Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MEDIA DAN KEBHINEKAAN INDONESIA


“Disusun dalam rangka Ujian Akhir Semester”

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Rubiyanto, M.M.

DISUSUN OLEH :

1. Abryeall Beatrix Laurentza - 20110240004


2. Claudia Diandra Putri Maharani - 20110240178
3. Eklesia Bakti Satria - 20110240254
4. Frances Agnes Nabasa Asisi - 20110240324
5. Salsabila Jihatry - 20110240715
6. Samuel Avito Sebastian - 20110240724
7. Tiara Ayu Salsabila - 20110240826

Fakultas Ilmu Komunikasi


London School of Public Relation
Bekasi
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. 2


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………… 3

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………………...4


1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………….... 4
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………… 4
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………………………….. 4

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………….... 5


2.2 Hubungan antara media dengan kebhinekaan Indonesia………………………………5
2.3 Kebhinekaan dan Keberagaman budaya……………………………………………… 7
2.4 Dampak negatif media terhadap kebhinekaan…………………………………………8
2.5 Dampak positif terhadap kebhinekaan………………………………………………. 10
2.6 Analisis kasus………………………………………………………………………... 12
2.7 Menjaga kebhinekaan di tengah media sosial……………………………………….. 15

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………….. 18


3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………….... 18
3.2 Saran…………………………………………………………………………………….. 18

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………… 20

2
KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya kelompok kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Media dan Kebhinekaan Indonesia"
dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Indonesian
Communications System. Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan kepada
masyarakat Indonesia tentang menggunakan media dalam kebhinekaan dengan baik, bagi
para pembaca dan kami sekelompok.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Sir Rubiyanto selaku dosen Mata Kuliah Indonesian
Communications System. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu saran dan kritik yang
membangun di harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di indonesia khususnya sering terjadi kesalahpahaman dalam ber media yang kerap di
sangkut pautkan dengan kebhinekaan. Masih banyak sekali masyarakat tidak mengetahui
dampak negatif dalam bermedia sosial. Ujaran kebencian dan hinaan selalu di ucapkan hanya
dengan dua jempol di media sosial melalui alat elektronik.

Pada dasarnya masyarakat harus terlebih dahulu mengetahui apa itu media dan kebhinekaan
di negara Indonesia ini. Yang sebenarnya terdapat sangkut paut dari makna media dan
keBhinekaan. Dalam hal ini, media massa berperan signifikan khususnya di era yang
menuntut masyarakat untuk sadar akan penting nya teknologi, namun juga mampu memaknai
arti kebhinekaan itu sendiri secara benar. Jadi media massa bukan lah sarana untuk
melakukan provokasi yang merobek kebhinekaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu media?
2. Apa itu kebhinekaan?
3. Bagaimana hubungan antara media dengan kebhinekaan bangsa Indonesia?
4. Apa saja dampak positif dari media sosial terhadap kebhinekaan bangsa Indonesia?
5. Apa saja dampak negatif dari media sosial terhadap kebhinekaan bangsa Indonesia?
6. Bagaimana cara menjaga kebhinekaan dengan memanfaatkan media?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan apa itu media termasuk pengertian, fungsi, peran, dan contoh..
2. Menjelaskan istilah/arti dari kebhinekaan.
3. Menjelaskan apa saja hubungan antara media dengan kebhinekaan bangsa Indonesia.
4. Menjelaskan dampak positif yang timbul oleh adanya media terhadap kebhinekaan
bangsa Indonesia.
5. Menjelaskan dampak negatif yang timbul oleh adanya media terhadap kebhinekaan
bangsa Indonesia.
6. Menjelaskan bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kebhinekaan
dengan memanfaatkan media di era teknologi masa kini.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MEDIA & KEBHINEKAAN

Dalam KBBI arti media yaitu alat atau sarana komunikasi seperti, koran, majalah, radio,
televisi, film, poster, dan spanduk. Media merupakan istilah yang merujuk pada alat
berkomunikasi ataupun menyebarkan informasi kepada masyarakat. Sedangkan media sosial
merupakan sebuah media online yang mana para penggunanya dapat dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan suatu karya di dalamnya.
Media juga merupakan kata lain dari bahasa latin yaitu “medius” yang berarti tengah ,
perantara atau pengantar. Kata media biasanya merujuk pada sesuatu yang dijadikan wadah ,
untuk bisa terjalinnya sebuah komunikasi.

Sedangkan kebhinekaan merupakan keberagaman Indonesia yang meliputi suku, agama, ras,
bahasa, budaya, adat istiadat dan sebagainya. Oleh karena itu nilai kebhinekaan merupakan
hal utama dalam pedoman hidup masyarakat Indonesia dalam melakukan tindakan. Dalam
pelajaran PPKN kebhinekaan dapat diartikan sebagai potensi kebudayaan Indonesia, hakikat
dan fungsi kebhinekaan tunggal ika, ragam kebudayaan, serta toleransi dan harmoni dalam
keberagaman. Dalam pelajaran Sosiologi kebhinekaan dapat diartikan sebagai nilai dan
norma, interaksi sosial, identitas individu, identitas kelompok, menghargai keberagaman
agama, hakikat keberagaman, pengertian keberagaman, dan problematika keragaman. Dalam
pelajaran antropologi kebhinekaan dapat diartikan sebagai konsep masyarakat multikultural,
sejarah persebaran ras, perbedaan berdasarkan agama, perbedaan berdasarkan bahasa, ras,
dan etnik.

2.2 HUBUNGAN ANTARA MEDIA DENGAN KEBHINEKAAN INDONESIA

Indonesia merupakan negara dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang mana memiliki
arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua, yang mengajarkan kita untuk memiliki sifat toleransi
antar umat. Semboyan ini dipakai untuk menggambarkan kesatuan dan kesatuan dari bangsa
Indonesia. Dalam hubungan antar media dengan kebhinekaan kita yaitu salah satunya
Kebhinekaan kita cukup sering menjadi ulasan media ketika hendak menggali tentang situasi

5
dan kondisi bangsa. Tidak hanya kebhinekaan, intoleransi, radikalisme, juga sering menjadi
ulasan media.

Pada saat sedang mengulas sebuah kasus, mewawancarai seorang narasumber selanjutnya
hasil dari wawancara tersebut akan dikemas dengan jelas dan disajikan oleh media massa.
Sebagaimana itu merupakan tujuan utamanya untuk memanfaatkan teknik dari media
sehingga dapat mencapai pembaca, pemirsa maupun pendengarnya dalam jumlah yang tak
terhingga. Salah satu media massa yaitu televisi, yang memiliki peran penting dan
berpengaruh dalam menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.

Lembaga penyiaran sebagai media komunikasi massa yang mempunyai peran penting dalam
kehidupan sosial, budaya, politik dan ekonomi. Lembaga penyiaran memiliki tanggung jawab
dan kebebasan dalam menjalankan tugasnya yaitu sebagai media informasi, pendidikan,
hiburan, serta kontrol dan perekat sosial. Dengan kata lain lembaga penyiaran khususnya
televisi memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
menuju tercapainya asas, tujuan, dan arah penyiaran sebagai upaya untuk mewujudkan
cita-cita bangsa. Dalam peraturan yang telah dibuat oleh lembaga penyiaran, siaran-siaran
yang disajikan wajib mengandung unsur edukasi.

Disaat bangsa Indonesia diterpa isu terpecahnya rasa persatuan, kebhinekaan yang terkoyak,
radikalisme yang semakin merebak. Lembaga penyiaran dapat mengedukasi masyarakat
dengan media televisi untuk menyiarkan berita-berita yang positif seperti, indahnya
perdamaian, persatuan indonesia, bahaya akan teroris, sikap siap siaga dalam menanggulangi
bencana maupun informasi sosial lainnya.

Pada intinya media memiliki peran yang sangat besar dalam hal menjaga kebhinekaan
Indonesia maupun menggoyahkan kebhinekaan Indonesia, kita harus bisa memanfaatkan
media untuk hal yang positif yaitu sebagai pemersatu bangsa bukan untuk memecah belah
bangsa.

6
2.3 KEBHINEKAAN DAN KEBERAGAMAN BUDAYA

Dalam kajian semantik konsep kebhinekaan telah banyak dibahas, diantaranya Budi
Hardiman yang mengklaim bahwa semboyan Bhineka Tunggal Ika sebagai penanda bahwa
Indonesia merupakan negara multikultural, masyarakat di Indonesia sebagai masyarakat yang
polietnis. Dan, dalam konteks keindonesiaan, kebhinekaan atau keragaman elemen budaya,
ras, agama, bahasa, adat, etnis dan sebagainya, ternyata telah ada sejak awal sejarah
Indonesia, dan seiring dengan dinamika sosial-politik, masalah keragaman tersebut
mengambil bentuk yang berbeda-beda.

Setiap bangsa di dunia ini memiliki ciri khas sebagai tanda atau pengenal atau identitas
terhadap warga dunia tentang diri mereka. Pengenal atau identitas diri diwakili dengan
adanya budaya. Budaya biasanya identik dengan suatu kebiasaan yang sering dilakukan oleh
sekelompok manusia di suatu tempat. Budaya itu sendiri berawal dari kreativitas manusia
melalui daya pikir mereka. Budaya bisa berupa adat istiadat, perilaku, ataupun kebiasaan
sekelompok orang yang berada di suatu tempat.

Indonesia memiliki banyak budaya yang mungkin sampai saat ini masih digunakan oleh suatu
kelompok masyarakat tertentu atau mungkin sudah ditinggalkan karena suatu alasan. Budaya
yang dipakai oleh suatu kelompok dapat diketahui oleh kelompok masyarakat lain dari lisan,
pengamatan langsung, maupun tulisan. Inilah yang menjadikan Indonesia dikenal sebagai
negara yang memiliki budaya beragam.

Dengan adanya berbagai macam budaya yang tersebar di Indonesia, hal tersebut bukan
halangan masyarakat Indonesia untuk tidak saling menghargai. Masyarakat Indonesia
memegang semboyan Bhineka Tunggal Ika yang dimana berarti berbeda-beda tetapi tetap
satu jua. Semboyan tersebutlah yang membuat bangsa Indonesia tetap dalam pendirian untuk
saling menghargai antar budaya masing-masing.

Adanya kampung Bali di Bekasi merupakan salah satu sikap toleransi masyarakat Indonesia,
yang dimana adanya sekelompok masyarakat Bali menempati suatu tempat di tengah-tengah
kalangan orang Bekasi. Seperti yang kita tahu bahwa Bali merupakan salah satu suku yang
memiliki banyak sekali budaya dan adat, seperti Galungan dan Kuningan, Nyepi, dan lain
sebagainya. Adat tersebut sudah menjadi kewajiban masyarakat Bali untuk melaksanakannya,

7
sama seperti masyarakat Bali yang berada di Bekasi. Penduduk sekitar yang bukan
merupakan suku Bali pun mempunyai toleransi tinggi yang dimana mereka menghargai suku
Bali tersebut yang sedang mengadakan upacara adat. Penduduk Bali pun menghargai tradisi
masyarakat sekitar, hal tersebut dimaksudkan dengan adanya Kebhinekaan. Yang dimana
walaupun berbeda budaya tetapi saling menghargai satu sama lain.

Negara kita Indonesia memiliki beragam budaya yang tersebar di seluruh pulau, dengan
adanya keberagaman budaya tersebut sudah seharusnya kita sebagai anak muda atau penerus
bangsa ikut serta dalam pelestarian budaya kita sendiri. Banyak cara yang dapat kita lakukan
seiring dengan perkembangan teknologi, yang diantaranya kita dapat memanfaatkan media
sosial. Media sosial berpengaruh besar karena pada dasarnya media sosial digunakan
masyarakat untuk membagi wawasan, menyalurkan informasi, atau bahkan bisa untuk
mencari teman. Salah satu cara yang dapat kita lakukan dengan media sosial agar dapat
melestarikan budaya asli Indonesia yaitu dengan membuat/membagikan konten-konten
kreatif atau berwawasan yang berhubungan dengan budaya kita, dengan melakukan hal
tersebut maka budaya kita dapat dikenal di seluruh dunia.

Walaupun negara Indonesia memiliki perbedaan yang cukup banyak mulai dari budaya,
bahasa, agama, suku, dan lain sebagainya, tetapi kita memiliki semboyan yang merupakan
pedoman hidup untuk warga Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika.

2.4 DAMPAK NEGATIF MEDIA TERHADAP KEBHINEKAAN

Media memiliki dampak negatif dan positif untuk masyarakat. Dampak negatif media sosial
yaitu, yang pertama media memberikan informasi secara instan, yang dimaksud dengan
memberikan informasi secara instan yaitu banyaknya berita-berita yang bertebaran di media
sosial yang langsung viral pada saat itu juga tanpa tahu sumber dan fakta pada berita tersebut.

Yang kedua yaitu, kultur dan ideologi masuk dengan cepat melalui media sosial, maksudnya
budaya asing yang masuk ke kebudayaan kita seperti cara berpakaian, cara berbahasa,
attitude dan lain sebagainya, yang dimana berpotensi memudarnya kebudayaan indonesia
dikalangan masyarakat terutama di kalangan pengguna media sosial.

8
Yang ketiga yaitu, banyaknya berita hoax sehingga berpotensi memecah kebhinekaan kita,
contoh dari berita hoax ini yaitu berita yang baru-baru ini sedang hangat diperbincangkan di
kalangan masyarakat yaitu berita dari dr lois, beliau menyebarkan berita di media sosialnya
bahwa covid itu tidak ada dan tidak nyata sehingga menggiring banyak opini masyarakat
untuk tidak percaya kepada covid dan untuk tidak mengikuti protokol kesehatan yang ada.
Hal tersebut menyebabkan perpecahan dalam masyarakat karena terbentuk dua golongan
yaitu golongan percaya covid dan golongan tidak percaya covid. Ikatan Dokter Indonesia
(IDI) menilai tindakan dokter Lois telah menyampaikan pandangan kedokteran yang tidak
berdasarkan keilmuan melalui saluran komunikasi publik yang tidak tepat dan memancing
keonaran pendapat di masyarakat.

Yang keempat yaitu, dari internet isu-isu SARA dapat menyebar. SARA merupakan salah
satu isu yang berkaitan dengan Suku, Agama, Ras dan Antar golongan. Jika kita lihat jumlah
pengguna media, terutama yang menggunakan media sosial tidak dapat dikontrol
sepenuhnya. Banyak orang yang menyebarkan berita-berita palsu yang akan menyesatkan
pemahaman dan opini masyarakat terhadap suatu isu, termasuk tentang keberagaman atau
perbedaan yang ada di indonesia. Yang kelima yaitu, media sosial dapat menjauhkan
orang-orang yang sudah dekat dengan kita dan sebaliknya.

Yang kelima yaitu, dengan adanya media sosial orang-orang cenderung terlalu fokus dengan
apa yang ada di media apalagi di situasi seperti sekarang ini yang mana media sosial seperti
bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Penelitian telah banyak menemukan bahwa terlalu
sering dalam bermain media sosial dapat menyebabkan peningkatan resiko stress, depresi,
kesepian, bahkan memiliki pikiran untuk mengakhiri hidupnya. Hal ini dapat disebabkan
karena terlalu candu dalam bermain media sosial sehingga tidak dapat menentukan kapan
waktu yang tepat untuk bermain media sosial. Apabila kita sedang emosi namun kita tetap
melanjutkan bermain media sosial kita dapat berisiko meluapkan emosi kita ke orang lain
yang ada di media sosial tersebut contoh nya seperti tanpa sadar kita melontarkan ujaran
kebencian di kolom komentar seseorang, atau kita dapat secara tidak sadar karena emosi
memposting sesuatu yang pada akhirnya malah menggiring opini masyarakat dan
menyebabkan keonaran. Oleh karena itu, kita harus tahu kapan waktu yang tepat untuk
menggunakan media sosial agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.

9
Dengan adanya dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan media sosial ini, maka
kita sebagai pengguna media sosial lebih tepatnya penerus bangsa Indonesia harus bisa
memilah-milah informasi. Dengan berhati-hati dalam menerima dan mencerna informasi atau
berita yang tersebar di masyarakat, maka negara kita pun akan tetap dalam satu-kesatuan atau
dengan kata lain tidak terpecah belah. Rasa nasionalisme dalam jiwa warga negara Indonesia
sudah tertanam, maka sebaiknya kita tetap mencerminkan nilai cinta tanah air agar kita tetap
memegang teguh semboyan negara kita yaitu, Bhineka Tunggal Ika.

Banyak sekali orang yang berupaya mencegah agar bangsa Indonesia tidak terpecah dan
goyah karena pengaruh buruk media sosial. Karena seperti yang kita ketahui bahwa media
sosial disalahgunakan antara lain untuk menyerang satu sama lain, bahkan tidak sedikit yang
menggunakan media sosial sebagai alat/senjata untuk menjatuhkan pemerintahan oleh sebab
itu hal tersebut merupakan ancaman besar untuk bangsa.

2.5 DAMPAK POSITIF TERHADAP KEBHINEKAAN

Selain dampak negatif tentunya ada dampak positif diantaranya yaitu, dengan adanya
kemajuan teknologi dan disertai dengan adanya media sosial maka informasi/berita dapat
lebih mudah diakses, maksudnya pada era saat ini kemajuan teknologi semakin berkembang
dengan pesat dan ditambah dengan adanya media sosial oleh karena itu informasi/berita bisa
lebih mudah kita akses melalui media sosial seperti instagram, twitter, youtube, tiktok dan
lain sebagainya, bahkan berita yang terjadi dari penjuru dunia pun dapat kita peroleh dalam
jangkauan waktu yang cukup singkat, maka dengan adanya perkembangan dalam media
sosial ini masyarakat dapat memanfaatkannya dengan mencari informasi tentang kebudayaan
tradisional negara-negara lain.

Selanjutnya media sosial dapat menjadi tempat untuk saling mengenal satu sama lain,
maksud dari pernyataan tersebut adalah dengan adanya media sosial pada saat ini kita dapat
saling mengenal dari kalangan apa saja dan dari negara manapun, seperti pada aplikasi
instagram yang menggunakan platform instagram tidak hanya orang yang berada di Indonesia
saja melainkan dari berbagai dunia, dan pada fitur instagram terdapat istilah “follow” yang
dimana kita dapat mengikuti akun seseorang, dan kita dapat bertukar pesan dengan orang
tersebut, oleh sebab itu kita dapat memanfaatkan media sosial sebagai tempat untuk mencari

10
teman. Yang dimana nantinya kita bisa bertukar pengetahuan/informasi mengenai adat
istiadat daerah asal kita masing-masing, hal tersebut dapat berdampak bagi pengenalan
budaya kita ke macam negara.

Selanjutnya media dapat menjadi wadah untuk memperkenalkan budaya yang kita miliki,
misalnya di media sosial seperti youtube banyak video-video tari tradisional kita yang
diperkenalkan oleh para content creator serta para food vlogger yang memperkenalkan
makanan-makanan nusantara kepada dunia, oleh sebab itu budaya kita dapat dikenal oleh
seluruh dunia. Lalu media sebagai ruang publik, artinya ruang dimana warga negara bisa
berunding dan berinteraksi mengenai hal-hal yang berbeda. Seperti perbedaan pendapat,
perbedaan Suku, Budaya, Ras dan Agama. Selain itu ruang publik menjadi tempat untuk
melakukan perdebatan dan permusyawaratan antara masyarakat dan negara, dan tentunya
untuk menyampaikan informasi yang berkaitan dengan negara. Contohnya para petinggi
negara yang menggunakan media khususnya media elektronik yaitu TV untuk menyampaikan
informasi berkaitan dengan Indonesia, agar masyarakat juga akan lebih peduli terhadap
permasalahan/isu dan perkembangan yang terjadi di Indonesia. Kemudian contoh lainnya,
masyarakat Indonesia yang berdiskusi dan mengeluarkan pendapat mereka di media
khususnya media sosial.

Adanya dampak positif dari media sosial dalam kebhinekaan Indonesia akan membuat
masyarakat Indonesia maju. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik
Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rosita Niken Widiastuti menyampaikan pesan, “
Mari sama-sama kita mewujudkan komunikasi sehat, untuk Indonesia bersahabat, merawat
Kebhinekaan untuk persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia.”, yang dimana bertujuan
agar masyarakat cerdas dan pintar dalam penggunaan media sosial. Kita sebagai generasi
muda bangsa Indonesia sudah sepantasnya bisa memilah hal yang baik dan tidak baik, dengan
adanya dampak positif ini negara kita dapat maju dan dikenal dunia, tetapi sebaliknya jika
disalahgunakan maka dapat menghancurkan masa depan seseorang dan tentu dapat
menghancurkan masa depan bangsa.

11
2.6 ANALISIS KASUS

Sangat disayangkan di Indonesia banyak terjadi kasus yang berkaitan dengan media dan
kebhinekaan. Sesuai dengan semboyan Indonesia yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”, Indonesia
terdiri dari berbagai macam suku, budaya, agama, dan ras. Tentu saja seluruh masyarakat
Indonesia memiliki pemikiran dan opini yang berbeda-beda karena lingkungan hidup mereka
yang berbeda-beda pula. Hal ini seringkali membuat terjadinya perbedaan pendapat dan
opini yang terkadang atau di situasi tertentu orang lain tidak bisa menerima pendapat atau
opini tersebut dan akhirnya memicu perdebatan atau bahkan perpecahan.

Kasus yang akan kami analisis merupakan kasus yang berkaitan dengan agama. Yaitu kasus
dari Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M. atau yang lebih dikenal sebagai Ahok. Ahok terlibat
kasus penistaan agama pada tahun 2016. Tepatnya pada 27 September 2016, Ahok
melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu, Jakarta. Saat itu Ahok menggelar
perbincangan dengan masyarakat setempat. Perbincangan tersebut juga disiarkan di platform
Youtube. Dalam video resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Youtube, Ahok
meminta warga agar tidak khawatir terhadap kebijakan yang diambil pemerintahannya jika ia
tidak terpilih kembali. Namun, yang menjadi permasalahan adalah Ahok menyisipkan Surat
Al Maidah ayat 51. Hal ini menarik perhatian seorang netizen, bernama Buni Yani yang
kemudian ia unggah kembali di akun media sosial miliknya dan unggahan tersebut menjadi
viral dan banyak netizen yang tidak terima dengan kata-kata Ahok dalam pembicaraannya
yang membawa nama agama tersebut.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan video Ahok yang menyinggung surah
Al-Maidah 51 saat berbicara di Pulau Seribu adalah penistaan agama. Setelah melakukan
kajian, MUI menyebut ucapan Ahok memiliki konsekuensi hukum. Fatwa MUI itu membuat
sejumlah umat Muslim juga melaporkan Ahok ke polisi. Mereka menganggap Ahok telah
melakukan penistaan agama melalui kata-katanya. Salah satunya Front Pembela Islam (FPI).

Di bawah kepemimpinan Muhammad Rizieq Syihab, FPI menjadi garda terdepan untuk
meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus tersebut. Mereka menggelar demo di depan
Balai Kota DKI Jakarta pada 14 Oktober 2016 lalu. Merasa tidak ditanggapi, mereka lantas
mengumumkan akan menggelar Demo lanjutan, aksi ini diberi nama Demo Bela Islam jilid
II, yang digelar 4 November 2016 lalu. Demo pun digelar, masyarakat memenuhi jalan

12
protokol di pusat pemerintahan. Seputar jalan Medan Merdeka, hingga MH Thamrin dipenuhi
lautan manusia.

Para pendemo mendesak agar Presiden Jokowi hadir dan menemui mereka, namun hingga
malam permintaan itu tidak dipenuhi. Sayangnya, aksi damai yang berlangsung pada siang
harinya dirusak dengan kericuhan di depan Istana. Polisi dan pendemo terlibat bentrokan
fisik, mulai dari lemparan batu, botol hingga dibalas dengan tembakan gas air mata. Melihat
aksi mulai berlangsung anarkis, Jokowi kembali ke Istana jelang tengah malam. Ia menggelar
rapat terbatas secara mendadak. Lewat tengah malam, ia meminta rakyat agar tenang dan
tetap beraktivitas.

Akhirnya Bareskrim Polri meningkatkan status kasus dugaan penistaan agama dari
penyelidikan menjadi penyidikan. Penyidik juga menetapkan Gubernur nonaktif DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama sebagai tersangka. Usai ditetapkan sebagai tersangka, sejumlah
masyarakat yang mengatasnamakan Gerakan Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia
(GNPF-MUI) mendesak kasus Ahok segera disidangkan.

Aksi ini berlanjut dengan Aksi Bela Islam Jilid 2 yang digelar 2 Desember 2017 atau disebut
212. Inilah aksi terbesar selama ini dengan pengikut mencapai jutaan orang. Kasus dugaan
penistaan agama ini membuat perolehan suara Ahok- Djarot menurun karena penilaian
masyarakat kepada Ahok. Pada putaran kedua, Anies Baswedan- Sandiaga Uno berhasil
memenangkan Pilkada DKI Jakarta.

Sidang kasus Ahok berlangsung lebih dari 20 kali. Mengundang berbagai macam ahli, mulai
ahli komunikasi sampai ahli agama. Pada sidang ke-21 yang digelar Pengadilan Negeri
Jakarta Utara di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, ini dipimpin Ketua Majelis Hakim
Dwiarso Budi Santiarto. Ahok divonis lebih berat dari tuntutan. Dalam penuntutan, Ahok
dituntut jaksa satu tahun penjara dengan dua tahun percobaan.

Ahok sempat menyatakan akan banding, namun tidak dilakukan. Ahok justru menyatakan
mundur dari jabatan Gubernur DKI. Permohonan pengunduran diri tersebut telah
ditandatangani mantan Bupati Belitung Timur itu tertanggal 23 Mei 2017.

13
Buni Yani yang mengunggah video tersebut juga mendapatkan hukuman. Simpatisan Ahok
mempolisikan Buni Yani, hingga akhirnya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bandung
memvonisnya dengan hukuman 1 tahun 6 bulan penjara. Vonis ini lebih rendah dari tuntutan
jaksa penuntut umum, yakni dua tahun penjara.

Jaksa penuntut umum menuntut Buni Yani dihukum dua tahun penjara dan denda Rp 100 juta
subsider tiga bulan penjara. Ia dijerat pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik (ITE). Ia diduga mengunggah serta menyunting keterangan video mantan
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Kepulauan Seribu pada 27
September 2016.

Kasus ini berkaitan dengan media dan kebhinekaan karena salah satu pihak yaitu Buni Yani
menggunakan media sosial dengan tidak bijak yang kemudian membuat masyarakat
Indonesia semakin geram terhadap permasalahan yang dilakukan Ahok, dan Ahok yang
menyinggung berkaitan dengan agama, yang akhirnya menimbulkan perdebatan yang
berlangsung sampai ricuh yang berdampak pada kebhinekaan Indonesia. Media bisa menjadi
bumerang bagi penggunanya jika tidak berhati-hati dalam menggunakannya. Terlebih lagi
jika yang berkaitan dengan perbedaan yang ada di Indonesia. Agama merupakan topik
pembicaraan yang sensitif, jika kita ingin menyampaikan pendapat namun tidak berhati-hati
dalam pemilihan kata atau kalimat tentu saja hal tersebut akan menimbulkan perdebatan
antara satu pihak dengan pihak yang lain.

Banyak masyarakat yang masih belum menyadari bahwa menggunakan media dengan tidak
berhati-hati dapat menimbulkan masalah bagi diri mereka sendiri bahkan orang banyak.
Media memiliki dampak yang luas, banyak orang yang memakai media khususnya media
sosial pada saat ini yang sangat mudah di akses oleh siapapun dari golongan apapun. Maka
dari itu lebih besar kemungkinan bahwa berita-berita hoax yang tidak diketahui faktanya dan
sumbernya dapat beredar luas. Dan banyak masyarakat Indonesia yang masih belum bisa
membedakan mana yang fakta dan mana yang hoax. Kebanyakan dari mereka hanya akan
langsung menerima mentah-mentah berita yang mereka baca atau dengar kemudian disebar
luaskan kembali tanpa tahu faktanya.

Penting sekali bagi masyarakat Indonesia untuk lebih peduli terhadap permasalahan -
permasalahan seperti ini, karena awal dari masalah besar adalah masalah kecil yang selalu
diabaikan. Literasi media menurut kami penting untuk dilakukan bagi masyarakat Indonesia,

14
agar para masyarakat dapat memandang media sebagai tempat untuk memberikan informasi
dan menyampaikan informasi yang berdasarkan fakta. Dan menggunakan media sebagai
ruang diskusi yang tentu saja memperhatikan penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Memang sulit untuk mengontrol seluruh masyarakat Indonesia yang menggunakan media,
namun kita bisa mulai dari diri kita sendiri untuk mengurangi dampak negatif dari media
yang dapat menimbulkan masalah bagi diri sendiri bahkan dampak besarnya yaitu
mempengaruhi orang lain bahkan kebhinekaan Indonesia.

2.7 MENJAGA KEBHINEKAAN DI TENGAH MEDIA SOSIAL

Bhineka Tunggal Ika memiliki arti berbeda tetapi tetap satu jua, hal ini merupakan suatu hal
yang telah menjadi prinsip bersama yang harus dijaga oleh seluruh masyarakat indonesia.
Dalam hal ini media massa berperan signifikan. Khususnya di era yang menuntut masyarakat
untuk melek teknologi, namun juga mampu memaknai kebhinekaan itu sendiri secara benar.
Jadi, media massa bukanlah sarana untuk melakukan provokasi yang merobek kebhinekaan.

Lalu ada Kebhinekaan dan Keberagaman budaya di Indonesia. Selain memiliki wilayah yang
luas, Indonesia juga kaya akan keragaman. Baik keragaman suku, ras, etnis, budaya, dan
agama. Keragaman ini tersebar di seluruh wilayah Nusantara, mulai dari Sabang sampai
Merauke. Kebhinekaan dan Keberagaman suku bangsa ini menimbulkan banyak keragaman
adat dan budaya. Meski berbeda suku dan budayanya, warga indonesia mampu membawa
perbedaan itu menjadi kekuatan bangsa.

Berbagai bentuk Kebhinekaan dan bentuk budaya daerah merupakan akar dari budaya
nasional. Jika budaya daerah berkembang, maka budaya nasional juga turut berkembang.
keberagaman tersebut mampu memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Tetapi
keanekaragaman tersebut juga bisa memicu permasalahan bila tidak ada persatuan dalam
masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harus bersatu agar dapat hidup dengan damai dan
tentram. Selain itu masyarakat juga harus menjaga Kebhinekaan dan Keberagaman budaya,
terutama memanfaatkan adanya media, agar kebudayaan di indonesia tidak terkikis oleh
perkembangan zaman.

15
berikut ada beberapa contoh yang dapat diterapkan agar menjaga kebhinekaan menggunakan
media : Yang pertama, menyebarkan berita untuk membangun kesatuan generasi yang peduli
akan pemanfaatan media sosial untuk kebaikan. Jadi disini kita bisa memanfaatkan media
berita, untuk dapat membantu orang-orang terutama agar dapat memanfaatkan media
teknologi untuk informasi yang diakses agar tidak terpengaruh dari negatif media sosial.

Yang kedua, ada memberikan pertunjukan atau pentas budaya daerah lewat media-media.
Seperti mengunggah pertunjukan-pertunjukan daerah lewat media sosial, contohnya
YouTube, Instagram, Whatsapp, Facebook, dan lainnya. Agar masyarakat dapat mengetahui
dan menghormati macam-macam Keberagaman yang ada di indonesia.

Yang ketiga, Membuat berita edukasi agar setiap orang memiliki persatuan dan kesatuan,
serta bersikap toleransi yang tinggi. Yang dimaksud disini bahwa kita memberitahukan
masyarakat Indonesia lewat media-media bahwa pentingnya persatuan dan kesatuan,
sehingga terciptanya rasa persatuan dan kesatuan, serta bersikap toleransi yang tinggi

Yang keempat, menerapkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika untuk menjaga persatuan dalam
keanekaragaman, masyarakat harus menerapkan semboyan Indonesia, yakni Bhinneka
Tunggal Ika yang artinya “berbeda-beda tetap satu juga”. Semboyan tersebut mengajarkan
bangsa Indonesia untuk menjunjung tinggi persatuan tanpa membeda-bedakan suku, budaya,
agama, bahasa, dan lainnya. Yang tentu saja bisa kita sebarluaskan lewat media.

Yang kelima, mencintai produk dalam negeri. Menjaga persatuan dalam keberagaman bisa
dilakukan dengan cara sederhana, misalnya mencintai dan membeli produk dalam negeri.
Melalui cara tersebut, kita dapat mengurangi impor barang dari luar dan mendukung produk
karya anak bangsa. Selain membeli produk dalam negeri, kita juga bisa mempromosikan
produk-produk lokal menggunakan media sosial yang sudah kita punya sehingga produk kita
dapat dikenal oleh negara lain.

Yang keenam, bijak dalam menggunakan media. Dimana kita bisa lebih bijak dalam
menerima informasi yang berkaitan dengan kebhinekaan Indonesia, karena banyak oknum
yang sengaja membuat berita palsu untuk memecah belah kebhinekaan Indonesia dan
membuat berbagai pihak berdebat antara satu dengan yang lain. Kita bisa menggunakan

16
media untuk menyebarkan berita-berita positif yang dapat meningkatkan toleransi dan
menghormati perbedaan yang ada di Indonesia.

Yang ketujuh, kita dapat menggelar acara atau membentuk suatu komunitas atau organisasi
yang berkaitan dengan kebhinekaan di Indonesia. Banyak hal yang bisa kita lakukan seperti
kita bisa melakukan diskusi bersama mengenai permasalahan-permasalahan yang ada di
Indonesia, melakukan aktivitas sosial yang dapat meningkatkan solidaritas, meningkatkan
persatuan di antara banyaknya perbedaan, bekerja sama, meningkatkan toleransi antar
perbedaan, dan menghormati perbedaan yang ada di Indonesia.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Media merupakan alat atau sarana komunikasi yang begitu luas, dan memberikan dampak
yang luas pula yang bertujuan untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat. Dan
kebhinekaan merupakan keberagaman Indonesia yang meliputi suku, agama, ras, bahasa,
budaya, adat istiadat dan sebagainya. Hubungan antara media dan kebhinekaan begitu erat
kaitannya, karena melalui media kita bisa melihat atau mengunggah hal-hal yang berkaitan
dengan kebhinekaan Indonesia. Seperti yang seringkali kita lihat di media-media berita yang
menginformasikan perkembangan maupun masalah-masalah yang berkaitan dengan
kebhinekaan Indonesia. Banyak media yang mengunggah betapa indahnya perbedaan yang
ada di Indonesia, mulai dari budaya, bahasa, agama, suku, dan ras. Namun melihat media
yang memberikan dampak yang begitu besar dan luas kita juga harus hati-hati dalam
menggunakan media khususnya media sosial. Banyak masyarakat Indonesia yang
menggunakan media sosial untuk menyebarkan hoax atau menjelek-jelekkan suatu ras,
agama, suku, dan budaya tertentu. Hal ini sungguh sangat disayangkan karena sebagai
masyarakat Indonesia yang memiliki semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” hal ini sangat
bertolak belakang dengan semboyan tersebut, yang seharusnya kita saling menghormati dan
menghargai perbedaan yang ada. Dari hal-hal kecil yang diunggah di media yang berkaitan
dengan SARA akan menimbulkan perdebatan bahkan perpecahan karena adanya rasa tidak
terima karena di jelek-jelekkan.

3.2 Saran

Media memberikan dampak yang besar dan luas. Tentu saja kita harus lebih bijak dan
berhati-hati dalam menggunakan media, khususnya media sosial yang sangat mudah diakses
oleh siapapun tanpa terkecuali. Kita harus berhati-hati dalam berucap, dan mengetik di media
sosial karena banyak masyarakat yang akan mendengar dan melihat apa yang kita sampaikan
di media. Melihat contoh kasus yang telah disampaikan kita bisa menyadari bahwa jika media
tidak dipergunakan dengan baik akan memberikan dampak negatif. Seperti Ahok yang tidak
berhati-hati akan ucapannya yang menyinggung Surat Al Maidah ayat 51, yang dimana ia
adalah seorang publik figur yang mendapat banyak perhatian dari seluruh masyarakat namun

18
ia tidak memperhatikan ucapannya yang dapat memecah kebhinekaan Indonesia. Kemudian
Buni Yani yang tidak berhati-hati dalam menggunakan media sosial miliknya, dimana ia
mengunggah dan menyunting pembicaraan Ahok kala itu yang membuatnya terjerat pasal
hukum ITE. Dari kasus-kasus tersebut diharapkan kita sebagai rakyat Indonesia yang
menjunjung tinggi kebhinekaan dapat belajar untuk lebih berhati-hati kedepannya agar tidak
terjadi lagi kasus seperti di atas yang berpotensi memecah belah kebhinekaan Indonesia.

19
DAFTAR PUSTAKA

Syifa, Tsania. 2019. Kontestasi Isu Kebhinekaan dalam Media Sosial. Jakarta : Universitas
Negeri Jakarta.
Rais, Muhammad. 2020. Pemahaman Kebhinekaan Peserta Didik. Makassar : Balai
Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar.
Budi, Yulianto. 2018. Kontestasi Isu Kebhinekaan dalam Media Sosial. Semarang :
Universitas Semarang.
Dwihantoro, Prihatin dkk. 2020. Menakar New Media Sebagai Ruang Publik Dalam Konteks
Kebhinekaan Di Magelang. Magelang : Universitas Muhammadiyah.
Tri, Agusta dkk. 2018. Sastra Indonesia Dalam Membangun Keberagaman Budaya.
Sukaharjo : Universitas Bangun Nusantara.
Susilowati, Endang dan Noor Nailel. 2018. Merawat Kebhinekaan Menjaga KeIndonesiaan :
Belajar Dari Nilai Keberagaman Dan Kebersatuan Masyarakat Pulau. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Taqwim, Ahsani dkk. 2017. Komunikasi, Religi Dan Budaya. Yogyakarta : Asosiasi
Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (APIK PTM) bekerjasama
dengan Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Ponorogo & Buku
Litera Yogyakarta.
Adhitya, Aji dkk. 2019. Mengembangkan Intelektual Cendekiawan Untuk Melestarikan
Budaya Bangsa Dalam Rangka Mempertahankan Kebhinekaan. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret.
Ayuningtyas, Rita. “Mengulik Kembali Perjalanan Kasus Ahok” Liputan 6. 26 Februari
2018:2.

20

Anda mungkin juga menyukai