SKRIPSI
Oleh:
Adven Desi Niatri
121224003
SKRIPSI
Oleh:
Adven Desi Niatri
121224003
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTO
“Ketika kamu nyaris menyerah atas segala usaha dan perjuangan yang sudah
kamu lakukan, pertimbangkan bagaimana usaha dan perjuangan orang tuamu
untuk mengantarkanmu sampai di posisi saat ini. Kamu belum apa-apa
dibandingkan mereka, lagipula Tuhan tidak pernah mati rasa sehingga
mengabaikan setiap usaha umat-Nya”
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
2. Kedua orang tua tersayang, Bapak Antonius Untung dan Ibu Yuliana Sutiem yang
selalu memberi dukungan, kasih sayang, semangat, doa, dan perhatian dalam
berbagai bentuk. Orang tua yang telah susah payah bertani untuk membiayai
3. Kedua kakak saya, Daniel Eko M. dan Eni Dwi Susanti yang mengajarkan saya
kedewasaan.
4. Adik keponakan saya Bima Erlangga Pratama dan Rafael Elko Seraf yang
memotivasi saya untuk selalu semangat kuliah agar dapat membiayai sekolah
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Niatri, Adven Desi. 2016. Implikatur Percakapan Antartokoh dalam Film Marmut
Merah Jambu Karya Raditya Dika. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, Sanata
Dharma.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The research has purpose to answer two questions, they are 1) What are the
types of implicature of conversation interfigure in Raditya Dika’s Marmut Merah
Jambu movie? 2) What are the functions of implicature of conversation interfigure in
Raditya Dika’s Marmut Merah Jambu movie? The data of the research was taken
from conversation interfigure in Raditya Dika’s Marmut Merah Jambu.
The types of the research was description-qualitative research since the data
were collected by using note and listen technique. The researcher used implicature
theory as the main reference to analyze the research.
The results of the research conducted by the researcher are: First, the researcher
found three types of implicature of conversation interfigure Raditya Dika’s Marmut
Merah Jambu movie. They are specific implicature of conversation, general
implicature of conversation, and scaled implicature of conversation. Each of these
types was divided into several types based on the meaning of the utterances and
specific characteristic of the implicature of conversation. The third kind of
implicature conversation are each divided into several types according markers
caracteristic and shape the conversation.
Second, generally the function found in implicature of conversation interfigure
in Raditya Dika’s Marmut Merah Jambu movie shows the real life occured
adolescents in senior high school (SMA). Specifically, the function found in
conversation of implicature: First, the implicature of conversation created characters
image (actor) and humor to support the scene. Second, the implicature of
conversation used to convey the messages which are advice and appeal for the daily
life, in particular the adolescents’ life. The third function of conversational
implicature refine the spceech to draw sympathy and/or quell anger hearer.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan untuk Tuhan Yesus Kristus karena berkat
kasih dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi saya yang berjudul
Implikatur Percakapan Antartokoh dalam Film Marmut Merah Jambu Karya Raditya
Dika. Skripsi ini saya ajukan kepada Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan dan Seni, Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan.
Sebagai tulisan ilmiah, penulis tidak dapat menyusun dan menyelesaikan
tulisan ini tanpa bantuan dari banyak pihak. Maka penulis sangat mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd. selaku Ketua Prodi PBSI yang membantu
kelancaran penyelesaian skripsi saya.
3. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang membantu dan
mengarahkan saya dalam menyusun dan menyelesaikan karya ilmiah/skripsi saya
ini.
4. Dr. Y. Karmin, M.Pd. yang berperan sebagai penyidik yang mengevaluasi serta
melakukan pengecekan terhadap kredibilitas kajian objek dalam skripsi saya.
5. Robertus Marsidiq selaku staf sekretariat Program Studi PBSI yang turut
membantu kelancaran penyelesaian penyusunan skripsi saya.
6. Kedua orang tua tersayang, Bapak Antonius Untung dan Ibu Yuliana Sutiem yang
selalu memberi saya dukungan, kasih sayang, semangat, doa, dan perhatian dalam
berbagai bentuk. Orang tua yang telah susah payah bertani untuk membiayai
kuliah dan biaya hidup saya.
7. Kedua kakak saya, Daniel Eko M. dan Eni Dwi Susanti yang mengajarkan saya
kedewasaan.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
komunikasi yang saling dimengerti antara mereka. Salah satu alat yang
dan mendefinisikan diri. Oleh karena itu, bahasa tidak dapat dilepaskan dari
pembelajaran yang berkaitan dengan bahasa tidak pernah mencapai titik akhir.
Bahasa sendiri dapat dipelajari dengan berbagai hal dan cara. Salah satu
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini.
dunia pendidikan. Secara informal salah satu cara yang dapat digunakan untuk
visual. Melalui media audio visual penggunaan bahasa secara verbal maupun
Film termasuk salah satu media audio visual yang dapat digunakan untuk
(KBBI, 2008: 392). Gambar hidup tersebut merupakan salah satu bentuk
Terdapat ragam tuturan langsung maupun tidak langsung dari para tokohnya.
setiap lakonnya.
meniru dan terpengaruh akan hal yang dapat terdengar dan terlihat (audio
visual). Fakta lain menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan dalam suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahasa baru ini kemudian ditiru dan diteruskan antarmanusia sebagai bentuk
“alay, kepo, dan kamseupai” yang maknanya tidak terdapat dalam KBBI.
sehari-hari. Penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam komunikasi acap kali
apakah sesorang memiliki kepribadian baik atau buruk jika mereka tidak
maupun nonverbal) (Pranowo, 2009: 3). Hal tersebut menjadi salah satu
penelitiannya.
sebuah pesan. Pesan tersebut tidak lantas ditunjukan secara gamblang kepada
dengan makna kata yang diucapkan si penutur kepada mitra tutur. Hal inilah
makna percakapan itu berada di luar struktur bahasanya. Pada kondisi seperti
terdapat antara “apa yang diucapkan” dengan “apa yang diimplikasi”. Selain
itu, pendapat lain datang dari Levinson (Nadar, 2009: 61) yang menyebut
Dika sebagai objek penelitiannya. Film ini merupakan salah satu film dengan
genre komedi yang dirasa ringan untuk ditonton khalayak pada umumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Film ini menyajikan kisah berdasarkan realitas sosial yang sering dialami anak
muda. Kendati demikian, film ini tidak menyajikan ekspose seksual seperti
bukan karena adegan fulgar atau adanya ekspose seksual melainkan sungguh
Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika diperankan sendiri oleh Raditya
penulis naskah film ini. Hal ini tentu menambah kematangan penyampaian
penonton melalui filmnya. Oleh karena itu, peneliti menjadikan film ini
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang
D. Manfaat Penelitian
antartokoh dalam film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika ini
dan fungsinya.
E. Batasan Istilah
1. Pragmatik
2).
2. Implikatur
Nadar, 2009: 60) implikatur “implicature” berasal dari kata kerja to imply
sedangkan kata bendanya adalah implication. Kata kerja ini berasal dari
mengerti apa yang dilipat atau yang disimpan tersebut haruslah dilakukan
3. Fungsi Implikatur
4. Konteks
Istilah “konteks” didefinisikan oleh Mey (dalam Nadar, 2009: 3-4) sebagai
the surroundings, in the widest sense, that enable the participants in the
5. Film
Film adalah lakon (cerita) gambar hidup (KBBI, 2008: 392). Film
merupakan gambar hidup yang sering juga disebut movie. Film secara
kolektif sering disebut sinema. Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk
popular dari hiburan, dan juga bisnis. Film adalah teks yang memuat
6. Tokoh
F. Sistematika Penyajian
Penulisan penelitian ini terdiri dari lima bagian utama, yaitu: Bab I
Bab I Pendahuluan
teori. Bab ini akan memuat teori-teori yang digunakan dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metodologi penelitian terdiri dari jenis penelitian, sumber data dan data
Bab IV Pembahasan
Bab V
Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan diperoleh dari hasil
hasil penelitian ini, sedangkan saran diperlukan untuk para peneliti lain yang
ingin meneliti dengan topik yang masih erat kaitannya dengan implikatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
yang dilakukan saat ini. Pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh
Mikael Jati Kurniawan (2013) dari Universitas Sanata Dharma dengan judul
Televisi. Kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Maria Evi Marianti
Orang Tua Dengan Anak Pada Peristiwa Makan Malam Bersama Dalam
oleh Hery Susanto Andreas (2010) dari Universitas Sanata Dharma dengan
judul Implikatur Percakapan Antartokoh Dalam Novel Projo & Brojo Karya
Arswendo Atmowiloto.
Hasil dari penelitian tersebut adalah 1) terdapat tiga jenis implikatur yang
terdapat dalam iklan operator selular berbahasa Indonesia pada media televisi,
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dalam iklan operator selular berbahasa Indonesia pada media televisi adalah
untuk mengajak dan menyuruh para pemirsa televisi supaya membeli dan
terdapat pada bentuk kalimat yang memiliki nilai deklaratif, nilai interogatif,
dari dialog percakapan antara orang tua kepada anak pada peristiwa makan
orang tua kepada anak pada peristiwa makan malam bersama dalam keluarga
12
penyampai pesan tak langsung dari pengarang kepada pembaca melalui dialog
dalam film Marmut Merah Jambu Karya Raditya Dika yang belum pernah
diteliti sebelumnya.
B. Kajian Teori
1. Pragmatik
Serikat sejak tahun 1970’an. Pada tahun 1970’an, para linguistik yang
Lakoff, menyatakan bahwa kajian ikhwal sintaksis sama sekali tidak dapat
13
sejak saat itu, lahirlah sosok baru di dalam linguistik yang kemudian
2003: 3-5).
sebagai cabang dari linguistik yang mempelajari dan mendalami apa saja
bahasa.
David R. dan Dowty (dalam Rahardi, 2003: 13), secara sangat singkat
14
tertentu (Nadar, 2009: 2). Sejumlah definisi juga diajukan oleh Levinson
2. Implikatur
15
Nadar, 2009: 60) implikatur “implicature” berasal dari kata kerja to imply
sedangkan kata bendanya adalah implication. Kata kerja ini berasal dari
mengerti apa yang dilipat atau yang disimpan tersebut haruslah dilakukan
prinsip kerja sama. Bentuk kerja sama yang dimaksudkan dalam hal ini
lain. Dalam banyak peristiwa, jenis kerja sama ini hanya merupakan titik
16
Dari perspektif logika murni, jawaban dalam (1) tampak tidak memiliki
Informasi itu tentunya (memiliki makna) lebih banyak dari pada sekedar
(dalam Abdul Rani, dkk, 2006: 177) implikatur adalah makna tidak
langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan
Grice (dalam Abdul Rani, dkk., 2006: 171) juga menjelaskan bahwa
implicature).
a. Implikasi Konvensional
17
Kata penghubung “tetapi” dalam bahasa Inggris adalah salah satu dari
b. Implikasi Percakapan
yang sesungguhnya, si penutur dan sang mitra tutur dapat secara lancar
Juga, diantara penutur dan sang mitra tutur terdapat semacam kontrak
itu sudah saling dimengerti dan saling dipahami. Grice (975) dalam
18
orang yang keras dan kejam, dan sering marah-marah serta emosi besar
tidak adanya hubungan maknawi yang secara nyata dan bersifat mutlak
19
63-64):
1) Maksim kuantitas
berlangsung).
diminta.
benar.
yang memadai.
b) Hindarkan ketaksaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
berikut.
diperlukan.
contoh berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kontak di BBM yang kita miliki, hal ini menunjukkan bahwa kata
22
contoh berikut.
kata sandang tak tentu “a” tidak berkaitan erat dengan siapa saja
23
sama sekali bukan bagian dari makna konvensial dari kata sandang
itu.
percakapan.
suatu nilai dari suatu skala nilai. Ini secara khusus tampak jelas
24
kata dari skala itu yang paling informative dan benar (kualitas dan
kuantitas).
berikut.
3. Fungsi Implikatur
25
yang sama.
26
implikaturnya.
4. Konteks
sebagai the surroundings, in the widest sense, that enable the participants
tuturan terjadi. (2) Konteks pengetahuan, dibagi menjadi dua yaitu konteks
27
dalam interaksi verbal sebelum bertindak tutur. (3) Konteks ko-teks adalah
yang terikat konteks, dan oleh Searle, Kiefer dan Bierwich (1980: ix) yang
bersama-sama baik oleh si penutur maupun oleh mitra tutur, serta aspek-
menyatakan bahwa konteks yang semacam itu dapat juga disebut konteks
seperti berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
b. Konteks tuturan
c. Tujuan tuturan
dimiliki dan dipahami bersama oleh penutur dan mitra tutur, serta yang
pemahaman yang benar mengenai konteks tuturan, yang dentitas atau jati
oleh para pelibar pertuturan, jelas-jelas akan dapat membantu para pelibat
29
5. Film
Film adalah lakon (cerita) gambar hidup (KBBI, 2008: 392). Film
merupakan gambar hidup yang sering juga disebut movie. Film secara
kolektif sering disebut sinema. Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk
populer dari hiburan, dan juga bisnis. Film adalah teks yang memuat
media audio visual yang baik digunakan untuk pembelajaran bahasa. Film
dalam film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika sebagai salah satu
bahan penelitiannya. Melalui film ini kita dapat mengetahui pesan, makna,
kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa adalah
dapat mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu
Secara umum, Sudarman (2008: 7-8) menyatakan bahwa fungsi dari media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
adanya media massa dapat menanggapi tentang fenomena dan siuasi sosial
6. Tokoh
adalah karakter yang diperankan oleh tokoh. Jadi, tokoh merujuk pada
31
C. Kerangka Berpikir
PRAGMATIK
IMPLIKATUR
IMPLIKATUR PERCAKAPAN
FILM
SIMAK+CATAT INVENTARISASI
IDENTIFIKASI
JENIS-JENIS KLASIFIKASI
IMPLIKATUR TAPSIR
KESIMPULAN
FUNGSI
IMPLIKATUR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
(Zuriah, 2005: 14). Artinya dalam penelitian ini peneliti mengamati dan
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
implikatur dan fungsinya yang terdapat dalam film Marmut Merah Jambu
Sumber data yang digunakan untuk penelitian ini adalah film Marmut
Merah Jambu karya Raditya Dika. Data yang dikumpulkan dari film
Teknik dapat diartikan sebagai suatu cara yang kita gunakan untuk
memperoleh data. Data adalah hasil akhir yang diperoleh. Penelitian ini
dengan teknik simak dan catat. Peneliti secara langsung menyimak setiap
antartokohnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
D. Instrumen Penelitian
alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
antartokoh dalam film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika. Peneliti
data yang berupa kata-kata dari percakapan antartokoh dalam film Marmut
35
F. Triangulasi
peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
Film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika adalah salah satu film
Dika. Film ini ber-genre komedi. Banyak dialog antartokohnya yang mampu
Film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika menceritakan kisah kilas
balik (flashback) masa remaja seorang siswa SMA bernama Dika dan teman-
temannya. Peran Dika sebagai tokoh utama dalam film tersebut diperankan
oleh Christoffer Nelwan sebagai Dika ketika SMA dan Raditya Dika ketika
sebagai hadiah untuk pernikahan Ina (diperankan oleh Anjani). Hadiah itu
sengaja diberikan oleh Dika untuk memenuhi janjinya kepada Ina sewaktu
mereka masih SMA. Ina merupakan gadis yang disukai Dika di SMA.
mendapat sambutan hangat dari Bapak Ina. Hal ini dikarenakan Bapak Ina
sewaktu Ina merayakan ulang tahun di masa SMA. Dika pun mencoba
meyakinkan Bapak Ina bahwa dia bukanlah orang yang melakukan tindakan
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kejadian sebenarnya saat itu (saat Bapak Ina terluka oleh alat sengat listrik).
Dika diberikan waktu terbatas oleh Bapak Ina untuk menceritakan semua
(Bertus) yang ingin menjadi siswa popular di SMA. Keinginan Dika menjadi
(terkenal) di SMA.
kejahatan yang terjadi di sekolah. Grup Detektif awalnya hanya terdiri dari 2
orang, yaitu Bertus dan Dika. Kemudian bertambah 1 anggota lagi, yaitu Sindi
(diperanan oleh Sonya Pandarmawan ketika SMA dan Frada ketika dewasa).
Sindi adalah siswi perempuan yang tertarik dengan Grup Detektif karena
menganggap grup tersebut berbeda dengan grup-grup atau ekskul lainnya yang
Salah satu kasus terbesar yang diterima oleh Grup Tiga Sekawan adalah
38
popular di sekolah yang disukai Ina. Dika dengan sengaja menuduh Michael
melakukan hal itu supaya Ina dapat menjauh dari Michael dan ia dapat
membuat mereka marah dan menjauhi Dika. Tidak hanya itu, kepala sekolah
pun akhirnya memutuskan kerja sama dengan Grup Tiga Sekawan karena
runtut kepada Bapak Ina. Termasuk kisah ketika Bertus (SMA) tidak sengaja
melukai Bapak Ina dengan alat sengat listrik di pesta ulang tahun Ina. Setelah
terluka terkena alat sengat listrik memang bukan Dika melainkan Bertus. Usai
sekolah untuk melihat gambar grafity iblis yang terdapat di tembok sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
jambu. Gambar yang sama persis terdapat pada sapu tangan pemberian Sindi
oleh Sindi, salah satu anggota Grup Detektif Tiga Sekawan yang ditujukan
untuk Dika. Melalui kasus itu, Sindi ingin menyampaikan pesan bahwa
acara pernikahan Ina, Dika sengaja hadir untuk bertemu dengan Sindi. Ia tahu
bahwa Sindi akan hadir dalam acara pernikahan tersebut. Setelah mereka
Dika sejak mereka masih SMA. Selama 11 tahun Sindi masih menantikan
40
Dika dan Sindi pun akhirnya menjalin hubungan “pacaran” setelah keduanya
B. Deskripsi Data
antartokoh dalam film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika. Data
diambil melalui simak catat film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika
yang berdurasi 1 jam 26 menit 26 detik. Bahasa yang digunakan dalam film
ini adalah bahasa Indonesia yang tidak baku. Data penetitian pun dalam
data percakapan antartokoh dalam film Marmut Merah Jambu karya Raditya
Jambu karya Raditya Dika meliputi dua bagian, yaitu pertama menemukan
dalamnya.
41
berikut.
khusus yang melekat di dalam konteks tuturan dan bukan dibawa oleh
42
itu tidak bersifat mutlak harus ada (Rahardi, 2003: 85). Perhatikan
hiperbolis berikut.
43
44
45
Bapak Ina seputar jatuh dari angkot hanya kiasan untuk mengejek
Bapaj Ina. Grup detektif seharusnya tidak dibuat lagi karena itu
46
berikut.
47
Dika “Kan waktu itu gue yang mecahin kasus surat kalengnya Kak
48
49
karena tidak ingin berbicara dengan Dika yang artinya sama saja
50
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Sindi (SMA) “Ber…gue tahu elu bego, tapi nggak gini-gini juga
salah.
52
berikut.
53
ini telah dibahas dalam lingkaran sastra seperti yang ada dalam
54
berikut.
a. IPK Hiperbolis
1) Bertus (SMA) : “Hallo? Lu mau nggak jadi pacar gue?”
Siswa A : “Mendingan gue mati!!!”
(Konteks percakapan melalui telepon, Bertus menembak Siswa
A. Bertus jelek dan Siswa A tidak menyukainya)
b. IPK Ejekan
3) Dika (SMA) : “Ber emangnya kenapa sih, populer dan urusan
cewek sekarang jadi penting banget buat elu?”
Bertus (SMA) : “Dik…gini gini, lu tahu kan? Di SMA itu kita
bisa ketemu sama jodoh kita, semakin lama
kita ketemu sama jodoh kita, semakin lama
kita nikah”
Dika (SMA) : “Ber…lu aja sunat nggak berani-berani, udah
ngomongin nikah!”
(Konteks percakapan Bertus dan Dika siswa aneh dan tidak
terkenal sehingga mereka sulit mendapatkan pacar di sekolah)
c. IPK Permintaan
5) Bertus (SMA) : “Kenapa lu?!”
Dika (SMA) : “Siomay itu biar gue yang bayar. Ber gue
lupa bawa duit. E…gue bayarin siomay elu,
tapi gue pinjem duit elu dulu, nanti gue
bayar ke elu lagi”
Bertus (SMA) : “Ok…ok”
(Konteks percakapan Dika dan Bertus sedang marahan. Dika
merasa Bertus benar dengan idenya sehingga ia ingin
berbaikan dengan Bertus)
d. IPK Penolakan
9) Bertus (SMA) : “Eem…sorry siapa ya?”
Sindi (SMA) : “Sindi anak 1F. Udah dipastiin siapa yang
terakhir kali liat bola itu?”
Dika (SMA) : “Ee…maaf Sindi, kami lagi ada di tengah
kasus penting”
(Konteks percakapan Dika dan Bertus tidak mengenal Sindi.
Mereka tidak ingin Sindi ikut campur urusan penyelidikan yang
mereka lakukan)
e. IPK Tuduhan
11) Dika (SMA) : “Jadi pelakunya?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
f. IPK Kesepakatan
12) Ina : “Oops… aduh, eh ketabrak”
Michael (SMA) : “Sorry Na, lu nggak papa?”
Ina : “Ee nggak papa, sorry ya Mich”
Michael (SMA) : “Iya ngak papa kok. Elu mau kemana?”
Ina : “Tuh (menunjuk), mau duduk di situ”
Michael (SMA) : “Oh, ya udah. Bareng yuk?”
(Konteks percakapan Ina menyukai Michael tetapi Michael
tidak mengetahuinya. Ina dengan sengaja menabrakkan
dirinya ke Michael)
maksim hubungan.
menjawab “Iya, mau” untuk menerima atau “Saya tidak mau” untuk
56
Dika “Siomay itu biar gue yang bayar…” saat menjawab pertanyaan
Dika “Ee…maaf Sindi, kami lagi ada di tengah kasus penting” ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kali liat bola itu?”, jawaban yang diberikan tidak relevan dengan
Sindi “Ber…gue tahu elu bego, tapi nggak gini-gini juga kali!” yang
12) melanggar maksim hubungan. Hal ini dibuktikan dari tuturan Ina
58
yang terjadi.
berikut.
59
60
agar Dika dan Bertus pergi dari tempat tersebut. Bertus dan Dika
permintaan.
Bapak Ina “…Kamu itu bisa cerita apa enggak sebenernya? Cerita
61
hal yang benar menurut Bapak Ina adalah bahwa Dika seharusnya
tuturan Dika.
62
digunakan.
Kantin “Kalau itu Ibu nggak tahu, tapi kalau yang nulis bon
63
digunakan.
Dika “Ya tapi kan, dulu Sindi yang paling pinter aja nggak bisa
64
kemampuan Sindi lebih baik dari Dika dan Bertus. Mitra tutur
65
66
21) Bapak Ina : “Bentar ya. Ee…iya, saya mau pesen nasi
padang. Mau? (menawarkan kepada Dika), Em
2 (Berbicara di telepon). He’eh! Pakai cabe
nggak? (tanya kepada Dika)”
Dika : “Enggak Om”
Bapak Ina : “Cemen banget, masak nggak pakai cabe sih?”
Dika : “Eh…iya Om. Maksud saya pakai cabe yang
banyak Om. Tapi kalau bisa nggak pedes”
(Konteks percakapan Bapak Ina memesan makanan padang
yang pedas, Dika tidak menyukai makanan pedas namun takut
mengatakannya karena Bapak Ina galak)
data 21) dapat dilihat melalui tuturan Dika “Eh…iya Om. Maksud
saya pakai cabe yang banyak Om. Tapi kalau bisa nggak pedes”
“…pakai cabe yang banyak, Om. Tapi kalau bisa nggak pedes”
67
68
21) Bapak Ina : “Bentar ya. Ee…iya, saya mau pesen nasi
padang. Mau? (menawarkan kepada Dika), Em
2 (Berbicara di telepon). He’eh! Pake cabe
nggak? (tanya kepada Dika)”
Dika : “Enggak Om”
Bapak Ina : “Cemen banget, masak nggak pake cabe sih?”
Dika : “Eh…iya Om. Maksud saya pakai cabe yang
banyak, Om. Tapi kalau bisa nggak pedas”
(Konteks percakapan Bapak Ina memesan makanan padang
yang pedas, Dika tidak menyukai makanan pedas namun takut
mengatakannya karena Bapak Ina galak)
dengan maksim tindakan, akan lebih baik jika Dika menuturkan “Om,
69
iya gue juga nemuin kalok ternyata dia keringetnya banyak banget.
keringat Michael di lapangan, hal itu tentu wajar karena saat sesorang
Dika “Eh…iya Om. Maksud saya pakai cabe yang banyak, Om. Tapi
terkesan panjang lebar yang tidak perlu. Dika menuturkan “Pakai cabe
tindakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
71
dari suatu skala nilai. Ini secara khusus tampak jelas dalam istilah-
Ketika sedang bertutur, seorang penutur memilih kata dari skala itu
Merah Jambu karya Raditya Dika sesuai ciri penanda dan wujud
72
Dika bahwa kejahatan akan terjadi di tempat itu (di depan sekolah).
(memberitahu).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
melalui tuturan Jimmy “Ya buat piala. Elu sendiri kan tahu kalau
74
Dika “Berikan saya beberapa hari, saya bisa buktikan Bu”. Pilihan
75
76
77
maksim kuantitas.
tuturan Jimmy “Ya, buat piala. Elu sendiri kan tahu kalau club
kuantitas.
78
diminta. Selain itu, tanya jawab antara Dika dan kepala sekolah
79
80
81
82
Dika “Ber tapi yang namanya dua unsur itu harus cocok-cocokan, lu
83
pernikahan.
84
itu biar gue yang bayar…”, implikasinya dia meminta maaf dan ingin
bahwa dia akan membayar siomay yang dimakan Bertus dan setuju
sebuah realita bahwa orang sering kali meminta maaf dengan cara
dibujuk.
tuturan Dika “Kan waktu itu gue yang mecahin kasus surat kalengnya
85
“Nomer yang anda tuju sedang tidak aktif, mohon hubungi beberapa
saat lagi” implikasinya dia tidak ingin atau menolak menjadi pacar
bahwa mereka (Bertus dan Dika) tidak ingin Sindi terlibat dalam kasus
86
87
88
89
21) Bapak Ina : “Bentar ya. Ee…iya, saya mau pesen nasi
padang. Mau? (menawarkan kepada Dika), Em
2 (Berbicara di telepon). He’eh! Pake cabe
nggak? (tanya kepada Dika)”
Dika : “Enggak Om”
Bapak Ina : “Cemen banget, masak nggak pake cabe sih?”
Dika : “Eh…iya Om. Maksud saya pakai cabe yang
banyak Om. Tapi kalau bisa nggak pedes”
(Konteks percakapan Bapak Ina memesan makanan padang
yang pedas, Dika tidak menyukai makanan pedas namun takut
mengatakannya karena Bapak Ina galak)
Ina “…Kamu itu bisa cerita apa enggak sebenernya? Cerita kok
90
ide tidak masuk akalnya justru menyebabkan dirinya dan Dika terluka.
91
Implikatur percakapan data 18) dapat dilihat pada tuturan Dika “Ya
tapi kan dulu Sindi yang paling pinter aja nggak bisa mecahin kasus
92
“Eh…iya Om. Maksud saya pakai cabe yang banyak, Om. Tapi kalau
bisa nggak pedes” implikaturnya ia tidak suka dan tidak mau makan
menolak.
93
94
kepentingan pribadi.
pada film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika adalah menunjukkan
95
adegan para tokoh. Hal tersebut mengingat bahwa film Marmut Merah
Jambu karya Raditya Dika merupakan film comedy yang tujuan utamanya
D. Pembahasan
dalam percakapan film tersebut adalah bahasa Indonesia yang tidak baku.
Film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika yang diteliti oleh peneliti
96
khusus (budaya, asal, perilaku, dan/atau kebiasaan) yang sama, (d) penutur
yang sama sehingga tidak menimbulkan salah paham, dan (e) implikatur
kata yang dipakai penutur, dan (c) implikatur percakapan umum (IPU)
97
jenis sesuai makna tuturan dan ciri penandanya, yaitu IPK hiperbolis, IPK
pembanding.
98
dari tuturan Sindi “Ber…gue tahu elu bego, tapi nggak gini-gini juga kali”
Para penutur yang terlibat dalam percakapan saat itu jugs memiliki latar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Hal ini dapat dibuktikan melalui pemaparan berikut; apa yang disampaikan
menjadi lawan bicara Dika mengerti maksud yang diinginkan Dika tanpa
kunci yang ditangkap oleh mitra tutur. Data 15) melanggar maksim
yang merupakan salah satu ciri penanda implikatur berskala. Hal itu
100
dan tidak semua” kejahatan terjadi di jalanan tetapi tetap saja skala nilai
lain. Selain itu, pilihan kata kedua yang menunjukkan implikatur berskala
Tua yang lewat di jalan. Tuturan itu merupakan tuturan yang mengandung
menyatakan suatu nilai dari suatu skala nilai. Data 22) tidak melanggar
pendapat Yole (2006: 71-74), maka dapat disimpulkan bahwa data 22)
17) Bertus (SMA) : “Bu…apakah Ibu yang menulis surat kaleng untuk
ketua OSIS?”
Ibu kantin : “Kalau itu Ibu nggak tahu, tapi kalau yang nulis bon
makanan ini memang Ibu. Eh Bertus…kamu masih
banyak hutang di sini!”
Bertus (SMA) : “Maaf, ya Bu (sambil membayar hutang)”
(Konteks percakapan Bertus belum membayar hutangnya kepada Ibu
Kantin)
23) Jimmy : “Eh sorry kayaknya kita butuh ruangan lagi deh”
Anggota OSIS : “Lah buat apa?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Jimmy : “Ya, buat piala. Elu sendiri kan tahu kalau club
basket kita udah keseringan menang”
Anggota OSIS : “Oh ruangannya sih ada, tapi kayaknya gue
harus tanya ke kepala sekolah dulu deh bisa apa
enggak”
(Konteks percakapan terjadi di ruang OSIS, Jimmy yang terkenal
lebih mudah mendapatkan ruangan daripada grup detektif)
Data percakapan 6) mengandung implikatur yang terdapat dalam
waktu itu gue yang mecahin kasus surat kalengnya Kak Dara” untuk
Kemudian, “Lu percaya deh sama gue” ditambahkan agar Bertus lebih
“Bu…apakah Ibu yang menulis surat kaleng untuk ketua OSIS?” yang
102
tuduhan bahwa Ibu Kantin merupakan pelaku pengirim surat kaleng. Mitra
club basketnya menang. Kata tersebut juga digunakan dengan maksud lain
103
104
17) Bertus (SMA) : “Bu…apakah Ibu yang menulis surat kaleng untuk
ketua OSIS?”
Ibu kantin : “Kalau itu Ibu nggak tahu, tapi kalau yang nulis bon
makanan ini memang Ibu. Eh Bertus…kamu masih
banyak hutang di sini!”
Bertus (SMA) : “Maaf, ya Bu (sambil membayar hutang)”
(Konteks percakapan Bertus belum membayar hutangnya kepada Ibu
Kantin)
105
pada film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika adalah menunjukkan
adegan para tokoh. Hal tersebut mengingat bahwa film Marmut Merah
Jambu karya Raditya Dika merupakan film comedy yang tujuan utamanya
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
antartokoh dalam film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika, peneliti dapat
dalam film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika adalah implikatur
tersebut diklasifikasi menjadi beberapa jenis sesuai ciri penanda dan wujud
yaitu IPK hiperbolis, IPK ejekan, IPK permintaan, IPK penolakan, IPK
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
dalam film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika secara umum adalah
Hal tersebut mengingat bahwa film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika
pesan dari penulis sekaligus sutradara Raditya Dika kepada penonton berupa
B. Saran
karya Raditya Dika ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Oleh karena itu, peneliti mengajukan beberapa saran yang kiranya dapat
agar penelitiannya menjadi lebih baik lagi. Beberapa saran tersebut adalah sebagai
berikut:
lebih baik jika objek penelitian berbeda. Masih banyak objek penelitian lain
dalam film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika. Untuk peneliti
yang lainnya.
3. Bagi peneliti selanjutnya akan lebih baik jika hasil penelitian yang dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2011. Tata Bahasa Indonesia Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.
Halliday, M.A.K dan Ruquaiya Hasan. 1992. Bahasa, Konteks, dan Teks; Aspek-
aspek Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Kurniasari, Maria Friani. 2011. Tindak Tutur Dalam Film Alangkah Lucunya
(Negeri Ini) Karya Deddy Mizwar (SKRIPSI). Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Mariani, Maria Evi. 2015. Implikatur Percakapan Orang Tua dengan Anak pada
Peristiwa Makan Malam Bersama dalam Keluarga Pendidik di
Yogyakarta (SKRIPSI). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Rani, Abdul, dkk. 2006. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dan
Pemakaian. Malang: Bayu Media.
Zuriah, Nurul. 2005. Metode Penelitian Sosial dan Politik. Jakarta: Bumi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
gue, nggak?” antara Dika dengan anda tuju sedang tidak aktif,
Siswa B : “Nomer yang anda tuju teman sekolahnya. mohon hubungi beberapa saat
sedang tidak aktif, Dika adalah siswa lagi” mengimplikasikan sebuah
mohon hubungi aneh. Siswa B dengan penolakan.
beberapa saat lagi” sadar dan sengaja
berpura-pura menjadi
customer service
karena malas
menjawab telepon
Dika
24. Bertus (SMA) : “Nembak cewek itu Percakapan terjadi di Tuturan Dika “Ber…tapi yang
harus banyak, biar sekolah. Bertus akan namanya dua unsur itu harus
kemungkinan menembak salah 1 cocok-cocokan, lu nggak belajar
diterimanya itu siswa agar menjadi Kimia apa?” mengimplikasikan
banyak. Kalau gue pacarnya. Bertus dan sebuah peringatan kepada Bertus
nembak 100 cewek Dika adalah siswa bahwa untuk diterima (saat
dengan probilitas aneh yang sering menembak) kedua belah pihak
10%, gue mungkin ditolak saat harus saling memiliki ketertarikan.
diterima 10 kali. Lu menyatakan cinta.
nggak belajar
Matematika apa?”
Dika (SMA) : “Ber…tapi yang
namanya dua unsur
itu harus cocok-
cocokan, lu nggak
belajar Kimia apa?”
Bertus (SMA) : “Halah…lu nggak
usah sok pinter deh.
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Liat ni…liat”
25. Michael : “Temen-temen Percakapan terjadi Tuturan Michael “Temen-temen
sorry, ya. kita ketika Michael sorry, ya. kita pengen nongkrong
pengen nongkrong bersama teman- di sini” implikasinya mengusir
di sini” temannya ingin duduk Dika dan Bertus secara halus.
Bertus (SMA) : “Oh…ow, iya. di bangku yang sedang
Nggak papa, diduduki oleh Dika
silahkan. Tadi agak dan Bertus. Michael
kotor sedikit. Dik adalah siswa terkenal
bangun Dik, bangun di sekolah.
bangun. Nggak
papa, ini agak kotor
(sambil mengelap
bangku bekas
mereka duduk)”
26. Dika (SMA) : “Tuh…lihatkan, kita Dika dan Bertus Tuturan Dika “Tuh…lihatkan, kita
jadi kayak gini!” dibawa ke UKS karena jadi kayak gini!” implikasinya
Bertus (SMA) : “Dik…apa salah sih, luka cubitan dari menuduh Bertus sebagai penyebab
gue nyoba ngebuat teman-temanya. atas apa yang menimpa mereka.
kita popular?” Mereka dicubit setelah
mengikuti ide Bertus
untuk menjadi terkenal
27. Bapak Ina : “Haduuuh…haduuuh. Dika membuat grup Tuturan Bapak Ina yang berupa
Goblok! Goblok kok detektif agar menjadi pertanyaan apakah Dika pernah
dipelihara. He…grup terkenal di sekolahnya. jatuh dari angkot atau tidak,
detektif itu kenapa Bapak Ina mengimplikasikan kejengkelan
dibikin lagi? Kamu menganggap membuat Bapak Ina atas sikap bodoh Dika
pernah, ya? Jatuh dari grub detektif di zaman dan Bertus.
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
gue juga nemuin ketika Dika menghasut basah terus. Thanks, ya”
kalok ternyata dia Ina agar menjauhi menimplikasikan sebuah sindiran
keringetnya banyak Michael. Dika tehdap Dika sekaligus penegasan
banget. Gue ambil menyukai Ina. bahwa Ina tidak merasa
sampelnya di bermasalah dengan Michael yang
lapangan tadi” berkeringat.
Ina : “Dik…ketek lu aja
basah terus. Thanks,
ya”
34. Sindi : “Elu masih simpen nggak? Percakapan antara Tuturan Dika “Berhenti yuk”
Handuknya? Lu pernah Sindi dan Dika yang mengandung implikasi ia ingin
nggak sih, kalau elu lagi di sudah 11 tahun tidak menjalin hubungan khusus
keramaian, terus elu inget- betemu. Sindi semacam pacaran dengan Sindi.
inget cinta pertama elu menyukai Dika begitu
waktu di SMA? Orang pula sebaliknya.
yang lu suka waktu itu? Lu
sering nggak nanya sama
diri lu sendiri, jangan-
jangan gue udah ngelewatin
cinta pertama gue hanya
karena gue nggak berani
ngomong sama dia. Kira-
kira itu yang gue rasain
selama 11 tahun ini. Cinta
itu kayak marmut lucu
warna merah jambu yang
berada di sebuah roda,
seakan dia udah pergi jauh
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jenis Implikatur
No. Percakapan Konteks
Percakapan
1. Dika : “1 jam Om…kasih saya Bapak Ina tidak berkenan IPU Permintaan
waktu 1 jam buat cerita, dengan kehadiran Dika.
Om”
Bapak Ina : “Setengah jam!”
Dika : “Tapi kalau setengah
jam…”
Bapak Ina : “Di mulai dari sekarang!
Ya! (Menyalakan
stopwatch)
2. Bertus (SMA) : “Hallo? Lu mau nggak Percakapan antara Bertus IPK Hiperbolis
jadi pacar gue?” dengan Siswa A melalui
Siswa A : “Mendingan gue telepon, Bertus menembak
mati!!!” Siswa A. Bertus jelek dan
Siswa A tidak
menyukainya.
3. Dika : “Iya…elu mau jadi pacar Dika adalah siswa aneh. IPK Penolakan
gue, nggak?” Siswa B dengan sadar dan
Siswa B : “Nomer yang anda tuju sengaja berpura-pura
sedang tidak aktif, menjadi customer service
mohon hubungi beberapa karena malas menjawab
saat lagi” telepon Dika.
4. Bertus (SMA) : “Nembak cewek itu Percakapan terjadi ketika IPK Ejekan
harus banyak, biar Bertus ingin meminta
kemungkinan salah 1 siswa menjadi
diterimanya itu pacarnya. Bertus dan Dika
banyak. Kalau gue adalah siswa aneh yang
nembak 100 cewek sering ditolak saat
dengan probilitas menyatakan cinta.
10%, gue mungkin
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
diterima 10 kali. Lu
nggak belajar
Matematika apa?”
Dika (SMA) : “Ber…tapi yang
namanya dua unsur
itu harus cocok-
cocokan, lu nggak
belajar Kimia apa?”
Bertus (SMA) : “Halah…lu nggak
usah sok pinter deh.
Liat ni…liat”
5. Michael (SMA) : “Temen-temen Percakapan terjadi ketika IPK Permintaan
sorry, ya. kita Michael bersama teman-
pengen nongkrong di temannya ingin duduk di
sini” bangku yang sedang
Bertus (SMA) : “Oh…ow, iya. diduduki oleh Dika dan
Nggak papa, Bertus. Michael adalah
silahkan. Tadi agak siswa terkenal di sekolah
kotor sedikit. Dik
bangun Dik, bangun
bangun. Nggak papa,
ini agak kotor
(sambil mengelap
bangku bekas
mereka duduk)”
6. Dika (SMA) : “Ber emangnya Bertus dan Dika siswa IPK Ejekan
kenapa sih, populer aneh dan tidak terkenal
dan urusan cewek sehingga mereka sulit
sekarang jadi mendapatkan pacar di
penting banget buat sekolah.
elu?”
Bertus (SMA) : “Dik…gini gini, lu
tahu kan? Di SMA
itu kita bisa ketemu
sama jodoh kita,
semakin lama kita
ketemu sama jodoh
kita, semakin lama
kita nikah”
Dika (SMA) : “Ber…lu aja sunat
nggak berani-berani,
udah ngomongin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
nikah!”
7. Dika (SMA) : “Tuh…lihatkan, kita Percakapan Dika dan IPU Tuduhan
jadi kayak gini!” Bertus dibawa ke UKS
Bertus (SMA) : “Dik…apa salah sih, karena luka cubitan dari
gue nyoba ngebuat teman-temanya. Mereka
kita popular?” dicubit setelah mengikuti
ide Bertus untuk menjadi
terkenal
8. Bertus (SMA) : “Kenapa lu?!” Dika dan Bertus sedang IPK Permintaan
Dika (SMA) : “Siomay itu biar gue marahan. Dika merasa
yang bayar. Ber gue Bertus benar dengan
lupa bawa duit. idenya sehingga ia ingin
E…gue bayarin berbaikan dengan Bertus.
siomay elu, tapi gue
pinjem duit elu dulu,
nanti gue bayar ke
elu lagi”
Bertus (SMA) : “Ok…ok”
9. Bapak Ina : “Haduuuh…haduuuh. Dika membuat grup IPK Ejekan
Goblok! Goblok kok detektif aneh yang sudah
dipelihara. He…grup tidak popular di zamannya
detektif itu kenapa ketika SMA agar ia
dibikin lagi? Kamu menjadi terkenal.
pernah, ya? Jatuh dari
angkot, kepalanya
duluan, kena aspal?
Pernah, ya?”
Dika : “Nggak pernah, Om”
10. Bapak Ina : “Iya…lanjut lagi Percakapan antara Dika IPK Permintaan
ceritanya” dengan Bapak Ina
Dika : “Tapi?” dikediamnanya. Dika
Bapak Ina : “Saya masih punya menceritakan kisah SMA-
waktu setengah jam nya kepada Bapak Ina
lagi. Gimana? Terus dengan waktu terbatas
terus?” (hanya diberi waktu 1 jam
oleh Bapak Ina untuk
bercerita dan tinggal
tersisa waktu 30 menit).
11. Dika (SMA) : “Kita ngapain sih di Percakapan Bertus dan IPB Laporan
sini?” Dika mencari kasus untuk
Bertus (SMA) : “Di Jakarta, rata-rata ditangani. Bertus yakin
dalam sehari terjadi akan mendapatkan kasus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
132
133
18. Bertus (SMA) : “Bu…apakah Ibu Percakapan Bertus belum IPU Tuduhan
yang menulis surat membayar hutangnya
kaleng untuk ketua kepada Ibu Kantin
OSIS?”
Ibu kantin : “Kalau itu Ibu nggak
tahu, tapi kalau yang
nulis bon makanan
ini memang Ibu. Eh
Bertus…kamu masih
banyak hutang di
sini!”
Bertus (SMA) : “Maaf, ya Bu (sambil
membayar hutang)”
19. Sindi (SMA) : “Ber…gue kan Percakapan Bertus tidak IPU Penyangkalan
udah bilang, mengindahkan saran Sindi
seharusnya emang untuk mendatangi alamat
kita datangin aja dalam surat kaleng
alamatnya” padahal sarannya tersebut
Bertus (SMA) : “Sebenernya gue benar.
pengen ngomong
kayak gitu dari
tadi”
Sindi (SMA) : “Terserah lu deh
Ber!”
20. Bapak Ina : “ Owh…gitu, ya? Eh, Dika tidak ingin IPU Penolakan
mbok kamu nambah to? menambah makanan yang
Kok makannya dikit ditawarkan Bapak Ina
banget, sih? Ini, opo karena ia sudah kenyang
gulai ayam? Opo sayur? dan hanya haus.
Sayur? Atau, paru? Paru,
ya?
Dika : “Sa…saya mau minum
aja, Om”
21. Ina : “Ee…gue mau ngajakin elu Percakapan terjadi di IPU Permintaan
sama grup detektif elu buat depan MADING sekolah.
ikutan ke acara gue. Ina menawarkan interview
Gimana, Dika?” untuk grub detektif. Dika
Dika : “Gue sih mau-mau aja. Nanti menyukai Ina dan senang
gue tanya temen-temen gue diuandang interview tetapi
dulu, ya?” ia berpura-pura cuek.
22. Ina : “Ee gue mau ngajakin Percakapan terjadi di IPU Permintaan
elu sama grup depan Mading sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
135
Kak Dara. Lu
percaya deh sama
gue”
27. Kepsek : “Apa saya salah Dika menuduh Michael IPK Penolakan
meminta bantuan sebagai pelaku ancaman
kalian?!!!” pembunuhan terhadap
Bertus (SMA) : “Ee sebentar, Bu. kepala sekolah dan tidak
Saya punya teori dapat membuktikan
yang lebih masuk tuduhan tersebut.
akal Bu”
Kepsek : “Cukup!”
28. Dika (SMA) : “E…dinner! Oh iya Percakapan terjadi ketika IPU Laporan
gue juga nemuin kalok Dika menghasut Ina agar
ternyata dia menjauhi Michael. Dika
keringetnya banyak menyukai Ina.
banget. Gue ambil
sampelnya di lapangan
tadi”
Ina : “Dik…ketek lu aja
basah terus. Thanks,
ya”
29. Dika : “Om…ini lampunya Percakapan Bapak Ina IPU Permintaan
nggak mau dinyalain tidak sadar bahwa kondisi
aja, Om?” ruang gelap karena lampu
Bapak Ina : “Oh…iya ya, sampek belum dinyalakan. Dika
lupa. Ngobrol sampek takut dengan Bapak Ina.
kemalaman. Siti!
(memanggil
pembantunya)
Lampu!”
30. Bapak Ina : “Ya, mungkin kalian Percakapan Dika tidak IPU Laporan
cuma salah dapat memecahkan kasus
menerjemahkan kata- ancaman pembunuhan
kata. Ya, namanya kepala sekolah ketika
masih muda, masih SMA. Bapak Ina tahu
goblok-goblok” penyebab tidak
Dika : “Ya tapi kan, dulu terpecahkannya kasus itu.
Sindi yang paling
pinter aja nggak bisa
mecahin kasus itu
Om?”
Bapak Ina : “Ya, baguslah kalau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tokoh Percakapan
Dika (Dewasa mendatangi rumah Ina)
Dika “Selamat siang, Inanya ada? (Ketika pintu rumah belum dibuka).
Em…selamat malam, Om.”
Bapak Ina “Jadi…kamu temenya Ina?”
Dika “Iya, Om. Bener, Om.”
Bapak Ina “Nama kamu?”
Dika “Nama...em nama saya Dika, Om.”
Bapak Ina “Dika? E…kamu pasti orang yang pernah datang, terus mengacaukan
pesta ulang tahun Ina, kan?
Dika “Oh…enggak om. Itu…itu bukan saya Om!”
Bapak Ina “Ah udah…saya nggak bakalan lupa!nih nih nih!”
Dika “Enggak…enggak itu bukan saya, Om!”
Bapak Ina “Ah…enggak lupa saya, kamu melakukan itu. Eh, sudahlah. Eh eh sudah-
sudah tarok lagi tehnya (bicara dengan pembantu yang menuang teh untuk
Dika). Nggak usah di tuang, bawa masuk ke dalam. Di suruh kok mencla-
mencle. Heh bawa pergi!”
Dika “Om, sabar Om”
Bapak Ina “Kamu, keluar!”
Dika “Om…Jadi. Jadi sebenernya gini, saya dapat ini kemarin”
Bapak Ina “Oh…iya. Anak saya memang akan menikah besok. Terus?”
Dika “Em…em…mau ngasih, ngasih ini, Om!” (1000 Burung Bangau Kertas).
Bapak Ina “Kamu mau mencoba mengacaukan, menggagalkan pernikahan anak saya?
Iya? Kayak di film-film? Iya?”
Dika “Em…enggak, Om. Saya bisa jelasin…jadi kan…”
Bapak Ina “Eits…kamu keluar sana! Di rumah ini tidak ada orang kecuali saya.
Kamu cuma berurusan sama saya. Paham nggak? Keluar!”
Dika “Om...Om…saya bisa jelasin semua, terutama soal luka itu. Tapi saya
butuh waktu lama buat cerita. Bisa-bisa 3 jam, belum lagi harus ke WC”
Bapak Ina “Nggak…nggak nggak…enggak!”
Dika “1 jam Om…kasih saya waktu 1 jam buat cerita, Om”
Bapak Ina “Setengah jam!”
Dika “Tapi kalau setengah jam…”
Bapak Ina “Di mulai dari sekarang! Ya!”
Dika “Ceritanya dimulai dari sebuah telepon, Om. Jadi waktu itu di kamar
saya…”
Percakapan terjadi di kamar Dika. Adegan dalam film menceritakan Dika dan Bertus
ketika SMA.
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
139
disebutkan
namanya)
Bertus (SMA) “Lha elu yang nyolot”
Jimmy “Lha terus kenapa?”
Michael (SMA) “Ri…Jim…udahlah…nggak usah ribut-ribut”
Bertus & Dika “Michael, Michael”
(SMA)
Michael (SMA) “Temen-temen sorry ya, kita pengen nongkrong di sini”
Bertus (SMA) “Oh…o iya, nggak papa. Silahkan, tadi agak kotor sedikit. Dik, bangun
Dik. Bangun, bangun. Nggak papa, ini agak kotor”
Michael (SMA) “Sip temen-temen”
Bertus (SMA) “Silahkan duduk”
Michael (SMA) “Yo”
Bertus (SMA) “Dik, rambutnya wangi banget”
Dika (SMA) “Iya, ya”
Bertus (SMA) “Dik, gimana ya kita bisa kaya Michael?”
Dika (SMA) “Ber, dia itu popular! Lu tanya aja satu sekolah, siapa sih yang nggak tau
dia?”
Bayu Skak “Michael itu cowok yang beda dari yang lain. Soalnya kata orang-orang
(SMA) dia itu vegeratian. Keren! Nggak makan udang!”
Teman Bayu “Kayaknya vegetarian bukan itu deh?”
Skak (Tidak
disebutkan
namanya)
Guru “Selain ganteng, anaknya juga jujur. Padahal saya udah bilangin, nyontek
aja pas ulangan, nggak papa. Eh…anaknya nggak mau. Sayang saya udah
tua”
Adipati “Meskipun dia ketua team basket, ternyata dia juga jago main bolanya.
Kemaren ya, 11 orang dari team gue ngelawan dia sendiri. Kalah! Kalah
semuanya. Kalahnya 5-0 lagi”
Anca “Michael itu Shionya tikus, Bintangnya Aries, dia lahir senin Wage,
terus…”
Bertus (SMA) “Gue paham sekarang. Itu problem kita, Dik. Kita cemen, kita harus
populer supaya kita bisa bahagia”
Dika (SMA) “Emangnya kita sama sekali nggak terkenal ya, Ber?”
Bertus (SMA) “Ni ya, Dik. Kepala sekolah aja sampai nggak tahu nama kita. E…Sore
Bu?”
Kepsek “Sore. Itu siapa?”
Panji/wakil “Nggak tahu, Bu! Kayaknya bukan siswa murid sekolah sini deh!”
kepala sekolah
Dika (SMA) “Ber, emangnya kenapa sih populer dan urusan cewek sekarang jadi
penting banget buat elu?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Bertus (SMA) “Dik…gini-gini, lu tahu kan? Di SMA itu kita bisa ketemu sama jodoh
kita, semakin lama kita ketemu sama jodoh kita, semakin lama kita nikah”
Dika (SMA) “Ber…lu aja sunat nggak berani-berani, udah ngomongin nikah!”
Di mobil Bapak Dika
Bertus (SMA) “Om…dulu waktu Om muda, sekolah, Om populer nggak?”
Bapak Dika “Hei!!! Banget, Om kau ini”
Bertus (SMA) “Gimana sih caranya popular, Om?”
Bapak Dika “Kau mesti seperti jaman aku dulu. Ha…kalau jaman aku, kau main sepatu
roda, kau makan permen karet, hah…pasti kalian terkenal. Gaya itu nomer
1, percaya sama aku”
Adegan kembali ke masa Dika dewasa yang sedang bercerita dengan Bapak Ina
Bapak Ina “Ya, memang. Itu kan memang popular dan paling keren di zamannya,
Om. Tapi kamu kan nggak mungkin melakukan itu, iyakan?”
Adegan masa SMA
Bertus (SMA) “Hei…elu..elu…elu…apa kabar ne?”
Dika (SMA) “Lagi pada ngapain sih coy? Boleh ikutan, nggak?”
Kepsek “Sudah berapa kali saya bilang, jangan main kartu di sekolah!”
Wakapsek “Nah…ini bagus ni, Bu”
Kepsek “Hah?”
Wakapsek/panji: “Ini bagus nih! Buat saya ya, Bu?”
Kepsek “Boleh, saya juga mau satu”
Anak pemain “Gara-gara elu kartu gue diambil. Ah reseh lu!”
kartu di sekolah
Dika (SMA) “Temen-temen sorry banget ya, sorry banget. Gue nggak tahu akan
jadinya kayak begini. Sorry banget, ya”
Anak pemain “Kalau lu berdua nggak nyamperin kita dengan baju taman lawak elu itu,
kartu di sekolah pasti nggak bakal kayak begini!”
Bertus (SMA) “Sabar…sabar…!”
Anak pemain “Ah diem lu!”
kartu 1
Anak pemain “Ah udah…cutek aja…cubit teteknya”
kartu 2
Dika (SMA) “Nggak…nggak. Jangan cutek! Tetek gue sensitive”
Bertus (SMA) “Aa…iya jangan. Teteknya sensitive”
Anak pemain “Elu tahu dari mana?”
kartu 1
Anak pemain “Udah…cubit teteknya!!!”
kartu 2
Dika (SMA) “Pelan-pelan!”
Anak pemain “Cemen lu”
kartu 1
Dika (SMA) “Tuh…lihatkan, kita jadi kayak gini!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Bertus (SMA) “Dik…apa salah sih, gue nyoba ngebuat kita populer?”
Dika (SMA) “Populer, populer, populer! Cuma itu aja yang ada di otak elu? Lagian
kenapa sih kita harus jadi populer?”
Bertus (SMA) “Dik, kita ini…”
Dika (SMA) “Udahlah Ber! Jadi populer udah nggak penting buat gue. Sekarang, yang
penting hidup gue tenang”
Ina “Hallo…Dika, ya?”
Dika (SMA) “Iya bener”
Ina “Cepet sembuh, ya”
Dika (SMA) “Ak…tunggu. Kok elu tahu nama gue?”
Ina “Iya, Dika 1 B kan?”
Dika (SMA) “Kok elu tahu kelas gue?”
Pak Yoyok “Terus yang dibelakang itu terus!”
(Guru Olah
raga)
Dika (SMA) “Aduuuh…Pak Pak, saya udah nggak kuat Pak.”
Bertus (SMA) “Saya juga, Pak”
Pak Yoyok “Kenapa kalian?”
(Guru Olah
Raga)
Dika (SMA) “Tetek saya sakit, Pak”
Bertus (SMA) “Tetek saya juga, Pak”
Pak Yoyok “Kalian berdua habis ngapain? Saya nggak perduli, kalian istirahat aja.
(Guru Olah Yang lain terus. Yang lain terus!”
Raga)
Dika (SMA) “Males gue deket-deket elu. Pergi sana!”
Pak Yoyok “Yang di belakang itu terus, ayok lanjut. Cantik ya? (melihat Guru Sejarah
(Guru Olah sambil berbisik pada Dika) Dia itu gebetan saya dari dulu”
Raga)
Dika (SMA) “Pak, Ina kan masih kelas 1 SMA!”
Pak Yoyok “Bukan Ina, Guru Sejarah. Bu Marsha. Tapi sayang dia udah nikah sama
(Guru Olah bassis terkenal di jaman saya kuliah dulu. Emang ya nak, yang bukan
Raga) siapa-siapa mana bisa dapat apa-apa (menunjuk siswa lain yang sedang
olah raga). Eh jangan tidur! Lanjut terus. Ayoook!”
142
Dika (SMA) “Oh…gimana kalau kita ikutin anak-anak yang terkenal di sekolah kita?”
Bertus (SMA) “Oh…oh iya. Gimana ya, cara kita bisa terkenal kayak mereka?”
Bapak Dika “Mereka ini siapa?”
Dika (SMA) “Nama-nama ketua Ekskul di sekolah, Pa”
Di Sekolah
Ketua PMR “Jadi kalian mau gabung di PMR? Kebetulan, kami lagi cari korban
bencana alam, kurang 2 orang. Yuk, langsung di buka bajunya”
(mengangguk)
Julio/Ketua “Nggak ada lowongan”
Pencak Silat
Anggota Ekskul “Yah…gentengnya abis nih”
Pencak Silat
(tidak
disebutkan
namanya)
Julio “Kebetulan kalian ada lowongan”
(ciaaaat)
Ge Pamungkas “Anda tahu? Ini Ekskul apa?”
(Ketua Ekskul
Bahasa)
Dika (SMA) “Ekskul Bahasa Inggris kan, Kak?”
Bertus (SMA) “We want to join”
Ge Pamungkas “Itu dulu, sekarang kami menjadi Ekskul Bahasa Hewan (Auk…auk
(Ketua Ekskul auk…auk aukkk)”
Bahasa)
Bertus (SMA) “Ekskul-ekskul itu nggak pantes buat kita, Dik!”
Dika (SMA) “Apa kita bikin ekskul sendiri aja, Ber?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Bertus (SMA) “Iya, ya! Pasti ada ekskul, club, atau grup yang belum pernah dibuat. Dik,
kita nggak usah bikin ekskul, kita bikin grup kita sendiri. Grup detektif,
detektif kan disukai semua orang!”
Dika (SMA) “Lu tahu apa soal detektif?”
Bertus (SMA) “Gue tahu banyak. Gue sering baca comic Konan, comic Dhaichi, bahkan
Silermoon”
Dika (SMA) “Dua cowok cemen kayak kita, bisa diketawain 1 sekolah”
Bertus (SMA) “Kita kan udah biasa diketawain 1 sekolah dan kedengerannya nggak
secemen itu”
Para “Ssst”
pengunjung
perpus
Bertus (SMA) “Biasa aja donk!!”
Para “Ssst”
pengunjung
perpus
Bertus (SMA) “Biasa aja donk (nada pelan)”
Adegan Dika dewasa
Dika “Nah setelah dari perpustakaan, kami kan per…em…gimana kalau
ceritanya, saya langsung ke bagian yang penting aja ya, Om? Jadi sebulan
kemudian”
Bapak Ina “Bentar-bentar, tunggu, tunggu. Kamu itu bisa cerita apa enggak
sebenernya? Cerita kok loncat-loncat kayak begitu. Bagaimana sih! Yang
bener! Terus…terus!”
Dika “Sabar, Om. Sabar, Om. Jadi gini kan…tadinya saya nggak mau ngikutin
ide noraknya Si Bertus. Tapi, gara-gara anak, Om”
Dika (SMA) menelpon Ina
Ina “Hallo? Hallo? Ini Michael, ya? (telpon dari Dika)”
Dika (SMA) “Ber…kita harus bikin grup detektif”
Adegan Dika dewasa
Bapak ina “Haduuuh…haduuuh. Goblok, goblok kok dipelihara. He…grup detektif
itu kenapa dibikin lagi? Kamu pernah, ya? Jatuh dari angkot, kepalanya
duluan, kena aspal? Pernah, ya?”
Dika “Nggak pernah, Om”
Bapak ina “Gimana? Ayo…kenapa? Haus? Siti…Siti! Bawain teh Siti, sini! Siti!”
144
Siswa B (Di “Kok mereka jadi makin tambah aneh, ya? (siswi di kantin)”
kantin, tidak
disebutkan
namanya)
Siswa C (Di “Iya, ya…pantes mereka nggak punya temen”
kantin, tidak
disebutkan
namanya)
Dika (SMA) “Kita ngapain sih di sini?”
Bertus (SMA) “Di Jakarta, rata-rata dalam sehari terjadi 285 kejahatan dan sebagian
besarnya terjadi di jalanan. Kita tungguin aja, palingan bentar lagi juga ada
kasus”
Kakek Tua “Assalamualaikum…”
Bertus (SMA) “Waalaikumsalam…hati-hati ya kek, awas mati di jalan banyak kejahatan”
Dika (SMA) “Lu liat muka anak itu. Keliatannya tampangnya suntuk ada masalah,
bentar ya (Menghampiri anak yang membaca buku). Ada masalah ya? Ada
masalah ya? Emang mukanya begitu. Udahlah, kita tawarin lagi aja yuk?”
Bertus (SMA) “Dik, detektif kayak kita nawarin kasus ke orang-orang, kayak di mangga
2”
Simulasi: “Boleh kakak, boleh kakak (menawarkan jasa penanganan kasus)”
Dika (SMA) “Coba kita tawarin ke Pak Yoyok”
Bertus (SMA) “Dia nggak mungkin punya kasus, Dik!”
Dika (SMA) “Kita nggak punya pilihan lain” (menghampiri)
Menghampiri Pak Yoyok
Dika (SMA) “Pak!”
Pak Yoyok “Hmm”
(Guru Olah
Raga)
Dika (SMA) “Kami baru bikin grup detektif”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
146
Bertus (SMA) “Feeling aja, Pak. Boleh saya lanjutkan? Si pencuri bahkan tidak tahu
kalau ada bola basket. Pencuri ingin yang lebih besar lagi, yaitu AC bekas
yang ada di ruang olah raga. Kalau dijual lebih mahal. Saya tahu, karena
saya pernah jualan AC. Di saat mereka mau kabur, mereka mikir kenapa
nggak bawa bola basket sekalian?”
Pak Yoyok “Bentar, kenapa mereka harus bawa bola basket?”
(Guru Olah
Raga)
Bertus (SMA) “Itulah Pak, jalan pikiran criminal memang susah ditebak”
Pak Yoyok “Bajingan!”
(Guru Olah
Raga)
Bertus (SMA) “Pada saat di tengah jalan, mereka mikir berat kalau bawa dua-duanya.
Jadi, bola basketnya mereka buang ke tempat sampah”
Dika (SMA) “Kayaknya hipotesa lu lebih masuk akal”
Sindi (SMA) “Udah, Pak. Sini ikut saya aja, yuk”
Bertus (SMA) “Eh…kalau lu nggak tahu nggak usah ikut campur. Jelas-jelas bola
basketnya ada di tempat sampah…!!!”
Sindi (SMA) “Ayuk, Pak. Sebenernya penyelesaiannya gampang, Pak”
Pak Yoyok “Gimana, gimana?”
(Guru Olah
Raga)
Sindi (SMA) “Jadi gini, anak-anak yang nongkrong di depan kelas tadi sebagai petunjuk
pentingnya. Mereka masuk ke dalam gudang untuk menaruh bola volli,
tapi ternyata di belakang rak tralisnya udah rusak. Jadi sebenarnya, 3 bola
volli yang Pak Yoyok lihat sebenernya adalah 3 bola volli yang baru”
Pak Yoyok “Hebat anggota kalian ini”
(Guru Olah
Raga)
Dika (SMA) “Em Pak, dia bukan anggota…”
Bertus (SMA) “Eeee iya Pak, anggota kami memang sangat bagus. Em…makasih ya,
Sinta”
Sindi (SMA) “Sindi!”
Bertus (SMA) “Sindi”
Sindi (SMA) “Ok…buat kasus selanjutnya, mendingan kita…”
Bertus (SMA) “Eeet tunggu, jangan seneng dulu lu. Lu masih kami terima sebagai
anggota magang”
Dika (SMA) “Udah-udah kita mulai aja rapatnya. Kasus pertama udah selesai, sekarang
kita tinggal nyari kasus ke dua. Ada saran atau ide dari anggota?”
Sindi (SMA) “Tunggu sebentar deh, kita rapat di sini? Kita nggak punya ruangan lain?”
Bertus (SMA) “Nah…itu tugas pertama lu. Cariin ruangan buat grup ini”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
148
nggak suka ngliat tampang elu, kalau mau hidup elu tenang, kirim uang
500 ribu ke alamat ini. Lalu di bawahnya ada alamat”
Sindi (SMA) “Coba lihat”
Dika (SMA) “Petunjuk pertama, ada rambut keriting coklat di bawah amplop ini”
Bertus (SMA) “Terus? Terus?”
Dika (SMA) “Petunjuk kedua tulisannya agak miring ke kiri, berarti kemungkinan dia
jalannya agak miring ke kiri juga. Ini ada bekas cairan di sini. Ingus! Ini
ingus”
Bertus (SMA) “Ingus! Ini ingus. Berarti kita harus cari orang yang kepalanya miring ke
kiri, hidungnya ingusan, rambutnya keriting, dan warna coklat”
Sindi (SMA) “Ber, mana ada orang yang kayak gitu?”
Bertus (SMA) “Ingus! Ini ingus!”
Sindi (SMA) “Eh…tunggu, tunggu, tunggu! Ini ada alamatnya di bawah. Kita nggak
mau coba ke alamat ini aja? Ini kan petunjuk!”
Dika & Bertus “Aaahh…”
(SMA)
Sindi (SMA) “Ber…Dik…”
Adegan Dika sudah dewasa
Bapak Ina “Tapi kalau menurut Om sih, nggak mungkinlah. Masak ada orang kirim
surat kaleng dikasih alamat yang asli…kan goblok banget itu”
Dika “Ya, bener juga sih Om. Tapi ceritanya belum sampai sana, masih
panjang”
Bapak Ina “Eem…”
Dika “(Melihat jam) Eee”
Bapak Ina “Dah jam segini, ya?”
Dika “Iya, Om”
Bapak Ina “Bentar ya. E…iya, saya mau pesen nasi padang. Mau? (menawarkan pada
Dika), Em 2 (Berbicara di telefon). He’eh! Pake cabe nggak? (tanya pada
Dika)”
Dika “Enggak, Om”
Bapak Ina “Cemen banget, masak nggak pake cabe sih?”
Dika “Eh…iya om. Maksud saya pakai cabe yang banyak om. Tapi kalau bisa
nggak pedes”
Bapak Ina “Ha…iya iya, gini aja. Paketnya kamu yang atur, ya? Iya makasih. Terus
terus terus?”
Adegan Dika ketika SMA.
Dika (SMA) “Tulisannya beda, bukan dia orangnya”
Bertus (SMA) “Belajar dari semua kasus yang ada di buku-buku ini, kesimpulan yang
bisa gue dapat adalah pelakunya selalu orang yang tidak pernah kita duga”
Dika (SMA) “Jadi pelakunya?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Bertus (SMA) “Siapa yang tidak pernah kita duga nulis surat kaleng? Ayo kita sebutin
bareng. Ibu kantin!”
Sindi (SMA) “Ber…gue tahu elu bego, tapi nggak gini-gini juga kali!”
Bertus (SMA) “Bu…apakah Ibu yang menulis surat kaleng untuk ketua OSIS?”
Ibu Kantin “Kalau itu ibu nggak tahu, tapi kalau yang nulis bon makanan ini memang
ibu. Eh Bertus…kamu masih banyak hutang di sini!”
Bertus (SMA) “Maaf ya, Bu (sambil membayar hutang)”
Ibu Kantin “Iya”
Bapak Dika “Apa ini?”
Ibu Dika “Jangan-jangan dapat surat cinta, ya?”
Bapak Dika “Hah…mana mungkin ada yang suka sama dia?”
Ibu Dika “Iya, juga sih”
Dika (SMA) “Itu surat kaleng, Pa. kita lagi mau nyari siapa yang nulis”
Bapak Dika “Ini ada alamatnya, kenapa nggak kau cari?”
Sindi (SMA) “Ber…gue kan udah bilang, seharusnya emang kita datangin aja
alamatnya”
Bertus (SMA) “Sebenernya gue pengen ngomong kayak gitu dari tadi”
Sindi (SMA) “Terserah lu deh Ber!”
Dika (SMA) “Eh Pa…”
Bapak Dika “Iya?”
Dika (SMA) “Kok ini nomernya nggak urut, ya?”
Bapak Dika “Itu dia…nih liat! Itu nomer 1, itu nomer 165. Ini pasti alamatnya palsu,
Dik”
Bertus (SMA) “Bener kan alamatnya palsu”
Sindi (SMA) “Sekali lagi elu ngomong kayak gitu, gue colok hidung lu pake pensil!”
Bapak Dika “Ah…sudah, kalian berdua nggak usah bertengkar. Kita pulang aja dulu”
Bertus (SMA) “Eh…tapi, Om. Jangan-jangan pelakunya sengaja nuker-nuker nomer
rumah. Apa jangan-jangan ini hanya mimpi?
Bapak Dika “Kau banyak kali cakapnya! Abis udara kau bikin nih”
Dika (SMA) “Pa, Pa, Pa,…berenti Pa”
Bapak Dika “Ada apa?”
Dika (SMA) “Pah…”
Bapak Dika “E e Dika!”
Sindi “Dika”
Bertus (SMA) “Om…ini mimpi bukan, Om? Om, ini mimpi bukan?”
Bapak Dika “Ah…dia Bertus”
Bertus (SMA) “Om!”
Ina “Rambut lu kok bisa keren banget sih?”
Michael (SMA) “Oh…gue baru beli condisinioner dari Itali”
Ina “Serius?”
Michael (SMA) “Serius”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
151
Bertus (SMA) “Eh Michael…elu pakai shampo apa ya? Kok harum banget?”
Michael (SMA) “Oh itu…gue beli di Itali”
Bertus (SMA) “Oh gitu ya? Ba…baunya enak”
Michael (SMA) “Thanks, Suroso”
Bertus (SMA) “Bertus”
Michael (SMA) “Thanks you Bertus”
Bertus (SMA) “Keren, ya? Dia cuma salah sekali manggil nama gue”
Adegan Dika sudah dewasa
Dika “Terus, Om…hampir setiap hari kami kerja di ruangan itu”
Bapak Ina ”Owh…gitu ya…eh kamu mbok nambah to, kok makannya dikit banget
sih? Ini, opo gulai ayam? opo sayur sayur? Atau paru?paru, ya?”
Dika “Sa…saya mau minum aja, Om”
Bapak Ina “Oh ya nanti kalau minum, biar kuat ceritanya. Kalau habis makan boleh
minum, kalau sebentar nggak boleh. Ha…ayo makan. E e eh…jangan
terlalu, semua di telen gitu. Keselek nanti kamu mati lho, saya kan
penasaran ceritanya belum selesai. Ayo terus, terus gimana?”
Dika “Ok…selanjutnya kasus-kasus datang nggak berenti ke kami, Om”
Adegan saat SMA
Onsu “Duit gue kurang Ber…kayaknya ada yang ngambil deh”
Bertus (SMA) “Kurang gimana?”
Onsu “Jadi gini…dari rumah, gue kan bawa uang 50 ribu, terus di kantin gue
beli ayam 7 ribu 5 ratus, pas gue balik ke kelas, duit kembalian gue adanya
47.500. He…ada yang ngambil kan?”
Bertus (SMA) “Pasti nilai MTK lu jelek, ya?”
Onsu “Iya! Eh…kok hebat lu? Tau-tauan?”
Bertus (SMA) “Soalnya duit kembalian lu dari kantin itu kelebihan”
Onsu “Ah masak sih?”
Bertus (SMA) “Sebaiknya sih elu balikin”
Onsu “Em…oh…(kabur)”
Pelapor mobil “Jadi tu gini; pas gue mau masuk, tu mobil gue, gue parkir di sini, pas gue
hilang (tidak balik lagi tuh mobil gue ilang! Ini pasti kerjaan mantan gue…eh!”
disebutkan
namanya)
Dika (SMA) “Lu tadi pasti terburu-buru, ya?”
Pelapor mobil “Yo’i, yo’i banget. Kok lu tahu?”
hilang (tidak
disebutkan
namanya)
Dika (SMA) “Karna elu lupa pakai rem tangan. Tuh (menunjuk)”
Sindi (SMA) “Maka dari semua penjelasan yang gue jelasin tadi, orang yang make uang
kas karate untuk keperluan pribadinya adalah Herman, elu pelakunya
(menunjuk)”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
153
kaula muda, kali ini kita udah kedatangan tamu dan kali ini bintang
tamunya adalah grub detektif dari SMA gue. E…boleh tahu nggak nama
grub detektifnya apa?”
Dika (SMA) “E..iya sebenernya kami nggak punya nama grup karena kami bukan grup
band, jadi…”
Bertus (SMA) “E…nama grup kita, 3 sekawan”
Ina “E…ok 3 sekawan, boleh diceritain nggak tentang grup kalian ini?”
Bertus (SMA) “E…jadi gini”
Sindi (SMA) “Ee sorry, sebenernya nama grup kami bukan…”
Dika (SMA) “Eh…udah, udah Sin, biarin aja. Ber, mending elu pake kacamata item elu
biar lebih keren”
Bertus (SMA) “Thanks, Dik”
Adegan Dika sudah dewasa
Bapak Ina “Tiga sekawan? Sebenernya ada apa sih? Sama temenmu yang namanya si
Bertus itu tu, sebenernya ada apa? Kok dia aneh banget mikirnya?”
Dika (SMA) “Dia mah orangnya emang kayak gitu, Om”
Bapak Ina “Eh kamu apa? Es krim mu apa?”
Dika (SMA) “Coklat”
Bapak Ina “Ini stroberi, kalau kata Ina waktu kecil stloberi. Nih kamu cobain siapa
tahu kamu juga suka”
Dika (SMA) “Enggak, Om…saya…”
Bapak Ina “Udah cobain aja! Coba a a a ak! Nah! Eits ini harus disterilisasi dulu.
Ok…berarti sekarang grup cemenmu itu sudah terkenal dong?”
Dika (SMA) “Ya, lumayan sih Om. Tapi yang paling penting, aku jadi tahu satu hal
tentang anak Om”
Bapak Ina “Oh…apa itu?”
Dika (SMA) “Lagu kesukaan dia”
Adegan Dika masa kecil
Ina “Sekarang ada e-mail dari Putri Cedih Celalu, dear Ina aku sedih karena
gebetanku cuek dan nggak tahu kalau aku naksir dia. Apa yang harus aku
lakuin ya? Huft! Em ada saran nggak dari grup tiga sekawan? Dika
mungkin?”
Dika (SMA) “Oh, iya. Ya, itu gampang. Eh…mendingan pura-pura nabrak aja.
Biasanya kalau di sinetron-sinetron itu kalau ketabrak pasti langsung
jadian. Cobain aja”
Ina “Saran yang bagus. Ok, kaula muda sebenernya Ina juga punya problem
yang sama tapi malu nglakuinnya”
Dika (SMA) “Nah…kalau gitu coba lakuin aja, pura-pura aja tabrak dia di sekolah”
Ina “Bener juga, ya. Ok sekarang saatnya dengerin lagu kesukaan Ina, yaitu
Sheila On 7 Anugerah Terindah Yang Pernah Ku Miliki”
Sindi (SMA) “Dik, gue juga suka banget sama lagu ini”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
155
sama Ibu”
Kepsek “Kalau saya tahu siapa pelakunya, akan saya keluarkan dari sekolah ini!”
Dika (SMA) “Saya tahu siapa pelakunya, Bu”
Sindi (SMA) “Elu tahu siapa pelakunya, Dik?
Bertus (SMA) “Siapa, Dik?”
Dika (SMA) “Pelakunya Michael!”
Bertus (SMA) “Michael?”
Kepsek “Kepala ekskul basket itu? Yang rambutnya wangi itu?”
Dika (SMA) “Ya betul, Bu!”
Kepsek “Nggak mungkin, masak?”
Dika (SMA) “Berikan saya beberapa hari, saya bisa buktikan, Bu”
Sindi (SMA) “Atas dasar apa lu nuduh Michael?”
Dika (SMA) “Michael itukan anak basket, pasti dia bisa bikin grafity”
Kepsek “Saya tidak perduli! Kalian urus, saya beri kalian wewenang penuh, pol
untuk melakukan apa saja sampai ketangkap pelakunya. You are
understand? You are understand? Understand?
Dika (SMA) “Siang, Bu?”
Ibu TU “Siang”
Dika (SMA) “Saya minta file data-data dari Michael Fiandi. Saya perlu tahu rumah,
hobby, dan apa saja yang dia suka”
Ibu TU “Sebentar”
Bertus (SMA) “Lu yakin?”
Dika (SMA) “Ber…kita harus membela kebenaran kan?”
Bertus (SMA) “Iya, sih”
Dika (SMA) “Percaya sama gue”
Bertus (SMA) “Perlu banget? (ketika Dika mengambil bekas makanan Michael di
kantin)”
Dika (SMA) “Kan waktu itu gue yang mecahin kasus surat kalengnya Kak Dara. Lu
percaya deh sama gue”
Bertus & Sindi Mengangguk
(SMA)
Dika (SMA) “Na nanti pulang sekolah bisa ngomong, nggak?”
Ina “Bisa”
Dika (SMA) “Di deket gudang, ya?”
Ina “Ok”
Dika (SMA) “Terima kasih semuanya yang sudah datang, hari ini saya akan
mempresentasikan temuan-temuan saya. Hipotesa saya begini: menurut
data yang saya peroleh dari secretariat sekolah, Michael adalah anak
tunggal, pasti dia frustrasi nggak punya adik. Dia pun menjadi kejam,
suatu hari dia memutuskan untuk melampiaskan kekejamannya dan dia
memutuskan untuk membenci kepala seolah. Michael adalah seorang anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
club basket, pasti dia adalah seorang yang atletis. Maka, dia bisa membuat
gambar iblis yang sesuai. Seseorang yang berambut indah seperti Michael
pasti gemar membaca puisi. Dengan kata-kata yang sok puitis, dia menulis
kata-kata itu di atas grafity-nya. Maka saya putuskan bahwa Michael
pelakunya.
Kepsek “Dika kamu terdengar mengada-ada, mana buktinya?”
Dika (SMA) “E…belum ada sih, Bu”
Kepsek “Dika, Michael seorang vegetarian. Setiap pulang sekolah, dia ikut
membantu membereskan mushola, dan dia telah mambangun sendiri
sebuah panti jompo didekat rumahnya bata demi bata, Michael seorang
anak yang baik. Jadi, kalau kamu tidak ada bukti saya tidak bisa percaya
kamu!”
Dika (SMA) “Ya, tapi…”
Kepsek “Apa saya salah meminta bantuan kalian?!!!”
Bertus (SMA) “Ee sebentar, Bu. Saya punya teori yang lebih masuk akal, Bu”
Kepsek “Cukup!”
Bertus (SMA) “Maksud lu apaan sih, Dik?”
Sindi (SMA) “Gue bener-bener nggak ngerti lu kanapa, Dik!”
Dika (SMA) “Elu sih pada nggak bantuin gue!”
Di belakang sekolah
Dika (SMA) “Ina…lu mendingan makan es pudding dulu deh. Lu tenangin diri lu.
Ina “Ada apa ya, Dik?”
Dika (SMA) “Na…lu sedeket apa sih sama Michael?”
Ina “Emang kenapa?”
Dika (SMA) “Michael itu orangnya nggak baik. Mendingan lu jauhin dia!”
Ina “Jauhin?”
Dika (SMA) “Iya…katanya dia vegetarian kan, tapi ternyata grup detektif gue nemuin
kalok dia pernah makan kambing guling. Ini buktinya (menyodorkan
sesuatu)”
Ina “Ya, nggak papa kali Dik. Gue juga suka kambing kok. Lagian kalok dia
suka kambing, kan kita jadi gampang dinner barengnya”
Dika (SMA) “E…dinner! Oh iya gue juga nemuin kalok ternyata dia keringetnya
banyak banget. Gue ambil sampelnya di lapangan tadi”
Ina “Dik…ketek lu aja basah terus. Thanks, ya”
Sindi (SMA) “Seharusnya gue tahu, Dik!”
Dika (SMA) “Sin!”
Sindi (SMA) “Lu manfaatin kita semua? Gue pikir selama ini lu belain kebenaran, Dik”
Dika (SMA) “Sin, sebentar Sin”
Sindi (SMA) “Lu nggak ada bedannya sama orang-orang yang kasusnya kita bongkar,
tahu nggak!”
Dika (SMA) “Kok lu gitu sih? Sin, lu harus tau kalok gue suka sama Ina!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Sindi (SMA) “Terus? Lu manfaatin temen lu? Dik, gue pikir grup ini tu beda dan gue
pikir lu itu beda!”
Dika (SMA) “Paling abis ini lu pergi! Lu cuma angin-anginan doang, kan?”
Sindi (SMA) “Maksud lu?”
Dika (SMA) “Lu sendiri yang bilang ke gue, kalok gue itu tekun. Ya udah, gue tekun
untuk suka sama Ina. Jadi sekarang mau lu gimana? Oh, lu maunya
ninggalin gue? Mau ninggalin grup kita?”
Sindi (SMA) “Kok lu ngomongnya kayak gitu sih?”
Dika (SMA) “Lu sama aja kayak Bertus, cuma mau ngelakuin apa yang lu pengen,
nggak pernah ngehargain apa yang orang lain pangen juga. (Melihat
Bertus) Eee…Ber”
Sindi (SMA) “Ber…dia itu nipu kita. Dia itu berusaha ngejebak Michael dengan bilang
kalok Michael itu pelakunya, padahal dia ngelakuin ini semua cuma
karena dia itu suka sama Ina!”
Bertus (SMA) “Gue pikir ini semua buat keadilan! Kita bikin grup ini buat apa?”
Dika (SMA) “Buat apa? Lu mau yang jujur? Buat elu populer, itu kan yang lu mau?”
Adegan saat Dika sudah dewasa
Dika “Om…ini lampunya nggak mau dinyalain aja, Om?”
Bapak Ina “Oh…iya ya, sampek lupa. Ngobrol sampak kemalaman. Siti
(memanggil)! Lampu!”
Dika “Aku terusin ya, Om?”
Bapak Dika “Iya”
Dika “Jujur…waktu itu saya nggak menyangka kalau persahabatan kami bisa
rusak dengan segitu mudah. Semua gara-gara saya, Om”
Adegan saat masih SMA
Guru sejarah “Ada yang tahu kenapa Soekarno-Hatta bisa merebutkan kemerdekaan?
(Bertus tunjuk jari) Silahkan Bertus”
Bertus (SMA) “Karena salah satu dari mereka tidak ada yang egois dan manfaatin
pertemanan mereka untuk kepentingan mereka sendiri, karena mereka
tidak makan teman, makanaya mereka berdua bisa sangat populer. Tapi
kalau salah 1 dari mereka ada yang menghianati temannya sendiri,
mendingan nggak usah nginep di rumahnya lagi. Anggp aja dia udah
nggak ada. Merdeka!”
Guru sejarah “Bagus…kita lanjut, ya?”
Bapak Dika “Eh Dika…kau di cari Mamak kau”
Dika (SMA) “Iya, Pa”
Bapak Dika “Dia mau tahu kau mau makan apa?”
Dika (SMA) “Nasi goreng aja, Pa”
Bapak Dika “Eh…mana itu si Bertus? Ini malam minggu biasanya dia nginep sini?”
Dika (SMA) “Bertus udah nggak ada, Pa!”
Bapak Dika “Hah! Mati dia rupanya?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Dika (SMA) “Ah enggak, maksudnya…dia udah nggak main ke sini lagi, Pa”
Bapak Dika “Eh kenapa kalian?”
Dika (SMA) “Berantem, Pa”
Bapak Dika “Berantem? Jangan gitulah…udah lama kalian berkawan”
Dika (SMA) “Abisnya dia…”
Bapak Dika “Ah…nggak ada habisnya! Udah…kau ikut sekarang!”
Bapak Dika “Jalan-jalan”
Dika (SMA) “Nggak mau ah, nggak mau”
Bapak Dika “Kau mau ikut atau ku potong jajan kau 6 bulan?”
Dika (SMA) “Curang”
Bapak Dika “Siapa suruh kau jadi anak?”
Ibu Dika “Eh Papa Dika, ada apakah?”
Bertus (SMA) “Saya mau ketemu dengan Bertus, dia ada?”
Ibu Albertus “Oh…ada-ada. Sebentar e sebentar. Albertus! Albertus (memanggil) kau
ada yang cari ini”
Bertus (SMA) “Iya, Mama”
Ibu Bertus “Kau ini…telpon-telpon terus, ada yang cari tu”
Bertus (SMA) “Iya, Ma. Ada apa, Om?”
Bapak Dika “Ayo, ikut Om keluar”
Bertus (SMA) “Tapi Om, masih banyak nomer-nomer yang belum ditelpon nih”
Bapak Dika “Ayolah sudah. Kau ikut Om sekarang atau Om panggil mamak kau, Om
minta mamak kau potong uang jajan kau selama 6 bulan? Mau?”
Bapak Dika “Kalian ini mengingatkan aku, waktu aku muda dulu. Bertus, dulu waktu
Om muda pacaran juga seperti kalian. Sering berantem, padahal kami ini
kompak. Ya seperti kalian lah”
Dika & Bertus “Kami nggak pacaran!”
(SMA)
Bapak Dika “Nah kan kompak. Tapi kalian seharusnya tahu kalok kalian itu saling
perduli satu sama lain, baikan lah”
Dika & Bertus “Kita mau kamana sih Om/Pa?”
(SMA)
Bapak Dika “Aku pesen cumi bakar 1 sama air putih 3”
Mas-nya “Kalian pesen apa?”
(penjual
makanan)
Dika & Bertus “Ikan gurameh 1 (serempak)”
(SMA)
Dika (SMA) “Elu pesennya kok samaan sih sama gue?”
Bertus (SMA) “Elu yang kenapa samaan sama gue?”
Dika (SMA) “Elu!”
Bertus (SMA) “Elu!”
Dika (SMA) “Elu suka kan kalok kita samaan? Itu berarti gue ngikutin mau elu”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
160
Temen Ina 1 “Ina, selalu jadi yang terbaik ya dan tetep selalu ngasih kita contekkan”
(tidak
disebutkan
namanya)
Temen Ina 2 “Mudah-mudahan elu tambah cantik, ya walau pun kayaknya sudah
(tidak mentok sih”
disebutkan
namanya)
Dika (SMA) “Sorry, sorry gue boleh ngomong nggak? Selamat malam semuanya?”
Yang hadir “Malam”
dalam pesta Ina
Dika (SMA) “Selamat ulang tahun Ina. Ina, sahabat-sahabat gue bilang, kalau hari ini
gue harus ngomong jujur. Ina… Elu terlihat cocok banget sama Michael.
Jujur gue udah lama suka sama elu dan jujur gue nggak suka elu sama
Michael, tapi kalian berdua cocok banget. Ina elu baik dan cantik.
Michael, elu wangi, tinggi, dan ganteng. Kalau gue cewek, gue juga pasti
suka sama elu. Tapi gue nggak bisa bohong, gue pengen nglihat elu
bahagia”
Bertus (SMA) “Berkasnya?”
Dika (SMA) “Nanti gue kasih Michael aja, mungkin dia lebih butuh”
Ina “Dika? Dik, makasih ya udah nemenin sampai di sini”
Dika (SMA) “Iya, sama-sama”
Ina “Elu beneran balik?”
Dika (SMA) “Iya, kayaknya bokap gue udah di parkiran”
Ina “Yuk, gue temenin”
Dika (SMA) “Ina, gue boleh ngomong sesuatu nggak?”
Ina “Iya boleh, mau tanya apa?”
Dika (SMA) “Elu, kenapa sih elu dulu ngasih ini (burung kertas origami)?”
Ina “Itu kan tanda good luck dari Jepang. Gue suka kok ngasih burung bangau
kayak gitu. Ya, ke orang-orang yang gue anggap kurang beruntung. Elu
tahu nggak? Di Jepang itu, kalau ada yang menikah, Bapaknya akan
ngasih 1000 burung bangau”
Dika (SMA) “Berarti kalau entar lu nikah sama Michael, gue akan nitipin 1000 burung
banggau ke bokap lu”
Ina “Makasih, tapi kayaknya lu ngayalnya kejauhan deh”
Dika (SMA) “Iya juga sih”
Adegan Dika sudah dewasa
Bapak Ina “Ya saya jadi ingat, yang bawa alat setrum ke rumah itu bukan kamu”
Dika “Kan saya udah bilang dari awal, Om”
Bapak Ina “Si Bertus keling kampret itu kan? Eh, tapi saya jadi bersyukur”
Dika “Bersyukur gimana, Om?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Bapak Ina “Iya. Ina nggak jadi sama kamu, karena kamu itu cemen. Kamu itu
pekerjaannya sebagai apa?”
Dika “Penulis, Om”
Bapak Ina “Penulis itu bukannya miskin-miskin? Tapi ya nggak papa, orang kamu
pernah jadi detektif. Kamu sukses menangani kasus-kasus beres. Iyakan?
Dika “Ya, nggak semua kasus beres sih Om”
Bapak Ina “Yang kasus kepala sekolah itu?”
Dika “Iya, Om”
Bapak Ina “Ya mungkin kalian cuma salah menerjemahkan kata-kata, ya namanya
masih muda, masih goblok-goblok”
Dika “Ya tapi kan, dulu Sindi yang paling pinter aja nggak bisa mecahin kasus
itu Om?”
Bapak Ina “Ya baguslah kalau kamu itu sadar kalau kalian itu pada goblok. Ya?”
Dika “Iya, Om”
Dika “Hallo? Bisa bicara dengan Bertus?”
Bertus “Iya. Ini siapa, ya?”
Dika “Ber, ini Dika temen SMA lu dulu. Masih ingat, nggak?”
Bertus “Ya ampun, Dika. Lu apa kabar, Dik?”
Dika “Baik. Ee, Ber gue butuh ketemu sama lu sekarang. Lu bisa, nggak?”
Bertus “Sekarang banget? Kenapa?”
Dika “Gue nggak bisa jelasinnya di sini, bisa ketemu aja nggak?”
Bertus “Kayaknya lu gantengan dulu deh?”
Dika “Lu gimana? Masih pengen jadi populer?”
Bertus “Besok Ina kawinan tu. Lu, lu diundang nggak?”
Dika “Diundanglah”
Bertus “Ini misteri ancaman pembunuhan kepala sekolah, lu kenapa bawa-bawa
gue ke sini?”
Michael “Gue baru ingat, Ber. Ber, dulu kita nggak pernah bisa mecahin kasus
ini?”
Bertus “Ini, Sindi aja nggak bisa pecahin kan?”
Dika “Gue ngomong hal yang persis sama malam ini. Ber, lu tahu nggak Sindi
di mana?”
Bertus “Dia e-mail berapa kali gitu pindah rumah, cuma dia bilang dia mau
datang ke nikahan Ina”
Michael “Dino?”
Dika “Em, Dika”
Michael “Iya gue ingat, ini Dika. Lu yang punya grup band 3 sekawan itu kan?”
Dika “Ee, detektif”
Michael “Ee…iya…iya itu maksud gue, gue Michael”
Dika “Oh Michael? Pantes rambut lu kecium bau wangi gitu dikit-dikit”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
163
PEMERAN
164
BIODATA PENULIS
Lampung Tengah. Pada tahun 2011 penulis tercatat sebagai mahasiswa Pendidikan
pindah program studi. Akhirnya, tahun 2012 penulis tercatat sebagai mahasiswa
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni,
165