Anda di halaman 1dari 6

TUGAS SENI BUDAYA

TENTANG
KEUNIKAN GERAK TARI TRADISIONAL

OLEH :
WILDANI THOHIRIN
VIII.7

MTsN 2 PADANG PARIAMAN


2021
1.Keunikan gerak tari tradisional

Penduduk tempat yang bersangkutan


memandang bahwa jenis tarian tradisional menjadi
salah satu bentuk ekspresi yang dapat menentukan
watak dan karakter masyarakat yang mencintai
tarian tersebut. Dengan demikian tergambar
perangai, kelakuan, dan cermin pribadinya. Tari
tradisional yang berkembang di daerah Indonesia
sangat beragam. Tarian tersebut berkembang dalam
aktivitas kehidupan masyarakat pendukungnya.
Banyak diantaranya untuk keperluan agama, adat
dan keperluan lain berhubungan ritual yang
diyakini masyarakat di lingkungannya.
Tarian tradisional telah mengalami perjalanan
cukup panjang, bertumpu pada pola garapan tradisi
yang kuat. Gerakan tari daerah memiliki keunikan
baik dari gerakan kaki, leher, tangan sampai
pandangan mata.
A.Keunikan gerakan kaki

Gerakan kaki tari dari berbagai daerah memiliki keunikan sendiri-sendiri.


Pada tari Kalimantan, penari menggunakan gerakan kaki dengan langkah-
langkah lincah. Sedangkan tari Jawa lebih cerah dan halus, apabila
berjalan tumit diangkat (jengkit). Pada tari Sumatera penari akan
berjalan kaki disilangkan terlebih dahulu dan berjalan seperti meniti
bambu atau kayu (pijak baro). Tari daerah Sulawesi Selatan, seperti
pagellu memiliki ciri gerak dengan kaki yang tertahan pada lantai. Pada
tari yang berasal dari Papua, kaki bergerak secara ritmis dan dinamis.
B.Gerakan leher dan kepala

Pada tari daerah gerakan leher lebih banyak dilakukan pada tari Jawa
dan tari Sunda. Biasanya tari jawa menggunakan gerakan leher dan
kepala yang membentuk angka delapan (pacak gulu Jawa halus). Tari
Sunda menggunakan gerakan leher dan kepala maju mundur yang sejajar
dengan atau penghujung dagu yang bergerak melengkung (ula mangap
Sunda). Penari pada tari Bali hanya menundukkan kepala sejenak (pacak
gulu gagah). Adapun penari pada tari Sumatera dan Sulawesi, serta
Kalimantan jarang menggunakan variasi variasi gerakan leher dan kepala.
C.Gerak tangan

Pada tari Jawa, tinggi angkatan lengan berhubungan erat dengan etika
Jawa. Lengan pada tari jawa Putri tidak pernah diangkat tinggi, hanya
dibatasi maksimal 30 derajat, pria 60 derajat dan pria gagah horizontal.
Pada tarian Bali, penari selalu mengangkat lengan secara horizontal, ada
yang menyudot dan ada yang lurus. Penari pada tari Sulawesi
menggunakan gerakan tangan yang anggun penuh dengan kelembutan.
Pada tari Kalimantan, penari menggunakan gerak horizontal yang
dicampur dengan gerakan membawa senjata yang diayun-ayunkan.
Keunikan motif gerak pada jari-jari tangan dapat dijumpai pada tari
Gendhing Sriwijaya. Pelantikan jari-jari tangan merupakan kekuatan
tarian ini. Pada tari Minang juga dapat dijumpai pada gerakan tangan
yang kuat terkadang mengalun tetapi terkadang patah-patah. Motif gerak
Minang banyak dipengaruhi oleh motif gerak pencak silat. Keunikan pada
gerak jari tangan juga dijumpai pada tarian Dayak melalui bulu-bulu
burung enggang yang diselipkan pada jari-jari tangan.

D.Gerakan mata
Variasi gerakan mata, banyak ditemukan pada variasi gerak tari Bali.
Pada tari Bali, pandangan mata dapat dilakukan tanpa menoleh, mata
melirik seolah-olah melihat ujung alis atau mengerling. Lirikan mata pada
tari jawa dianggap tabu. Setiap perubahan tatapan mata pasti disertai
dengan gerakan kepala. Bahkan pada tari jawa sudah ditentukan aturan
jarak pandang pada penari. Jarak pandangan bagi tari putri hanya 3 kali
tinggi badan tari pria harus sama dengan Putri, tetapi pada tari pria gagah
bisa 5 kali tinggi badan.

Anda mungkin juga menyukai