Jurnal Mia, Imroah, Murniyati Terbaruuuuu
Jurnal Mia, Imroah, Murniyati Terbaruuuuu
Abstract- The Indonesian people make a living as farmers. This thing can not be separated from
the historiography of the archipelago in the past. One of them is the colonial event carried out by
the Dutch. One of the Dutch influences that is still felt today is the cultivation of crops or
agricultural commodities. Cocoa is an agricultural commodity whose price is relatively stable
compared to other commodities. One of the areas that has the largest cocoa producer is the
Pesawaran area. Precisely in the village of Sungai Langka. This study aims to provide a study of
the social conditions of the Sungai Rare village community and the economic conditions. The
results of this study explain that the cocoa commodity in Sungai Langka, Pesawaran Regency was
originally a commodity brought by farmers since the colonial era and became a leading
commodity at that time. The plant recognition sytem is carried out from generation to generation.
Volume
6
KAJIAN SOSIAL EKONOMI PETANI KAKAO KOMODITAS ANDALAN SEJAK ERA
KOLONIAL DI KABUPATEN PESAWARAN
yang membawa kemajuan desa Sungai PTP.VII Nusantara Berulu. Dalam hal
Langka. (Wawancara Antoro,2021). kepemimpinan, pemerintah pedukuhan juga
Desa Sungai Langka awal mulanya terjadi penggantian Kamitua pada tahun 1967
berasal dari areal perkebunan asing (Belanda) dari Bapak S. Sadikin kepada Bapak M.
yang dibumihanguskan oleh bala tentara Hasyim.
pendudukan Jepang pada tahun 1945. Dengan perkembangan yang pesat di
Kemudian Pada Tahun 1945 tanah bekas pedukuhan Sungai Langka pada waktu itu
perkebunan itu dikelola kembali dan bertindak Dengan perkembangan yang pesat di
sebagai koordinatornya adalah Bapak pedukuhan Sungai Langka pada waktu itu
Sabichun dan kawan – kawan sampai dengan mendorong para tokoh dan pemuka
tahun 1950. (Abdul, H. 2021, p.3). masyarakat untuk mengajukan permohonan
Selanjutnya oleh bapak residen kepada pemerintah agar status Sungai Langka
Lampung yaitu Mr. Gele Harun ditempatkan dapat dipisahkan dari Desa Bernung sebagai
satu Kompi Coeps Tjandangan Nasional desa induknya menjadi desa definitif atas usul
(CTN) yang didatangkan dari Jawa Timur permohonan tersebut pada tahun 1972 telah di
Compi C dibawa Pimpinan Bapak Lettu adakan peninjauan oleh suatu tim dari
Suprapto, dan rombongan Compi C ini propinsi Lampung yang tergabung dalam
diberikan areal tanah perkebunan Sungai Dewan Land Use pada waktu itu. Setelah
Langka untuk dijadikan kegiatan/usaha yang melalui proses peninjauan dan penelitian pada
dipimpin langsung oleh Bapak Sadikin dan KI tahun 1975 resmilah Sungai Langka menjadi
C Lettu Suprapto yang meliputi kegiatan status desa pemekaran dari desa induk
usaha: Bernung dengan sebuah Kampung Susukan,
a. Perkebunan kopi dan karet hal ini tercantum dalam Surat Keputusan
Bupati Kepala Daerah Tingkat II Lampung
b. Pembuatan dam pengairan
Selatan Nomor 108/V/Des. Tanggal 15
(Dam C) di wilayah Linti
September 1975 dan ditujukan sebagai
c. Kolam pemandian pejabat kepala kampung Susukan adalah M.
d. Pembangunan perumahan Hasyim dengan surat Keputusan Bupati
untuk anggota Compi C. Kepala Daerah Tingkat II Lampung Selatan
Dalam perkembangan selanjutnya Nomor : 109/Des/tanggal 15 September 1975.
pada tanggal 3 Mei 1954 berdasarkan Desa Sungai Langka memiliki
Keputusan Presiden RI seluruh CTN tersebut delapan wilayah pedusunan yang meliputi
dikembalikan pada masyarakat. Sehubungan Dusun Sula IA,I B, II A, IIB, III A, III B, IV
dengan ini maka seluruh penduduk yang A dan IV B. Kemudian dengan Surat
berada di areal Sungai Langka digabungkan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II
kepad a Pemerintah Desa Bernung dengan Lampung Selatan Nomor : 46/V/Des tanggal
status pedukuhan yang dipimpin oleh seorang 2 Agustus 1976 jabatan kepala kampung
Kamitua, yang dijabat oleh Bapak Sadikin. Susukan atas nama Bapak M. Hasyim diganti
Dengan dibubarkannya CTN dan oleh Bapak S. Hadi Utomo dengan sebutan
seluruh anggotanya dikembalikan pada Pejabat Kepala Desa Sungai Langka sampai
masyarakat, tanah bekas perkebunan tersebut denga tahun 1980. Untuk pertama kali pada
diusahakan oleh masing–masing penduduk tahun 1980 Desa Sungai Langka
ternyata perkembangan penduduk semakin melaksanakan pemilihan kepala desa yang
pesat sekali hal ini terlihat dari semakin pada waktu itu terpilih menjadi kepala desa
terlihatnya meningkatnya taraf hidup adalah Bapak Sujono yang kemudian
masyarakat dan perkembangan usaha ditetapkan dengan surat keputusan Bupati
pertanian yang tidak hanya tergantung pada Kepala Daerah Tingkat II Lampung Selatan
hasil perkebunan saja. (Rohani, R. 2021, p.3). Nomor : OP. 410/435/Des/1980. Masa
Pada tanggal 4 Januari 1963 pengelolaan kepemimpinan Bapak Sujono hanya sampai
areal perkebunan yang dipimpin Bapak tahun 1986, karena pada tanggal 5 April 1986
Sabichun diserahkan dan digabungkan kepada Bapak Sujono. meninggal dunia dan untuk
Volume
6
KAJIAN SOSIAL EKONOMI PETANI KAKAO KOMODITAS ANDALAN SEJAK ERA
KOLONIAL DI KABUPATEN PESAWARAN
mengisi kekosongan jabatan kepala desa ada di Provinsi Lampung didominasi oleh
tersebut diangkatlah sebagai pejabat perkebunan rakyat. Berdasarkan data dari
sementara adalah Bapak Imam Sujono sesuai Dinas Perkebunan Provinsi Lampung (2016),
dengan surat keputusan bupati kepala daerah jumlah petani perkebunan rakyat untuk semua
Tingkat II Lampung Selatan Nomor : jenis komoditas perkebunan yang ada di
OP,410/44/Des/1986. tanggal 28 Agustus Provinsi Lampung adalah sebanyak 877.056
1986. orang kepala keluarga. Sebanyak 10,25 persen
Untuk mengisi kekosongan dalam dari total petani pekebun tersebut adalah
jabatan kepala desa maka pada tanggal 9 petani kakao. Jumlah keseluruhan petani
Desember 1987 telah diadakan pemilihan kakao perkebunan rakyat di Provinsi
kepala desa yang dimenangkan oleh Bapak Lampung mencapai 116.259 orang kepala
Sukijo Hadi dengan surat keputusan bupati keluarga ( Anggraeni, dkk. 2018 : 249 ).
kepala daerah Tingkat II Lampung Selatan
Nomor : 104/PEMDES/HK-LS/1987 dan Perkebunan kakao di Provinsi
dilantik pada tanggal 28 April 1988. Lampung tersebar di seluruh kabupaten salah
satunya yaitu kabupaten pesawaran.
Dalam prosesnya salah satu faktor Masuknya kakao di pesawaran telah
yang mendorong kemajuan sungai langka diprediksi mulai sekitar abad ke-20 peristiwa
adalah kemajuan sosial ekonomi masyarakat ini tidak dapat dipisahkan oleh adanya
melalui tanaman kakao yang memiliki kolonialisasi yang dilakukan oleh Belanda.
keidentikan sebagai ikon turun temurun Menurut bapak Dwi Antoro (Ketua kelompok
masyarakat sungai langka. Tani Desa Sungai Langka, Pesawaran pada 21
Oktober 2021) menyatakan bahwa kakao
Kakao merupakan salah satu menjadi salah satu komoditas yang membawa
komoditas perkebunan unggulan Indonesia. kemajuan desa Sungai Langka. Secara
Kakao hasil produksi Indonesia tidak hanya prespektif dan tidak langsung kakao telah
digunakan untuk mencukupi kebutuhan dalam membantu keberlangsungan hidup sosial
negeri namun juga untuk memenuhi ekonomi masyarakat sungai langka.
kebutuhan kakao dunia. Menurut Pusat Data
dan Sistem Informasi Pertanian (2016),
Indonesia merupakan eksportir biji kakao 1. Bidang Sosial
terbesar ke-tiga di dunia setelah Pantai Bidang sosial memiliki keterkaitan
Gading, dan Ghana, serta merupakan negara makna dengan konsep sosial. konsep sosial
nomor satu pengekspor biji kakao terbesar di adalah konsep keseharian yang digunakan
wilayah Asia Tenggara. untuk menunjuk sesuatu dan yang dipahami
secara umum dalam masyarakat. Masyarakat
Provinsi Lampung merupakan salah terdiri dari individu-individu yang juga
satu sentra produksi kakao di Indonesia. berinteraksi satu sama lain, dengan sendirinya
Menurut Dinas Pekebunan Provinsi Lampung terjadilah perubahan terhadap masyarakat
(2016) jenis kepemilikan lahan perkebunan pula. Karena itu, proses sosial dapat pula
kakao yang ada di Provinsi Lampung terdiri didefinisikan sebagai perubahan-perubahan
dari perkebunan rakyat dan perkebunan besar dalam struktur masyarakat sebagai hasil dari
swasta. Luas perkebunan kakao rakyat komunikasi dan usaha pengaruh-
mencapai 94,89 persen dari total luas mempengaruhi para individu dalam
perkebunan kakao yang ada di Lampung kelompok. Di samping itu, karena individu
dengan sumbangan produksi kakao secara tidak sadar sambil menyesuaikan diri
perkebunan rakyat mencapai 94,38 persen dari juga mengubah secara tidak langsung
total produksi kakao di Lampung. Hal tersebut (bersama-sama dengan individu lain) dan
menunjukkan bahwa perkebunan kakao yang masyarakatnya, dapat dikatakan bahwa setiap
individu maupun kelompok mempunyai faktor penurunan hasil kakao di desa Sungai
peranan atau fungsi masyarakatnya. Langka selain itu ketidak jelihan petani dalam
Dalam bidang sosial masyarakat menanam perawatan juga menyebabkan
sungai langka menjalin pola interaksi secara turunnya kualitas kakao di desa tersebut.
kelompok hal ini terbukti dengan di Untuk itu kini para petani di desa Sungai
bentuknya komonitas kelompok Tani Langka telah beralih tanam dari kakao
Masyarakat sungai langka. Sistem pengenalan menjadi palawija. Walaupun begitu
tumbuhan di lakukan dengan sistem keturunan masyarakat di desa Sungai Langka masih
antar generasi. Petani kakao memiliki rata rata percaya bahwa kakao mampu
umur 40 – 60 tahun ( kepala keluarga )untuk mensejahterakan kehidupan sosial mereka.
memenuhi kebutuhan keluarga petani kakao
memiliki pekerjaan lainatau pekerjaan 2. Kondisi Ekonomi
sampingan seperti usaha ternak baik kambing
maupun sapi, berdagang buruh tani, dan non- Konteks ekonomi yang merupkan
tani. Mayoritas petani kakao di desa sungai suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan
langka lebih memilih untuk menjual kakao pelaksanaannya yang berhubungan
kepada pedagang pengumpul atau tengkulak, pengalokasian sumber daya masyarakat
meskipun di daerahnya terdapat unit (rumahtangga dan pembisnis/ perusahaan)
pembelian kakao skala besar yang yang terbatas di antara berbagai anggotanya,
menawarkan harga beli jauh lebih tinggi. Hal dengan mempertimbangkan kemampuan,
ini disebabkan oleh adanya kriteria yang usaha, dan keinginan masing-masing. Jadi,
ditetapkan pedagang besar dalam pembelian kegiatan ekonomi merupakan gejala
kakao, yaitu kadar air kakao kurang dari bagaimana cara orang atau masyarakat
sepuluh persen, sedangkan untuk memperoleh memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap
kadar air kurang dari sepuluh persen petani barang dan jasa.
harus melakukan penjemuran kakao selama Titik tolak analisis ekonomi adalah
empat hari atau lebih. Penjemuran bertujuan individu. Utilitarianisme mengasumsikan
untuk mengurangi kadar air kakao, namun bahwa individu adalah makhluk yang rasional,
seiring dengan berkurangnya kadar air kakao, senantiasa menghitung dan membuat pilihan
maka bobot kakao juga akan semakin yang dapat memperbesar kesenangan pribadi
menurun. Hal inilah yang menyebabkan 84,91 atau keuntungan pribadi, dan mengurangi
persen petani melakukan penjemuran satu hari penderitaan atau menekan biaya. Untuk dapat
dan dua hari. Petani beranggapan bahwa bertahan hidup, setiap individu perlu bekerja.
keuntungan dari penjualan kakao yang Individu sendirilah yang lebih mengetahui
dijemur satu hari atau dua hari tidak jauh dibandingkan dengan orang lain, dia harus
berbeda dengan kakao yang dijemur empat bekerja apa. Hal ini dikarenakan individu
hari atau lebih, apabila memperhitungkan lebih mengetahui tentang dirinya sendiri dari
penyusutan bobot kakao akibat proses sisi kemampuan, pengetahuan, keterampilan,
penjemuran. jaringan, dan lainnya yang dimilikinya.
Namun, dalam sistem penanaman dan
panen kakao, masyarakat sungai langka Dalam bidang ekonomi kakao
melakukannya dilahan masing-masing yang memberikan pengaruh berupa peluang usaha
terletak di kaki gunung betung. Selain itu, pertanian hal ini di dukung dengan adanya
masyarakat sungai langka menjalin hubungan partisipasi pemerintah yang bekerjasama
kerja sama dengan instansi perseroan. dengan masyarakat sungai langka yakni
Walaupun demikian posisi kokao penyaluran 20.000 batang bibit kakao
sebelumnya telah mengalami penurunan, hal berkualitas tepatnya pada bulan september
ini di sebabkan kurangnya perhatian dari 2021 oleh Dinas Pertanian,
pemerintah akan bibit-bibit kakao yang diberi Usaha tani kakao yang dilakukan oleh
kepada masyarakat untuk ditanam, selain itu petani di Desa Sungai Langka tidak selalu
adanya penyelewengan dana juga menjadi
Volume
6
KAJIAN SOSIAL EKONOMI PETANI KAKAO KOMODITAS ANDALAN SEJAK ERA
KOLONIAL DI KABUPATEN PESAWARAN
memberikan banyak keuntungan, dari hasil informasi harga yang diketahui oleh petani.
pengamatan di lapangan, tanaman kakao Informasi harga pasar yang berlaku diperoleh
mudah terserang hama dan penyakit yang dari pedagang besar yang melakukan
merugikan para petani, karena mampu penjualan kakao pabrik. Hasil penelitian ini
menurunkan hasil produksi. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Rizal, Ali, dan
berpengaruh terhadap kualitas biji kakao yang Suriaty (2017) tentang kelayakan ekonomi
dihasilkan dan juga harga jualnya. Selain itu, dan pemasarankakao di Kabupaten Lampung
penanganan pasca panen kakao juga sangat Selatan, yang menyatakan bahwa jumlah
mempengaruhi harga jual kakao. Panen buah petani kakao secara keseluruhan lebih banyak
kakao tebagi mejadi dua, yaitu panen raya dan daripada jumlah pedagang
panen selang. Panen raya merupakan pengumpul,pedagang besar, dan eksportir, di
pemanenan kakao dalam jumlah besar dan mana semakin turun hirarki pemasaran, maka
puncaknya terjadi pada bulan April dan Mei, semakin sedikit jumlah lembaga
tetapi ada pula yang sampai pada bulan Juni. pemasarannya, sehingga struktur pasar yang
Selanjutnya panen raya kedua terjadi pada terbentuk adalah oligopsoni.Pembentukan
bulan Oktober dan November. harga di tingkat petani lebih banyak
Namun, saat ini, hanya terjadi satu ditetapkan oleh pembeli, yaitu pedagang
kali panen raya. Hal ini dipengaruhi oleh pengumpul, tengkulak, dan pedagang besar,
berbagai faktor, salah satunya adalah cuaca. meskipun dalam prosesnya kegiatan tawar-
Kegiatan pascapanen yang dilakukan oleh menawar juga dilakukan. Informasi mengenai
petani meliputi pemecahan kulit buah kakao harga pasar diperoleh oleh petani dari
danpenjemurah biji kakao. Penjemuran biji pedagang pengumpul, tengkulak, dan
kakao dilakukan dengan mengandalkan panas pedagang besar.
dari sinarmatahari. Penjemuran kakao Walaupun begitu dalam beberapa
dilakukan oleh petani di halaman rumahnya tahun belakangan ini kakao di desa Sungai
masing masing, menggunakan alas jemur Langka mengalami penurunan hal ini tak
berupa plastik terpal atau dengan lantai terlepas dari kondisi covid 19 yang mana
semen. Lamanya proses penjemuran yang pada saat itu tidak ada yang membeli hasil
dilakukan oleh petani berbeda-beda.Dalam panen dikarenakan kondisi lockdown.
memenuhi kebutuhan ekonomi, masyarakat Namun tak lama kemudian Kondisi
sekitar mengandalkan hasil dari kebun kakao covid yang sudah berlangsung sekitar 2 tahun
yang kemudian mereka yang jual. Kegiatan ternyata juga memberikan dampak positif
jual beli kakao di Desa sungai langka tidak kepada masyarakat sungai langka. Hal ini di
bisa dipisahkan dengan keberadaan tengkulak. tunjukkan dengan adanya sosialisasi
Tengkulak merupakan pihak yang membeli mengenai cara budidaya kakao yang baik
hasil panen kakao dari petani. Keterlibatan yang terus dilakukan pemerintah setempat.
tengkulak memiliki peran penting yang Tentunya hal ini berdampak pada hasil
menyebabkan petani memiliki pertaian.
ketergantungan. Ketergantungan tersebut
ditmbulkan oleh adanya hubungan social yang Dalam Penjualannya biasanya kakao
bersifat solidaritas dan bersimbiosis sehingga di salurkan kepada distributor dan di jual
petani tidak dapat keluar dari ikatan tersebut. dalam hitungan kg. Dalam data terbaru
Disamping itu, tengkulak juga memainkan menurut bapak Dwi Antoro ( ketua kelompok
peran dengan membentuk jaringan dengan tani sungai langka ) harga harga jual kakao
berbagai pihak mulai dari petani hingga dalam kondisi jemur setengah hari memiliki
tengkulak kecil. Proses pembentukan harga harga jual 10. 000/ kg. Dan dalam 1 kg
kakao di desa sungai langka dilakukan dengan biasanya berisi 10 buah kakao. Menurut
cara tawar-menawar antara pedagang dengan perhitungan nya hal ini masih sangat
pembeli, namun posisi petani cenderung menguntungkan untuk masyarakat sungai
menjadi penerima harga, karena kurangnya langka. Implikasi ini tentunya membuat
Volume
6
KAJIAN SOSIAL EKONOMI PETANI KAKAO KOMODITAS ANDALAN SEJAK ERA
KOLONIAL DI KABUPATEN PESAWARAN
Pemasaran Kakao. Jurnal Tanaman Purnomo, B.H. 2011. Metode Dan Teknik
Industri dan Penyegar. 6 (1) : 3. Pengumpulan Data Dalam Penelitian
Tindakan Kelas. Jurnal
Mertade, N. Dkk. 2011. Pengaruh Diameter
Pengembangan Pendidikan. 8 (1) :
Pangkal Tangkai Daun Pada Entres
254.
Terhadap Pertumbuhan Tunas Kakao.
Litbang. IV(1) : 01 – 07. Putri, R.E. Dkk. 2018. Analisis Perbedaan
Kinerja Petani Kakao Mitra Dan Non
Miles, Huberman, & Saldana. 2014.
Mitra Dengan Pt Olam. JIIA. 6 (1) :
Qualitative Data Analysis: A Methods
Hal 79.
Sourcebook. Sage Publication.
Arizona State University. Syafutra, W.2016. Implementasi Kebijakan
Nugroho Notosusanto Dalam
Okpratiwi, S. Dkk. 2018. Analisis Pendapatan
Pengajaran Sejarah Di Sma (1983-
Dan Tingkat Kemiskinan Rumah
1985). Jurnal UNY. 12 (1) : 59.
Tangga Petani Kakao Di Kecamatan
Gedong Tataan Kabupaten Wawancara dengan Bapak Anto. 41 Tahun.
Pesawaran. Sebagai Ketua Kelompok Tani Desa
Sungai Langka. 21 Oktober 2021.
JIIA. 6 (1) : 9. Parimin dan Putra, M.U.M .
Web Kabupaten Pesawaran 2018.
2018. Perekonomian Indonesia Dalam
Biografi Kabupaten Pesawaran.
Era Globalis. Jurnal Wira Ekonomi
URL :
Mikroskil. 8 (1) : 2.
http://www.Pesawarankab.go.id.
Diakses tanggal 30 Oktober 2019