Jurnal
Jurnal
Rahmi Setiawati 1
Priyanto2
1,2 Laboratorium Pariwisata, Program Vokasi UI, rahmisetyawati@yahoo.com, priyanto74@yahoo.com
Abstrak
Artikel ini membahas komunikasi ritual peziarah “ngalap berkah” di kawasan wisata gunung
kemukus, studi etnografi komunikasi tentang budaya ritual ziarah di kawasan wisata gunung
kemukus, desa Pendem, kecamatan Sumber Lawang, Sragen-Jawa Tengah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bagi masyarakat setempat pesan apa yang tersembunyi di balik ritual ini masih
bersifat ambiguitas. Namun dalam proses interaksi sosial antara masyarakat asli dengan masyarakat
pendatang, baik dari segi mata pencaharian, pola perilaku yang berbeda, menyebabkan masyarakat
setempat berusaha menerima perubahan makna “ngalap berkah”. Hal ini disebabkan ketika lokasi
ziarah telah berubah atau dikonstruksikan untuk komodifikasi wisata, serta dianggap mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah setempat, yang berdampak pada peningkatan kondisi
sosial dan ekonomi pada masyarakat Desa Pendem.
Kata Kunci: komunikasi ritual, etnografi komunikasi, ritual ziarah ngalap berkah, gunung kemukus
Abstract
This article is explain of ritual commucation pilgrim "ngalap berkah" in the Kemukus mountain,
ethnographic study of communication about cultural tourism zone ritual pilgrimage in Mount
Kemukus, Pendem Village, District Sumber Lawang, Sragen, Central Java. The results showed that
for the local community a message of what is hidden behind this ritual is still ambiguity. But in the
process of social interaction between indigenous communities with immigrant communities, both in
terms of livelihoods, different behavior patterns, causing local people trying to accept changes to the
meaning of "ngalap berkah". It is caused when the pilgrimage locations have changed or constructed
for tourist commodification, and is thought to enhance the growth of local economies, which have an
impact on improving social and economic conditions of the communities in Pendem.
Keywords: ritual communication, ethnographic communications, ritual pilgrimage ngalap berkah,
kemukus mountain
75
KOMUNIKASI RITUAL PEZIARAH “NGALAP BERKAH” DI KAWASAN WISATA GUNUNG KEMUKUS
(Studi Etnografi Komunikasi Tentang Budaya Ritual Ziarah di Kawasan Wisata Gunung Kemukus, Desa Pendem,
Kecamatan Sumber Lawang, Sragen-Jawa Tengah)
Rahmi Setiawati ,Priyanto
Volume 3 Nomor 2 ,pp 74-84
agama dulu mewarnai seluruh kegiatan kultur ibu rumah tangga, pejabat, hingga PSK.
manusia, seks pun dihadirkan dalam fenomena Bahkan, lokasi itu kerap dijadikan tempat
budaya, dalam kesenian, ekonomi, pendidikan, prostitusi. Tempat itu kini begitu populer
ilmu dan politik. sehingga menarik wisatawan lokal. Ironisnya,
Bila dikaitkan dengan Foucault dengan pemerintah setempat menarik pungutan
fenomena ritual seks di Gunung Kemukus. kepada mereka yang memasuki kawasan
Artinya, seks bagi masyarakat Gunung tersebut.
Kemukus mampu menggantikan agama dalam Peristiwa ini, membuat Pemerintah
proses pembentukan masyarakat. Seks bagi Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, mulai
masyarakat Gunung Kemukus adalah produk menertibkan keberadaan tempat penginapan
budaya yang diaktualisasikan oleh individu- dan karaoke di sekitar kawasan ziarah
individu yang sadar. Ini menimbulkan Gunung Kemukus. Sebanyak 69 tempat
fenomena yang terjadi di Gunung Kemukus, karaoke dan 158 PSK yang selama ini ada
yaitu banyaknya Pelaku Seks Komersial (PSK) dilarang beroperasi.3 Pada akhirnya,
yang telah mulai melaksanakan profesinya menyebabkan jumlah pengunjung obyek
Sejak tahun 1980-an atau sejak tahun 1990- wisata Gunung Kemukus mengalami
an, karena motivasi berupa desakan ekonomi, penurunan. Bila pada tahun 2013 lalu jumlah
sehingga sebagian dari mereka kemudian pengunjung obyek wisata sekitar 60 ribu,
menetap dan tinggal sebagai penduduk tetap pada tahun 2014 lalu jumlah pengunjung
di Desa Pendem, yang semula mereka adalah menciut hanya menjadi sekitar 52 ribu saja.
berasal dari penduduk pendatang, yang Berdasarkan permasalahan tersebut, kajian
kemudian ada peluang dari segi ekonomi, komunikasi yang berkaitan dengan budaya
sehingga membuat mereka menetap di Desa sangat menarik untuk dikaji, bahwa dalam
Pendem. Perkembangan kegiatan ritual seks menafsirkan sebuah pesan dari mitos secara
telah ada sejak lama. Perkembangan tentang cerita lisan, dapat menghasilkan sebuah
kegiatan prostitusi secara terbuka baru terjadi pemaknaan atau interpretasi yang
mulai awal tahun 1980-an. Perkembangan beranekaragam di dalam suatu masyarakat
prosititusi itu tidak semata tentang ritual seks tertentu, sehingga menghasilkan suatu
yang menjadi persyaratan ngalap barkah, tindakan pada sebagian masyarakat yang
melainkan juga didorong oleh pariwisata yang percaya akan mitos tersebut. Pada akhirnya
telah dikembangkan sejak tahun 1980-an2. juga dapat menimbulkan masalah sosial, yaitu
Kemudian pada tahun 2014, ketika adanya PSK, sebuah desa yaitu Desa Pendem terkenal
pemberitaan negatif, yang ditulis oleh Patrick dengan sebutan desa PSK, yang berlindung
Abboud, salah satu jurnalis asing dari dibalik ritual ziarah ”ngalap berkah”.
program Dateline SBS Australia, yang
membuat kisah ritual seks aneh di gunung Rumusan Permasalahan
tersebut berkembang tidak hanya di Dari uraian latar belakang tersebut di atas
Indonesia, tetapi di Negara Australia. Lokasi dapat dirumuskan fokus permasalahannya
itu pun kini terkenal dengan nama 'Gunung adalah ”Bagaimana Komunikasi Ritual
Seks'. Menurut Patrick mereka yang Peziarah Pada Ziarah”Ngalap Berkah” di
melakukan ritual seks mulai dari pria beristri, Makam Pangeran Samudro Kawasan Wisata
Gunung Kemukus ?
2 Komodifikasi Asketisme Islam Jawa: Ekspansi
Pasar Pariwisata dan Prostitusi di Balik Tradisi 3 Sumber : media online, Merdeka.com, Senin
Ziarah di Gunung Kemukus. Moh Soedha, 2013 (24/11)
76
KOMUNIKASI RITUAL PEZIARAH “NGALAP BERKAH” DI KAWASAN WISATA GUNUNG KEMUKUS
(Studi Etnografi Komunikasi Tentang Budaya Ritual Ziarah di Kawasan Wisata Gunung Kemukus, Desa Pendem,
Kecamatan Sumber Lawang, Sragen-Jawa Tengah)
Rahmi Setiawati ,Priyanto
Volume 3 Nomor 2 ,pp 74-84
77
KOMUNIKASI RITUAL PEZIARAH “NGALAP BERKAH” DI KAWASAN WISATA GUNUNG KEMUKUS
(Studi Etnografi Komunikasi Tentang Budaya Ritual Ziarah di Kawasan Wisata Gunung Kemukus, Desa Pendem,
Kecamatan Sumber Lawang, Sragen-Jawa Tengah)
Rahmi Setiawati ,Priyanto
Volume 3 Nomor 2 ,pp 74-84
pola komunikasi itu hidup dalam interaksi terutama bila seseorang akan menghadapi
dengan komponen sistem kebudayaan yang tugas yang berat, akan bepergian jauh, atau
lain. bila ada keinginan yang sangat besar untuk
memperoleh sesuatu. Dalam kesehariannya,
Religi Orang Jawa manusia Jawa sangat menghormati nenek
Koentjaraningrat (1984: 312) mengatakan moyangnya.
bentuk agama Islam Jawa yang sering disebut
Agama Jawi atau Kejawen adalah suatu Ngalap Berkah
komplek keyakinan dan konsep-konsep Hindu Ngalap (mencari) berkah merupakan
Budha yang cenderung ke arah mistik yang kecenderungan manusiawi semenjak nenek
tercampur menjadi satu dan diakui sebagai moyang bangsa manusia generasi pertama.
agama Islam. Sistem keagamaan lazimnya Setelah melihat pengertian tersebut kita dapat
terdiri dari suatu integrasi yang berimbang mengartikan bahwa ngalap berkah adalah suatu
antara unsur-unsur animisme, Hindu, dan kegiatan untuk mencari manfaat dan kebaikan
Islam: suatu sinkretisme utama orang Jawa dari suatu Dzat, benda,manusia atau sesuatu
yang merupakan tradisi rakyat yang yang dianggap memiliki manfaat dan kebaikan
sebenarnya. yang dicari manusia tersebut.
Teori : Etnografi
Fenomena 1. Tutur masyarakat komunikasi
Komunikasi Ritual Jawa
Ziarah “ Ngalap 2. Aktivitas Konsep: pendekatan
Berkah” komunikasi komunikasi pada
menimbulkan gejala 3. Komponen kebudayaan, makna
komunikasi pada ritual, pola, simbol
sosial (menimbulkan
komunikasi ritual dalam komunikasi ritual,
PSK),pergeseran “ngalap berkah”
nilai, budaya dan komunikasi,
4. Hubungan
komodifikasi komponen transendental,
ekonomi komunikasi Pariwisata, Religi dan
Makam Orang Jawa,
ngalap berkah
Gambar 1: Alur Kerangka Pemikiran
Metodologi penelitian
Etnografi Komunikasi
78
KOMUNIKASI RITUAL PEZIARAH “NGALAP BERKAH” DI KAWASAN WISATA GUNUNG KEMUKUS
(Studi Etnografi Komunikasi Tentang Budaya Ritual Ziarah di Kawasan Wisata Gunung Kemukus, Desa Pendem,
Kecamatan Sumber Lawang, Sragen-Jawa Tengah)
Rahmi Setiawati ,Priyanto
Volume 3 Nomor 2 ,pp 74-84
penerapan dari metode-metode etnografi pada katuju, cedhakno dhemene kaya dene yen arep
studi etnografi komunikasi sebagaimana yang nekani marang panggonane dhemenane”
dijelaskan Spradley adalah memandang: 1)
(Kadjawen, Yogyakarta : Oktober 1934)
Sistem makna budaya disandikan melalui
simbol-simbol; 2) Bahasa merupakan sistem
simbol utama yang menyandikan maksud “Barang siapa berhasrat atau punya tujuan
budaya dalam setiap masyarakat. Bahasa untuk hal yang dikehendaki maka untuk
adalah alat yang digunakan untuk simbol lain mencapainya harus dengan kesungguhan,
yang diandaikan; 3) Dalam budaya makna mantap, dengan hati yang suci, jangan
dari suatu simbol merupakan hubungan dari
serong kanan / kiri harus konsentrasi pada
simbol yang lain (Purwasito, 2002: 249). Data
yang dikehendaki / yang diinginkan,
primer diperoleh peneliti melalui observasi
partisipan, wawancara terhadap infoman dekatkan keinginan, seakan-akan seperti
seperti beberapa peziarah, PSK, juru kunci menju ke tempat kesayangannya /
makam, penanggungjawab obyek wisata kesenangannya.”
Gunung Kemukus, masyarakat sekitar
Dari makna kata “dhemenan” mengandung
gunung kemukus dan berbagai informan
makna yang berbeda yaitu bahwa berziarah ke
lainnya. Data sekunder diperoleh melalui
Makam Pangeran Samodro harus seperti
kegiatan studi pustaka berupa penelusuran
ketempat kekasih dari makna dhemenan
dokumen yang memuat fakta-fakta, artikel
dalam pengertian bahwa berziarah karena
atau referensi, serta bahan-bahan lainnya
harus membawa istri simpanan, kumpul kebo
yang terkait dengan ritual ziarah ngalap
dan melakukan hubungan sexual dengan
berkah di gunung kemukus.
bukan istri atau suami sebagainya, pendapat
ini disebabkan karena pengertian kata
HASIL DAN PEMBAHASAN
dhemenan dalam bahasa Jawa diartikan
A. Hakikat atau variasi bahasa oleh
kekasih gelap, istri simpanan dan lain-lain.
masyarakat tutur Jawa, yang menunjukkan Hal ini menyebabkan ketika berziarah ke
sociolinguistik dalam melaksanakan komunikasi makam Pangeran Samodro harus membawa
ritual “ngalap berkah”. dhemenan.
Pendapat lain menurut juru kunci
Seperti yang terjadi pada penelitian tentang
bahwa sesungguhnya kata dhemenan konteks
komunikasi ritual “ngalap berkah” bermula
naskah di dalam bahasa Jawa tersebut adalah
dari sumpah Pangeran Samudro, kata
keinginan yang diidam-idamkan, cita-cita
“dhemenan” menimbulkan suatu tindakan aksi
yang ingin segera terwujud. Sehingga, dapat
dari masing-masing manusia yang
disimpulkan bahwa inti ziarah di Makam
mempercayai bahwa interpretasi dari makna
Pangeran Samodro di Gunung Kemukus
tersebut bisa berarti positif maupun negatif,
adalah apabila punya kemauan, cita-cita yang
dalam mengekspresikan komunikasi ritualnya.
ingin dicapai atau apabila menghadapi
Seperti yang tertuang bahwa inti Ziarah di
rintangan yang menghalangi jalan untuk
Makam Pangeran Samudro.
mencapai cita-cita dari tujuan tersebut harus
“Sing Sopo duwe panjongko marang samubarang
dilakukan dengan cara sungguh-sungguh, hati
kang dikarepake bisane kelakon iku kudu sarono yang bersih suci dan konsentrasi pada cita-
pawitan temen, mantep, ati kang suci, ojo cita dan tujuan yang akan dicapai atau yang
slewang-sleweng, kudu mindeng marang kang dituju. Dengan demikian terbukalah jalan
79
KOMUNIKASI RITUAL PEZIARAH “NGALAP BERKAH” DI KAWASAN WISATA GUNUNG KEMUKUS
(Studi Etnografi Komunikasi Tentang Budaya Ritual Ziarah di Kawasan Wisata Gunung Kemukus, Desa Pendem,
Kecamatan Sumber Lawang, Sragen-Jawa Tengah)
Rahmi Setiawati ,Priyanto
Volume 3 Nomor 2 ,pp 74-84
kemudahan untuk mencapai cita-citaa dan oleh warga setempat hari itu kemudian
tujuan tersebut dengan mudah. dijadikan dasar berdoa di Makam Pangeran
Samodro.
B. Aktivitas atau peristiwa komunikasi yang
meliputi konteks/situasi dan tindak 2. Upacara Peringatan Bulan Syuro
Untuk memperingati bulan Muharram /
komunikatif pada komunikasi ritual
Syuro atau sering disebut suronan, upacara
“ngalap berkah”
yang dilaksanakan adalah upacara larap
slambu dan petunjukan wayang.
Upacara komunikasi ritual “ngalap berkah”
Di Gunung Kemukus a. Upacara Larap Slambu
1. Ritual Ziarah Larap Slambu adalah upacara pensucian
Ritual ziarah dilakukan oleh peziarah kapan slambu/kain penutup Makam Pangeran
saja asalkan waktunya tetap dan kontinyu. Samudro. Tujuan dari upacara ini adalah
Artinya peziarah bisa melakukannya pada mensucikan slambu makam pangeran
siang ataupun malam hari, lebih diutamakan samudro dan menggantikan sebagian slambu
setiap Selasa Pon atau Jumat Kliwon. Ritual yang harus diganti.
ziarah ini dilakukan guna mendoakan
Pangeran Samodro dan meminta berkahnya b. Pertunjukan Wayang Kulit
agar tercapai keinginannya. Juru kunci Pertunjukan wayang kulit semalam suntuk ini
mengatakan bahwa mayoritas permintaan diselenggarakan dalam rangka penutupan
peziarah adalah agar dapat sukses usaha bulan Syuro, dan biasanya dilaksanakan pada
dagangnya, suskses kariernya, agar malam Jum’at Kliwon. Dalam suasana malam
jabatannya naik, dan memiliki kekayaan tersebut pengunjung memenuhi area Obyek
melimpah. Peziarah biasanya lebih banyak Wisata Gunung Kemukus, di sana mereka ada
yang datang pada malam hari yaitu pada hari yang melakukan ritual ziarah, atau hanya
kamis pahing malam jum;at pon, dan pada sekedar menonton wayang.
hari itu pengunjung bisa mencapai 8000
orang. Penetapan hari ritual tersebut C. Komponen komunikasi pada
didasarkan atas kisah pada masa kerajaan komunikasi ritual “ngalap berkah”
Demak. dimana pada hari jum’at pon tersebut Komponen komunikasi yang meliputi: genre
selepas sholat jum;atan, Sri Sultan Demak atau tipe peristiwa komunikatif, topik
melayangkan pandangannya ke atas dan peristiwa dan tujuan dan fungsi peristiwa
dilihatnya sebuah bingkisan. Kejadian komunikasi serta setting bagi peserta
tersebut tak seorangpun yang mengetahuinya, komunikasi pada komunikasi ritual “ngalap
bingkisan diambil dan dibuka. Ternyata isinya berkah” yaitu terbagi menjadi beberapa bagian
kain putih yang bertuliskan “ini adalah yaitu Masyarakat terhadap Gunung
pakaian untuk bekel Senopati Tanah Jawa”. Kemukus, Peziarah, para Pelaku PSK, dan
Benda tersebut berbentuk Kotang para pengguna jasa di Lingkungan Gunung
Ontrokusumo yang kemudian pakaian ini Kemukus dalam melakukan ritual “ngalap
akan dikenakan kepada yang akan berkah.
memamngku jabatan Pangeran Pati. Apabila dikaji bahwa perilaku atau tindakan
Berdasarkan kejadian itu maka hari itu yang dilakukan oleh individu melakukan
dijadikan sebagai puncak tahlilan/doa ritual “ngalap berkah” didasarkan atas
bersama di Makam Pangeran Samodro, dan
80
KOMUNIKASI RITUAL PEZIARAH “NGALAP BERKAH” DI KAWASAN WISATA GUNUNG KEMUKUS
(Studi Etnografi Komunikasi Tentang Budaya Ritual Ziarah di Kawasan Wisata Gunung Kemukus, Desa Pendem,
Kecamatan Sumber Lawang, Sragen-Jawa Tengah)
Rahmi Setiawati ,Priyanto
Volume 3 Nomor 2 ,pp 74-84
persepsi, pengalaman, dan penafsiran terhadap lain, namun ada pendapat lain bahwa tidak
sesuatu yaitu keyakinan. Seperti yang harus melakukan hubunga seksual ketika
dipublikasikan beberapa media massa dan berziarah yang terpenting adalah “niat”
persepsi yang telah terbentuk dan beredar dengan sungguh-sungguh.
dimasyarakat umum bahwa Gunung Kemukus Informasi masyarakat Gunung Kemukus
adalah tempat untuk mencari pesugihan atau tentang Ritual Ngalap berkah pada Makam
ngalap berkah dengan salah satu syaratnya Pangeran Samudra, masih bersifat ambigu.
harus berhubungan seksual dengan yang Sehingga lebih didominasi karena faktor
bukan pasangannya. Pada kenyataannya ada ekonomi. Apabila dikaji, bahwa PSK berasal
banyak versi persepsi dari masyarakat tentang dari luar wilayah Desa Pendam, atau
Gunung Kemukus ini, hal ini muncul dari merupakan masyarakat pendatang, yang
simpang siur atau kebenaran akan informasi melihat peluang dari ritual budaya tersebut,
tentang Gunung Kemukus inilah yang masih yang kemudian di konstruksikan menjadi
bersifat ambigu. sebuah tempat prostitusi.
Komunikasi Makam
Pedagang Ritual “Ngalap Pangeran
Warung Berkah” Samudra
Pelaku Seks
Komersial
Juru Kunci
Dari beberapa informasi masyarakat umum Hal ini disebabkan untuk meningkatkan
memiliki persepsi bahwa Gunung Kemukus tingkat perekonomian, sehingga wilayah
adalah tempat mencari berkah untuk sekitar Gunung Kemukus menjadi semakin
memperoleh kesuksesan dan berhasil dalam ramai dengan semakin meningkatnya
usahanya, dengan salah satu proses ritualnya masyarakat pendatang yang tinggal di
harus melakukan hubungan seksual dengan Gunung Kemukus.Pemerintah Daerah
orang yang bukan pasangan sahnya/orang Kabupaten Sragen, khususnya Dinas
81
KOMUNIKASI RITUAL PEZIARAH “NGALAP BERKAH” DI KAWASAN WISATA GUNUNG KEMUKUS
(Studi Etnografi Komunikasi Tentang Budaya Ritual Ziarah di Kawasan Wisata Gunung Kemukus, Desa Pendem,
Kecamatan Sumber Lawang, Sragen-Jawa Tengah)
Rahmi Setiawati ,Priyanto
Volume 3 Nomor 2 ,pp 74-84
82
KOMUNIKASI RITUAL PEZIARAH “NGALAP BERKAH” DI KAWASAN WISATA GUNUNG KEMUKUS
(Studi Etnografi Komunikasi Tentang Budaya Ritual Ziarah di Kawasan Wisata Gunung Kemukus, Desa Pendem,
Kecamatan Sumber Lawang, Sragen-Jawa Tengah)
Rahmi Setiawati ,Priyanto
Volume 3 Nomor 2 ,pp 74-84
83
KOMUNIKASI RITUAL PEZIARAH “NGALAP BERKAH” DI KAWASAN WISATA GUNUNG KEMUKUS
(Studi Etnografi Komunikasi Tentang Budaya Ritual Ziarah di Kawasan Wisata Gunung Kemukus, Desa Pendem,
Kecamatan Sumber Lawang, Sragen-Jawa Tengah)
Rahmi Setiawati ,Priyanto
Volume 3 Nomor 2 ,pp 74-84
DAFTAR PUSTAKA
Carey, James W. 1992. Communication as Culture Essay on Media and Society. New York: Routledge.
Clifon JA, 1968. Cultural Antropologi: Aspiration and Approaches Introduction to Cultural
Antropology.Editor Boston: Hanton Miffin Company.
Endang Sumiarni MG dkk, (1989). Seks dan Ritual di Gunung Kemukus. Pusat Penelitian
Kependudukan UGM ,Yogyakarta.
Geertz Clifford, (1992), Kebudayaan dan Agama, Kanisius , Yogyakarta.
Geertz, Clifford. 1973. The Interpretation of Cultures. New York: Basc Books.
Hymes Dell, 2004, Ethnography, Linguistic, Narrative Inequality, This Edition published in the Tyalor &
Francis e-Libarary
James P. Spradley. 1997. Metode Etnografi. Terjemahan Misbah Zulfa Elizabeth. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Koentjaraningrat, (1986). Pengantar Antropolog i. Rajawali Press, Jakarta.
Kuswarno Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi suatu Pengantar dan Contoh Penelitiannya. Widya
Padjadjaran. Bandung
Littlejohn, S.W. and K.A. Foss. 2005. Theories of Human Communication (8th ed.). Thomson
Wadswort. Belmont, CA, USA
Mulyana, Deddy dan Rahkmat, Jalaluddin (ed). 2006. Komunikasi Antarbudaya,. Panduan
berkomunikasi dengan orang-orang berbeda budaya. Bandung. PT. Rema Rosdakarya.
Muriel Saville-Troike, 1982. The Ethnography Of Communication: An Introduction. Southampton: Basil
Blackwell Publisher Limited..
Zoetmulder. 1990. Manunggaling Kawula Gusty. Pantheisme dan Monisme dalam Sastra Jawa, Pustaka
Jaya , Jakarta.
Sumber internet:
Komodifikasi Asketisme Islam Jawa: Ekspansi Pasar Pariwisata dan Prostitusi di Balik Tradisi
Ziarah di Gunung Kemukus. Moh Soedha, 2013
Sumber : media online, Merdeka.com, Senin (24/11)
“Seksualitas Perempuan dalam alkitab, Fierenziana Getruida Junus, 2013
84