Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MANAJEMEN PUSKESMAS

di PUSKESMAS PERAK JOMBANG

Oleh:

Fatimmatuz Zahroh 181301019

Rikha Dwiyana A 181301050

Shinta Anggela 181301053

Siska Putri Cahyantari 181301055

Siti Aisah 181301056

Ummu Hanifah Hamid 181301059

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG

JOMBANG

2021-2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai peran menyelenggarakan upaya
kesehatan bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Upaya yang diselenggarakan di puskesmas meliputi Upaya Kesehatan
Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya Kesehatan Wajib merupakan
upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di Indonesia, upaya
ini memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan pembangunan
kesehatan melalui peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta
merupakan kesepakatan global dan nasional. Termasuk di dalam Upaya
Kesehatan Wajib adalah Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan
Ibu Anak dan Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit serta Pengobatan.
Upaya Kesehatan Pengembangan adalah upaya kesehatan yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat setempat
serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya Kesehatan
Pengembangan ditetapkan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten dengan
mempertimbangkan masukan dari masyarakat, apabila puskesmas belum mampu
menyelenggarakannya tetapu telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas
Kesehatan Kabupaten wajib menyelenggarakannya. Upaya Kesehatan
Pengembangan antara lain: Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan
Olahraga, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya
Kesehatan Jiwa, Upaya Kesehatan Mata, Upaya Kesehatan Usia Lanjut,
Pembinaan Pengobatan Tradisional, Perawatan Kesehatan Masyarakat dan lain
sebagainya. Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka puskesmas
harus melaksanakan manajemen yang baik. Manajemen puskesmas adalah
rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan
output yang efektif dan efisien, dimana manajemen terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian menjadi satu kesatuan salinf terkait dan
berkesinambungan. Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang
harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapat tujuan
yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara
berhasil guna dan berdaya guna.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Manajemen
Kata manajemen berasal dari Bahasa Perancis kuno management, yang artinya
seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Mary Parker Follett, manajemen
sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti
bahwa manager bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai
tujuan organisasi. Menurut H. Koontz &, Donnel, manajemen berhubungan
dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-
orang lain. Sedangkan menurut George R. Terry: manajemen adalah suatu proses
yang membedak-bedakan atas: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar
dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dari beberapa pengerian manajemen di atas, dapat dikatakan bahwa manahemen
memiliki beberapa ciri antara lain:
a. Manajemen diarahkan untuk mencapai tujuan
b. Manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan
c. Tersedia sumber daya; manusia, material dan sumber lain
d. Mendayagunakan atau menggerakan sumber daya tersebut secara efisien
dan efektif
e. Terdapat orang yang menggerakan sumber daya tersebut (manajer)
f. Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang
harus dimiliki oleh manajer

B. Model Manajemen
Teori manajemen banyak ragamnya, demikian juga penyebaran fungsi-fungsinya,
ada yang sederhana tetapi ada pula yang rumit. Beberapa contoh manajemen dan
pembelajaran fungsinya adalah sebagai berikut:
1. Model PIE (Planning, implementasi dan evaluasi)
Model ini adalah yang paling sederhana, karena hanya memiliki 3 fungsi
saja yaitu :
 Planning atau perencanaan
 Implementing atau implementasi
 Evaluation atau evaluasi
2. Model POAC (Planning, organizing, actuating, and controling)
Meliputi 4 fungsi yaitu :
 Planning atau perencaan
 Organizing atau pengorganisasian
 Actuating atau penggerakan
 Controlling atau pemantauan
3. Model P1-P2-P3 (Perencanaan, pergerakan-pelaksanaan, pengawasan-
pengendalian-penilaian)
Model ini digunakan oleh jajaran kesehatan, yang di puskesmas di
jabarkan dengan:
 P1, perencanaan berbentuk perencanaan tingkat puskesmas (PTP)
 P2, penggerakan pelaksanaan berbentuk lokakarya mini dan,
 P3, pengawasan, pengendalian dan penilaian, berbentuk
pemantauan wilayah setempat dan stratifikasi puskesmas.
4. ARRIF (Analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum komunikasi)
Model ini digunakan oleh jajaran Depkes, khususnya yang bergerak di
bidang partisipasi masyarakat. Manajemen ARRIF menghasilkan profil
peran serta masyarakat, baik di tingkat kecamatan,kabupaten/kota,
provinsi maupun pusat/nasional.
5. ARRIME (Analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring dan
evaluasi)
Model ini sama seperti ARRIF, hanya fungsi monitoring dan evaluasi
secara tegas dipisah, karena aspek yang dikelola meliputi 3 fungsi
puskesmas, sehingga fungsi monitoring dan evaluasi harus di pisah.
6. ARRIMES (Analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring,
evaluasi, sosialisasi)
Model ini merupakan penyempurnaan dari ARRIME yang setelah
diterapkan di lokasi uji coba selama 2 tahun, ada fungsi manajemen yang
harus ditambahkan, yaitu sosialisasi hasil evaluasi pembangunan
kesehatan di wilayah tersebut kepada lintas sector terkait dan juga
masyarakat itu sendiri. Ini terutama berkaitan dengan fungsi pertama yaitu
pusat pembangunan berwawasan kesehatan, dan fungsi kedua yaitu
pemberdayaan masyarakat termasuk pemberdayaan keluarga.
C. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat
di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Adapun fungsi manajemen antara
lain (Wiyono, 2007):
a. Perencanaan
Ini adalah fungsi paling awal dari semua fungsi manajemen, para ahli juga
menyetujui hal tersebut. Perencaaan adalah proses kegiatan untuk
menyajikan secara sistematis segala kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan tertentu.
Perencanaan dapat diartikan sebagai penetapan tujuan, budget, policy
prosedur, dan program suatu organisasi. Dengan adanya perencanaan,
fungsi manajemen berguna untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai,
menetapkan biaya, menetapkan segala peraturan-peraturan dan pedoman-
pedoman yang harus dilaksanakan. Perencanaan meliputi beberapa aspek,
diantaranya apa yang akan dilakukan, siapa yang melakukan, apa saja
yang dibutuhkan agar tercapai tujuan yang maksimal.
b. Pengorganisasian
Di dalam system manajemen, pengorganisasian adalah lanjutan dari fungsi
perencanaan, bagi suatu lembaga atau organisasi, pengorganisasian
merupakan urat nadi organisasi, oleh sebab itu keberlangsungan organisasi
dipengaruhi oleh pengorganisasian.
c. Penggerakan
Penggerakan berfungsi untuk merealisasikan hasil perencanaan dan
pengroganisasian. Penggerakan merupakan usaha untuk mengarahkan
tenaga kerja atau man power dan mendayagunakan fasilitas yang tersedia
guna melaksanakan pekerjaan secara bersamaan. Fungsi ini memotivasi
bawahan atau pekerja untuk bekerja dengan sungguh-sungguh supaya
tujuan dari organisasi dapat tercapai dengan efektif. Fungsi ini sangat
penting untuk mereliasasikan tujuan organisasi.
d. Pengawasan
Pengawasan merupakan kegiatan untuk mengamati dan mengukur segala
kegiatan operasi dan pencapaian hasil dengan membandingkan standar
yang terlihat dalam rencana sebelumnya. Fungsi pengawasan menjamin
segala kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan.
D. Prinsip – Prinsip Manajemen

Prinsip adalah asas, dasar atau kaidah, yaitu pernyataan kebenaran


fundamental yang menjadi pokok dasar berpikir atau melakukan kegiatan. Jadi
prinsip-prinsip manajemen adalah asas/dasar ataupun kaidah yang merupakan
pernyataan atau kebenaran fundamental yang dijadikan sebagai pedoman dalam
menjalankan tugas memimpin suatu usaha kerjasama, untuk mencapai suatu
keseimbangan yang setinggi-tingginya dalam proses pencapaian tujuan. Terdapat
14 prinsip manajemen antara lain (Wiyono, 2007):

a. PembagianKkerja (Division ofwork)


Spesialisasi memungkinkan individu untuk membangun pengalaman
dan untuk terus meningkatkan keahliannya. Dengan demikian individu
tersebut dapat menjadi lebih produktif.

b. Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority andresponsibility)


Hak untuk mengeluarkan perintah, namun harus dengan tanggung jawab
yang seimbang sesuai fungsinya. Tanggung jawab terbesar terletak pada
manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan,
tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai
wewemang terbesar adalah manajer puncak. Oleh karena itu, apabila
manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka
wewenang yang ada padanya merupakan bumerang.

c. Disiplin (Discipline)
Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang
tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh karena
ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya
sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai
dengan wewenang yang ada padanya.

d. Kesatuan Perintah (Unity of command)


Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan
prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan
dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab
sesuai dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari
manajer lain kepada serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang
dan tanggung jawab serta pembagian kerja. Jadi, Setiap pekerja harus
mempunyai satu bos tanpa ada komando lain yang bertentangan.

e. Kesatuan Pengarahan (Unity ofdirection)


Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan
perlu diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan berkaitan erat
dengan pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap
kesatuan perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua
perintah sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu,
perlu alur yang jelas dari karyawan mendapat wewenang untuk
melaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas
wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan
kesatuan pengarahan (unity of direction) tidak dapat terlepas dari pembaguan
kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, serta kesatuan perintah.

f. Subordinasi Kepentingan Individu (Demi Kepentingan Umum)


Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada
kepentingan organisasi. Hal semacam itu merupakan suatu syarat yang
sangat penting agar setiap kegiatan berjalan dengan lancar sehingga tujuan
dapat tercapai dengan baik. Setiap karyawan dapat mengabdikan
kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki
kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada
berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip pengabdian kepentingan
pribadi kepada kepentingan organisasi dapat terwujud, apabila setiap
karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang
tinggi.

g. Penggajian Pegawai (Remunerasi)


Pembayaran/upah adalah motivator penting walaupun dengan
menganalisis beberapa kemungkinan, Fayol menunjukkan bahwa tidak ada
yang namanya sistem yang sempurna.

h. Pemusatan (Centralization)
Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab
dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang
yangmemegang wewenang tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan
berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk
menghindari kesimpangsiuran wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan
wewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang
(delegation of authority).

i. Hirarki / Rantai Skalar / Garis Otoritas (Tingkatan)


Sebuah hierarki diperlukan untuk kesatuan arah. Tapi komunikasi
lateral juga merupakan hal mendasar yang diperlukan, selama atasan
tahubahwa komunikasi tersebut berlangsung. Rantai skalar mengacu pada
jumlah tingkatan dalam hirarki dari otoritas tertinggi hingga tingkat terendah
dalam sebuah organisasi. Garis otoritas ini sendiri tidak boleh terlalu jauh
jaraknya atau terdiri dari terlalu banyak tingkatan otoritas.

j. Ketertiban (Order)
Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama
karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan
kacau atau kejang. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila
seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang
tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam
mencapai tujuan.

k. Keadilan dan Kejujuran


Dalam menjalankan bisnis kombinasi dari keadilan dan kejujuran
mutlak diperlukan. Memperlakukan karyawan dengan baik adalah penting
untuk mencapai ekuitas.

l. Stabilitas Jenjang Karir Personel


Karyawan akan bekerja lebih baik jika keamanan pekerjaan dan
kemajuan karir merupakan jaminan yang meyakinkan mereka. Jabatan yang
tidak aman dan tingkat tinggi perputaran karyawan akan mempengaruhi
organisasi secara keseluruhan.

m. Prakarsa (Inisiative)
Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya
pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang
berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Jadi dalam
prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman
seseorang. Oleh karena itu, setiap prakarsa yang datang dari karyawan harus
dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung arti menghargai orang lain, karena
itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Setiap penolakan terhadap
prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah
kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima dengan
senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.
n. Semangat Kesatuan dan semangat Korps (Esprit de Corps)
Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib
sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik.
semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran
bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat
dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki kepemimpinan akan
mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer
yang suka memaksa dengan cara- cara yang kasar akan melahirkan friction
de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa bencana.

E. Sarana Manajemen
Manajemen dapat dilaksanakan dengan baik apabila dilengkapi dengan
sarana. Sarana-sarana manajemen adalah meliputi 6 M, yaitu (Wiyono, 2007) :
1. Men (Orang)
Men (orang) merupakan sarana yang paling penting, dan faktor
yang dominan serta menentukan. Men adalah sarana yang istimewa karena
iadapat dikatakan sebagai subyek dan dapat dikatakan sebagai obyek
(mempunyai fungsi ganda). Men sebagai subyek, karena dialah yang
memulai suatu tindakan atau usaha (starter of action). Dia pula sebagai
penggerak, motivator maupun dinamisator. Kalau diumpamakan sebagai
mesin maka ia berfungsi sebagai generator dari mesin tersebut. Men
sebagai obyek, karena ia dapat diatur dan digerakkan seperti sarana
lainnya. Namun kelebihannya ia mempunyai jiwa dan perasaan, sehingga
perlu dihargai secara wajar sesuai dengan harkat kemanusiaannya.

2. Money (Uang)
Apabila men (orang) yang berfungsi sebagai subyek telah
mengatur dan menentukan tujuan organisasi, maka giliran selanjutnya
diperlukan uang sebagai sarana utama mencapai tujuan. Karena dengan
uang itu dapat digunakan untuk membiayai tenaga kerja, membeli material
dan mesin serta dapat digunakan untuk membiayai penelitian cara-cara
(methode) kerja. Money dapat digunakan pula untuk membiayai
pemasaran. Pokoknya uang dapat digunakan untuk berbagai keperluan
dalam mencapai tujuan. Agar uang dapat berguna secara efektif dan
efisien maka perlu diaturoleh orang/bidang yang ahli yaitu finansial
manajemen.

3. Materials (Bahan-bahan)
Setelah uang tersedia, maka kita harus menyediakan material
sebagai sarana pokok dalam usaha produksi maupun perdagangan.
Material dapat berupa bahan mentah, bahan setengah jadi maupun bahan
jadi.

4. Methode (Cara)
Apabila bahan baku telah tersedia maka ia harus diolah untuk
menjadi barang jadi. Dalam rangka pengolahan inilah diperlukan suatu
cara tertentu yang sangat efektif dan efisien. Cara (methode) yang
digunakan dalam proses produksi harus merupakan standar sehingga dapat
digunakan oleh semua pegawai demi keseragaman kerja, mempermudah
pengawasan serta mencegah hasil produksi yang tidak memuaskan.

5. Machines (Mesin-mesin)
Mesin merupakan sarana penting dalam dunia modern. Bekerja
dengan menggunakan mesin akan sangat membantu mempercepat,
memperlancar proses penyelesaian pekerjaan, serta melipat gandakan hasil
produksi. Karena itulah mesin sangat dibutuhkan sebagai sarana yang
menguntungkan usaha produksi dan perdagangan terutama dalam
menghadapi saingan usaha.

6. Market (Pasar)
Apabila barang jadi telah menumpuk, maka kewajiban selanjutnya
adalah melemparkan barang tersebut ke pasar. Kegiatan dalam bidang
pemasaran merupakan kegiatan puncak, kegiatan yang menentukan
apakah hasil jerih payah kita dapat diterima oleh konsumen atau tidak.
Tanpa keahlian bidang pemasaran, barang hasil produksi tidak dapat
dijadikan uang, semua pagawai tidak dapat digaji, kelanjutannya terjadi
pemogokan, hambatan dan kerugian yang diderita perusahaan.
F. Konsep Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan


kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. UPT tugasnya adalah menyelenggarakan
sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan, sedangkan pembangunan kesehatan
maksudnya adalah penyelenggara upaya kesehatan yang pertanggung
jawaban secara keseluruhan ada di Dinkes dan sebagian ada di Puskesmas
Wilayah Kerja. Wilayah ini dapat berdasarkan kecamatan, penduduk, atau
daerah terpencil.

Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan


pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok
(Depkes RI, 1991). Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan
tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah
kerjanya.

Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas


merupakan Unit Pelayanan Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.

Menurut Permenkes No.75 tahun 2014 tentang pusat pelayanan


kesehatan masyarakat, disebutkan bahwa pusat kesehatan masyarakat yang
selanjutnya disebut puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya (Depkes, 2014).

G. Tujuan Puskesmas
Puskesmas mempunyai tujuan yaitu mendukung tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah
kerja puskesmas (Hatmoko, 2006).
H. Fungsi Manajement Puskesmas

Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu: pusat


penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas
selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan

Fungsi Puskesmas

Pusat Penggerak Pusat


Pusat Pelayanan
Pembangunan Pemberdayaan
Kesehatan Strata
Berwawasan Keluarga &
1
Kesehatan Masyarakat

Public Goods Private Goods


(Kesmas) (Kuratif)

dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan


diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.

1. Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Kesehatan


a. Menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya
agar menyelenggarakan pembangunan berwawasan kesehatan
b. Aktif memantau & melaporkan dampak kesehatan dr setiap
penyelenggaraan program pembangunan
c. Mengutamakan pemeliharaan kesh & pencegahan penyakit tnp
mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
2. Sebagai Pusat pemberdayaan masyarakat
a. Berupaya agar perorangan, TOMA, keluarga & masy punya
kesadaran, kemauan & kemampuan melayani diri sendiri & masy
utk hidup sehat serta menetapkan, menyelenggarakan, emmantau
serta memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh terpadu di
wilayah kerjanya
b. Memberikan bantuan dlm bentuk bimb teknis materi, rujukan
medis & kesmas  tidak menimbulkan ketergantungan
3. Sebagai pusat pelayanan kesehatan pertama

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan pertama secara


menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan melalui pelayanan
BAB III

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS PERAK JOMBANG

A. Keadaan Daerah
a. Topografi dan Geografi
Secara geografis posisi Puskesmas Perak terletak pada koordinat
112.1480 -7.5788. Puskesmas perak termasuk dalam Kecamatan Perak
dengan luas tanah 812 m2 luas bangunan 518 m2 yang meliputi 13
wilayah kerja, antara lain: Jatiganggong, Kepuhkajang, Sumberagung,
Pagerwojo, Perak, Sembung, Glagahan, Kalang Semanding,
Gadingmangu, Plosogenuk, Sukorejo, Temuwulan, dan Cangringrandu.
Puskesmas Perak dibangun sejak 1959 dan mengalami perbaikan
bangunan pada tahun 2015, terletak di Jalan Raya Perak No. 109
Pagerwojo, dengan kode 1032876.

B. Motto Visi dan Misi Puskesmas Perak

Motto :
“Kami Siap Memberikan Layanan Prima”
Dalam melaksanakan tugas, pokok, dan fungsi dari puskesmas. Puskesmas
Perak mempunyai semboyan yang diberi nama “PRIMA”. Adapun makna dari
semboyan tersebut adalah sebagai berikut:
P : Profesional
R : Ramah
I : Insani
M : Melayani dengan Sepenuh Hati
A : Aman

Visi :
“ Masyarakat Kecamatan Perak Mandiri untuk Hidup SehatT”
Misi :
1. Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat
2. Meningkatkan pengetahuan Masyarakat tentang Kesehatan
3. Membudayakan PHBS
4. Mengoptimalkan Desa Siaga
5. Menyediakan Pelayanan Kesehatan Profesional

C. Program Puskesmas
Program Puskesmas Perak terdiri dari beberapa bagian. Di puskesmas tedapat
pelayanan Rawat Jalan, BP Umum, BP Gigi, Laboratorium, Kesehatan Jiwa,
Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Imunisasi, Kesehatan Reproduksi
Remaja, P2M, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan dan Usaha
Kesehatan Sekolah.
Pelayanan BP Umum meliputi: Pengobatan dan pemeriksaan rawat jalan;
pemeriksaan calon mempelai; pemeriksaan melanjutkan sekolah, mencari
pekerjaan; melayani rujukan pasien askes; melayani tindakan khitan, ekstrkasi
kuku, benda asing, perawatan luka, incici abses dan crosinasi; tindakan medi
gawat darurat, operasi kecil, luka jahit dengan nebulizer set dan oksigen elektrik.
Pelayanan BP Gigi meliputi: Pencabutan gigi; tambal gigi; pembersihan karang;
UKGS SD/MI. Pelayanan Laboratorium meliputi: Pemeriksaan darah lengkap;
golongan darah; urine lengkap; GDA; tes kehamilan; BTA; faal hati; faal ginjal;
kolestrol; widal dan screening UKS dan UKK. Pelayanan Kesehatan Jiwa
meliputi: Home visit pasien; pengkajian asuhan keperawatan pasien jiwa;
rujukan pasien jiwa. Pelayanan ibu dan anak meliputi: Pemeriksaan ibu hamil;
pemeriksaan ibu nifas; pelayanan rujukan bidan desa; pemeriksaan MTBS;
pembinaan dukun bayi. Pelayanan keluarga berencana meliputi: Konseling KB;
pelayanan KB; papsmear. Pelayanan imunisasi meliputi : Melayani imunisasi
dalam dan laur gedung. Pelayanan kesehatan reproduksi remaja meliputi:
Penyuluhan Napza, KRR, PHBS, Gizi; konseling remaja. Pelayanan P2M
meliputi: Pengobatan TB; pengobatan MH dengan home visit; dan survellen
epidemiologi dengan konseling penyuluhan. Pelayanan gizi meliputi:
Pemantauan status gizi ibu hamil; pemantauan status gizi balita; pemantauan
status gizi usila; pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK dan balita
KEK; pemberian vitamin A bulan Feb-August; pemberian Zink sirup dan kapsul
yodium; dan deteksi dini tumbuh kembang.

D. Sumber Daya Manusia


Informasi ketenagaan diperlukan bagi perencanaan kebutuhan tenaga serta
pengolahan kepegawaian. Kesulitan memperoleh data ketenagaan kesehatan
yang akurat anatar lain karena sifat data ketenagaan yang setiap waktu
mengalami perubahan-perubahan. Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Perak
adalah sebagai berikut :

1. Dokter spesialis 0
2. Dokter umum 1
3. Dokter gigi 1
4. Perawat 22
5. Perawat gigi 1
6. Bidan 26
7. Apoteker 1
8. Asisten apoteker 1
9. Analisis farmasi 0
10 Kesehatan masyarakat S1 1
.
11 Kesehatan masyarakat S2 0
.
12 Sanitarian 1
.
13 Gizi 0
.
14 Keterapian fisik 0
.
15 Keteknisian medis 0
.
16 Analisa kesehatan 1
.
17 Pekarya 0
.
18 Tata usaha 2
.
19 Sopir 0
.
20 Keuangan 0
.
21 Tenaga non kesehatan 5
lainnya

E. Jaringan Puskesmas dan UKBM

1. Puskesmas Pembantu 2
2. Polindes 11
3. Bidan di desa 16
4. Posyandu
- Posyandu lansia 29
- Posyandu pratama 0
- Posyandu madya 0
- Posyandu purnama 53
- Posyandu mandiri 7
5. Pos obat desa 0
6. Pos UKK 4
7. Pos kesehatan desa 13
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan


kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. UPT tugasnya adalah menyelenggarakan
sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan, sedangkan pembangunan kesehatan
maksudnya adalah penyelenggara upaya kesehatan yang pertanggung
jawaban secara keseluruhan ada di Dinkes dan sebagian ada di Puskesmas
Wilayah Kerja. Wilayah ini dapat berdasarkan kecamatan, penduduk, atau
daerah terpencil.

Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu pusat


penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas
selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan
diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan


untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan
tugas tersebut, puskesmas menyelenggarakan fungsi (Depkes, 2014) :

1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya


2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Anda mungkin juga menyukai