Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL


(PDGK 4501)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KEDUDUKAN DAN


PERAN ANGGOTA KELUARGA MELALUI METODE ROLE
PLAYING PADA SISWA KELAS II DI SDN PONDOK KOPI 04
KECAMATAN DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian praktik mata kuliah Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP)

DI SUSUN OLEH

Nama : FARIDA HANUM LUBIS


NIM : 857128415
Program Studi : S1 – PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
PDGK 4501

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KEDUDUKAN DAN PERAN


ANGGOTA KELUARGA MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA
KELAS II DI SDN PONDOK KOPI 04 KECAMATAN DUREN SAWIT JAKARTA
TIMUR

Nama : Farida Hanum Lubis


NIM : 857128415
Program Studi : S1 PGSD
Masa Registrasi : 2021.2
Tempat Pelatihan : SDN Pondok Kopi 04 Pagi
Alamat : Jl. Robusta Raya Blok P5 Pondok Kopi, Jakarta Timur

Jakarta, 6 Desember 2021


Supervisor Mahasiswa

Drs. Rudy Trisno, M.Pd Farida Hanum Lubis


NIP. 196803131991121001 NIM. 857128415

Kepala Sekolah SDN Pondok Kopi 04 Pagi

Duhri, S.Pd
NIP. 1963102519860319008

2
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PERBAIKAN
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Nama : Farida Hanum Lubis


NIM : 857128415
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN Pondok Kopi 04 Pagi
Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 (Dua)
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Siklus 1. Senin, 25 Oktober 2021
Siklus 2. Jumat, 5 November 2021

Masalah Yang Merupakan Fokus Perbaikan:


” Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa SD kelas 1I SDN Pondok Kopi 04 Pagi
Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur tentang Belajar IPS Materi Kedudukan Dan Peran
Anggota Keluarga Melalui Metode Role Playing ?”

Jakarta, 6 Desember 2021


Menyetujui,
Supervisor Mahasiswa,

Drs. Rudy Trisno, M.Pd Farida Hanum Lubis


NIP. 196803131991121001 NIM. 857128415

3
KESEDIAAN SEBAGAI PENDAMPING DALAM PEMBIMBINGAN PKP

Kepada
Kepala UPBJJ-UT Jakarta
Di Tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa:


Nama : Jojor Pakpahan, S.Pd
NIP : 196411021985062002
Tempat Mengajar : SDN Pondok Kopi 04 Pagi
Alamat Sekolah : Jl. Robusta raya blok P5, Kel Pondok Kopi, Kec Duren Sawit,
Jakarta Timur. 13460.
Telepon : 021-8601185

Menyatakan bersedia sebagai pendamping untuk membimbing dalam pelaksanaan PKP


atas:
Nama : Farida Hanum Lubis
NIM : 857128415
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN Pondok Kopi 04 Pagi
Alamat Sekolah : Jl. Robusta raya blok P5, Kel Pondok Kopi, Kec Duren Sawit,
Jakarta Timur. 13460.
Telepon : 021-8601185

Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui, Jakarta, 6 Desember 2021


Kepala Sekolah Pendamping,

DUHRI, S.Pd JOJOR PAKPAHAN, S.Pd


NIP. 196310251986031008 NIP. 196411021985062002

4
LEMBAR PERNYATAAN ANTI PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktik Pemantapan Kemampuan


Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah PKP pada
Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT) seluruhnya merupakan hasil karya saya
sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan hasil
karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia
menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.

Jakarta, 06 Desember 2021


Yang Membuat Pernyataan,

materai 10.000

Farida Hanum Lubis


NIM. 857128415

5
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat Iman, Islam,
sehat dan kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) ini.

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat profesional (PDGK 4501).
Demi terlaksananya laporan ini penulis telah banyak menerima masukan dan saran dari
berbagai pihak yang telah membantunya. sehingga menjadi sebuah laporan yang dapat
disajikan secara utuh. Tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak dapat
menyelesaikan laporan ini. Dengan ini maka penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Bapak Drs. RUDY TRISNO, M.Pd. Selaku supervisor yang telah banyak
membantu, dan membimbing dalam penyusunan laporan PKP ini.
2. Bapak DUHRI, S.Pd. Selaku Kepala SDN Pondok Kopi 04 Pagi yang telah
memberikan kesempatan sekaligus dukungan untuk menggunakan tempat yang
dipimpinnya sebagai tempat pelaksanaan praktik PKP.
3. Ibu Jojor Pakpahan, S. Pd yang telah bersedia menjadi teman sejawat dan
guru senior yang sangat membantu dalam mendampingi dan mengobservasi
serta menilai kemampuan penulis dalam proses pelaksanaan penelitian secara
objektif.
4. Bapak/Ibu dewan guru dan tendik SDN Pondok Kopi 04 Pagi yang telah
memberikan dukungan moril maupun materil.
5. Orang tuaku (Almarhum) dan mertua yang tiada lelahnya memberikan dukungan,
motivasi dan doanya.
6. Keluarga tercinta, suami dan anak-anakku yang telah memberikan semangat dan
dorongan hingga penelitian ini dapat terselesaikan.
7. Teman-teman satu kelas dan satu bimbingan yang telah berjuang bersama-
sama.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan PKP ini. Semoga Allah
memberikan balasan pahala atas kebaikannya.

6
Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pada umumnya
bagi para pembaca atau para guru yang sedang melakukan suatu penelitian. dimana dapat
menciptakan suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran pada siswa.
Penulis menyadari dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki sehingga
dalam penyusunan laporan PKP ini masih banyak kekurangan. Untuk itu saran dan kritik
yang membangun penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan laporan PKP ini.

Jakarta, 6 Desember 2021

Farida Hanum Lubis


NIM. 857128415

7
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN ANTI PLAGIAT..............................................................v
KATA PENGANTAR.....................................................................................................vi
DAFTAR ISI....................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL............................................................................................................x
DAFTAR GRAFIK.........................................................................................................x
DAFTAR DIAGRAM.....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................xi
ABSTRAK........................................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
1. Identifikasi Masalah............................................................................................3
2. Analisis Masalah.................................................................................................3
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah......................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran................................................................4
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran..............................................................5
1. Manfaat Teoritis..................................................................................................5
2. Manfaat Praktis...................................................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................6


A. Hakikat Hasil Belajar.................................................................................................6
B. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD.............................................7
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial...................................................................7
2. Tujuan Pembelajaran IPS....................................................................................8
C. Karakteristik Siswa SD..............................................................................................10
D. Metode Role Playing (Bermain Peran)......................................................................11
1. Pengertian Metode Role Playing (Bermain Peran).............................................11
2. Tujuan Metode Role Playing (Bermain Peran)...................................................12
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Role Playing (Bermain Peran)....................12
4. Langkah-langkah Metode Role Playing (Bermain Peran)..................................14
E. Hakekat PTK..............................................................................................................16

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN........20


A. Subjek, Tempat Waktu Penelitian, dan Pihak Yang Membantu................................20
1. Subjek Penelitian.................................................................................................20
2. Tempat Penelitian................................................................................................20
3. Waktu Penelitian.................................................................................................20
4. Pihak Yang Membantu........................................................................................20

8
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran..................................................................21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...............................................22


A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran.....................................................22
1. Pra Siklus...............................................................................................................22
2. Siklus I...................................................................................................................24
3. Siklus II.................................................................................................................27
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran................................................30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT........................................32


A. Kesimpulan ...............................................................................................................32
B. Saran dan Tindak Lanjut............................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................34

9
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Siswa


Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Mata Pelajaran IPS Pra Siklus
Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Mata Pelajaran IPS Siklus I
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Mata Pelajaran IPS Siklus II

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Pencapaian Nilai Pra Siklus


Grafik 4.2 Pencapaian Nilai Siklus I
Grafik 4.3 Pencapaian Nilai Siklus II

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Presentase Ketuntasan Nilai Pra Siklus


Diagram 4.2 Presentase Ketuntasan Nilai Siklus I
Diagram 4.3 Presentase Ketuntasan Nilai Siklus II

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan PTK Menurut Suharsimi Arikunto


Gambar 3.1 SDN 04 Pondok Kopi Jakarta Timur
Gambar 3.2 Bagan PTK Menurut Suharsimi Arikunto

10
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Kesediaan sebagai sebagai Pembimbing PKP


Lampiran 2 R1S Perbaikan Siklus 1
Lampiran 3 R1S Perbaikan Siklus II
Lampiran 4 Jurnal Pembimbingan Supervisor PKP
Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup

11
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KEDUDUKAN DAN PERAN
ANGGOTA KELUARGA MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA
KELAS II DI SDN PONDOK KOPI 04 KECAMATAN DUREN SAWIT JAKARTA
TIMUR

Disusun Oleh : Farida Hanum Lubis – 857128415

ABSTRAK

Dalam pembelajaran IPS materi Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga,


semester ganjil tahun ajaran 2021/2022 siswa kelas II banyak yang mengalami kesulitan
dalam memahami konsep Ilmu Pengetahuan Sosial yang diajarkan oleh guru, metode yang
digunakan tidak variasi hanya ceramah yang hanya berpusat pada guru saja, tidak ada
pembelajaran dua arah. Hal ini menyebabkan rendahnya perolehan nilai rata-rata mata
pelajaran IPS khususnya materi Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga. Usaha untuk
mengatasi hal tersebut maka dilakukan penelitian yang menggunakan model pembelajaran
role playing dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini
adalah upaya meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS khususnya materi
Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga menggunakan metode role playing. Objek
penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Pondok Kopi 04 Pagi Jakarta Timur sebanyak 32
siswa terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan, penelitian ini menggunakan
desain penelitian tindakan kelas yang proses kajiannya terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian terdiri dari 2 siklus tiap
siklus dilaksanakan dengan tujuan memperbaiki pembelajaran yang ingin dicapai.
Penelitian ini menunjukkan hasil tes tulis pada siklus 1 adalah 59 % dan pada siklus 2
meningkat menjadi 90 %, jadi terjadi peningkatan sebesar 31 %. Hasil penelitian yang
dilakukan pada mata pelajaran IPS di kelas II SDN Pondok Kopi 04 Pagi Jl. Robusta Raya
Blok P5 Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit , Jakarta Timur dengan
menerapkan metode belajara role playing. Telah menunjukkan bahwa dalam menggunakan
metode role playing dalam pembelajaran IPS telah terjadi peningkatan dalam keaktifan
siswa di dalam kelas.

Kata Kunci : Peningkatan Hasil Belajar, Metode Role Playing.

12
13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan sepanjang hayat oleh seseorang
untuk mendapatkan perubahan pada dirinya supaya menjadi lebih baik. Pada
hakekatnya belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar
individu. Maka dapat dikatakan bahwa unsur utama dalam belajar adalah individu
sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang
memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar.Menurut Dimyati dan Mudjiono
(2009 : 3), mengatakan bahwa hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya
kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar
yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan positif yang kemudian
disebut dengan proses belajar. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk membentuk
manusia dengan unsur - unsur hakiki yang seimbang. Unsur-unsur tersebut meliputi
cipta, rasa, dan karsa. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya bertujuan untuk
membentuk manusia dengan pemikiran yang cemerlang tetapi juga manusia yang
bermoral yang memiliki seperangkat sifat dan kepribadian yang baik.
Terkait dengan permasalahan di atas, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, hasil belajar dan kemampuan
analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat
yang dinamis. Pembelajaran Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam
KTSP memiliki tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengenal konsep - konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan


lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

Perkembangannya, ilmu pengetahuan sosial tidak terlepas peran masyarakat


didalamnya. Artinya ilmu sosial selalu mengikuti perkembangan jaman, tidak seperti
ilmu pasti pada umumnya. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Memuat materi geografi, sejarah,

1
sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, anak diarahkan untuk dapat
menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga
dunia yang cinta damai. IPS merupakan penghubung antara kehidupan akademis siswa
dengan kesehariannya di lingkungan tempat tinggal mereka. Bahkan dapat dipadukan
secara kontekstual antara apa yang mereka alami di rumah dengan apa yang dipelajari
di sekolah, sehingga pembelajaran IPS menjadi bermakna.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi sementara dengan siswa, siswa
kurang antusias dalam kegiatan pembelajaran, terutama pada pelajaran IPS. Siswa
kelas II kurang aktif serta banyak menunjukan rasa kebosanan seperti bermain sendiri
dan mengabaikan guru. Diketahui bahwa kegiatan proses pembelajaran belum
maksimal seperti apa yang diharapkan, dengan tes hasil belajar siswa masih banyak
yang belum memenuhi KKM yang ditetapkan sekolah. Berdasarkan hasil pre tes
terhadap siswa, diperoleh data rata-rata nilai siswa pada pelajaran IPS mencapai 31 %
dengan standar KKM dari sekolah mencapai 67, hasil tersebut masih di bawah rata –
rata kelulusan maksimal yang harusnya mencapai 80%.
Untuk dapat mempelajari sesuatu dengan baik, perlu mendengar, melihat,
mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan
hanya itu, siswa perlu “mengerjakannya”, yakni menggambarkan sesuatu dengan cara
mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan keterampilan, dan
mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka
dapatkan. Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam
rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam
persiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan,
metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan.
Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus
memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai,
cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan
menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka perlu diadakan
penelitian perbaikan pembelajaran dengan judul “ Peningkatan hasil belajar IPS materi
kedudukan dan peran anggota keluarga melalui metode role playing pada siswa kelas
II di SDN Pondok Kopi 04 ” sebagai upaya perbaikan proses pembelajaran konsep
dalam mata pelajaran IPS.

2
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut.
a. Rendahnya hasil belajar siswa
b. Rendahnya motivasi dan minat belajar siswa
c. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan
d. Penjelasan guru yang terlalu cepat dan kurang terperinci
e. Metode dan teknik mengajar tidak variatif sehingga timbul kejemuan bagi
siswa
f. Proses pembelajaran masih bersifat konvensional
g. Kurangnya alat peraga

2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang akan diatasi
adalah rendahnya hasil belajar siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi
penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, salah satunya
adalah pendekatan pembelajaran mata pelajaran IPS yang digunakan guru saat ini
masih kurang tepat dari harapan yang diinginkan, sehingga motivasi rendah yang
berimplikasi pada hasil belajar siswa. Pendekatan pembelajaran yang digunakan
masih bersifat konvensional. Pelaksanaan pendekatan pembelajaran konvensional
menekankan pada ceramah dan tanya jawab. Kegiatan ceramah, selalu
mendominasi dalam pembelajaran IPS. Siswa hanya mendengarkan duduk dengan
tenang dan diusahakan tetap diam saat guru berceramah. Setelah guru
melaksanakan ceramah dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab. Guru
berpartisipasi penuh dalam membuat pertanyaan pada siswa. Siswa yang
menjawab pertanyaan selalu ditunjuk oleh guru. Guru jarang memberi stimulus
pada siswa untuk bertanya. Pelaksanaan pendekatan konvensional pada mata
pelajaran IPS, guru jarang mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks
belajar yang ada. Guru masih mengajarkan materi IPS sesuai dengan apa yang ada
di dalam buku paket. Kurangnya alat peraga juga menambah kurangnya perhatian
dan minat siswa ketika guru sedang menjelaskan materi.

3
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah.
Setelah melakukan analisis masalah maka alternatif dan prioritas pemecahan
masalah yang diajukan adalah role playing. Menurut Jensen (2008) role playing
ialah kegiatan yang cocok digunakan untuk pra pemaparan pembelajaran terhadap
suatu topik dengan menggunakan warna, gerakan, gambar, yang dinformasikan ke
dalam bentuk nyata dan akan mendorong kegiatan pembelajaran berlangsung.
Selain digunakan pada pra pemaparan, inovasi role playing juga dapat digunakan
pada inti atau kesimpulan pembelajaran, bahkan dapat juga digunakan sebagai alat
evaluasi.
Keberhasilan dari proses pembelajaran untuk memenuhi keinginan dalam
peningkatan kualitas ditentukan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya
adalah pemilihan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Metode pembelajaran ini sesuai untuk diterapkan dikelas dengan
siswa yang memiliki karakteristik berbeda seperti kelas II di SDN Pondok Kopi
04, karena pembelajarannya difokuskan pada multi aspek. Pada pelaksanaannya
metode pembelajaran role playing, memungkinkan guru memanfaatkan berbagai
media pembelajaran yang dapat membuat proses pembelajaran semakin menarik
minat peserta didik.

B. Rumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang yang telah dipaparkan , maka dapat dirumuskan
masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana hasil belajar IPS materi kedudukan
dan peran anggota keluarga dengan menggunakan metode role playing pada siswa
kelas II di SDN Pondok Kopi 04 ?”

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pebelajaran


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
IPS materi kedudukan dan peran anggota keluarga dengan menggunakan metode role
playing pada siswa kelas II di SDN Pondok Kopi 04.

4
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang diambil adalah untuk mendapatkan
teori baru tentang peningkatan hasil belajar belajar siswa pada mata pelajaran IPS
materi kedudukan dan peran anggota keluarga melalui penggunaan metode role
playing sehingga dapat menambah wawasan berfikir untuk dapat dijadikan dasar
bertindak bagi insan pendidik dan dunia kependidikan pada umumnya.

2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Bagi Siswa
a. Meningkatkan kompetensi dan hasil belajar materi kedudukan dan peran
anggota keluarga untuk mencapai hasil yang lebih baik dan ketuntasan hasil
belajar.
b. Mendapat pengalaman belajar dengan menggunakan metode role playing
pada materi kedudukan dan peran anggota keluarga
2) Bagi Guru
a. Menemukan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi kedudukan
dan peran anggota keluarga pada pelajaran IPS
b. Membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan belajar pada materi
kedudukan dan peran anggota keluarga
c. Meningkatkan kreatifitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran.
d. Sebagai masukan untuk mengetahui metode pembelajaran yang berbeda
dari sebelumnya.
3) Bagi sekolah
a. Meningkatkan kualitas sekolah
b. Menjadi pendorong untuk selalu mengadakan pembaharuan dalam proses
pembelajaran.
4) Bagi institusi Pendidikan Secara Umum.
a. Meningkatkan mutu pendidikan
b. Meningkatkan kualitas pendidikan sebagai pelaksana pembelajaran
c. Meningkatkan sumberdaya manusia yang kreatif dan inovatif.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Hasil Belajar


Beberapa definisi tentang hasil belajar telah diungkapkan oleh para ahli.
Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang berupa
kemampuan pengetahuan dan pemahaman. Dari sisi guru, tindak mengajar di
akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono,
2009: 3). Menurut Bahri dan Zain (2002:15), hasil belajar merupakan hasil penilaian
yang menjadi tolak ukur atau gambaran tentang keberhasilkan proses belajar mengajar.

Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas,
2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya
perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.
Sehubungan dengan pendapat itu, maka Wahidmurni, dkk. (2010: 18) menjelaskan
bahwa sesorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu
menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di
antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap
suatu objek.

Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas,
2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya
perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.
Sehubungan dengan pendapat itu, maka Wahidmurni, dkk. (2010: 18) menjelaskan
bahwa sesorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu
menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di
antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap
suatu objek.

Untuk mengetahui hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan melakukan tes
dan pengukuran. Tes dan pengukuran memerlukan alat sebagai pengumpul data yang
disebut dengan instrumen penilaian hasil belajar. Menurut Wahidmurni, dkk. (2010:
6
28), instrumen dibagi menjadi dua bagian besar, yakni tes dan non tes. Selanjutnya,
menurut Hamalik (2006: 155), memberikan gambaran bahwa hasil belajar yang
diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar dengan
sungguh-sungguh. Hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan keterampilan.
Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang
lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Berdasarkan uraian di atas, pengertian hasil belajar dapat disimpulkan sebagai


perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu
interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi
kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut
dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik
dibandingkan dengan sebelumnya.

B. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial


Ilmu sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan beberapa disiplin
ilmu yang mengkaji permasalahan sosial. Ruang lingkup mata pelajaran IPS
meliputi: manusia, tempat dan ingkungan, waktu, keberlanjutan dan perubahan,
system sosial dan budaya, perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Dengan ruang
lingkup tersebut tergambar jelas bahwa materi yang dibahas dalam IPS merupakan
konsep – konsep abstrak, berubah dan berbeda waktu

Secara mendasar, pembelajaran IPS berkaitan dengan kehidupan manusia


yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkaitan dengan cara
manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya,
dan kejiwaannya, memanfaatkan sumberdaya yang ada dipermukaan bumi, mengatur
kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka
mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari,
menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam
konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.

Menurut Gunawan (2013:48), ilmu sosial adalah suatu bahan kajian yang
terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang

7
diorganisasikan dari konsep - konsep dan keterampilan sejarah, geografi, sosiologi,
antropologi, dan ekonomi.

Sebutan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai mata pelajaran dalam dunia


pendidikan dasar dan menengah di negara kita IPS memiliki kekhasan dibandingkan
dengan mata pelajaran lain sebagai pendidikan disiplin ilmu, yakni kajian yang
bersifat terpadu (integrated), interdisipliner, multidimensional. Karakteristik ini
terlihat dari perkembangan IPS sebagai mata pelajaran di sekolah yang cakupan
materinya semakin meluas. Dinamika cakupan semacam itu dapat dipahami
mengingat semakin kompleks dan rumitnya permasalahan sosial yang memerlukan
kajian secara terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu sosial, ilmu pengetahuan alam,
teknologi, humaniora, lingkungan, bahkan sistem kepercayaan. Dengan cara
demikian pula diharapkan pendidikan IPS terhindar dari sifat ketinggalan zaman, di
samping keberadaannya yang diharapkan tetap koheren dengan perkembangan sosial
yang terjadi.

Pusat Kurikulum mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai integrasi


dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas
dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dariaspek
dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum dan budaya (Pusat Kurikulum, 2006: 5).

IPS merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang


berkaitan dengan perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya,
masyarakat, bangsa, dan lingkungannya berdasarkan pengalaman masalalu yang bisa
dimaknai untuk masa kini, dan antisipasi masa akan datang. Peristiwa fakta, konsep
dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial merupakan beberapa hal yang
menjadi kajian IPS. Urutan kajian itu menunjukan urutan dari bentuk yang paling
kongkrit, yaitu dari peristiwa menuju ketingkatan yang abstrak, yaitu konsep peranan
peristiwa dan fakta dalam membangun konsep dan generalisasi.

2. Tujuan Pembelajaran IPS


Tujuan pembelajaran IPS (instructional objective social) adalah perilaku
hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik

8
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran IPS. Penyelenggaraan pendidikan
merupakan suatu keseluruhan yang terangkum dalam sebuah sistem pendidikan
nasional. Begitu juga dengan pendidikan IPS pada pendidikan dasar dan mengenah
merupakan suatu yang integral dari suatu sistem pendidikan nasional pada umumnya,
yang telah diatur berdasarkan undang-undang sestem pendidikan nasional.

Tujuan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah Pendidikan IPS sebagai


bidang studi yang diberikan pada jenjang pendidikan di lingkungan persekolahan,
bukan hanya memberikan bekal pengetahuan saja, tetapi juga memberikan bekal
nilai dan sikap serta keterampilan dalam kehidupan peserta didik di masyarakat,
bangsa, dan negara dalam berbagai karakteristik. Dari penyelenggaraan pendidikan
IPS tersebut tujuan mata pembelajaran IPS pada umumnya adalah mencerdaskan
kehidupan masyarakat dengan dasar nilai-nilai moral etik yang tinggi dan
menjunjung tinggi nilai budaya bangsa serta membentuk peserta didik yang memiliki
ilmu pengetahuan, ketrampilan, wawasan kebangsaan, dan etika sosial, berakhlak
sosial yang tinggi

Ruang Lingkup IPS SD IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan di sekolah mulai sekolah dasar sampai menengah dengan menyajikan
materi yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu-isu sosial. Menurut Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa mata pelajaran IPS
bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan


lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial .

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam


masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Keempat tujuan mata pelajaran IPS di atas menunjukkan bahwa IPS


merupakan mata pelajaran yang memiliki tujuan membentuk siswa menjadi warga

9
negara yang baik. Dengan demikian IPS sebenarnya merupakan pelajaran yang
sangat penting. Terkait dengan itu maka pada bab ini akan dibahas beberapa uraian
yang terkait dengan karakteristik IPS; konsep dasar atau konsep-konsep esensial
dalam IPS; standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS; serta strategi perumusan
tema dalam IPS.

C. Karakteristik Siswa SD
Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan
perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di antaranya:
perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, serta
perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak.
Asumsi yang mendasari adalah Jean Piaget. Hasil kajian Piaget (1963) tentang
kognisi menunjukkan bahwa anak-anak mempunyai tahap pemahaman yang berbeda
pada usia yang berbeda pula. Teori Perkembangan Koginitf menunjukkan bahwa
interaksi anak dengan lingkungan dan pengorganisasian kognitif dari pengalaman
menghasilkan kecerdasan. Yang menjadi penekanan teori ini adalah pada proses
pemikiran anak pada saat terjadinya belajar. Piaget mengatakan, anak menjalani urutan
yang sudah pasti dari tahap-tahap perkembangan kognitif. Pada setiap tahap, baik
kuantitas informasi maupun kwalitas kemampuan meningkat.
Piaget meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang dari bayi sampai
dia dewasa. Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi
yang baru di lahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat
perkembangan kognitif, yaitu:
a. Tahap Sensori-Motor (usia 0-2 tahun)
kegiatan intelektual pada tahap ini hampir seluruhnya mencakup gejala yang
diterima secara langsung melalui indera. Pada saat anak mencapai kematangan dan
mulai memperoleh ketrampilan berbahasa, mereka mengaplikasikannya dengan
menerapkan pada objek-objek yang nyata. Anak mulai memahami hubungan antara
benda dengan nama yang diberikannya.
b. Tahap Pra-Operasional (usia 2-7 tahun)
Pada tahap ini perkembangan sangat pesat. Lambang-lambang bahasa yang
digunakan untuk menunjukkan benda-benda nyata bertambah dengan pesatnya.
Keputusan yang diambil hanya berdasarkan intuisi, bukannya berdasarkan analisis
rasional.
10
c. Tahap Konkret-Operasional (usia 7-11 tahun)
Kemampuan berfikir logis muncul pada tahap ini. Mereka dapat berfikir secara
sistematis untuk mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini permasalahan yang
dihadapinya adalah permasalahan konkret. Pada tahap ini pula anak akan
menemukan kesulitan bila diberi tugas sekolah yang menuntutnya untuk mencari
sesuatu yang tersembunyi.
d. Tahap Operasional Formal (usia 11 tahun-dewasa)

Tahap ini ditandai dengan pola berfikir orang dewasa. Mereka dapat
mengaplikasikan cara berfikir terhadap permasalahan dari semua kategori, baik
yang abstrak maupun yang konkret. Pada tahap ini pula anak sudah dapat
memikirkan buah pikirannya, dapat membentuk ide-ide, berfikir tentang masa
depan secara realistis.

D. Metode Role Playing (bermain Peran)

1. Pengertian Metode Role Playing (bermain peran)


Metode Role Playing (bermain peran) dapat dikatakan sama dengan metode
Sosiodrama dan dalam pemakaiannya sering disilihgantikan. Metode Role
Playing (bermain peran) pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku yang
dalam hubungannya dengan masalah sosial dan memerankannya sebagai benda
hidup atau mati tergantung materi yang akan disampaikan. Berikut ini akan
dijelaskan lebih lanjut mengenai metode Role Playing (bermain peran) yang
digunakan pada penelitian ini.
Amri Sofan (2010: 194) metode Role Playing (bermain peran) merupakan
salah satu metode pembelajaran yang diarahkan pada upaya pemecahan masalah-
masalah yang berkaitan dengan hubungan antar manusia (interpersonal
relationship), terutama yang menyangkut kehidupan siswa.
Dananjaya (2011: 122) metode Role Playing (bermain peran) merupakan
gambaran tentang suatu kondisi/paradigma tertentu pada satu hal di dalam
masyarakat. Lewat “skenario”, pelaku yang berlaku tanpa memberikan informasi
verbal apapun akan terlibat respon siswa/teman lain sesama aktor.
Taniredja (2011: 39) metode Role Playing (bermain peran) merupakan
metode mengajar yang mendramatisasikan situasi sosial yang mengandung suatu

11
problem, agar siswa dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu
situasi sosial.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode Role Playing (bermain
peran) merupakan metode yang mengajarkan cara menyajikan bahan pelajaran
dengan mempertunjukkan atau mendramatisasikan tentang situasi sosial, pada
materi Peristiwa Sekitar Proklamasi.

2. Tujuan Metode Role Playing (bermain peran)


Sumiati (2009: 100) tujuan metode Role Playing (bermain peran) adalah
menggambarkan suatu peristiwa masa lampau. Atau dapat pula cerita dimulai
dengan berbagai kemungkinan yang terjadi baik kini maupun mendatang.
Kemudian ditunjuk beberapa orang siswa untuk melakukan peran sesuai dengan
tujuan cerita.
Amri Sofan (2010: 194) tujuan dari metode Role Playing (bermain peran)
adalah siswa mencoba mengekporasi hubungan-hubungan antar manusia dengan
cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama- sama para
siswa dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai- nilai dan
berbagai pemecahan masalah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan metode Role Playing
(bermain peran) untuk memerankan materi ajar Peristiwa Sekitar Proklamasi
yang diharapkan siswa dapat menerima dan menyerap materi yang diberikan oleh
guru, sehingga benardapat di maknai dalam diri siswa.
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Role Playing (bermain peran)
Dalam pelaksanaan metode pembelajaran Role Playing (bermain peran)
memiliki kelebihan dan kelemahan yang harus diketahui oleh guru. Menurut
Roestiyah (2001: 93), kelebihan metode Role Playing (bermain peran) adalah:
a. siswa lebih tertarik perhatiannya pada saat pembelajaran,
b. melatih siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran,
c. memunculkan rasa tanggung jawab terhadap peran yang dilakoni, siswa akan
terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif, bahasa lisan siswa dapat dibina
menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.

Sedangkan menurut Hamalik, Oemar (2012: 214) kelebihan metode Role


Playing (bermain peran), yaitu waktu bermain peran, siswa dapat bertindak dan

12
mengekspresikan perasaan dan pendapat tanpa mengkhawatirkan mendapat
sangsi. Bermain peran memungkinkan para siswa mengidentifikasi situasi-situasi
dalam dunia nyata dan dengan ide-ide orang lain.
Berdasarkan pendapat di atas, kelebihan metode Role Playing (bermain
peran) diantarannya melatih siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran,
sehingga dapat memunculkan rasa tanggung jawab terhadap peranan yang
dimainkan sesuai dengan materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Selain itu, Syaiful Bahri Djamarah (2013: 89) menyatakan bahwa
penggunaan metode bermain peran memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya sebagai berikut.
a. Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan
yang didramakan. Siswa sebagai pemain harus memahami dan menghayati isi
cerita secara keseluruhan terutama untuk materi yang harus diperankannya.
Dengan demikian, daya ingatan siswa akan tajam dan tahan lama.
b. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain
peran para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan
waktu yang tersedia.
c. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan
muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. Jika seni drama mereka
dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang
baik kelak.
d. Kerja sama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya.
e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab
dengan sesamanya.
f. Bahasa lisan dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami
orang lain.

Abdul Majid (2013: 207-208) menyatakan bahwa ada beberapa kelebihan


dalam menggunakan metode Role Playing (bermain peran), diantaranya adalah
sebagai berikut.
a. Bermain peran dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi
situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat,
maupun menghadapi dunia kerja.
b. Bermain peran dapat mengembangkan kreativitas siswa karena melalui bermain
13
peran siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik
yang disimulasikan.
c. Bermain peran dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
d. Dengan bermain peran dapat memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
e. Bermain peran dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat yang disajikan di atas, kelebihan Role
Playing diantarannya melatih siswa untuk memahami, melatih dan mengingat isi
bahan/materi yang guru sampaikan, meningkatkan gairah siswa dalam proses
pembelajaran.
Adapun kelemahan metode Role Playing (bermain peran) menurut
Tandiredja, Tukiran (2011: 42) yaitu:
a. Bila guru tidak memahami langkah-langkah pelaksanaan metode ini akan
mengacaukan kegiatan berlangsungnya Role playing (bermain peran).
b. Memakan waktu yang cukup lama.
c. Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain peran mereka menjadi kurang
aktif.
d. Memerlukan tempat yang cukup luas.
e. Kelas lain sering terganggu oleh suara pemain dan penonton.

Syaiful Bahri Djamarah (2013: 90) menyatakan bahwa penggunaan


metode bermain peran juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya sebagai
berikut.
a. Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain peran menjadi kurang kreatif.
b. Banyak memakan waktu, waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi
bahan pelajaranm maupun pada pelaksanaan.
c. Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain peran sempit
menjadi kurang bebas.
d. Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-
kadang bertepuk tangan dan sebagainya.
Kesimpulkan dari uraian di atas bahwa guru lebih menguasai langkah
pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Untuk pelaksanaan metode Role Playing (bermain peran) dimana semua siswa ikut

14
andil dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan kreatifitas semua
siswa dengan lebih baik.
4. Langkah-Langkah Metode Role Playing (bermain peran)
Ngalimun (2012: 174) langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan
metode Role Playing (bermain peran) adalah sebagai berikut.
a. guru menyiapkan skenario pembelajaran
b. menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario
c. pembentukkan kelompok
d. presentasi hasil kelompok
e. bimbingan kesimpulan.

Sedangkan menurut Shaftel dalam joyce (2011: 332) bahwa metode Role
Playing (bermain peran) terdiri dari sembilan langkah:
a. memanaskan suasana kelompok,
b. memilih partisipan,
c. mengatur setting tempat kejadian,
d. menyiapkan peneliti,
e. pemeranan,
f. diskusi dan evaluasi,
g. memerankan kembali,
h. berdiskusi dan mengevaluasi,
i. saling berbagi dan mengembangkan pengalaman.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan metode
pembelajaran Role Playing (bermain peran) menurut Roestiyah (2001: 91) yaitu:
a. Guru harus menerangkan kepada siswa untuk memperkenalkan teknik
ini, bahwa dengan metode ini siswa diharapkan dapat memecahkan
masalah hubungan sosial yang aktual yang ada di masyarakat. Maka guru
menunjuk beberapa siswa yang akan berperan, dan siswa yang lain
mengamati dengan tugas-tugas tertentu pula.
b. Guru harus memilih masalah yang urgen, sehingga menarik minat anak.
Ia mampu menjelaskan dengan menarik, sehingga siswa terangsang untuk
berusaha memecahkan masalah itu.
c. Agar siswa memahami peristiwanya, maka guru harus bisa menceritakan
sambil mengatur adegan yang pertama.

15
d. Bila ada kesediaan sukarela dari siswa yang berperan, harap ditanggapi
tetapi guru harus mempertimbangkan apakah ia tepat untuk perannya itu.
Bila tidak ditunjuk saja siswa yang memilih kemampuan dan
pengetahuan serta pengalaman seperti yang diperankan itu.
e. Jelaskan pada pemeran-pemeran itu sebaik-baiknya, sehingga mereka tahu
tugas perannya, menguasai masalahnya pandai bermimik maupun
dialog.
f. Siswa yang tidak turut harus menjadi penonton yang aktif.
g. Bila siswa belum terbiasa, perlu dibantu guru dalam menimbulkan
kalimat pertama dialog.
h. Setelah Role Playing (bermain peran) itu dalam situasi klimaks, maka
harus diberhentikan, agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah
dapat didiskusikan secara umum. Sehingga para penonton ada
kesempatan untuk berpendapat, menilai permainan dan sebagainya.
i. Sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi, walau mungkin masalahnya
belum dipecahkan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulakan bahwa guru harus


mempertimbangkan hal-hal tersebut dalam melaksanakan metode pembelajaran Role
Playing (bermain peran) agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Serta digunakan untuk kegiatan observasi terhadap guru dan siswa pada
siklus I dan II.

E. Hakekat PTK

PTK adalah singkatan dari Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini didakan
di dalam kelas. Menurut Didang Setiawan (2015 : 4 – 5), PTK bila diuraikan terdiri dari
tiga kata. Setiap kata memiliki arti sendiri. Penelitian, proses sistematis secara ilmiah
yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi untuk
meningkatkan pemahaman tentang suatu topik atau isu. Tindakan, sesuatu gerak
kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Kegiatan yang dilakukan
dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan. Kelas, sekelompok siswa yang
dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama
pula.Kelas dalam hal ini bukan hanya masalah ruang, tetapi juga segala sesuatu yang
berkaitan dengan proses pembelajaran itu sendiri.

16
Jadi menurut Didang Setiawan (2015 : 5), PTK ialah penelitian yang
dilaksanakan oleh guru terhadap dirinya dan siswa-siswanya yang diajarkan di kelas
tertentu dengan tujuan untuk memperbaiki proses dan meningkatkan hasil
pembelajaran. Sedangkan menurut IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2014 :
1.4),Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam
kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Penelitian Tindakan Kelas mempunyai beberapa karakteristik yaitu :

1. Adanya masalah, hal ini dipicu karena kesadaran guru bahwa pembelajaran yang
dilakukan di kelas mempunyai masalah yang harus diselesaikan.
2. Self reflective inquiry,atau penelitian melalui refleksi diri, dalam hal ini guru guru
mengumpulkan data dari praktiknya sendiri melalui refleksi diri.
3. Penelitian diadakan di dalam kelas.

4. Penelitian bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.

Menurut Didang Setiawan (2015 : 6), ada tujuh komponen sasaran PTK, yaitu
Siswa, guru, materi pelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, hasil pembelajaran,
lingkungan, dan pengelolaan.
Penelitian Tindakan Kelas mempunyai manfaat yang besar, bagi guru,
pembelajaran, dan bagi sekolah. IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2014 : 1.19),
berpendapat tentang manfaat PTK, yaitu :
1. Manfaat bagi guru, PTK mempunyai beberapa manfaat, sebagai berikut :

a. Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya karena memang sasaran


akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran.
b. Dengan melakukan PTK guru dapat berkembang secara profesional karena
dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran
yang dikelolanya.
c. PTK membuat guru lebih percaya diri.

d. Melalui PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan


pengetahuan dan ketrampilan sendiri.
2. Manfaat bagi pembelajaran / siswa
Dengan adanya PTK kesalahan dalam proses pembelajaran akan cepat

17
dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan tersebut tidak akan berlanjut. Jika
kesalahan dapat diperbaiki, hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat.
3. Manfaat bagi sekolah

PTK memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah, yang


tercermin dari peningkatan kemampuan profesional para guru, perbaikan proses
dan hasil belajar siswa, serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah tersebut.
Ketika guru membuat PTK , guru harus memperhatikan beberapa prinsip
penyususnan PTK. Menurut Didang Setiawan (2015 : 14), prinsip yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian tidak boleh mengganggu
atau menghambat proses pembelajaran.
2. PTK merupakan kegiatan nyata yang dilaksanakan di dalam situasi rutin.

3. Masalah herus benar-benar nyata, menarik, mampu ditangani, dan berada


dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.
4. PTK dapat dimulai dengan melakukan analisis.

5. Guru harus memiliki komitmen profesional untuk memberikan layanan yang


terbaik kepada siswa dan sadar bahwa tindakannya menuntut kerja ekstra
dibandingkan dengan pelaksanaan tugas rutinnya.
6. Metode pengumpulan data menggunakan teknik-teknik perekaman data yang
cukup sederhana, tetapi dapat menghasilkan informasi yang bermakna
sehingga waktu yang digunakan tidak lama dan tidak berpeluang
mengganggu proses pembelajaran, tetapi memperoleh data yang dapat
digunakan untuk ‘menjawab’ hipotesis tindakan yang dikemukakan.
7. Ketika melakukan PTK guru harus berhubungan dengan berbagai pihak,
misalnya siswa, rekan guru, kepala sekolah bahkan pengawas, widyaiswara
atau narasumber lainnya.
8. RPP tiap pertemuan / siklus berbeda.

9. Banyaknya siklus bergantung pada ketercapaian indikator keberhasilan


penelitian.
10. Meskipun kelas merupakan cakupan tanggung jawab seorang guru, namun
dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan classroom-

18
exceeting perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam
konteks kelas dan / atau mata pelajaran tertentu, melainkan dalam
perspektif misi sekolah secara keseluruhan.
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui empat tahapan, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hubungan antara keempat
tahapan tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang.
Menurut IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2014 : 2.4), langkah
perencanaan merupakan langkah pertama dalam setiap tindakan. Tanpa rencana,
kegiatan yang kita lakukan tidak akan terarah. Rencana akan mejadi acuan dalam
melaksanakan tindakan. Melakukan tindakan sebagai langkah yang kedua merupakan
realisasi dari rencana yang kita buat. Tanpa tindakan, rencana hanya merupakan angan-
angan yang tidak pernah menjadi kenyataan. Selanjutnya, agar tindakan yang kita
lakukan dapat kita ketahui kualitasnya, (misalnya apakah sudah sesuai dengan
rencana), kita perlu melakukan mengamatan. Berdasarkan pengamatan ini kita akan
dapat menentukan apakah ada hal-hal yang akan segera diperbaiki agar tindakan dapat
mencapai tujuan yang kita inginkan. Jika pengamatan dilakukan selama proses
tindakan berlangsung, maka refleksi, sebagai langkah keempat, kita lakukan setelah
tindakan berakhir. Kita akan mencoba melihat / merenungkan kembali apa yang telah
kita lakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar siswa.
Model proses yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Proses
Siklus (Putaran/Spiral) yang mengacu pada model PTK Kemmis S, dan Mc. Taggert
R yang dikutip oleh Arikunto. Adapun rancangan siklus penelitian memiliki empat
tahapan kegiatan pada setiap siklusnya, yaitu (1) membuat rencana tindakan, (2)
melaksanakan tindakan, (3) mengadakan pemantauan/observasi, (4) memberikan
refleksi dan evaluasi untuk memperoleh sejauh mana pencapaian hasil yang diharapkan
kemudian direvisi untuk melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya.

19
Gambar 2.1 Bagan PTK menurut Suharsimi Arikunto

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, dan Pihak yang Membantu

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II semester 2 yang terdiri dari 15 laki-
laki dan 17 perempuan. Jadi jumlah seluruhnya adalah 32 siswa.

2. Tempat Penelitian

20
Gambar 3.1 SDN Pondok Kopi 04

Penelitian ini bertempat di SDN Pondok Kopi 04 yang beralamat di Jl. Robusta
Raya Blok P5 Pondok Kopi Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester 2 tahun pelajaran 2020/2021 dengan


jadwal penelitian pada Tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3. 1

Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

No Hari / Tanggal Mata Pelajaran Keterangan


1 Senin, 25 Oktober 2021 IPS Pra Siklus
2 Kamis, 28 Oktober 2021 IPS Siklus 1 4.
3 Rabu, 3 November 2021 IPS Siklus 2

Pihak yang membantu

Pihak yang membantu terlaksananya penelitian ini adalah:


a. Ibu Ayu Ratna Wulandari, M.Pd selaku dosen pembimbing dan supervisor 1
b. Bapak Duhri S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Pondok Kopi 04
c. Ibu Sri Yuningsih S. PdI selaku guru senior dan teman sejawat di SDN Pondok
Kopi 04 Jakarta Timur, sebagai supervisor 2
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), menurut Hopkins (dalam Basrowi, 2008: 26), penelitian tindakan kelas (PTK)
merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang bersifat praktis sebab penelitian ini
menyangkut kegiatan yang dipraktikan guru sehari-hari. Secara singkat dapat

21
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang
dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktek pembelajaran yang ada.

Model proses yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Proses
Siklus (Putaran/Spiral) yang mengacu pada model PTK Kemmis S, dan Mc. Taggert
R yang dikutip oleh Arikunto. Adapun rancangan siklus penelitian memiliki empat
tahapan kegiatan pada setiap siklusnya, yaitu (1) membuat rencana tindakan, (2)
melaksanakan tindakan, (3) mengadakan pemantauan/observasi, (4) memberikan
refleksi dan evaluasi untuk memperoleh sejauh mana pencapaian hasil yang diharapkan
kemudian direvisi untuk melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya.

Gambar 3.1 Bagan PTK menurut Suharsimi Arikunto


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Data pada penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan di SDN Pondok Kopi 04 Jakarta Timur pada siswa kelas II dengan
jumlah siswa 32 orang. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri
dari dua pertemuan. Satu kali pertemuan pemberian tindakan dan satu kali
pertemuan pemberian tes akhir siklus. Pada setiap pertemuan dilaksanakan dalam
alokasi waktu 2 x 35 menit. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini pada setiap
siklusnya melalui empat tahapan yaitu, tahap perencanaan, tahap observasi, tahap
pelaksanaan, tahap refleksi.
Jumlah siswa dan presentase ketuntasan siswa berdasarkan rentang nilai yang ada
22
dapat dilihat dari hasil perhitungan yang telah dilakukan peneliti pada setiap siklus
sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Pelaksanaan pra siklus dilakukan selama 1 kali pertemuan yatitu pada hari rabu
tanggal 20 Februari 2019. Dalam pelaksanaan pra siklus kegiatan yang dilakukan
adalah mengambil data hasil belajar IPS materi kedudukan dan peran anggota
keluarga. Rekapitulasi lembar kerja siswa pada tahap pra siklus dapat dilihat pada
Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Rekapitulasi Nilai Mata Pelajaran IPS Pra Siklus

Kategori Rentang Jumlah Rata-


No Nilai Nilai Siswa % rata Keterangan
1 Tinggi 85 – 100 2 6% Tuntas
2 Sedang 67 – 84 8 25 % 65 Tuntas
3 Rendah < 67 22 69 % Tidak tuntas

25

20

15
Jumlah siswa
10

0
Rendah (< 65) Sedang (65-84) Tinggi (85-100)

Grafik 4.1
Pencapaian Nilai Pra Siklus
Dari gambar di atas dapat di maknai sebagai berikut.
a. Dari 32 siswa sebanyak 22 siswa yang belum tuntas memperoleh nilai di bawah
KKM (< 67) atau sebesar 69 %.

23
b. Sebanyak 8 siswa yang tuntas dan mendapat nilai di atas KKM (67-84) atau
sebesar 25 %.
c. Sebanyak 2 siswa yang tuntas dan mendapat nilai di atas KKM (85–100) atau
sebesar 6 %.

Tuntas 31%

Tidak Tuntas
69%

Diagram 4.1
Presentase Ketuntasan Nilai Pra Siklus
Pada Diagram 4.1 terlihat diagram presentase ketuntasan, pada tahap pra siklus
ini siswa yang tuntas pencapaian hasil belajarnya yaitu diatas KKM sebesar 31 %.
Siswa yang tidak tuntas pencapaian hasil belajarnya yaitu dibawah KKM sebesar
69%
2. Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilakukan selama 1 kali pertemuan pembelajaran pada hari
Rabu tanggal 27 Febuari 2019. Dalam pelaksanaan siklus 1 kegiatan yang dilakukan
meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
a. Tahap perencanaan

1. Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi


kedudukan dan peran anggota keluarga kelas II SDN Pondok Kopi 04 Jakarta
Timur.
2. Menyiapkan bahan ajar dan lembar kerja siswa serta media/ alat yang
dapat menunjang proses pembelajaran
3. menyusun instrumen observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar
guru sebagai pedoman supervisor 2 dan peneliti dalam melakukan kegiatan
pengamatan selama proses pembelajaran.

24
b. Pelaksanaan.
Pada tahap pelaksanaan tindakan penelitian, kegiatan pembelajaran
disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun oleh
peneliti dan mendapat persetujuan dari supervisor 2.
1. Guru menjelaskan terkait prosedur pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Dengan menggunakan metode ceramah bervariasi melalui power point dan
video, guru menjelaskan mengenai kedudukan dan peran anggota keluarga.
2. Guru menyampaikan bentuk metode role playing (bermain peran).
3. Guru menunjuk siswa untuk maju ke depan memperagakan salah satu peran
anggota keluarga kemudian teman-teman yang lain menebak siapakah
anggota keluarga yang diperankan oleh temannya tersebut.
4. Guru memberikan latihan berupa lembar kerja dan tes formatif kepada siswa.
5. Guru memberikan koreksi dan penguatan kepada seluruh siswa tentang
materi pembelajaran.
6. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil yang dituliskan siswa.
c. Observasi.

a) Proses Pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi didapatkan beberapa


data tentang pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut. Kegiatan
pembelajaran sesuai dengan RPP yang ada. Prosedur pelaksanaan dalam
pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik.
b) Aktivitas Siswa. Observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan bersama
antara peneliti dengan supervisor 2. Dari hasil observasi dapat disimpulkan
nilai yang di peroleh dari hasil pra siklus ke siklus 1 sebagai berikut:
1. Dari segi kesiapan siswa sudah sangat siap untuk mengikuti pelajaran

2. Keaktifan belajar dan partisipasi siswa dalam belajar masih standar


atau cukup baik
3. Siswa masih kurang memahami tata cara dalam melakukan Role Playing

4. Siswa kurang percara diri dalam bertanya maupun menjawab

c) Aktivitas Guru. Observasi terhadap aktivitas guru dilakukan oleh


supervisor 2. Aktivitas yang di observasi adalah aktivitas sebagai pengajar
serta sebagai peneliti Berdasarkan hasil observasi, supervisor 2
menyimpulkan bahwa:
25
1. Aktivitas sebagai pengajar dan peneliti secara umum sudah dilaksanakan
dengan cukup baik
2. Mampu menunjukkan penguasaan terhadap prosedur
metode pembelajarann Role Playing.
3. Kegiatan apersepsi perlu pemantapan agar lebih memotivasi siswa dalam
berdiskusi.
4. Penguasaan kelas sudah menunjukkan cukup baik.

d.Refleksi
Pada tahap ini peneliti dengan supervisor 2 melakukan analisis data yang
dihasilkan dari observasi dan evaluasi. Penelitian di siklus 1 ini sudah dapat
dikatakan berhasil jika 75% siswa mampu mencapai standar ketuntasan
minimal yaitu 65. Berdasarkan hasil analisis data rekapitulasi penilaian pada
siklus 1 diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.2
Rekapitulasi Nilai Mata Pelajaran IPS Siklus I

Kategori Rentang Jumlah Rata-


No Nilai Nilai Siswa % rata Keterangan
1 Tinggi 85 – 100 7 22 % Tuntas
2 Sedang 67 – 84 12 37 % 76 Tuntas
3 Rendah < 67 13 41 % Tidak tuntas

14
12
10
8
Jumlah siswa
6
4
2
0
Rendah (< 65) Sedang (65-84) Tinggi (85-100)

Grafik 4.2
Pencapaian Nilai Siklus I
Dari gambar di atas dapat di maknai sebagai berikut.
a. Dari 32 siswa ternyata sebanyak 19 siswa yang tuntas dan dapat memahami
materi kedudukan dan peran anggota keluarga.

26
b. Sebanyak 7 siswa mendapatkan nilai tinggi (85–100) atau sebesar 22 %.
c. Sebanyak 12 siswa mendapatkan nilai standar (67-84) atau sebesar 37 %.
d. Sebanyak 13 siswa masih mendapatkan nilai di bawah KKM (<67) atau sebesar
41 %
e. Untuk guru kemampuan memberikan apersepsi dan menjelaskan prosedur
kegiatan siswa perlu ditingkatkan

Tidak Tuntas
41%

Tuntas 59%

Diagram 4.2
Presentase Ketuntasan Nilai Siklus I

Pada Diagram 4.2 terlihat diagram presentase ketuntasan, pada tahap siklus I ini
siswa yang tuntas pencapaian hasil belajarnya yaitu diatas KKM sebesar 59 %. Siswa
yang tidak tuntas pencapaian hasil belajarnya yaitu dibawah KKM sebesar 41 %.
Berdasarkan data dan hasil yang diperoleh pada pelaksanaan siklus 1, maka perlu
direncanakan pelaksanaan siklus 2 untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.Menimbang kelemahan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 maka untuk
perbaikan proses pembelajaran pada siklus 2.
3. Siklus II
Dalam pelaksanaan siklus II dilakukan selama 1 kali pertemuan pembelajaran
pada hari Rabu tanggal 6 Maret 2019. Dalam pelaksanaan siklus 2 kegiatan yang
dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

27
a. Tahap perencanaan

a. Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran IPS materi kedudukan


dan peran anggota keluarga dengan metode pembelajaran Role Playing kelas
II SDN Pondok Kopi 04 Jakarta Timur.
b. Menyiapkan bahan ajar dan lembar kerja siswa serta media/alat yang
dapat menunjang proses pembelajaran
c. menyusun instrumen observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas
mengajar guru sebagai pedoman supervisor 2 dan peneliti dalam
melakukan kegiatan pengamatan selama proses pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan tindakan penelitian, kegiatan pembelajaran
disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun
oleh peneliti dan mendapat persetujuan dari supervisor 2.
a. Guru menjelaskan terkait prosedur pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Dengan menggunakan metode ceramah bervariasi melaui power point dan
video, guru menjelaskan mengenai kedudukan dan peran anggota keluarga.
b. Guru menyampaikan bentuk metode role playing
c. Guru meminta siswa melakukan kegiatan keluarga di rumah melalui kegiatan
role playing. Setelah melakukan kegiatan role playing, masing-masing
kelompok menuliskan siapa saja anggota keluarganya. Kemudian masing-
masing kelompok melakukan presentasi hasil pengamatan mereka dan
kegiatan role playing yang mereka lakukan.
d. Guru memberikan latihan berupa lembar kerja dan tes formatif kepada siswa.
e. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil yang dituliskan siswa.
c. Hasil Observasi

1. Proses Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi bersama Ibu Sri Yuningsih, S.PdI selaku
supervisor 2 didapatkan beberapa data tentang pelaksanaan pembelajaran
sebagai berikut:
a. Kegiatan pembelajaran berjalan sesuai dengan RPP yang ada

b. Prosedur pelaksanaan pembelajaran metode Role Playing dalam


pembelajaran sudah di laksanakan dengan tepat.

28
c. Persiapan bahan yang akan di gunakan sudah cukup lengkap.

2. Aktivitas Siswa

Observasi terhadap aktivitas siswa dilakukan bersama antara peneliti


dengan supervisor 2 saat pembelajaran. Dari hasil observasi dapat
disimpulkan kegiatan siswa sebagai berikut:
a. Secara umum siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.
b. Siswa sudah cukup berani dan bersungguh-sungguh dalam Role Playing
(bermain peran) tentang kedudukan dan peran anggota keluarga di depan
kelas.
c. Siswa sangat antusias dalam proses pembelajaran.
d. Siswa cukup percaya diri dalam proses pembelajaran berlangsung

3. Aktivitas Guru
Observasi terhadap aktivitas guru dilakukan oleh supervisor 2.
Aktivitas yang diobservasi adalah aktivitas sebagai penyaji serta sebagai
peneliti. Berdasarkan hasil observasi, supervisor 2 menyimpulkan bahwa :
a. Aktivitas sebagai pengajar sekaligus peneliti secara umum sudah
dilaksanakan dengan cukup baik
b. Mampu menunjukkan penguasaan terhadap prosedur pembelajaran
metode Role Playing dengan cukup baik.
c. Kegiatan apersepsi sudah ada pemantapan sehingga siswa dapat
termotivasi dalam belajar
d. Penguatan materi tetap harus dilakukan secara signifikan.
e. Penguasan kelas sudah cukup baik

Setelah prosedur pembelajaran dilakukan dengan menambah porsi


diskusi dengan ikut sertanya peneliti memberikan pemahaman maka di
lakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan belajar siswa.
d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti dibantu supervisor 2 melakukan analisis data yang
dihasilkan dari observasi sekaligus evaluasi. Penelitian ini dikatakan berhasil
jika 80% siswa mampu mencapai standar ketuntasan minimal yaitu 67.
Berdasarkan hasil analisis data rekapitulasi penilaian didapatkan hasil nilai yang

29
diperoleh 90% siswa sudah melewati nilai standar ketuntasan minimal mata
pelajaran IPS.
Rekapitulasi lembar kerja siswa pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.4
berikut ini:
Tabel 4.3
Rekapitulasi Nilai Mata Pelajaran IPS Siklus II

Kategori Rentang Jumlah Rata-


No Nilai Nilai Siswa % rata Keterangan
1 Tinggi 85 – 100 11 34 % Tuntas
2 Sedang 67 – 84 18 56 % 82 Tuntas
3 Rendah < 67 3 10 % Tidak tuntas

18
16
14
12
10
Jumlah siswa
8
6
4
2
0
Rendah (< 65) Sedang (65-84) Tinggi (85-100)

Grafik 4.3
Pencapaian Nilai Siklus II

Dari gambar di atas dapat di maknai sebagai berikut.


a. Dari 32 siswa sebanyak 29 siswa sudah mencapai nilai KKM atau 90 %.
b. Sebanyak 11 siswa mendapatkan nilai tinggi (85–100) atau sebesar 34 %.
c. Sebanyak 18 siswa mendapatkan nilai standar (67-84) atau sebesar 56 %.
d. Hanya 3 siswa yang masih mendapatkan nilai di bawah KKM (<67) atau
sebesar 10 %
e. Saat diskusi semua rata-rata kelompok melakukan dengan baik atau sekitar 90%
dari anggota kelompok berpartisipasi aktif

30
Tidak
Tuntas 10%

Tuntas 90%

Diagram 4.3
Presentase Ketuntasan Nilai Siklus II

Pada Diagram 4.3 terlihat diagram presentase ketuntasan, pada tahap siklus II
ini siswa yang tuntas pencapaian hasil belajarnya yaitu diatas KKM sebesar 90 %.
Siswa yang tidak tuntas pencapaian hasil belajarnya yaitu dibawah KKM sebesar 10
%.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, dapat diketahui dengan
menggunakan metode pembelajaran Role Playing siswa terlihat lebih aktif dan
bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Sehingga untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran IPS materi
kedudukan dan peran anggota keluarga metode Role Playing maka guru harus membagi
kelompok atau pun materi sesuai pemerataan tingkat kemampuan siswa dan
menggunakan alat peraga guna memudahkan siswa untuk memahami pelajaran.
Metode Role Playing ini adalah salah satu cara dalam meningkatkan keaktifan,
kreatifitas dan inovasi siswa dalam belajar terkhusus pada pelajaran IPS. Dengan
menggunakan metode Role Playing pada pelajaran IPS materi kedudukan dan
peran anggota keluarga kelas II SDN Pondok Kopi 04 Jakarta Timur lebih
mengalami peningkatan.
Sebagai gambaran peningkatan kemampuan memahami pelajaran IPS materi
kedudukan dan peran anggota keluarga kelas II SDN Pondok Kopi 04 Jakarta
Timur serta peningkatan keaktifan belajar dan kerjasama dalam kelompok siswa dapat

31
di lihat dari perbandingan hasil pengamatan dan tes pada siklus 1 dan siklus 2. Hasil
siklus 1 rata-rata keaktifan siswa cukup baik dan hasil rata-rata keaktifan siswa
pada siklus 2 menjadi baik sedangkan, Hasil tes tulis pada siklus 1 adalah 59 % dan
pada siklus 2 meningkat menjadi 90 %, jadi terjadi peningkatan sebesar 31 %.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa metode Role Playing dapat meningkatkan hasil
belajar siswa khususnya mata pelajaran IPS materi dokumen keluarga melalui metode

32
Role Playing pada siswa kelas II SDN Pondok Kopi 04, Jakarta Timur. Hasil ini
terbukti berdasarkan data hasil pembelajaran mulai dari pra siklus sampai dengan siklus
II yang telah dilaksanakan.
Nilai rata-rata siswa yang diperoleh pada pra siklus 65, siklus I sebesar 76, siklus
II sebesar 82 artinya telah terjadi peningkatan nilai hasil belajar pada pembelajaran IPS
setelah dilakukan penelitian tindakan kelas.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai hasil belajar siswa dari pra siklus
sampai siklus II mengalami peningkatan. Presentase siswa yang tuntas belajar juga
mengalami peningkatan yaitu pada pra siklus 31 %, siklus I sebesar 59 % dan siklus II
mencapai 90% tuntas.
Kesimpulan akhir dalam penelitian ini adalah bahwa semakin menarik dan
menyenangkan pembelajaran melalui metode Role Playing maka semakin meningkat
nilai hasil belajar yang diperoleh siswa.

B. Saran dan Tindak Lanjut


Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini, kegiatan belajar mengajar akan
lebih efektif jika menggunakan metode yang tepat seperti melalui metode pembelajaran
Role Playing karena dapat melibatkan peran aktif siswa secara langsung dapat
meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas II SDN Pondok Kopi 04 tahun
pelajaran 2018/2019 maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut.

1. Kepada Siswa
a. Berperan aktiflah dalam kegiatan pembelajaran dan jangan pernah malu untuk
bertanya agar dapat lebih memahami materi yang diajarkan sehingga dapat
meningkatkan prestasi.
b. Bersungguh-sungguh dan berani dalam Role Playing (bermain peran) dapat
memahami kedudukan dan peran anggota keluarga secara nyata.
2. Kepada Guru
a. Guru sebagai pendidik diharapkan dapat memahami karakter siswanya karena
setisp siswa memilki penerimaan yang berbeda terhadap materi pelajaran yang
dihadapinya.
b. Guru diharapkan selalu siap menerima pembaharuan yang terjadi seiring
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kemajuan pendidikan yang

33
lebih baik. Hal ini dapat dilakukan melalui refleksi terhadap proses pembelajaran
yang telah dilakukan untuk kemudian berusaha memperbaiki dan meningkatkan
proses pembelajaran selanjutnya.
3. Kepada Sekolah
a. Mendorong siswa untuk belajar dan berprestasi dengan baik.
b. Memberikan motivasi bagi para guru untuk lebih baik lagi dalam mendidik
siswanya melalui pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat dan
kebutuhan siswanya. Hal ini bertujuan demi kemajuan pendidikan di Indonesia.
4. Kepada Orang Tua dan Masyarakat
a. Turut serta memotivasi dan memperhatikan proses belajar siswa dengan
memberikan pendampingan selama siswa belajar di rumah.
b. Bekerjasama dengan guru dalam mendorong dan meningkatkan motivasi belajar
dan prestasi siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. Iif Khoiru Ahmadi. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam
Kelas: Metode, Landasan Teoritis-Praktis dan Penerapannya. Jakarta: PT.
PrestasiPustakaraya

Arikunto, Suharsimi, ( 2006), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bhumi Aksara

34
Dananjaya, U. (2010). Media Pembelajaran Aktif. Jakarta: Penerbit Nuansa

Depdiknas. (2006). Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran (SMA, SMK,
SLB). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta

Gunawan, R. (2013). Pendidikan IPS. Bandung: Alfabeta

Hamalik, O. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

I.G.A.K. Wardhani, 2014, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka.

Jensen, Eric. (2008). Brain Based Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Majid, Abdul (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ngalimun. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja Pressindo

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Piaget. (1963). Perkembangan Kemampuan Intelektual/ Kognitifnya Pada Tingkatan


Konkrit Operasional

Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Cet XV). Bandung: Remaja
Rosdakarya

Sumiati, Asra. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima

Taniredja, P. D., Faridli, M. E., & Harmianto, D. S. (2011). Model-Model Pembelajaran


Inovatif. Bandung: Alfabea

Wahidmurni, Alifin Mustikawan dan Ali Ridho. (2010). Evaluasi Pembelajaran


Kompetensi dan Praktik, Yogyakarta: Nuha Letera

35
36
LAMPIRAN

37
KESEDIAAN SEBAGAI PENDAMPING DALAM PEMBIMBINGAN PKP

Kepada
Kepala UPBJJ-UT Jakarta
Di Tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa:


Nama : Jojor Pakpahan, S.Pd
NIP : 196411021985062002
Tempat Mengajar : SDN Pondok Kopi 04 Pagi
Alamat Sekolah : Jl. Robusta raya blok P5, Kel Pondok Kopi, Kec Duren Sawit,
Jakarta Timur. 13460.
Telepon : 021-8601185

Menyatakan bersedia sebagai pendamping untuk membimbing dalam pelaksanaan PKP


atas:
Nama : Farida Hanum Lubis
NIM : 857128415
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN Pondok Kopi 04 Pagi
Alamat Sekolah : Jl. Robusta raya blok P5, Kel Pondok Kopi, Kec Duren Sawit,
Jakarta Timur. 13460.
Telepon : 021-8601185

Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui, Jakarta, 6 Desember 2021


Kepala Sekolah Pendamping,

DUHRI, S.Pd JOJOR PAKPAHAN, S.Pd


NIP. 196310251986031008 NIP. 196411021985062002
Perencanaan Rancangan Satu Siklus
Siklus I
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas II SDN Pondok Kopi 04 Pagi

Fakta /Data Setelah melakukan evaluasi prasiklus Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam
pembelajaran yang tema keluargaku pada tanggal 25 September dikelas II diperoleh data 20 Siswa
terjadi di kelas (62,5%) mendapat nilai kurang dari KKM, dan hanya 12 Siswa (37,5%) yang
mencapai nilai KKM sehingga Sebagian besar Siswa belum mencapai KKM.
Identifikasi Masalah Siswa kelas II SDN Pondok Kopi 04 Pagi belum memahami materi Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) tema keluargaku. Siswa belum dapat menyelesaikan
lembar kerja dengan baik.
Analisis Masalah a. Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran IPS.
b. Siswa belum dapat memahami secara tepat tentang Lingkungan Keluarga.
c. Guru tidak melibatkan Siswa ketika menjelaskan materi dengan bertanya
kepada siswa.
d. Penjelasan guru terlalu cepat.
e. Guru belum menggunakan model/metode/pendekatan yang sesuai.
f. Guru belum menggunakan alat peraga yang sesuai
Alternatif dan Pemecahannya penulis akan melakukan 2 (Dua) siklus perbaikan dengan
Prioritas Pemecahan menerapkan metode Role Playing pada mata pelajaran IPS tema mengenal
Masalah keluargaku bagi siswa kelas II SDN Pondok Kopi semester 1
Rumusan Masalah Bagaimana guru menerapkan metode Role Playing dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas I1 SDN Pondok Kopi 04 Pagi pada mata pelajaran IPS.

RANCANGAN SATU SIKLUS


Siklus 1

Satuan Pendidikan : SDN Pondok Kopi 04 Pagi


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : II (Dua)/1 (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
Tanggal : Kamis ,28 Oktober 2021
Tema : Kebersamaan

4. Standar Kompetensi
Tema keluargaku
PPKN : Membiasakan hidup bersosialisasi di dalam
keluarga dan
tempat umum
Bahasa Indonesia : Mengenal atau suara ucapan kata-kata
Matematika : Mengenal bentuk-bentuk bangun dan pecahan
SBDP : Mengenal berbagai lagu anak
5. Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia
1. Mengenal kosakata dan konsep tentang bagaimana cara berkomunikasi
didalam keluarga dan bersosialisasi bersama tetangga sekitar baik secara
lisan maupun tulisan.
Matematika

1. Mengenalkan dan menghitung materi pecahan.

2. Mengidentifikasi berapa besar pecahan dalam sebuah bangun garis dan


bangun ruang.
SBDP

1. Memahami pola irama sederhana melalui lagu anak-anak

2. Menampilkan pola sederhana melalui lagu anak-anak

6. Indikator Ilmu Pengetahuan Sosial :


1. Menganalisis peran keluarga dalam pembelajaran tema keluargaku IPS.
2. Menganalisis manfaat lingkungan keluarga dalam kemampuan anak
bersosialisasi.
3. Melengkapi laporan hasil pengamatan IPS yang berkaitan dengan
Lingkungan Keluarga.
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini diharapkan siswa dapat :
1. Melalui percakapan yang ditampilkan, Siswa dapat menganalisis kosakata
tentang bagaimana cara bersosialisasi dalam lingkungan yang baik dan benar.
2. Siswa dapat mengidentifikasi pecahan dalam bangun datar dan bangun ruang.
3. Siswa dapat melengkapi laporan hasil pengamatan IPS dalam lingkungan
keluarga.

V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran :


1. Bagi siswa : meningkatkan pemahaman siswa tentang pentingnya peran keluarga
dalam bersosialisasi dalam lingkungan.
2. Bagi guru : meningkatkan kinerja guru dalam menerapkan metode Role Playing
dengan efektif.

VI. Materi Pembelajaran


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) : Tema lingan keluarga dalam bersosialisasi.

VII. Metode Pembelajaran


Metode Pembelajaran : metode Role Playing

VIII. Langkah-langkah Pembelajaran


A. KegiatanAwal ( 10menit )
1. Mengkondisikan kelas dengan diawali berdoa sebelum pembelajaran.
2. Guru bertanya keadaan siswa pada hari ini, kemudian mengisi daftar hadir siswa.
3.Siswa diingatkan kembali tentang pembelajaran sebelumnya yaitu tentang
mengenal peran masing-masing anggota keluarga didalam keluarga.
4. Siswa memperhatikan tampilan contoh gambar kegiatan di Pasar yang
ditampilkan oleh guru.
5. Siswa menjawab pertanyaan dari guru, yaitu “Siapa saja yang ada dalam
keluarga tersebut? Apa saja peran mereka masing-masing didalam keluarga?”
6. Siswa diberitahu oleh guru bahwa hari ini akan belajar tentang pentingnya peran
keluarga dalam bersosialisasi.
B. Kegiatan Inti ( 50menit )
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
2. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru yang berhubungan dengan lingkungan
keluarga dan sekitarnya. (Mengidentifikasi topik pembelajaran)
3. Siswa dan guru bertanya jawab tentang isi teks percakapan yang dibacakan yang
ada pada buku Siswa.
4. Guru Membagi kelompok setiap kelompok terdiri dari 1-5 Siswa
(Mengorganisasikan kedalam kelompok)
5. Siswa dibimbing oleh guru untuk bermain peran (role playing) dalam
memperkenalkan peran masing-masing anggota keluarga didalam keluarga.
(Merencanakan tugas akhir)
6. Siswa mendiskusikan makna bermain peran dalam lingkungan keluarga.
(Melaksanakan investigation)
7. Setiap kelompok melaporankan hasil pengamatan yang telah ditulis dengan lafal
dan intonasi yang tepat.
8. Siswa diajarkan agar selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan berupa
kesehatan dan lingkungan bersih.
9. Siswa dalam kelompok yang mempunyai skor keaktifan tertinggi dan nilai
terbaik, mendapatkan penghargaan dari guru berupa bintang keaktifan kelas berupa
nilai tambahan.
C. Kegiatan Akhir (10 menit)
1. Siswa diberikan penguatan oleh guru.
2. Siswa bersama guru membuat kesimpulan.
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara/bertanya dan menambahkan informasi
dari Siswa lainnya.
4. Siswa segera mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru.
5. Siswa mendapatkan feedback dari guru atas hasil evaluasi yang sudah
dikerjakan.
6. Salam dan do’a penutup.
IX. Media dan Sumber Belajar
1. Teks Percakapan dalam anggota keluarga.
2. Buku Guru Tema 7: Lingkungan Kelas 2
X. Penilaian
a. Bentuk Penilaian
 Tes Tulis
 Performance Tes
b. Instrumen Penilaian
 Tes Tulis : tes evaluasi terlampir Pilihan ganda

Jakarta, 28 Oktober 2021


Kepala SDN Pondok Kopi 04 Guru Kelas II

DUHRI, S.Pd FARIDA HANUM LUBIS


NIP. 196310251986031008 NIM. 857128415
PEMERINTAHPROVINSIDAERAH KHUSUSIBUKOTAJAKARTA
DINASPENDIDIKAN
SDN PONDOKKOPI 04 PAGI
Jl. Robusta Raya Blok P5 Pondok Kopi Kec. Duren Sawit - Jakarta Timur
13460Telp.021-8601185 Email.Pkopi04@gmail.com

Lembar Kerja Siswa

Nama :
Tanggal :

Dengarkan temanmu membaca percakapan


berikut!

Peran anggota keluarga ada banyak


anak-anak. Misalnya, ayah
berperan sebagai kepala rumah
tangga yang memenuhi kebutuhan
Bu, apa saja peran anggota rumah tangga, Ibu berperan sebagai
keluarga dalam keluarga? Dan Ibu Rumah Tangga yang mengatur
apakah keluarga berperan besar segala kebutuhan didalam rumah
dalam kemampuan anak dan juga anak yang bertugas untuk
bersosialisasi? belajar. Keluarga adalah tempat
untuk berlajar bersosialisasi
sehingga keluarga sangat
berpengaruh.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Apa isi percakapan Dayu dan ibu?

Jawab: ...................................................................

2. Mengapa peran keluarga setiap orang berbeda?


Jawab: ...................................................................

3. Bagaimana cara kamu belajar bersosialisasi?


Jawab: ...................................................................
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBU KOTAJAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
SDN PONDOKKOPI 04 PAGI
Jl. Robusta Raya Blok P5 Pondok Kopi Kec. Duren Sawit - Jakarta Timur
13460Telp.021-8601185 Email.Pkopi04@gmail.com

LEMBAR EVALUASI SIKLUS 1

Nama : .......... Nilai:


Tanggal:............

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!

1. Kewajiban anak pada orang tua adalah ...


a. Menasehati b. Memberi uang c. Menghormati
2. Kedudukan seorang ibu dalam keluarga sebagai ..
a. Kepala keluarga b. Pengurus rumah tangga c. Anggota keluarga
3. Keluargaku sangat rukun karena ...
a. Sering bertengkar b. Dimanja c. Saling menghormati
4. Dalam sebuah keluarga inti ada ayah, ibu dan ...
a. Tetangga b. Teman c. Anak
5. Adikku disebut anak bungsu karena sebagai anak ...
a. Pertama b. Terakhir c. Kedua
6. Kelompok masyarakat yang terkecil adalah …..
a. Keluarga b. Kelurahan c. Kecamatan
7. Keluarga inti terdiri dari ….
a. Nenek, kakek, ayah b. Ayah, ibu, anak c. Paman, bibi, ibu
8. Anak terakhir dalam keluarga disebut …
a. Sulung b. Tengah c. Bungsu
9. Orang yang bertanggung jawab memimpin keluarga adalah …
a. Ibu rumah tangga b. Kepala Keluarga c. Pembantu
10. Peran anak dalam keluarga adalah …
a. Membantu orang tua dan mematuhi nasehatnya
b. Memberi contoh yang baik, menyayangi dan menjaga adiknya
c. Mengatur kehidupan rumah tangga.

Pedoman penilaian

Jawaban betul diberi nilai 10


Salah 0
Skor total 100

Kunci Jawaban:

1. C
2. B
3. C
4. C
5. B
6. A
7. B
8. C
9. B
10. A
PEMERINTAHPROVINSIDAERAH KHUSUSIBUKOTAJAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
SDN PONDOKKOPI 04 PAGI
Jl. Robusta Raya Blok P5 Pondok Kopi Kec. Duren Sawit - Jakarta Timur
13460Telp.021-8601185 Email.Pkopi04@gmail.com

KKM 70
Jawab
No Nama Siswa Skor Keterangan
Betul
1 Abrisam Arief Saputra 8 80 Tuntas
2 Ajeng Pramesti Wardani 6 60 Tidak Tuntas
3 Alvaro Maulana Abrisyam Arief 9 90 Tuntas
4 Anisa Oktaviani 5 50 Tidak Tuntas
5 Arabelle Putri Ramadhani Nugraha 9,5 95 Tuntas
6 Asyifa Rahadatul Aisy Putri Ramadhani 6 60 Tidak Tuntas
7 Ayrell Reezqy Saputra 6 60 Tidak Tuntas
8 Azra Narayan Aqila Agustipa 7 70 Tuntas
9 Catryn Apriliandini Saputry 4 40 Tidak Tuntas
10 Diva Kaylanisa 9 90 Tuntas
11 Fathinah Hafidhah Salsabila 10 100 Tuntas
12 Fathir Nurrachman 6 60 Tidak Tuntas
13 Fifo Idris Anfaro 4 40 Tidak Tuntas
14 Hafiz Aprilio Kristi 6 60 Tidak Tuntas
15 Herdy Rasya Fasah 6 60 Tidak Tuntas
16 Jemima Fathiyyah Dhanalvin 8 80 Tuntas
17 Keiko Riera Al Ghaniyyu 5 50 Tidak Tuntas
18 Kirana Aisyah Yasmin 7 70 Tuntas
19 Manuel Joseph Sambuaga 6 60 Tidak Tuntas
20 Muhammad Abidzar 6 60 Tidak Tuntas
21 Muhammad Asyraf Al - Katiri 8 80 Tuntas
22 Muhammad Fahrulloh 6 60 Tidak Tuntas
23 Muhammad Rauhillah Zahran 6 60 Tidak Tuntas
24 Nabilla Livia Noviandi 9 90 Tuntas
25 Nasywa Latifah Hamdi 5 50 Tidak Tuntas
26 Nisa Nur Faujiah 9,5 95 Tuntas
27 Qhobus Dzaki Robhani 5 50 Tidak Tuntas
28 Rasya Eka De Faesa 9 90 Tuntas
29 Sandi Pratama 6 60 Tidak Tuntas
30 Sultan Maulana 6 60 Tidak Tuntas
31 Tiara Naomi Simamora 6 60 Tidak Tuntas
32 Wahyu Al Fauzan Hasibuan 6 60 Tidak Tuntas

Jumlah 2180
Rata-rata 68,125
Jumlah Siswa Tuntas 12
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 20
PEMERINTAHPROVINSIDAERAH KHUSUSIBUKOTAJAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
SDN PONDOKKOPI 04 PAGI
Jl. Robusta Raya Blok P5 Pondok Kopi Kec. Duren Sawit - Jakarta Timur
13460Telp.021-8601185 Email.Pkopi04@gmail.com

LEMBAR OBSERVASI SIMULASI PKM/PKP

NAMA MAHASISWA : FARIDA HANUM LUBIS


NIM : 857128415
MATAPELAJARAN/TEMA : IPS
KELOMPOK/KELAS : RENDAH/II
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Melalui percakapan yang ditampilkan, Siswa dapat menganalisis kosakata tentang
bagaimana cara bersosialisasi dalam lingkungan yang baik dan benar.
2. Siswa dapat mengidentifikasi pecahan dalam bangun datar dan bangun ruang.
3. Siswa dapat melengkapi laporan hasil pengamatan IPS dalam lingkungan keluarga.
MENGACU PADA RPPH/RPP KE : 1 /2 / 3 / 4 (pilih salah satu)
TEMPAT MAHASISWA MENGAJAR : SDN PONDOK KOPI 04 PAGI
TEMPAT BEKERJA PENDAMPING : SDN PONDOK KOPI 04 PAGI
UPBJJ-UT : JAKARTA

KESESUAIAN
SARAN/HASIL
DENGAN RPP*
ASPEK YANG DIAMATI DISKUSI/REFLEKSI
TIDAK
SESUAI
SESUAI
A. KEGIATAN A. KEGIATAN
PENDAHULUAN/AWAL PENDAHULUAN/AWAL
1. Memotivasi √ Sudah Baik
2. Memberi acuan √
3. Melakukan apersepsi √
B. KEGIATAN INTI B. KEGIATAN INTI
1. Penjelasan √ Dapat menjelaskan dengan
konsep/materi/contoh/ilust baik menggunakan media role
rasi playing dan mudah dipahami
2. Pemberian penguatan √ siswa
3. Penggunaan media √
4. Pemberian tugas/latihan √
5. Umpan balik √
C. KEGIATAN PENUTUP C. KEGIATAN PENUTUP
9. Meringkas/Merangkum √ Ringkas dan Jelas
10. Evaluasi √
11. Pemberian tugas √

KEPANTASAN
PENAMPILAN YANG SARAN/ HASIL
TIDAK
DIAMATI PANTAS DISKUSI/REFLEKSI
PANTAS
1. Pakaian yang dikenakan √ Rapih dan wangi
2. Alas kaki yang digunakan √ Polos
3. Ekspresi / mimik wajah √ Tegas dan murah senyum
4. Sikap/gerak tubuh saat berdiri √ Tegap dan luwes
5. Bahasa yang digunakan √ Baik dan sopan

Jakarta, 28 oktober 2021


Pendamping, Mahasiswa

( Jojor Pakpahan, S.Pd ) Farida Hanum Lubis


NIM: 857128415
Foto kegiatan Praktek simulasi siklus 1

1. Foto kegiatan awal

2. Foto kegiatan inti

3. Foto kegiatan penutup


Foto aktivitas diskusi bersama pendamping
PEMERINTAHPROVINSIDAERAH KHUSUSIBUKOTAJAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
SDN PONDOKKOPI 04 PAGI
Jl. Robusta Raya Blok P5 Pondok Kopi Kec. Duren Sawit - Jakarta Timur
13460Telp.021-8601185 Email.Pkopi04@gmail.com

Lembar Refleksi Simulasi Perbaikan Pembelajaran Siklus 1

Nama Mahasiswa : FARIDA HANUM LUBIS


NIM : 857128415
Kelas : II (Dua)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Tanggal Simulasi : 28 Oktober 2021
Nama Pendamping : Jojor Pakpahan, S.Pd

1. Kelemahan saat simulasi perbaikan pembelajaran yang teridentifikasi setelah proses


simulasi adalah penggunaan metode belum maksimal.

2. Kelebihan saat simulasi perbaikan pembelajaran yang teridentifikasi setelah simulasi


adalah siswa mulai memahami maksud dari metode yang digunakan.

3. Hal unik atau tidak biasa pada saat simulasi perbaikan pembelajaran berlangsung yaitu
masih ada siswa yang belum mengerti cara bermain peran.

4. Upaya perbaikan pembelajaran yang dapat atau akan dilakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan pembelajaran setelah simulasi siklus 1 adalah meningkatkan metode yang
digunakan untuk membantu siswa memahami materi yang diajarkan.
Perencanaan Rancangan Satu Siklus

Siklus II

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas II SDN Pondok Kopi 04 Pagi

Fakta /Data Setelah melakukan evaluasi prasiklus Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam
pembelajaran yang tema keluargaku pada tanggal 25 September dikelas II diperoleh data 26 Siswa
terjadi di kelas (81,25%) mendapat nilai diatas KKM, dan hanya 6 Siswa (18,75%) yang
dibawah KKM sehingga Sebagian besar Siswa sudah mencapai KKM.
Identifikasi Masalah Siswa kelas II SDN Pondok Kopi 04 Pagi belum memahami materi Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) tema keluargaku. Siswa belum dapat menyelesaikan
lembar kerja dengan baik.
Analisis Masalah g. Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran IPS.
h. Siswa belum dapat memahami secara tepat tentang Lingkungan Keluarga.
i. Guru tidak melibatkan Siswa ketika menjelaskan materi dengan bertanya
kepada siswa.
j. Penjelasan guru terlalu cepat.
k. Guru belum menggunakan model/metode/pendekatan yang sesuai.
l. Guru belum menggunakan alat peraga yang sesuai
Alternatif dan Pemecahannya penulis akan melakukan 2 (Dua) siklus perbaikan dengan
Prioritas Pemecahan menerapkan metode Role Playing pada mata pelajaran IPS tema mengenal
Masalah keluargaku bagi siswa kelas II SDN Pondok Kopi semester 1
Rumusan Masalah Bagaimana guru menerapkan metode Role Playing dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas I1 SDN Pondok Kopi 04 Pagi pada mata pelajaran IPS.

RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


(RPP Perbaikan)
SIKLUS 2

Nama Sekolah : SDN PONDOK KOPI 04


Mata Pelajaran/ Tema : IPS/ Lingkungan
Kelas/ Semester : 2/2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi
2. Memahami kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan lingkungan
tetangga.

II. Kompetensi Dasar


II.1. Menceritakan pengalaman dalam melaksanakan peran dalam anggota
keluarga

III. Indikator                             
2.1.1. Mengenal anggota keluarga secara lebih erat
2.1.2. Menjelaskan pengertian kedudukan dalam keluarga
2.1.3. Menyebutkan peran setiap anggota keluarga

IV. Tujuan Pembelajaran


a. Siswa dapat mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan keluarga.
b. Siswa dapat memperagakan peran tentang diri sendiri serta keluarga.
c. Siswa dapat menjelaskan kedudukan anggota keluarga
d. Siswa dapat mengenal silsilah keluarga

V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran


A. Bagi Guru
1. Untuk memperbaiki pembelajaran dengan sasaran hasil belajar
2. Untuk meningkatkan profesionalitas guru dalam mengelola siswa
3. Untuk menganalisis hasil belajar siswa

B. Bagi siswa
1. Melalui pendekatan pembelajaran dengan metode role playing dapat
meningkatkan minat siswa
2. Melalui pendekatan pembelajaran dengan metode role paying dapat
meningkatkan hasil belajar siswa
3. Melalui pendekatan pembelajaran dengan metode role paying dapat
memahami materi yang disampaikan

VI. Materi ajar (materi pokok)


Menceritakan pengalaman dalam kehidupan sehari – hari
VII. Metode pembelajaran
a. Role Playing

VIII. Langkah-langkah Pembelajaran


No. Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
1. Guru masuk kelas dengan
mengucapkan salam kepada
siswa dan menayakan kabar
siswa.
2. Guru meminta salah satu
Kegiatan siswa untuk memimpin doa.
1 3. Guru mengkondisikan kelas 10 Menit
Pendahuluan
dan memeriksa kehadiran
siswa.
4. Guru memotivasi siswa
dengan menyuruh siswa
untuk bernyanyi lagu “satu
satu ”
2 Kegiatan Inti Eksplorasi 50 Menit
Guru memberi pertanyaan
kepada siswa :
1. Di rumah kalian tinggal
dengan siapa ya?
2. Berapa jumlah anggota
keluarga kalian?
3. Apa kalian tahu apa saja
peran anggota dalam
keluarga?

Elaborasi
1. Guru menjelaskan terkait
prosedur pelaksanaan
kegiatan pembelajaran.
Dengan menggunakan
metode ceramah bervariasi
melaui power point dan
video, guru menjelaskan
mengenai kedudukan dan
peran anggota keluarga.
2. Guru menyampaikan bentuk
role playing
3. Guru meminta siswa
melakukan kegiatan keluarga
di rumah melalui kegiatan
role playing. Setelah
melakukan kegiatan role
playing, masing-masing
kelompok menuliskan siapa
saja anggota keluarganya.
Kemudian masing-masing
kelompok melakukan
presentasi hasil pengamatan
mereka dan kegiatan role
playing yang mereka
lakukan.
4. Guru memberikan latihan
berupa lembar kerja dan tes
formatif kepada siswa. Guru
bersama-sama siswa
menyimpulkan hasil yang
dituliskan siswa.

Konfirmasi
1. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya,
menyampaikan pendapat,
atau menceritakan
pengalamannya.
2. Guru memberikan
kesimpulan tentang
kedudukan dan peran
anggota keluarga
3 Kegiatan Penutup 1. Guru memberikan tugas 10 Menit
kepada siswa sebagai umpan
balik.
2. Guru menutup pembelajaran
dengan menujuk salah satu
siswa untuk memimpin doa.
IX. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
A. Alat/ Bahan
1. Power Point
2. Alat peraga
3. Lembar evaluasi

B. Sumber Belajar
1. Buku paket IPS Kelas 2 SD/ MI Penerbit Erlangga
2. Lingkungan sekitar

X. Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
A. Prosedur penilaian
1. Tes awal apersepsi
2. Tes akhir (mengerjakan evaluasi)
B. Jenis dan bentuk penilaian
1. Lisan (awal dan akhir pembelajaran)
2. Tertulis
3. Kinerja
C. Alat penilaian (tes)
1. Lembar evaluasi terlampir
2. Lembar penilaian kinerja terlampir
D. Skor penilaian
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.

Jakarta, 25 Oktober 2021


Kepala SDN Pondok Kopi 04 Guru Kelas II

DUHRI, S.Pd FARIDA HANUM LUBIS


NIP. 196310251986031008 NIM. 857128415
PEMERINTAHPROVINSIDAERAH KHUSUSIBUKOTAJAKARTA
DINASPENDIDIKAN
SDN PONDOKKOPI 04 PAGI
Jl. Robusta Raya Blok P5 Pondok Kopi Kec. Duren Sawit - Jakarta Timur
13460Telp.021-8601185 Email.Pkopi04@gmail.com

Lembar Kerja Siswa

Nama :
Tanggal :

Isilah kolom-kolom di bawah ini dengan pernyataan yang sesuai.

No Nama Kedudukan anggota Peran anggota keluarga


Keluarga keluarga

1. Ayah …………………………… ………………………………


………………………………
……………………………
………………………………
……………………………. ………………………………

2. Ibu …………………………… ………………………………

……………………………. ................................................

…………………………… ………………..……………..

3. Anak …………………………… ……………………………....

…………………………… ……………………………....

……………………………

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBU KOTAJAKARTA


DINAS PENDIDIKAN
SDN PONDOKKOPI 04 PAGI
Jl. Robusta Raya Blok P5 Pondok Kopi Kec. Duren Sawit - Jakarta Timur
13460Telp.021-8601185 Email.Pkopi04@gmail.com

LEMBAR EVALUASI SIKLUS 2

Nama : .......... Nilai:


Tanggal:............

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!

2. Kelompok masyarakat yang terkecil adalah …..

a. Keluarga b. Kelurahan c. Kecamatan

3. Keluarga inti terdiri dari ….

a. Nenek, kakek, ayah b. Ayah, ibu, anak c. Paman, bibi,


ibu

4. Orang tua laki- laki dari ayah atau ibu disebut ….

a. Kakek b. Nenek c. Paman

5. Adik perempuan dari ayah atau ibu kita panggil ….

a. Paman b. Bibi c. Nenek

6. Anak terakhir dalam keluarga disebut …

a. Sulung b. Tengah c. Bungsu

7. Sesuatu yang harus dilakukan disebut …

a. Kedudukan b. Pangkat c. Peran


8. Orang yang bertanggung jawab memimpin keluarga adalah …

a. Ibu rumah tangga b. Kepala Keluarga c. Pembantu

9. Peran anak dalam keluarga adalah …

a. Membantu orang tua dan mematuhi nasehatnya


b. Memberi contoh yang baik, menyayangi dan menjaga adiknya
c. Mengatur kehidupan rumah tangga.

10. Kedudukan anak dalam rumah tangga adalah ...

a. Juru masak b. Pencari nafkah c. Anggota keluarga

11. Sebagai anak yang baik kamu harus ……orang tua.

a. Menasehati b. Membantah c. Menghormati

Pedoman penilaian

Jawaban betul diberi nilai 10


Salah 0
Skor total 100

Kunci Jawaban:

1. A
2. B
3. A
4. B
5. C
6. C
7. B
8. A
9. C
10. C
PEMERINTAHPROVINSIDAERAH KHUSUSIBUKOTAJAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
SDN PONDOKKOPI 04 PAGI
Jl. Robusta Raya Blok P5 Pondok Kopi Kec. Duren Sawit - Jakarta Timur
13460Telp.021-8601185 Email.Pkopi04@gmail.com

DAFTAR NILAI HASIL EVALUASI SIKLUS II


KKM 70
Jawab
No Nama Siswa Skor Keterangan
Betul
1 Abrisam Arief Saputra 9,5 95 Tuntas
2 Ajeng Pramesti Wardani 9 90 Tuntas
3 Alvaro Maulana Abrisyam Arief 9,5 95 Tuntas
4 Anisa Oktaviani 9 90 Tuntas
5 Arabelle Putri Ramadhani Nugraha 8 80 Tuntas
6 Asyifa Rahadatul Aisy Putri Ramadhani 6 60 Tidak Tuntas
7 Ayrell Reezqy Saputra 7 70 Tuntas
8 Azra Narayan Aqila Agustipa 9 90 Tuntas
9 Catryn Apriliandini Saputry 8 80 Tuntas
10 Diva Kaylanisa 8 80 Tuntas
11 Fathinah Hafidhah Salsabila 9,5 95 Tuntas
12 Fathir Nurrachman 10 100 Tuntas
13 Fifo Idris Anfaro 8 80 Tuntas
14 Hafiz Aprilio Kristi 9 90 Tuntas
15 Herdy Rasya Fasah 9 90 Tuntas
16 Jemima Fathiyyah Dhanalvin 6 60 Tidak Tuntas
17 Keiko Riera Al Ghaniyyu 5 50 Tidak Tuntas
18 Kirana Aisyah Yasmin 8 80 Tuntas
19 Manuel Joseph Sambuaga 7 70 Tuntas
20 Muhammad Abidzar 8 80 Tuntas
21 Muhammad Asyraf Al - Katiri 6 60 Tidak Tuntas
22 Muhammad Fahrulloh 9 90 Tuntas
23 Muhammad Rauhillah Zahran 9,5 95 Tuntas
24 Nabilla Livia Noviandi 9 90 Tuntas
25 Nasywa Latifah Hamdi 8 80 Tuntas
26 Nisa Nur Faujiah 8 80 Tuntas
27 Qhobus Dzaki Robhani 6 60 Tidak Tuntas
28 Rasya Eka De Faesa 10 100 Tuntas
29 Sandi Pratama 6 60 Tidak Tuntas
30 Sultan Maulana 8 80 Tuntas
31 Tiara Naomi Simamora 9 90 Tuntas
32 Wahyu Al Fauzan Hasibuan 9 90 Tuntas

Jumlah 2620
Rata-rata 82
Jumlah Siswa Tuntas 26
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 6

PEMERINTAHPROVINSIDAERAH KHUSUSIBUKOTAJAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
SDN PONDOKKOPI 04 PAGI
Jl. Robusta Raya Blok P5 Pondok Kopi Kec. Duren Sawit - Jakarta Timur
13460Telp.021-8601185 Email.Pkopi04@gmail.com

LEMBAR OBSERVASI SIMULASI PKM/PKP

NAMA MAHASISWA : FARIDA HANUM LUBIS


NIM : 857128415
MATAPELAJARAN/TEMA : IPS
KELOMPOK/KELAS : RENDAH/II
TUJUAN PEMBELAJARAN :

4. Melalui percakapan yang ditampilkan, Siswa dapat menganalisis kosakata tentang


bagaimana cara bersosialisasi dalam lingkungan yang baik dan benar.
5. Siswa dapat mengidentifikasi pecahan dalam bangun datar dan bangun ruang.
6. Siswa dapat melengkapi laporan hasil pengamatan IPS dalam lingkungan keluarga.
MENGACU PADA RPPH/RPP KE : 1 /2 / 3 / 4 (pilih salah satu)
TEMPAT MAHASISWA MENGAJAR : SDN PONDOK KOPI 04 PAGI
TEMPAT BEKERJA PENDAMPING : SDN PONDOK KOPI 04 PAGI
UPBJJ-UT : JAKARTA

KESESUAIAN
SARAN/HASIL
DENGAN RPP*
ASPEK YANG DIAMATI DISKUSI/REFLEKSI
TIDAK
SESUAI
SESUAI
A. KEGIATAN A. KEGIATAN
PENDAHULUAN/AWAL PENDAHULUAN/AWAL
1. Memotivasi √ Sudah Baik
2. Memberi acuan √
3. Melakukan apersepsi √
B. KEGIATAN INTI B. KEGIATAN INTI
1. Penjelasan √ Dapat menjelaskan dengan
konsep/materi/contoh/ilust baik menggunakan media role
rasi playing dan mudah dipahami
siswa
2. Pemberian penguatan √
3. Penggunaan media √
4. Pemberian tugas/latihan √
5. Umpan balik √
C. KEGIATAN PENUTUP C. KEGIATAN PENUTUP
12. Meringkas/Merangkum √ Ringkas dan Jelas
13. Evaluasi √
14. Pemberian tugas √

KEPANTASAN
PENAMPILAN YANG SARAN/ HASIL
DIAMATI TIDAK DISKUSI/REFLEKSI
PANTAS
PANTAS
1. Pakaian yang dikenakan √ Rapih dan wangi
2. Alas kaki yang digunakan √ Polos
3. Ekspresi / mimik wajah √ Tegas dan murah senyum
4. Sikap/gerak tubuh saat berdiri √ Tegap dan luwes
5. Bahasa yang digunakan √ Baik dan sopan

Jakarta, 25 oktober 2021


Pendamping, Mahasiswa

( Jojor Pakpahan, S.Pd ) Farida Hanum Lubis


NIM: 857128415

Foto kegiatan Praktek simulasi siklus 1


4. Foto kegiatan awal

5. Foto kegiatan inti

6. Foto kegiatan penutup

Foto aktivitas diskusi bersama pendamping

PEMERINTAHPROVINSIDAERAH KHUSUSIBUKOTAJAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
SDN PONDOKKOPI 04 PAGI
Jl. Robusta Raya Blok P5 Pondok Kopi Kec. Duren Sawit - Jakarta Timur
13460Telp.021-8601185 Email.Pkopi04@gmail.com

Lembar Refleksi Simulasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II

Nama Mahasiswa : FARIDA HANUM LUBIS


NIM : 857128415
Kelas : II (Dua)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Tanggal Simulasi : 25 Oktober 2021
Nama Pendamping :

5. Kelemahan saat simulasi perbaikan pembelajaran yang teridentifikasi setelah proses


simulasi adalah penggunaan metode belum maksimal.

6. Kelebihan saat simulasi perbaikan pembelajaran yang teridentifikasi setelah simulasi


adalah siswa mulai memahami maksud dari metode yang digunakan.

7. Hal unik atau tidak biasa pada saat simulasi perbaikan pembelajaran berlangsung yaitu
masih ada siswa yang belum mengerti cara bermain peran.

8. Upaya perbaikan pembelajaran yang dapat atau akan dilakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan pembelajaran setelah simulasi siklus 2 adalah meningkatkan metode yang
digunakan untuk membantu siswa memahami materi yang diajarkan.

Anda mungkin juga menyukai