Anda di halaman 1dari 5

Naskah Drama Contoh Pelaksanaan Demokrasi

PEMILIHAN KETUA RT

Di sebuah lingkungan perumahan, tepatnya di lingkungan RT Pak Gunawan akan


mengadakan pemiliham ketua RT yang baru, karena masa jabatan Pak Gunawan sebagai
ketua RT yang lama akan segera berakhir. Maka dari itu Pak Gunawan yang masih menjabat
menjadi ketua RT mengumpulkan beberapa perwakilan warganya di gedung Balai Pertemuan
Masyarakat (Bapermas).

Pak Gunawan : “Assalamualaikumum Wr.Wb Allhamdulillah pada kesempatan kali ini,


kita semua dapat berkumpul untuk membahas pemilihan ketua RT yang
baru. Seperti yang saudara-saudara ketahui, saya akan segera mengakhiri
masa jabatan saya

Langsung saja, adakah yang mempunyai usul untuk rencana pemilihan


ketua RT yang baru?”

Pak Juanda : “Pak, kandidat yang akan kita pilih sebagai ketua RT yang baru
siapa saja?” (sambil mengacungkan tangannya)

Pak Gunawan: “Kita butuh pemimpin yang siap memimpin kita, jadi siapa yang
bersedia menjadi ketua RT?”

Bu Sisi : “Jika diperbolehkan, saya siap menjadi ketua RT yang baru”


(sambil mengacungkan tangannya)

Suara Bu Sisi memecah keheningan dalam suasana rapat yang mayoritasnya dipenuhi
laki-laki. Bu Sisi adalah orang pertama sekaligus wanita pertama yang mencalonkan diri
menjadi ketua RT.

Pak Gunawan : “Tentu boleh. Sekarang kan jaman emansipasi wanita jadi sah-sah saja jika
ibu siap menjadi pemimpin baru kami”

Pak Juanda : “Lalu siapa lagi yang akan menjadi pemimpin kami?”
Semua warga mendadak hening dan saling bertatap muka, karena diantara mereka
tidak ada lagi yang siap menjadi ketua RT. Semua warga saling tunjuk-menunjuk. Lagi-lagi
ada suara seseorang yang memecah keheningan

Pak I Gede: “Pak saya siap menjadi kandidat ketua RT yang baru”

Pak Gunawan : “Bagus. Sekarang kita punya 2 kandidat. Apa itu cukup?”

Pak Juanda : “Cukup, Pak! Kapan pemilihan ketua RT diadakan?”

Bu Ani : “Tapi apa tidak sebaiknya para kandidat mengkampanyekan diri


mereka terlebih dahulu dan menyampaikan visi-misinya?”

Pak Gunawan : “Kita akan agendakan kampanyenya seminggu dari hari ini dan
pemilihan ketua RTnya 2 minggu dari hari ini. Setuju?”

Semua warga: “Setuju!”

Suatu hari di detik-detik hari menuju kampanye, Pak I Gede berbincang-bincang


dengan Pak Gunawan. Namun obrolannya itu agak sedikit ditutup-tutupi

Pak I Gede : “Pak ini terima sedikit pemberian dari saya” (sambil memberikan
secarik amplop putih yang berisikan uang)

Pak Gunawan: “Wah tertima kasih, tapi untuk apa ini?”

Pak I Gede : “Yah Bapak.. seperti tidak tahu maksud saya saja. Ini kan cara yang
biasa dipakai pejabat-pejabat besar supaya menang di pemilu”

Pak Gunawan : “Maksudnya, anda menyuap saya?”

Pak I Gede : “Ya mungkin kasarnya seperti itu”

Pak Somad: “Astagfirullah, bapak tidak paham? Negara kita ini negara
demokrasi, pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat dan
menggunakan prinsip-prinsip tertentu. Dengan cara anda menyuap
saya, anda telah melanggar prinsip demokrasi yang diantaranya
adanya jaminan HAM dan pemilu yang jujur dan adil. Maaf saya
tidak bisa menerima pemberian anda”

Pak I Gede : “Ayolah, Pak. Saya mohon”


Pak Gunawan : “Maaf saya pergi duluan, ada urusan lain”

Pak Gunawan segera meninggalkan Pak I Gede yang memaksanya. Hari demi hari,
tibalah saatnya para kandidat ketua RT yang baru mengkampanyekan diri mereka dan
menyampaikan visi-misinya. Semua warga berkumpul di gedung Bapermas.

Pak Juanda: “Assalamualaikum, saya dan Bu Ani disini menggantikan Pak


Gunawan yang berhalangan hadir karena tuntutan pekerjaannya ke luar
kota.

Bagaimana jika kita langsung saja menyaksikan kampanye dari


kandidat dari ketua RT yang baru dan penyampaian visi-misinya.
Setuju?”

Semua warga: “Setuju!”

Bu Ani : “Pertama dari Bu Sisi terlebih dahulu. Kepada Bu Sisi, tempat dan waktu
kami persilahkan”

Bu Sisi : “Assalamualaikum, dan selamat siang. Nama saya Sisi Grasela Lagodu visi-
misi saya untuk menjadi ketua RT yang pertama memajukan setiap warga
yg ada di lingkungan RT kita ini, kedua saya ingin meningkatkan
perekonomian warga sini degan cara membuka lahan pekerjaan baru,
Ketiga saya akan meningkatkan keamanan lingkungan RT ini dengan
pembangunan pos kamling dan siskamling secara bergiliran, keempat saya
akan membuat saluran air baru dan memperlebar sungai agar tidak terjadi
banjir lagi…”

Bu Sisi selesai mengkampanyekan dirinya dan menyampaikan visi-misinya. Sekarang


giliran Pak I Gede yang melakukan hal tersebut.

Pak I Gede : “Assalamualaikum. Nama saya I Gede Sastrayana Ayo semuanya pilih
saya jadi ketua RT yang baru. Saya akan memajukan RT sini dengan cara
apapun asalkan kalian memilih saya menjadi ketua RT”

Setelah para kandidat telah mulai mengkampanyekan visi misinya, tibalah sesi untuk
bertanya bagi para warga
Bu Ani : “Baik para warga, para kandidat telah selesai mengkampanyekan visi
misinya, sekarang tibalah sesi untuk pertanyaan. Siapa yang mau
bertanya?

Bu Ria : “Saya. Saya ingin bertanya kepada Pak I Gede mengenai kebijakan apa yang
akan anda lakukan untuk bisa memajukan RT kita ini?

Semua warga saling berbisik mengenai visi-misi dan kampanye Pak I Gede yang tidak
meyakinkan untuk menjadi ketua RT. Termasuk Bu Ani dan Pak Juanda berbisik
kebingungan dengan visi-misi yang disampaikan Pak Farhan.

Pak Juanda : “Bu, kok saya nggak yakin ya kalo Pak Farhan memang benar-benar
mau jadi ketua RT”

Bu Ani : “Iya ya? Penyampaian visi-misinya saja seperti itu. Bagaimana mau
memimpin warga kita”

Akhirnya acara kampanye dan penyampaian visi-misi selesai dilaksanakan. Hari demi
hari, waktu demi waktu berjalan. Tibalah acara puncak yang ditunggu-tunggu yaitu pemilihan
ketua RT yang baru.

Semua warga berkumpul di Bapermas yang digunakan sebagai Tempat Pemungutan


Suara (TPS). Mereka bergiliran mencoblos dan menggunakan hak pilihnya untuk memilih
ketua RT yang baru dibalik bilik. Karena sesuai prinsip demokrasi, pemilu harus LUBER
(Langsung, umum, Bebas, dan Rahasia) JURDIL (Jujur dan Adil). Sesudah mencoblos,
semua warga memasukan kertas kandidat ketua RT yang sudah mereka coblos kedalam box
dan mencelupkan kelingkingnya ke tinta sebagai tanda telah menggunakan hak pilihnya
dalam pemilihan ketua RT yang baru.

Selesai pemilihan ketua RT, Para panitia segera menjumlahkan hasil sumbangan suara
para warga.

1 Minggu kemudian, diadakan pertemuan lagi di Bapermas untuk memberikan


pengumuman siapa yang menjadi ketua RT baru.

Pak Gunawan : “Assalamualaikum. Tidak terasa saya akan segera turun dari jabatan
ini. Pertama-tama saya mohon maaf apabila pada masa jabatan saya
terjadi suatu kekurangan. Saya juga mohon maaf, pada kesempatan ini
saya tidak bisa berlama-lama disini karna ada urusan mendadak yang
harus segera diselesaikan. Jadi pertemuan ini saya serahkan kepada Pak
Juanda”

Pak Juanda : “Terima kasih Pak RT atas kepercayaannya untuk menyerahkan acara ini
kepada saya. Baiklah langsung saja kita ketahui bersama-sama ketua
RT kita yang baru.”

Bu Ani : “Sesuai laporan yang kami terima dari panitia. Yang menjadi ketua RT
yang baru adalah….. Bu Sisi. Selamat kepada Bu Sisi atas tanggung
jawab yang segera diembannya ini. Semoga Bu Sisi dapat
memimpin, membina, dan memajukan warga kita ini. Mungkin ada
sedikit sambutan dari ibu?”

Bu Sisi : “Saya banyak-banyak terima kasih kepada Tuhan dan semua warga
yang telah memilih saya. Semoga Kedepannya saya akan
menjalankan tugas sebagaimana mestinya”

Pa Juanda : “Baiklah kita tutup saja acara ini. Terima kasih atas perhatian dan
partisipasinya Wassalamualaikum”

Acara tersebut telah selesai dibubarkan. Semua warga menuju rumahnya masing-
masing, namun Pak I Gede menemui Pak Gunawan.

Pak I Gede : “Andai saja waktu itu bapak mau menerima uang saya. Pasti saya jadi
ketua RT dan memajukan warga sini”

Pak Gunawan : “Hehe maaf, Pak. Hasil yang buruk berawal dari niat yang buruk. Niat
bapak sudah mau menyuap saya saja sudah tidak baik, bagaimana
hasilnya?”

SELESAI..

Anda mungkin juga menyukai