DI SUSUN OLEH
Duhri, S.Pd
NIP. 1963102519860319008
2
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PERBAIKAN
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
3
KESEDIAAN SEBAGAI PENDAMPING DALAM PEMBIMBINGAN PKP
Kepada
Kepala UPBJJ-UT Jakarta
Di Tempat
4
LEMBAR PERNYATAAN ANTI PLAGIAT
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan hasil
karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia
menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.
materai 10.000
5
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat Iman, Islam,
sehat dan kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) ini.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat profesional (PDGK 4501).
Demi terlaksananya laporan ini penulis telah banyak menerima masukan dan saran dari
berbagai pihak yang telah membantunya. sehingga menjadi sebuah laporan yang dapat
disajikan secara utuh. Tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak dapat
menyelesaikan laporan ini. Dengan ini maka penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Bapak Drs. RUDY TRISNO, M.Pd. Selaku supervisor yang telah banyak
membantu, dan membimbing dalam penyusunan laporan PKP ini.
2. Bapak DUHRI, S.Pd. Selaku Kepala SDN Pondok Kopi 04 Pagi yang telah
memberikan kesempatan sekaligus dukungan untuk menggunakan tempat yang
dipimpinnya sebagai tempat pelaksanaan praktik PKP.
3. Ibu Jojor Pakpahan, S. Pd yang telah bersedia menjadi teman sejawat dan
guru senior yang sangat membantu dalam mendampingi dan mengobservasi
serta menilai kemampuan penulis dalam proses pelaksanaan penelitian secara
objektif.
4. Bapak/Ibu dewan guru dan tendik SDN Pondok Kopi 04 Pagi yang telah
memberikan dukungan moril maupun materil.
5. Orang tuaku (Almarhum) dan mertua yang tiada lelahnya memberikan dukungan,
motivasi dan doanya.
6. Keluarga tercinta, suami dan anak-anakku yang telah memberikan semangat dan
dorongan hingga penelitian ini dapat terselesaikan.
7. Teman-teman satu kelas dan satu bimbingan yang telah berjuang bersama-
sama.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan PKP ini. Semoga Allah
memberikan balasan pahala atas kebaikannya.
6
Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pada umumnya
bagi para pembaca atau para guru yang sedang melakukan suatu penelitian. dimana dapat
menciptakan suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran pada siswa.
Penulis menyadari dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki sehingga
dalam penyusunan laporan PKP ini masih banyak kekurangan. Untuk itu saran dan kritik
yang membangun penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan laporan PKP ini.
7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN ANTI PLAGIAT..............................................................v
KATA PENGANTAR.....................................................................................................vi
DAFTAR ISI....................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL............................................................................................................x
DAFTAR GRAFIK.........................................................................................................x
DAFTAR DIAGRAM.....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................xi
ABSTRAK........................................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
1. Identifikasi Masalah............................................................................................3
2. Analisis Masalah.................................................................................................3
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah......................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran................................................................4
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran..............................................................5
1. Manfaat Teoritis..................................................................................................5
2. Manfaat Praktis...................................................................................................5
8
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran..................................................................21
9
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR DIAGRAM
DAFTAR GAMBAR
10
DAFTAR LAMPIRAN
11
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KEDUDUKAN DAN PERAN
ANGGOTA KELUARGA MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA
KELAS II DI SDN PONDOK KOPI 04 KECAMATAN DUREN SAWIT JAKARTA
TIMUR
ABSTRAK
12
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan sepanjang hayat oleh seseorang
untuk mendapatkan perubahan pada dirinya supaya menjadi lebih baik. Pada
hakekatnya belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar
individu. Maka dapat dikatakan bahwa unsur utama dalam belajar adalah individu
sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang
memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar.Menurut Dimyati dan Mudjiono
(2009 : 3), mengatakan bahwa hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya
kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar
yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan positif yang kemudian
disebut dengan proses belajar. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk membentuk
manusia dengan unsur - unsur hakiki yang seimbang. Unsur-unsur tersebut meliputi
cipta, rasa, dan karsa. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya bertujuan untuk
membentuk manusia dengan pemikiran yang cemerlang tetapi juga manusia yang
bermoral yang memiliki seperangkat sifat dan kepribadian yang baik.
Terkait dengan permasalahan di atas, mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, hasil belajar dan kemampuan
analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat
yang dinamis. Pembelajaran Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam
KTSP memiliki tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1
sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, anak diarahkan untuk dapat
menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga
dunia yang cinta damai. IPS merupakan penghubung antara kehidupan akademis siswa
dengan kesehariannya di lingkungan tempat tinggal mereka. Bahkan dapat dipadukan
secara kontekstual antara apa yang mereka alami di rumah dengan apa yang dipelajari
di sekolah, sehingga pembelajaran IPS menjadi bermakna.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi sementara dengan siswa, siswa
kurang antusias dalam kegiatan pembelajaran, terutama pada pelajaran IPS. Siswa
kelas II kurang aktif serta banyak menunjukan rasa kebosanan seperti bermain sendiri
dan mengabaikan guru. Diketahui bahwa kegiatan proses pembelajaran belum
maksimal seperti apa yang diharapkan, dengan tes hasil belajar siswa masih banyak
yang belum memenuhi KKM yang ditetapkan sekolah. Berdasarkan hasil pre tes
terhadap siswa, diperoleh data rata-rata nilai siswa pada pelajaran IPS mencapai 31 %
dengan standar KKM dari sekolah mencapai 67, hasil tersebut masih di bawah rata –
rata kelulusan maksimal yang harusnya mencapai 80%.
Untuk dapat mempelajari sesuatu dengan baik, perlu mendengar, melihat,
mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan
hanya itu, siswa perlu “mengerjakannya”, yakni menggambarkan sesuatu dengan cara
mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan keterampilan, dan
mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka
dapatkan. Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam
rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam
persiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan,
metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan.
Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus
memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai,
cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan
menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka perlu diadakan
penelitian perbaikan pembelajaran dengan judul “ Peningkatan hasil belajar IPS materi
kedudukan dan peran anggota keluarga melalui metode role playing pada siswa kelas
II di SDN Pondok Kopi 04 ” sebagai upaya perbaikan proses pembelajaran konsep
dalam mata pelajaran IPS.
2
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut.
a. Rendahnya hasil belajar siswa
b. Rendahnya motivasi dan minat belajar siswa
c. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan
d. Penjelasan guru yang terlalu cepat dan kurang terperinci
e. Metode dan teknik mengajar tidak variatif sehingga timbul kejemuan bagi
siswa
f. Proses pembelajaran masih bersifat konvensional
g. Kurangnya alat peraga
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang akan diatasi
adalah rendahnya hasil belajar siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi
penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, salah satunya
adalah pendekatan pembelajaran mata pelajaran IPS yang digunakan guru saat ini
masih kurang tepat dari harapan yang diinginkan, sehingga motivasi rendah yang
berimplikasi pada hasil belajar siswa. Pendekatan pembelajaran yang digunakan
masih bersifat konvensional. Pelaksanaan pendekatan pembelajaran konvensional
menekankan pada ceramah dan tanya jawab. Kegiatan ceramah, selalu
mendominasi dalam pembelajaran IPS. Siswa hanya mendengarkan duduk dengan
tenang dan diusahakan tetap diam saat guru berceramah. Setelah guru
melaksanakan ceramah dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab. Guru
berpartisipasi penuh dalam membuat pertanyaan pada siswa. Siswa yang
menjawab pertanyaan selalu ditunjuk oleh guru. Guru jarang memberi stimulus
pada siswa untuk bertanya. Pelaksanaan pendekatan konvensional pada mata
pelajaran IPS, guru jarang mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks
belajar yang ada. Guru masih mengajarkan materi IPS sesuai dengan apa yang ada
di dalam buku paket. Kurangnya alat peraga juga menambah kurangnya perhatian
dan minat siswa ketika guru sedang menjelaskan materi.
3
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah.
Setelah melakukan analisis masalah maka alternatif dan prioritas pemecahan
masalah yang diajukan adalah role playing. Menurut Jensen (2008) role playing
ialah kegiatan yang cocok digunakan untuk pra pemaparan pembelajaran terhadap
suatu topik dengan menggunakan warna, gerakan, gambar, yang dinformasikan ke
dalam bentuk nyata dan akan mendorong kegiatan pembelajaran berlangsung.
Selain digunakan pada pra pemaparan, inovasi role playing juga dapat digunakan
pada inti atau kesimpulan pembelajaran, bahkan dapat juga digunakan sebagai alat
evaluasi.
Keberhasilan dari proses pembelajaran untuk memenuhi keinginan dalam
peningkatan kualitas ditentukan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya
adalah pemilihan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Metode pembelajaran ini sesuai untuk diterapkan dikelas dengan
siswa yang memiliki karakteristik berbeda seperti kelas II di SDN Pondok Kopi
04, karena pembelajarannya difokuskan pada multi aspek. Pada pelaksanaannya
metode pembelajaran role playing, memungkinkan guru memanfaatkan berbagai
media pembelajaran yang dapat membuat proses pembelajaran semakin menarik
minat peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang yang telah dipaparkan , maka dapat dirumuskan
masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana hasil belajar IPS materi kedudukan
dan peran anggota keluarga dengan menggunakan metode role playing pada siswa
kelas II di SDN Pondok Kopi 04 ?”
4
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang diambil adalah untuk mendapatkan
teori baru tentang peningkatan hasil belajar belajar siswa pada mata pelajaran IPS
materi kedudukan dan peran anggota keluarga melalui penggunaan metode role
playing sehingga dapat menambah wawasan berfikir untuk dapat dijadikan dasar
bertindak bagi insan pendidik dan dunia kependidikan pada umumnya.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Bagi Siswa
a. Meningkatkan kompetensi dan hasil belajar materi kedudukan dan peran
anggota keluarga untuk mencapai hasil yang lebih baik dan ketuntasan hasil
belajar.
b. Mendapat pengalaman belajar dengan menggunakan metode role playing
pada materi kedudukan dan peran anggota keluarga
2) Bagi Guru
a. Menemukan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi kedudukan
dan peran anggota keluarga pada pelajaran IPS
b. Membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan belajar pada materi
kedudukan dan peran anggota keluarga
c. Meningkatkan kreatifitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran.
d. Sebagai masukan untuk mengetahui metode pembelajaran yang berbeda
dari sebelumnya.
3) Bagi sekolah
a. Meningkatkan kualitas sekolah
b. Menjadi pendorong untuk selalu mengadakan pembaharuan dalam proses
pembelajaran.
4) Bagi institusi Pendidikan Secara Umum.
a. Meningkatkan mutu pendidikan
b. Meningkatkan kualitas pendidikan sebagai pelaksana pembelajaran
c. Meningkatkan sumberdaya manusia yang kreatif dan inovatif.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas,
2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya
perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.
Sehubungan dengan pendapat itu, maka Wahidmurni, dkk. (2010: 18) menjelaskan
bahwa sesorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu
menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di
antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap
suatu objek.
Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas,
2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya
perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.
Sehubungan dengan pendapat itu, maka Wahidmurni, dkk. (2010: 18) menjelaskan
bahwa sesorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu
menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di
antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap
suatu objek.
Untuk mengetahui hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan melakukan tes
dan pengukuran. Tes dan pengukuran memerlukan alat sebagai pengumpul data yang
disebut dengan instrumen penilaian hasil belajar. Menurut Wahidmurni, dkk. (2010:
6
28), instrumen dibagi menjadi dua bagian besar, yakni tes dan non tes. Selanjutnya,
menurut Hamalik (2006: 155), memberikan gambaran bahwa hasil belajar yang
diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar dengan
sungguh-sungguh. Hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan keterampilan.
Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang
lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.
Menurut Gunawan (2013:48), ilmu sosial adalah suatu bahan kajian yang
terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang
7
diorganisasikan dari konsep - konsep dan keterampilan sejarah, geografi, sosiologi,
antropologi, dan ekonomi.
8
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran IPS. Penyelenggaraan pendidikan
merupakan suatu keseluruhan yang terangkum dalam sebuah sistem pendidikan
nasional. Begitu juga dengan pendidikan IPS pada pendidikan dasar dan mengenah
merupakan suatu yang integral dari suatu sistem pendidikan nasional pada umumnya,
yang telah diatur berdasarkan undang-undang sestem pendidikan nasional.
Ruang Lingkup IPS SD IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan di sekolah mulai sekolah dasar sampai menengah dengan menyajikan
materi yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu-isu sosial. Menurut Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa mata pelajaran IPS
bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk:
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial .
9
negara yang baik. Dengan demikian IPS sebenarnya merupakan pelajaran yang
sangat penting. Terkait dengan itu maka pada bab ini akan dibahas beberapa uraian
yang terkait dengan karakteristik IPS; konsep dasar atau konsep-konsep esensial
dalam IPS; standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS; serta strategi perumusan
tema dalam IPS.
C. Karakteristik Siswa SD
Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan
perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di antaranya:
perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, serta
perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak.
Asumsi yang mendasari adalah Jean Piaget. Hasil kajian Piaget (1963) tentang
kognisi menunjukkan bahwa anak-anak mempunyai tahap pemahaman yang berbeda
pada usia yang berbeda pula. Teori Perkembangan Koginitf menunjukkan bahwa
interaksi anak dengan lingkungan dan pengorganisasian kognitif dari pengalaman
menghasilkan kecerdasan. Yang menjadi penekanan teori ini adalah pada proses
pemikiran anak pada saat terjadinya belajar. Piaget mengatakan, anak menjalani urutan
yang sudah pasti dari tahap-tahap perkembangan kognitif. Pada setiap tahap, baik
kuantitas informasi maupun kwalitas kemampuan meningkat.
Piaget meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang dari bayi sampai
dia dewasa. Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi
yang baru di lahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat
perkembangan kognitif, yaitu:
a. Tahap Sensori-Motor (usia 0-2 tahun)
kegiatan intelektual pada tahap ini hampir seluruhnya mencakup gejala yang
diterima secara langsung melalui indera. Pada saat anak mencapai kematangan dan
mulai memperoleh ketrampilan berbahasa, mereka mengaplikasikannya dengan
menerapkan pada objek-objek yang nyata. Anak mulai memahami hubungan antara
benda dengan nama yang diberikannya.
b. Tahap Pra-Operasional (usia 2-7 tahun)
Pada tahap ini perkembangan sangat pesat. Lambang-lambang bahasa yang
digunakan untuk menunjukkan benda-benda nyata bertambah dengan pesatnya.
Keputusan yang diambil hanya berdasarkan intuisi, bukannya berdasarkan analisis
rasional.
10
c. Tahap Konkret-Operasional (usia 7-11 tahun)
Kemampuan berfikir logis muncul pada tahap ini. Mereka dapat berfikir secara
sistematis untuk mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini permasalahan yang
dihadapinya adalah permasalahan konkret. Pada tahap ini pula anak akan
menemukan kesulitan bila diberi tugas sekolah yang menuntutnya untuk mencari
sesuatu yang tersembunyi.
d. Tahap Operasional Formal (usia 11 tahun-dewasa)
Tahap ini ditandai dengan pola berfikir orang dewasa. Mereka dapat
mengaplikasikan cara berfikir terhadap permasalahan dari semua kategori, baik
yang abstrak maupun yang konkret. Pada tahap ini pula anak sudah dapat
memikirkan buah pikirannya, dapat membentuk ide-ide, berfikir tentang masa
depan secara realistis.
11
problem, agar siswa dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu
situasi sosial.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode Role Playing (bermain
peran) merupakan metode yang mengajarkan cara menyajikan bahan pelajaran
dengan mempertunjukkan atau mendramatisasikan tentang situasi sosial, pada
materi Peristiwa Sekitar Proklamasi.
12
mengekspresikan perasaan dan pendapat tanpa mengkhawatirkan mendapat
sangsi. Bermain peran memungkinkan para siswa mengidentifikasi situasi-situasi
dalam dunia nyata dan dengan ide-ide orang lain.
Berdasarkan pendapat di atas, kelebihan metode Role Playing (bermain
peran) diantarannya melatih siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran,
sehingga dapat memunculkan rasa tanggung jawab terhadap peranan yang
dimainkan sesuai dengan materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Selain itu, Syaiful Bahri Djamarah (2013: 89) menyatakan bahwa
penggunaan metode bermain peran memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya sebagai berikut.
a. Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan
yang didramakan. Siswa sebagai pemain harus memahami dan menghayati isi
cerita secara keseluruhan terutama untuk materi yang harus diperankannya.
Dengan demikian, daya ingatan siswa akan tajam dan tahan lama.
b. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain
peran para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan
waktu yang tersedia.
c. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan
muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. Jika seni drama mereka
dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang
baik kelak.
d. Kerja sama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya.
e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab
dengan sesamanya.
f. Bahasa lisan dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami
orang lain.
14
andil dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan kreatifitas semua
siswa dengan lebih baik.
4. Langkah-Langkah Metode Role Playing (bermain peran)
Ngalimun (2012: 174) langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan
metode Role Playing (bermain peran) adalah sebagai berikut.
a. guru menyiapkan skenario pembelajaran
b. menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario
c. pembentukkan kelompok
d. presentasi hasil kelompok
e. bimbingan kesimpulan.
Sedangkan menurut Shaftel dalam joyce (2011: 332) bahwa metode Role
Playing (bermain peran) terdiri dari sembilan langkah:
a. memanaskan suasana kelompok,
b. memilih partisipan,
c. mengatur setting tempat kejadian,
d. menyiapkan peneliti,
e. pemeranan,
f. diskusi dan evaluasi,
g. memerankan kembali,
h. berdiskusi dan mengevaluasi,
i. saling berbagi dan mengembangkan pengalaman.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan metode
pembelajaran Role Playing (bermain peran) menurut Roestiyah (2001: 91) yaitu:
a. Guru harus menerangkan kepada siswa untuk memperkenalkan teknik
ini, bahwa dengan metode ini siswa diharapkan dapat memecahkan
masalah hubungan sosial yang aktual yang ada di masyarakat. Maka guru
menunjuk beberapa siswa yang akan berperan, dan siswa yang lain
mengamati dengan tugas-tugas tertentu pula.
b. Guru harus memilih masalah yang urgen, sehingga menarik minat anak.
Ia mampu menjelaskan dengan menarik, sehingga siswa terangsang untuk
berusaha memecahkan masalah itu.
c. Agar siswa memahami peristiwanya, maka guru harus bisa menceritakan
sambil mengatur adegan yang pertama.
15
d. Bila ada kesediaan sukarela dari siswa yang berperan, harap ditanggapi
tetapi guru harus mempertimbangkan apakah ia tepat untuk perannya itu.
Bila tidak ditunjuk saja siswa yang memilih kemampuan dan
pengetahuan serta pengalaman seperti yang diperankan itu.
e. Jelaskan pada pemeran-pemeran itu sebaik-baiknya, sehingga mereka tahu
tugas perannya, menguasai masalahnya pandai bermimik maupun
dialog.
f. Siswa yang tidak turut harus menjadi penonton yang aktif.
g. Bila siswa belum terbiasa, perlu dibantu guru dalam menimbulkan
kalimat pertama dialog.
h. Setelah Role Playing (bermain peran) itu dalam situasi klimaks, maka
harus diberhentikan, agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah
dapat didiskusikan secara umum. Sehingga para penonton ada
kesempatan untuk berpendapat, menilai permainan dan sebagainya.
i. Sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi, walau mungkin masalahnya
belum dipecahkan.
E. Hakekat PTK
PTK adalah singkatan dari Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini didakan
di dalam kelas. Menurut Didang Setiawan (2015 : 4 – 5), PTK bila diuraikan terdiri dari
tiga kata. Setiap kata memiliki arti sendiri. Penelitian, proses sistematis secara ilmiah
yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi untuk
meningkatkan pemahaman tentang suatu topik atau isu. Tindakan, sesuatu gerak
kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Kegiatan yang dilakukan
dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan. Kelas, sekelompok siswa yang
dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama
pula.Kelas dalam hal ini bukan hanya masalah ruang, tetapi juga segala sesuatu yang
berkaitan dengan proses pembelajaran itu sendiri.
16
Jadi menurut Didang Setiawan (2015 : 5), PTK ialah penelitian yang
dilaksanakan oleh guru terhadap dirinya dan siswa-siswanya yang diajarkan di kelas
tertentu dengan tujuan untuk memperbaiki proses dan meningkatkan hasil
pembelajaran. Sedangkan menurut IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2014 :
1.4),Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam
kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Penelitian Tindakan Kelas mempunyai beberapa karakteristik yaitu :
1. Adanya masalah, hal ini dipicu karena kesadaran guru bahwa pembelajaran yang
dilakukan di kelas mempunyai masalah yang harus diselesaikan.
2. Self reflective inquiry,atau penelitian melalui refleksi diri, dalam hal ini guru guru
mengumpulkan data dari praktiknya sendiri melalui refleksi diri.
3. Penelitian diadakan di dalam kelas.
Menurut Didang Setiawan (2015 : 6), ada tujuh komponen sasaran PTK, yaitu
Siswa, guru, materi pelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, hasil pembelajaran,
lingkungan, dan pengelolaan.
Penelitian Tindakan Kelas mempunyai manfaat yang besar, bagi guru,
pembelajaran, dan bagi sekolah. IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2014 : 1.19),
berpendapat tentang manfaat PTK, yaitu :
1. Manfaat bagi guru, PTK mempunyai beberapa manfaat, sebagai berikut :
17
dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan tersebut tidak akan berlanjut. Jika
kesalahan dapat diperbaiki, hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat.
3. Manfaat bagi sekolah
18
exceeting perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam
konteks kelas dan / atau mata pelajaran tertentu, melainkan dalam
perspektif misi sekolah secara keseluruhan.
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui empat tahapan, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hubungan antara keempat
tahapan tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang.
Menurut IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2014 : 2.4), langkah
perencanaan merupakan langkah pertama dalam setiap tindakan. Tanpa rencana,
kegiatan yang kita lakukan tidak akan terarah. Rencana akan mejadi acuan dalam
melaksanakan tindakan. Melakukan tindakan sebagai langkah yang kedua merupakan
realisasi dari rencana yang kita buat. Tanpa tindakan, rencana hanya merupakan angan-
angan yang tidak pernah menjadi kenyataan. Selanjutnya, agar tindakan yang kita
lakukan dapat kita ketahui kualitasnya, (misalnya apakah sudah sesuai dengan
rencana), kita perlu melakukan mengamatan. Berdasarkan pengamatan ini kita akan
dapat menentukan apakah ada hal-hal yang akan segera diperbaiki agar tindakan dapat
mencapai tujuan yang kita inginkan. Jika pengamatan dilakukan selama proses
tindakan berlangsung, maka refleksi, sebagai langkah keempat, kita lakukan setelah
tindakan berakhir. Kita akan mencoba melihat / merenungkan kembali apa yang telah
kita lakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar siswa.
Model proses yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Proses
Siklus (Putaran/Spiral) yang mengacu pada model PTK Kemmis S, dan Mc. Taggert
R yang dikutip oleh Arikunto. Adapun rancangan siklus penelitian memiliki empat
tahapan kegiatan pada setiap siklusnya, yaitu (1) membuat rencana tindakan, (2)
melaksanakan tindakan, (3) mengadakan pemantauan/observasi, (4) memberikan
refleksi dan evaluasi untuk memperoleh sejauh mana pencapaian hasil yang diharapkan
kemudian direvisi untuk melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya.
19
Gambar 2.1 Bagan PTK menurut Suharsimi Arikunto
BAB III
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II semester 2 yang terdiri dari 15 laki-
laki dan 17 perempuan. Jadi jumlah seluruhnya adalah 32 siswa.
2. Tempat Penelitian
20
Gambar 3.1 SDN Pondok Kopi 04
Penelitian ini bertempat di SDN Pondok Kopi 04 yang beralamat di Jl. Robusta
Raya Blok P5 Pondok Kopi Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur.
3. Waktu Penelitian
Tabel 3. 1
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), menurut Hopkins (dalam Basrowi, 2008: 26), penelitian tindakan kelas (PTK)
merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang bersifat praktis sebab penelitian ini
menyangkut kegiatan yang dipraktikan guru sehari-hari. Secara singkat dapat
21
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang
dilakukan di kelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktek pembelajaran yang ada.
Model proses yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Proses
Siklus (Putaran/Spiral) yang mengacu pada model PTK Kemmis S, dan Mc. Taggert
R yang dikutip oleh Arikunto. Adapun rancangan siklus penelitian memiliki empat
tahapan kegiatan pada setiap siklusnya, yaitu (1) membuat rencana tindakan, (2)
melaksanakan tindakan, (3) mengadakan pemantauan/observasi, (4) memberikan
refleksi dan evaluasi untuk memperoleh sejauh mana pencapaian hasil yang diharapkan
kemudian direvisi untuk melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya.
Data pada penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan di SDN Pondok Kopi 04 Jakarta Timur pada siswa kelas II dengan
jumlah siswa 32 orang. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri
dari dua pertemuan. Satu kali pertemuan pemberian tindakan dan satu kali
pertemuan pemberian tes akhir siklus. Pada setiap pertemuan dilaksanakan dalam
alokasi waktu 2 x 35 menit. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini pada setiap
siklusnya melalui empat tahapan yaitu, tahap perencanaan, tahap observasi, tahap
pelaksanaan, tahap refleksi.
Jumlah siswa dan presentase ketuntasan siswa berdasarkan rentang nilai yang ada
22
dapat dilihat dari hasil perhitungan yang telah dilakukan peneliti pada setiap siklus
sebagai berikut:
1. Pra Siklus
Pelaksanaan pra siklus dilakukan selama 1 kali pertemuan yatitu pada hari rabu
tanggal 20 Februari 2019. Dalam pelaksanaan pra siklus kegiatan yang dilakukan
adalah mengambil data hasil belajar IPS materi kedudukan dan peran anggota
keluarga. Rekapitulasi lembar kerja siswa pada tahap pra siklus dapat dilihat pada
Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Rekapitulasi Nilai Mata Pelajaran IPS Pra Siklus
25
20
15
Jumlah siswa
10
0
Rendah (< 65) Sedang (65-84) Tinggi (85-100)
Grafik 4.1
Pencapaian Nilai Pra Siklus
Dari gambar di atas dapat di maknai sebagai berikut.
a. Dari 32 siswa sebanyak 22 siswa yang belum tuntas memperoleh nilai di bawah
KKM (< 67) atau sebesar 69 %.
23
b. Sebanyak 8 siswa yang tuntas dan mendapat nilai di atas KKM (67-84) atau
sebesar 25 %.
c. Sebanyak 2 siswa yang tuntas dan mendapat nilai di atas KKM (85–100) atau
sebesar 6 %.
Tuntas 31%
Tidak Tuntas
69%
Diagram 4.1
Presentase Ketuntasan Nilai Pra Siklus
Pada Diagram 4.1 terlihat diagram presentase ketuntasan, pada tahap pra siklus
ini siswa yang tuntas pencapaian hasil belajarnya yaitu diatas KKM sebesar 31 %.
Siswa yang tidak tuntas pencapaian hasil belajarnya yaitu dibawah KKM sebesar
69%
2. Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilakukan selama 1 kali pertemuan pembelajaran pada hari
Rabu tanggal 27 Febuari 2019. Dalam pelaksanaan siklus 1 kegiatan yang dilakukan
meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
a. Tahap perencanaan
24
b. Pelaksanaan.
Pada tahap pelaksanaan tindakan penelitian, kegiatan pembelajaran
disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun oleh
peneliti dan mendapat persetujuan dari supervisor 2.
1. Guru menjelaskan terkait prosedur pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Dengan menggunakan metode ceramah bervariasi melalui power point dan
video, guru menjelaskan mengenai kedudukan dan peran anggota keluarga.
2. Guru menyampaikan bentuk metode role playing (bermain peran).
3. Guru menunjuk siswa untuk maju ke depan memperagakan salah satu peran
anggota keluarga kemudian teman-teman yang lain menebak siapakah
anggota keluarga yang diperankan oleh temannya tersebut.
4. Guru memberikan latihan berupa lembar kerja dan tes formatif kepada siswa.
5. Guru memberikan koreksi dan penguatan kepada seluruh siswa tentang
materi pembelajaran.
6. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil yang dituliskan siswa.
c. Observasi.
d.Refleksi
Pada tahap ini peneliti dengan supervisor 2 melakukan analisis data yang
dihasilkan dari observasi dan evaluasi. Penelitian di siklus 1 ini sudah dapat
dikatakan berhasil jika 75% siswa mampu mencapai standar ketuntasan
minimal yaitu 65. Berdasarkan hasil analisis data rekapitulasi penilaian pada
siklus 1 diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.2
Rekapitulasi Nilai Mata Pelajaran IPS Siklus I
14
12
10
8
Jumlah siswa
6
4
2
0
Rendah (< 65) Sedang (65-84) Tinggi (85-100)
Grafik 4.2
Pencapaian Nilai Siklus I
Dari gambar di atas dapat di maknai sebagai berikut.
a. Dari 32 siswa ternyata sebanyak 19 siswa yang tuntas dan dapat memahami
materi kedudukan dan peran anggota keluarga.
26
b. Sebanyak 7 siswa mendapatkan nilai tinggi (85–100) atau sebesar 22 %.
c. Sebanyak 12 siswa mendapatkan nilai standar (67-84) atau sebesar 37 %.
d. Sebanyak 13 siswa masih mendapatkan nilai di bawah KKM (<67) atau sebesar
41 %
e. Untuk guru kemampuan memberikan apersepsi dan menjelaskan prosedur
kegiatan siswa perlu ditingkatkan
Tidak Tuntas
41%
Tuntas 59%
Diagram 4.2
Presentase Ketuntasan Nilai Siklus I
Pada Diagram 4.2 terlihat diagram presentase ketuntasan, pada tahap siklus I ini
siswa yang tuntas pencapaian hasil belajarnya yaitu diatas KKM sebesar 59 %. Siswa
yang tidak tuntas pencapaian hasil belajarnya yaitu dibawah KKM sebesar 41 %.
Berdasarkan data dan hasil yang diperoleh pada pelaksanaan siklus 1, maka perlu
direncanakan pelaksanaan siklus 2 untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.Menimbang kelemahan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 maka untuk
perbaikan proses pembelajaran pada siklus 2.
3. Siklus II
Dalam pelaksanaan siklus II dilakukan selama 1 kali pertemuan pembelajaran
pada hari Rabu tanggal 6 Maret 2019. Dalam pelaksanaan siklus 2 kegiatan yang
dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
27
a. Tahap perencanaan
1. Proses Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi bersama Ibu Sri Yuningsih, S.PdI selaku
supervisor 2 didapatkan beberapa data tentang pelaksanaan pembelajaran
sebagai berikut:
a. Kegiatan pembelajaran berjalan sesuai dengan RPP yang ada
28
c. Persiapan bahan yang akan di gunakan sudah cukup lengkap.
2. Aktivitas Siswa
3. Aktivitas Guru
Observasi terhadap aktivitas guru dilakukan oleh supervisor 2.
Aktivitas yang diobservasi adalah aktivitas sebagai penyaji serta sebagai
peneliti. Berdasarkan hasil observasi, supervisor 2 menyimpulkan bahwa :
a. Aktivitas sebagai pengajar sekaligus peneliti secara umum sudah
dilaksanakan dengan cukup baik
b. Mampu menunjukkan penguasaan terhadap prosedur pembelajaran
metode Role Playing dengan cukup baik.
c. Kegiatan apersepsi sudah ada pemantapan sehingga siswa dapat
termotivasi dalam belajar
d. Penguatan materi tetap harus dilakukan secara signifikan.
e. Penguasan kelas sudah cukup baik
Pada tahap ini peneliti dibantu supervisor 2 melakukan analisis data yang
dihasilkan dari observasi sekaligus evaluasi. Penelitian ini dikatakan berhasil
jika 80% siswa mampu mencapai standar ketuntasan minimal yaitu 67.
Berdasarkan hasil analisis data rekapitulasi penilaian didapatkan hasil nilai yang
29
diperoleh 90% siswa sudah melewati nilai standar ketuntasan minimal mata
pelajaran IPS.
Rekapitulasi lembar kerja siswa pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.4
berikut ini:
Tabel 4.3
Rekapitulasi Nilai Mata Pelajaran IPS Siklus II
18
16
14
12
10
Jumlah siswa
8
6
4
2
0
Rendah (< 65) Sedang (65-84) Tinggi (85-100)
Grafik 4.3
Pencapaian Nilai Siklus II
30
Tidak
Tuntas 10%
Tuntas 90%
Diagram 4.3
Presentase Ketuntasan Nilai Siklus II
Pada Diagram 4.3 terlihat diagram presentase ketuntasan, pada tahap siklus II
ini siswa yang tuntas pencapaian hasil belajarnya yaitu diatas KKM sebesar 90 %.
Siswa yang tidak tuntas pencapaian hasil belajarnya yaitu dibawah KKM sebesar 10
%.
31
di lihat dari perbandingan hasil pengamatan dan tes pada siklus 1 dan siklus 2. Hasil
siklus 1 rata-rata keaktifan siswa cukup baik dan hasil rata-rata keaktifan siswa
pada siklus 2 menjadi baik sedangkan, Hasil tes tulis pada siklus 1 adalah 59 % dan
pada siklus 2 meningkat menjadi 90 %, jadi terjadi peningkatan sebesar 31 %.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa metode Role Playing dapat meningkatkan hasil
belajar siswa khususnya mata pelajaran IPS materi dokumen keluarga melalui metode
32
Role Playing pada siswa kelas II SDN Pondok Kopi 04, Jakarta Timur. Hasil ini
terbukti berdasarkan data hasil pembelajaran mulai dari pra siklus sampai dengan siklus
II yang telah dilaksanakan.
Nilai rata-rata siswa yang diperoleh pada pra siklus 65, siklus I sebesar 76, siklus
II sebesar 82 artinya telah terjadi peningkatan nilai hasil belajar pada pembelajaran IPS
setelah dilakukan penelitian tindakan kelas.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai hasil belajar siswa dari pra siklus
sampai siklus II mengalami peningkatan. Presentase siswa yang tuntas belajar juga
mengalami peningkatan yaitu pada pra siklus 31 %, siklus I sebesar 59 % dan siklus II
mencapai 90% tuntas.
Kesimpulan akhir dalam penelitian ini adalah bahwa semakin menarik dan
menyenangkan pembelajaran melalui metode Role Playing maka semakin meningkat
nilai hasil belajar yang diperoleh siswa.
1. Kepada Siswa
a. Berperan aktiflah dalam kegiatan pembelajaran dan jangan pernah malu untuk
bertanya agar dapat lebih memahami materi yang diajarkan sehingga dapat
meningkatkan prestasi.
b. Bersungguh-sungguh dan berani dalam Role Playing (bermain peran) dapat
memahami kedudukan dan peran anggota keluarga secara nyata.
2. Kepada Guru
a. Guru sebagai pendidik diharapkan dapat memahami karakter siswanya karena
setisp siswa memilki penerimaan yang berbeda terhadap materi pelajaran yang
dihadapinya.
b. Guru diharapkan selalu siap menerima pembaharuan yang terjadi seiring
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kemajuan pendidikan yang
33
lebih baik. Hal ini dapat dilakukan melalui refleksi terhadap proses pembelajaran
yang telah dilakukan untuk kemudian berusaha memperbaiki dan meningkatkan
proses pembelajaran selanjutnya.
3. Kepada Sekolah
a. Mendorong siswa untuk belajar dan berprestasi dengan baik.
b. Memberikan motivasi bagi para guru untuk lebih baik lagi dalam mendidik
siswanya melalui pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat dan
kebutuhan siswanya. Hal ini bertujuan demi kemajuan pendidikan di Indonesia.
4. Kepada Orang Tua dan Masyarakat
a. Turut serta memotivasi dan memperhatikan proses belajar siswa dengan
memberikan pendampingan selama siswa belajar di rumah.
b. Bekerjasama dengan guru dalam mendorong dan meningkatkan motivasi belajar
dan prestasi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan. Iif Khoiru Ahmadi. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam
Kelas: Metode, Landasan Teoritis-Praktis dan Penerapannya. Jakarta: PT.
PrestasiPustakaraya
34
Dananjaya, U. (2010). Media Pembelajaran Aktif. Jakarta: Penerbit Nuansa
Depdiknas. (2006). Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran (SMA, SMK,
SLB). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Cet XV). Bandung: Remaja
Rosdakarya
35
36
LAMPIRAN
37
KESEDIAAN SEBAGAI PENDAMPING DALAM PEMBIMBINGAN PKP
Kepada
Kepala UPBJJ-UT Jakarta
Di Tempat
Fakta /Data Setelah melakukan evaluasi prasiklus Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam
pembelajaran yang tema keluargaku pada tanggal 25 September dikelas II diperoleh data 20 Siswa
terjadi di kelas (62,5%) mendapat nilai kurang dari KKM, dan hanya 12 Siswa (37,5%) yang
mencapai nilai KKM sehingga Sebagian besar Siswa belum mencapai KKM.
Identifikasi Masalah Siswa kelas II SDN Pondok Kopi 04 Pagi belum memahami materi Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) tema keluargaku. Siswa belum dapat menyelesaikan
lembar kerja dengan baik.
Analisis Masalah a. Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran IPS.
b. Siswa belum dapat memahami secara tepat tentang Lingkungan Keluarga.
c. Guru tidak melibatkan Siswa ketika menjelaskan materi dengan bertanya
kepada siswa.
d. Penjelasan guru terlalu cepat.
e. Guru belum menggunakan model/metode/pendekatan yang sesuai.
f. Guru belum menggunakan alat peraga yang sesuai
Alternatif dan Pemecahannya penulis akan melakukan 2 (Dua) siklus perbaikan dengan
Prioritas Pemecahan menerapkan metode Role Playing pada mata pelajaran IPS tema mengenal
Masalah keluargaku bagi siswa kelas II SDN Pondok Kopi semester 1
Rumusan Masalah Bagaimana guru menerapkan metode Role Playing dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas I1 SDN Pondok Kopi 04 Pagi pada mata pelajaran IPS.
4. Standar Kompetensi
Tema keluargaku
PPKN : Membiasakan hidup bersosialisasi di dalam
keluarga dan
tempat umum
Bahasa Indonesia : Mengenal atau suara ucapan kata-kata
Matematika : Mengenal bentuk-bentuk bangun dan pecahan
SBDP : Mengenal berbagai lagu anak
5. Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia
1. Mengenal kosakata dan konsep tentang bagaimana cara berkomunikasi
didalam keluarga dan bersosialisasi bersama tetangga sekitar baik secara
lisan maupun tulisan.
Matematika
Nama :
Tanggal :
Jawab: ...................................................................
Pedoman penilaian
Kunci Jawaban:
1. C
2. B
3. C
4. C
5. B
6. A
7. B
8. C
9. B
10. A
PEMERINTAHPROVINSIDAERAH KHUSUSIBUKOTAJAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
SDN PONDOKKOPI 04 PAGI
Jl. Robusta Raya Blok P5 Pondok Kopi Kec. Duren Sawit - Jakarta Timur
13460Telp.021-8601185 Email.Pkopi04@gmail.com
KKM 70
Jawab
No Nama Siswa Skor Keterangan
Betul
1 Abrisam Arief Saputra 8 80 Tuntas
2 Ajeng Pramesti Wardani 6 60 Tidak Tuntas
3 Alvaro Maulana Abrisyam Arief 9 90 Tuntas
4 Anisa Oktaviani 5 50 Tidak Tuntas
5 Arabelle Putri Ramadhani Nugraha 9,5 95 Tuntas
6 Asyifa Rahadatul Aisy Putri Ramadhani 6 60 Tidak Tuntas
7 Ayrell Reezqy Saputra 6 60 Tidak Tuntas
8 Azra Narayan Aqila Agustipa 7 70 Tuntas
9 Catryn Apriliandini Saputry 4 40 Tidak Tuntas
10 Diva Kaylanisa 9 90 Tuntas
11 Fathinah Hafidhah Salsabila 10 100 Tuntas
12 Fathir Nurrachman 6 60 Tidak Tuntas
13 Fifo Idris Anfaro 4 40 Tidak Tuntas
14 Hafiz Aprilio Kristi 6 60 Tidak Tuntas
15 Herdy Rasya Fasah 6 60 Tidak Tuntas
16 Jemima Fathiyyah Dhanalvin 8 80 Tuntas
17 Keiko Riera Al Ghaniyyu 5 50 Tidak Tuntas
18 Kirana Aisyah Yasmin 7 70 Tuntas
19 Manuel Joseph Sambuaga 6 60 Tidak Tuntas
20 Muhammad Abidzar 6 60 Tidak Tuntas
21 Muhammad Asyraf Al - Katiri 8 80 Tuntas
22 Muhammad Fahrulloh 6 60 Tidak Tuntas
23 Muhammad Rauhillah Zahran 6 60 Tidak Tuntas
24 Nabilla Livia Noviandi 9 90 Tuntas
25 Nasywa Latifah Hamdi 5 50 Tidak Tuntas
26 Nisa Nur Faujiah 9,5 95 Tuntas
27 Qhobus Dzaki Robhani 5 50 Tidak Tuntas
28 Rasya Eka De Faesa 9 90 Tuntas
29 Sandi Pratama 6 60 Tidak Tuntas
30 Sultan Maulana 6 60 Tidak Tuntas
31 Tiara Naomi Simamora 6 60 Tidak Tuntas
32 Wahyu Al Fauzan Hasibuan 6 60 Tidak Tuntas
Jumlah 2180
Rata-rata 68,125
Jumlah Siswa Tuntas 12
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 20
PEMERINTAHPROVINSIDAERAH KHUSUSIBUKOTAJAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
SDN PONDOKKOPI 04 PAGI
Jl. Robusta Raya Blok P5 Pondok Kopi Kec. Duren Sawit - Jakarta Timur
13460Telp.021-8601185 Email.Pkopi04@gmail.com
KESESUAIAN
SARAN/HASIL
DENGAN RPP*
ASPEK YANG DIAMATI DISKUSI/REFLEKSI
TIDAK
SESUAI
SESUAI
A. KEGIATAN A. KEGIATAN
PENDAHULUAN/AWAL PENDAHULUAN/AWAL
1. Memotivasi √ Sudah Baik
2. Memberi acuan √
3. Melakukan apersepsi √
B. KEGIATAN INTI B. KEGIATAN INTI
1. Penjelasan √ Dapat menjelaskan dengan
konsep/materi/contoh/ilust baik menggunakan media role
rasi playing dan mudah dipahami
2. Pemberian penguatan √ siswa
3. Penggunaan media √
4. Pemberian tugas/latihan √
5. Umpan balik √
C. KEGIATAN PENUTUP C. KEGIATAN PENUTUP
9. Meringkas/Merangkum √ Ringkas dan Jelas
10. Evaluasi √
11. Pemberian tugas √
KEPANTASAN
PENAMPILAN YANG SARAN/ HASIL
TIDAK
DIAMATI PANTAS DISKUSI/REFLEKSI
PANTAS
1. Pakaian yang dikenakan √ Rapih dan wangi
2. Alas kaki yang digunakan √ Polos
3. Ekspresi / mimik wajah √ Tegas dan murah senyum
4. Sikap/gerak tubuh saat berdiri √ Tegap dan luwes
5. Bahasa yang digunakan √ Baik dan sopan
3. Hal unik atau tidak biasa pada saat simulasi perbaikan pembelajaran berlangsung yaitu
masih ada siswa yang belum mengerti cara bermain peran.
4. Upaya perbaikan pembelajaran yang dapat atau akan dilakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan pembelajaran setelah simulasi siklus 1 adalah meningkatkan metode yang
digunakan untuk membantu siswa memahami materi yang diajarkan.
Perencanaan Rancangan Satu Siklus
Siklus II
Fakta /Data Setelah melakukan evaluasi prasiklus Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam
pembelajaran yang tema keluargaku pada tanggal 25 September dikelas II diperoleh data 26 Siswa
terjadi di kelas (81,25%) mendapat nilai diatas KKM, dan hanya 6 Siswa (18,75%) yang
dibawah KKM sehingga Sebagian besar Siswa sudah mencapai KKM.
Identifikasi Masalah Siswa kelas II SDN Pondok Kopi 04 Pagi belum memahami materi Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) tema keluargaku. Siswa belum dapat menyelesaikan
lembar kerja dengan baik.
Analisis Masalah g. Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran IPS.
h. Siswa belum dapat memahami secara tepat tentang Lingkungan Keluarga.
i. Guru tidak melibatkan Siswa ketika menjelaskan materi dengan bertanya
kepada siswa.
j. Penjelasan guru terlalu cepat.
k. Guru belum menggunakan model/metode/pendekatan yang sesuai.
l. Guru belum menggunakan alat peraga yang sesuai
Alternatif dan Pemecahannya penulis akan melakukan 2 (Dua) siklus perbaikan dengan
Prioritas Pemecahan menerapkan metode Role Playing pada mata pelajaran IPS tema mengenal
Masalah keluargaku bagi siswa kelas II SDN Pondok Kopi semester 1
Rumusan Masalah Bagaimana guru menerapkan metode Role Playing dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas I1 SDN Pondok Kopi 04 Pagi pada mata pelajaran IPS.
I. Standar Kompetensi
2. Memahami kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan lingkungan
tetangga.
III. Indikator
2.1.1. Mengenal anggota keluarga secara lebih erat
2.1.2. Menjelaskan pengertian kedudukan dalam keluarga
2.1.3. Menyebutkan peran setiap anggota keluarga
B. Bagi siswa
1. Melalui pendekatan pembelajaran dengan metode role playing dapat
meningkatkan minat siswa
2. Melalui pendekatan pembelajaran dengan metode role paying dapat
meningkatkan hasil belajar siswa
3. Melalui pendekatan pembelajaran dengan metode role paying dapat
memahami materi yang disampaikan
Elaborasi
1. Guru menjelaskan terkait
prosedur pelaksanaan
kegiatan pembelajaran.
Dengan menggunakan
metode ceramah bervariasi
melaui power point dan
video, guru menjelaskan
mengenai kedudukan dan
peran anggota keluarga.
2. Guru menyampaikan bentuk
role playing
3. Guru meminta siswa
melakukan kegiatan keluarga
di rumah melalui kegiatan
role playing. Setelah
melakukan kegiatan role
playing, masing-masing
kelompok menuliskan siapa
saja anggota keluarganya.
Kemudian masing-masing
kelompok melakukan
presentasi hasil pengamatan
mereka dan kegiatan role
playing yang mereka
lakukan.
4. Guru memberikan latihan
berupa lembar kerja dan tes
formatif kepada siswa. Guru
bersama-sama siswa
menyimpulkan hasil yang
dituliskan siswa.
Konfirmasi
1. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya,
menyampaikan pendapat,
atau menceritakan
pengalamannya.
2. Guru memberikan
kesimpulan tentang
kedudukan dan peran
anggota keluarga
3 Kegiatan Penutup 1. Guru memberikan tugas 10 Menit
kepada siswa sebagai umpan
balik.
2. Guru menutup pembelajaran
dengan menujuk salah satu
siswa untuk memimpin doa.
IX. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
A. Alat/ Bahan
1. Power Point
2. Alat peraga
3. Lembar evaluasi
B. Sumber Belajar
1. Buku paket IPS Kelas 2 SD/ MI Penerbit Erlangga
2. Lingkungan sekitar
X. Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
A. Prosedur penilaian
1. Tes awal apersepsi
2. Tes akhir (mengerjakan evaluasi)
B. Jenis dan bentuk penilaian
1. Lisan (awal dan akhir pembelajaran)
2. Tertulis
3. Kinerja
C. Alat penilaian (tes)
1. Lembar evaluasi terlampir
2. Lembar penilaian kinerja terlampir
D. Skor penilaian
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Nama :
Tanggal :
……………………………. ................................................
…………………………… ………………..……………..
…………………………… ……………………………....
……………………………
Pedoman penilaian
Kunci Jawaban:
1. A
2. B
3. A
4. B
5. C
6. C
7. B
8. A
9. C
10. C
PEMERINTAHPROVINSIDAERAH KHUSUSIBUKOTAJAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
SDN PONDOKKOPI 04 PAGI
Jl. Robusta Raya Blok P5 Pondok Kopi Kec. Duren Sawit - Jakarta Timur
13460Telp.021-8601185 Email.Pkopi04@gmail.com
Jumlah 2620
Rata-rata 82
Jumlah Siswa Tuntas 26
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 6
PEMERINTAHPROVINSIDAERAH KHUSUSIBUKOTAJAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
SDN PONDOKKOPI 04 PAGI
Jl. Robusta Raya Blok P5 Pondok Kopi Kec. Duren Sawit - Jakarta Timur
13460Telp.021-8601185 Email.Pkopi04@gmail.com
KESESUAIAN
SARAN/HASIL
DENGAN RPP*
ASPEK YANG DIAMATI DISKUSI/REFLEKSI
TIDAK
SESUAI
SESUAI
A. KEGIATAN A. KEGIATAN
PENDAHULUAN/AWAL PENDAHULUAN/AWAL
1. Memotivasi √ Sudah Baik
2. Memberi acuan √
3. Melakukan apersepsi √
B. KEGIATAN INTI B. KEGIATAN INTI
1. Penjelasan √ Dapat menjelaskan dengan
konsep/materi/contoh/ilust baik menggunakan media role
rasi playing dan mudah dipahami
siswa
2. Pemberian penguatan √
3. Penggunaan media √
4. Pemberian tugas/latihan √
5. Umpan balik √
C. KEGIATAN PENUTUP C. KEGIATAN PENUTUP
12. Meringkas/Merangkum √ Ringkas dan Jelas
13. Evaluasi √
14. Pemberian tugas √
KEPANTASAN
PENAMPILAN YANG SARAN/ HASIL
DIAMATI TIDAK DISKUSI/REFLEKSI
PANTAS
PANTAS
1. Pakaian yang dikenakan √ Rapih dan wangi
2. Alas kaki yang digunakan √ Polos
3. Ekspresi / mimik wajah √ Tegas dan murah senyum
4. Sikap/gerak tubuh saat berdiri √ Tegap dan luwes
5. Bahasa yang digunakan √ Baik dan sopan
PEMERINTAHPROVINSIDAERAH KHUSUSIBUKOTAJAKARTA
DINAS PENDIDIKAN
SDN PONDOKKOPI 04 PAGI
Jl. Robusta Raya Blok P5 Pondok Kopi Kec. Duren Sawit - Jakarta Timur
13460Telp.021-8601185 Email.Pkopi04@gmail.com
7. Hal unik atau tidak biasa pada saat simulasi perbaikan pembelajaran berlangsung yaitu
masih ada siswa yang belum mengerti cara bermain peran.
8. Upaya perbaikan pembelajaran yang dapat atau akan dilakukan untuk meningkatkan
pelaksanaan pembelajaran setelah simulasi siklus 2 adalah meningkatkan metode yang
digunakan untuk membantu siswa memahami materi yang diajarkan.