DISUSUN OLEH:
1.Annisa Tawainella
2.Ricardo Luhukay
3.Rifaldy Maitimu
4.Helmy Gaspersz
2.SEJARAH
Menurut sejarahnya, Tari Kipas Pakarena ini merupakan salah
satu tarian peninggalan Kerajaan Gowa di daerah Gowa, Sulawesi
Selatan. Kerajaan Gowa ini dulunya pernah berjaya di sulawesi
bagian selatan sampai berabad-abad. Sehingga kebudayaan yang
ada pada saat itu sangat mempengaruhi corak budaya masyarakat
Gowa saat ini, salah satunya adalah Tari Kipas Pakarena. Nama
Tari Kipas Pakarena ini dambil dari kata “karena” yang berarti
“main”. Sehingga tarian ini juga dapat diartikan sebagi tarian yang
memainkan kipas. Tarian ini kemudian diwariska turun temurun
hingga menjadi suatu tradisi yang masih dipertahankan hingga
sekarang.
Asal usul dari Tari Kipas Pakarena ini masih belum bisa diketahui
secara pasti. Namun menurut mitos masyarakat disana, tarian ini
berawal dari kisah perpisahan antara penghuni boting langi
(khayangan) dan pengguni lino (bumi) pada zaman dahulu. Konon
sebelum mereka berpisah, penghuni boting langi sempat
mengajarkan bagaimana menjalani hidup seperti bercocok tanam,
beternak, dan berburu pada penghuni lino. Ajaran tersebut
mereka berikan melalui gerakan-gerakan badan dan kaki. Gerakan
tersebut kemudian dipakai penghuni lino sebagai ritual adat
mereka
Dalam Tari Kipas Pakarena ini juga memiliki beberapa aturan atau
pakem di dalamnya. Salah satunya adalah para penari tidak
diperkenankan untuk membuka mata terlalu lebar dan
mengangkat kaki terlalu tinggi. Hal ini dikarenakan aspek
kesopanan dan kesantunan sangat diutamakan dalam tarian ini.
sehingga harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan hati yang
tulus.
3. MAKNA
Salah satunya adalah sebagai ungkapan rasa syukur atas
kebahagiaan yang mereka dapatkan, hal tersebut mereka
ungkapkan lewat setiap gerakan para penari. Selain itu tarian ini
juga menggambarkan ekspresi kelembutan, kesantunan, kesucian
dan penuh kasih dari para wanita, hal tersebut bisa dilihat dari
gerakan para penari yang lemah lembut.