DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..........................................................................................................................6
2.1 Karakteristik/ Jenis-Jenis Media...............................................................................6
2.2 Strategi Manajemen Media.....................................................................................10
2.3 Analisis Kasus Dan Pembahasan.............................................................................17
BAB III.....................................................................................................................................22
PENUTUP................................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian
Fungsi
Pada dasarnya proses dari manajemen media terdiri dari tahap perencanaan,
produksi, dan menyiarkan konten media. Selain itu, manajemen media juga
mempunyai tahap pelaksanaan yang mana pada tahap ini disinkronisasikan dengan
tahapan penyiaran dan setiap tahap yang ada selalu diorientasikan dengan tujuan yang
ingin dicapai.
1
Dalam pengelolaan manajemen media, setiap tahapan kegiatan yang dilakukan
harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan suatu lembaga atau institusi media. Apabila
terjadi penyimpangan maka artinya ada tahapan yang tidak sesuai dengan ketentuan
yang ada. Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen media yang beroperasi sesuai
dengan fungsinya. Ada lima fungsi manajemen media, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, koordinasi, dan pengaturan.
Pada fungsi perencanaan, pihak dari manajemen media akan membuat rencana
yang dilaksanakan pada waktu tertentu. Pada fungsi pengorganisasian, sumber daya
digunakan secara maksimal untuk melaksanakan semua rencana yang sudah
ditetapkan sebelumnya. Pada fungsi kepemimpinan, terdapat seorang pemimpin yang
mampu untuk memotivasi agar bawahannya dapat melakukan pekerjaannya dengan
semangat sehingga target yang sudah direncanakan dapat terwujud. Pada fungsi
koordinasi, bergabung dengan fungsi kepemimpinan yang mana pemimpin berperan
besar dalam tercapainya sebuah rencana. Pada fungsi pengaturan, adanya peranan
dari pemimpin untuk bisa mengendalikan, memantau, memonitoring kemajuan dari
perencanaan dan apabila terjadi perubahan akibat dari keadaan yang mendesak maka
dalam fungsi ini juga diatur mengenai hal tersebut. Berikut penjelasan fungsi
manajemen media secara lebih detail menurut Wahyudi dalam Safitri dkk (2018):
1. Perencanaan
Fungsi perencanaan merupakan unsur yang sangat penting dalam
manajemen media. Dalam hal ini perencanaan akan menjadi pegangan bagi
pimpinan dalam melaksanakan program media. Melalui fungsi perencanaan
maka dapat dipersatuan kesamaan pandangan, tindakan, dan sikap yang
dilakukan dalam pelaksanaan di lapangan. Dengan adanya fungsi perencanaan
maka akan diketahui secara jelas tujuan jangka panjang, tujuan jangka
menengah, dan tujuan jangka pendek.
Teknis dalam pembuatan rencana biasanya dilakukan berdasarkan skla
prioritas. Pembuat rencana akan membuat terlebih dahulu daftar pekerjaan
yang mana harus dikerjakan. Biasanya skala prioritas dibuat berdasarkan
2
seberapa mendesaknya suatu rencana tersebut untuk segera dilaksanakan atau
berdasarkan penting tidaknya untuk dilaksanakan.
Dalam fungsi perencanaan hal yang pertama dilakukan adalah
menentukan tujuan, biaya, meotde kerja, prosedur, dan program. Kemudian,
perencanaan akan direncanakan secara terencana dan sesuai dengan
tahapannya hingga tercapai tujuannya. Sedangkan akhir dari fungsi
perencanaan adalah evaluasi yang mana disetiap akhir perencanaan harus
dilakukan evaluasi.
2. Pengorganisasian
Secara klasik, organisasi diartikan sebagai sebuah struktur yang
mengambarkan hierarki. Sedangkan secara modern, organisasi diartikan
sebagai suatu hubungan kerja sama antarmanusia guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya (Wahyudi, 1994: 77). Meskipun demikian,
organisasi dapat diartikan sebagai suatu susunan dengan bagian-bagian yang
terpadu sehingga hubungan diantara mereka dipengaruhi oleh hubungan
secara keseluruhan. Di beberapa organisasi modern tetap ada ditemukan
struktur organisasinya, tetapi stukturnya tidak bersifat hierarki, namun
struktur hubungan antar bagian.
3. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah unsur utama pada pelaksanaan manajemen
media. Pada manajemen media, peran pemimpin yang baik dalam fungsi
pelaksanaan adalah membangkitkan dan mendorong seluruh anggota untuk
berusaha keras dalam mencapai tujuan. Setiap anggota bekerja secara ikhlas
dan sesuai dengan perencanaan. Pemimpin yang baik akan mengorganisasikan
anggota kelompoknya sebagai seorang motivator penggerak dan pengawas.
Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh pemimpin berguna untuk
menilai apakah segala sesuatu yang sedang berlangsung sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan sebelumnya, apakah sudah sesuai dengan
intruksi yang sudah diberikan, dan apakah sudah sesuai dengan prinsip-prinsip
yang ada. Pada manajemen media, sistem pengawasan akan dikontrol oleh
3
pemimpin yang ada pada setiap bagiannya. Hal tersebut dilakukan karena
output siaran memiliki dampak yang sangat luas untuk masyarakat.
Fungsi pengawasan ini dilakukan sebagai tindakan preventif atau
tindakan pencegahan, karena dengan adanya fungsi pengawasan dalam
manajemen media ini maka sebuah kesalahan dapat disadari dan diketahui
sedari awal serta dapat diperbaiki sebelum sebuah konten disiarkan.
4. Koordinasi
Dalam sebuah organisasi modern, adanya pembagian kegiatan di
dalam bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lainnya. Oleh sebab
itu, perlu adanya koordinasi antar bagian dalam manajemen media agar tujuan
organisasi dapat tercapai secara efektif. Kemampuan manajer dalam
melakukan koordinasi secara efektif ini dipengaruhi oleh kesadaran dari
anggota organisasi untuk komitmen terhadap organisasi.
Koordinasi berarti sebagai suatu proses yang mengintergrasikan tujuan
dan kegiatan dari satuan yang ada dalam unit-unit organisasi guna mencapai
tujuan organisasi. Ada pula beberapa para ahli yang menyimpulkan bahwa
coordinating mempunyai kesamaan dengan managing. Oleh karena itu,
seorang manajer disebut juga sebagai seorang koordinator.
Koordinasi ini merupakan cara yang dilakukan untuk menyelaraskan
kesatuan, pekerjaan, dan anggota kelompok agar bisa bekerja sama secara
tertib dan seirama menuju kearah tercapainya sebuah tujuan, tanpa adanya
kekacauan, penyimpangan, bahkan kekosongan kerja. Koordinasi bisa juga
dimaknai sebagai sebuah proses untuk menyatupadukan sasaran dan kegiatan
dari unit-unit pada suatu organisasi, instansi atau lembaga agar tujuannya
tercapai secara efektif dan efisien.
5. Pengaturan
Controlling atau pengaturan mengandung pengertian adanya penilaian
atas pelaksanaan pekerjaan dalam manajemen media. Agar sebuah penilaian
tersebut bersifat objektif maka dalam prosesnya terdapat koordinasi di dalam
4
organisasi yang mana pengaturannya disesuaikan dengan aturan yang sudah
disepakati bersama.
Pengaturan yang ada dalam manajemen media dapat berarti sebagai penataan
atau pengelolaan dalam konteks organisasi media yang secara khusus
memiliki keterkaitan dengan tugas pokok dan fungsi manajer pada lembaga
media mengenai pembuatan, pelaksanaan, dan evaluasi program kerja media.
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
3. Trend Televisi
Sukses suatu program acara pada media televisi seringkali diikuti oleh
stasiun TVlainnya dengan hal-hal yang sejenis (Copycat ).
4. Kelebilahan Televisi
1) Dapat dinikmati oleh siapa saja
2) Dapat menjangkau daerah yang luas
3) Waktu siarannya sudah tertentu
4) Memiliki daya penyimpanan dan pengaruh yang kuat karena dapat
emmberikankombinasi antara suara dengan gambar yang bergerak
5) Memudahkan para audiensnya untuk memahami yang diiklankan
6) Tidak memerlukan keahlian dan kemampuan membaca seperti pada
mediacetak. Dengan gambar-gambar, semua orang sudah cukup
mengerti maknanya.
5. Kelemahan Televisi
1) Biaya relative tinggi
6
2) Hanya dapat dinikmati sebentar (pesan berlalu sangat cepat)
3) Khalayak yang selektif (tidak setajam media lainnya kemungkinan
menjangkausegmen tidak tepat karena pemborosan geografis)
4) Kesulitan teknis
5) Tidak semua tempat dapat dicapai gelombang penyiaran televisi
6) Tidak semua orang memiliki pesawat televise melihat harganya
yang relativemahal.
7
1) Daya Langsung : Radio siaran berkaitan dengan proses penyusunan
danpenyampaian pesan pada pendengarnya yang relatif cepat
2) Daya Tembus : Melalui benda kecil yang dnamanya radio siaran,
kita dapatmendengarkan siaran berita dari BBC di London, atau
ABC di Australia.
3) Daya Tarik : Disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga
unsur yang adapadanya, yakni musik, kata-ata dan efek suara.
8
5) Medium statis, karena tidak dilengkapi dengan audio video.
6) Sering terjadi kesalahan cetak
2. Kelemahan online
1) Untuk mendapatkan berita harus selalu terhubung dengan internet,
jadi hanyaorang yang mampu untuk browsing yang bisa menikmati
media online atau darikalangan tertentu
2) Biaya relative mahal karena harus memiliki PC atau laptop dan wifi,
hotspot atauspeed
3) Belum meratanya jaringan internet, apalagi di pedesaan yang jauh
dari jaringaninternet. Karena biasanya hanya orang perkotaan yang
bisa mengakses internet.
9
4) Kebanyakan isi belum bisa dipertanggungjawabkan karena media
online tidakada pengeditan atau filter. jadi penulis atau yang
memposting berita biasanyadari berbagai macam kalangan.
10
kamu harus memikirkan apa saja konten yang dapat ditampilkan untuk
tayang di televisi.
Ketika memproduksi sebuah channel ada hal-hal yang harus kamu
ketahui. Pertama, menentukan audiens seperti apa yang menjadi sasaran
dari channel yang kita buat. Di tahap ini kamu harus tau juga kompetitor
dari channel-mu, ketertarikan pihak sponsor terhadap channel yang akan
dibuat, biaya pembuatan program acara, dan ranah audiens yang
tersedia.Yang kedua adalah rating. Sebagai pemilik program dan channel
tentunya rating menjadi penentu keberlangsungan program acara. Seperti
yang sudah dibahas di atas, lembaga peneliti rating bisa mengetahui
perilaku audiens saat menonton tv. Data-data perilaku audiens ini bisa
digunakan untuk meramu program agar lebih menarik.Ketiga, menyusun
jadwal.
Dalam sebuah channel ada banyak hal yang perlu diatur. Kamu harus
bisa menyusun dan membagi waktu untuk durasi program dan iklan.
Kamu juga harus bisa menempatkan program yang tepat di waktu
primetime.Yang terakhir adalah membuat program sendiri. Ketika
membuat sebuah channel tentunya kita akan berpikir untuk mengisinya
dengan berbagai program. Kita bisa membuat program acara sendiri
untuk channel kita. Di sisi lain, hal ini juga menambah kompleksitas
dalam channel.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yaitu mengumpulkan data mengenai siapa audiens,
pendengar dari program radio berdasarkan segmentasi yang sudah
ditetapkan melalui rapat yang mengumpulkan seluruh anggota dari
karyawan stasiun penyiaran radio sebelum program radio tersebut
11
disiarkan. Segmentasi dari program siaran Radio Mora FM adalah kawula
muda dan orangtua. Setelah menentukan siapa segmentasi, nama acara,
isi program siaran, pembawa acara, dan bintang tamu bila diperlukan dari
setiap program acara tersebut. Dalam tahapan menjalankan program
siaran radio yang pertama dilakukan mulai dari perkiraan judul, dan isi
program yang akan disiarkan, selanjutnya adalah penetapan program
acara seperti jam berapa akan disiarkan, siapa penyiarnya, berapa lama
durasi siaran program radio yang akan disiarkan, siapa
narasumbernya,lagu yang akan siarkan dalam program acara radio, iklan
pendukung dari program siaran radio dan segmentasi pendengar dari
radio. Dengan tahapan tersebut, akan tercipta positioning dari radio yaitu
pendengar radio yang seperti apa yang akan mendengar radio tersebut.
Seperti stasiun radio Mora FM yang segmentasinya adalah kalangan
kawula muda dari umur 21 tahun sampai orangtua sedangkan positioning
dari Radio Mora FM ini adalah radio yang memberikan informasi
mengenai persamalahan hukum yang terjadi di masyarakat Indonesia.
2. Tahap Mengorganisasikan
Tahap mengorganisasikan, setiap karyawan bekerja berdasarkan
keahlian dan jobs description yang diamanahkan kepada karyawan
tersebut berdasarkan SOP dari manajemen media penyiaran radio Mora
FM. Dalam menempatkan program acara siaran radio, dituntut untuk bisa
memberikan program acara siaran radio yang bisa memberikan manfaat
atas program acara siaran yang berisikan informasi, berita dan hiburan
yang berkualitas bagi pendengar radio. 3. Tahap pelaksanaan, manajer
dari program acara menggerakkan para kru untuk bekerja efektif. Dengan
tetap menjaga hubungan dan komunikasi yang lancar sesama karyawan
agar tidak terjadi miscommunication, memotivasi karyawan agar bekerja
lebih aktif, giat dan kreatif dalam bekerja dan meningkatkan rasa
memiliki pada perusahaan media penyiaran dan mencintai pekerjaan
tersebut.
12
Pada tahapan pengendalian dan evaluasi program acara siaran radio,
setelah program siaran on air selesai, manajer produksi program siaran
radio biasanya memulai sebuah rapat yang membahas kendala yang
dihadapi saat on air seperti kendala dalam kesalahan teknis saat siaran
program radio yaitu suara penelpon yang terputus dan sulit untuk masuk,
suara penyiar yang tidak terdengar jelas saat on air dan menerima kritikan
dari pendengar saat on air. Evaluasi program siaran juga dibahas pada
saat rapat mengenai kelebihan atau hal-hal yang positif terjadi pada saat
siaran radio yang bisa menjadi keunggulan siaran radio tersebut.
Pada tahap proses pengendalian program siaran radio dan evaluasi
program siaran radio dalam manajemen media Radio Mora FM
melakukan rapat dari pimpinan sampai dengan seluruh anggota dari
Radio Mora FM. Pada tahap pengendalian program siaran radio dengan
cara mengkomunikasikan hambatan dalam siaran, memantau isi program
siaran sesuai dengan UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002 dan SP3S. Jika
mengikuti sesuai dengan peraturan tersebut, Radio Mora FM sudah
mematuhi tata cara menjalankan manajemen penyiaran radio ini dengan
baik.
Dalam mengendalikan program siaran radio dikendalikan oleh
pimpinan Radio Mora FM yang dibantu oleh Koordinator program siaran.
Koordinator program ini melakukan peninjauan dan evaluasi apakah
program siaran berjalan lancar, apakah program siaran radio sudah
mampu menarik jumlah pendengar yang banyak, sehingga apa yang
diinginkan dan diharapkan oleh stasiun Radio Mora FM menjadi terwujud
yaitu menjadi radio yang selalu ada dihati masyarakat dan menjadi radio
Mora FM yang selalu memberikan informasi yang bertanggung jawab
dan beretika di setiap program siaran radio.
13
perkembangan penerbitan pers. Maka dari itu, manajemen harus mampu
mempergunakan sumber daya yang dimilikinya (Djuroto,2004:97).
14
wartawan dan koresponden yang mencari dan melaporkan peristiwa
yang hendak diberitakan.
3. Bidang Cetak
Bidang ini merupakan bagian yang memproduksi naskah–naskah
pemberitaan, opini, dan informasi lainnya.Bidang ini terkait dengan
peralatan yang dibutuhkan oleh sebuah media pemberitaan. Dalam
media cetak, bagian ini akan berurusan dengan segala peralatan dan
teknologi percetakan. Baik perusahaan penerbitan pers yang
memiliki percetakan sendiri, maupun penerbitan pers yang tidak
memiliki percetakan sendiri dan mencetakkan produk
pemberitaanya kepada perusahaan percetakan yang menerima order
percetakan dari pihak lain.
1. Planning (perencanaan)
2. Organizing (pengorganisasian)
15
4. Controlling (pengawasan, termasuk evaluasi).
Dalam manajemen media online, perencanaan dimulai dengan
membuat media online resmi agar kredibel, termasuk langkah paling awal
yaitu memilih nama domain dan nama media. Dalam perencanaan ini,
ditentukan elemen manajemen media online –desain, konten, pemasaran–
yang akan dibahas di bagian berikutnya dalam artikel ini.
16
2. Konten
Bagian konten atau isi media dikelola oleh tim redaksi
(editorial department), yaitu para wartawan. Struktur organisasi
redaksi media umumnya terdiri dari:
* Pemimpin Redaksi
* Redaktur/Editor
* Reporter/Fotografer
* Koresponden/Kontributor.
3. Pemasaran
Bagian Pemasaran (marketing) bertanggung jawab
mempromosikan media secara online dan offline.Pemasaran
secara online disebut Online Marketing, termasuk Social Media
Marketing (SMM) dan Social Media Optimization (SMO).
Bagian pemasaran atau promosi ini bertugas mempromosikan dan
menyebarkan konten media ke berbagai akun media sosial,
terutama Facebook dan Twitter. Tentu saja, bagian marketing ini
pula yang mencari sponsor, iklan.
17
sosial yang digunakan akhirnya berimbas kepada sirkulasi manajemen redaksional
yang berjalan, dalam penggunaan peran media sosial terdapat dua poin sebagai acuan,
yaitu :
Peran media sosial yang digunakan oleh media online dalam sirkulasi
manajemen redaksional memberikan perubahan yang signifikan pada fungsi
manajemen, selain terhadap produsen media sosial juga mampu merubah sirkulasi
pada konsumen. Dengan media sosial membuat adanya dorongan yang signifikan
karena adanya proses partisipasi dan umpan balik yang diberikan pembaca terhadap
produk yang diunggah. Dengan menggunakan platform media sosial publik dapat
memberikan informasi kepada perusahaan media untuk disebarkan lebih luas lagi
yang mengakibatkan munculnya istilah jurnalisme warga. Perubahan yang terjadi
pada sirkulasi manajemen redaksional dengan adanya media sosial antara lain:
18
saat ini divisi media sosial juga memanfaatkan fitur IG TV untuk mengelola
rubrik periksa data dengan konten AADD (ada apa dengan data). Untuk kanal
youtube divisi media sosial akan membuat konten animasi berdurasi 3-5 menit
yang didalam video tersebut menggunakan tokoh animasi pak Tirto yang
berperan dalam memberikan informasi, alur cerita dan desain dibuat
semenarik mungkin dengan visual yang lebih modern.
19
publikasi hal tersebut untuk meminimalisir kesalahan pada data yang
dimunculkan di produk tirto.id. Dalam proses penentuan tema peran media
sosial yang paling besar pengaruhnya ialah pada rubrik mild report, dalam
proses penentuan tema divisi media sosial akan diberikan ruang untuk
memberikan saran atau referensi dalam penentuan tema hal tersebut karena
skema pada pemberitaan yang sudah berubah dan juga saat ini sirkulasi dalam
pola komunikasi media sudah tidak lagi satu arah melainkan dua arah yang
dimana komsumen atau pembaca saat ini sudah lebih aktif dalam interaksi
media melalui fitur yang ada di media sosial.
Dalam proses pembuatan konten divisi media sosial akan merubah
gaya penulisan yang ada pada produk sebelumnya dan juga akan merubah
tampilan infografik untuk menyesuaikan demografis disetiap sosial media.
Dalam pengambilan produk, divisi media sosial selain mengelola produk yang
ada pada rubrik mild report, terkadang juga mengambil dari produk rubrik
lainnya mengikuti kebutuhan yang ada pada sosial media. Selain mengelola
kembali produk redaksi media sosial juga menjadi tim rekomendasi dalam
waktu untuk pengunggahan produk iklan. Dalam pengunggahan konten di
sosial media, divisi media sosial memilki waktu-waktu tertentu. Untuk
instagram divisi media sosial akan mengunggah konten tiga kali sehari yaitu
pagi, siang, sore berupa konten infografik dan ditutup pada malam hari
dengan konten video infografik. Untuk instastory pun sama yaitu tiga kali
pagi, siang, dan sore. Untuk twitter dan facebook akan mengunggah konten
satu jam sekali atau bisa 10-15 menit sekali jika dirasa keadaan sedang ramai.
SIMPULAN ANALISIS
Dari analisis yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai Peran
Media Sosial dalam Manajemen Media sebagai berikut, tirto.id sebagai perusahaan
media online yang berjalan pada jalur jurnalisme presisi menggunakan media sosial
sebagai linimasa dalam promosi produk serta sebagai wadah dalam mencari
20
pengiklan, dalam tahapan perencanaan konsep adanya media sosial juga telah
merubah skema pemberitaan pada rubrik mild report isi dari pemberitaan mild report
saat ini 70% bersumber dari media sosial dan digunakan juga sebagai penutup
keterlambatan dalam rubrik indepth. Hadirnya media sosial dan peran yang
digunakan oleh tirto, berimbas pada sirkulasi penentuan tema dimana media sosial
digunakan sebagai referensi dalam penentuan tema berita hal itu terjadi karena
adanya interaksi yang dilakukan oleh pembaca atau konsumen terhadap produsen
atau pembuat berita dalam hal ini tirto.id melalui fitur yang ada di media sosial,
sirkulasi dalam jurnalisme tidak lagi satu arah melainkan menjadi dua arah dan itu
disebabkan karena kehadiran media sosial ditengah-tengah masyarakat.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
22
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Safitri, Dini dkk. 2017. Kampanye Public Relations. Jakarta: UNJ Press.
Link
https://tambahpinter.com/manajemen-media-televisi/
http://semangatinformasi.blogspot.com/2018/01/makalah-manajemen-penyiaran-
radio.html?m=1
http://eprints.umm.ac.id/27974/2/jiptummpp-gdl-ananurmeta-29436-2-babi.pdf
http://eprints.ums.ac.id/57912/3/PRINT%20RISKI
%21%21%21%21%21%21%21%21.pdf
23
24