Anda di halaman 1dari 8

Makalah Teori fungsi-fungsi Manajemen

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu mengadakan bermacam-macam aktifitas fisik


maupun psikis untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya secara maksimal. Salah satu
aktifitas itu ditujukan sebagai sebuah proses untuk menyelesaikan tugas yang diakhiri dengan
sebuah karya yang dapat dinikmati oleh manusia. Proses itulah yang dalam kehidupan kita sebut
bekerja.
Dimasa sekarang ini, manusia selalu saling membutuhkan satu sama lain agar tujuan dalam
hidup dapat lebih mudah tercapai. Dari rasa saling membutuhkan ini muncul keinginan untuk
bekerja sama dalam satu hal ataupun lainnya. Dari kerja sama ini kemudian muncul keinginan
untuk dapat mengatur, merencanakan, dan mengevaluasi tujuan kerja sama yang semula
diharapkan.
Organisasi memulai fungsi pertama yaitu perencanaan dalam mencapai tujuan. Kemudian
dilaksanakan melalui berbagai upaya seperti berbagai tugas menempatkan petugas yang tepat.
Temuan dalam pengawasan merupakan umpan balik yang sangat berguna untuk memperbaiki
perencanaan tahapan berikutnya. Inilah kesinambungan sustainable dan perencanaannya disebut
rulling plan.
Terdapat berbagai macam pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen, tetapi yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah fungsi manajemen dari Terry.

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Perencanaan (Planning)


Perencanaan adalah pemikiran yang logis dan rasional derdasarkan data atau informasi sebagai
dasar kegiatan atau aktifitas organisasi, manjemne, maupun individu dalam upaya mencapai
tujuan.
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit.
Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian

tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan
perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1.

Tindakan apa yang harus dikerjakan ?

2.

Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?

3.

Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?

4.

kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?

5.

Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?

6.

Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?

Manfaat Perencanaan
1.

Sebagai penerjemah dari kebijakan yang bersifat makro

2.

Peramalan, terhadap masa dating yang penuh ketidakpastian

3.
Sebagai alat pemersatu arah dari pelaksanaan operasional dari berbagai tingkatan dan
divisi.
4.

Sebagai alat untuk melakukan efisiensi penggunaan sumber daya organisasi

5.

Untuk menjamin kepastian tujuan

II.2 Pengorganisasian (Organizing)


Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan
organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya.
Dua aspek utama proses susunan struktur organisasi yaitu departementalisasi dan pembagian
kerja. Departementalisasi adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan kerja organisasi agar
kegiatan-kegiatan sejenis saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin
pada struktur formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh bagan suatu organisasi.
Pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu pada organisasi
bertanggung jawab dalam melaksanakan sekumpulan kegiatan. Kedua aspek ini merupakan dasar
proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
efisien dan efektif.
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal mengelompokan dan
mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi dapat
dicapai dengan efisien. Ada beberapa aspek penting dalam proses pengorganisasian, yaitu :

1. Bagan organisasi formal


2. Pembagian kerja
3. Departementalisasi
4. Rantai perintah atau kesatuan perintah
5. Tingkat-tingkat hirarki manajemen
6. Saluran komunikasi
7. Rentang manajemen dan kelompok informal yang dapat dihindarkan.
Proses pengorganisasian terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1.
Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap individu dalam mencapai
tujuan organisasi.
2.
Pembagian beban pekerjaan menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logika dapat
dilaksanakan oleh setiap individu. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak
dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi
biaya yang tidak perlu.
3.
Pengadaan dan pengembangan mekanisme kerja sehingga ada koordinasi pekerjaan para
anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian
ini akan membuat para anggota organisasi memahami tujuan organisasi dan mengurangi ketidak
efisiensian dan konflik.

II.3 Pengarahan (Actuating)


Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan
agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien dalam
pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat
kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari
manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada
beberapa prinsip yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
1. Prinsip mengarah kepada tujuan
2. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
3. Prinsip kesatuan komando

Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar
mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsipprinsip di atas. Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
1.
Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya
kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
2.
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya
untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
3.
Delegasi wewenang. Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan
sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.

II.4 Pengawasan (Contolling)


Pengawasan ialah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai rencana yang telah
ditetapkan.
Tolak ukur pengawasan adalah rencana, oleh karenanya dikatakan bahwa perencanaan dan
pengawasan merupakan dua sisi dari mata uang yang sama. Dengan pelaksanaan fungsi
pengawasan diharapkan dapat dicapai :
1.

Tereliminasinya penyimpangan

2.

Memotivasi kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan

3.

Memperbaiki kesalahan

4.

Meningkatkan tanggung jawab

5.

Diperolehnya umpan balik

6.

Mengukur kompetensi personel

Metode dan Teknik pengawasan

Metode pengawasan yang umumnya digunakan adalah :


1.

Observasi langsung

2.

Laporan

3.

Metode statistical yang diolah secara statistic

Adapun teknik pengawasan adalah :

1.

Pengawasan terhadap penyimpangan yang menonjol

2.

Pengawasan terhadap pengeluaran biaya

3.

Pengawasan terhadap penggunaan waktu

4.

Pengawasan terhadap penggunaan bahan bahan baku

5.

Pengawasan terhadap produksi

6.

Pengawasan terhadap personel terutama personel kunci

7.

Pengawasan terhadap prosedur atau proses serta aspek teknis lainnya

II.5 Evaluasi (Evaluating)


Penilaian adalah kegiatan sistematis dan terencana untuk mengukur, menilai dan klasifikasi
pelaksanaan dan keberhasilan program. Penilaian harus dikembangkan bersama perencanaan
suatu program. Penilaian pada kegiatan evaluasi dilakukan pada komponen input, proses dan
input.penilaian selalu terkait dengan proses pengambilan keputusan.
Tujuan penilaian
1.
ada

Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan program dan perencanaan program yang

2.

Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber daya

3.

Sebagai alat untuk memperbaiki pelaksanaan suatu kegiatan yang sedang berjalan

4.
Sebagai alat untuk melaksanakan perencanaan kembali yang lebih baik pada suatu
program
Secara umum evaluasi dibagi atas 3, yaitu :
1.

Penilaian pada tahap awal program

2.

Penilaian pada tahap pelaksanaan program

3.

Penilaian pada tahap akhir program

Berdasarkan waktu penilaian dapat dilakukan


1.

Evaluasi formative

2.

Evaluasi critical review

3.

Evaluasi midterm

4.

Evaluasi summative

STUDI KASUS
Salah satu masalah kesehatan yang sering muncul di komunitas adalah gizi buruk pada anak.
Data UNICEF tahun 2006 menunjukkan, penderita gizi buruk pada anak meningkat jumlahnya.
Dari 1,8 juta jiwa pada tahun 2005 meningkat menjadi 2,3 juta jiwa pada tahun 2006. Ini
menggambarkan bahwa tingkat kehidupan masyarakat saat ini masih di bawah garis kemiskinan.
(Nurhamidah, 2008)
Berbagai penelitian membuktikan lebih dari separuh kematian bayi dan balita disebabkan oleh
keadaan gizi yang jelek. Risiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar
dibandingkan anak yang normal. WHO memperkirakan bahwa 54% penyebab kematian bayi dan
balita didasari oleh keadaan gizi anak yang jelek. (Republika, 4 April 2007)
Pengurangan jumlah penderita malnutrisi menjadi salah satu target Tujuan Perkembangan
Milenium (Millenium Development Goals atau MDGs). Indonesia berkomitmen untuk
mengurangi hingga setidaknya tinggal 18% penduduk yang mengalami malnutrisi pada tahun
2015, di mana angka tahun ini masih 28%, sementara pelaksanaan MDGs tahun ini sudah
memasuki periode sepertiga terakhir. Program perbaikan gizi masyarakat dalam beberapa tahun
ini sudah masuk dalam program tugas wajib Pemerintah Daerah. (Antonius Wiwan Koban, 2008)
Salah satu sasaran dari MDGs kaiatannya pada masalah gizi buruk nampak pada poin 4 yaitu
upaya menurunkan angka kematian balita. Angka kematian balita memiliki hubungan yang erat
dengan masalah gizi buruk pada anak.
Dari studi kasus diatas, maka dibuat program Keluarga Binaan dalam Mengatasi Masalah Gizi
Buruk pada Anak. Kerangka programnya dapat dibuat sebagai berikut :
1.

Planning

Program Keluarga Binaan dalam mengatasi permasalahan gizi buruk yang mana akan dikirim
seorang perawat yang disebut juga perawat komunitas yang akan membantu dalam Praktik yang
bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan pada
peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya-upaya pencegahan, peningkatan
dan mempertahankan kesehatan.
2.

Organizing

a.
Pemerintah atau dinas kesehatan setempat mengirim tenaga perawat komunitas pada
setiap puskesmas di tiap daerah.

b.
Setiap puskesmas memberikan informasi yang dibutuhkan perawat komunitas tentang
keluarga yang hidup didaerah sekitar puskesmas setempat.
c.

Setiap perawat komunitas memberikan pengarahan pada keluarga binaan.

d.
Keluarga binaan melaksanakan kegiatan sesuai arahan perawat komunitas tentang
kesehatan gizi pada keluarganya terutama pada bayinya.

3.

Actuating

a.

Melakukan pengkajian fisik dan psikososial

b.

Menetapkan masalah kesehatan

c.

Melakukan tindakan keperawatan

d.
Menetapkan tingkat kemandirian keluarga melalui 7 dari 9 peran perawat keluarga:
sebagai pendidik, pemberi pelayanan, penemu kasus, kolaborator, fasilitator, pengelola, dan
advocator
e.
Melakukan rujukan terhadap kasus yang ditemukan untuk pemeriksaan lebih lanjut (bila
perlu)

4.

Controlling

a.
Mengamati proses kegiatan (apakah sudah sesuai prosedur atau tidak) yang dilakukan
oleh keluarga binaan.
b.
Mengontrol keluarga binaan agar tetap melaksanakan kegiatan untuk hidup sehat sesuai
arahan.
c.
Mengawasi pelaksanaan kegiatan agar konsisten terhadap waktu yang telah ditentukan,
misalnya jika memang waktu pelaksanaan telah ditentukan sebelumnya.

5.

Evaluating

a.

Melakukan penilaian terhadap proses kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya.

b.
Melaksanakan evaluasi terhadap program keluarga binaan oleh perawat komunitas
(apakah telah dapat dilaksanakan secara terus-menerus oleh keluarga binaan).
c.

Memberi penilaian pada keluarga binaan mengenai apa yang telah dicapainya.

d.
lagi.

Mereview kekurangan kegiatan agar tahun berikutnya dapat diperbaiki dan ditingkatkan

BAB III
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN
Manajemen (GR. Terry) adalah suatu proses tertentu yang terdiri dari POAC yang dilakukan
untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia
dan sumber daya lain. Dan satu tahap akhir yang juga perlu dilakukan tidak lain adalah evaluasi
sebagai fungsi akhir dari suatu manajemen.
suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen
juiga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana
mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari
pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan
manajemen.
Program kesehatan di jalankan dengan berdasarkan fungsi fungsi manajemen. Dengan harapan,
program kesehatan dapat berjalan dengan lancar dan dapat meningkatkan derajat kesehatan
mayarakat.

DAFTAR PUSTAKA

http://akur-stbajia.blogspot.com/2007_11_01_archive.html
http://jakerz.ngeblogs.com/
http://jyus-yudistira.blogspot.com/2008/01/bab-i.html
http://liaedu.files.wordpress.com/2008/08/manajemen1.pdf
http://organisasi.org/fungsi_manajemen_perencanaan_pengorganisasian_pengarahan_pengendali
an_belajar_di_internet_ilmu_teori_ekonomi_manajemen
http://wynon4.ngeblogs.com/

Anda mungkin juga menyukai