-
Tanbih, Al-Idhoh fil-Manasik, At-Tibyan fii Adabi Hamalatil-Qur’an, Al-Fatawa war-Raudhoh, Syarhul-
Muhadzdzab, Syarhu Qith’atun Minal-Bukhari, Tahdzibul-Asma’ wal-Lughot, Minhajut-Tholibin, Ad-
Daqoiq, Tashihut-Tanbih (kitab fiqih madzhab Asy-Syafi’i), Al-Minhaj (syarah Shohih Muslim), At-Taqrib
wat-Taisir (kitab Mustholah hadits), Hilyatul-Abror, Khulashotil-Ahkam min Muhimmatis-Sunan wa
Qowaidul-Islam, Bustanul’Arifin, Roudhotuth-Tholibin, Al-Maqoshid (kitab Tauhid), Mukhtashor Thobaqot
Asy-Syafi’iyyah, Manaqibusy_syafi’ii, Al-Mantsurot (kitab Fiqih), Mukhtashor At-Tibyan,
Manarul-Huda.

Wafatnya :
Abu Zakariyyah rohimahullah melakukan perjalanan untuk mengunjungi Baitul-Maqdis di Palestina,
kemudian kembali ke tanah kelahiran yaitu Nawa, dia sakit dan dalam perawatan ayahnya, akhirnya pulang
kembali ke haribaan Allah azza wa jalla, di hari ke-24 di bulan Rojab 676 H. dalam usia 45 tahun, rentang
waktu yang penuh dengan kemuliaan dan keberkahan.
Dinukil dan dialih bahasakan dari kata pengantar kitab ;

‫األذكار املنتخبة من كالم سيد األبرار‬


Karya ; Al-Imam Abu Zakariyyah Yahya bin Syarof An-Nawawi rohimahullah.

(Kholid Maulana)

Anda mungkin juga menyukai