Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAN USULAN

BANTUAN PROGRAM ANTI PERUNDUNGAN


(ROOTS)
SMA NEGERI 6 KARAWANG
JALAN VETERAN KW 6, KARANGPAWITAN
KECAMATAN KARAWANG BARAT
KABUPATEN KARAWANG
PROVINSI JAWABARAT

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH IV
2021

1
2
KATA PENGANTAR

Perundungan terhadap anak di sekolah atau yang lebih dikenal dengan


bullying sudah lama terjadi di Indonesia. Tanggungjawab negara Indonesia
dalam mencegah perundungan sudah dilakukan melalui Undang-undang Nomor
35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan Permendikbud Nomor 82 Tahun
2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan
Satuan Pendidikan, akan tetapi perundungan baik secara fisik maupun verbal
masih terjadi, hal ini menunjukkan adanya korelasi antara perundungan/bullying
dengan masalah kesehatan mental/psikologis dan fisik. Tindak kekerasan dan
perundungan yang terjadi di lingkungan satuan pendidikan maupun antar satuan
pendidikan, dapat mengarah pada suatu tindak kriminal dan menimbulkan
trauma bagi peserta didik.
Sebagai upaya pencegahan perundungan dan untuk menyelenggarakan
pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan bagi seluruh peserta didik,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat
Sekolah Menengah Atas, memberikan bantuan pemerintah Pencegahan
Perundungan melalui program Roots, yaitu program global pencegahan
kekerasan di kalangan teman sebaya yang berfokus pada upaya membangun
iklim yang aman di sekolah dengan mengaktivasi peran siswa sebagai influencer
atau Agents of change. Program Roots menekankan pada peran siswa karena
dianggap memiliki pengaruh yang besar dalam menghentikan kekerasan
antarsiswa di sekolah dengan menerapkan disiplin positif dan menyebarkan
pesan anti perundungan.
Selanjutnya demi terlaksananya kegiatan Program Pencegahan
Perundungan dan Roots Day di SMA Negeri 6 Karawang berikut kami kirimkan
proposal Bantuan Pemerintah Pencegahan Perundungan Tahun 2021
Karawang, 12 Agustus 2021
Kepala SMAN 6 Karawang,

Basuki Priatno, M.Pd


NIP. 196809221998021002
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI......................................................................................................................4
BAB I PROFIL / IDENTITAS SEKOLAH......................................................................5
BAB II PENDAHULUAN................................................................................................7
A. Latar Belakang...........................................................................................................7
B. Dasar Hukum..............................................................................................................9
C. Tujuan........................................................................................................................9
D. Hasil yang Diharapkan...............................................................................................9
BAB III ANALISIS KONDISI DAN POTENSI............................................................11
BAB IV RENCANA PROGRAM KEGIATAN............................................................16
A. Waktu dan Tempat...................................................................................................16
B. Pelaksana Kegiatan...................................................................................................16
C. Rencana Pelaksanaan Kegiatan.................................................................................16
D. Sasaran Bimbingan Teknis.......................................................................................19
BAB V PENUTUP........................................................................................................21
LAMPIRAN
BAB I
PROFIL / IDENTITAS SEKOLAH

Identitas Sekolah Penerima Bantuan Program Pencegahan Perundungan di


Sekolah Tahun 2021
1. Nama Sekolah : SMAN 6 Karawang
2. Status Sekolah : Negeri
3. NPSN/NSS : 69904548
4. Alamat Sekolah : Jalan Veteran KW 6,
Karangpawitan Kode pos 41315

5. Kecamatan : Karawang Barat


6. Kabupaten / Kota : Karawang
7. Provinsi : Jawa Barat
8. Tanggal Pendirian Sekolah : 11 September 2015

9. Surat Ijin Operasional : 425.11/KEP.500-HUK/2015


10. Akreditasi :B
11. Email Sekolah : sman6karawang@gmail.com
12. Website :-
13. Nama Kepala Sekolah :Basuki Priatno, M.Pd
14. NIP Kepala Sekolah :196809221998021002
15. No. HP / Whatsapp : 081296380393
16. SK Pengangkatan Kepala Sekolah : 821.2/Kep.373.BKD/2020
17. Nama Bendahara : Eli Heriah, S.Si, M.Pd
18. NIP Bendahara : 197906022014082002
19. NPWP Sekolah / Provinsi :71.990.614.1-408.000
20. Nomor Rekening Sekolah : 0442754079
21. Nama Bank : BNI
22. Peserta Didik dan Tenaga Pendidik : 1). Jumlah Peserta Didik :
Jenjang Jumlah P L Total
Rombel Siswa
Kelas 10 10 196 154 350
Kelas 11 8 121 111 232
Kelas 12 6 106 79 185
Total 756 412 334 756
2). Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan :

Jabatan Jumlah
Kepala Sekolah 1
Guru PNS 11
Guru Bantu (Honor Daerah) 35
Guru Sukwan 0
Pegawai Sekolah 15
BAB II
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian yang dilakukan oleh Bowes et al pada tahun 2019 mengenai


"The Development and Pilot Testing of Bullying Intervention: Roots Indonesia
(Pelaksanaan Program Roots Indonesia untuk Intervensi Perundungan di
Sekolah) di Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah, menemukan bahwa 64% siswa
menyatakan bahwa "Pemerintah perlu mengatasi masalah perundungan dengan
meningkatkan kesadaran para guru dan siswa di seluruh sekolah". 3 (tiga) dosa
besar yang masih membayangi dunia pendidikan yakni: (1) Intoleransi, (2)
Kekerasan seksual, dan (3) Perundungan. Ketiga hal tersebut sudah semestinya
tidak lagi terjadi di semua jenjang pendidikan yang dialami oleh peserta didik
kita.
Namun fakta menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia masih mengalami
perundungan/bullying di sekolah baik secara tradisional atau melalui dunia maya
(cyber bullying). Perundungan/bullying tidak memberi rasa aman dan nyaman,
membuat para korban bullying merasa takut dan terintimidasi, rendah diri serta
tak berharga, sulit berkonsentrasi dalam belajar, tidak bergerak untuk
bersosialisasi dengan lingkungannya, enggan bersekolah, pribadi yang tidak
percaya diri dan sulit berkomunikasi, sulit berpikir jernih sehingga prestasi
akademisnya dapat terancam merosot.
Sekolah sebagai tempat interaksi peserta dengan latar belakang yang
beragam bukan tidak mungkin menjadi tempat perundungan baik sebagai pelaku
maupun sebagai korban. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh guru
BK, dalam beberapa tahun terakhir terdapat laporan perlakuan perundungan.
Analisis dokumen menunjukan bahwa peserta didik SMA Negeri 6
Karawangpernah diperlakukan dan melakukan perundungan baik secara verbal
yang dilakukan dengan ucapan secara sengaja maupun tidak sengaja dengan
indikasi mengatai, memperolok, maupun menghina. Selain itu, peserta didik
melakukan atau diperlakukan dengan perundungan fisik yaitu melakukan
kekerasan dalam sentuhan fisik. Selanjutnya, peserta didik melakukan dan
diperlakukan dengan perundungan relasional yaitu geng-gengan siswa yang suka
membentuk kelompok dan melakukan gunjingan ataupun menindas anak-anak
yang lemah dan sering sendirian. Terakhir, peserta didik melakukan atau
diperlakukan dengan perundungan yaitu melalui aktivitas penggunaan media
sosial ataupun smartphone yang disalahgunakan fungsinya.
Banyak penyebab terjadinya perundungan di sekolah salah satunya adalah
pengaruh kenakalan remaja. Pengaruh kenakalan remaja membuat anak
memiliki kebiasaan yang tidak sesuai dengan budaya timur dan cenderung
melupakan nilai-nilai sosial yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Pengaruh
negatif dari globalisasi diantaranya menggerus budaya lokal berupa gotong
royong, toleransi dan sikap sopan santun. Anak jaman sekarang lebih
individualistik, mereka merasa dengan teknologi yang ada sekarang ini dapat
membuat mereka melakukan segalanya sendiri sehingga tidak perlu
membudayakan hidup saling tolong menolong diantara sesama. Selain itu,
mengikisnya nilai toleransi mengakibatkan kurang baiknya hubungan antar
teman, mereka selalu merasa paling benar diantara lainnya. Tidak hanya dalam
hubungannya dengan teman, globalisasi juga melunturkan nilai sopan santun
kepada orang yang lebih tua. Hal tersebut tercermin dalam kehidupan sehari-hari
ketika sang anak sudah sangat sulit memenuhi perintah orang tua dengan
perkataan yang kurang baik ataupun bernada tinggi.
Untuk itu dalam rangka melaksanakan Permendikbud RI Nomor 82 Tahun
2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan
Satuan Pendidikan, SMA Negeri 6 Karawangsebagai sekolah penggerak akan
melaksanakan program pencegahan perundungan sebagai tindak lanjut
pemberian bantuan pemerintah pencegahan perundungan tahun 2021 dengan
mengedukasi siswa sebagai agen perubahan.
Diharapkan program ini dapat membangun generasi muda yang memiliki
iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, keunggulan intelektual,
kecerdasan emosional, kecakapan/keterampilan, budi pekerti yang luhur, serta
menciptakan masyarakat belajar yang kondusif, kreatif, dan inovatif sesuai
tujuan bangsa Indonesia. Upaya peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan
di Indonesia perlu dilakukan agar tercipta pendidikan yang bermutu dan merata,
terwujudnya hak anak atas rasa aman dan bebas dari segala bentuk perundungan
dan tindak kekerasan, serta terbangunnya peradaban bangsa yang menjunjung
tinggi hak dan martabat manusia.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.


2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak
Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru.
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
32 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah
di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
5. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
119/PMK.02/2020 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2021,
6. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 1177/M/2020 tentang Program Sekolah Penggerak, dan
7. Perjanjian Kerjasama Sekolah dengan Direktorat Sekolah Menengah Atas.
C. Tujuan
1. Meningkatkan sikap kedisiplinan positif, keterampilan, dan kemampuan
peserta didik untuk melaksanakan perilaku hidup toleran saling
menghargai, tidak melakukan perundungan dan kekerasan baik dalam
bentuk fisik maupun nonfisik.
2. Meningkatkan mutu pendidikan yang tercermin pada prestasi peserta didik
baik akademik maupun non akademik.
3. Meningkatkan peran pelajar dengan membentuk agen pencegahan
perudungan di sekolah.
D. Hasil yang Diharapkan

1. Meningkatnya sikap disiplin positif, terampil, dan peserta didik mampu


untuk melaksanakan perilaku hidup toleran saling menghargai, tidak
melakukan perundungan dan kekerasan baik dalam bentuk fisik maupun
nonfisik.
2. Meningkatnya mutu pendidikan yang tercermin pada prestasi peserta didik
baik akademik maupun non akademik.
3. Terbentuknya agen pencegahan perudungan di sekolah.
BAB III
ANALISIS KONDISI DAN POTENSI

Analisis kondisi dan potensi merupakan pijakan dalam menyusun program-


program pencegahan perundungan di sekolah. Analisis kondisi dan potensi
merupakan identifikasi terhadap apa yang menjadi kekuatan, kelemahan,
peluang, dan tantangan yang ada di sekolah terkait dengan pencegahan
perundungan. Sehingga sekolah perlu mengidentifikasi hal-hal tersebut baik yang
ada di internal maupun eksternal lingkungan sekolah, agar program yang
dijalankan benar-benar selaras dengan situasi, kondisi, potensi, budaya, dan
kebutuhan warga sekolah.
Berikut Analisis Kondisi dan Potensi SMAN 6 KARAWANG

ANALISIS KONDISI DAN POTENSI SEKOLAH TERKAIT


PENCEGAHAN PERUNDUNGAN
Kekuat Kelemah Ancam
Peluang
N Komponen an an an
(Opportuniti
o /faktor (Streng (Weakne (Threa
es)
th) ss) ts)
Banyak orang Siswa selalu
Memiliki siswa tua siswa yang merasa Perbedaan
dengan latar memaksakan antusias latar belakang
Sumber daya
1 belakang yang keinginannya ketika diberi menjadi jalan
manusia
beragam yang memicu penjelasan terjadi
persaingan tentang perundungan
dalam pergaulan perundungan
2 Sumber daya Memiliki guru Banyak siswa Usia guru Siswa merasa
manusi yang mumpuni yang kurang yang relatife terlalu dekat
dalam segi percaya diri muda dengan guru
Pendidikan karena merasa membuat sehingga
dengan usia SMA Negeri 6 siswa lebih kurang
yang relatif Karawangbukan merasa dekat. hormat
muda sekolah Sehingga terhadap guru
unggulan proses terhadap
sosialisasi guru.
dan
pencegahan
perundungan
kepada siswa
menjadi lebih
mudah
Penataan
sekolah yang
nyaman akan Luasnya
membuat sekolah yang
Memiliki luas
siswa besar
sekolah yang
memiliki membuat
besar, sehingga
Masih banyak ruang gerak pengawasan
Sarana dan banyak sudut
tempat yang yang banyak harus lebih
3 prasarana sudut sekolah
kurang nyaman sehingga terhadap aksi
sekolah yang dapat
dan panas banyak perundungan
menjadi tempat
kegiatan yang terutama di
nyaman bagi
dapat sudut sudut
siswa.
mempererat sekolah yang
pertemanan tersembunyi.
positif antar
siswa
Dengan
banyaknya
Kurangnya
mitra
Letak sekolah partisipasi
Memiliki pendukung
berada bada dan
komite dan anti
lingkungan sosio kepedulian
Aspek mitra yang perundungan
4 kultural dengan masyarakat
eksternal mendukung memudahkan
budaya dalam
program anti sekolah
persaingan yang mencegah
perundungan dalam
tinggi, program
mensosialisai
perundungan.
program anti
perundungan

A. Kekuatan (Strength)
SMA Negeri 6 Karawang sebagai sekolah yang relatif baru, berusaha
sekuat tenaga untuk mengembangkan sekolah agar dapat sejajar dengan sekolah
lain yang lebih lama. Banyak hal yang menjadi kekuatan sekolah dalam
melaksanakan program termasuk program anti perundungan ini. Aspek
pendukung yang menjadi kekuatan SMA Negeri 6 Karawang dalam mencegah
perundungan diantaranya adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia
menjadi salah satu kekuatan internal dalam mencegah program perundungan ini.
Sumber daya SMA Negeri 6 Karawang terdiri dari peserta didik dan tenaga
pengajar SMA Negeri 6 Karawang. Meninjau sumber daya manusia SMA Negeri
6 Karawang dari sisi peserta didik, setiap tahun jumlah peserta didik di SMA
Negeri 6 Karawang selalu meningkat. Hal ini menjadikan peserta didik SMA
Negeri 6 Karawangmemiliki latar belakang yang berbeda. Peserta didik SMA
Negeri 6 Karawang terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama meskipun
terdapat proporsi mayoritas dan minoritas. Kondisi seperti ini membuat siswa
lebih dapat belajar tentang keberagaman dan toleransi ketika berinteraksi. Hal ini
dapat membantu mengurangi terjadinya perundungan.
Kekuatan Sumber daya manusia juga dapat dilihat dari tenaga pengajar
di SMAN 6 Karawang. Tenaga pengajar di SMAN 6 Karawang memiliki
kualifikasi yang mumpuni. Dalam penangan perundungan, SMA Negeri 6
Karawangmemiliki jumlah guru BK yang sesuai dengan jumlah siswa, sehingga
pencegahan dapat dilaksanakan dengan maksimal.
Selain sumber daya manusia, kekuatan lain yang dimiliki SMA Negeri 6
Karawangadalah sarana dan prasarana. SMA Negeri 6 Karawangmemiliki luas
sebesar 1.8 hektar. Luas ini memungkinkan siswa memiliki ruang gerak interaksi
yang besar. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan di luar ruangan. Melalui
kegiatan di luar ruangan diharapkan peserta didik dapat saling meningkatkan
hubungan emosional yang dapat mengurangi perundungan.
Selain aspek internal, aspek eksternal juga menjadi kekuatan SMA
Negeri 6 Karawangdalam mencegah perundungan. Faktor eksternal yang
menjadi kekuatang SMAN 6 adalah hubungan komite dan mitra sekolah yang
terjalin dengan baik. Hubungan yang baik dapat meningkatkan kordinasi antara
peserta didik dan sekolah. Terjalinnya kordianasi ini dapat memaksimalkan
Kerjasama antara sekolah dan orang tua untuk mencegah terjadinya
perundungan disekolah.

B. Kelemahan (Weakness)
Selain memiliki kekuatan, setiap sekolah tentu perlu mengidentifikasi
kelemahan dalam pelaksanaan pencegahan perundunagan. Sebagaimana kekuatan
dan potensi, aspek kelemahan ini dapat berada dalam internal maupun eksternal
sekolah. Aspek internal yang menjadi kelemah SMA Negeri 6 Karawangslah
satunya berasal dari aspek sumber daya manusia dari segi peserta didik.
Keberagaman peserta didik SMA Negeri 6 Karawang menjadi kelemahan karena
banyak potensi dari peserta didik yang belum maksimal. Kondisi ini membuat
peserta didik merasa tidak percaya diri dalam bergaul. Selain itu, kondisi SMA
Negeri 6 Karawang yang masih baru dan merupakan pilihan ke dua ketika PPDB
juga membuat peserta didik merasa tidak percaya diri karena merasa tidak mampu
masuk ke sekolah yang menjadi keinginannya.
Seperti kekuatan, SMA Negeri 6 Karawang yang memiliki luas sekolah,
menjadi salah satu kelemahan SMAN 6 Karawang. Luasnya halaman SMA
Negeri 6 Karawang membuat sarana dan prasaran sekolah pun belum memadai
terutama sarana dan prasarana ruang terbuka yang nyaman. Kelemahan ini
menjadi salah satu aspek yang dapat memicu perundungan karena ruang terbuka
bagi peserta didik tidak ada.
C. Peluang (Opportunities)
Di tengah kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sekolah, selalu terdapat
peluang yang dapat mendukung keberhasilan program pencegahan perundungan.
Berdasarkan hasil identifikasi beberapa peluang dimiliki oleh SMA Negeri 6
Karawangdalam melaksanakan program perundungan. Aspek sumber daya
manusia, SMA Negeri 6 Karawang memiliki siswa yang selalu antusias ketika
mengikuti webinar tentang perundungan. Antusias siswa juga terlihat ketika siswa
mengikuti materi sekolah ramah anak saat kegiatan MPLS. Selain berdasarkana
peserta didik, peluang juga terdapat dari sisi pendidik dan tenaga Pendidikan.
SMA Negeri 6 Karawang memiliki guru dengan usia relatif muda. Ini menjadikan
interaksi antara peserta didik dan pendidik lebih dekat sehingga berpeluang untuk
lebih mudah mensosialisasikan program anti perundungan.
Peluang lain dapat identifikasi dari sarana dan prasarana. SMA Negeri 6
Karawang merupakan sekolah yang terus berusaha melengkapi dan memperbaiki
fasilitas – fasilitas sekolah. Beragam fasilitas dibagun untuk mebuat nyaman
siswa ketika berada di SMAN 6 Karawang. SMA Negeri 6 Karawang yang luas
juga meberi peluang untuk lebih banyak membuat alat alat kampanye pencegahan
perundungan perundungan.
Selain aspek internal seperti yang telah diuraikan di atas. Aspek eksternal
juga memiliki peluang untuk mensukseskan program pencegahan perundungan
ini. Peluang yang dimiliki oleh SMA Negeri 6 Karawang dari asoek eksternal
adalah terjalinnya kerja sama antara sekolah, komite dan mitra sekolah. Hal ini
menjadi peluang untuk mensosialisasikan porgam anti perundungan ini kepada
orang tua siswa juga masyarakan yang lebih luas. Dengan demikian diharapkan,
proses pencegahan perundungan tidak hanya dilakukan dilingkungan sekolah,
tetapi juga masyarakat yang lebih luas.
D. Ancaman (Threat)
Apabila terdapat peluang sebagai hal yang dapat mendukung keberhasilan
program pencegahan perundungan di sekolah, maka sebaliknya ancaman adalah
hal-hal yang dapat berpotensi menghambat atau menjadi kendala dalam
pelaksanaan program. Ancaman dapat berasal dari internal ataupun eksternal.
Berdasarkan aspek internal, ancaman berdasarkan sumber daya manusia baik dar
peserta didik maupun tenagan pendidik. Peserta didik SMA Negeri 6 Karawang
memiliki latar belakang yang beragam, baik dari kondisi sosial maupun ekonomi.
Hal ini menjadi jalan terjadinya perundungan dalam lingkungan sekolah. Selain
itu, interaksi peserta didik dan tenaga pendidik yang terlalu dekat pun menjadi
sebuah ancaman dalam pelaksanaan program perundungan. Hal ini dikarenakan
siswa merasa sudah dekat dengan guru sehingga rasa hormat siswa terhadap guru
pun berkurang.
Aspek ancaman juga terdapat dari sarana dan prasarana SMAN 6
Karawang. Luas area sekolah yang besar membuat banyak sudut sudut yang tidak
terjangkau oleh pantauan guru sehingga banyak area yang dapat menjadikan
terjadinya perundungan. Untuk menatisipasi ini, pengawasan guru harus lebih
ketat saat pelaksanan kegiatan disekolah.
Terakhir, aspek ekternal juga menjadi ancaman memperlambat program
pencegahan perundungan. Partisipasi masyarakan yang kurang serta pengetahuan
masyarakat merupakan ancaman bagi pelaksananya program perundungan ini.
Namun demikian sekolah masih dapat mengantisipasinya dengan memberikan
propaganda dan inforasi pencegahan perundungan di sekolah melalui media
informasi dan media sosial.
BAB IV
RENCANA PROGRAM KEGIATAN

A. Waktu dan Tempat


Program Pencegahan Perudungan akan dilaksanakan pada September
s.d.Desember 2021 bertempat di SMAN 6 Karawang.
B. Pelaksana Kegiatan
Ketua : Drs. Rustam
Sekretaris : Wiyeno Viadina S.I.Kom
Bendahara : Eli Heriah, S.SI, M.Pd
Anggota : Epul Saepul, S.Pd.I, M.Pd
Pupung Purnama Dewi, S.Pd
Tim Fasilitator : Novia Risdian Sugianti, S.E
Alfian Ahmad, S.Pd
Rahmawati, S.Pd
C. Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Metode
Uraian Durasi Unsur
(luring/hy Pelaksan
Kegiata Pelaksan yang
No Materi brid/ aan
n aan terlibat
daring)
A Sosialisasi Pencegahan Perundungan di sekolah
September 60 menit Panita
Rapat Koordinasi Luring minggu ke pelaksana
1
90 menit Seluruh
September
Pendidik dan
Pelaksanaan Sosialisasi Daring Minggu ke
tenaga
1
pendidik
B Bimbingan Teknis bagi siswa sebagai Agen Pencegahan Perundungan
Sesi I Pengenalan Luring September 60 menit Panitia,fasilit
Program ator dan
minggu ke agen
2 pencegahan
perundungan
Meningk 60 menit Panitia,fasilit
atkan ator dan

rasa Septembe agen


pencegahan
percaya Luring r minggu
Sesi II perundungan
dalam ke 3
kelompo
k sebaya
Mengenal 60 menit Panitia,fasilit
Bullying ator dan
September
Sesi III luring agen
minggu ke 4
pencegahan
perundungan
Kepemim 60 menit Panitia,fasilit
pinan dan Oktober ator dan

Sesi IV Komunika luring minggu agen


ke 1 pencegahan
si Efektif
perundungan
Melihat 60 menit Panitia,fasilit
perspektif ator dan

yang berbeda oktober agen


pencegahan
dan luring minggu
Sesi V perundungan
membangun ke 2
hubungan
yang sehat
Memberik 60 menit Panitia,fasilit
an respon Oktober ator dan

Sesi VI terhadap luring minggu agen


ke 3 pencegahan
konflik
perundungan
Membuat luring Oktober 60 menit Panitia,fasilit
Sesi VII
perubahan ator dan
perilaku secara minggu agen

positif ke 4 pencegahan
perundungan
Mengembang November 60 menit Panitia,fasilit
kan luring minggu ator dan

rekomendasi ke 1 agen
pencegahan
kebijakan
Sesi VIII sekolah perundungan

pencegahan
Kekerasan
Mengembangk luring November 60 menit Panitia,fasilit
an minggu ator dan

mempraktekka ke 2 agen
pencegahan
n permainan
perundungan
peran

Sesi IX berdasarkan
observasi siswa
terhadap
pembulian di
sekolah
Membuat luring November 60 menit Panitia,fasilit
Sesi X aksi yang minggu 3 ator dan

melibatka agen
pencegahan
n seluruh
perundungan
siswa
C Unjuk Informasi dan Kreasi untuk pencegahan perundungan dan tindak kekerasan

Pelaksan Luring Desember 1 hari Seluruh


aan minggu ke 2 warga

Unjuk sekolah

Informas
i dan
Kreasi
D. Pelaporan

Pelaksan Desember panitia


aan 2021
Pelapora
n
D. Sasaran Bimbingan Teknis

a. Daftar Guru sebagai Fasilitator


Guru Mata
No Nama Tempat, Tanggal Lahir NIP/NUPTK
Pelajaran
1. Mar Atus Solihah, S,Pd Kebumen, 17 Maret 1994 199403172019032017BK
2. Ermawati Dewi, S.Pd Karawang, 19 Oktober 1992 03511770671130093 Fisika

b. Jumlah Peserta Didik sebagai Agen Perubahan


Agen Perubahan SMA Negeri 6 Karawangberjumlah 30 siswa
c. Daftar guru sebagai pendamping fasilitato
Guru Mata
Tempat,
No Nama NIP/NUPTK Pelajaran /
Tanggal Lahir
Lainnya
Serang, 20 September
1. Novia Risdian Sugianti, S.E 197911292998912007 Ekonomi
1979
Karawang. 8 April
2. Alfian Ahmad, S.Pd 0340765666130123 Biologi
1992
Karawang, 8 Oktober
3. Rahmawati, S.Pd 0340765666130123 Bk
1987
BAB V
PENUTUP

Pembangunan karakter menjadi salah satu program prioritas Pemerintah


Indonesia. Dalam pewujudan Visi Indonesia 2045 “Indonesia Maju”,
pembangunan karakter merupakan salah satu dari tiga startegi utama untuk
pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul.
Pemberian dana Bantuan Pemerintah Pencegahan Perundungan ini,
diharapkan mampu mensosialisasikan program anti perundungan melalui program
Roots Indonesia di lingkungan sekolah, dengan difasilitasi oleh 2 orang
pendidik/fasilitator yang terpilih dan sudah dilatih serta membentuk 30 orang
peserta didik menjadi agen perubahan di satuan pendidikan. Diharapkan kegiatan
dapat berjalan dengan lancar dan memberikan kebermanfaatan bagi berbagai
pihak khususnya bagi Ekosistem Pendidikan, dapat meningkatkan sikap
kedisplinan positif, empaty, berperilaku baik dan terobosan kreatif dalam rangka
menekan tingkat terjadinya perundungan dan kekerasan baik dalam bentuk fisik
maupun nonfisik di satuan pendidikan. Sehingga menjadikan Ekosistem
Pendidikan Indonesia yang berke-Tuhan-an, berperikemanusiaan, bersatu,
berkerakyatan, dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai