(MAKALAH) KELOMPOK 1-Studi Media Dan Budaya Populer
(MAKALAH) KELOMPOK 1-Studi Media Dan Budaya Populer
Dosen Pengampu:
Dr. Muhammad Firdaus, M.Si
Disusun Oleh:
Ahsanul Furqan 1801112197
Aliyyah Aura Avdijan 1801112320
Amelia Sukma Dewi 1801123861
Aprilita Wulandari 1801112182
Dini Amelia Gustiani 1801112654
Dwi Safitri 1801112280
Hardani 1801123807
Nadya Asyafina 1801123936
Rahmah Qonitah 1801123994
Ricki Eka Rinaldi 1801124688
Salsabila 1801111335
Siska Rahayu Permata Bunda 1801110115
Syahrul Irvandi 1801123979
Vinna 1801112519
Wafiqah Hurin 1801124218
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah mengenai studi media dan budaya berjudul “Media, Bencana Dan
Eksploitasi Kemiskinan : Media Tayangan Televisi”.
Ucapan terimakasih kepada bapak dosen pengampu Dr. Muhammad Firdaus, M.Si
yang telah berjasa, membimbing dan mencurahkan ilmu khususnya dalam kajian Studi
Media dan Budaya Populer. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Studi
Media dan Budaya Populer. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni kami selaku penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
2.1 Rumusan Masalah....................................................................................................2
3.1 Tujuan Penelitian......................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................................4
2.1 Pengertian Media dan Studi Media...........................................................................4
2.2 Bencana (Konsep Dalam Ranah Komunikasi)..........................................................9
2.3 Eksploitasi Kemiskinan..........................................................................................13
2.4 Contoh Kasus.........................................................................................................17
BAB III..................................................................................................................................23
PENUTUP.............................................................................................................................23
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Media merupakan alat saluran komunikasi. Kata media berasal dari bahasa latin
yaitu bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah, media berarti perantara, yaitu
perantara antara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).
Beberapa hal yang termasuk ke dalam media adalah film, televise, diagram, media
cetak (printed material), computer, dan lain sebagainya. (Dylan Trotsek, 2017)
Selama puluhan tahun televisi sebagai media massa merupakan media yang
paling digemari sebagai media hiburan dan informasi. Karena sifatnya yang audio
visual, televisi dapat menghadirkan acara musik, film, sinetron, variety show, reality
show serta acara lainnya dengan melibatkan para selebritis idola khalayak. Begitu
pun acara olahraga, orang dapat menonton aneka pertandingan olahraga tanpa harus
berangkat ke stadion atau lokasi pertandingan. Juga siaran informasi yang
sebelumnya dikategorikan acara yang tidak menarik, melalui televisi acara informasi
baik siaran berita maupun info lainnya memiliki pesona tersendiri terlebih televisi
dapat menyiarkan secara langsung dari lokasi kejadian. (Mustika, 2012)
1
Dalam tayangan televise dapat kita temui tayangan yang menyangkan
pemberitaan mengenai suatu bencana, bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.Definisi tersebut
menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia.
Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga
mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.
Sesuai dengan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut:
2
3. Apa yang dimaksud dengan eksploitasi kemiskinan?
4. Apa contoh kasus terkait media, bencana dan eksplotasi kemiskinan dalam
penggambaran media ?
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan media dan studi media.
2. Untuk mengetahui bagaimana itu bencana dalam ranah komunikasi.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan eksploitasi kemiskinan.
4. Untuk mengetahui contoh kasus terkait media, bencana dan eksplotasi
kemiskinan dalam penggambaran media.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Media memiliki banyak jenis, salah satu dari jenis media adalah media massa.
Media massa adalah saluran untuk menyampaikan informasi dan elemen terpenting
dalam proses komunikasi massa. Berdasarkan bentuknya, media massa
dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Koran atau surat kabar, yaitu media massa yang berfungsi untuk memberi
informasi atau berita, memberi hiburan, memberi kritik terhadap tulisan lain,
serta memberi solusi pada berbagai masalah. Koran dicetak di atas kertas daur
ulang dan ukurannya cukup lebar.
4
c. Tabloid, yaitu media massa yang berfungsi untuk memberi informasi seputar
kehidupan, media pembelajaran menulis, memberikan hiburan, dan lain-lain.
Tabloid berukuran seperti koran, namun tampilannya menarik seperti majalah.
d. Buletin, yaitu media massa yang dicetak hanya pada beberapa waktu tertentu
saja dengan tujuan untuk memberikan informasi pada kelompok sendiri, bukan
untuk mencari keuntungan. Buletin biasanya berupa selembar atau beberapa
lembar kertas ukuran sedang yang berisi topik tertentu.
e. Buku teks, yaitu media massa yang umumnya digunakan untuk pembelajaran
sehingga isinya tidak beragam seperti koran atau majalah. Jumlah halaman
buku teks juga jauh lebih banyak dibandingkan media cetak lainnya.
a. Televisi, yaitu media massa yang berfungsi untuk memberi informasi penting
dan terbaru, memberi hiburan, dan mendidik melalui beberapa program
tertentu.
c. Ponsel, yaitu media massa berupa telepon yang telah dimutakhirkan dan
memiliki banyak fitur.
5
e. Komputer, yaitu media massa yang berfungsi menyampaikan informasi kepada
pihak lain (biasanya harus terhubung dengan internet).
3. Media Online, yaitu media massa yang dapat ditemukan dan disajikan di
internet yaitu situs web. Media online juga disebut sebagai situs berita (news
site) atau portal berita (news portal), seperti Detik.com, Kompas Cyber Media,
Republik Online, dan Tribun News.
6
informasi dan pemahaman tentang budaya baru. Misalnya gaya hidup dan tren
zaman sekarang yang didapat dari informasi di media.
5. Media sebagai sumber dominan pencipta citra bagi individu, kelompok dan
masyarakat. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang
dikombinasikan dengan berita dan tayangan hiburan. Media telah menjadi
sumber dominan bagi individu dan kelompok masyarakat.
Salah satu bentuk dari media elektronik adalah Televisi. Televisi merupakan
salah satu bagian dari media massa. Tayangan televisi dijelajahi dengan
tayangan hiburan, berita dan iklan. Fungsi televisi sama dengan fungsi media
massa lainnya, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk.
Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi, karena pada umumnya
tujuan utama khalayak menyaksikan televisi adalah hiburan, selanjutnya memperoleh
informasi (Ardianto & Erdinaya, 2004: 128).
Ada tiga efek yang ditimbulkan dari acara televisi terhadap penonton yaitu:
7
2. Efek peniruan yaitu penonton diharapkan pada trend aktual yang ditayangkan
televisi. Contoh: mode pakaian, mode rambut dari bintang televisi yang
kemudian disenangi atau ditiru secara fisikal.
3. Efek perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang
telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Contoh: iklan layanan masyarakat yang menginternalisasikan nilai
kesehatan bagi masyarakat (Wijaya, 2014).
Studi Media
Studi media adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang korelasi atau cara
pandang media terhadap aspek politik, sosial, dan budaya masyarakat. Studi media
berasal dari tradisi ilmu sosial dan humaniora, dengan berfokus pada
bidang komunikasi massa, komunikasi, ilmu komunikasi, dan kajian komunikasi.
Studi media memiliki 2 perspektif sosiologis, yaitu :
8
d. Karena dianggap sebagai institusi independen, maka media bisa
mengontrol pemerintah dan kelompok-kelompok masyarakat.
g. Otonom dari kelompok elit atau profesional media diberi kebebasan dan
fleksibilitas.
9
d. Media tidak memberi akses kepada kelompok-kelompok dengan
pandangan politis yang berlawanan dengan kelompoknya.
Teori ekonomi politik adalah pendekatan kritik sosial yang berfokus pada
hubungan antara struktur ekonomi dan dinamika industri media serta konten ideologis
media. Dari sudut pandang ini, media dianggap sebagai bagian dari sistem ekonomi
dengan hubungannya dengan sistem politik. Pandangan ini menitikberatkan studi
media atas bagaimana proses produksi konten dan distribusi dikendalikan.
Menurut McQuail, teori ekonomi politik media merupakan bagian atau cabang
dari teori kritis media. Adapun salah satu cabang pandangan teori ini hampir sama
dengan Marxisme klasik, teori ini menyalahkan kepemilikan media bagi keburukan
masyarakat. Dalam pemikiran ini, isi media merupakan komoditas untuk dijual di
pasaran, dan informasi yang disebarkan diatur oleh apa yang akan diambil oleh pasar.
10
Bencana dapat didefinisikan dalam berbagai arti baik secara normatif maupun
pendapat para ahli. Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. (Bruno, 2019)
11
Komunikasi bencana
Komunikasi bencana secara umum memang dibutuhkan bagi warga yang
daerah menjadi daerah yang rawan bencana. Dimana daerah tersebut menjadi salah
satu tempat yang penduduknya harus diperhatikan oleh BPBD dan pemerintah.
Warga di sekitar daerah rawan bencana harus diberikan sosialisasi mengenai
pelatihan perlindungan bencana dan bagaimana caranya menghadapi situasi pada saat
bencana. Sosialisasi bisa dilakukan pada saat pra bencana dan pasca bencana dengan
cara yang jelas dan tepat. Hal itu guna melatih para warga agar lebih tanggap dan siap
jika terjadi bencana secara tiba-tiba. Dalam kondisi darurat dan pasca bencana,
komunikasi harus dilakukan lebih intens karena hal itu sangat dibutuhkan guna
mendapatkan informasi yang update atau untuk melakukan koordinasi dengan pihak-
pihak yang terkait baik itu korban, BPBD, pemerintah, masyarakat luar, donatur,
media massa, dan relawan. Fungsi koordinasi yang baik ini bisa digunakan untuk
memberikan informasi kepada korban, keluarga korban, dan orang-orang luar yang
ingin mengetahui bagaimana kondisi atau keadaan pasca bencana. (Tecnológico,
2018)
Jika dilihat dari sisi korban sendiri, mereka bisa mendapatkan informasi
mengenai bagaimana keadaan keluarga baik yang hilang, meninggal ataupun yang
selamat. Jika dilihat dari sisi keluarga korban dan relawan, mereka bisa mendapatkan
informasi untuk membantu mencarikan donasi atau donatur untuk memberikan
bantuan bagi korban dan bagaimana cara akses memberikan bantuan atau datang
langsung ke tempat kejadian bencananya. Dari sisi media massa, mereka bisa
mengupdate informasi di media sosial atau media cetak guna memberitahukan
mengenai perkembangan yang terjadi di tempat kejadian perkara.
“Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam konsep kebutuhan. Komunikasi
muncul dengan spontan dan tidak pasti. Hal itu bisa menimbulkan interaksi baik
12
maupun buruk. Terlebih ketika komunikasi dalam bencana, harus saling memahami,
mengerti dan tidak memunculkan ego”
“Komunikasi adalah cara terbaik untuk kesuksesan dalam hal pra bencana, waktu
bencana, dan pasca bencana. Komunikasi dibutuhkan untuk memberitahukan
khalayak mengenai apa yang terjadi melalui pesan-pesan yang ada dan disampaikan
agar mengurangi resiko akibat bencana dan menyelamatkan kehidupan dari efek
bencana”.
13
4. Komunikasi sebagai media hiburan : dalam hal ini komunikasi berperan
sebagai pemulihan dan pembentukan mental baru dengan menghibur dan
membangangun upaya penyintasan bencana.
Berkaitan dengan fakta yang terjadi saat ini, komunikasi sebagai media hiburan
sangat dilirik dan diminati masyarakat. Hampir dapat kita duga bahwa upaya
komunikasi selalu dapat dilandasi atas upaya menghibur dan dinikmati banyak orang.
Tidak terlepas dari aspek komunikasi bencana yang dijadikakan sebagai hiburan
hingga penyampaian atas suatu bencana pada masyarakat di kemas secara menarik.
Eksploitasi
14
tersebut hanya dijadikan untuk kepentingan serta pencitraan. (kompas.com)
https://travel.kompas.com
Kemiskinan
1. Kemiskinan Absolut
Seseorang yang dikatakan miskin secara absolut jika pendapatannya
lebih rendah dari garis kemiskinan absolut atau dengan kata lain jumlah
pendapatannya tidak dapat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup
minimum.
2. Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif merupakan suatu keadaan perbandingan antara
kelompok pendapatan dalam masyarakat yakni antara kelompok yang
kemungkinan tidak miskin dikarenakan mempunyai tingkat pendapatan yang
lebih tinggi dari pada garis kemiskinan dan kelompok masyarakat yang relatif
lebih kaya. Dengan memanfaatkan ukuran pendapatan, maka keadaan ini
disebut juga sebagai ketimpangan distribusi pendapatan.
Kemudian, menurut Nurwati (2008) apabila kita lihat pola waktu, maka
kemiskinan dapat dibedakan menjadi empat pola, diantaranya:
1. Persistent poverty adalah kemiskinan yang sudah kronis atau turun temurun.
2. Cyclical poverty adalah kemiskinan yang mengikuti pola siklus ekonomi
secara keseluruhan.
15
3. Seasonal poverty adalah kemiskinan musiman, dimana hal ini sering
ditemukan pada masyarakat yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan
dan buruh pada pertanian tanaman pangan yang bersifat musiman.
4. Accidental poverty adalah kemiskinan yang disebabkan oleh adanya bencana
alam ataupun dampak dari adanya suatu kebijakan tertentu yang
mengakibatkan menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat.
16
maupun politik. Karena tidak ingin kehilangan akses tersebut dalam berbagai tatanan,
para kaum elit menggunakan kemiskinan sebagai alat perpanjangan struktur sosial
ekonomi. Dimana, kemiskinan dieksploitasi dan dijadikan nilai tukar untuk uang dan
kekuasaan. Para elit politik seperti anggota parlemen memanfaatkan isu kemiskinan
untuk mendongkrak publisitas merka dengan mengutarakan janji-janji untuk
memperbaiki dan memberi perhatian lebih pada kehidupan kaum miskin. (Utami &
Viska, 2020: 129-130)
Saat ini, kemiskinan tidak hanya dapat dipandang secara fisik, namun juga haru
secara integratif dan multidimensional. Karena kemiskinan saat ini bukan lahir
dengan sendirinya yang muncul tanpa sebab. Bukan juga dikarena para kaum miskin
tersebut malas atau boros, tapi mereka muncul karena akibat dari tatanan struktur
ekonomi, sosial dan politik yang lebih memihak pada para kaum elit yang kaya atau
kaum kapitalis. Oleh sebab itu, kemiskinan para kaum miskin dengan sengaja
dilestarikan supaya eksistensi dari para kaum elit tetap terjaga. Dalam hal ini tentunya
17
sangat dibutuhkan peran pemerintah atau negara dalam mengatasi permasalahan
kemiskinan dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat membantu para
kaum miskin. (Arya et al, 2013)
18
Biaya produksi rendah dan rating tinggi yang biasa disematkan pada program-
program ini.
Trans7 adalah salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Trans7 tergabung
dalam kelompok CT Corp di bawah payung Transmedia. Awalnya Trans7 bernama
TV7 yang berdiri pada 22 Maret 2000. Keberadaan TV7 telah diumumkan dalam
Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Kemudian
dengan adanya kerjasama strategis antara Para Group dan Kelompok Kompas
Gramedia (KKG) pada tanggal 4 Agustus 2006, TV7 ini resmi berganti menjadi
Trans7 pada 15 Desember 2006 (dalam https://m.merdeka.com/). TRANS7
merupakan salah satu saluran media televisi di Indonesia dengan positioning Smart,
Entertaining & Family (dalam https://www.trans7.co.id/).
19
Sumber: https://trans7.co.id/
20
masyarakat yang serba berkecukupan untuk berbagi kepada mereka yang serba
kekurangan. Namun sederhananya lagi program tersebut mengingatkan kepada
audience bagaimana cara bertahan hidup meskipun dengan berbagai keterbatasan.
ANALISIS :
Bagi televisi, apapun acara yang ditayangkannya, mesti punya nilai ekonomi,
mampu memberi limpahan keuntungan bagi perusahaan televisi itu. Sampai batas
tertentu motif mencari untung itu tentu wajar. Karena televisi, seperti perusahaan lain,
juga perlu membiayai kegiatankegiatannya, menggaji pegawai, dan sebagainya. Tapi
saat kepentingan ekonomi ini amat dominan dan melumat aspek-aspek lain yang tak
kalah penting, terutama yang menyangkut kepentingan masyarakat luas, banyak
masalah kemudian muncul. Dalam tayangan reality shows mengenai kemiskinan atau
kehidupan orang-orang miskin, misalnya, kerap terjadi pengabaian terhadap hak-hak
orang miskin yang ditayangkan serta penyajian realitas kemiskinan yang bias dan
parsial yang berpotensi memberi pemahaman tentang kemiskinan yang menyimpang
bahkan salah bagi masyarakat.
Reality shows tentang kemiskinan masih tayang rutin di televisi. Judul dan
variasi acaranya beraneka. Jika Aku Menjadi, Bedah Rumah, Minta Tolong, dan
sebagainya. Acara-acara itu umumnya menayangkan kehidupan orang-orang miskin;
deritanya, perjuangannya, kesabarannya, kebaikannya disertai dramatisasi bernuansa
melodrama. Meski ada produser salah satu acara televisi itu yang mengklaim bahwa
acaranya ditujukan untuk meningkatkan solidaritas di masyarakat, nyatanya, terdapat
21
banyak masalah pada acara itu, baik pada tayangannya maupun pada dampak yang
mungkin muncul di masyarakat karena tayangan itu.
Orang Miskin menjadi Objek Dalam beberapa tayangan reality shows tersebut
diperlihatkan orang kaya dengan dunianya, lazimnya tinggal di kota Jakarta juga ada
orang miskin dengan kehidupannya yang bertolakbelakang dengan orang kaya,
biasanya tinggal di desa atau di daerah pinggiran yang kumuh. Lalu orang kaya itu
masuk ke rumah dan kehidupan orang miskin. Memasuki ruangruang di rumahnya,
termasuk kamarnya; melihat bagaimana mereka makan, tidur, bekerja. Si orang kaya
atau pembawa acara itu juga menelusuri kehidupan orang miskin itu. Masa lalunya,
keluarganya, kesehariannya. Ditanyainya orang miskin itu tentang banyak hal hingga
ke kehidupan privasi mereka. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kadang
membuat yang ditanya bingung dan canggung.
Pernah ada juga acara sejenis yang memberikan uang sekian juta kepada orang
miskin. Lalu orang miskin itu diberi waktu satu jam atau kurang untuk menghabiskan
urang itu. Uang itu harus dibelikan, tidak boleh ditabungkan. Maka sambil tergopoh-
gopoh orang miskin itu berlari kesana kemari, dari toko ke toko, membeli barang-
barang yang entah dia butuhkan atau tidak— yang penting bagaimana agar uang itu
habis. Dalam dua adegan itu, kita bisa melihat, bagaimana orang miskin hanya
diposisikan sebagai objek yang kehidupannya boleh diperlakukan sesuka pembuat
acara. Kehidupan pribadinya dikorek-korek dan diungkap ke publik.
Dalam adegan acara salah satu reality shows itu, misalnya, kamera sampai
mengambil gambar tempat dimana orang miskin itu menyimpan uang di rumahnya.
Realitas Kemiskinan yang Bias dan Parsial Realitas kemiskinan dalam tayangan-
tayangan reality shows tentang kemiskinan kerap bersifat simplistik. Jarang, jika
bukan tiada, dalam acara itu diceritakan mengapa sebuah keluarga tertentu miskin.
Jika pun penyebab itu diungkapkan, hanya yang menyangkut soal-soal yang melekat
pada diri keluarga itu. Misalnya, karena kepala keluarganya sakit parah yang tidak
memungkinkan untuk mencari penghidupan.
22
Tidak diceritakan, misalnya, apakah keluarga miskin itu mendapatkan bantuan
dari beberapa program ’pengentasan kemiskinan’ pemerintah. Atau bagaimana akses
keluarga itu serta daerah tempat keluarga itu tinggal terhadap sumbersumber
penghidupan dan terhadap layanan publik. Dan jika ada persolan di akses, apa
penyebabnya, bagaimana peran pemerintah dalam persoalan itu. Alih-alih penjelasan
mengenai soal-soal itu, yang lebih banyak dieksplorasi adalah derita keluarga miskin
bersangkutan; kepedihan dan ketabahannya dalam menempuh hidup yang serba
susah. Konstruksi kemiskinan seperti ditayangkan dalam reality shows itu cenderung
mewakili pandangan yang menyatakan bahwa kemiskinan disebabkan oleh sesuatu di
dalam diri atau di dekat orang miskin itu dan bukan karena faktor struktural. Meski
hal tersebut tidak disampaikan secara eksplisit, tapi rangkaian gambar dan narasi
acara itu menunjukkannya.
23
Televisi punya orientasi dan logika kerja sendiri. Rating adalah ’agama’
mereka. Bekerja dalam tekanan adalah keseharian mereka. Proses bagaimana mereka
menghasilkan sebuah tayangan itu amat berpengaruh terhadap isi dan rupa tayangan.
Tapi dengan memahami apa yang menjadi orientasi dan indikator kesuksesan bagi
televisi, kita bisa melihat dimana suara perubahan itu mungkin untuk didesakkan
pada televisi. Televisi mendapatkan uang dari iklan, iklan dipasang karena rating
acara tinggi. Dan rating tinggi menunjukkan bahwa acara itu ditonton oleh banyak
orang. Maka, jika dikejar ke pangkalnya, penonton itulah yang punya kekuatan besar
untuk memaksa televisi berubah.
Di sinilah perlunya menjadi penonton yang kritis dan tak henti menyampaikan
kritik untuk perbaikan acara-acara televisi tadi. Kerja demikian perlu dilakukan terus
menerus dan massal sehingga memiliki gaung dan daya tekan kuat. Bermacam media
bisa digunakan untuk menyalurkan suara-suara kritis ini. Bisa langsung
menyampaikannya ke televisi bersangkutan, bisa melalui opini dan surat pembaca di
koran, atau bisa juga menggunakan media internet seperti blog dan media sosial.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dengan adanya media ini, kajian keilmuan tentu dibutuhkan untuk terus
menemukan dan tetap mengontrol dampak media bagi manusia. Oleh karena itu salah
satu upaya melaksanakan hal tersebut, hal ini dikaji dalam studi media dan budaya
populer. Studi media adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang korelasi atau cara
pandang media terhadap aspek politik, sosial, dan budaya masyarakat. Studi media
berasal dari tradisi ilmu sosial dan humaniora, dengan berfokus pada
bidang komunikasi massa, komunikasi, ilmu komunikasi, dan kajian komunikasi.
25
kemiskinan yang dikemas dalam bentuk komunikasi hiburan yang kemudian
dikaitkan dengan teori ekonomi politik media dalam melihat isi media atau informasi
diatur sebagai komoditas dan nilai jual pada pasar. Hal ini didapati setelah melihat
dan menganalisa salah satu kesempatan isu kemiskinan di Indonesia yang diangkat
sebagai upaya media hiburan melalui program TV “Orang Pinggiran” dalam saluran
Trans 7.
3.2
26
DAFTAR PUSTAKA
Link
https://sharkiedick.wordpress.com/category/studi-media/
https://pakarkomunikasi.com/jenis-jenis-media-massa-beserta-contohnya
https://romeltea.com/media-massa-makna-karakter-jenis-dan-fungsi/amp/
27
28