Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH MANAJEMEN MEDIA

DISUSUN OLEH:

Atika Nadhifah 2001113588


Eka Putra M. Nur 2001114180
Habibi Haynes 2001113679
Liza 2001125190
Rindliofi 2001125204
Septia Ayudia Ningsih 2001111587
Yusi Maulidya Aviani 2001111161

DOSEN PENGAMPU:

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..........................................................................................................................6
2.1 Karakteristik/ Jenis-Jenis Media...............................................................................6
2.2 Strategi Manajemen Media.....................................................................................10
2.3 Analisis Kasus Dan Pembahasan.............................................................................17
BAB III.....................................................................................................................................22
PENUTUP................................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen media identik dengan adanya faktor ketidakpastian. Faktor tersebut


disebabkan oleh beberapa kondisi seperti adanya perubahan regulasi, sistem
permodalan, perkembangan teknologi, keterbatasan sumber daya manusia yang
berkualitas, meningkatnya kesadaran dan tuntutan publik, serta adanya pergeseran
minat konsumen media. Dalam kaitan ini, manajemen media memiliki posisi yang
sangat penting untuk menjelaskan berbagai fenomena tersebut.

Sayangnya, manajemen media, sebagai kajian yang relative baru di Indonesia,


masih sangat jarang dilakukan dengan serius. Padahal pada kenyataannya kehidupan
media di Indonesia sangat dinamis dan tumbuh pesat khususnya sejak era reformasi
dan keterbukaan informasi pada tahun 1998.

Pengertian

Manajemen media merupakan sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana


pengelolaan media dengan prinsip-prinsip dan seluruh proses manamjemennya
dilakukan (Rahmitasari, 2017: 5).

Fungsi

Pada dasarnya proses dari manajemen media terdiri dari tahap perencanaan,
produksi, dan menyiarkan konten media. Selain itu, manajemen media juga
mempunyai tahap pelaksanaan yang mana pada tahap ini disinkronisasikan dengan
tahapan penyiaran dan setiap tahap yang ada selalu diorientasikan dengan tujuan yang
ingin dicapai.

1
Dalam pengelolaan manajemen media, setiap tahapan kegiatan yang dilakukan
harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan suatu lembaga atau institusi media. Apabila
terjadi penyimpangan maka artinya ada tahapan yang tidak sesuai dengan ketentuan
yang ada. Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen media yang beroperasi sesuai
dengan fungsinya. Ada lima fungsi manajemen media, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, koordinasi, dan pengaturan.

Pada fungsi perencanaan, pihak dari manajemen media akan membuat rencana
yang dilaksanakan pada waktu tertentu. Pada fungsi pengorganisasian, sumber daya
digunakan secara maksimal untuk melaksanakan semua rencana yang sudah
ditetapkan sebelumnya. Pada fungsi kepemimpinan, terdapat seorang pemimpin yang
mampu untuk memotivasi agar bawahannya dapat melakukan pekerjaannya dengan
semangat sehingga target yang sudah direncanakan dapat terwujud. Pada fungsi
koordinasi, bergabung dengan fungsi kepemimpinan yang mana pemimpin berperan
besar dalam tercapainya sebuah rencana. Pada fungsi pengaturan, adanya peranan
dari pemimpin untuk bisa mengendalikan, memantau, memonitoring kemajuan dari
perencanaan dan apabila terjadi perubahan akibat dari keadaan yang mendesak maka
dalam fungsi ini juga diatur mengenai hal tersebut. Berikut penjelasan fungsi
manajemen media secara lebih detail menurut Wahyudi dalam Safitri dkk (2018):

1. Perencanaan
Fungsi perencanaan merupakan unsur yang sangat penting dalam
manajemen media. Dalam hal ini perencanaan akan menjadi pegangan bagi
pimpinan dalam melaksanakan program media. Melalui fungsi perencanaan
maka dapat dipersatuan kesamaan pandangan, tindakan, dan sikap yang
dilakukan dalam pelaksanaan di lapangan. Dengan adanya fungsi perencanaan
maka akan diketahui secara jelas tujuan jangka panjang, tujuan jangka
menengah, dan tujuan jangka pendek.
Teknis dalam pembuatan rencana biasanya dilakukan berdasarkan skla
prioritas. Pembuat rencana akan membuat terlebih dahulu daftar pekerjaan
yang mana harus dikerjakan. Biasanya skala prioritas dibuat berdasarkan

2
seberapa mendesaknya suatu rencana tersebut untuk segera dilaksanakan atau
berdasarkan penting tidaknya untuk dilaksanakan.
Dalam fungsi perencanaan hal yang pertama dilakukan adalah
menentukan tujuan, biaya, meotde kerja, prosedur, dan program. Kemudian,
perencanaan akan direncanakan secara terencana dan sesuai dengan
tahapannya hingga tercapai tujuannya. Sedangkan akhir dari fungsi
perencanaan adalah evaluasi yang mana disetiap akhir perencanaan harus
dilakukan evaluasi.
2. Pengorganisasian
Secara klasik, organisasi diartikan sebagai sebuah struktur yang
mengambarkan hierarki. Sedangkan secara modern, organisasi diartikan
sebagai suatu hubungan kerja sama antarmanusia guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya (Wahyudi, 1994: 77). Meskipun demikian,
organisasi dapat diartikan sebagai suatu susunan dengan bagian-bagian yang
terpadu sehingga hubungan diantara mereka dipengaruhi oleh hubungan
secara keseluruhan. Di beberapa organisasi modern tetap ada ditemukan
struktur organisasinya, tetapi stukturnya tidak bersifat hierarki, namun
struktur hubungan antar bagian.
3. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah unsur utama pada pelaksanaan manajemen
media. Pada manajemen media, peran pemimpin yang baik dalam fungsi
pelaksanaan adalah membangkitkan dan mendorong seluruh anggota untuk
berusaha keras dalam mencapai tujuan. Setiap anggota bekerja secara ikhlas
dan sesuai dengan perencanaan. Pemimpin yang baik akan mengorganisasikan
anggota kelompoknya sebagai seorang motivator penggerak dan pengawas.
Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh pemimpin berguna untuk
menilai apakah segala sesuatu yang sedang berlangsung sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan sebelumnya, apakah sudah sesuai dengan
intruksi yang sudah diberikan, dan apakah sudah sesuai dengan prinsip-prinsip
yang ada. Pada manajemen media, sistem pengawasan akan dikontrol oleh

3
pemimpin yang ada pada setiap bagiannya. Hal tersebut dilakukan karena
output siaran memiliki dampak yang sangat luas untuk masyarakat.
Fungsi pengawasan ini dilakukan sebagai tindakan preventif atau
tindakan pencegahan, karena dengan adanya fungsi pengawasan dalam
manajemen media ini maka sebuah kesalahan dapat disadari dan diketahui
sedari awal serta dapat diperbaiki sebelum sebuah konten disiarkan.
4. Koordinasi
Dalam sebuah organisasi modern, adanya pembagian kegiatan di
dalam bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lainnya. Oleh sebab
itu, perlu adanya koordinasi antar bagian dalam manajemen media agar tujuan
organisasi dapat tercapai secara efektif. Kemampuan manajer dalam
melakukan koordinasi secara efektif ini dipengaruhi oleh kesadaran dari
anggota organisasi untuk komitmen terhadap organisasi.
Koordinasi berarti sebagai suatu proses yang mengintergrasikan tujuan
dan kegiatan dari satuan yang ada dalam unit-unit organisasi guna mencapai
tujuan organisasi. Ada pula beberapa para ahli yang menyimpulkan bahwa
coordinating mempunyai kesamaan dengan managing. Oleh karena itu,
seorang manajer disebut juga sebagai seorang koordinator.
Koordinasi ini merupakan cara yang dilakukan untuk menyelaraskan
kesatuan, pekerjaan, dan anggota kelompok agar bisa bekerja sama secara
tertib dan seirama menuju kearah tercapainya sebuah tujuan, tanpa adanya
kekacauan, penyimpangan, bahkan kekosongan kerja. Koordinasi bisa juga
dimaknai sebagai sebuah proses untuk menyatupadukan sasaran dan kegiatan
dari unit-unit pada suatu organisasi, instansi atau lembaga agar tujuannya
tercapai secara efektif dan efisien.
5. Pengaturan
Controlling atau pengaturan mengandung pengertian adanya penilaian
atas pelaksanaan pekerjaan dalam manajemen media. Agar sebuah penilaian
tersebut bersifat objektif maka dalam prosesnya terdapat koordinasi di dalam

4
organisasi yang mana pengaturannya disesuaikan dengan aturan yang sudah
disepakati bersama.
Pengaturan yang ada dalam manajemen media dapat berarti sebagai penataan
atau pengelolaan dalam konteks organisasi media yang secara khusus
memiliki keterkaitan dengan tugas pokok dan fungsi manajer pada lembaga
media mengenai pembuatan, pelaksanaan, dan evaluasi program kerja media.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun pembahasan terhadap masalah diatas penulis rumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik/jenis- jenis media?


2. Bagaimana itu manajemen media?
3. Bagaimana analisis kasus dan pembahasan mengenai suatu manajemen
media?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik/jenis- jenis media.


2. Untuk mengetahui lebih detail mengenai manajemen media
3. Untuk mengetahui bagaimana analisis kasus dan pembahasan mengenai suatu
manajemen media.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik/ Jenis-Jenis Media


Karakter media massa sangat berbeda satu dengan lainnya, memiliki kelebihan
dankelemahan yang berbeda, sehingga para pengguna media dapat memilih media
yangdibutuhkan sesuai dengan kebutuhannya.

2.1.1 Media Televisi


1. Karakteristik Televisi
1) Audiovisual : Televisi memiliki kelebihan yang dapat didengar
sekaligus dilihat
2) Berpikir dalam gambar: Dari gambar penonton bisa mengerti
terhadap maksud dantujuan3.
3) Pengoprasian lebih kompleks : melibatkan banyak orang

2. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan


1) Pemirsa
2) Waktu
3) Durasi
4) Metode Penyajian

3. Trend Televisi
Sukses suatu program acara pada media televisi seringkali diikuti oleh
stasiun TVlainnya dengan hal-hal yang sejenis (Copycat ).

4. Kelebilahan Televisi
1) Dapat dinikmati oleh siapa saja
2) Dapat menjangkau daerah yang luas
3) Waktu siarannya sudah tertentu
4) Memiliki daya penyimpanan dan pengaruh yang kuat karena dapat
emmberikankombinasi antara suara dengan gambar yang bergerak
5) Memudahkan para audiensnya untuk memahami yang diiklankan
6) Tidak memerlukan keahlian dan kemampuan membaca seperti pada
mediacetak. Dengan gambar-gambar, semua orang sudah cukup
mengerti maknanya.
5. Kelemahan Televisi
1) Biaya relative tinggi

6
2) Hanya dapat dinikmati sebentar (pesan berlalu sangat cepat)
3) Khalayak yang selektif (tidak setajam media lainnya kemungkinan
menjangkausegmen tidak tepat karena pemborosan geografis)
4) Kesulitan teknis
5) Tidak semua tempat dapat dicapai gelombang penyiaran televisi
6) Tidak semua orang memiliki pesawat televise melihat harganya
yang relativemahal.

2.1.2. Media Radio Siaran


1. Karakteristik Radio Siaran
1) Auditori : untuk didengar
2) Radio is the Now : ditinjau dari nilai aktualitas berita, mestinya
radio siarandibandingkan dengan media massa lainnya adalah yang
paling aktual.
3) Imajinatif : Karena hanya indra pendengaran yang digunakan oleh
khalayak, danpesannya pun selintas, maka radio siaran dapat
mengajak kounikannya untukberimajinasi.
4) Akrab : Sifat radio siaran yang lainnya adalah akrab atau intim.
5) Gaya Percakapan : ”keep it simpe, short, adn conversational”
6) Menjaga Mobilitas : Kita jarang mendengarkan acara radio siaran
dengan caraduduk dan mendekatjan telinga pada pesawat radio.

2. Kelebihan Radio Siaran


1) Biayanya relative rendah (dalam artian hardware-nya serta dalam
produksisiarannya)
2) Dapat diterima oleh siapa saja
3) Dapat menjangkau daerah yang vukup luas
4) Lebih leluasa dalam penyampaian pesan-pesannya tanpa banyak
varian-variannya.
5) Kelemahan Radio Siaran
6) Waktunya terbatas
7) Tidak mengemukakan gambar
8) Pendengar sering kurang mendengarkan secara penuh karena
diselingimelakukan pekerjaan lain
9) Sulit untuk menyampaikan pesan-pesan yang kompleks\
10) Tidak dapat digunakan untuk menyampaikan acara yang abstrak
dan kompleks(rumit)

3. Faktor Pendukung Kekuatan Radio Siaran

7
1) Daya Langsung : Radio siaran berkaitan dengan proses penyusunan
danpenyampaian pesan pada pendengarnya yang relatif cepat
2) Daya Tembus : Melalui benda kecil yang dnamanya radio siaran,
kita dapatmendengarkan siaran berita dari BBC di London, atau
ABC di Australia.
3) Daya Tarik : Disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga
unsur yang adapadanya, yakni musik, kata-ata dan efek suara.

2.1.3 Media Surat Kabar/Koran


1. Karakteristik surat kabar/koran
1) Publisitas: penyebaran pada publik atau khalayak
2) Periodesitas: Menunjuk pada keteraturan terbitnya, bisa harian,
mingguan, ataudwi mingguan
3) Universalitas: Menunjuk pada kesemestaan isinya, yang beraneka
ragam dan dariseluruh dunia.
4) Aktualitas: Menunjuk pada keadaan yang ”kini” dan ”sebenarnya”
5) Terdokumentasikan: Dari berbagai fakta yang disajikan surat kabar
dalam bentukberita atau artikel, dipastikan ada beberapa diantaranya
yang oleh pihak-pihaktertentu dianggap penting untuk diarsipkan dan
dibuat kliping

2. Kelebihan surat kabar/koran


1) Market coverage tinggi. Mampu sampai ke pelosok daerah serta
mempunyaidistribusi yang fleksibel.
2) Karakter yang kuat, karena memiliki berita-berita yang actual sesuai
denganperkembangan pemikiran masyarakat yang semakin dewasa.
3) Mempunyai target pasar sendiri sesuai dengan khalayak pembacanya
4) Dapat dibeli tanpa harus menjadi pelanggan/eceran.
5) Ada ruang beriklan/space yang khusus buat produk.
6) Fleksibel ketika menjadi bagian dari iklan produk.

3. Kelemahan surat kabar/koran


1) Clutter. Tidak beraturan ketika produk dan berita bersanding
2) Short life span. Koran dibaca dalam waktu yang singkat dan cepat.
Koran hariminggu biasanya lebih berat daripada hari lainnya, karena
tingkat membaca lebihcepat daripada hari biasanya.
3) Limited coverage of certain groups. Meski sirkulasi luas namun tetap
saja kelompokpasar tertentu tidak bisa terlayani dengan baik.
4) Kualitas cetak buruk. Berpengaruh pada iklan produk yang dibuat.

8
5) Medium statis, karena tidak dilengkapi dengan audio video.
6) Sering terjadi kesalahan cetak

2.1.4 Media Online


1. Karakteristik online
1) Media & komunitas online cenderung bersifat bebas. Bebas
kepemilikan, bebassekat-sekat sosial umum, bebas kepemilikan,
bebas dari interfensi otoritassosial/agama/pemerintah dan sejenisnya,
bebas pengguna dan bebas hambatanjarak, ruang dan waktu.b.
2) Bebas Kepemilikan. Media dan komunitas online memang dibuat oleh
suatu pihak(personal/institusi).
3) Bebas sekat social. Media dan komunitas tidak mengenal sekat-sekat
sosiallayaknya media/komunitas di dunia nyata (offline).
4) Bebas interfensi. Hingga titik tertentu, semua media atau komunitas
internet bebasinterfensi pihak luar.
5) Tidak adanya batasan jarak, ruang dan waktu. Artinya informasi
tersebut akan bisamenjangkau dan dijangkau oleh siapapun, di
manapun, kapanpun.f.
6) Anonim. Anonim adalah suatu sifat yang merujuk
padaketidakjelasan/ketidakpastian identitas seserang/suatu pihak.
7) Aksesibilitas Tinggi. Siapapun Anda, dimanapun berada, kapanpun
mau, Anda bisamengakses informasi yang ada di media atau
komunitas apapun di dunia maya.Kelebihan media online/internet
8) Berita langsung dapat diterbitkan. Setelah diposting secara otomatis
bisalangsung terbit tanpa harus dicetak
9) Banyak pilihan
10) Gabungan dari audio, visual, gambar dan tulisan

2. Kelemahan online
1) Untuk mendapatkan berita harus selalu terhubung dengan internet,
jadi hanyaorang yang mampu untuk browsing yang bisa menikmati
media online atau darikalangan tertentu
2) Biaya relative mahal karena harus memiliki PC atau laptop dan wifi,
hotspot atauspeed
3) Belum meratanya jaringan internet, apalagi di pedesaan yang jauh
dari jaringaninternet. Karena biasanya hanya orang perkotaan yang
bisa mengakses internet.

9
4) Kebanyakan isi belum bisa dipertanggungjawabkan karena media
online tidakada pengeditan atau filter. jadi penulis atau yang
memposting berita biasanyadari berbagai macam kalangan.

2.2 Strategi Manajemen Media


2.2.1 Manajemen media televisi
Secara garis besar yang kita tau bahwa televisi tentunya membuat
sebuah program yang menarik agar banyak ditonton oleh audiens. Ketika
banyak audiens yang menononton, pihak stasiun tv akan semakin
diuntungkan. Namun, yang perlu kita ketahui di industri televisi ada
banyak jenis produksi yang mereka lakukan. Perbedaan jenis siaran tv
yang dilakukan pun juga menentukan produk apa yang akan mereka buat.
Macam-macam produksi yang dilakukan oleh pelaku industri tv antara
lain : Produksi susunan channel Membuat susunan untuk beberapa
channel yang dirasa memiliki kualitas bagus merupakan prioritas utama
bagi tv kabel dan tv satelit. Para eksekutif di perusahaan tv kabel dan
satelit percaya bahwa banyaknya dan kualitas channel yang mereka
tawarkan akan memengaruhi minat untuk berlangganan.
Ada tiga hal yang menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan
channel lineups. Pertama, keterbatasan sistem teknologi. Jumlah saluran
yang dapat disalurkan oleh kabel dan satelit memiliki keterbatasan. Hal
ini tergantung pada kemampuan kabel yang digunakan dan seberapa
banyak dana yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperbarui
perangkat mereka. Pertimbangan kedua adalah biaya lisensi yang harus
dibayar perusahaan tv kabel dan satelit kepada pihak penyedia jaringan.
Pihak penyedia jaringan akan mendapatkan beberapa persen perolehan
dari setiap pelanggan tv kabel atau satelit. Tentunya perusahaan tv kabel
dan satelit akan lebih memprioritaskan channel yang memiliki biaya
lisensi murah dan lebih populer, ketimbang saluran yang menuntut biaya
lisensi yang lebih tinggi.Pertimbangan ketiga yaitu peran pemilik
jaringan. Terkadang beberapa channel atau jaringan tidak masuk dalam
sebuah channel lineup bukan berarti pihak tv kabel atau satelit tidak
mampu membayar, atau teknologi yang mereka miliki kurang memadai.
Bisa jadi hal itu dikarenakan pemilik jaringan tidak menghendaki
jaringannya ada di channel lineup tersebut.
Memproduksi channel sendiri ini bisa dilakukan oleh semua jenis
televisi. Namun yang perlu kita ingat adalah memproduksi channel
sendiri merupakan tantangan yang besar bagi stasiun tv. Bayangkan kamu
memiliki waktu 24 jam sehari, dan 365 hari selama setahun. Selama itu

10
kamu harus memikirkan apa saja konten yang dapat ditampilkan untuk
tayang di televisi.
Ketika memproduksi sebuah channel ada hal-hal yang harus kamu
ketahui. Pertama, menentukan audiens seperti apa yang menjadi sasaran
dari channel yang kita buat. Di tahap ini kamu harus tau juga kompetitor
dari channel-mu, ketertarikan pihak sponsor terhadap channel yang akan
dibuat, biaya pembuatan program acara, dan ranah audiens yang
tersedia.Yang kedua adalah rating. Sebagai pemilik program dan channel
tentunya rating menjadi penentu keberlangsungan program acara. Seperti
yang sudah dibahas di atas, lembaga peneliti rating bisa mengetahui
perilaku audiens saat menonton tv. Data-data perilaku audiens ini bisa
digunakan untuk meramu program agar lebih menarik.Ketiga, menyusun
jadwal.
Dalam sebuah channel ada banyak hal yang perlu diatur. Kamu harus
bisa menyusun dan membagi waktu untuk durasi program dan iklan.
Kamu juga harus bisa menempatkan program yang tepat di waktu
primetime.Yang terakhir adalah membuat program sendiri. Ketika
membuat sebuah channel tentunya kita akan berpikir untuk mengisinya
dengan berbagai program. Kita bisa membuat program acara sendiri
untuk channel kita. Di sisi lain, hal ini juga menambah kompleksitas
dalam channel.

2.2.2 Manajemen media Radio


Kegiatan manajemen merupakan suatu kerangka kerja yang tersusun
secara sistematis meliputi merencanakan, mengorganisasikan,
menggerakkan, mengendalikan dan mengevaluasi suatu tindakan yang
melibatkan sejumlah orang dalam suatu komunitas yang memiliki suatu
tujuan nyata yang akan dicapai berdasarkan proses produksi yang baik.
Dalam strategi manajemen media penyiaran radio Mora FM memiliki
beberapa tahapan yaitu tahap persiapan (planning), tahap mengumpulkan
data (organazing), tahap penyusunan program acara dan tahap
pengawasan (controlling) dan evaluasi dari program acara yang disiarkan.
pada setiap tahap memiliki beberapa proses yaitu :

1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yaitu mengumpulkan data mengenai siapa audiens,
pendengar dari program radio berdasarkan segmentasi yang sudah
ditetapkan melalui rapat yang mengumpulkan seluruh anggota dari
karyawan stasiun penyiaran radio sebelum program radio tersebut

11
disiarkan. Segmentasi dari program siaran Radio Mora FM adalah kawula
muda dan orangtua. Setelah menentukan siapa segmentasi, nama acara,
isi program siaran, pembawa acara, dan bintang tamu bila diperlukan dari
setiap program acara tersebut. Dalam tahapan menjalankan program
siaran radio yang pertama dilakukan mulai dari perkiraan judul, dan isi
program yang akan disiarkan, selanjutnya adalah penetapan program
acara seperti jam berapa akan disiarkan, siapa penyiarnya, berapa lama
durasi siaran program radio yang akan disiarkan, siapa
narasumbernya,lagu yang akan siarkan dalam program acara radio, iklan
pendukung dari program siaran radio dan segmentasi pendengar dari
radio. Dengan tahapan tersebut, akan tercipta positioning dari radio yaitu
pendengar radio yang seperti apa yang akan mendengar radio tersebut.
Seperti stasiun radio Mora FM yang segmentasinya adalah kalangan
kawula muda dari umur 21 tahun sampai orangtua sedangkan positioning
dari Radio Mora FM ini adalah radio yang memberikan informasi
mengenai persamalahan hukum yang terjadi di masyarakat Indonesia.

2. Tahap Mengorganisasikan
Tahap mengorganisasikan, setiap karyawan bekerja berdasarkan
keahlian dan jobs description yang diamanahkan kepada karyawan
tersebut berdasarkan SOP dari manajemen media penyiaran radio Mora
FM. Dalam menempatkan program acara siaran radio, dituntut untuk bisa
memberikan program acara siaran radio yang bisa memberikan manfaat
atas program acara siaran yang berisikan informasi, berita dan hiburan
yang berkualitas bagi pendengar radio. 3. Tahap pelaksanaan, manajer
dari program acara menggerakkan para kru untuk bekerja efektif. Dengan
tetap menjaga hubungan dan komunikasi yang lancar sesama karyawan
agar tidak terjadi miscommunication, memotivasi karyawan agar bekerja
lebih aktif, giat dan kreatif dalam bekerja dan meningkatkan rasa
memiliki pada perusahaan media penyiaran dan mencintai pekerjaan
tersebut.

3. Tahap pengendalian dan Evaluasi (Controlling)


Tahap pengendalian dan evaluasi (controlling) dilakukan pada setiap
hari selama program siaran berlangsung sehingga permasalahan yang
dihadapi pada saat siaran di hari berikutnya tidak akan terjadi. Permasalah
tersebut dibicarakan pada saat rapat sebelum program acara radio
disiarkan atau disampaikan kepada audiens.

12
Pada tahapan pengendalian dan evaluasi program acara siaran radio,
setelah program siaran on air selesai, manajer produksi program siaran
radio biasanya memulai sebuah rapat yang membahas kendala yang
dihadapi saat on air seperti kendala dalam kesalahan teknis saat siaran
program radio yaitu suara penelpon yang terputus dan sulit untuk masuk,
suara penyiar yang tidak terdengar jelas saat on air dan menerima kritikan
dari pendengar saat on air. Evaluasi program siaran juga dibahas pada
saat rapat mengenai kelebihan atau hal-hal yang positif terjadi pada saat
siaran radio yang bisa menjadi keunggulan siaran radio tersebut.
Pada tahap proses pengendalian program siaran radio dan evaluasi
program siaran radio dalam manajemen media Radio Mora FM
melakukan rapat dari pimpinan sampai dengan seluruh anggota dari
Radio Mora FM. Pada tahap pengendalian program siaran radio dengan
cara mengkomunikasikan hambatan dalam siaran, memantau isi program
siaran sesuai dengan UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002 dan SP3S. Jika
mengikuti sesuai dengan peraturan tersebut, Radio Mora FM sudah
mematuhi tata cara menjalankan manajemen penyiaran radio ini dengan
baik.
Dalam mengendalikan program siaran radio dikendalikan oleh
pimpinan Radio Mora FM yang dibantu oleh Koordinator program siaran.
Koordinator program ini melakukan peninjauan dan evaluasi apakah
program siaran berjalan lancar, apakah program siaran radio sudah
mampu menarik jumlah pendengar yang banyak, sehingga apa yang
diinginkan dan diharapkan oleh stasiun Radio Mora FM menjadi terwujud
yaitu menjadi radio yang selalu ada dihati masyarakat dan menjadi radio
Mora FM yang selalu memberikan informasi yang bertanggung jawab
dan beretika di setiap program siaran radio.

2.2.3 Manajemen media surat kabar


Manajemen media merupakan tindakan yang terfokus pada
bagaimana menyiapkan perangkat manajerial usaha pemberitaan.
Bagaimana sebuah berita diproduksi dari tahap perancangan, persiapan,
pelaksanaan, sampai pada evaluasi dan hasil akhirnya. Tahapan tersebut
tidak hanya digunakan pada pengaturan ketika peliputan di lapangan,
tetapi juga ketika mempersiapkan perangkat pemberitaan sejak media itu
berdiri (Septiawan Santana,2005 :183). Sebelum terjun langsung dalam
bisnis penerbitan pers, pengelola media harus dapat menyesuaikan diri,
dengan mencoba menguasai situasi untuk kepentingan pangsa pasar.
Kekuatan finansial dan stabilitas komersial, merupakan jaminan terhadap

13
perkembangan penerbitan pers. Maka dari itu, manajemen harus mampu
mempergunakan sumber daya yang dimilikinya (Djuroto,2004:97).

Dalam menjalankan dan mengembangkan perusahaan pers, pemimpin


umum bertugas dan bertanggung jawab di perusahaan media tersebut,
baik bidang redaksi, bidang usaha, dan percetakan. Namun, media cetak
yang hanya memiliki dua bidang,yaitu redaksi dan perusahaan. Hal ini
karena ada perusahaan pers yang meletakkan bagian percetakannya
dibawah bidang redaksi atau perusahaan tersebut tidak memiliki
percetakan, tetapi mencetakkannya ke lembaga lain Moondry (2008:123).

Sedangkan menurut Djuroto(2004:15-41), pada umunya secara


sederhana organisasi manajemen media cetak dapat di rumuskan ke dalam
bagian sebagai berikut:

1. Top Management (Pimpinan Umum)


Pemimpin umum adalah orang pertama dalam suatu perusahaan
pers. Ia mengendalikan perusahaannya, baik di bidang redaksional
maupun di bidang usaha. Pemimpin umum bisa dari pemilik
perusahaan itu sendiri atau orang lain yang dipercaya untuk
memegang perusahaan.

Pemimpin umum bertanggung jawab terhadap maju mundurnya


perusahaan yang dipimpinnya.Ia mempunyai kekuasaan yang
luas,mengambil kebijaksanaan, menentukan arah perkembangan
penerbitannya,dan memperhitungkan rugi laba dari perusahaannya.
Karena kewenangannya itu, pemimpin umum berhak mengangkat
dan memberhentikan karyawan, sesuai dengan yang dibutuhkannya.

2. Redaksional (Bidang Redaksi)


Bagian redaksional adalah bagian yang mengurus pemberitaan.
Bagian yang dipimpin oleh pimpinan redaksi ini bertanggungjawab
atas pekerjaan yang terkait dengan pencarian dan pelaporan berita.
Maka, bagian ini disibukkan oleh proses rapat redaksi yang
memutuskan peristiwa apa yang diangkat dan mana yang
ditangguhkan.

Dengan demikian, seorang pemimpin yang membawahi bidang


redaksional dibantu oleh berbagai jabatan redaksional. Jabatan
tersebut antara lain redaktur pelaksana, redaktur (editor), serta para

14
wartawan dan koresponden yang mencari dan melaporkan peristiwa
yang hendak diberitakan.

3. Bidang Cetak
Bidang ini merupakan bagian yang memproduksi naskah–naskah
pemberitaan, opini, dan informasi lainnya.Bidang ini terkait dengan
peralatan yang dibutuhkan oleh sebuah media pemberitaan. Dalam
media cetak, bagian ini akan berurusan dengan segala peralatan dan
teknologi percetakan. Baik perusahaan penerbitan pers yang
memiliki percetakan sendiri, maupun penerbitan pers yang tidak
memiliki percetakan sendiri dan mencetakkan produk
pemberitaanya kepada perusahaan percetakan yang menerima order
percetakan dari pihak lain.

4. Business Department (Bidang Usaha)


Bidang ini bertanggungjawab terhadap penanganan administrasi
perusahaan serta manajemen bisnis pada umumnya, termasuk
pengaturan biaya operasional, urusan personalia dan
periklanan.Dengan demikian, bagian yang ada dalam lingkup
bidang usaha antara lain bagian iklan, sirkulasi, keuangan, layanan
pelanggan, personalia, dan teknik.

2.2.4 Manajemen Media Online


Manajemen media online secara praktis artinya mengelola situs web
berita atau website instansi/perusahaan. Konsep manajemen media online
dalam postingan ini bisa diterapkan di situs berita maupun situs web
resmi lembaga, bahan di website pribadi (blog).

1. Fungsi Manajemen Media Online


Fungsi manajemen media online hakikatnya sama dengan fungsi
manajemen secara umum. Misalnya fungsi manajemen menurut Geroge
Terry dalam Principles of Management yang dikenal dengan singkatan
POAC.

1. Planning (perencanaan)

2. Organizing (pengorganisasian)

3. Actuating (penggerakan, pengarahan, pelaksanaan)

15
4. Controlling (pengawasan, termasuk evaluasi).
Dalam manajemen media online, perencanaan dimulai dengan
membuat media online resmi agar kredibel, termasuk langkah paling awal
yaitu memilih nama domain dan nama media. Dalam perencanaan ini,
ditentukan elemen manajemen media online –desain, konten, pemasaran–
yang akan dibahas di bagian berikutnya dalam artikel ini.

Dalam pengorganisasian, dibentuk tiga tim untuk mengelola media


online:

1. Tim Redaksi (Editor Department) — terdiri dari pemimpin


redaksi, redaktur (editor), dan reporter –termasuk fotografer.
2. Tim Pemasaran (Marketing Department) — terdiri dari manajer
pemasaran atau pemimpin usaha, staf promosi, termasuk tim
media sosial untuk Social Media Marketing (SMM).
3. Tim IT (Information Technology) — terdiri dari web developer,
web designer, webmaster, dan SEO specialist.

Elemen Manajemen Media Online


Di berbagai pelatihan tentang media online, termasuk pelatihan
mengelola situs web instansi/perusahaan, saya biasa mengklasifikasi
manajemen media online dalam tiga bagian: desain, konten, dan
pemasaran.

1. Desain Media Online


Bagian desain (web design) bertanggung jawab atas tampilan
website. Desain media online hendaknya ringan (fast loading),
bersih (clean), ramah pengguna (user friendly), ramah seluler
(mobile friendly) atau responsive, dan ramah mesin pencari (SEO
friendly).
Bagian desain ini bisa hanya satu orang, yakni seorang web
desainer atau web developer. Bagian desain ini pula bertanggung
jawab atas SEO Website. Di media konvensional (cetak), bagian
desain ini adalah divisi penerbitan atau percetakan (publishing
department) yang menangani desain layout (tata letak) media
hingga percetakan.
Di media elektornik, bagian desain ini adalah bagian teknik
yang mengurusi peralatan siaran (broadcasting tools) mulai dari
pemancar, antena, hingga mixer (audio console) dan mikrofon di
ruang studio.

16
2. Konten
Bagian konten atau isi media dikelola oleh tim redaksi
(editorial department), yaitu para wartawan. Struktur organisasi
redaksi media umumnya terdiri dari:

* Pemimpin Redaksi

* Redaktur/Editor

* Reporter/Fotografer

* Koresponden/Kontributor.

Dari segi tulisan atau jenis informasi, konten media online


secara umum sama dengan media cetak,  yaitu berita, artikel, dan
feature. Dari segi format, konten media online tidak hanya berupa
teks (tulisan), tapi juga format lain, seperti video dan audio,
sebagaimana karakteristik media online. Dari segi topik, konten
media online bisa beragam, mulai sosial, politik, ekonomi,
hiburan, hingga olah raga, atau fokus ke topik tertentu, misalnya
sport, teknologi, pertanian, kesehatan, atau dunia selebritas.

3. Pemasaran
Bagian Pemasaran (marketing) bertanggung jawab
mempromosikan media secara online dan offline.Pemasaran
secara online disebut Online Marketing, termasuk Social Media
Marketing (SMM) dan Social Media Optimization (SMO).
Bagian pemasaran atau promosi ini bertugas mempromosikan dan
menyebarkan konten media ke berbagai akun media sosial,
terutama Facebook dan Twitter. Tentu saja, bagian marketing ini
pula yang mencari sponsor, iklan.

2.3 Analisis Kasus Dan Pembahasan

PERAN MEDIA SOSIAL DALAM MANAJEMEN MEDIA ONLINE TIRTO.ID

Dengan adanya perkembangan pada teknologi komunikasi dan informasi telah


membawa perubahan besar dalam industri komunikasi, dalam menghadapi dinamika
perubahan yang terjadi, media sosial sebagai wadah dalam mempromosikan produk
yang dimiliki dan juga sebagai wadah dalam konten untuk pengiklan. Peran media

17
sosial yang digunakan akhirnya berimbas kepada sirkulasi manajemen redaksional
yang berjalan, dalam penggunaan peran media sosial terdapat dua poin sebagai acuan,
yaitu :

1. Memberikan informasi yang mencerahkan


Media online hadir ditengah masyarakat sebagai media yang
mencerahkan untuk melengkapi informasi yang lowong dengan memberikan
informasi dengan data data yang mendalam, narasi long-form, memberikan
informasi yang memiliki nilai dan manfaat bagi masyarakat.

2. Strategi dalam Mengelola Konten


Memainkan dinamika bahasa dalam penulisan dan penggunaan media
sosial sebagai wadah untuk berinteraksi dengan pembaca menjadi strategi
dalam mengelola konten.

Peran media sosial yang digunakan oleh media online dalam sirkulasi
manajemen redaksional memberikan perubahan yang signifikan pada fungsi
manajemen, selain terhadap produsen media sosial juga mampu merubah sirkulasi
pada konsumen. Dengan media sosial membuat adanya dorongan yang signifikan
karena adanya proses partisipasi dan umpan balik yang diberikan pembaca terhadap
produk yang diunggah. Dengan menggunakan platform media sosial publik dapat
memberikan informasi kepada perusahaan media untuk disebarkan lebih luas lagi
yang mengakibatkan munculnya istilah jurnalisme warga. Perubahan yang terjadi
pada sirkulasi manajemen redaksional dengan adanya media sosial antara lain:

1. Media Sosial Merubah Skema Pemberitaan pada Tahap Perencanaan


Konsep yang diusung tirto.id ialah jurnalisme presisi dengan teknik
penulisan jurnalisme sastrawi, penyajian dengan tampilan infografik dan
video infografik. Pada tahapan ini kehadiran media sosial digunakan sebagai
wadah dalam promosi produk yang dibuat oleh divisi redaksi dan juga
digunakan untuk konten para pengiklan dalam kata lain sebagai etalase
produk tirto.id. Dalam pengelolaan media sosial, tirto.id memberikan
tanggung jawab kepada divisi media sosial untuk mengelola kembali produk
yang dibuat oleh divisi redaksi yang nantinya akan diunggah pada kanal-kanal
sosial media tirto.id.
Dalam praktiknya tampilan infografik dan video infografik yang
digunakan pula oleh divisi media sosial dalam menarik pembaca, namun
tampilan yang didesain akan berbeda disetiap sosial media karena demografis
yang dimiliki setiap sosial media berbeda. Penggunaan bahasa dalam
pembuatan narasi atau caption pun akan berbeda. Selain tampilan infografik,

18
saat ini divisi media sosial juga memanfaatkan fitur IG TV untuk mengelola
rubrik periksa data dengan konten AADD (ada apa dengan data). Untuk kanal
youtube divisi media sosial akan membuat konten animasi berdurasi 3-5 menit
yang didalam video tersebut menggunakan tokoh animasi pak Tirto yang
berperan dalam memberikan informasi, alur cerita dan desain dibuat
semenarik mungkin dengan visual yang lebih modern.

2. Media Sosial mempengaruhi Sumber Daya Manusia


Dalam tahap pengorganisasian terdapat konsep manajemen sumber
daya manusia, untuk sumber daya manusia mayoritas yang berada pada
tirto.id merupakan penulis senior yang berpengalaman dalam dunia jurnalis,
blogger, novelis, kolomunis yang mampu memproduksi tulisan yang
mendalam serta narasi long-form sebagaimana gaya penulisan tirto.id, juga
mampu menjadi seorang manajer database yang dimaksud ialah penulis yang
mampu menulis informasi lebih mendalam dan memiliki pengetahuan yang
luas.
Untuk mendapatkan kriteria tersebut tirto.id membuka dua kantor di
Jakarta dan Yogyakarta, selain untuk mensupport sumber daya manusia
keberadaan dua kantor yang berbeda ini juga untuk mensupport data terutama
untuk rubrik hard news. Namun tak semua anggota berisikan penulis-penulis
senior, dibeberapa divisi khususnya divisi yang bersentuhkan langsung
dengan sosial media, beranggotakan orang-orang yang lebih muda dengan
jiwa kreatifitas yang tinggi, yang paham tentang alur sosial media dan juga
mampu dalam mengelola media sosial. Hal tersebut terjadi karena efek dari
peran media sosial yang digunakan tirto.id pada saat ini dalam fungsi
manajemen.
Dalam susunan struktur organisasi, hal yang paling menonjol ialah ada
nya dua divisi yang dibuat khusus oleh tirto.id yaitu divisi media sosial
dengan tanggung jawab mengelola kanalkanal sosial media tirto.id dan divisi
riset mandiri yang bertanggung jawab dalam pengelolaan data-data berupa
data statistik dan juga sebagai penyuplai data untuk rubrik yang ada pada
tirto.id. Pada divisi media sosial, terdapat beberapa anggota dengan tanggung
jawab yang berbeda, akan tetapi yang paling menonjol ialah adanya analis
data yang bertugas dalam melaporkan data yang muncul disetiap postingan
untuk kepentingan strategi seperti pengembangan produk dan iklan.
3. Tahap Pelaksanaan Keredaksian Tirto.id
Tahap pelaksaan pada keredaksian tirto melalui proses panjang, yaitu
penentuan tema, riset, peliputan, penulisan, penyuntingan, verifikasi, dan
publikasi. Pada tirto.id proses verifikasi dilakukan sebelum produk di

19
publikasi hal tersebut untuk meminimalisir kesalahan pada data yang
dimunculkan di produk tirto.id. Dalam proses penentuan tema peran media
sosial yang paling besar pengaruhnya ialah pada rubrik mild report, dalam
proses penentuan tema divisi media sosial akan diberikan ruang untuk
memberikan saran atau referensi dalam penentuan tema hal tersebut karena
skema pada pemberitaan yang sudah berubah dan juga saat ini sirkulasi dalam
pola komunikasi media sudah tidak lagi satu arah melainkan dua arah yang
dimana komsumen atau pembaca saat ini sudah lebih aktif dalam interaksi
media melalui fitur yang ada di media sosial.
Dalam proses pembuatan konten divisi media sosial akan merubah
gaya penulisan yang ada pada produk sebelumnya dan juga akan merubah
tampilan infografik untuk menyesuaikan demografis disetiap sosial media.
Dalam pengambilan produk, divisi media sosial selain mengelola produk yang
ada pada rubrik mild report, terkadang juga mengambil dari produk rubrik
lainnya mengikuti kebutuhan yang ada pada sosial media. Selain mengelola
kembali produk redaksi media sosial juga menjadi tim rekomendasi dalam
waktu untuk pengunggahan produk iklan. Dalam pengunggahan konten di
sosial media, divisi media sosial memilki waktu-waktu tertentu. Untuk
instagram divisi media sosial akan mengunggah konten tiga kali sehari yaitu
pagi, siang, sore berupa konten infografik dan ditutup pada malam hari
dengan konten video infografik. Untuk instastory pun sama yaitu tiga kali
pagi, siang, dan sore. Untuk twitter dan facebook akan mengunggah konten
satu jam sekali atau bisa 10-15 menit sekali jika dirasa keadaan sedang ramai.

4. Media Sosial Sebagai Bahan Evaluasi Kinerja


Pada proses evaluasi tirto.id melakukan dua proses yaitu melalui tatap
muka dan melalui pesan instan. Sanksi dan reward pun diberlakukan tirto.id
untuk para anggotanya. Selain itu dalam proses evaluasi hasil laporan yang
dibuat oleh analis data digunakan sebagai referensi evaluasi untuk para
anggota baik untuk kinerja dan dalam pembuatan konten. Untuk rapat evaluasi
dilakukan setiap hari Senin, Rabu atau Jumat yang dihadiri oleh seluruh
jajaran staf tirto.id.

SIMPULAN ANALISIS

Dari analisis yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai Peran
Media Sosial dalam Manajemen Media sebagai berikut, tirto.id sebagai perusahaan
media online yang berjalan pada jalur jurnalisme presisi menggunakan media sosial
sebagai linimasa dalam promosi produk serta sebagai wadah dalam mencari

20
pengiklan, dalam tahapan perencanaan konsep adanya media sosial juga telah
merubah skema pemberitaan pada rubrik mild report isi dari pemberitaan mild report
saat ini 70% bersumber dari media sosial dan digunakan juga sebagai penutup
keterlambatan dalam rubrik indepth. Hadirnya media sosial dan peran yang
digunakan oleh tirto, berimbas pada sirkulasi penentuan tema dimana media sosial
digunakan sebagai referensi dalam penentuan tema berita hal itu terjadi karena
adanya interaksi yang dilakukan oleh pembaca atau konsumen terhadap produsen
atau pembuat berita dalam hal ini tirto.id melalui fitur yang ada di media sosial,
sirkulasi dalam jurnalisme tidak lagi satu arah melainkan menjadi dua arah dan itu
disebabkan karena kehadiran media sosial ditengah-tengah masyarakat.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

22
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal

Rahmitasari, D. H. (Ed.). 2017. Manajemen Media di Indonesia. Jakarta: Yayasan


Pustaka Obor Indonesia.

Safitri, Dini dkk. 2017. Kampanye Public Relations. Jakarta: UNJ Press.

Wahyudi, JB. 1994. Dasar-dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Link

https://tambahpinter.com/manajemen-media-televisi/

http://semangatinformasi.blogspot.com/2018/01/makalah-manajemen-penyiaran-
radio.html?m=1

http://eprints.umm.ac.id/27974/2/jiptummpp-gdl-ananurmeta-29436-2-babi.pdf

http://eprints.ums.ac.id/57912/3/PRINT%20RISKI
%21%21%21%21%21%21%21%21.pdf

23
24

Anda mungkin juga menyukai