Anda di halaman 1dari 9

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

Volume 16, No 2, Oktober 2020


Tersedia Online: https://journal.uny.ac.id/index.php/istoria

KAJIAN SOSIAL EKONOMI PETANI KAKAO DI KABUPATEN PESAWARAN


SEJAK ERA KOLONIAL
Mia Nurlita, Imroah Laina Mukti Kusuma, Murniyati
Nur Indah Lestari
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung
e-mail: mia.nurlita2011@students.unila.ac.id

Abstrak-Secara garis besar masyarakat Indonesia bermata pencaharian sebagai petani


Peristiwa ini tidak dapat di pisahkan dari historiografi Nusantara pada masa lalu. Salah satunya
yaitu peristiwa kolonialisasi yang di lakukan oleh Belanda. Pengaruh Belanda yang masih
terasa hingga saat ini salah satunya pada budidaya tanaman atau komoditas pertanian. Kakao
yang merupakan salah satu tanaman hasil jajahan belanda merupakan komoditas pertanian yang
harga-nya relatif stabil dibandingkan komoditas yang lain. Salah satu wilayah yang memiliki
penghasil Kakao terbesar yaitu wilayah Pesawaran. Tepatnya didusun Sungai Langka. Penelitian
ini bertujuan untuk memberikan sebuah kajian tentang sosial masyarakat desa sungai langka serta
kondisi ekonomi desa tersebut. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa komoditas kakao di
Sungai Langka, Kabupaten Pesawaran pada awal mulanya merupakan komoditas yang dibawa
oleh petani sejak zaman kolonial dan menjadi komoditas utama pada masanya. Adapun sistem
pengenalan tanaman ini di lakukan secara turun temurun antar generasi.

Kata kunci: Kakao, Sosial, Ekonomi, Era Kolonial

SOCIO-ECONOMIC STUDIES OF COCOA FARMERS IN PESAWARAN DISTRICT


SINCE THE COLONIAL ERA

Mia Nurlita, Imroah Laina Retno Mukti Kusuma, Murniyati


Nur Indah Lestari
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung
e-mail: mia.nurlita2011@students.unila.ac.id

Abstract- The Indonesian people make a living as farmers. This thing can not be separated from
the historiography of the archipelago in the past. One of them is the colonial event carried out by
the Dutch. One of the Dutch influences that is still felt today is the cultivation of crops or
agricultural commodities. Cocoa is an agricultural commodity whose price is relatively stable
compared to other commodities. One of the areas that has the largest cocoa producer is the
Pesawaran area. Precisely in the village of Sungai Langka. This study aims to provide a study of
the social conditions of the Sungai Rare village community and the economic conditions. The
results of this study explain that the cocoa commodity in Sungai Langka, Pesawaran Regency was
originally a commodity brought by farmers since the colonial era and became a leading
commodity at that time. The plant recognition sytem is carried out from generation to generation.

Keywords: Cocoa, Social, Economy, Colonial Era.

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah


p-ISSN: 1858-2621 e-ISSN: 2615-2150
5 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

Pendahuluan Langka, Kecamatan Gedong Tataan


(Wawancara dengan bapak Anto, Ketua
Indonesia merupakan salah satu kelompok tani Desa Sungai Langka, pada 21
negara yang pernah dijajahan oleh Belanda, Oktober 2021).
selama masa penjajahan tersebut berbagai Berdasarkan data yang dihimpun oleh
kebijakan diberlakukan oleh Belanda dalam Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran
rangka mendapatkan keuntungan ekonomi, Tahun 2016, produksi kakao mencapai 9364
salah satu kebijakan Belanda yang merugikan ton. Kecamatan Gedong Tataan masuk
bangsa Indonesia adalah sistem Tanam Paksa kedalam 3 besar kecamatan, yang
Masyarakat diminta untuk menanam tanaman memproduksi kakao di Kabupaten Pesawaran
komoditas lain yang dapat menghasilkan (Putri, 2018, p.79). Tetapi faktanya harga
keuntungan berlipat, salah satu komoditas kakao sekarang menurun, bahkan tidak lagi
yang ditanam oleh masyarakat pada saat itu menjadi komoditas andalan para petani. Hal
adalah tanaman kakao (Theobroma Cacao). ini dilihat dari kurangnya perhatian
Tanaman kakao (Theobroma Cacao) menjadi pemerintah terhadap kakao, yang menjadikan
salah satu komoditas andalan Belanda pada mutu kakao menurun di pasaran dunia.
masa perdagangan ekspor, Belanda pada masa Dikarenakan pengolahan pascapanen yang
itu mendapatkan keuntungan yang cukup dilakukan oleh petani kakao masih
besar dari hasil penjualan kakao. Tanaman tradisional, artinya belum melakukan
kakao (Theobroma Cacao) menjadi fermentasi dan peralatan yang tersedia masih
komoditas yang cukup banyak ditanam terbatas (Listiyati, 2014, p.3).
diperkebunan Belanda khususnya di Jawa. Berdasarkan latar belakang di atas
akao (Theobroma cacao) adalah pohon maka peneliti tertarik membuat program
cokelat bijinya dibuat bubuk untuk minuman kreatifitas mahasiswa bidang penelitian
dan sebagainya. Kakao merupakan salah satu dengan judul “Kajian Sosial Ekonomi Petani
komoditi hasil perkebunan Indonesia yang Kakao Komoditas Andalan Sejak Era
dapat diolah menjadi produk kokoa dan Kolonial Di Kabupaten Pesawaran”
cokelat yang mengandung antioksidan alami.
Biji kakao mengandung senyawa polifenol
Metode Penelitian
yang berperan sebagai antioksidan. Polifenol
golongan flavonoid terutama katekin dan Metode yang digunakan dalam
epikatekin adalah komponen utama dalam biji penelitian ini adalah metode penelitian
kakao ( Sari, dkk. 2015 : 54 ) kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud
Tanaman kakao merupakan tanaman untuk memahami fenomena tentang apa yang
yang harga-nya relatif stabil dibandingkan dialami oleh subjek penelitian misalnya
komoditas yang lain, pada saat krisis moneter perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan
tahun 1998. Kesejahteraan petani kakao lain-lain secara holistik, serta dengan cara
meningkat ditengah situasi perekonomian deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
yang tidak stabil pada masa itu (Wawancara pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan bapak Anton, Sebagai Ketua dengan memanfaatkan berbagai metode
Kelompok Tani Desa Sungai Langka, 21 alamiah (Moleong, 2010, p.6).
Oktober 2021). Krisis moneter pada saat itu Adapun teknik pengumpulan data
menjatuhkan keadaan ekonomi di Indonesia. yang peneliti gunakan antara lain yaitu
Nilai rupiah pada saat itu melemah sampai di Teknik Kepustakaan. Teknik Kepustakaan
titik Rp. 16.000/ dollar dan menghancurkan dapat diartikan sebagai sumber-sumber data
semua lini ekonomi di masyarakat termasuk yang diperoleh dari perpustakaan yaitu
petani. Namun, pada saat itu petani kakao melalui buku-buku literatur yang berkaitan
justru mengalami peningkatan pemasukan. dengan masalah yang terjadi (Khatibah, 2011,
Salah satu desa penghasil utama kakao yang p.37). Selanjutnya yaitu Teknik Wawancara,
mengalami kemakmuran di Desa Sungai merupakan suatu cara yang digunakan untuk

Volume
6
KAJIAN SOSIAL EKONOMI PETANI KAKAO KOMODITAS ANDALAN SEJAK ERA
KOLONIAL DI KABUPATEN PESAWARAN

Mia Nurlita, Imroah Laina Mukti Kusuma, Murniyati


Nur Indah Lestari

tujuan suatu tugas tertentu, mencoba peneliti menggunakan Teknik Kuisioner ,


mendapatkan keterangan atau pendirian teknik kuesiner merupakan alat pengumpulan
secara lisan dari seseorang responden dengan data primer dengan metode survei untuk
cara bercakap-cakap berhadapan muka dengan
orang tersebut (Purnomo, 2011, p.254).
Kemudian teknik selanjutnya peneliti
menggunakan Teknik Observasi dimana
pengumpulan data dilakukan dengan cara
pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang
tampak pada obyek penelitian
(Nawawi&Anggraini, 2017, p.234). Tahap
selanjutnya penelitian ini juga menggunakan
teknik wawancara. wawancara diartikan
sebagai interaksi antara dua orang, yaitu
orang yang melakukan wawancara
menuntut peneliti untuk memberikan
informasi atau ekspresi seputar pandangan
dan keyakinannya (Emzir, 2011: 50).
Dalam konteks ini kami melakukan
wawancara kepada warga petani kakao di
desa sumgai langka. Tahap yang terakhir
dapat digunakan untuk memperoleh informasi
pribadi misalnya sikap, opini, harapan dan
keinginan responden (Pujihastuti,2010, p.44)

Hasil dan Pembahasan khususnya Provinsi Lampung karena


lokasinya yang lebih dekat dengan Pulau
A. KAJIAN SOSIAL EKONOMI PETANI
Jawa. Setelah program transmigrasi berhenti,
KAKAO KOMODITAS ANDALAN
selanjutnya banyak masyarakat yang
SEJAK ERA KOLONIAL DI
berinisiatif untuk mencari penghidupan di
KABUPATEN PESAWARAN.
daerah baru atau dikenal dengan merantau.
Penerapan tanam paksa di Pulau Jawa Masyarakat perantau dari Pulau Jawa yang
yang dilakukan Belanda pada masa dasarnya sudah memiliki kemampuan
penjajahan membawa keuntungan bagi bercocok tanam yang baik, mulai
masyarakat Indonesia saat ini, dengan dikembangkan ke daerah barunya. Seiring
diterapkannya sistem tanam paksa masyarakat waktu para perantau mulai mencoba
Indonesia mengerti tanaman yang berpotensi komoditas pertanian yang baru, yaitu kakao.
memiliki nilai jual tinggi di pasaran dunia. Pada bagan di bawah dapat dilihat kakao
Kebijakan lain yang menguntungkan sebagai tumpuan kesejahteraan perantau di
masyarakat Indonesia saat ini adalah politik Kabupaten Pesawaran, karena kakao memiliki
etis (irigrasi, edukasi, dan emigrasi). Politik nilai jual tinggi di pasaran dunia. Para
etis di Indonesia diberlakukan agar perantau di Kabupaten Pesawaran akhirnya
penyebaran penduduk di Indonesia menjadi mencoba menjajahkan hasil panen kakao
merata dan pembangunan tidak terfokus di mereka ke luar negeri.
Pulau Jawa saja. Program pemerataan Masuknya kakao di pesawaran telah
penduduk juga dilaksanakan pada masa orde diprediksi mulai sekitar abad ke-20 peristiwa
lama dan orde baru, yang lebih dikenal ini tidak dapat dipisahkan oleh adanya
dengan program transmigrasi. Pulau kolonialisasi yang dilakukan oleh Belanda.
Sumatera menjadi tujuan dari transmigrasi, Kakao telah menjadi salah satu komoditas

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan SejarahVolume


5 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

yang membawa kemajuan desa Sungai PTP.VII Nusantara Berulu. Dalam hal
Langka. (Wawancara Antoro,2021). kepemimpinan, pemerintah pedukuhan juga
Desa Sungai Langka awal mulanya terjadi penggantian Kamitua pada tahun 1967
berasal dari areal perkebunan asing (Belanda) dari Bapak S. Sadikin kepada Bapak M.
yang dibumihanguskan oleh bala tentara Hasyim.
pendudukan Jepang pada tahun 1945. Dengan perkembangan yang pesat di
Kemudian Pada Tahun 1945 tanah bekas pedukuhan Sungai Langka pada waktu itu
perkebunan itu dikelola kembali dan bertindak Dengan perkembangan yang pesat di
sebagai koordinatornya adalah Bapak pedukuhan Sungai Langka pada waktu itu
Sabichun dan kawan – kawan sampai dengan mendorong para tokoh dan pemuka
tahun 1950. (Abdul, H. 2021, p.3). masyarakat untuk mengajukan permohonan
Selanjutnya oleh bapak residen kepada pemerintah agar status Sungai Langka
Lampung yaitu Mr. Gele Harun ditempatkan dapat dipisahkan dari Desa Bernung sebagai
satu Kompi Coeps Tjandangan Nasional desa induknya menjadi desa definitif atas usul
(CTN) yang didatangkan dari Jawa Timur permohonan tersebut pada tahun 1972 telah di
Compi C dibawa Pimpinan Bapak Lettu adakan peninjauan oleh suatu tim dari
Suprapto, dan rombongan Compi C ini propinsi Lampung yang tergabung dalam
diberikan areal tanah perkebunan Sungai Dewan Land Use pada waktu itu. Setelah
Langka untuk dijadikan kegiatan/usaha yang melalui proses peninjauan dan penelitian pada
dipimpin langsung oleh Bapak Sadikin dan KI tahun 1975 resmilah Sungai Langka menjadi
C Lettu Suprapto yang meliputi kegiatan status desa pemekaran dari desa induk
usaha: Bernung dengan sebuah Kampung Susukan,
a. Perkebunan kopi dan karet hal ini tercantum dalam Surat Keputusan
Bupati Kepala Daerah Tingkat II Lampung
b. Pembuatan dam pengairan
Selatan Nomor 108/V/Des. Tanggal 15
(Dam C) di wilayah Linti
September 1975 dan ditujukan sebagai
c. Kolam pemandian pejabat kepala kampung Susukan adalah M.
d. Pembangunan perumahan Hasyim dengan surat Keputusan Bupati
untuk anggota Compi C. Kepala Daerah Tingkat II Lampung Selatan
Dalam perkembangan selanjutnya Nomor : 109/Des/tanggal 15 September 1975.
pada tanggal 3 Mei 1954 berdasarkan Desa Sungai Langka memiliki
Keputusan Presiden RI seluruh CTN tersebut delapan wilayah pedusunan yang meliputi
dikembalikan pada masyarakat. Sehubungan Dusun Sula IA,I B, II A, IIB, III A, III B, IV
dengan ini maka seluruh penduduk yang A dan IV B. Kemudian dengan Surat
berada di areal Sungai Langka digabungkan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II
kepad a Pemerintah Desa Bernung dengan Lampung Selatan Nomor : 46/V/Des tanggal
status pedukuhan yang dipimpin oleh seorang 2 Agustus 1976 jabatan kepala kampung
Kamitua, yang dijabat oleh Bapak Sadikin. Susukan atas nama Bapak M. Hasyim diganti
Dengan dibubarkannya CTN dan oleh Bapak S. Hadi Utomo dengan sebutan
seluruh anggotanya dikembalikan pada Pejabat Kepala Desa Sungai Langka sampai
masyarakat, tanah bekas perkebunan tersebut denga tahun 1980. Untuk pertama kali pada
diusahakan oleh masing–masing penduduk tahun 1980 Desa Sungai Langka
ternyata perkembangan penduduk semakin melaksanakan pemilihan kepala desa yang
pesat sekali hal ini terlihat dari semakin pada waktu itu terpilih menjadi kepala desa
terlihatnya meningkatnya taraf hidup adalah Bapak Sujono yang kemudian
masyarakat dan perkembangan usaha ditetapkan dengan surat keputusan Bupati
pertanian yang tidak hanya tergantung pada Kepala Daerah Tingkat II Lampung Selatan
hasil perkebunan saja. (Rohani, R. 2021, p.3). Nomor : OP. 410/435/Des/1980. Masa
Pada tanggal 4 Januari 1963 pengelolaan kepemimpinan Bapak Sujono hanya sampai
areal perkebunan yang dipimpin Bapak tahun 1986, karena pada tanggal 5 April 1986
Sabichun diserahkan dan digabungkan kepada Bapak Sujono. meninggal dunia dan untuk

Volume
6
KAJIAN SOSIAL EKONOMI PETANI KAKAO KOMODITAS ANDALAN SEJAK ERA
KOLONIAL DI KABUPATEN PESAWARAN

Mia Nurlita, Imroah Laina Mukti Kusuma, Murniyati


Nur Indah Lestari

mengisi kekosongan jabatan kepala desa ada di Provinsi Lampung didominasi oleh
tersebut diangkatlah sebagai pejabat perkebunan rakyat. Berdasarkan data dari
sementara adalah Bapak Imam Sujono sesuai Dinas Perkebunan Provinsi Lampung (2016),
dengan surat keputusan bupati kepala daerah jumlah petani perkebunan rakyat untuk semua
Tingkat II Lampung Selatan Nomor : jenis komoditas perkebunan yang ada di
OP,410/44/Des/1986. tanggal 28 Agustus Provinsi Lampung adalah sebanyak 877.056
1986. orang kepala keluarga. Sebanyak 10,25 persen
Untuk mengisi kekosongan dalam dari total petani pekebun tersebut adalah
jabatan kepala desa maka pada tanggal 9 petani kakao. Jumlah keseluruhan petani
Desember 1987 telah diadakan pemilihan kakao perkebunan rakyat di Provinsi
kepala desa yang dimenangkan oleh Bapak Lampung mencapai 116.259 orang kepala
Sukijo Hadi dengan surat keputusan bupati keluarga ( Anggraeni, dkk. 2018 : 249 ).
kepala daerah Tingkat II Lampung Selatan
Nomor : 104/PEMDES/HK-LS/1987 dan Perkebunan kakao di Provinsi
dilantik pada tanggal 28 April 1988. Lampung tersebar di seluruh kabupaten salah
satunya yaitu kabupaten pesawaran.
Dalam prosesnya salah satu faktor Masuknya kakao di pesawaran telah
yang mendorong kemajuan sungai langka diprediksi mulai sekitar abad ke-20 peristiwa
adalah kemajuan sosial ekonomi masyarakat ini tidak dapat dipisahkan oleh adanya
melalui tanaman kakao yang memiliki kolonialisasi yang dilakukan oleh Belanda.
keidentikan sebagai ikon turun temurun Menurut bapak Dwi Antoro (Ketua kelompok
masyarakat sungai langka. Tani Desa Sungai Langka, Pesawaran pada 21
Oktober 2021) menyatakan bahwa kakao
Kakao merupakan salah satu menjadi salah satu komoditas yang membawa
komoditas perkebunan unggulan Indonesia. kemajuan desa Sungai Langka. Secara
Kakao hasil produksi Indonesia tidak hanya prespektif dan tidak langsung kakao telah
digunakan untuk mencukupi kebutuhan dalam membantu keberlangsungan hidup sosial
negeri namun juga untuk memenuhi ekonomi masyarakat sungai langka.
kebutuhan kakao dunia. Menurut Pusat Data
dan Sistem Informasi Pertanian (2016),
Indonesia merupakan eksportir biji kakao 1. Bidang Sosial
terbesar ke-tiga di dunia setelah Pantai Bidang sosial memiliki keterkaitan
Gading, dan Ghana, serta merupakan negara makna dengan konsep sosial. konsep sosial
nomor satu pengekspor biji kakao terbesar di adalah konsep keseharian yang digunakan
wilayah Asia Tenggara. untuk menunjuk sesuatu dan yang dipahami
secara umum dalam masyarakat. Masyarakat
Provinsi Lampung merupakan salah terdiri dari individu-individu yang juga
satu sentra produksi kakao di Indonesia. berinteraksi satu sama lain, dengan sendirinya
Menurut Dinas Pekebunan Provinsi Lampung terjadilah perubahan terhadap masyarakat
(2016) jenis kepemilikan lahan perkebunan pula. Karena itu, proses sosial dapat pula
kakao yang ada di Provinsi Lampung terdiri didefinisikan sebagai perubahan-perubahan
dari perkebunan rakyat dan perkebunan besar dalam struktur masyarakat sebagai hasil dari
swasta. Luas perkebunan kakao rakyat komunikasi dan usaha pengaruh-
mencapai 94,89 persen dari total luas mempengaruhi para individu dalam
perkebunan kakao yang ada di Lampung kelompok. Di samping itu, karena individu
dengan sumbangan produksi kakao secara tidak sadar sambil menyesuaikan diri
perkebunan rakyat mencapai 94,38 persen dari juga mengubah secara tidak langsung
total produksi kakao di Lampung. Hal tersebut (bersama-sama dengan individu lain) dan
menunjukkan bahwa perkebunan kakao yang masyarakatnya, dapat dikatakan bahwa setiap

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan SejarahVolume


5 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

individu maupun kelompok mempunyai faktor penurunan hasil kakao di desa Sungai
peranan atau fungsi masyarakatnya. Langka selain itu ketidak jelihan petani dalam
Dalam bidang sosial masyarakat menanam perawatan juga menyebabkan
sungai langka menjalin pola interaksi secara turunnya kualitas kakao di desa tersebut.
kelompok hal ini terbukti dengan di Untuk itu kini para petani di desa Sungai
bentuknya komonitas kelompok Tani Langka telah beralih tanam dari kakao
Masyarakat sungai langka. Sistem pengenalan menjadi palawija. Walaupun begitu
tumbuhan di lakukan dengan sistem keturunan masyarakat di desa Sungai Langka masih
antar generasi. Petani kakao memiliki rata rata percaya bahwa kakao mampu
umur 40 – 60 tahun ( kepala keluarga )untuk mensejahterakan kehidupan sosial mereka.
memenuhi kebutuhan keluarga petani kakao
memiliki pekerjaan lainatau pekerjaan 2. Kondisi Ekonomi
sampingan seperti usaha ternak baik kambing
maupun sapi, berdagang buruh tani, dan non- Konteks ekonomi yang merupkan
tani. Mayoritas petani kakao di desa sungai suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan
langka lebih memilih untuk menjual kakao pelaksanaannya yang berhubungan
kepada pedagang pengumpul atau tengkulak, pengalokasian sumber daya masyarakat
meskipun di daerahnya terdapat unit (rumahtangga dan pembisnis/ perusahaan)
pembelian kakao skala besar yang yang terbatas di antara berbagai anggotanya,
menawarkan harga beli jauh lebih tinggi. Hal dengan mempertimbangkan kemampuan,
ini disebabkan oleh adanya kriteria yang usaha, dan keinginan masing-masing. Jadi,
ditetapkan pedagang besar dalam pembelian kegiatan ekonomi merupakan gejala
kakao, yaitu kadar air kakao kurang dari bagaimana cara orang atau masyarakat
sepuluh persen, sedangkan untuk memperoleh memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap
kadar air kurang dari sepuluh persen petani barang dan jasa.
harus melakukan penjemuran kakao selama Titik tolak analisis ekonomi adalah
empat hari atau lebih. Penjemuran bertujuan individu. Utilitarianisme mengasumsikan
untuk mengurangi kadar air kakao, namun bahwa individu adalah makhluk yang rasional,
seiring dengan berkurangnya kadar air kakao, senantiasa menghitung dan membuat pilihan
maka bobot kakao juga akan semakin yang dapat memperbesar kesenangan pribadi
menurun. Hal inilah yang menyebabkan 84,91 atau keuntungan pribadi, dan mengurangi
persen petani melakukan penjemuran satu hari penderitaan atau menekan biaya. Untuk dapat
dan dua hari. Petani beranggapan bahwa bertahan hidup, setiap individu perlu bekerja.
keuntungan dari penjualan kakao yang Individu sendirilah yang lebih mengetahui
dijemur satu hari atau dua hari tidak jauh dibandingkan dengan orang lain, dia harus
berbeda dengan kakao yang dijemur empat bekerja apa. Hal ini dikarenakan individu
hari atau lebih, apabila memperhitungkan lebih mengetahui tentang dirinya sendiri dari
penyusutan bobot kakao akibat proses sisi kemampuan, pengetahuan, keterampilan,
penjemuran. jaringan, dan lainnya yang dimilikinya.
Namun, dalam sistem penanaman dan
panen kakao, masyarakat sungai langka Dalam bidang ekonomi kakao
melakukannya dilahan masing-masing yang memberikan pengaruh berupa peluang usaha
terletak di kaki gunung betung. Selain itu, pertanian hal ini di dukung dengan adanya
masyarakat sungai langka menjalin hubungan partisipasi pemerintah yang bekerjasama
kerja sama dengan instansi perseroan. dengan masyarakat sungai langka yakni
Walaupun demikian posisi kokao penyaluran 20.000 batang bibit kakao
sebelumnya telah mengalami penurunan, hal berkualitas tepatnya pada bulan september
ini di sebabkan kurangnya perhatian dari 2021 oleh Dinas Pertanian,
pemerintah akan bibit-bibit kakao yang diberi Usaha tani kakao yang dilakukan oleh
kepada masyarakat untuk ditanam, selain itu petani di Desa Sungai Langka tidak selalu
adanya penyelewengan dana juga menjadi

Volume
6
KAJIAN SOSIAL EKONOMI PETANI KAKAO KOMODITAS ANDALAN SEJAK ERA
KOLONIAL DI KABUPATEN PESAWARAN

Mia Nurlita, Imroah Laina Mukti Kusuma, Murniyati


Nur Indah Lestari

memberikan banyak keuntungan, dari hasil informasi harga yang diketahui oleh petani.
pengamatan di lapangan, tanaman kakao Informasi harga pasar yang berlaku diperoleh
mudah terserang hama dan penyakit yang dari pedagang besar yang melakukan
merugikan para petani, karena mampu penjualan kakao pabrik. Hasil penelitian ini
menurunkan hasil produksi. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Rizal, Ali, dan
berpengaruh terhadap kualitas biji kakao yang Suriaty (2017) tentang kelayakan ekonomi
dihasilkan dan juga harga jualnya. Selain itu, dan pemasarankakao di Kabupaten Lampung
penanganan pasca panen kakao juga sangat Selatan, yang menyatakan bahwa jumlah
mempengaruhi harga jual kakao. Panen buah petani kakao secara keseluruhan lebih banyak
kakao tebagi mejadi dua, yaitu panen raya dan daripada jumlah pedagang
panen selang. Panen raya merupakan pengumpul,pedagang besar, dan eksportir, di
pemanenan kakao dalam jumlah besar dan mana semakin turun hirarki pemasaran, maka
puncaknya terjadi pada bulan April dan Mei, semakin sedikit jumlah lembaga
tetapi ada pula yang sampai pada bulan Juni. pemasarannya, sehingga struktur pasar yang
Selanjutnya panen raya kedua terjadi pada terbentuk adalah oligopsoni.Pembentukan
bulan Oktober dan November. harga di tingkat petani lebih banyak
Namun, saat ini, hanya terjadi satu ditetapkan oleh pembeli, yaitu pedagang
kali panen raya. Hal ini dipengaruhi oleh pengumpul, tengkulak, dan pedagang besar,
berbagai faktor, salah satunya adalah cuaca. meskipun dalam prosesnya kegiatan tawar-
Kegiatan pascapanen yang dilakukan oleh menawar juga dilakukan. Informasi mengenai
petani meliputi pemecahan kulit buah kakao harga pasar diperoleh oleh petani dari
danpenjemurah biji kakao. Penjemuran biji pedagang pengumpul, tengkulak, dan
kakao dilakukan dengan mengandalkan panas pedagang besar.
dari sinarmatahari. Penjemuran kakao Walaupun begitu dalam beberapa
dilakukan oleh petani di halaman rumahnya tahun belakangan ini kakao di desa Sungai
masing masing, menggunakan alas jemur Langka mengalami penurunan hal ini tak
berupa plastik terpal atau dengan lantai terlepas dari kondisi covid 19 yang mana
semen. Lamanya proses penjemuran yang pada saat itu tidak ada yang membeli hasil
dilakukan oleh petani berbeda-beda.Dalam panen dikarenakan kondisi lockdown.
memenuhi kebutuhan ekonomi, masyarakat Namun tak lama kemudian Kondisi
sekitar mengandalkan hasil dari kebun kakao covid yang sudah berlangsung sekitar 2 tahun
yang kemudian mereka yang jual. Kegiatan ternyata juga memberikan dampak positif
jual beli kakao di Desa sungai langka tidak kepada masyarakat sungai langka. Hal ini di
bisa dipisahkan dengan keberadaan tengkulak. tunjukkan dengan adanya sosialisasi
Tengkulak merupakan pihak yang membeli mengenai cara budidaya kakao yang baik
hasil panen kakao dari petani. Keterlibatan yang terus dilakukan pemerintah setempat.
tengkulak memiliki peran penting yang Tentunya hal ini berdampak pada hasil
menyebabkan petani memiliki pertaian.
ketergantungan. Ketergantungan tersebut
ditmbulkan oleh adanya hubungan social yang Dalam Penjualannya biasanya kakao
bersifat solidaritas dan bersimbiosis sehingga di salurkan kepada distributor dan di jual
petani tidak dapat keluar dari ikatan tersebut. dalam hitungan kg. Dalam data terbaru
Disamping itu, tengkulak juga memainkan menurut bapak Dwi Antoro ( ketua kelompok
peran dengan membentuk jaringan dengan tani sungai langka ) harga harga jual kakao
berbagai pihak mulai dari petani hingga dalam kondisi jemur setengah hari memiliki
tengkulak kecil. Proses pembentukan harga harga jual 10. 000/ kg. Dan dalam 1 kg
kakao di desa sungai langka dilakukan dengan biasanya berisi 10 buah kakao. Menurut
cara tawar-menawar antara pedagang dengan perhitungan nya hal ini masih sangat
pembeli, namun posisi petani cenderung menguntungkan untuk masyarakat sungai
menjadi penerima harga, karena kurangnya langka. Implikasi ini tentunya membuat

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan SejarahVolume


5 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

masyarakat menjadi lebih semangat untuk


melestarikan tumbuhan kakao tersebut
tentunya peristiwa ini juga akan menjamin DAFTAR PUSTAKA
kelangsungan ekonomi seperti masyarakat
petani yang membudidayakan kakao. . Gunawan, 2013. Metode kualitatif.
Berdasarkan hasil survey peneliti Universitas Negeri Malang. Hlm 1-
menunjukan bahwa sebanyak 21 warga desa 27.
Sungai Langka Setuju (70%) dan warganya https://www.academia.edu/42012406/
kurang setuju (30%) bahwa kakao di desa METODE_PENELITIAN_KUALIT
Sungai Langka menjadi komoditas utama dan ATIF?f rom=cover_page
andalan serta menghasilkan keuntungan yang Hermawan, A. R. (2019). Pemberdayaan
besar. Maka dari hasil tersebut dapat Masyarakat Berbasis Ekonomi Kreatif
disimpulkan bahwa masyarakat setuju jika Meningkatkan Dalam Kemandirian
kakao menjadi komoditas utama dan andalan Ekonomi Di Desa Sungai Langka
di desa Sungai Langka. Hal ini ditunjukan Kecamatan Gedongtataan Kabupaten
dengan hasil wawancara dengan bapak Dwi Pesawaran (Doctoral dissertation,
Antoro (Ketua kelompok Tani Desa Sungai UIN Raden Intan Lampung).
Langka, Pesawaran pada 21 Oktober 2021),
ABDUL, H. (2021). Partisipasi Masyarakat
yang menyatakan bahwa masyarakat bisa
Dalam Pengembangan Desa
mampu memberikan pendidikan kepada anak-
Agrowisata Di Desa Sungai Langka
anaknya khusus di perguruan tinggi dari hasil
Kecamatan Gedong Tataan Pesawaran
menanam kakao ini.
(Doctoral dissertation, UIN Raden
Intan Lampung).
ROHANI, R. (2021). Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Potensi Lokal Di
Simpulan Desa Sungai Langka Kecamatan
Gedong Tataan Pesawaran (Doctoral
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Desa dissertation, UNIVERSITAS ISLAM
sungai langka sendiri merupakan pedesan NEGERI RADEN INTAN
yang bersifat agraris dan kaya akan hasil LAMPUNG).
pertanian dengan mata pencarian sebagai
penduduknya adalah berpetani dan berkebun Angreni, S. Dkk. 2017. Ketersediaan Dan
hasil utamanya kakao dan palawija. Kakao di Pemanfaatan Media Komponen
desa Sungai Langka pernah mencapai Instrumen Terpadu (Kit) Ipa Di Sd
kemajuan pada zamannya, hal ini membuat Negeri Kecamatan Nanggalo Kota
masyarakat dan pemerintahan turut aktif Padang. Jurnal Pendidikan Dasar
dalam mengambil peran di desa Sungai Nusantara. 2 (2) : 234.
Langka demi kemajuan kakao di Desa Sungai Ernita, D. Dkk. 2013. Analisis Pertumbuhan
Langka tersebut. Upaya masyarakat dan Ekonomi, Investasi, Dan Konsumsi di
pemerintah dalam kakao ini sangat luar biasa Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi.
sehingga mejadikan kakao di desa Sungai 1(2) : 176.
Langka pernah menjadi kakao di kabupaten
Pesawaran pada masanya. Namun, beberapa Hasanah, H.2016. Teknik-Teknik Observasi.
tahun terakhir kakao mengalami penurunan di Jurnal at-Taqad dum. 8 (1) : 26
desa Sungai Langka. Hal tersebut disebabkan Khatibah.2011. Penelitian Kepustakaan.
karena upaya masyarakat dan pemerintah Jurnal Iqra. 5 (1) : 37
yang kurang dalam budidaya kakao ini.
Kemudian hal tersebut menjadikan petani Listiyati, D. Dkk.2014. Penguatan
mengganti tanaman kakao ini ke tanaman Kelembagaan untuk Peningkatan
yang lain, seperti lada, pisang dan kopi. Posisi Tawar Petani dalam Sistem
(wawancara Antoro,2021)

Volume
6
KAJIAN SOSIAL EKONOMI PETANI KAKAO KOMODITAS ANDALAN SEJAK ERA
KOLONIAL DI KABUPATEN PESAWARAN

Mia Nurlita, Imroah Laina Mukti Kusuma, Murniyati


Nur Indah Lestari

Pemasaran Kakao. Jurnal Tanaman Purnomo, B.H. 2011. Metode Dan Teknik
Industri dan Penyegar. 6 (1) : 3. Pengumpulan Data Dalam Penelitian
Tindakan Kelas. Jurnal
Mertade, N. Dkk. 2011. Pengaruh Diameter
Pengembangan Pendidikan. 8 (1) :
Pangkal Tangkai Daun Pada Entres
254.
Terhadap Pertumbuhan Tunas Kakao.
Litbang. IV(1) : 01 – 07. Putri, R.E. Dkk. 2018. Analisis Perbedaan
Kinerja Petani Kakao Mitra Dan Non
Miles, Huberman, & Saldana. 2014.
Mitra Dengan Pt Olam. JIIA. 6 (1) :
Qualitative Data Analysis: A Methods
Hal 79.
Sourcebook. Sage Publication.
Arizona State University. Syafutra, W.2016. Implementasi Kebijakan
Nugroho Notosusanto Dalam
Okpratiwi, S. Dkk. 2018. Analisis Pendapatan
Pengajaran Sejarah Di Sma (1983-
Dan Tingkat Kemiskinan Rumah
1985). Jurnal UNY. 12 (1) : 59.
Tangga Petani Kakao Di Kecamatan
Gedong Tataan Kabupaten Wawancara dengan Bapak Anto. 41 Tahun.
Pesawaran. Sebagai Ketua Kelompok Tani Desa
Sungai Langka. 21 Oktober 2021.
JIIA. 6 (1) : 9. Parimin dan Putra, M.U.M .
Web Kabupaten Pesawaran 2018.
2018. Perekonomian Indonesia Dalam
Biografi Kabupaten Pesawaran.
Era Globalis. Jurnal Wira Ekonomi
URL :
Mikroskil. 8 (1) : 2.
http://www.Pesawarankab.go.id.
Diakses tanggal 30 Oktober 2019

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan SejarahVolume

Anda mungkin juga menyukai