SKRIPSI
Oleh:
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTO
-Teater Ingsun-
-Lakonilabs Production-
“Urip iku nyawiji, muga tata, titi, lan tentrem diparingi pengestu Pangeran”
-Judha Jiwangga-
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kedua orang tua saya, T.A. Edhi Saptono dan Maria Prihastiti Indiyani
yang sudah selalu senantiasa berkicau merdu dengan nasihat-nasihatnya sehingga
saya selalu teringat untuk mengerjakan skripsi. Yang terpenting adalah bimbingan
mereka yang tetap mendukung saya berjalan di bidang kesenian dan akademik.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Jiwangga, Johanes Baptis Judha. 2018. Analisis Struktur dan Tekstur Drama
Dalam Naskah serta Video Pementasan Mega-Mega Karya Arifin C.
Noer. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.
Drama memiliki dua bentuk luaran dari perspektif yang berbeda yaitu
bidang sastra dan pertunjukan. Pemahaman drama yang utuh dapat dilihat melalui
dua perspektif tersebut sehingga informasi yang didapat lebih komprehensif.
Penelitian ini bertujuan untuk meninjau struktur dan tekstur drama dalam lakon
Mega-Mega karya Arifin C. Noer. Dengan tujuan tersebut, lakon Mega-Mega
akan dianalisis dari naskah dramanya dan juga video dokumentasi pertunjukannya
yang dimainkan oleh Prodi Teater Institut Kesenian Jakarta pada tahun 2013.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini terbagi menjadi dua aspek yaitu
struktur drama dan tekstur drama. Struktur drama membahas tentang tokoh, alur
dan tema. Tokoh yang dibahas ada delapan tokoh yakni Mae, Panut, Retno, Koyal,
Hamung, Tukijan, Pemuda, dan Mas Woto. Alur dianalisis berdasarkan naskah
yang terbagi menjadi tiga babak. Tema lakon Mega-Mega berbicara tentang
kerinduan orang-orang miskin terhadap hidup yang sejahtera dan cara mereka
untuk menggapai cita-cita mereka. Tekstur drama dalam lakon Mega-Mega
mengacu pada mood drama yang dilihat. Ada enam mood drama yang muncul
dari video pementasan Mega-Mega. Mood dicermati dari dialog dan spectacle
yang mendukung adegan yakni mood kesal, mood sedih, mood senang, mood
khawatir, mood marah, dan mood mesra.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Jiwangga, Johanes Baptis Judha. 2018. Analysis of Drama Structure and Texture
in Script and Video Performance Mega-Mega by Arifin C. Noer.
Thesis. Yogyakarta: Indonesian Literature Education Study Program,
Faculty of Teacher Training in Education, Sanata Dharma University.
Drama has two outward forms from different perspectives of literary and
performing fields. Understanding the drama can be seen through these two
perspectives so that the information obtained more comprehensive. This study
aims to review the structure and texture of drama in the Mega-Mega plays by
Arifin C. Noer. With that goal, Mega-Mega plays will be analyzed from the script
and also the video of the show which was performed by Theatre Program of
Jakarta Institute of Art in 2013.
The results obtained from this research are divided into two aspects:
drama structure and drama texture. Drama structure discusses characters, plots
and themes. Characters that discussed there are eight characters namely Mae,
Panut, Retno, Koyal, Hamung, Tukijan, Pemuda, and Mas Woto. Plot is analyzed
by script that divided into three chapters. The Mega-Mega theme play speaks of
the poor's longing for a prosperous life and their way of reaching their goals. The
texture of drama in Mega-Mega plays refers to the mood of the drama seen. There
are six moods drama that appear from the documentation of Mega-Mega. Mood
observed from the dialogue and spectacle that support the scene are mood of upset,
mood of sadness, mood of happiness, mood of worry, mood of angry, and mood
of intimate.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Orang tua tercinta, T.A Edhi Saptono dan Maria Prihastiti Indiyani
yang telah memberikan doa, semangat, motivasi, finansial serta selalu
mendukung saya untuk menyelesaikan skripsi.
10. Yunita Dwi Rahmayani yang telah menjadi wanita hebat dalam
mendukung setiap jalan hidup saya dan yang selalu saja cerewet
kepada agar mengerjakan skripsi di tengah karya kesenian saya.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................... vi
ABSTRAK................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR................................................................................. ix
DAFTAR ISI................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................ 3
1.5 Batasan Istilah ...................................................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan........................................................................... 6
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan............................................................................................... 87
5.2 Saran..................................................................................................... 90
5.2.1 Bagi Para Peneliti Lain................................................................. 90
5.2.2 Bagi Para Guru Bahasa dan Guru Drama..................................... 91
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 92
LAMPIRAN................................................................................................ 94
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Drama juga memiliki dua bentuk yang dapat dilihat dari perspektif yang berbeda
yaitu sebagai karya sastra dan sebagai sebuah pertunjukan. Sebagai karya sastra,
banyak bidang yang dapat dilibatkan dalam implementasi drama sebagai sebuah
pertunjukan. Drama, baik sebagai karya sastra dan pertunjukan, tidak dapat
apabila belum sampai ke tahap seni teater dalam bentuk pementasan atau
dramaturgi tersebut dibagi menjadi alur, tema, penokohan, gaya bicara, efek suara,
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjadi struktur dan tekstur drama. Struktur drama terdiri atas alur, tema dan
penokohan. Tekstur drama terdiri atas dialog, spectacle dan mood. Keberadaan
drama pun perlu menilik referensi naskah drama sebagai acuan dasar dan
dan dipentaskan oleh Prodi Teater Institut Kesenian Jakarta pada Jumat, 24
Februari 2013. Pemilihan lakon Mega-Mega karya Arifin C. Noer karena naskah
Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji tentang struktur dan tekstur drama.
pemahaman yang lengkap mengenai sebuah lakon baik secara naskah dan
pemanggungan. Aspek yang hendak menjadi sorotan utama adalah tokoh untuk
melihat penokohan, alur, tema, dialog, spectacle (tontonan), dan mood (perasaan).
Keenam unsur yang dicermati dalam naskah dan video pementasan Mega-Mega
1.2.1 Bagaimana struktur drama tampak dalam perwujudan tokoh, alur dan
berikut.
1.3.1 Menganalisis struktur drama tampak dalam perwujudan tokoh, alur, dan
Penelitian ini memiliki tiga manfaat yang dapat dicemati sebagai berikut.
1.4.1 Bagi para praktisi di bidang sastra dan teater, penelitian ini berfungsi
bidang ilmu.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.4.2 Bagi cabang ilmu sastra, penelitian ini berguna untuk mengembangkan
1.4.3 Bagi cabang ilmu teater, penelitian ini berguna untuk alternatif
pemahaman penelitian struktur dan tekstur drama yang akan dijabarkan sebagai
berikut.
struktur drama tersebut menjadi tiga yakni plot, karakter dan tema.
Aristoteles yang ada dalam alur setidaknya dibagi menjadi empat; exposition
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(penyelesaian).
1.6.4 Tema
langsung yang hadir melalui indra, sesuatu yang didengar (dialog), sesuatu
yang dilihat (spectacle) dan sesuatu yang dirasa lewat pengalaman visual dan
aural (mood/suasana).
1.6.6 Dialog
Harymawan (1988: 58-59) menjelaskan bahwa dialog dapat ditinjau dari dua
segi yaitu segi estetis dan segi teknis. Dialog dalam segi estetis merupakan
Cohen (2010: 30) menjabarkan diction (gaya bicara) bukan hanya menyakup
1.6.8 Spectacle
sebuah pertunjukan.
1.6.9 Mood
1.6.10 Music
Cohen (2010: 29) menjabarkan music (efek suara) lebih mengacu pada
pertunjukan.
1.6.11 Akting
Bagian pertama dalam penelitan ini berisikan landasan dasar berupa latar
analitik dalam meneliti naskah dan video pementasan lakon Mega-Mega karya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Arifin C. Noer oleh Program Studi Teater Institut Kesenian Jakarta pada tahun
2013. Selain itu, bagian pertama dalam penelitian ini akan menjadi kerangka
Bagian kedua dalam penelitian ini berisi penjabaran teori mengenai konsep-
kemudian menjadi acuan dasar untuk mencari aspek tokoh, alur, tema, dialog,
spectacle, dan mood. Melalui enam hal tersebut, sturktur dan tekstur drama
penelitian struktur dan tekstur drama pada pementasan Mega-Mega. Sumber data
penelitian adalah naskah dan video pementasan lakon Mega-Mega karya Arifin C.
Noer yang dipentaskan oleh Program Studi Teater Institut Kesenian Jakarta pada
tahun 2013. Penelitian ini akan mencermati tokoh, alur, tema, dialog, spectacle
dan mood sebagai data penelitian. Teknik simak catat akan menjadi teknik utama
dalam mengambil data dalam penelitian ini. Setelah itu, data yang diperoleh akan
Bagain keempat dari penelitian ini adalah pemaparan hasil analisis data.
Pencatatan tokoh, alur, tema, dialog, spectacle, dan mood akan dijelaskan dalam
Bagian kelima dari penelitian ini berisi simpulan dan saran yang ditemukan
peneliti. Bagian simpulan berisi catatan-catatan hasil yang ditemukan dari menilik
struktur dan tekstur drama dari beberapa adegan yang dicermati. Saran berisi
drama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
“Struktur dan Tekstur Lakon eMBeRR Yang Dibawakan Oleh Ludruk Paguyuban
Peminat Seni Tradisi Kota Malang” bertujuan untuk mendeskripsikan struktur dan
tekstur drama yang ada dalam pertunjukan ludruk berjudul eMBeRR. Yang
menjadi sumber data dari penelitian ini adalah naskah lakon dan rekaman pentas
“Struktur dan Tekstur Drama Kabale Und Liebe Karya Friedrich Schiller”
bertujuan untuk mendeskripsikan struktur dan tekstur dalam drama Kabale Und
Liebe. Sumber data dari penelitian ini adalah naskah lakon Kabale Und Liebe
karya Friedrich Schiller. Hasil pembahasan struktur dan teskstur drama Kabale
Und Liebe yakni plot cerita berakhir tragis dengan kematian peran utama. Tema
yang diangkat adalah kisah cinta tragis yang terjadi karena perbedaan status sosial.
Mood yang muncul yaitu suasana tegang, gelisah, haru, kesal, dan penyesalan.
Spectacle yang dibutuhkan dalam drama Kabale Und Liebe diangaap tidak terlalu
rumit.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dan tekstur drama yang juga akan menjadi pembahasan dalam penelitian ini.
Namun pada penelitian ini, peneliti hanya menekankan fokus pada tekstur drama
saja. Secara lebih spesifik, penelitian ini ditujukan untuk melihat tekstur drama
yang muncul pada video pementasan Mega-Mega karya Arifin C. Noer yang
dimainkan oleh Prodi Teater Institut Kesenian Jakarta pada tahun 2013.
Aspek pembeda yang tampak dari penelitian ini dengan dua penelitan
sebelumnya yaitu penelitian ini mendekati drama dari dua perspektif, sastra dan
dalam panggung. Tinjauan dari dua perspektif tersebut kemudian akan menjadi
tambang informasi yang lebih komprehensif karena meninjau dua bentuk drama
memiliki posisi yang berbeda dengan kedua penelitian sebelumnya yang tidak
Dalam penelitian ini, teori-teori yang digunakan akan dibagai menjadi dua
pembahasan besar yaitu struktur dan tekstur drama. Subbab yang dituliskan
memiliki penjabaran yang lebih rinci pada aspek yang terkandung dalam struktur
11
perspekti dan kerangka berpikir yang digunakan untuk menganalisis lakon Mega-
memilih teori Kernodle sebagai batasan pengertian tentang struktur dan tekstur
drama. Kernodle (1967) mendefinisikan struktur drama sebagai alur, karakter, dan
Latar tidak dimasukkan dalam kajian teori karena orientasi penelitian ini
hendak mengkaji struktur dan tekstur drama dengan pendekatan teori Kernodle
semiotika panggung dan proses intepretasi sutradara yang pada penelitian ini tidak
akan dibahas secara mendalam. Namun, latar hanya dicermati sepintas sebagai
data pendukung karena juga menjadi bagian dalam naskah dan panggung. Oleh
sebab itu, latar tidak dimasukkan ke dalam kajian teori, namun tetap dicermati
Selain itu, teori dramaturgi Aristoteles (dalam Cohen, 2010) dan teori akting
juga diambil sebagai penunjang analisis untuk memahami struktur dan tekstur
drama yang diungkapkan oleh Kernodle. Teori dramaturgi yang diambil yaitu
seputar tokoh (characters), alur (plot), tema (theme), gaya bicara (diction), dan
efek suara (music). Teori akting yang diambil yaitu seputar pengertian akting, olah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tubuh, olah suara, dan olah rasa. Teori-teori tersebut dianggap oleh peneliti
karakter, dan tema. Struktur tersebut kemudian dapat dilihat dari dua bentuk
yaitu naskah drama dan pementasannya. Dalam penenelitian ini, struktur yang
terdiri atas alur, karakter dan tema dicermati melalui dua bentuk yaitu naskah
manusia yang hidup dengan atribut, perasaan, dan harapan yang dimiliki
13
aspek fisik tokoh. Aspek fisik tersebut yang kemudian akan dibangun
oleh aktor sesuai dengan kebutuhan naskah (usia, warna rambut, kerutan
kulit, cara berdiri, cara berjalan, dll). Dimensi yang kedua yaitu dimensi
latar panggung. Lingkungan itu juga yang memberi motifasi dasar aktor
14
yang jelas terhadap alur cerita seperti yang diungkapkan oleh Barranger
tokoh.
15
merupakan bentuk simpulan dari cerita yang sudah dibangun sejak awal
atau bahkan satu kata atau gestur yang menunjukkan pemahaman dari
2.2.1.3 Tema
16
makna dan maksud pertunjukan akan ditujukan kepada penonton dan hal
tersebut terkandung dalam tema lakon yang diusung. Senada dengan itu,
para penontonnya”.
langsung yang hadir melalui indra, sesuatu yang didengar (dialog), sesuatu
yang dilihat (spectacle) dan sesuatu yang dirasa lewat pengalaman visual dan
dijabarkan melalui tiga unsur yaitu dialog, spectacle, dan mood (suasana).
Ketiga unsur tersebut saling melengkapi kehadirannya baik dari naskah drama
dialog dengan spectacle. Secara singkat, mood sebagai bentuk simpulan dari
17
Pemunculan tekstur drama akan dilihat melalui tiga unsur yang dianggap
kompleksitas mood yang muncul dalam pementasan perlu dilihat dari banyak
2.2.2.1 Dialog
dicermati dari dua bentuk yang bisa dimunculkan yaitu naskah drama dan
pementasan drama.
ditinjau dari dua segi yaitu segi estetis dan segi teknis. Dialog dalam segi
18
kurung.
Secara etimologi kata, spectacle berasal dari frasa something seen atau
19
indra terhadap rangsangan saraf; 2) apa yang dialami oleh badan; 3) sifat
mengenai baik atau buruk, salah atau benar. Dari pengertian tersebut, rasa
ranah emosi. Dalam konteks naskah dan pertunjukan drama, rasa inilah
karakter tersebut mengacu pada nada dan imaji melalui penuturan dialog.
“lebih penting lagi hal ini merujuk pada tokoh literer dalam sebuah naskah
drama, termasuk nada, imaji, irama, dan artikulasi, dan pada bentuk literer
dan kiasan yang digunakan oleh penulis naskah seperti bait, rima, metafora,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
tanda petik, gurauan, dan epigram”. Dengan mencermati gaya bahasa, mood
dalam lagi, musik dalam suatu sandiwara mencakup permainan langsung atau
musik yang direkam secara elektronik, diciptakan dan diterapkan oleh penata
mendalam”.
2.2.5 Akting
21
kepelakonan, basis utama yang disoroti adalah akting. Morettini (2010: 37)
menjelaskan bahwa terdapat dua konsep akting yang menjadi arus besar
dalam dunia teater yaitu meniru (mimesis) dan mencipta (creating). Konsep
meniru dunia dan kemudian dihadirkan sesuai dengan senyatanya. “... bahwa
dalam bahasa Yunani), tindakan 'tokoh' yang dibayangkan ini,” (Cohen, 2010:
menjiwai, mengalami dan memaknai karakter dari dalam diri aktor sendiri,
bukan dari hasil meniru dunia luar dan menerapkannya dalam membangun
aktingnya. “... pelakonan diciptakan dari 'dalam' dan aktor tersebut harus
22
Tubuh menjadi hal paling prinsipil dan alat utama yang dimainkan
seorang aktor. Tubuh pun perlu dibangun untuk mampu mencapai ekspresi
sebagai berikut,
“Tubuh. Karena tubuh adalah salah satu sarana pokok untuk berekspresi,
aktor harus berusaha membangun tubuh yang fleksibel, disiplin, dan
ekspresif. Fleksibilitas dibutuhkan supaya aktor dapat dengan seketika dan
kurang lebih tanpa sadar mengekspresikan berbagai sikap, tindakan dan
reaksi melalui tubuhnya...”
salah satunya adalah organ yang menghasilkan suara. Suara juga merupakan
alat seorang aktor untuk menghadirkan akting. Melalui suara pula, pesan dan
23
pernapasan pun menjadi bagian yang perlu dilatih karena produksi suara juga
luaran akting yang muncul dapat menjadi variatif serta sesuai dengan
tubuh dan suara akan menjadi lebih hidup dalam berakting karena berpacu
24
dan perasaannya (merujuk pada penguasaan tubuh juga), agar tidak terganggu
bersinggungan dengan tata letak panggung (blocking), tata lampu, tata rias,
bukan hanya sebuah proses instant. Brockett (1964: 401) mengatakan bahwa
tujuan tertentu sesuai dengan hasil capaian yang diinginkan. Untuk lebih
25
hasil capaian dari beberapa teori latihan kepelakonan yang akan dibagi
menjadi tiga yaitu olah tubuh, olah suara, dan olah rasa.
26
Metode latihan olah tubuh mengajak aktor untuk sampai pada tataran
“perasaan dan pikiran” atau “tubuh dan pikiran” karena perasaan dan
pikiran menjadi satu dalam tubuh manusia itu sendiri. Senada dengan
yang dinamis. Ia tidak hanya melulu sebuah benda padat yang diam dan
pusat yang mengontrol dirinya, yaitu pusat energi tubuh yang dipahami
melalui konsentrasi. Sitorus (2002: 75) menegaskan “... Jika pusat itu
terasa penuh dengan energi, maka gerak, bunyi dan pikiran akan menyatu
27
maksud kontekstual.
dan gerak tubuh. Sejalan dengan itu, Sitorus (2002: 80) menjelaskan “ ...
komunikasi yang artinya sudah cukup jelas dan tepat, bahasa tubuh
28
empat jenis yaitu ilustratif atau imitatif, indikatif, empatik, dan austistik.
sosial tetapi lebih diutamakan untuk komunikasi dengan diri sendiri. Pada
akting yang harmoni antara gerak dan pengucapan. Benedetti (1997: 35-
29
(dalam Beneditti, 1997: 39), “Tidak terdapat organ bicara yang pantas.
kemampuan berbicara”.
30
rongga hidung, dan rongga mulut. Komponen laring dengan kerja pita
suara berfungsi sebagai klep yang mengatur arus udara antara paru-paru,
31
bahwa dalam speech terdapat empat bagian yang terlibat dalam speech
32
tidak hanya bersifat tekstual naskah tetapi juga perlu dialami secara riil
berikut,
“Jika dia (aktor) menyampaikan dialognya hanya sekadar hasil hafalan
saja, dia mencabut proses kehidupan yang ada dalam kata-kata. Impuls si
karakter untuk mengekspresikan dirinya datang dari suatu kebutuhan atau
dari suatu reaksi, karena kata-kata yang diucapkannya adalah hasil dari satu
proses pemilihan sebelum dia membentuknya menjadi kalimat-kalimat.”
33
Bahan dari seorang aktor untuk memunculkan gerak rasa dan emosi
penonton dapat merasakan proyeksi emosi tersebut dan ikut larut dalam
memori emosi manusia terhadap hal-hal yang pernah dialami. Kondisi ini
juga yang membuat emosi yang bisa muncul dapat ditafsirkan secara
dengan cara melotot saja tetapi ada orang yang marah dengan diam saja
34
sumber daya untuk proses akting, seperti halnya seorang pelukis berlatih
mencampur warna”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODE PENELITIAN
mendefinisikan penilain atau pemaknaan orang lain (Martono, 2014: 23). Dengan
yang diambil sebagai bahan penelitian. Hal tersebut dijelaskan dengan ungkapan
sebagai berikut, “Gejala sosial disusun melalui definisi hasil pemaknaan dan
penelitian ini adalah naskah drama untuk melihat susunan narasi sebelum
dipentaskan, dialog saat pentas, bentuk akting yang dilakukan oleh para aktor dan
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua sumber yaitu sumber
primer dan sekunder. Sumber primer penelitian ini adalah video rekaman
Taman Ismail Marzuki, Jakarta dan video tersebut diunduh dari Youtube. Sumber
sekunder penelitian ini adalah naskah drama Mega-Mega karya Arifin C. Noer.
3.3 Data
Data dalam penelitan ini berupa dialog-dialog antartokoh, bentuk akting yang
dimainkan aktor untuk membangun tokoh, dan unsur artistik panggung yang
Mega-Mega karya Arifin C. Noer dimainkan oleh Prodi Teater Institut Kesenian
37
3.4.3 Mencermati sembari mencatat bentuk akting berupa gestur dan cara
Empat tahap yang dilakukan dalam menganalisis data penelitian yang sudah
diperoleh:
dengan babak, adegan dan letak durasi pada video. Kode angka
38
39
BAB IV
PEMBAHASAN
tersebut yaitu Mae, Panut, Retno, Hamung, Koyal, Tukijan, Pemuda dan Mas
Woto. Pemilihan tokoh tersebut dilihat dari dua bahan yang menjadi acuan
penelitian ini yaitu naskah drama Mega-Mega dan video pementasannya. Selain
itu, pembahasan tokoh akan ditilik dari dua sumber yaitu video pementasan dan
juga naskah.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
puluhan tahun, bahkan merujuk enam puluhan tahun akhir. Dalam dialog,
usia Mae dapat ditafsirkan lebih dari lima puluh tahun yang ditunjukan
dalam dialog Mae berikut, “Saya telah menjalani hidup tidak kurang dari
lima puluh tahun, panjang dan lengang” (lih. lampiran Tabel Klasifikasi
dengan tata rias yang penuh kontur kerutan pada kening Mae. Selain itu,
rambut Mae tampak berwarna putih. Kostum Mae juga mengacu pada
rujukan usia enam puluh tahunan dengan mengenakan kebaya cokelat dan
bergantung kepada siapa perhatian itu akan diberikan. Selain itu, Mae
jika terjadi apa-apa pada anak-anaknya karena Mae ingin semua anak-
anaknya menjadi orang yang baik. Sikap sayang Mae sebagai ibu bagi
mereka semua ditunjukkan juga dari kutipan dialog ketika khawatir Panut
ikut Mas Woto. Berikut kutipannya, “Mae tak pernah bertanggung jawab.
Sekarang disini Mae berusaha jadi Ibu kalian. Salah satu di antara kalian
41
Mae dapat dilihat sebagai orang yang ada pada kalangan orang tidak
mampu secara ekonomi. Hal itu ditunjukan dengan tempat tinggal Mae
yang berada di beringin Alun-Alun. Selain itu, lingkungan tokoh Mae juga
puluhan tahun. Usia Panut yang masih muda dapat dicermati dalam dialog
Mae yang menegur Panut untuk menjadi kuli saja pada dialog berikut,
“Ototmu masih kuat tubuhmu masih utuh” (lih. lampiran Tabel Klasifikasi
muda dan memiliki tubuh yang kuat. Dari video pementasan, usia Panut
ditunjukkan dengan tata rias Panut yang tidak banyak memiliki kontur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
tegas. Penggunaan kontur yang tidak banyak ini menunjukkan Panut masih
pada tataran usia yang muda. Kostum Panut yang serba lusuh juga
Panut adalah seorang lelaki yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan
menjadi copet ditunjukan dengan dialog “Saya tidak akan mencopet lagi”
berhenti. Pada akhirnya turut bekerja dengan Mas Woto yang dikenal bukan
Panut dapat dilihat sebagai orang yang tidak mampu dan dijelaskan
Bringharjo. Jelas laki-laki itu orang yang ceroboh. Artinya kalau saja
Panut juga dijelaskan sebagai anak yang nakal dan tidak menurut dengan
Mae sebagai Ibu angkatnya (lih. lampiran Tabel Klasifikasi Adegan kode
I.9/26.03).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Retno diidentifikasi sebagai wanita pada usia tiga puluhan tahun dan
tidak ada dialog yang mengacu langsung pada usianya. Dari video
pementasan, tata rias Retno tidak mengacu langsung pada usia tiga puluhan
tahun dengan penggunaan kontur yang tipis. Namun, tata rias Retno
tata rias yang genit untuk menjelaskan profesinya sebagai pelacur. Profesi
ini didukung dengan dialog Retno berikut, “Dan perempuan seperti aku.
memiliki sikap yang keras dalam bertutur kata. Profesi dan sikap keras
44
Retno juga menaruh rasa cinta pada Tukijan, seorang lelaki yang
kemudian ia temui. Namun, Retno tidak mudah lagi percaya terhadap lelaki
kode I.11/39.35).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
tahun. Usia Hamung tidak ditunjukkan dalam kutipan dialog hanya dapat
dicermati dari video pementasan. Hal tersebut ditunjukan dengan tata rias
Hamung yang memiliki garis kontur agak tegas. Selain itu, kostum
Hamung yang mengenakan surjan lurik, celana panjang dan sarung yang
Hamung adalah orang yang selalu bergantung dengan orang lain dan
apa yang dilakukan Panut sehingga nanti Hamung mendapat imbalan. Hal
tersebut terlihat pada adegan Hamung yang meminta rokok dengan dialog
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Hamung juga memiliki sikap yang tidak peduli dengan orang lain. Saat
Panut ikut Mas Woto, Hamung hanya diam aja dan terus saja meyakinkan
Mae untuk tidak khawatir. Yang dilakukan Hamung merupakan bentuk rasa
tahun. Usia Koyal tidak ditunjukkan secara langsung dalam dialog hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dapat dicermati dari video pementasan. Tata rias Koyal yang tidak penuh
dengan guratan kontur mengacu pada usia yang masih belia. Selain itu,
orang tidak mampu secara ekonomi. Properti seruling yang selalu dibawa
Koyal adalah orang yang dianggap tidak waras oleh para tokoh lain
Pembawaan Koyal juga selalu ceria namun Koyal takut kepada Tukijan.
48
Koyal yang mengelus kaki Retno ketika Retno tertidur. Ketakutan Koyal
juga mengacu pada tubuh Tukijan yang lebih besar daripada Koyal (lih.
Tukijan dapat dilihat sebagai seorang pemuda pada usia tiga puluhan.
Tata rias Tukijan tidak terlalu kuat dengan kontur tetapi perawakan aktor
lelaki keras pada usia tiga puluhan tahun. Usia dan postur Tukijan tidak
Tukijan adalah orang yang keras dan mau berusaha bekerja dengan
halal demi masa depan yang baik (lih. lampiran Tabel Klasifikasi Adegan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
bahkan mengajak Retno menikah. Selain itu, Tukijan juga mengajak Retno
Tukijan tidak suka pada Koyal karena Koyal yang selalu mengkhayal
menjadi kaya namun tidak ada usaha realistis untuk menjadi kaya.
sepanjang babak dua yang selalu menjawab dengan kesal. Selain itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
dan III.19/01.14.56).
jasa Retno sebagai pelacur. Pemuda ini hanya sebagai figuran yang lewat
dengan malu-malu.
51
dan “Ada makanan! Cepat!” (lih. lampiran Tabel Klasifikasi Adegan kode
4.1.2 Alur
pertama diberi nama “di bawah mega”. Bagian kedua diberi nama “di atas
mega”. Bagian ketiga diberi nama “di atas mega” sama dengan bagian
kedua.
Beberapa adegan pada bagian kedua tidak semua dimainkan seperti adegan
52
Klimak berada di
babak tiga dari
bagian awal babak Penyelesaian berada
Konflik berada di tiga hingga adegan di babak tiga dari
babak dua sebelum kedatangan adegan Panut
Panut datang hingga Mae
Eksposisi/
menyanyikan lagu
Perkenalan
Lelo Ledung
berada di
babak satu
tentang latar belakang tokoh dan sekaligus menjadi dasar atas respon tokoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
satu atau dari kode adegan I.1/00.45 hingga I.11/39.35. Babak satu ini
menjadi bagian dalam perkenalan tokoh yang ada dalam alur cerita Mega-
mengenai tokoh dan konflik ini yang kemudian akan menjadi referensi
bukan ibu kandung karena setiap adegan dalam babak satu, Mae selalu
muncul bukan nilai rasa mesra. Selain itu saat adegan yang mengandung
pengenalan konflik, Mae selalu ada untuk menjadi tokoh yang terlibat
memiliki masa lalu yang menyakitkan dan seorang wanita yang ragu untuk
jatuh cinta karena latar masa lalunya. Profesi Retno ditunjukan dengan
54
kematian anaknya kepada Mae. Bagian wanita yang ragu untuk jatuh cinta
menghalalkan segara cara untuk mencari uang dan tidak pernah patuh pada
kali Panut memasuki panggung, Panut langsung menipu Mae dengan pura-
seorang maling dan ikut Mas Woto. Mae telah menasihati dan
Panut.
gila dengan lotre dan uang sehingga seluruh hidupnya hanya dicurahkan
55
menang lotre. Seluruh aktor yang dipanggung, kecuali Panut dan Tukijan,
merasa gembira karena mengira Koyal menang lotre tetapi ternyata hanya
penting dalam bagian konflik di babak dua karena pada bagian konflik
dapat diasumsikan bahwa Hamung ikut Tukijan tetapi Tukijan yang harus
Referensi inilah yang kemudian akan ditegaskan dalam bagian konflik dan
keras. Namun di balik itu, Tukijan lelaki yang mencintai Retno apa adanya.
Sifat keras Tukijan ditunjukan dengan respon takut Koyal dan Hamung
yang memilih untuk pergi ketika tahu Tukijan akan datang. Tukijan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dalam babak dua. Konflik tersebut dihadirkan melalui sudut pandang Koyal
terbangun dalam babak dua ini masih terbagi menjadi dua bagian besar
yaitu Koyal yang masih ada pada realitas dengan bermonolog dan khayalan
peristiwa imajiner.
menangnya pun muncul. Koyal sangat gembira hingga menari-nari dan itu
ditunjukan dengan tarian dengan gerak yang diperlambat lalu menjadi cepat
lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dan Hamung langsung percaya dengan Koyal tetapi tidak dengan Tukijan
Dalam bagian kedua konflik ini terdapat tiga adegan khayalan yang
dibangun oleh Koyal. Ketika seluruhnya sudah bangun dari tidur masing-
masing, Koyal mengajak pergi ke bank untuk menukar lotre dengan uang.
dijadikan alat pengganti uang, mereka semua pergi ke pasar untuk makan
gudeg. Selesai makan, Koyal berkhayal untuk membeli keraton dan seluruh
isinya sehingga Koyal yang menjadi raja. Pada bagian kedua ini, tata
yang berubah dari latar biru sebagai malam menjadi cahaya yang gemerlap
dengan warna jingga dan ungu. Selain itu, beberapa gerak tari yang diikuti
58
khayalan Koyal. Hanya Tukijan saja yang masih waras dan menjadi simbol
realitas yang riil, bahwa kehidupan itu memang sulit dan kejam. Khayalan
ideal tersebut kemudian saling beradu dengan realitas yang berbeda jauh
babak tiga hingga tengah babak tiga. Adegan pembuka yang merujuk pada
klimaks yaitu Koyal ketahuan oleh Tukijan ketika menyentuh paha Retno.
perihal sabuk Tukijan yang dimiliki Koyal karena Retno yang memberikan
sabuk pada Koyal. Mae, Tukijan, dan Hamung kemudian yang tersisa di
panggung.
59
Bagi Tukijan, tindakan Koyal adalah tindakan yang tidak masuk akal. Bagi
menasihati bahwa saat itu bukan saat yang tepat untuk berkelahi karena
malam sura, malam penuh berkah. Beberapa saat setelah dilerai, Tukijan
Hamung di panggung.
penyelesaian ini melanjutkan pula bagian dari akhir klimaks. Pada bagian
penyelesaian ini terdapat juga dua bagian sebagai awalan dari penyelesaian
dan akhir. Awalan penyelesaian pada babak tiga ini ditandai dengan adegan
masuknya Panut yang dengan gembira menawarkan rokok yang baru saja
60
sedang kesal setelah berkelahi dengan Tukijan. Hanya Mae yang masih
belum selesai. Selain itu, Mae meminta rokok Panut, mencicipinya, lalu
Setelah kejadian Panut dengan Mae, Hamung ingin pamit pergi kepada
Panut tetapi tidak pamit pada Mae. Hamung meminta rokok dan uang Panut
memberikan uangnya pada Hamung karena Mae tahu bahwa Panut sedang
dibodohi. Panut tidak menuruti Mae dengan mengucapkan “Mae bukan ibu
saya!” dan begitu saja memberikan rokok serta uang pada Hamung.
61
pohon beringin. Setelah Hamung pergi, Panut mencoba minta maaf tetapi
yang kemudian pamit hendak pergi ke Sumatera. Pada awalnya, Retno ragu
untuk ikut pergi karena tidak ingin meninggalkan Mae sendirian. Mae
juga bahagia. Lalu, pergilah Retno dengan Tukijan dan menyisakan Mae
yang paling miris dari Mae sebagai puncak penyelesaian adalah kalimat
orang miskin untuk menuju kesejahteraan hidup dengan cara mereka masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Keadaan tiap tokoh tersebut juga dapat dilihat dari penjelasan penokohan dan
Orang kecil atau kaum marjinal tersebut digambarkan pula selalu berangan-
angan dengan konsep ideal yang hendak mereka capai. Mereka selalu berpikir
hidup dan bahkan berpikir tentang cara untuk menjadi kaya. Secara eksplisit,
Perihal khayalan orang miskin tersebut juga dapat dicermati dari judul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Jawa. Awan diasumsikan sebagai sesuatu yang tinggi. Selain itu didukung juga
dengan pemilihan nama tokoh Koyal, yang dapat didekatkan dengan khayal.
Kunci penting Koyal untuk merepresentasikan khayalan ini ada pada babak dua
di mana setiap tokoh masuk dalam khayalannya yang menjadi orang kaya.
Subtema kecil yang dapat ditafsirkan adalah tentang rasa kesepian kaum
adanya afeksi-afeksi yang sengaja ataupun tanpa sengaja terepresi dengan ilusi
pandang Mae yang selalu menanggapi seluruh isi pembicaraan para tokoh
pekerjaan yang tidak halal. Mae memberikan pertanyaan relfeklif pada Retno
seputar luka masa lalunya dan perasaannya pada Tukijan. Mae tetap
untuk tidak membodohi Koyal. Mae juga membantu Tukijan untuk menetapkan
hati berangkat bersama Retno. Semua hal tersebut dilakukan Mae sebagai
untuk bertahan hidup dan ilusi kemakmuran yang dibangun oleh masing-masing
tokoh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Sebagai penyimpul subtema, kutipan dialog Mae pada bagian akhir, “kita
seluruh alur yang dibangun dari awal. Setiap tokoh memiliki harapan sebagai
orang kecil dan itu berbeda-beda tergantung latar tokoh. Namun pada akhirnya,
mereka tidak mendapatkannya. Semua hanya tesisa sebagai harapan yang terus
saja diimpikan, malah mereka selalu merasa kehilangan dengan apa yang
mereka kejar.
kecewa (menyesal) bercampur jengkel; 3. tidak suka lagi; jemu. Pada data
yang ditemukan oleh peneliti, tekstur kesal dapat dicermati dari dialog,
panggung ada dua yaitu Panut dan Mae. Namun tokoh yang lebih
menjadi sorotan adalah Panut. Topik pembicaraan antara Mae dan Panut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
yaitu kesialan Panut ketika mencopet di pasar karena Panut ketahuan saat
Mood kesal yang muncul dalam adegan ini ditandai dengan peristiwa
Mae bahwa terjadi sesuatu pada Panut. Kemudian, kekesalan Panut mulai
kali Mae bilang? Tidak usah kau belajar mencopet. Tidak baik“ (lih.
diksi ‘jengkel’ pada tuturan “Sudah dua tahun saya berlatih tapi tak
66
laki-laki itu orang yang ceroboh. Artinya kalau saja pinter dan
cekatan tentu handphonenya sudah saya dapatkan. Tapi tangan
saya gemetaran. karena gemetar rusak segalanya. Handphone
sudah ditangan tapi kaki sukar dilangkahkan. Terpaksa
handphone itu saya kembalikan ketika mata laki-laki itu melotot
dan segera saya menghilang.” (lih. lampiran Tabel Klasifikasi
Adegan kode I.5/05.32).
Melalui dua penggalan dialog tersebut, kekesalan Panut bukan
ditujukan pada orang lain tetapi pada dirinya sendiri. Panut merasa kesal
karena nasibnya selalu saja tidak baik ketika mencopet. Hal tersebut
pertanyaan “Jengkel pada siapa?” dan disahut oleh Panut, “Pada diri
Panut yang berjalan menjauh dari Mae dan tidak menatap Mae. Jarak
yang dibangun antara Panut dan Mae memberikan kesan bahwa Panut
67
Tangan Panut memainkan tidak bisa tenang dengan terus bergerak dan
“PANUT : Soal baik tidaknya saya tidak peduli. Soalnya tangan ini. Sial. Sudah
dua tahun saya berlatih tapi tak pernah saya berhasil. Bagaimana saya tidak
duduk di dekat Mae setelah tadi menjauh dari Mae. Pada dialog “Artinya
kalau saja pinter dan cekatan tentu handphonenya sudah saya dapatkan.
68
handphone itu saya kembalikan ketika mata laki-laki itu melotot dan
I.5/05.32), Tangan Panut masih saja tidak bisa diam dan memberikan
gestur yang menjadi reka ulang kejadian di pasar. Saat bercerita tentang
tangannya, nada bicara Panut jadi tinggi ditambahkan gestur nafas yang
tersengal-sengal.
kategori kata sifat (adjektiva) dan diartikan sebagai 1. merasa sangat pilu di
hati; susah hati 2. menimbulkan rasa susah (pilu dsb) dl hati; duka. Pada data
yang ditemukan oleh peneliti, tekstur sedih dapat dicermati dari dialog,
di panggung ada tiga yaitu Panut, Retno dan Mae. Namun, tokoh yang
lebih menjadi sorotan adalah Mae dibantu dengan respon yang diberikan
Retno. Topik pembicaraan antara Mae dan Retno yaitu rasa sedih Mae
yang tidak pernah bisa mengandung dan mempunyai anak dari rahimnya
sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Mae atas cerita Retno. Kesedihan akan diri Mae yang Mandul kemudian
berkembang menjadi rasa sepi Mae yang tidak memiliki anak. Hal itu
ditunjukan dalam beberapa dialog antara Retno dan Mae sebagai berikut;
RETNO : Mae memang mandul.
MAE : (marah) Saya tahu! Tahu! Tahu! Saya tahu!
(menangis dan mengusap-usap matanya)
MAE : (seraya menangis) Setiap orang dijagat raya.
Semuanya. Seluruh isi jagat. Semut-semut pun tahu
saya perempuan mandul. Tapi tidak sepatutnya kau
berkata begitu dihadapan saya. (lih. lampiran Tabel
Klasifikasi Adegan kode I.6/13.34)
Rasa sedih Mae tidak ditunjukkan secara verbal dalam tautan dialog
70
71
Retno yang tadinya duduk berdekatan. Nada bicara Mae semakin tinggi
Retno. Walaupun sepintas luapan Mae tampak seperti marah, kesan sedih
lebih dominan muncul sebagai ekspresi yang diungkapkan oleh Mae (lih.
72
Mae”, tempo bicara Mae melambat dan masih tetap menangis. Lalu Mae
kategori kata sifat (adjektiva) dan diartikan sebagai 1. puas dan lega, tanpa
sayang; 6. dalam keadaan baik; 7. mudah; serba mudah; praktis. Pada data
yang ditemukan oleh peneliti, tekstur senang dapat dicermati dari dialog,
73
ada empat yaitu Koyal, Hamung, Retno dan Mae. Namun, tokoh yang
diberikan Retno, Mae dan Hamung. Topik pembicaraan yang ada pada
adegan ini yaitu cerita Koyal bahwa dirinya membeli lotre yang
angka terakhirnya.
membuat seluruh nuansa para tokoh lain menjadi turut gembira. Lalu,
koran umum yang ada di depan Gedung Agung hingga perbedaan tipis
angka lotrenya.
74
Pada koran ini tertulis : “hadiah seratus miliar pada nomer 432480,”,
sedangkan punyaku 432488. Ha, beda satu, kan? Hampir aku menang.
Dengan kondisi itu, Koyal sudah merasa sangat senang dan berupaya
sobekan koran! Kalian tahu? Aku telah menyobek koran yang terpasang
di muka gedung Agung. Aku terlalu girang. Aku sobek saja koran itu. Tak
‘girang’ pada kalimatnya. Rasa senang Koyal itu karena Koyal melihat
75
76
yang dibawanya. Sobekan koran dan kertas lotre selalu dipegang erat
oleh Koyal untuk menandakan bahwa itu sangat berharga. Tempo bicara
Koyal cepat dan menggunakan warna suara yang riang. Gerak tubuh
digerakkan dengan tempo cepat. Pada dialog “100 milyar” dan nomor
berteriak.
77
dalam kategori kata sifat (adjektiva) dan diartikan sebagai takut (gelisah,
cemas) terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti. Pada data yang
ada dua yaitu Mae, Hamung, Retno dan Panut. Namun, tokoh yang lebih
menjadi sorotan adalah Mae. Topik pembicaraan Mae yang ada pada
adegan ini yaitu kekhawatiran Mae karena Panut pergi bersama Mas
Woto. Sedangkan, Mae menilai Mas Woto bukan orang yang baik-baik.
78
dengan ketakutan Mae terhadap pilihan Panut yang mengikuti Mas Woto.
Bagi Mae, Mas Woto itu bukan orang yang baik-baik. Hal tersebut
logika yang muncul adalah jika Panut ikut Mas Woto pasti akan masuk ke
penjara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
melihat ke arah keluar Panut. Mae bergerak dengan cepat dan mondar-
mandir seperti orang kebingungan. Warna suara Mae agak tinggi dan
berbicara dengan cepat. Semua itu adalah respon spontan Mae ketika
80
Pada bentuk gestur selanjutnya, warna suara Mae agak tinggi dan
Panut keluar. Kening Mae dikerutkan dan juga bibir Mae ditekukkan ke
kategori kata sifat (adjektiva) dan diartikan sebagai sangat tidak senang
(karena dihina, diperlakukan tidak sepantasnya, dsb); berang; gusar. Pada data
yang ditemukan oleh peneliti, tekstur marah dapat dicermati dari dialog,
panggung ada lima yaitu Tukijan, Hamung, Koyal, Mae dan Retno.
Namun, tokoh yang lebih menjadi sorotan adalah Tukijan yang terus
diberi tanggapan oleh Koyal. Topik pembicaraan Tukijan yang ada pada
81
82
kategori kata sifat (adjektiva) dan diartikan sebagai 1. lekat (terpadu dsb)
persahabatan dsb). Pada data yang ditemukan oleh peneliti, tekstur mesra
dapat dicermati dari dialog, spectacle dan mood pada kode adegan I.11/39.35.
83
yang terlibat di panggung ada lima yaitu Tukijan, Retno dan Mae. Namun,
tokoh yang lebih menjadi sorotan adalah Tukijan yang terus mengajak
berbicara Retno. Topik pembicaraan Tukijan yang ada pada adegan ini
mencintai Retno apa adanya dan mengajak untuk turut pergi dengannya
merantau .
Mood mesra ditunjukkan melalui dua ekspresi tokoh yaitu Retno dan
berikut; “Sama sekali salah kalau orang mengira bahwa niat saya ini
didorong oleh rasa ingin menolong. Kalau hanya lantaran perasaan itu
membutuhkan kau. Tak lebih dari itu” (lih. lampiran Tabel Klasifikasi
84
berikut;
85
tempat duduk dengan Retno. Warna suara Tukijan masih lembut. Pada
86
Retno. Pada dialog “Itu saja”, Retno tiba-tiba memeluk Tukijan. Lalu,
panggung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Periskop struktur dan tekstur drama dalam penelitian ini berawal dengan
menilik naskah drama dalam perspektif sastra (memahami intrinsik naskah drama),
lalu baru menilik pemanggungannya. Melalui naskah drama, suatu adengan dapat
dicermati melalui topik pembicaraan yang diangkat. Topik pembicaraan itu yang
adegan, kita dapat memahami tangga dramaturgi yang dibangun dalam naskah.
Selain itu, kita dapat mengenali tokoh dan penokohan dalam membangun alur
menjadi bentuk audio visual. Proses realisasi ini membutuhkan tekstur drama,
yang dijabarkan dalam dialog, spectacle dan mood. Setelah melalui realisasi
panggung, struktur drama (characters, plot, dan tema) akan ditilik dari dua bentuk
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
topik itu muncul dari dialog-dialog tokoh yang dinamis dalam peristiwa panggung
yang dibangun.
pemilihan tokoh, penokohan, latar, dan pilihan-pilihan akting yang merujuk pada
pohon beringin dan beralaskan koran ataupun kardus. Penegasan konsep tersebut
ditunjukkan dengan setiap tokoh yang selalu membicarakan konten tentang cara
mencukupi kebutuhan hidup dan bahkan berpikir tentang cara untuk menjadi kaya.
orang miskin tentang kemakmuran dan kekayaan. Panut, Koyal dan Hamung yang
bermimpi memiliki uang banyak agar hidupnya enak. Retno dan Tukijan yang
bermimpi dapat hidup bersama. Mae yang bermimpi dapat hidup bahagia dengan
anak-anaknya.
Subtema kecil yang dapat ditafsirkan adalah tentang rasa kesepian kaum
marjinal dengan ilusi kemakmuran. Rasa kesepian yang dimaksud adalah adanya
kemakmuran. Konsep sepi yang dimaksud dapat dicermati dengan sudut pandang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Mae yang selalu menanggapi seluruh isi pembicaraan para tokoh dengan
bagian dari alienasi para tokoh antara cita-cita dan realita yang mereka hadapi.
Selain itu, tekstur drama yang muncul di pertunjukan lakon Mega-Mega ada
enam tekstur. Tekstur drama tersebut antara lain adalah tekstur sedih, tekstur
senang, tekstur marah, tekstur khawatir, tekstur kesal, dan tekstur mesra. Tekstur
yang muncul tersebut didukung adanya pendalam lebih juga dari unsur struktur
naskah drama dan pemanggungannya. Naskah sebagai sumber informasi awal dari
pertunjukan drama memberikan acuan teks untuk menilik struktur dan tekstur
dan tekstur drama menjadi lebih riil untuk dipahami karena ada objek yang
mampu diamati dengan panca indera. Naskah menjadi obyek empiris dalam
bentuk susunan narasi tertulis dan pertunjukan menjadi obyek empiris dalam
bentuk media audio visual yang lebih konkrit. Oleh sebab itu, penelitian mengenai
struktur dan tekstur drama sangat perlu ditinjau dari dua sisi penyajiannya sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
naskah drama dan pertunjukan sebagai sumber referensi data serta acuan
intepretasi.
5.2 Saran
tekstur drama perlu menilik keberadaan drama yang memiliki dua bentuk.
b. Penelitian tentang drama yang mengkaji naskah drama saja hanya akan
situ, kita dapat melihat bentuk utuh realisasi suatu drama. Maka dari itu,
pemanggungannya.
91
diangkat.
tidak hanya mengacu pada unsur intrinsik tetapi memberikan pemahaman yang
92
DAFTAR PUSTAKA
Benedetti, Robert. (1997). The Actor at Work (7ed.). USA: Allyn & Bacon A
Viacom Company.
Boleslavsky, Richard. (2005). Acting: The First Six Lessons. New York: Routledge
Brockett, Oscar G. (1964). The Theatre an Introduction. USA: Holt, Rinehart and
Winston, Inc.
Cohen, Robert. (2010). Theatre (9ed.). New York: McGraw-Hill Companies, Inc
Kernodle, George R.. (1967). Invitation To Theatre. New York: Hancourt, Brace
& World, Inc.
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Martono, Nanang. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder (2Ed, Cet.4). Jakarta: Rajawali Pers.
Ratna, Prof. Dr. Nyoman Kutha. (2012). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian
Sastra Dari Strukturalisme Hingga Postrukturalisme: Perspektif Wacana
Naratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Satoto, Prof. Dr. H. Soediro. (2012). Analisis Drama dan Teater Bagian 1.
Yogyakarta: Penerbit Ombak.
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ngamen?
2 Seorang pemuda masuk 03.34 - 03.46 MAE : Saya kira enak ngamen. Cobalah. Tidak salahnya. I.2/03.34
lewat di depan Retno, Kenapa?
kemudian Retno
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Pemuda itu cuma lewat tapi jelas ia naik nafsu. Pemuda itu
lari dan Retno mengejarnya)
3 Panut masuk ke dalam 03.50 - 04.46 (Muncul Seorang pemuda remaja. Ia mendekati Mae dengan I.3/03.50
panggung dengan panik isyarat-isyarat tangannya, berlaku seperti orang bisu.
karena suaranya hilang. Namanya PANUT.)
Mae menjadi khawatir
karena Panut tiba-tiba bisu. PANUT : (menunjuk-nunjuk perutnya dengan mulutnya)
Seketika, Panut tertawa bbbbb….aaaaa..a….bbbb..bbb,,aaaa
mengejek Mae karena
tertipu oleh Panut. MAE : (jantungnya bergertar sangat cepat) Kenapa? Kenapa
Kemudian Panut lari kau? Kenapa kau? Kenapa kau, Panut? Panut?
keluar panggung dan
dilempari botol oleh Mae PANUT : bbbbb….aaaaaa..bbb….
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 Mae menuju ke belakang 04.47 - 05.31 MAE : Kurang ajar. Anak nakal……Tidak. Bukan kau I.4/04.47
menenangkan bayi yang sayang. Diam, sayang, (melemparkan kayu itu) Nah, diam
menangis dengan sekarang. Panut nakal, ya? (menyanyikan lagu Lelo Ledung)
menyanyikan lagu karena
ulah Panut
5 Panut masuk lagi ke 05.32 - 12.32 (Panut muncul lagi. Ia masih tertawa) I.5/05.32
panggung lalu mengobrol
tentang pekerjaan dengan PANUT : Gampang. Gampang, Mae! Lebih gampang dari
Mae mencopet,
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAE : Apa kata Mae? Nguli saja, nguli saja. Kau nekat
coba-coba belajar nyopet. Nguli lebih baik dari apapun yang
dapat kau lakukan. Mae juga ingin nguli saja kalau ada
orang yang suka. Tapi Mae sudah terlalu tua. Cari kerja
untuk orang semacam Mae yang tidak punya tempat tinggal
tentu sangat sukar. Orang takut kepada kita. Orang sukar
percaya. Percayalah Panut. kalau nguli kau bisa merasa
senang.
MAE : Nah, itu baik sekali. Mae percaya kau memang anak
yang baik. Kau pernah dengar suara adzan tidak?
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PANUT : Maling.
MAE : Astaga.
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PANUT : Ngemis
MAE : Astaga
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PANUT : Siapa?
MAE : Siapa?
PANUT : Tukijan.
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 Retno masuk ke panggung 12.34 - 22.12 Tiba-tiba muncul Retno dari kegelapan. I.6/13.34
lalu mengobrol tentang
melahirkan dan anak RETNO : Sial!
dengan Mae
PANUT : (seraya membaringkan badan)
MAE : Ke mana?
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RETNO : Tahu saya. Dia sering lihat dia lewat. Kalau saya
sedang mencuci ia selalu lewat. Kalau siang ia buang
mukanya jauh-jauh dari saya (meludah). Tapi kalau malam
niak turun nafasnya melihat kecantikan saya (tertawa).
Besok malam saya peluk dia dari belakang (meludah)
Pura-pura.
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RETNO : Apa?
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAE : Apa?
RETNO : (diam)
MAE : Retno!
RETNO : (diam)
RETNO : Ho-oh!
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAE : Berapa?
RETNO : Satu!!
MAE : Enak?
RETNO : Sakit!
(Sunyi sebentar)
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAE : Kau!
RETNO : Bukan.
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RETNO : Sudahlah.
MAE : Retno….
RETNO : Dan….
MAE : Dan?
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAE : Tidak.
RETNO : Kenapa?
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7 Hamung masuk ke dalam 22.13 - 24.30 HAMUNG : Maunya kita sama-sama, tapi si Tukijan itu I.7/22.13
panggung lalu tiba-tiba plintat-plintut seperti orang banci. Saya kira dia sudah tidur
membicarakan tentang di Senen dan niat saya pagi nanti akan menyusulnya.
Tukijan. Seketika, Mae, Setidaknya saya tidak langsung ke sana. Saya memang
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Panut dan Retno ikut belum berniat kesana. Ee, tahu-tahu, baru saja keluar dari
membicarakan Tukijan stasiun sore tadi, keluar dengan karcis di tangan,, nyelonong
hidungnya.
HAMUNG : Tukijan.
PANUT : Kan saya sudah bilang tadi Dia saya temi dekat
bioskop. Lagi melamun. Tapi juga seperti orang bingung.
Ah, dia itu. Seperti bukan laki-laki saja. Nih, lihat. Panut!
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bukan?
8 Hamung dan Panut 24.31 - 26.00 RETNO : Biasanya dia sudah datang. I.8/24.31
menyinggung tentang
Koyal. Mae lalu bercerita PANUT : Siapa? Tukijan?
tentang keinginannya
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RETNO : Ee
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9 Panut diajak Woto untuk 26.03 - 28.35 (Terdengar suara daari jauh : NUUUUT!! AYO!! ) I.9/26.03
bekerja. Mae melarang
karena khawatir. Tiba-tiba PANUT : Itu suara Mas Woto. (berseru) Hooooiiii!!
keluar mengikuti ajakan
Woto, lalu Mae MAE : Tak usah turut Panut. Tak usah. Lebih baik kau
menceritakan pura-pura tak dengar.
kekhawatirannya.
PANUT : (berseru) Kemana Mas?
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10 Koyal masuk dengan 28.36 - 39.23 ( Ketika cuma beberapa angin yang berkata. Tiba-tiba I.10/28.36
perasaan gembira karena terdengar teriakan Koyal : HOOOOIIII! Aku dapat lotre!!
hampir menang lotre lalu Hoooiiii!!! Aku menang!! )
melantur tentang kekayaan
MAE : (menghapus air matanya) Koyal.
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAE : Koyal…..
RETNO : Ha?
RETNO : Edan.
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOYAL : Apa?
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAE : Hamung.
RETNO : (tertawa)
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
itu dengan dua buah koper penuh berisi uang. Jangan lupa,
becak langganan saya sudah menunggu di muka. Dengan
dua koper itu saya berkeliling kota. (tertawa) Orang-orang
di sepanjang jalan bersorak sorak ; Hidup Raja Uang,
Hiduup Raja uang! Tentu saja saya hanya
manggut-manggut. Dan dari koper itu, saya
hambur-hamburkan uang. Pasti saya tertawa menyaksikan
orang-orang berebutan uang seperti anak-anak ayam. Nah,
kalau sudah jam 2 siang saya pulang. Uang habis sama
sekali. Dalam gubug ajaib itu saya tidur siang. Tidur di atas
kasur yang berisi uang. Berbantalkan bantal yang berisi
uang, seraya memeluk guling berisi uang (tertawa). Sorenya
saya keluar jalan-jalan dengan empat buah koper berisi
uang. Tentu saja kali ini saya mesti menyewa mobil.
Tiap-tiao rumah saya masuki dan saya taburi dengan uang.
Terutama sekali rumah kau dan rumah Tukijan. (tertawa)
Dan kalau sudah habis…
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAE : Kalau dia berniat pergi lagi besok atau lusa atau
besok atau lusa seharusnya dia tidak menolak. Tapi kenapa?
(diam) Tak tahu saya. Tak tahu. (melihat arah darimana
Tukijan akan muncul)
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bagian Kedua
di atas mega
12 Koyal sedang melamun 42.48 - 46.53 KOYAL : Selamat malam, beringin tua. ( kepada bulan ) II.12/42.48
sendirian tentang lotrenya. Selamat malam, bulan gendut. ( kepada rumputan ) Selamat
Dalam lamunannya, dia malam rumput, ( memandang keliling ) Selamat malam
menyadari bahwa dia semuanya. Huh, malam! ( kepada bulan ) Apa? Melamun?
menang lotre. Enak memang. Melamun itu nikmat. ( kepada beringin )
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Melamun juga kerja kan? Dan tidak cuma itu, Aku membeli
lotre untuk menjelmakan keinginanku. Uang! Uang! Uang!
( tertawa memperlihatkan lotnya ) Lihat. ( kepada bulan )
Menang? ……Akan menang. Baru hammpir menang.
( kepada rumputan ) Kau yang tuli! ( kepada bulan ) Aku
baru akan menang…Tidak…satu bedanya (memperlihatkan
sobekan koran ) Aku bacakan ya! ( membacanya
lambat-lambat ) Di koran tertulis 4-3-2-4-8-0, sedangkan
kepunyaan saya : 4-3-2-4-8-0, ( terkejut ) Heran aku (tak
pecaya) Ah, mungkin aku salah baca. 4-3-2-4-8-….0
( kepada bulan ) He, aku menang artinya ( matanya makin
melotot ) aku menang sekarang ( tertawa ) Aku menang.
Aku menang. Tentu engkau yang telah menyulap. Bulan,
kau, main-main. Tapi biarlah. aku senang ( tertawa ) Aku
menang. He, rumput aku menang. (tertawa) Biar! Aku
menang beringin tua. (tertawa) Biar. Enak! ( kepada bulan )
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13 Koyal membangunkan 46.54 - 51.15 KOYAL : Mae, lihat (menunjukan lotnya serta sobekan II.13/46.54
semua orang yang sedang korannya) Aku menang. Baca. Ayo, baca. Sama ya?
tidur. Koyal memberitakan
bahwa dirinya sekarang MAE : Mae tidak bisa membaca.
sudah menang lotre.
Tukijan tak percaya KOYAL : Mae bilang saja. Koyal menang!
terhadap Koyal karena
Koyal hanya melantur saja. MAE : Koyal menang! O, ya. Koyal menang!
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
( Hamung bangun )
HAMUNG : Ya percayaaaa.
KOYAL : Jan.
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOYAL : Tentu aku akan diam nanti setelah kau bilang aku
menang.
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAE : KIta.
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14 Koyal, Mae, Hamung, dan 51.16 - 54.57 KOYAL : Biar. Lezat. (tertawa) Jangan terlampau sadar. II.14/51.16
Retno berkhayal menuju Kita sibuk sekarang. Kita harus urus kemenangan kita.
bank untuk mencairkan Jangan biarkan waktu jadi terbuang. Kita harus punya
uang lotre. Tukijan masih rancangan. Jadi pertama-tama kita harus menukarkan lot ini
sebal dengan khayalan
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HAMUNG : Betul.
HAMUNG : Begitu.
HAMUNG : Akur.
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SEMUA : Setuju.
SEMUA : Ke Bank.
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RETNO : Tapi kita agak payah juga. Kita tak bisa mengetuk
pintu itu. Bagaimana bisa? Ketukan kita tak akan ada
artinya. Sama sekali pada pintu berterali besi itu.
HAMUNG : Akur.
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SEMUA : (tertawa)
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAE : Husssh.
HAMUNG : Tidak.
HAMUNG : Tentu.
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOYAL : (tertawa) Jadi betul kita bebas beli apa saja cuma
dengan menunjukan lot ini, Mung?
HAMUNG : Betul.
SEMUA : Hidup!!
SEMUA : Hidup!!!
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15 Setelah mengambil uang di 54.58 - 01.00.09 KOYAL : Kemana kita sekarang? II.15/54.58
bank, Koyal, Mae,
Hamung dan Retno RETNO : Ke mana?
berkhayal makan gudeg di
Beringharjo. Tukijan tetap KOYAL : Mae?
kesal dengan lamunan
mereka MAE : Mae? Mae ingin makan.
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
( semua berbaris )
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Semua tertawa)
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAE : Yang lain tidak usah kecuali enam potong hati dan
rempelo.
MAE : Gatotkaca
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SEMUA : Sudah.
SEMUA : (tertawa)
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
( Semua berbaris )
KOYAL : Ibunda.
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RETNO : Kanda.
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RETNO : Kanda.
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOYAL : Ya.
KOYAL : Terserah.
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOYAL : Jadi?
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HAMUNG : Pemberontakan?
RETNO : Pemberontakan?
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOYAL : Ibunda.
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bagian Ketiga
di atas mega
17 Koyal bermonolog sedih 01.09.30 - KOYAL : Semua orang sudah tahu Koyal menang lotre. III.17/01.09.30
sedangkan yang lain masih 01.11.30 Kau juga sudah tahu. Kelelawar juga sudah tahu, saya telah
terlelap tidur menjadi orang yang terkaya. Kau juga, rumput. Kau juga
maklum, beringin tua. Lebih-lebih kau bulan. Kaulah yang
paling tahu segala apa yang sekarang ada pada saya.
Seantero jagat raya tahu segalanya tentang diri saya. Tapi
semuanya, juga kau bulan gendut tak pernah tahu, tak
pernah mau tahu……oh kalian…….oh, kau……tak pernah
peduli………pasti! Semuanya tidak tahu bahwa sejak lama
Koyal jatuh cinta……jatuh cinta pada Retno……Kau
menertawakan saya, ndut? Biar. Rumput-rumputan juga
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18 Koyal ingin menyentuh 01.11.31 - (Sekonyong-konyong Tukijan bangkit dan segera menyeret III.18/01.11.31
kaki Retno karena Koyal 01.14.56 Koyal menjauh dari Retno )
suka terhadapnya. Tukijan
melihat itu dan marah TUKIJAN : Bajingan.
terhadap Koyal. Retno dan
Mae terbangun lalu KOYAL : (terkejut dan takut amat). Tidak, eh, tidak.
Tukijan memarahi Koyal.
Setelah tahu siapa yang TUKIJAN : Tidak? Kau kurang ajar. Kau bangsat. Kau gila.
memberikan sabuk itu,
Retno keluar panggung KOYAL : ….tidak,….
KOYAL : Tidak.
TUKIJAN : Tidak?
KOYAl : Tidak.
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOYAL : Ampun
KOYAL : Ampun
TUKIJAN : Bangsat!
TUKIJAN : Lagi?
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOYAL : …….tidak…..
TUKIJAN : Bajingan!
MAE : E,ee ada apa ini? Kenapa? Jan, jangan pukul dia.
TUKIJAN : Bangsat!
( Retno Terbangun )
( Hamung terbangun )
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RETNO : Mae?
KOYAL : Tidak.
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TUKIJAN : Siapa?
KOYAL : Dia?
KOYAL : Retno.
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TUKIJAN : Tidak.
TUKIJAN : Yal.
TUKIJAN : Ya, kalau kau tahu artinya kau waras Yal. Kau
ingin sembuh?
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOYAL : Uang.
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOYAL : Betul?
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HAMUNG : Kalau saya jadi kau tentu pipi Retno yang saya
tampar dan bukan pipi orang lain, apalagi pipi si kepala
kopong itu.
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PANUT : Enak.
MAE : Tidak begitu. Kalau sudah biasa kita tidak akan lagi
merasakan pahitnya.
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PANUT : Dari……
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PANUT : Senang.
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
semua.
PANUT : Senang.
PANUT : Tidak.
HAMUNG : Kenapa?
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HAMUNG : Betul?
PANUT : Betul.
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HAMUNG : Betul?
PANUT : Bagaimana?
PANUT : Bisa.
HAMUNG : Bisa ?
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PANUT : Bisa.
HAMUNG : Betul?
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAE : Gatotkoco.
HAMUNG : Banyak?
HAMUNG : Berapa?
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAE : Jangan.
MAE : Jangan.
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21 Retno dan Tukijan masuk 01.31.41 - RETNO : Sebagian di musium. Biar saya saja yang III.21/01.31.41
ke panggung berdebat 01.37.21 berkemas. — Tapi nanti dulu. Kau tahu aku tak akan
tentang pergi merantau. memberi kau anak?
Retno tidak mau diajak
Tukijan merantau karena TUKIJAN : Saya tidak butuh anak. Saya butuh kau.
tidak ingin meninggalkan
Mae sendirian. Tapi, Mae RETNO : Tapi sebenarnya kita butuh.
memberikan restu dan
menyuruh Mae dan Retno TUKIJAN : Bukan halangan.
untuk mengikuti Tukijan.
( Retno diam saja )
( Masih diam )
( Masih diam )
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TUKIIJAN : Retno.
TUKIJAN : Kenapa?
( Retno diam )
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TUKIJAN : Siapa?
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RETNO : Justru karena itu saya tidak tega. Saya tidak bisa.
Sudahlah. Kau nanti terlambat. Pergilah kau. kalau
mungkin, saya akan menyusul kelak. Percayalah, saya
mencintai kau kapan saja. Saya akan selalu mengenangkan
kau.
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RETNO : Mae.
193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RETNO : Mae.
22 Mae sendirian di panggung 01.37.34 MAE : Gusti Pangeran. (anaknya bangun) Kau bangun, III.22/01.37.34
setelah ditinggal pergi oleh sayang. Kau tertawa, sayang. (memainkan anak itu) Nah,
semua anak-anaknya. Ia cah bagus. Kita tak pernah mendapatkan, tapi selalu merasa
bermonolog tentang kehilangan. (memejamkan mata) Tak ada. Sama saja —-
kesendiriannya lalu gustiku, cuma kita berdua. (menyanyikan Lelo Ledung)
menyanyikan lagu Lelo
Ledung sembari menangis
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Petunjuk :
1. Bapak/Ibu yang menjadi triangulator dimohon untuk memberikan memeriksa kolom triangulasi analisis struktur drama “MEGA-MEGA” karya
Arifin C. Noer.
2. Hasil analisis struktur akan dicermati dari tiga aspek yaitu tokoh, alur, dan tema
3. Kode adegan mengacu pada Tabel Klasifikasi Adegan yang telah dibuat oleh peneliti dengan keterangan sebagai berikut;
- Simbol angka romawi di bagian depan merujuk pada keterangan BABAK
- Simbol angka setelah angka romawi merujuk pada keterangan ADEGAN
- Simbol angka setelah garis miring merujuk pada keterangan MENIT DALAM VIDEO PEMENTASAN
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Panut adalah seorang lelaki yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Awalnya adegan berikut:
dia hanya menjadi pengemis, lalu mencoba menjadi copet, dan pada I.3/03.50
akhirnya turut bekerja dengan Mas Woto yang dikenal bukan orang I.5/05.32
baik-baik. Panut orang yang oportunis selalu memanfaatkan keaadaan yang I.6/13.34
baik-baik saja demi keuntungannya. Panut juga orang yang selalu I.7/22.13
menghalakan banyak cara untuk mencari rezeki. I.8/24.31
I.9/26.03
III.20/01.21.00
Retno Pemunculan karakter Retno dapat dicermati dalam
Retno adalah seorang wanita yang berprofesi sebagai pelacur dan memiliki adegan berikut:
sikap yang keras dalam bertutur kata. Dulu, Retno pernah menikah dan I.1/00.45
mempunyai anak. Namun, Retno berpisah dengan suaminya dan anaknya I.2/03.34
meninggal dunia karena suaminya. Retno juga menaruh rasa cinta pada I.6/13.34
Tukijan, seorang lelaki yang kemudian ia temui. Namun, Retno tidak mudah I.7/22.13
lagi percaya terhadap lagi karena pengalaman masa lalunya yang pahit. I.8/24.31
I.9/26.03
I.10/28.36
I.11/39.35
II.12/42.48
II.13/46.54
II.14/51.16
II.15/54.58
II.16/01.00.10
III.17/01.09.30
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
III.18/01.11.31
III.19/01.14.56
III.21/01.31.41
Koyal Pemunculan karakter Koyal dapat dicermati dalam
Koyal adalah orang yang dianggap tidak waras oleh para tokoh lain karena adegan berikut:
kegemarannya mengkhayal. Koyal punya kesukaan untuk membeli lotre I.10/28.36
dan berangan-angan menjadi orang yang kaya. Pembawaan Koyal juga II.12/42.48
selalu ceria namun Koyal takut kepada Tukijan. II.13/46.54
II.14/51.16
II.15/54.58
II.16/01.00.10
III.17/01.09.30
III.18/01.11.31
III.19/01.14.56
Hamung Pemunculan karakter Hamung dapat dicermati
Hamung adalah orang yang selalu bergantung dengan orang lain dan dalam adegan berikut:
oportunis. Hamung selalu saja memanfaatkan Panut dengan selalu memuji I.7/22.13
apa yang dilakukan Panut sehingga nanti Hamung mendapat imbalan. I.8/24.31
Hamung juga memiliki sikap yang tidak peduli dengan orang lain, dia hanya I.9/26.03
peduli dengan dirinya sendiri. I.10/28.36
II.12/42.48
II.13/46.54
II.14/51.16
II.15/54.58
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
II.16/01.00.10
III.17/01.09.30
III.18/01.11.31
III.19/01.14.56
Tukijan Pemunculan karakter Tukijan dapat dicermati
Tukijan adalah orang yang keras dan mau berusaha bekerja dengan halal dalam adegan berikut:
demi masa depan yang baik. Tukijan juga menaruh perasaan cinta terhadap I.11/39.35
Retno bahkan mengajak Retno menikah. Selain itu, Tukijan juga mengajak II.12/42.48
Retno untuk turut ikut dia transmigrasi ke Sumatera. Tukijan tidak suka II.13/46.54
pada Koyal karena Koyal yang selalu mengkhayal menjadi kaya namun II.14/51.16
tidak ada usaha realistis untuk menjadi kaya. II.15/54.58
II.16/01.00.10
III.17/01.09.30
III.18/01.11.31
III.19/01.14.56
Pemuda Pemunculan karakter Pemuda dapat dicermati
Pemuda adalah orang yang berlalu-lalang hendak membeli jasa Retno dalam adegan berikut:
sebagai pelacur. Pemuda ini hanya sebagai figuran yang lewat dengan I.2/03.34
malu-malu.
Mas Woto
Mas Woto adalah tokoh yang tidak muncul di panggung hanya suaranya Pemunculan karakter Mas Woto dapat dicermati
saja yang terdengar dan keberadaannya diceritakan oleh tokoh lain. dalam adegan berikut:
Berdasarkan cerita tokoh lain, Mas Woto memiliki kepribadian yang buruk I.9/26.03
karena pekerjaannya bukan pekerjaan yang baik-baik.
198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Alur Eksposisi
Bagian perkenalan terdapat pada seluruh babak satu. Perkenalan yang
Awal babak satu hingga akhir babak satu
dimaksud adalah perkenalan seluruh latar belakang tokoh yang terlibat
dalam peristiwa.
Konflik
Bagian konflik terdapat pada seluruh babak dua. Konflik yang muncul dapat
Awal babak dua hingga akhir babak dua
dibagi menjadi dua bentuk yaitu khayalan Koyal dan juga realitas
kehidupan mereka semua.
Klimaks
III.17/01.09.30 - III.19/01.14.56
Bagian klimaks terdapat pada awal babak tiga hingga adegan sebelum Panut
masuk ke panggung. Adegan ini menjadi pergulatan setiap tokoh yang
kemudian memilih untuk pergi meninggalkan Mae.
Penyelesaian
Bagian penyelesaian terdapat pada babak tiga ketika Panut masuk panggung III.20/01.21.00 - III.22/01.37.34
hingga diakhiri dengan Mae yang ditinggal sendirian. Akhir cerita ditandai
dengan Mae yang menyanyikan lagu Lelo Ledhung
3 Tema Tema Mayor Pemunculan tema mayor ini dapat dicermati pada
Tema Mayor yang ditemukan peneliti yaitu gambaran kehidupan keras adegan-adegan pada babak satu karena
orang-orang marjinal yang tidur di alun-alun. Yang dimaksud orang-orang memperkenalkan latar kehidupan tiap-tiap tokoh.
marjinal ini adalah orang-orang yang hidup dalam kemiskinan dan
pekerjaan yang tidak tetap bahkan dalam konteks sosial dianggap pekerjaan
tabu (pencuri, preman, pelacur, dll)
Tema Minor Pemunculan tema minor ini dapat dicermati dari
Tema Minor yang ditemukan peneliti yaitu tentang kesepian. Semua tokoh adegan yang paling kuat memunculkan topik
199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam drama ini memiliki bentuk kesepian masing-masing. Pada akhirnya, kesepian pada adegan III.22/01.37.34. Terutama
semua yang datang akan pergi. Tema minor ini sangat kuat ditunjukkan oleh didukut secara eksplisit dengan dialog “Kita tak
Mae sebagai seorang ibu yang ditinggalkan anak-anaknya. pernah mendapatkan, tapi selalu merasa
kehilangan”.
Triangulator
Yogyakarta, 26 April 2018
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Artinya kalau saja pinter dan diam dan memberikan gestur yang
cekatan tentu handphonenya sudah menjadi reka ulang kejadian di
saya dapatkan. Tapi tangan saya pasar.
gemetaran. karena gemetar rusak Saat bercerita tentang tangannya,
segalanya. Handphone sudah nada bicara Panut jadi tinggi
ditangan tapi kaki sukar ditambahkan gestur nafas yang
dilangkahkan. Terpaksa handphone tersengal-sengal
itu saya kembalikan ketika mata
laki-laki itu melotot dan segera saya
menghilang.
2. Sedih I.6/13.34 Mae meratapi MAE : Perempuan seperti Mae. Ya, Tempo jalan Mae menjadi
Dengan rujukan dialog
nasibnya yang tidak?. Tidak semua perempuan. melambat lalu duduk di samping
dan spectacle, mood yang
tak dapat punya Saya telah menjalani hidup tidak Retno sembari mengelus punggung
dimunculkan dalam
anak karena kurang dari lima puluh tahun, Retno. adegan ini adalah rasa
mandul. panjang dan lengang. Tidak pernah Di kalimat “Tidak pernah sekalipun
sedih. Kesedihan dalam
sekalipun melahirkan anak. melahirkan anak”, nada suara Mae
penggalan adegan ini
RETNO : Mae memang mandul. mulai bergetar menahan tangis.
didominasi oleh Mae yang
menceritakan bahwa
dirinya mandul dan tidak
MAE : Saya tahu! Tahu! Tahu! Mae menjauh dari Retno yang
bisa memiliki anak.
Saya tahu! tadinya duduk berdekatan
Kesedihan Mae juga
Nada bicara Mae semakin tinggi
diperkuat oleh Retno yang
MAE : (seraya menangis) Setiap sambil nafas tersengal-sengal.
turut sedih mendengar
orang dijagat raya. Semuanya. Mae pun mulai menangis sambil
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Seluruh isi jagat. Semut-semut pun teriak-teriak kepada Retno. kisah Mae lalu meminta
tahu saya perempuan mandul. Tapi Di kalimat “Tapi tidak sepatutnya maaf telah menyinggung
tidak sepatutnya kau berkata begitukau berkata begitu di hadapan perasaan Mae.
dihadapan saya. Mae”, tempo bicara Mae melambat
dan masih tetap menangis. Lalu
RETNO : Saya minta maaf. Mae Mae menuju bagian belakang
panggung dan duduk di dekat
beringin sambil masih menangis tak
mau menatap Retno.
3. Senang I.10/28.36 Koyal hampir KOYAL : Wah! saya cari Koyal berlari dari bagian penonton Dengan rujukan dialog
menang lotre kemana-mana, rupanya kalian disini menuju bagian panggung dekat dan spectacle, mood yang
dengan tiang lampu sambil dimunculkan dalam
MAE : Kita disini malam ini. tertawa-tawa. adegan ini adalah rasa
Malam terang bulan. Malam Koyal melompat-lompat tampak senang. Kesenangan yang
syyura. Malam penuh berkah. kegirangan sambil tangan kanannya muncul dalam adegan ini
membawa sobekan koran dan didominasi oleh
tangan kirinya membawa sebuah permainan Koyal yang
kertas lotre. sedang menceritakan
bahwa dirinya hampir
KOYAL : Betul! Malam berkah Koyal berlari menuju Hamung menang lotre.
melimpah (tertawa menang) sambil tertawa senang.
Lihatlah kedua tanganku. Di tangan Mimik Koyal selalu tersenyum.
kiri ; lembaran lotre. Di tangan Sobekan koran dan kertas lotre
kanan sobekan koran.! Kalian tahu? selalu dipegang erat oleh Koyal
203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Khawatir I.9/26.03 Mae khawatir MAE : Dia pasti mendapat celaka! Mae melihat ke arah keluar Panut. Dengan rujukan dialog
karena Panut Pasti mendaat celaka! Tapi memang Mae bergerak dengan cepat dan dan spectacle, mood yang
pergi mengikuti dia masih bocah. Bukan salahnya mondar-mandir seperti orang dimunculkan dalam
Mas Woto kebingungan. adegan ini adalah rasa
HAMUNG : Jangan pedulikan Warna suara Mae agak tinggi dan khawatir. Kekhawatiran
berbicara dengan cepat. yang muncul dalam
MAE : Dia tidak bersalah. Dia adegan ini didominasi
masih bocah. Setiap orang oleh permainan Mae yang
harus……. takut dengan nasib Panut
ketika Panut memutuskan
HAMUNG : Sama sekali tak ada untuk ikut Mas Woto.
salahnya. Tak ada yang salah.
205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Marah II.13/46.54 Tukijan marah KOYAL : Horeee!!! Menang!!! Tukijan malas untuk bangun dari Dengan rujukan dialog
karena Horeee!!! tidurnya. dan spectacle, mood yang
dibangunkan Ketika sudah terbangun, Tukijan dimunculkan dalam
oleh Koyal yang KOYAL : Jan, katakan aku memegang kepalanya. adegan ini adalah rasa
sedang menang. Tukijan lalu berteriak memaki marah. Kemarahan yang
mengigau bahwa Koyal sambil memelototi Koyal. muncul dalam adegan ini
dirinya menang KOYAL : Jan, katakan. Aku didominasi oleh
lotre. menang. Katakan. permainan Tukijan yang
dibangunkan Koyal hanya
KOYAL : Jan. untuk hal yang tidak
berguna yaitu khayalan
TUKIJAN : Diam, anjing! Koyal menang lotre.
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Mesra I.11/39.35 Tukijan TUKIJAN : Sama sekali salah kalau Tukijan berjalan pelan menuju
Dengan rujukan dialog
menngungkapka orang mengira bahwa niat saya ini Retno yang duduk di bangku dan spectacle, mood yang
n rasa sayangnya didorong oleh rasa ingin menolong. Ada efek musik dimainkan ketika
dimunculkan dalam
pada Retno dan Kalau hanya lantaran perasaan itu Tukijan melangkah ke arah Retno.
adegan ini adalah rasa
mengajaknya barangkali tak perlu sampai-sampai Warna suara Tukijan lembut saat
mesra. Kemesraan yang
untuk merantau. saya harus memperistri kau. Saya melafalkan dialog untuk Retno
muncul dalam adegan ini
membutuhkan kau. Tak lebih dari didominasi oleh
itu. permainan Tukijan yang
menyatakan perasaan
TUKIJAN : Impian itu mesti Tukijan duduk perlahan di samping cintanya pada Retno.
diwujudkan, barulah ada artinya. Retno namun masih ada jarak di
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
punggung Retno.
Saat Retno memeluk, efek musik
bernuansa romantis dimainkan.
Triangulator
Yogyakarta, 22 April 2018
209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sinopsis Mega-Mega
Lakon Mega-Mega diciptakan oleh Arifin C. Noer yang terbagi menjadi tiga babak. Tiap babak memiliki judul masing-masing sebagai
berikut di bawah mega (babak pertama), di atas mega (babak kedua), dan di atas mega (babak ketiga). Tokoh dalam lakon Mega-Mega
terdiri dari delapan tokoh yaitu Mae, Panut, Retno, Hamung, Koyal, Tukijan, Pemuda, dan Mas Woto. Latar yang dihadirkan adalah
Alun-Alun Yogyakarta yang kemudian dapat dicermati dalam video pementasan dihadirkan dengan simbol pohon besar di bagian tengah.
Panut masuk ke dalam panggung dengan berpura-pura bisu. Mae percaya bahwa Panut benar-benar bisu dan menjadi sangat khawatir.
Ketika Panut berhenti berpura-pura dan tertawa hebat, Mae marah-marah. Panut langsung kabur, lari meninggalkan Mae sendirian.
Panut masuk lagi. Kini, Panut sangat ceria karena dirinya sudah menemukan pekerjaan yang lebih menggiurkan. Mae hanya
menasehati bahwa pekerjaannya sebagi pencopet itu tidak baik. Panut tersinggung dengan nasihat Mae lalu menceritakan kesialannya
mencopet di pasar tadi.
Retno masuk sambil mengumpat-umpat pemuda yang tak jadi menggunakan jasanya. Mae lalu bertanya apakah Retno pernah memiliki
anak. Retno tersinggung dengan pertanyaan Mae lalu dia mengeluarkan isi hatinya tentang masa lalu Retno dan anaknya yang sudah
meninggal. Semakin Retno menceritakan, semakin Retno menjadi kesal lalu mengatai Mae mandul. Mae tersinggung dengan ungkapan
Retno lalu menceritakan bahwa semua bentuk perhatian Mae kepada mereka adalah bentuk kasih sayang Ibu bagi mereka.
210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hamung masuk ke panggung. Hamung tampak kesal menceritakan bahwa Tukijan tidak jadi berangkat. Topik tersebut menarik bagi
aktor-aktor lain yang kemudian ikut menimpali pembicaraan Hamung tentang Tukijan. Di tenah obrolan mereka, Panut dipanggil oleh Mas
Woto. Mae menjadi khawatir karena Mas Woto bukan orang yang baik dan melarang Panut untuk ikut Mas Woto. Ketika Mae lengah,
Panut langsung keluar Panut, menyisakan Mae yang sangat khawatir. Hamung dan Retno mencoba menentramkan Mae agar tak perlu
khawatir.
Tiba-tiba Koyal masuk dengan gembira sambil membawa kertas di dua tangannya, kertas koran dan lotre. Koyal menceritakan bahwa
dirinya hampir menang lotre. Semua tokoh terhibur dengan tingkah Koyal yang konyol. Koyal bercerita bahwa dirinya melihat
pengumuman di koran lalu menyobek koran tersebut. Ternyata Koyal hanya hampir menang belum menang lotre.
Ketika tahu Tukijan hendak mendekati tempat mereka, Hamung dan Koyal meninggalkan Mae dan Retno. Mae menuju pohon beringin
memberikan ruang bagi Tukijan dan Retno. Tukijan masuk lalu mendekati Retno. Tukijan menyatakan perasaannya pada Retno dan hendak
mengajak Retno untuk ikut merantau. Retno juga mengungkapkan perasaan cintanya pada Tukijan, namun Retno belum bisa ikut dengan
Tukijan. Setelah memeluk Tukijan, Retno pergi meninggalkan Tukijan.
Semua tokoh sudah terbangun. Koyal mengajak mereka untuk pergi ke bank menukarkan lotre dengan hadiah uang yang dijanjikan.
Semua tokoh setuju keculi Tukijan yang bermalas-malasan dengan khayalan Koyal. Akhirnya, mereka pergi ke bank dan membangunkan
direktur bank yang sedang tertidur. Kata direktur bank, tidak perlu ditukar lotre dengan uang, cukup menunjukkan tiket lotre tersebut sudah
211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Akhinya Koyal dan para tokoh lainnya sepakat untuk makan gudeg di pasar Beringharjo. Koyal berjanji akan mentraktir semua tokoh
untuk makan sepuasnya karena dia baru saja menang lotre. Semua tokoh kemudian memesan gudeg dengan lauk kesukaannya
masing-masing. Hanya Tukijan yang tetap kesal dengan khayalan yang tak masuk akal baginya. Tukijan hanya mengikuti khayalan Koyal
tersebut dengan malas-malasan.
Setelah puas makan gudeg, Koyal berencana membeli keraton dan menjadi raja di keraton. Akhirnya khayalan berpindah ke keraton
dan Koyal menjadi Rajanya. Koyal memberikan gelar pada masing-masing tokoh dan semua harus menuruti perintah Koyal. Karena sudah
sangat muak, Tukijan pun menuturkan kekesalannya. Semua tokoh balik menyerang Tukijan. Pada akhirnya, Koyal merasa lelah dan
menitahkan semua tokoh untuk beristirahat.
Hamung membela Koyal saat Tukijan mengintimidasi Koyal. Mae melerai pertengkaran yang terjadi. Koyal pun turut meninggalkan
panggung terpukul dengan amarah Tukijan. Retno tiba-tiba meninggalkan panggung karena perkelahian tersebut kemudian disusul Tukijan
yang mengejarnya. Yang tersisa hanya Hamung dan Mae di panggung.
Panut datang membawa beberapa bungkus rokok dan memamerkannya pada Hamung. Masih terguncang oleh peristiwa perkelahian
Tukijan dan Koyal, Mae tambah terpukul ketika Panut datang membawa banyak rokok yang pasti hasil dari ikut Mas Woto. Hamung
menyanjung jerih payah Panut agar dia diberi rokok yang banyak itu. Panut terus saja mengoceh tentang dirinya yang sekarang merokok
212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan sudah menjadi lelaki sejati. Hamung pun turut mendukung argumen-argumen Panut. Hanya Mae yang tersia sendiri melihat tingkah
Panut dan Hamung.
Hamung berpamitan hendak pergi jauh lalu meminta rokok yang dibawa Panut. Panut memberikan rokoknya karena dia senang dengan
perlakuan Hamung. Ketika rokok sudah diberikan, Hamung juga meminta beberapa uang untuk bekal di perjalanan. Mae melarang Panut
untuk memberikan uangnya karena itu hasil jerih payahnya. Namun, Panut lebih percaya Hamung daripada Mae dan pada akhirnya
memberikan beberapa lembar uang pada Hamung.
Tersisa Panut dan Mae setelah kepergian Hamung. Mae terus saja menasihati Panut karena perilakunya yang benar-benar tak
mencerminkan orang yang baik. Mae menasihati mengenai pekerjaan dan prinsip hidup. Panut terpancing emosinya ketika diberikan
nasihat oleh Mae. Hampir saja Panut memukul Mae tetapi terhenti begitu saja dan Panut memilih pergi meninggalkan Mae. Mae menangis
meratapi tingkah Panut.
Dari kejauhan terdengar suara Retno dan Tukijan, Mae segera menghapus tangisnya dan berpura-pura tak terjadi apa-apa. Tukijan dan
Retno tampak bersiap-siap untuk pergi merantau. Mereka hendak berpamitan dengan Mae. Mae merestui mereka berdua bahkan
meyakinkan Retno yang masih ragu karena tak sampai hati meninggalkan Mae sendirian. Akhirnya, Retno dan Tukijan berpamitan dengan
Mae dan meninggalkan Mae sendirian.
Tersisalah Mae sendirian, meratapi dirinya yang ditinggalkan oleh anak-anaknya. Mae merasa kesepian dan menceritakan rasa sepinya.
Mae bersedih sebagai manusia dia hanya selalu bertemu rasa sepinya. Mae menangis, tiba-tiba Mae menghampiri boneka anak lalu
menimangnya, menghiburnya. Mae kemudian menyanyikan lagu lelo ledhung dan pertunjukan berakhir.
213