Anda di halaman 1dari 2

Rekan Mahasiswa, Anda diminta untuk menguraikan

ketentuan sumber penghasilan berdasarkan UU PPh


Pasal 24 Ayat (3) dan Ayat (4) yang ditentukan dalam
menghitung batas jumlah pajak yang boleh dikreditkan!
Jelaskan dengan bahasa anda sendiri, serta tuliskan
sumber anda menjawab diskusi. Kemiripan jawaban
anda dengan rekan anda akan mempengaruhi
penilaian.
Selamat berdiskusi..!

Jawab :

Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, pada Pasal 24 ayat (3)
disebutkan bahwa dalam menghitung batas jumlah pajak yang boleh dikreditkan, sumber penghasilan
ditentukan sebagai berikut:
a. penghasilan dari saham dan sekuritas lainnya serta keuntungan dari pengalihan saham dan sekuritas
lainnya adalah negara tempat badan yang menerbitkan saham atau sekuritas tersebut didirikan atau
bertempat kedudukan;
b. penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa sehubungan dengan penggunaan harta gerak adalah
negara tempat pihak yang membayar atau dibebani bunga, royalti, atau sewa tersebut bertempat
kedudukan atau berada;
c. penghasilan berupa sewa sehubungan dengan penggunaan harta tak gerak adalah negara tempat
harta tersebut terletak;
d. penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan adalah negara tempat
pihak yang membayar atau dibebani imbalan tersebut bertempat kedudukan atau berada;
e. penghasilan bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap tersebut menjalankan
usaha atau melakukan kegiatan;
f. penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan atau tanda turut serta dalam
pembiayaan atau permodalan dalam perusahaan pertambangan adalah negara tempat lokasi
penambangan berada;
g. keuntungan karena pengalihan harta tetap adalah negara tempat harta tetap berada; dan
h. keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian dari suatu bentuk usaha tetap adalah
negara tempat bentuk usaha tetap berada.

Penjelasan Pasal 24 ayat (3) dan (4):


Dalam perhitungan kredit pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang dapat
dikreditkan terhadap pajak yang terutang menurut Undang-Undang ini, penentuan sumber penghasilan
menjadi sangat penting. Selanjutnya, ketentuan ini mengatur tentang penentuan sumber penghasilan
untuk memperhitungkan kredit pajak luar negeri tersebut.
Mengingat Undang-Undang ini menganut pengertian penghasilan yang luas, maka sesuai dengan
ketentuan pada ayat (4) penentuan sumber dari penghasilan selain yang tersebut pada ayat (3)
dipergunakan prinsip yang sama dengan prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tersebut,
misalnya A sebagai Wajib Pajak dalam negeri memiliki sebuah rumah di Singapura dan dalam tahun
1995 rumah tersebut dijual. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan rumah tersebut merupakan
penghasilan yang bersumber di Singapura karena rumah tersebut terletak di Singapura.

Dari keterangan yang bersumber dari Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan Pasal 24 ayat (3) dan penjelasannya, dapat disimpulkan bahwa PPh Pasal 24 merupakan
pajak yang dibayar/dipotong/terutang di luar negeri terhadap penghasilan yang diterima atau diperoleh
di luar negeri dalam tahun yang bersangkutan, dengan besaran PPh yang dibayar/dipotong/terutang di
luar negeri, akan tetapi tidak boleh melebihi penghitungan pajak yang terutang berdasarkan UU PPh.
Penghitungan batas maksimum kredit pajak luar negeri yang dapat dikreditkan tersebut harus
dilakukan untuk masing-masing negara.

Anda mungkin juga menyukai