Anda di halaman 1dari 42

Macam-Macam Penyajian Data, Pengertian

Distribusi dan Langkah-Langkah Membuat Daftar


Distribusi Frekuensi
Makalah

Disusun Oleh

Nama : Marulitua Gregorius Sitorus


NPM : 1901070082
Program Studi : Pendidikan Matematika
Mata Kuliah : Statistika Dasar

Dosen Pengampu : Dr.Hotman Simbolon,MS.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

2021

iI
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan berkat-Nya yang telah
diberikan kepada saya, sehingga tugas makalah yang berjudul “Macam-Macam Penyajian Data,
Pengertian Distribusi danLangkah-Langkah Membuat Daftar Distribusi Frekuensi“ ini dapat saya
selesaikan tepat pada waktunya.Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah memberikan
bantuan kepada saya dalam menyelesaikan tugas ini, baik dalam bentuk pikiran maupun materinya.

Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.Sebagai penulis saya
sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman.Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pematangsiantar,14 Oktober 2021

Marulitua Gregorius Sitorus

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar..............................................................................................................i
Daftar isi.......................................................................................................................ii

BAB I pendahuluan

Latar belakang...............................................................................................................

Rumusan makalah..........................................................................................................

Tujuan dan manfaat penulisan.......................................................................................

BAB II Tinjauan teori...................................................................................................

a. Pengertian penyajian data......................................................................................


b. Macam-macam penyajian data...............................................................................
Table…...................................................................................................................
Diagram…..............................................................................................................
Grafik…................................................................................................................
c.Pengertian Distribusi Frekuensi..............................................................................
Langkah-langkah membuat daftar distribusi frekuensi..........................................

BAB III penutup

Kesimpulan dan saran....................................................................................................

Daftar pustaka................................................................................................................

i
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kerja penelitian ada beberapa cara untuk mendapatkan hasil pengukuran. Penyajian data
sebaiknya dipilih tergantung jenis data, selera dari peneliti dan tujuan penampilan data. Statistik dapat
digunakan sebagai alat untuk memgetahui apakah hu bungan kualitas antara dua atau lebih variabel
benar-benar terkait secara benar dalam suatu kualitas empiris atau hubungan tersebut hanya bersifat
random atau kebetulan saja.
Di dalam statistik deskriptif kita selalu mengusahakan agar data dapat disajikan dalam bentuk yang
lebih berguna, lebih mudah dipahami dan lebih cepat dimengerti. Jika data yang ada hanya sedikit, kita
tidak mengalami kesulitan untuk membaca dan mengerti angka-angka itu, tetapi apabila data yang
tersedia banyak sekali jumlahnya, maka untuk mengerti data tersebut kita akan mengalami kesulitan.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan penyajian data?
2. Bagaimana bentuk penyajian data ?
3. Bagaimana cara membuat distribusi frekuensi ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka diperoleh tujuan penulisan, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian penyajian data
2. Untuk mengetahui bentuk penyajian data
3. Untuk mengetahui langkah-langkah membuat daftar distribusi frekuensi

i
BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Penyajian Data

Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil
penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan
yang diinginkan.Data yang disajikan harus sederhana dan jelas agar mudah
dibaca.Penyajian data juga dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan mudah
memahami apa yang kita sajikan untuk selanjutnya dilakukan penilaian atau perbandingan
dan lain lain.

B.Macam-Macam Penyajian Data

Penyajian Data Dalam Bentuk Tabel

Tabulasi data artinya penyajian data ke dalam bentuk tabel atau diagram untuk memudahkan


pengamatan atau evaluasi. Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-
kategori (misalnya: jumlah pegawai menurut pendidikan dan masa kerja; jumlah penjulan menurut
jenis barang dan kantor cabang) sehingga memudahkan dalam pembuatan analisis data. (Sudjana,
2005)

1. Tabel Baris Kolom

Tabel baris kolom adalah tabel yang terdiri dari baris dan kolom. Jenis tabel baris kolom yaitu:

A.Tabel Satu Arah

Tabel satu arah adalah tabel yang berisi satu karakteristik saja. Contoh dari tabel satu arah
adalah sebagai berikut :

Jumlah Sekolah (SD, SMP dan SMA) Dibawah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan di Provinsi DKI Jakarta, 2019/2020 Semester Ganjil

Kabupaten/Kota Sekolah
Kepulauan Seribu 22
Jakarta Selatan 828
Jakarta Timur 1.028

i
Jakarta Pusat 449
Jakarta Barat 996
Jakarta Utara 640
Jumlah 3.963
Sumber: Provinsi DKI Jakarta Dalam Angka 2020

Tabel di atas disebut tabel satu arah karena hanya memiliki satu karakteristik saja yaitu jumlah
sekolah.

B.Tabel Dua Arah

Tabel dua arah adalah tabel yang berisi mengenai dua karakteristik berbeda. Contoh tabel dua
arah adalah sebagai berikut.

Jumlah Sekolah Dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Menurut Tingkat


Sekolah di Provinsi DKI Jakarta, 2019/2020 Semester Ganjil

Tingkat Sekolah
Kabupaten/Kota
SD SMP SMA
Kepulauan Seribu 14 7 1
Jakarta Selatan 505 219 104
Jakarta Timur 642 263 123
Jakarta Pusat 281 112 56
Jakarta Barat 599 278 119
Jakarta Utara 356 195 89
Jumlah 2.397 1.074 492
Sumber: Provinsi DKI Jakarta Dalam Angka 2020
Tabel di atas di sebut tabel dua arah karena terdiri dari dua karakteristik yaitu sekolah dan
tingkat sekolah.

C.Tabel Tiga Arah

Tabel tiga arah adalah tabel yang berisi mengenai tiga karakteristik yang berbeda. Contoh tabel
tua arah adalah sebagai berikut.

Jumlah Sekolah Dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Menurut Tingkat


Sekolah dan Status Sekolah di Provinsi DKI Jakarta, 2019/2020 Semester Ganjil

i
Tingkat Sekolah

Kabupaten/ Kota SD SMP SMA

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta


Kepulauan Seribu 14 0 7 0 1 0
Jakarta Selatan 323 182 66 153 29 75
Jakarta Timur 440 202 95 168 40 83
Jakarta Pusat 183 98 36 76 13 43
Jakarta Barat 360 239 50 228 17 102
Jakarta Utara 159 197 39 156 17 72
Jumlah 1.479 918 293 781 117 375
Sumber: Provinsi DKI Jakarta Dalam Angka 2020
2. Tabel Kontingensi

Tabel kontingensi merupakan tabel baris kolom yang memiliki karakteristik sendiri yaitu penyajian
data dengan 2 faktor atau 2 variabel. Setiap variabelnya terdiri dari beberapa ketegori bisa dalam
bentuk baris, kolom, dan total.

Berikut ini adalah contoh tabel kontingensi 2x3.

Tingkat Sekolah Jumlah


Jenis Kelamin
SD SMP SMA

Negeri 1.479 293 117 2.377

Swasta 918 781 375 1.586

Jumlah 1.772 1.035 1.156 3.963

2.Penyajian Data Dalam Bentuk Grafik

Penyajian Data Dalam Bentuk Grafik

i
Grafik adalah bentuk penyajikan data statistik berupa gambar-gambar visual. Oleh karena itu
penyajian data menggunakan grafik akan mempermudah dalam penyampaian sebuah data.
Pengguna data akan lebih mudah memahami keadaan data yang ditampilkan melalui grafik
daripada tabel karena manusia cenderung lebih menyukai sesuatu yang disampaikan secara
visual daripada melalui kata-kata.Ada banyak jenis penyajian data dalam bentuk grafik. Berikut
akan disajikan hanya beberapa bentuk saja.

1. Grafik Batang

Grafik batang merupakan grafik yang terdiri batang-batang. Grafik batang dapat digambarkan
secara vertikal maupun Horizontal. Grafik batang terdiri dari dua bagian yaitu grafik batang
tunggal (single bar chart) dan grafik batang ganda(multiple bar chart). Grafik batang lebih
cocok menggambarkan data yang menunjukkan kuantitas atau data yang bertujuan memberikan
perbandingan sebuah rangkaian data

Contoh grafik batang tunggal (single bar chart) adalah sebagai berikut.

Jumlah Sekolah (SD, SMP dan SMA) Dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di
Provinsi DKI Jakarta, 2019/2020 Semester Ganjil

Jumlah Sekolah Dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Menurut Tingkat Sekolah
di Provinsi DKI Jakarta, 2019/2020 Semester Ganjil

i
2. Grafik Garis

Grafik garis adalah grafik yang posisi titik-titiknya dihubungkan dengan garis-garis saja. Grafik garis
dibuat dengan 2 sumbu XX yang menunjukkan bilangan bersifat tetap, seperti tahun, ukuran dan
lainnya. Sementara pada sumbu YY ditempatkan bilangan yang sifatnya dapat berubah-ubah seperti
jumlah, harga dan lainnya.

Biasaya grafik garis digunakan untuk melihat perkembangan suatu data dari waktu ke waktu, misalnya
perkembangan harga emas setiap hari, perkembangan inflasi setiap bulan dan lain-lain.

Berikut disajikan contoh grafik garis perkembangan penjualan sparepart mobil sebuah toko onderdil
mobil

Berikut ini data pendapatan penjualan Sparepart Mobil Tahun 2020.

Keuntungan Penjualan Sparepart Mobil Sepanjang Tahun 2020

i
3. Grafik Lingkaran

Grafik lingkaran merupakan sebuah grafik yang berbentuk lingkaran yang dibagi-bagi menjadi
beberapa irisan. Umumnya digunakan untuk menyajiakan data dalam bentuk persentase.

Untuk membuat grafik lingkaran, gambarkan sebuah lingkaran kemudian bagi menjadi beberapa sektor.
Tiap sektor berisi kategori data yang terlebih dahulu diubah kedalam format derajat. Dianjurkan titik
pembagian mulai dari titik tertinggi lingkaran.Contoh pembentukan grafik lingkaran dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.

Jumlah Sekolah Dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Provinsi DKI Jakarta,
2019/2020 Semester Ganjil

i
4. Scatter Plot

Scatter plot adalah kumpulan data yang terdiri atas dua variabel dapat dibuat dalam sumbu koordinat
yang merupakan kumpulan titik-titik yang terpencar dan garis penghubung antara titik-titik dihilangkan
maka disebut scatter plot. Scatter plot adalah grafik yang menunjukkanhubungan antara dua kelompok
data yang jumlahnya sama.Tujuannya untukmelihat pola hubungan antara 2 variabel apakah linier atau
non linier atau tidak berhubungan sama sekali

Langkah-langkah pembentukan scatter plot yaitu:

1. Kumpulkan pasangan data xx dan y.y.


2. Tentukan nilai maksimum dan minimun untuk kedua variabel xx dan y.y.
3. Tetapkan skala pada sumbu datar xx dan sumbu tegak y.y.
4. Buat Plot data.

Berikut adalah pembuatan scatter plot dari tabel di bawah ini

Data Kadar Nikotin dan Gas Karbon Monoksida yang dihasilkan oleh 15 merek rokok.

Merk Karbon Monoksida Nikotin


Merk A 13,6 0,86
Merk B 16,6 1,06
Merk C 23,5 2,03
Merk D 10,2 0,67
Merk E 5,4 0,4
Merk F 15 1,04
Merk G 9 0,76
Merk H 12,3 0,95
Merk I 16,3 1,12
Merk J 15,4 1,02
Merk K 13 1,01
Merk L 14,4 0,9
Merk M 10 0,57
Merk N 10,2 0,78
Merk O 9,5 0,74
i
Bentuk scatter plot yang dihasilkan adalah sebagai berikut

Kadar Nikotin dan Gas Karbon Monoksida pada Rokok

4. Histogram dan Poligon Frekuensi

Histogram adalah suatu daftar distribusi frekuensi yang disajikan dalam bentuk grafik yang dibangun
oleh persegi panjang dengan lebar yang sama dan berimpit. Dari sebuah histogram kita dapat membuat
poligon frekuensi yang merupakan garis patah-patah yang menghubungkan setiap titik tengah atas
persegi panjang histogram.

Langkah-langkah dalam membuat histogram dan poligon yaitu ;

1. Buatlah sumbu horizontal dan sumbu vertikal yang saling berpotongan.


2. Untuk membantuk histogram, gambarkan batang kelas-kelas interval sesuai dengan frekuensi
pada sumbu horizontal dan sumbu vertikal.
3. Untuk membuat garis poligon, tentukan titik tengah tiap kelas dan hubungkan nilai titik tengah
sesuai dengan nilai frekuensinya.

Contoh akan dibentuk histogram dan poligon dari tabel distribusi frekuensi nilai ujian mahasiswa
sebagai berikut.Nilai Ujian Mahasiswa

Nilai Ulangan Frekuensi Titik Tengah


55 - 59 4 57
60 - 64 9 62

i
65 - 69 12 67
70 - 74 9 72
75 - 79 7 77
80 - 84 6 82
85 - 89 3 87

Histogram yang terbentuk adalah sebagai berikut.

Poligon yang terbentuk adalah sebagai berikut

i
C.Distribusi Frekuensi
Salah satu cara untuk mengatur, menyusun, atau meringkas data ialah dengan cara membuat
distribusi frekuensi. Kata distribusi berasal dari kata distribution (bahasa inggris), yang berarti
penyaluran, pembagian, atau pancaran. Jadi secara mendasar, distribusi frekuensi dapat diartikan
sebagai penyaluran frekuensi, pembagian frekuensi, atau pancaran frekuensi. Sedangkan, frekuensi
berasal dari kata frequency, yang berarti kekerapan, keseringan, atau jarang kerapnya. Dalam statistika,
frekuensi berarti seberapa kali suatu variabel yang dilambangkan dengan angka (bilangan) berulang
kali dalam deretan data angka tersebut.
Distribusi frekuensi adalah penyusunan data dalam klas-kelas interval (Kuswanto, 2006).
Distribusi frekuensi adalah membuat uaraian dari suatu hasil penelitian dan menyajikan hasil penelitian
tersebut dalam bentuk yang baik, yakni bentuk statistik popular sederhana sehingga dapat lebih mudah
mendapat gambaran tentang situasi hasil penelitian (Djarwanto, 1982).
Maka dapat disimpulkan distribusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas-kelas tertentu atau
menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar.Penggambaran angka (bilangan) atau penyajian angka
tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel atau garfik/gambar, yang kemudian dikenal dengan istilah
tabel distribusi frekuensi dan grafik distribusi frekuensi.
1. Distribusi Frekuensi Tunggal
Distribusi tunggal adalah satuan-satuan unit, urutan tiap skor atau tiap variasi tertentu.
a. Cara membuat tabel frekuensi tunggal
 Lakukan pendataan kategori dapat di mulai dari data yang terkecil hingga terbesar,
masukan kedalaman tabel setiap kategori dengan kelas yang berbeda.
Hitunglah frekuensi setiap kategori
20 30 40 50 60 70 20

20 30 40 50 60 30 80

20 30 20 30 20 70 80

20 20 40 20 60 70 30

20 30 40 50 20 70 80

Berdasarkan data di atas, maka dapat dihasilkan pada setiap kategori dalam tabel
berikut ini :

Nilai 20 30 40 50 60 70 80 jumlah

i
Frekuens 10 7 5 3 3 4 3 35
i
2. Tabel Distribusi Frekuensi Kelompok
Tabel Distribusi Frekuensi Kelompok adalah salah satu jenis tabel statistik yang didalamnya
disajikan pencarian frekuensi dari data angka, dimana angka-angka tersebut dikelompokkan (dalam
tiap unit terdapat sekelompok angka).
Sebuah distribusi frekuensi akan memiliki bagian-bagian sebagai berikut.
a. Kelas-kelas (class)
Kelas adalah kelompok nilai data atau interval.
b. Batas kelas (class limits)
Batas kelas adalah nilai-nilai yang membatasi kelas yang satu dengan kelas yang lain.
Terdapat dua batas kelas yaitu:
 Batas kelas bawah (lower class limits), terdapat di deretan sebelah kiri setiap kelas.
 Batas kelas atas (upper class limits), terdapat di deretan sebelah kanan setiap
kelas.Batas kelas merupakan batas semu dari setiap kelas, karena di antara kelas yang
satu dengan kelas yang lain masih terdapat lubang tempat angka-angka tertentu.
c. Tepi kelas (class boundery/real limits/true class limits.
Tepi kelas juga disebut batas nyata kelas, yaitu batas kelas yang tidak memiliki lubang
untuk angka tertentu antara kelas yang satu dengan kelas yang lain. Terdapat dua tepi
kelas, yaitu :
 Tepi bawah kelas atau batas kelas bawah sebenarnya.
 Tepi atas kelas atau batas kelas atas sebenarnya. Penentu tepi kelas bawah dan tepi
kelas atas tergantung pada keakuratan pencatatan data. Misalnya, data dicatat dengan
ketelitian sampai satu desimal, maka rumus tepi bawah kelas dan tepi atas kelas ialah
sebagai berikut.
- Tepi bawah kelas = batas bawah kelas – 0,5
- Tepi atas kelas = batas atas kelas + 0,5.

d. Titik tengah kelas atau tanda kelas (class mid point, class marks)

i
Titik tengah kelas adalah angka atau nilai data yang tepat terletak di tengah suatu kelas.
Titik tengah kelas merupakan nilai yang mewakili kelasnya. Titik tengah kelas =  (batas
atas + batas bawah) kelas
e. Interval kelas (class interval)
Interval kelas adalah selang yang memisahkan kelas yang satu dengan kelas yang lain.
f. Panjang interval kelas atau luas kelas (interval size)
Panjang interval kelas adalah jarak antara tepi atas kelas dan tepi bawah kelas.
g. Frekuensi kelas (class frequency)
Frekuensi kelas adalah banyaknya data yang termasuk ke dalam kelas tertentu.
Adapun langkah-langkah dalam menyusun tabel distribusi frekeunsi kelompok :
 Menentukan nilai maksimum dan minimum dari data yang ada.
 Menentukan jangkauan data dengan (J) = nilai maksimum – nilai minimum.
 Menentukan jumlah kelas, yaitu dengan menggunakan bantuan Rumus Strurges dan
lakukan pembulatan ke atas untuk jumlah kelas, adapun rumusnya adalah :
K = 1 + 3,3 Log N
 Menentukan panjang kelas (interval).Untuk menentukan panjang kelas atau interval
yaitu dengan membagi anatara jangkauan (J) dengan kelas (K), sehingga rumusnya
adalah sebagai berikut :
J
P=
K
Contoh:
20 30 40 50 60 70 20
20 30 40 50 60 30 80
20 30 40 30 20 70 80
20 20 40 20 60 70 30
20 30 40 50 20 70 80

Langkah-langkahnya adalah :
 Menentukan nilai maksimum dan minimum, sehingga dari data tersebut, maka
diperoleh :
Nilai maksimum = 80

i
Nilai minimum = 20
 Kemudian menentukan jangkauan data, dengan rumus :
Jangkauan data = nilai maksimum – nilai minimum = 80 – 20 = 60
 Menentukan jumlah kelas, dengan rumus :
Jumlah kelas (K) = 1 + 3,3 Log N
= 1 + 3,3 log 35
= 1 + 3,3 (1,544)
= 1 + 5,095
= 6,095
Dibulatkan ke atas dalam nilai tempat satuan menjadi 7
 Menentukan panjang kelas dengan rumus :
Panjang kelas (interval) P = J/K
= 60/7
= 8,57
Dibulatkan keatas dalam nilai tempat terkecil data menjadi 9
A. Sebaran frekuensi relatif, sebaran frekuensi kumulatif
Distribusi frekuensi relatif adalah distribusi frekuensi yang nilai frekuensinya tidak dinyatakan
dalam bentuk angka mutlak, akan tetapi setiap kelasnya dinyatakan dalam bentuk persentase ( % ).
Distribusi frekuensi kumulatif adalah distribusi yang nilai frekuensinya (f) diperoleh dengan cara
menjumlahkan frekuensi demi frekuensi. 
Penentuan frekuensi kumulatif tergantung pada tingkatan mana yang diinginkan. Tunjukkan pada
tabel frekuensi relatif (fr), dan kumulatif (fk) . frekuensi kumulatif hingga dengan ke-las bersangkutan
dihitung dari kelas di bawahnya (makin naik ke kelas skor terting-gi), sedangkan kolom ke-6 makin
menurun. Frekuensi relatif dapat juga dibuat dalam kumulatif makin menurun. Frekuensi relatif dapat
juga dibuat dalam kumulatif se-bagaimana halnya pada kolom ke-7 (frekuensi relatif kumulatif naik,
terakhir 1) dan ke-8 (frekuensi relatif kumulatif menurun, dimulai dengan 1). Dalam tabel bahkan pula
titik tengah selang kelas (kolom 2).
Contoh :

Panjang X F fr fkn fkm frkn frkm


(mm)
118-126 122 3 3/40 3 40 0,075 1.000
i
0,200
127-135 131 5 5/40 8 37 0,425 0,925
136-144 140 9 9/40 17 32 0,675 0,800
145-153 149 10 10/40 27 23 0,850 0,573
154-162 158 7 7/40 34 13 0,950 0,325
163-171 167 4 4/40 38 6 1,000 0,150
172-180 176 2 2/40 40 2 0,050
Total 40 1

B. Diagram Sebaran Frekuensi


1. Histogram
Histogram adalah grafik seperti diagram batang tetapi menggambarkan distribusi frekuensi
berkelompok dengan menggunakan tepi-tepi kelasnya.
Langkah-langkah membuat histogram adalah:
 Buatlah kolom tambahan dari distribusi frekuensi berupa tepi bawah kelas serta pada tepi
atas kelas untuk setiap kelas.
 Biarkan frekuensi sesuai kelasnya, sehingga anda tinggal membuat diagram batangnya
itulah yang dikenal dengan histogram.
Contoh :
Susunlah dengan baik histrogram dari tabel distribusi frekuensi dibawah ini :
Nilai Frekuensi
8 – 18 10
19 – 29 12
30 – 40 6
41 – 51 15
52 – 62 8
Jumlah 51
Penyelesaian :
Perhatikan langkah membuatnya melalui tahapan berikut ini :

i
Buatlah kolom tambahan dari distribusi frekuensi berupa tepi bawah kelas maupun untuk tepi
atas kelas untuk setiap kelas yaitu sebagai berikut:
Nilai Nilai tepi Frekuensi
8 – 18 7,5 – 18,5 10
19 – 29 18,5 – 29, 5 12
30 – 40 29,5 – 40,5 6
41 – 51 40,5 – 51,5 15
52 – 62 51,5 – 62,5 8
Jumlah 51

2. Poligon
Poligon adalah garis yang dibentuk dari frekuensi nol melewati titik tengah nilai dan kembali ke
frekuensi nol.
Langkah-langkah membuat poligon:
 Buatlah kolom tambahan dari distribusi frekuensi berupa tepi bawah kelas
maupun untuk tepi atas kelas pada setiap kelas.
 Biarkan frekuensi sesuai kelasnya, sehingga anda tinggal membuat diagram
batangnya itulah yang dikenal dengan histogram.
 Tambahkan kolom nilai untuk nilai tengah.
 Hubungkan tiap nilai tengah sesuai frekuensi dimulai dari nol frekuensi sebelah kiri, ke titik
tengah-titik tengah hingga kekanan dan teruskan ke nol frekuensi.
Contoh :

i
Susunlah dengan baik poligon tabel distribusi frekuensi dibawah ini :

Nilai Frekuensi
8 – 18 10
19 – 29 12
30 – 40 6
41 – 51 15
52 – 62 8
Jumlah 51

Penyelesaian :
Perhatikan langkah membuatnya dengan :
 Buatlah kolom tambahan dari distribusi frekuensi berupa tepi bawah kelas dan atas
kelas pada setiap kelas.
 Biarkan frekuensi sesuai kelasnya, sehingga anda tinggal membuat diagram
batangnya itulah yang dikenal dengan histogram.
 Tambahkan kolom nilai untuk nilai tengah.
 Hubungkan tiap nilai tengah sesuai frekuensi dimulai dari nol frekuensi sebelah kiri,
ke titik tengah-titik tengah hingga kekanan dan teruskan ke nol frekuensi.

Nilai Nilai tepi Nilai Frekuensi


tengah
8 – 18 7,5 – 18,5 13 10
19 – 29 18,5 – 29, 24 12
5
30 – 40 29,5 – 40,5 35 6
41 – 51 40,5 – 51,5 46 15
52 – 62 51,5 – 62,5 57 8
Jumlah 51

i
3. Ogive
Kurva ogive adalah kurva yang menunjukan kumulatif negatif atau kumulatif positif. Langkah-
langkah membuatnya sebagai berikut:
 Buatlah urutan tepi bawah hingga tepi atas.
 Sesuaikan kumulatif positif atau negatifnya.
 Gambarlah kurva ogive dengan menghubungkan frekuensi tiap tepinya
Contoh :
Buatlah kurva ogive positif dan ogive negatif, dari tabel dibawah ini :

Nilai Frekuensi
8 – 18 3
19 – 29 5
30 – 40 10
41 – 51 15
52 – 62 2
Jumlah 35

Perhatikan langkah membuatnya dengan :


 Buatlah urutan tepi bawah hingga tepi atas.
 Sesuaikan kumulatif positif atau negatifnya.
 Gambarlah kurva ogive dengan menghubungkan frekuensi tiap tepinya

Nilai Tepi Frekuensi Kumulatif Frekuensi Kumulatif Lebih


i
Kurang Dari (dasar bagi Dari (dasar bagi ogive
ogive positif) negatif)
7,5 0 35
18,5 3 32
29,5 8 27
40,5 18 17
51,5 33 2
62,5 35 0

C. Ukuran Tendensial Sentral (Mean, Median, Modus)


1. Mean
Mean yaitu suatu rata-rata hitung dari suatu data. Mean dalam hal ini dan untuk selanjutnya,
akan digunakan beberapa simbol-simbol. Mean ini sangat erat sekali dengan data kuantitatif,
biasanya nilai dari data kuantitatif ini dengan simbol yaitu X1, X2 ….. sampai ke Xn (jika data
tersebut terdapat n buah nilai).
a. Data tunggal

i
Mean merupakan suatu bilangan tunggal yang dapat digunakan untuk mewakili nilai pusat
dari sebuah distribusi tertentu. Beberapa orang lebih akrab dengan istilah rata-rata dibanding
rata-rata hitung. Ketika sekelompok data, rata-rata artinya nilai dari rata-rata hitung tersebut.
Secara teknis bisa disimpulkan bahwa suatu rata-rata dari sekelompok variabel yaitu jumlah
nilai pengamatan dibagi dengan banyaknya pengamatan.
Rata-rata merupakan hasil bagi dari sejumlah nilai dengan banyaknya responden atau
sampel. Jika sebaran nilai berdistribusi normal, maka rata-rata nilai merupakan nilai tengah dari
distribusi frekuensi nilai tersebut. Rata-rata dalam suatu rangkaian data adalah jumlah seluruh
data dibagi dengan seluruh kejadian.
Secara matematis rata-rata data tunggal dapat sirumuskan menjadi sebagai berikut :

X́ =
∑ Xi
n
Dimana :
X́ =mean
Xi = jumlah data
n = banyak data

Contoh :
Tentukan mean dari hasil evaluasi dari 5 mahasiswa yang dipilih secara acak, yang memperoleh
nilai 50, 60, 80, 90, dan 95.
Penyelesaian :

X́ =
∑ Xi = 50+60+80+ 90+95 = 375 =75
n 5 5
Sehingga rata-rata atau mean dari data diatas adalah 75.
b. Data Kelompok
Untuk rata-rata kelompok, berbeda dengan rata-rata tunggal dalam rumus, tetapi sama
dalam pengertian penyelesaiannya. Dalam hal ini data kelompok berkaitan dengan data
distribusi frekuensi yang sudah dipelajari di materi sebelumnya. Data kelompok biasanya data
yang lebih banyak (n >30), sehingga akan menjadi lama dalam penyelesaian dengan rumus data
tunggal.
Dalam hal ini, data kelompok pun berdiri sendiri mengenai rumusnya dalam menyelesaikan
rata-rata hitung. Sekali lagi, ini berkaitan dengan distribusi frekuensi, sehingga sebelum

i
menyelesaikan rata-rata data kelompok, harus paham betul konsep dari distribusi frekuensi.
Adapun rumus untuk mencari rata-rata data kelompok akan dipaparkan di bawah ini.
Secara matematis, untuk menuju rumus dari rata-rata data kelompok, terlebih dahulu
menyusun distribusi frekuensi apabila data masih acak secara keseluruhan. Jika data yang ada
sudah, kemudian dikelompokkan melalui daftar distribusi frekuensi, adapun langkah-langkah
untuk mencari rata-rata data kelompok yaitu sebagai berikut :
 Mencari nilai tengah di setiap kelas, adapun simbol dari nilai tengah adalah (Xi)
 Mengalikan nilai tengah pada masing-masing kelas denganmasing-masing frekuensi.
 Selanjutnya, menghitung mean dengan menggunakan rumus berikut:

x́ =
∑ f i . xi
∑ fi
Dimana :
∑ f i . x i = Jumlah dari hasil perkalian data dan frekuensi
fi = frekuensi ke-i
xi = data ke=i
∑ f i= n = jumlah data
Contoh :
Berapa mean dari data badan mahasiswa berikut ini dengan caranya !
Berat Badan (mahasiswa) Jumlah karyawan
(frekuensi)
30 – 39 7
40 – 49 8
50 – 59 10
60 – 69 15
70 - 79 7
80 – 89 7
90 – 99 6
Jumlah N = 60
Penyelesaian :
Tabel batuan dari data di atas adalah sebagai berikut :
Berat Badan Jumlah Nilai Tengah Frekuensi x
i
(mahasiswa) karyawan (Xii) Nilai Tengah fi
(fi) x xi
30 – 39 7 34,5 241,5
40 – 49 8 44,5 356
50 – 59 10 54,5 545
60 – 69 15 64,5 967,5
70 - 79 7 74,5 521,5
80 – 89 7 84,5 591,5
90 – 99 6 94,5 567
Jumlah N = 60 fi . Xi = 3790
Dari tabel di atas, maka dihitung menjadi :

x́ =
∑ f i . xi = 3790 = 63,1
∑ f i 60
Maka rata-rata dari data diatas adalah 63,1.

2. Median
a. Median Data Tunggal
Median adalah suatu nilai tengah dari banyak kumpulan data. Artinya median sendiri bisa
diartikan sebagai nilai yang membagi porsinya. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
menentukan median dari data tunggal adalah sebagai berikut:
 Susunlah data mentah dalam sebuah array (berurutan dari terkecil sampai
terbesar).
 Kemudian menentukkan letak median dengan menggunakan rumusnya yaitu:
1
Letak Me = ( N +1 )
2
 Menemukan nilai median berdasarkan data yang sudah diurutkan.
Contoh :
Jika diketahui dari variabel adalah 1, 10, 8, 4, dan 10 dimana menggambarkan mengenai
jumlah makanan kesukaan yang ditunjukkan oleh 5 mahasiswa, tentukan median (nilai tengah)
dari data tersebut !

i
Penyelesaian :
 Data diurutkan terlebih dahulu, sehingga menjadi 1, 4, 8, 10, 10 dan jumlah data
seluruhnya yaitu N = 5
1
Letak Me = ( N +1) = 3
2
 Sehingga, nilai dari median yaitu terletak pada data ke 3, dengan nilainya adalah 8.
b. Median Data Kelompok
Nilai Median untuk data Kelompok, yaitu dengan langkah yang dilakukan untuk mencari
median data yang dikelompokkan, adalah dengan cara :
 Tentukan letak median, letak median ditentukan dengan rumus
1
Median = N
2
 Tentukan letak kelompok kelas tempat median berada.Hitunglah median dengan rumus
sebagai berikut :
1
N −fk
Me = Tbk + 2
. Ci
fm
Dimana :
Me = nilai tengah atau median
N = jumlah dari frekuensi
Fk = frekuensi komulatif sebelum kelas median
Fm = frekuensi kelas median
Ci = interval
Contoh :
Hitunglah nilai median dari data berikut :
Gaji karyawan Jumlah karyawan
30 – 39 4
40 – 49 6
50 – 59 8
60 – 69 12
70 – 79 9
80 – 89 7

i
90 – 99 4
Jumlah 50

Penyelesaian :
Tabel pembantu dalam memudahkan perhitungan di atas :
Gaji Jumlah Tepi kelas Frekuensi
karyawan karyawan bawah kumulatif
‘kurang dari’
30 – 39 4 29,5 4
40 – 49 6 39,5 10
50 – 59 8 49,5 18
60 – 69 12 59,5 30
70 – 79 9 69,5 39
80 – 89 7 79,5 46
90 – 99 4 89,5 50
Jumlah 50

3. Modus
a. Modus Data Tunggal
Modus berasal dari kata mode, yang artinya merupakan nilai variabel (atribut), yang mana
mempunyai suatu frekuensi tertinggi dari sekumpulan distribusi frekuensi. Modus juga bisa
digunakan tidak hanya pada data kuantitatif, tetapi juga data kualitatif. Modus berarti dianggap
sebagai nilai, yang mana menunjukkan nilai terkonsentrasi dari sekumpulan data.
Untuk data yang tunggal (tidak dikelompokkan), bisa diselesaikan dengan cara :
 Mencari nilai yang paling banyak muncul dari beberapa kumpulan data.
 Kemudian nilai yang paling banyak muncul tersebut dinamakan dengan modus.
Contoh :
Tentukan Modus dari data berikut ini:
1). 60, 90, 85, 90,95 60
2). 65, 75, 65, 85, 95, 85, 100
3). 50, 70, 65, 80, 95, 90
i
Penyelesaian:
 Modenya adalah 90 karena 90 yang paling banyak muncul.
 Modenya adalah 65 dan 85 karena 65 dan 85 sama-sama dua kali muncul.
 Modenya tidak ada, karena semua data hanya muncul sekali saja atau semua datan
frekuensinya sama.
b. Modus Data Kelompok
Sama halnya dengan mean dan median, modus juga bisa di cari apabila data tersebut adalah
data kelompok. Adapun cara atau langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan modus
pada data kelompok, silahkan perhatikan beberapa langkah berikut :
 Mencari kelompok data yang mana mempunyai frekuensi tertinggi atau frekuensi yang
paling banyak.
 Menetukan nilai tepi kelas bawahnya (TBK), frekuensi modus, kelas interval dan nilai
selisih dari frekuensi modus terhadap frekuensi kelas sebelumdan sesudah, dalam hal ini
adalah (d1 dan d2).
 Terakhir adalah menggunakan rumus modus data kelompok adalah :
d1
Mo=Tbk + . Ci
d 1+d 2
Dimana :
TBKmo = tepi bawah kelas dari modus
d1 = selisih frekuensi modus terhadap frekuensi sebelum
d2 = selisih frekuensi modus terhadap frekuensi sesudah
Ci = panjang interval
Contoh :
Tentukan modus berdasarkan data berikut :
Gaji Karyawan Jumlah Karyawan
30-39 4
40-49 6
50-59 8
60-69 12
70-79 9
80-89 7

i
90-99 4
Jumlah 50

Penyelesaian :
Tabel pembantu adalah :
Gaji Jumlah Tepi Kelas
Karyawan Karyawan Bawah
30-39 4 29,5
40-49 6 39,5
50-59 8 49,5
60-69 12 59,5
70-79 9 69,5
80-89 7 79,5
90-99 4 89,5
Jumlah 50

 Frekeunsi terbesar adalah 12, berarti modus terletak pada kelas ke-4 yaitu (60-69)
 TKBmo = 59,5
 Fmo = 12
 d1 = 12 – 8
=4
 d2 = 12 – 9
=3
 Ci = 10
Sehingga modusnya adalah :
d1
Mo = Tbk + . Ci
d 1+ d 2
4
Mo = 59,5+ . 10
4+ 3
4
Mo = 59,5+ . 10
7
40
Mo = 59,5+
7
i
Mo = 59,5 + 5,7
Mo = 65,2

D. Ukuran Letak (Kuartil, Desil, Persentil)


1. Kuartil
Ukuran letak yang pertama adalah kuartil, artinya nilai yang membagi dari suatu distribusi data
yang sudah diurutkan, menjadi empat bagian yang sama nilainya, sehingga pada gugus didapatkan
3 bagian kuartil, yaitu kuartil 1, 2, dan 3.
Langkah-langkah dalam menentukan kuartil, yaitu:
 Menyusun data sesuai dengan nilainya
 Kemudian menentukan letak kuartilnya
 Terakhir adalah menentukan nilai dari kuartil tersebut
a. Kuartil Data Tunggal
Rumus untuk mencari Nilai Letak Kuartil (Q1) data tunggal yaitu sebagai berikut:
i
Qi= ( N + 1 )
4
Dimana : Qi = Kuartil ke-i
i = 1,2,3
N = Jumlah data
Contoh :
Tentukan letak dari Q1, Q2, dan Q3 dari data berikut ini: 70, 80, 35, 40, 25, 95, 91, 50, 61, 88
Penyelesaian :
Setelah data diurutkan menjadi : 25, 35, 40, 50, 61, 70, 80, 88, 91, 95
X1 = 25, X2 = 35, X3=40 dan seterusnya sampai X10 = 95, sehingga perhitungan untuk letak kuartil
adalah :
1
1) Letak kuartil 1 (Q1) = (N +1)
4
1
= (10+1)
4
1
= (11)
4
11
=
4
= 2,45
i
Artinya letak Q1 di antara data ke-2 (X2 = 35) dan data ke-3 (X3 = 40), maka nilai dari Q1 adalah:
Q1 = X2 + 0,25 (X3 – X2)
= 35 + 0,25 (40 – 35)
= 35 + 0,25 (5)
= 35 + 1,25
= 36,25
2
2) Letak kuartil 2 (Q2) = (N +1)
4
2
= (10+1)
4
2
= (11)
4
22
=
4
= 5,5
Artinya letak Q2 di antara data ke-5 (X5 = 61) dan data ke-6 (X6 = 70), maka nilai dari Q2 adalah:
Q2 = X5 + 0,5 (X3 – X2)
= 61 + 0,5 (70 – 61)
= 61 + 0,5 (9)
= 61 + 4,5
= 65,5
3
3) Letak kuartil 3 (Q3) = (N +1)
4
3
= (10+1)
4
3
= (11)
4
33
=
4
= 8,25
Artinya letak Q3 di antara data ke-8 (X8 = 88) dan data ke-9 (X9 = 91), maka nilai dari Q3 adalah:
Q3 = X8 + 0,75 (X9 – X8)
= 88 + 0,75 (91 – 88)
= 88 + 0,75 (3)

i
= 88 + 2,25
= 90,25
b. Kuartil Data Kelompok
Pada kuartil untuk data kelompok, maka rumus yang akan digunakan yaitu sebagai
berikut dengan syarat data sudah dikelompokkan terlebih dahulu pada distribusi
frekuensi:
i
Qi=TBK +
4
fq(
n−fkq
.Ci )
Dimana:
1
n = letak kuartil ke-i pada kelas interval
4
Qi = kuartil ke-i
i = 1,2,3
TBK = tepi bawah kelas Qi
fkq = frekuensi kumulatif sebelum kelas Qi yang dicari
fq = frekuensi kelas Qi
n = banyak data
Ci = panjang kelas interval
Contoh:
Tentukan letak beserta nilai dari Q1, Q2, dan Q3, jika datanya adalah sebagai berikut:
Gaji Karyawan Jumlah Karyawan Tepi Kelas Bawah Frekuensi
Kumulatif “Kurand
Dari”
30-39 4 29,5 0
40-49 6 39,5 4
50-59 8 49,5 10
60-69 12 59,5 18
70-79 9 69,5 30
80-89 7 79,5 39
90-99 4 89,5 46

i
Jumlah 50 416,5 147

Penyelesaian :
1 1
1) Q1 = N= 50=12,5
4 4
Maka letak Q1 terletak pada data 12,5 yaitu dalam kelas 50-59, sehingga diperoleh data berikut :
TBK = 49,5 ; Ci = 10 ; fkq =10 dan fq = 8
1
Qi
¿ TBK +(4
N−fkq
fq
.Ci )
1
¿ 49,5+(4
50−10
8
.10)
= 49,5+ ( 12,5−10
8 ).10
¿ 49,5+ 3,125
¿ 52,625
Sehingga bisa disimpulkan bahwa Q1 = 52,625

2 2
2) Q2 = N= 50=25
4 4
Maka letak Q2 terletak pada data 25 yaitu dalam kelas 60-69, sehingga diperoleh data berikut:
TBK = 59,5 ; Ci = 10 ; fkq =18 dan fq = 12
2
Qi
¿ TBK +(4
N−fqk
fq
Ci )
2
¿ 59,5+(4
50−18
12
.10)
= 59,5+ ( 25−18
12 )
.10

i
¿ 59,5+5,83
¿ 65,33
Sehingga bisa disimpulkan bahwa Q2 = 65,33
3 3
3) Q3 = N= 50=37,5
4 4
Maka letak Q3 terletak pada data 37,5 yaitu dalam kelas 70-79, sehingga diperoleh data berikut :
TBK = 69,5 ; Ci = 10 ; fkq =30 dan fq = 9
3
Qi
¿ TBK +
4
(
N−fkq
fq
.Ci )
3
¿ 69,5+
4
(
50−30
9
.10 )
= 69,5+ ( 37,5−30
9 ) .10
¿ 69,5+8,333
¿ 77,833
Sehingga bisa disimpulkan bahwa Q3 = 77,833
2. Desil
Desil membagi menjadi 10 bagian, yang nilainya sama, sehingga dalam sekelompok data, bisa
dibulatkan desil dari data tunggal ataupun data kelompok
a. Data Tunggal
Rumus untuk desil pada data tunggal, yaitu:
i
Di=data ke ( N +1)
10
Dimana :
Di = Desil ke-i
I = 1,2,3,4,5,6,7,8,9
N = Jumlah Data
Contoh soal :
Carilah nilai dari desil ke-6 (D6) dengan data pengamatan pada jumlah pengunjung pada toko gramedia,
data adalah sebagai berikut :
13, 14, 17, 23, 9, 9, 10, 25, 27, 29, 19, 19, 21, 22, 39, 43, 47, 33, 35, 35
i
Penyelesaian:
Pertama mengurutkan data :
9, 9, 10, 13, 14, 17, 19, 19, 21, 22, 23, 25, 27, 29, 33, 35, 35, 39, 43, 47
Dengan (n=20)
Kemudian mencari nilai letak D6, dengan cara :
i
Letak desil 6 (D6) ¿ data ke ( N + 1)
10
6
¿ data ke (20+ 1)
10
6
¿ dat a ke ( 21)
10
126
¿ data ke
10
¿ data ke 12,6
Sehingga letak dari D6 yaitu antara data ke-12 (X12 = 25) dan data ke-13 (X 13 = 27), sehingga nilai dari
D6 adalah :
D6 = X12 + 0,6 (X13 - X12)
= 25 + 0,6 (27-25)
= 25 + 0,6 (2)
= 25 + 1,2
= 26,2
b. Desil Data Kelompok
Untuk data kelompok, maka rumus yang akan digunakan yaitu sebagai berikut dengan syarat
data sudah dikelompokkan terlebih dahulu pada distribusi frekuensi:
i
D i=TBK +
10
(
n−fkq
fq
.Ci )
Dimana:
1
n = letak desil ke-i pada kelas interval
10
Di = desil ke-i
i = 1,2,3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
TBK = tepi bawah kelas Di
fkq = frekuensi kumulatif sebelum kelas Di yang dicari
i
fq = frekuensi kelas Di
N = banyak data
Ci = panjang kelas interval
Contoh:
Tentukan letak beserta nilai dari D3 jika datanya adalah sebagai berikut:
Gaji Karyawan Jumlah Karyawan Tepi Kelas Bawah Frekuensi
Kumulatif “Kurand
Dari”
30-39 4 29,5 0
40-49 6 39,5 4
50-59 8 49,5 10
60-69 12 59,5 18
70-79 9 69,5 30
80-89 7 79,5 39
90-99 4 89,5 46
Jumlah 50 416,5 147

Penyelesaian :
Desil ke-3 (D3)
3 3
Letak D3 adalah N= 50=15
10 10
Maka letak D3 terletak pada data 15 yaitu dalam kelas 50-59, sehingga diperoleh data berikut:
TBK = 49,5 ; Ci = 10 ; fkq =10 dan fq = 8
i
D3
¿ TBK +(10
Nfkq
fq )
. Ci

3
¿ 49,5+(10
50−10
8
.10 )
= 49,5+ ( 15−10
8 )
.10

¿ 49,5+ 6,25
i
¿ 54,75
Sehingga bisa disimpulkan bahwa D3 = 54,75
3. Persentil
Persentil yaitu apabila suatu data dibagi menjadi 100 bagian yang sama didapat 99 pembagi,
dan setiap pembagi disebut persentil
a. Persentil Data Tunggal
Rumus untuk persentil pada data tunggal, yaitu:
i
Pi=data ke (N +1)
100
Dimana :
Pi = persentil ke-i
I = 1,2,3,4,5,6,7,8,9, ..., 99
N = Jumlah Data
Contoh :
Tentukan letak P11 serta nilainya dari data berikut ini :
35, 40, 70, 80, 91, 50, 61, 25, 95, 88
Penyelesaian :
Data setelah diurutkan :
25, 35, 40, 50, 61, 70, 80, 88, 91, 95 dan N = 10
i
Letak persentil 11 (P11) ¿ data ke (N +1)
100
11
¿ data ke (10+ 1)
100
11
¿ data ke (11)
100
121
¿ data ke
100
¿ data ke 1,21
Sehingga letak dari P11 yaitu antara data ke-1 (X1 = 25) dan data ke-2 (X2 = 35), sehingga nilai dari P11
adalah :
P11 = X1 + 0,11 (X2- X1)
= 25 + 0,11 (35-25)
= 25 + 0,11 (10)

i
= 25 + 1,1
= 26,1
b. Persentil Data Kelompok
Untuk data kelompok, maka rumus yang akan digunakan yaitu sebagai berikut dengan
syarat data sudah dikelompokkan terlebih dahulu pada distribusi frekuensi:
i
Pi=TBK +
100
fq(
n−fkq
.Ci )
Dimana:
i
n = letak desil ke-i pada kelas interval
100
Pi = persentil ke-i
i = 1,2,3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, ..., 99
TBK = tepi bawah kelas Pi
fkq = frekuensi kumulatif sebelum kelas Pi yang dicari
fq = frekuensi kelas Pi
n = banyak data
Ci = panjang kelas interval
Contoh :
Tentukan letak beserta nilai dari P90 jika datanya adalah sebagai berikut:
Gaji Karyawan Jumlah Karyawan Tepi Kelas Bawah Frekuensi
Kumulatif
“Kurand Dari”
30-39 4 29,5 0
40-49 6 39,5 4
50-59 8 49,5 10
60-69 12 59,5 18
70-79 9 69,5 30
80-89 7 79,5 39
90-99 4 89,5 46
Jumlah 50 416,5 147

i
Penyelesaian :
Persentil ke-90 (P90)
i 90
Letak P90 adalah N= 50=45
100 100
Maka letak P90 terletak pada data 45 yaitu dalam kelas 80-89, sehingga diperoleh data berikut:
TBK = 79,5 ; Ci = 10 ; fkq =39 dan fq = 7
i
P90
¿ TBK +
100
(N−fkp
fp
Ci )
90
¿ 79,5+ (
100
50−39
7
.10 )
= 79,5+ ( 45−39
7 )
.10

¿ 79,5+8,57
¿ 88,07
Sehingga bisa disimpulkan bahwa P90 = 88,07

i
Pertanyaan :

1.Tuliskan apa saja cara-cara penyajian data melalui pemahaman saudara dan jelaskan !

2.Apakah manfaat dari penyajian data dalam bentuk tabel, diagram, dan grafik ?

3.Apa saja perbedaan penyajian data dengan histogram dan poligon ?

4.Jelaskan apa yang dimaksud dengan modus,mean,median !

i
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan


hasil penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.Data yang disajikan harus sederhana dan jelas agar
mudah dibaca.Penyajian data juga dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan
mudah memahami apa yang kita sajikan untuk selanjutnya dilakukan penilaian atau
perbandingan dan lain lain.
Distribusi Frekuensi adalah pengelompokkan data ke dalam beberapa kategori
yang menunjukkan banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data tidak dapat
dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori. Distribusi frekuensi adalah susunan data
dalam bentuk tunggal atau kelompok menurut kelas-kelas tertentu dalam sebuah daftar.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini tentang penyajian data saya berharap para pembaca dapat memahami
bagaimana bentuk dalam penyajian data dan macam-macam penyajian data tersebut.

i
DAFTAR PUSTAKA
Kasmina, dkk. 2008. Matematika 3 Untuk SMK dan MAK Kelas XII. Jakarta: Erlangga.

Sulistyono. 2012. Seri Pendalaman Materi Program IPA Untuk SMA/MA. Jakarta : Esis.

https://www.ruangparabintang.com/2020/11/materi-kelas-12-mm-wajib-pengertian.html

https://www.academia.edu/12246638/MAKALAH_DISTRIBUSI_FREKUENSI

Anda mungkin juga menyukai