Anda di halaman 1dari 2

1.

Majas perbandingan
a. Alegori : mengandung sifat-sifat moral atau spiritual manusia. hampir mirip dengan
metafora tapi diperluas dan berkesinambungan dengan objek objek atau gagasan yang
diperlambangkan. Contoh : Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir
menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela
menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
b. Simile : pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan
dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, umpama, ibarat, dll. Contoh : Seumpama air
aku bagai minyaknya, bagaikan Qois dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
c. Metafora : membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang
sama atau hampir sama. Contoh : Cuaca mendung karena sang raja siang yang enggan
menampakkan diri.
d. Metonimia : pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi
merek, ciri khas, atau atribut. Contoh : Karena sering mengisap jarum, dia terserang
penyakit paru paru. (Rokok merek Djarum)
e. Litotes : ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh : Terimalah kata yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
f. Hiperbola : ungkapan yang melebih lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut
menjadi tidak masuk akal. Contoh : gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telah
mencapai langit.
g. Personifikasi : pengungkapan benda mati seolah olah hidup. Contoh : Hembusan angin di
tepi pantai membelai rambut ku.
h. Depersonifikasi : ungkapan yang tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
Contoh : Kalau Dikau jadi samudera maka dapat ku menjadi bahtera.
i. Pars pro toto : pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
Contoh : Sejak kemarin dia tidak keliatan batang hidungnya.
j. Totem pro parte : pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya
sebagian. Contoh : Indonesia bertanding voli melawan Thailand.
k. Fabel : menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur
kata. Contoh : Kucing itu berpikir keras, bagaimana cara terbaik untuk menyantap tikus di
depannya.
l. Asosiasi : perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh :
Masalah nya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.
m. Eponim : Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata. Contoh : Kita bermain ke
Ina. (Dalam hal ini, 'Ina' menjadi perwakilan dari 'lokasi rumah milik Ina'.)
2. Majas Sindiran
a. Sarkasme : sindiran langsung dan kasar. Contoh : Kamu tidak dapat mengerjakan soal yang
semudah ini? Dasar otak udang isi kepalamu.
b. Sinisme : ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran(lebih kasar dari ironi). Contoh : Kamu
kan sudah pintar? Mengapa harus bertanya kepadaku?
c. Ironi : sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya akan mengatakan kebalikan
dari faktor tersebut. Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.
3. Majas Penegasan
a. Pleonasme : menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau yang
sebenarnya tidak diperlukan. Contoh: Saya naik tangga ke atas.
b. Repetisi : perulangan kata, frasa dan klausa yang sama dalam suatu kalimat. Contoh : Dia
pasti akan datang dan aku yakin, dia pasti akan datang ke sini.
c. Tautologi : pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
d. Retoris : ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan
tersebut.
4. Majas Pertentangan
a. Paradoks : pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan,
namun sebenarnya keduanya benar.
b. Antitesis : pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan
yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai