Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA


“NASKAH DRAMA BAWANG MERAH BAWANG PUTIH”

Disusun Oleh :
ROIYAH
ASTUTI
NOVI
ROBI
JAYADI
UHI

SMP NEGERI 1 CIKULUR


Jl. Raya Sampay-Cileles Km. 04 Kode Pos 42356

2013
Naskah Drama Bawang Merah dan Bawang Putih.

Pemain ada 6 orang, yaitu: Bawang Putih, Ibu Bawang Putih, Ayah Bawang Putih, Ibu Bawang
Merah, Bawang Merah, Pangeran.

BABAK 1:
[Ibu Bawang Putih dalam keadaan sekarat. Ia berpesan kepada putri semata wayangnya itu ]

Bawang Putih : "Ya, Bu."


Ibu Bawang Putih : "Setelah ibu tiada, tetaplah menjadi anak yang bersahaja."
Bawang Putih : [Menitikkan air mata.] "Iya, bu..."
Ayah Bawang Putih : [Menangis, menyaksikan hal tersebut.]

[Setelah berpesan seperti itu, Ibu Bawang Putih meninggal dunia diiringi isak tangis Bawang
Putih dan Ayah Bawang Putih.]

BABAK 2:
[Setelah Ibu Bawang Putih meninggal, Ayah Bawang Putih menikah dengan Ibu Bawang Merah.
Hal ini menjadikan hidup Bawang Putih tidak bahagia. Bersama anaknya yang bernama Bawang
Merah, wanita tua itu memperlakukan Bawang Putih seenak hatinya.]

Ibu Bawang Merah : "Bawang Putihhhhh!!!"


Bawang Putih : [Datang dengan tergopoh-gopoh] "Iya, Mah."
Ibu Bawang Merah : "Dari mana aja sih kamu. Dipanggil dari tadi, lama banget! Ini tumpah!
Bawang Merah : [Tiba-tiba datang dan menoyor Bawang Putih. Lalu menjatuhkan
makanannya.]
"Ini bersihin sekalian ya."
Bawang Putih : [Menghela napas. Tapi, mau tak mau dilakukan juga.]
[Ibu Bawang Merah dan Bawang Merah tertawa kecil melihat hal
tersebut.]
[Karena kelakuan ibu tiri dan kakak tirinya, Bawang Putih merasa sedih hatinya. Ia sekarang
sebatang kara. Tak ada yang bisa dijadikannya tempat bersandar sejak ayahnya meninggal.]

Bawang Putih: [Menatap bintang di langit dengan sedih.] "Oh, Tuhan, kenapa hidupku seperti
ini? Orang-orang terdekatku kini sudah tiada semuanya. Tak ada orang yang mengasihiku kini."

[Bawang Putih berdoa, semoga ada seseorang laki-laki baik hati yang datang dan menjadi
kekasihnya. Doa tersebut dicatat oleh malaikat dan diperdengarkan kepada Tuhan.]

BABAK 3:
[Bawang Putih hendak pulang setelah mencuci baju di sungai, saat ia bertemu dengan Pangeran
tampan.]

Pangeran : [Duduk di atas kudanya.] "Wahai, gadis cantik, bolehkah saya bertanya
kepadamu?"
Bawang Putih : [Menoleh ke asal suara. Dan mundur beberapa langkah karena tatapan
tajam Pangeran. Kemudian, ia menunduk.] "Silakan, Tuan. Apa yang
hendak Tuan tanyakan kepada hamba?"\
Pangeran : "Saya sedang berburu bersama para pengawalku. Tapi, saking
semangatnya, saya pergi terlampau cepat daripada mereka. Ketika saya
ingin kembali, saya kehilangan jejak mereka. Jika tidak keberatan
maukah kamu memberi saya petunjuk jalan manakah yang baik untuk
pulang ke istana saya?"
Bawang Putih : [Menunjuk ke jalan yang dimaui oleh Pangeran.]
Pangeran : "Oiya, sebelum saya pergi, bolehkah saya bertanya siapakah nama
kamu?"
Bawang Putih : "Nama hamba, Bawang Putih, Pangeran."

[Begitulah pertemuan pertama antara Pangeran dan Bawang Putih. Pertemuan tersebut
membekas di hati Pangeran. Sehingga, diam-diam, Pangeran memperhatikan Bawang Putih.
Karena ia sudah jatuh cinta.]
BABAK 4:
[Bawang Putih berlari ketakutan. Ia dikejar ibu tiri dan kakak tirinya, karena telah
menghilangkan pakaiannya. Pangeran menolong Bawang Putih.]

Pangeran : "Hei, Bawang Putih, kesinilah."


Bawang Putih : [Segera mengikuti kata-kata Pangeran.]

[Akhirnya, selamatlah Bawang Putih dari kejaran ibu tiri dan kakak tirinya. Pangeran membawa
Bawang Putih ke tempat yang aman. Lalu, bercerita-cerita. Pangeran simpati dengan kisah hidup
Bawang Putih langsung melamarnya. Ia ingin menyelamatkan hidup Bawang Putih.]

Pangeran : "Kisah hidupmu sungguh dramatis. Tapi, terlepas dari semua itu, sejak
saya melihatmu, saya telah jatuh cinta. Bawang Putih maukah menikah
denganku?"

Bawang Putih : "Bila itu keinginan Pangeran..."

[Maka, menikahlah mereka. Setelah menikah, Pangeran membereskan masalah antara Bawang
Putih dengan ibu tiri dan kakak tirinya.]

BABAK 5:
[Ibu Bawang Merah dan Bawang Merah bersimpuh di hadapan Bawang Putih dan Pangeran. Ibu
anak itu menghadapi sidang atas perbuatan mereka sebelumnya.]

Pangeran : "Pengawal, bawa kedua orang itu ke sini!"


Ibu Bawang Merah : "Ampuni kami, Pangeran. Kami berjanji mengubah sifat buruk yang ada
pada diri kami."
Pangeran : [Menatap Bawang Putih, istrinya. Meminta keputusannya.]
Bawang Putih : [Membalas tatapan Pangeran, suaminya. Lalu, ia bangkit menghampiri
ibu tiri dan saudara tirinya.] "Saya bisa saja melupakan semua yang ibu
dan kakak lakukan. Tapi... Satu syarat yang harus kalian lakukan..."
Ibu Bawang Merah : "Apa itu? Katakan saja. Kami akan melakukannya dengan senang hati..."
Bawang Putih : "Kalian harus pergi dari sini, dan jangan sampai saya melihat kalian lagi.
Jika saya sampai melihat kalian lagi, maka saya akan memerintah para
pengawal untuk menangkap dan menjebloskan kalian ke dalam bui."
Pangeran : "Sekarang, enyahlah kalian dari hadapan kami!"
[Ibu Bawang Merah dan Bawang Merah sujud mengucapkan terima
kasih atas kemurahan hati yang Bawang Putih dan Pangeran berikan.]
Ibu Bawang Merah : "Terima kasih atas kebaikan hati kalian berdua." [Keduanya segera
berlalu.]

[Setelah kepergian ibu tiri dan kakak tirinya, Bawang Putih hidup bahagia bersama Pangeran.]

Anda mungkin juga menyukai