Anda di halaman 1dari 12

BATOBO SEBAGAI SEBUAH SISTEM SOSIAL DALAM BERTANI PADI SAWAH

DI DESA PULAU MUNGKUR KECAMATAN GUNUNG TOAR KABUPATEN


KUANTAN SINGINGI

Aan Adiguna1, Jonyanis 2


Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Riau, Kampus
Bina Widya KM. 12,5, Simpang Baru,
Kec. Tampan, Kota Pekanbaru, Riau, Indonesia
Email :aan.adiguna4981@student.unri.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pulau Mungkur Kecamatan Gunung Toar Kabupaten
Kuantan Singingi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan tujuan dan tata cara
Batobo di Desa Pulau Mungkur Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi dan
Untuk mengetahui struktur organisasi dan sistem dalam aktivitas Batobo di Desa Pulau
Mungkur Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi. Subjek dan Informan
penelitian yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 7 orang, diantaranya 1 orang Informan
kunci yaitu dari Ninik mamak di Desa Pulau Mungkur dan 6 orang subjek dari kelompok
Batobo Di Desa Pulau Mungkur Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode yang dipakai adalah
observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam. Pengecekan data-data dari berbagai
sumber dilakukan melalui triangulasi teknik sebagai upaya untuk meningkatkan pemahanman
peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Dari hasil penelitian yang dilakukan ini
menunjunjukan bahwa Tujuan dari Batobo adalah untuk mempercepat dalam mengerjakan
sawah dibandingkan dengan perorangan. Dalam Batobo di Desa Pulau Mungkur terdapat tata
cara kegiatan yang pertama adalah Malawe yaitu mencangkul sawah untuk yang pertama
kalinya, kemudian Mangamolan yaitu mencangkul untuk yang kedua kalinya, selanjutnya
malunyah yaitu menginjak-injak ladang yang tujuanya untuk menggemburkan dan
memudahkan proses penanaman padi, dan terakhir proses Panen padi. Dalam Batobo terdapat
Ninik mamak yang menentukan waktu turun keladang, ada Ketua Batobo yang mengatur
dalam kelompok, ada Seketaris Tobo dan juga Bendahara dalam kelompok Batobo.
Kata Kunci : Batobo, Sistem Sosial, Padi Sawah

PENDAHULUAN kebutuhan pokok. Pertanian merupakan


salah satu mata pencarian utama di
Indonesia dikenal sebagai Negara Indonesia, karena sebagian besar
agraris dengan sebagian besar masyarakat Indonesia bergerak di bidang
penduduknya bekerja pada bidang pertanian. Indonesia merupakan salah satu
pertanian. Indonesia merupakan negara negara berkembang dengan sektor
agraris yang memiliki lahan pertanian pertanian sebagai sumber mata
yang luas, sumber daya alam beraneka pencaharian dari mayoritas penduduknya
ragam dan berlimpah. Di negara agraris bermata pencaharian petani.
pertanian mempunyai peranan yang sangat
penting baik di sektor pemenuhan
Indonesia juga merupakan Negara bidang pembangunan. Hal ini tergantung
yang kaya dengan kebudayaan, tempat dan masyarakat masing-masing.
kebudayaan tersebut memiliki Seperti yang sudah kita ketahui bahwa
keanekaragaman yang tersebar sampai ke Gotong royong merupakan tradisi dan ciri
pelosok nusantara, kebudayaan tersebut khas Indonesia yang turun temurun yang
memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, terdapat dalam sila ke tiga yaitu persatuan
seperti kesenian daerah dan budaya yang Indonesia, sejak zaman dahulu. Kapan dan
merupakan kekayaan bangsa yang tidak bagaimana gotong royong itu diwarisi oleh
ternilai, yang memiliki nilai-nilai masyarakat Indonesia salah satunya daerah
tersendiri. Nilai tersebut merupakan Riau. Namun begitu, saat ini semangat
peningalan dari nenek moyang yang masih gotong royong sudah mulai pudar.
terjaga, sehingga budaya senantiasa Perubahan masyarakat ke yang lebih
tumbuh dan berkembang. individual yang membuat gotong royong
Gotong royong merupakan salah tidak lagi dibutuhkan. Perubahan sosial ini
satu kebiasaan yang sudah melekat dan disebabkan berbagai faktor bisa saja faktor
dimiliki sejak dulu oleh masyarakat mata pencaharian yang semakin beragam,
Indonesia dimanapun berada. Adapun perbedaan pandangan mengenai
pengertian gotong royong menurut pemanfaatan waktu serta jarak, dan ini
Koentjaraningrat (1974:56-61) menjadi menjadikan seseorang lebih
dua macam yakni suatu sifat tolong mengutamakan kepentingan pribadi,
menolong dalam suatu komunitas sedangkan jika ada kegiatan yang bersifat
berdasarkan keinginan spontan gotong royong akan diganti sistemnya
dikarenakan kuatnya perasaan saling dengan sistem upah. Sebenarnya sistem
membutuhkan antar sesama, dan tolong upah ini tidak termasuk dalam kegiatan
menolong dalam bentuk kerja bakti. gotong royong karena arti sesungguhnya
Biasanya yang disebut gotong royong gotong royong adalah saling membantu
dalam arti tolong menolong tersebut tanpa upah.
adalah hal-hal dilakukan dalam kehidupan Sifat gotong royong daerah Riau
sosial seperti dalam suatu upacara baik itu pada mulanya digerakkan oleh kebijakan
dalam kematian, perkawinan, maupun Ninik Mamak atau para penghulu di desa,
dibidang pertanian, sedangkan yang pada hakikatnya adalah membimbimg
dimaksud gotong royong dalam pengertian anak kemenakan, guna mencapai
kerjabakti adalah sutau tolong menolong persatuan dan kesatuan untuk kehidupan
dalam suatu proyek yang sumber dananya bermasyarakat. Di beberapa daerah di Riau
tidak dari dalam masyarakat, misalnya ada dikenal dengan gotong royong dalam
kerja bakti perbaikan jalan yang dananya bidang pertanian yang disebut dengan
dari pemerintah. Banyak sebutan yang Batobo. Demikian pandangan tradisional
berkembang di masing-masing tempat dari masyarakat daerah ini yang
yang berarti gotong royong. Bahkan di mencerminkan sifat gotong royong antara
beberapa daerah sebutan gotong royong sesamanya dengan pedoman sama tinggi
tersebut dibagi lagi menjadi istilah-istilah sama rendah .
yang lebih khusus sesuai bidang yang Masyarakat Kabupaten Kuantan
dilaksanakan. contonya gotong royong di Singingi sejak dahulu merupakan
bidang pertanian, berbeda sebutannya di masyarakat melayu hal itu telihat pada
kesenian atau kebudayaan yang terlihat masa panen hasil sawah atau ladang
dalam masyarakat. Daerah Kuantan dinamakan acara penutupan Batobo
Singingi merupakan satu kesatuan adatnya diadakan tradisi makan bersama dan do’a.
yang di bawah kesatuan adat beberapa Diramaikan dengan malam kesenian,
orang godang yang oleh pemerintahan seperti randai atau saluang dan kesenian
Hindia Belanda diakui keberadaannya. lainnya. Dalam hal ini bisa kita pahami
Pedoman pemutahiran adat yang disusun kegiatan Batobo yang ada di daerah Riau.
Badan Pemuka Adat Kuantang Singingi Batobo merupakan sebuah
(BPAKS) telah dibahas pada pertemuan- kelompok tani yang mengandung sistem
pertemuan dengan pemuka adat ditingkat Gotong-royong atau disebut Tobo. Dengan
orang godang, pemuka adat negeri, dan demikian tobo merupakan suatu organisasi
pemuka adat sukusuku (Suwardi, dkk: tani tradisional yang terdiri dari orang-
2006: 103). orang yang sebaya, terutama biasanya
Sistem pertanian masyarakat kalangan muda yang sebaya.Tapi ada juga
Melayu Kuantan dikenal dengan istilah kalangan dewasa dicampur dengan
Batobo. Batobo artinya dalam bahasa khas kalangan muda. Mereka mengerjakan
orang kuantan, asal kata dari Toboyang ladang para anggota dengan cara
artinya “rombongan”. Kata Batobo bergiliran.
digunakan pada kelompok atau rombongan Sistem Batobo sudah ada dalam
yang jumlahnya lebih dari 5 orang atau kehidupan masyarakat Kabupaten Kuantan
sebanyaknya 15 orang, terdiri dari orang Singingi, salah satunya di Desa Pulau
muda atau sebagiannya orang tua, dan juga Mungkur, Desa Pulau Mungkur
orang Batobo itu hanya terdiri dari muda- merupakan salah satu Desa yang berada di
mudi laki-laki dan perempuan. Kabupaten Kuantan Singingi, yang
Sebutan lain dari Batobo adalah sebagian penduduknya penduduknya
parari, yang berasal dari kata “perhari”, bergerak di bidang pertanian, untuk
yakni mereka bergotong royong melakukan aktivitas pertanian masyarakat
mengerjakan lahan pertanian hanya sehari Pulau Mungkur masih sering
bagi setiap ladang anggota dan dapat juga menggunakan gotong royong yang disebut
mereka mengambil upah pada lahan orang dengan Batobo, Batobo tersebut
lain yang bukan anggota Tobo. Hal ini merupakan suatu sistem Sosial, dalam
dilakukan untuk mencari dana persatuan sistem sosial tersebut terdapat Tuo Tobo
Tobo itu gunanya adalah untuk kebutuhan ( ketua dalam kelompok Batobo) Anak
individu dan biaya pada acara pembubaran Tobo ( anggota Batobo) dan Ninik Mamak
atau mamoti Tobo nantinya. (para penghulu di suatu masyarakat) ,
Batobo merupakan salah satu dalam hubungan-hubungan antar sistem
tradisi anak Negeri Melayu, merupakan tersebut menuju kepada selesainya sebuah
kumpulan muda-mudi dan dewasa untuk pekerjaan. Terkait dengan masalah
turun ke ladang atau sawah. Batobo salah tersebut peneliti tertarik melakukan
satu tradisi budaya sejak zaman dulu yang penelitian dengan judul Batobo Sebagai
ada didaerah Kuantan Singingi, biasanya Sebuah Sistem Sosial Dalam Bertani Padi
kegiatan dilakukan pada musim turun ke di Desa Pulau Mungkur Kecamatan
ladang atau sawah yang diiringi dengan Gunung Toar Kabupaten Kuantan
bunyi-bunyian oleh kesenian tradisi, dan
Singingi. Adapun tujuan dari penelitin ini mamak atau salah satu penghulu di
yaitu. kampung,Tokoh Masyarakat Desa Pulau
1. Untuk mengetahui tujuan dan tata Munkur. Berdasarkan kriteria dalam
cara Batobo di Desa Pulau penelitian ini terpilih informan Marpinis
Mungkur Kecamatan Gunung Toar merupakan key informan (Salah satu Ninik
Kabupaten Kuantan Singingi. mamak di Desa Pulau Mungkur), selain itu
2. Untuk mengetahui struktur juga terdapat Subjek penelitian Yusrika
organisasi dan sistem dalam (ketua kelompok Tobo), Deni Marlinis
aktivitas Batobo di Desa Pulau (Anggota Tobo), Tati Yunita (Ketua
Mungkur Kecamatan Gunung Toar kelompok Tobo), Siwit (Anggota Tobo),
Kabupaten Kuantan Singingi. Yusnida (ketua kelompok Tobo) dan Eli
Darwati (Anggota Kelompok Tobo). Hal
METODE PENELITIAN ini juga terdapat sumber data yaitu
Penelitian ini menggunakan metode menggunakan data primer adalah dimana
penelitian kualitatif, yang mana penelitian data yang diperoleh lansung oleh peneliti
yang dimaksud untuk memahami dengan melakukan yaitu wawancara
fenomena yang diteliti dengan cara mendalam dan observasi lansung oleh
deskriptif dalam bentuk kata-kata dan peneliti. Dan juga data sekunder yang
bahasa. Adapun tujuannya ialah untuk dimaksud disini ialah dimana data yang
menjelaskan sesuai dengan fenomena yang diperoleh oleh peneliti dengan cara tidak
dikaji. Adapun lokasi penelitian sistem lansung, dimana memperolehkan data
sosial Batobo ini yaitu di Desa Pulau tersebut melalui dari sumber lain seperti
Mungkur Kecamatan Gunung Toar profil desa dan dokumentasi lainnya yang
Kabupaten Kuantan Singingi. Selain itu berkaitan dengan penelitian yang
subjek dalam penelitian ini ialah Petani dilakukan. Selain itu adapun teknik
yang aktif dalam sistem Batobo yang pengumpulan data menggunaka Depth
memiliki kriteria dari penelitian ini terkait Interview (wawancara mendalam),
tradisi yang ada di Desa Pulau Mungkur observasi lapangan dan dokumentasi.
Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Dalam penelitian ini juga menggunakan
Kuantan Singingi. Pemilihan subjek dalam teknik triangulasi yaitu triangulasi sumber.
penelitian ini menggunakan teknik Selanjutnya teknik analisis data dalam
purposive sampling. Adapun kriteria penelitian ini menurut (Sugiyono, 2018)
infroman dalam penelitian ini yaitu: analisis data adalah proses mencari dan
a. Berdomisili didaerah yang menyusun secara sistematis data yang
diteliti oleh peneliti diperoleh dari hasil wawancara, catatan
b. Subjek tersebut tergolong lapangan dan dokumentasi, dengan cara
masyarakat yang aktif dalam menorganisasikan data dalam kategori,
tradisi Batobo . menjabarkan ke dalam unit-unit,
c. Subjek tersebut berumur di atas melakukan sintesa, menyusun ke dalam
35 tahun. pola, membuat kesimpulan sehingga
Sehingga dalam penelitian ini terdapat mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
6 orang subjek . Adapun yang menjadi key orang lain. Teknik analisis data dalam
informan (informan kunci) dalam penelitian ini yaitu terdiri dari reduksi
penelitian ini adalah salah satu Ninik
data, penyajian data dan penarikan lelaki umumnya hidup tidak menetap di
kesimpulan. kampung atau pergi merantau, sehingga
untuk kegiatan atau urusan pertanian
HASIL DAN PEMBAHASAN sepenuhnya dilaksanakan oleh kaum
Pengertian Batobo perempuan. Tobo jenis ini disebut dengan
Batobo merupakan sebuah tobo induak-induak atau tobo ibu-ibu.
organisasi atau kelompok tani yang Kedua, setelah anak-anak mereka
mengandung sistem Gotong royong atau tumbuh menjadi dewasa maka para
disebut Tobo. Batobo merupakan sistem pemuda mulai membantu mengelola lahan.
gotong royong dalam bidang pertanian Kemudian muncullah Tobo Bujang yang
yang bersifat giliran. Batobo salah satu beranggotakan laki-laki, baik yang belum
tradisi budaya masa lampau yang ada menikah maupun yang sudah menikah.
didaerah kuantan Singingi biasanya Ketiga, Batobo jenis campuran. Jenis ini
kegiatan dilakukan pada musim turun merupakan perkembangan yang lebih maju
kesawah atau ladang yang mempunyai ciri karena adanya Tobo Bujang Gadih atau
khas diiringi dengan bunyi-bunyian oleh tobo pemuda-pemudi yang anggotanya
kesenian tradisi, dan dalam Batobo pada terdiri dari lelaki dan perempuan, baik
saat selesai masa panen hasil sawah dan yang sudah menikah ataupun belum.
ladang ada serangkaian acara yang
dinamakan acara penutupan tobo, seperti Tujuan Batobo
diadakan tradisi makan besama dan doa.
Diramaikan degan malam kesenian, seperti Seperti diketahui system gotong
randai atau saluang. royong yang ada di daerah- daerah
Provinsi Riau seperti kabupaten Siak,
Kabupaten Kampar, Kabupaten Kuantan
Singingi, kebudayaannya yang terkenal
dengan kebudayaan melayu Riau.
Aktivitas kerja bakti ini sudah berlangsung
sejak nenek moyang sampai sekarang
dengan mengalami sedikit perubahan
pelaksanaan akibat kemajuan, cara
berfikir, kemajuan teknologi, dan
Gambar. Kegiatan Batobo
sebagainya.
Sumber : Olahan Data Penulis 2023
Pada zaman dahulu, sebelum
Ciri Khas Batobo datangnya penjajahan Belanda, Raja atau
Yang menjadikan ciri khas Batobo kepala desa dapat mengarahkan tenaga
Kuantan Singingi ialah dalam pelaksanaan rakyat desa untuk kepentingan rakyat itu
Batobo diiringi dengan bunyian alat musik sendiri seperti membersihkan jalan, parit,
tradisional yaitu disebut dengan Rarak. Di dll. Rakyat dengan ikhlas dan rela
Kuantan Singingi terdapat beberapa jenis melaksanakan perintah kepala desa atau
Batobo. Pertama, Batobo yang hanya raja, karena hasil pekerjaan kerja bakti itu
dilakukan oleh kaum perempuan. Ini dapat dinikmati oleh rakyat desa.
merupakan awal pertama Batobo dikenal
dalam masyarakat. Pada zaman itu, kaum Setelah penjajahan berakhir, kerja
bakti masih berlanjut, tenaga rakyat
dikerahkan untuk mengerjakan proyek mempercepat selesainya sebuah pekerjaan,
pemerintah colonial. Setelah Indonesia dalam Batobo terdapat Norma, jika dalam
merdeka kerja bakti itu berlangsung terus kelompok Batobo tersebut terdapat
untuk menerus untuk pembangunan anggota yang pemalas maka anggota
nasional. Dengan adanya bantuan desa, tersebut akan dikucilkan dalam kelompok
rakyat semakin bersemangat karena tersebut dan juga bisa dikeluarkan dari
mereka menyadari pekerjaan yang kelompok tersebut, dalam Batobo juga
dilaksanakan secara bersama-sama itu terdapat kedudukan peran, mulai dari
besar manfaatnya bagi rakyat pedesaan, Ninik mamak, ketua tobo, sekretaris tobo.
disamping untuk mempererat rasa Bendahara tobo dan anggota itu
persaudaraan diatara sesama warga desa. mempunyai tanggung jawab dan
kewajiban, dalam batobo terdapat tingkat
Dengan latar belakang sejarah yang
atau pangkat yaitu dalam batobo Ninik
diuraikan diatas maka tidakalah
mamak, ketua tobo, sekretaris tobo.
mengherankan bahwa penduduk yang
Bendahara tobo dan anggota, dan dalam
berada di daerah kabupaten Kuantan
Batobo juga terdapat tekanan ketegangan
Singingi gesit dibidang pertanian dan mata
seperti perbedaan pendapat dan lain
pencaharian hidup dalam memenuhi
sebagainya.
kebutuhan sehari-hari. Mereka terkenal
Tata Cara Batobo
suka berdagang dan bercocok tanam
Batobo merupakan salah satu bentuk
kerena daerahnya yang subur. Batobo
dari sistem ikatan kekerabatan yang
merupakan suatu sistem gotong royong
sampai saat ini masih dibudayakan oleh
yang dilaksanakan bertujuan untuk
masyarakat Kuantan Singingi, khususnya
meringankan pengerjaan ladang agar bisa
di Kecamatan Gunung Toar. dengan sistem
selesai lebih cepat bila dibandingkan
Batobo para petani tidak perlu
dengan dikerjakan peorangan dan ladang
mengeluarkan biaya untuk para pekerja
yang semak kadang mempunyai musuh
tetapi cukup dengan menyediakan
seperti ular dan lainnya, bila dikerjakan
dengan bergotong royong akan dapat makanan dan minuman bagi para petani
yang bekerja di lahan mereka. Hal tersebut
mengilangkan rasa takut.
masih dilakukan oleh masyarakat petani di
Menurut Talcott Persons dalam sistem Desa Pulau Mungkur, tentu saja hal
sosial terdapat unsur keyakinan, perasaan, tersebut mempunyai tata cara dalam
tujuan, Norma, kedudukan peran, tingkat prosesnya agar tujuan yang inginkan
atau pangkat, kekuasaan atau pengaruh, petani bisa tercapai, seperti mencangkul,
sanksi, sarana atau fasilitas, dan tekanan menanam, memanen dan lain sebagainya.
ketegangan. dalam Batobo juga terdapat Proses Pelaksanaan Batobo
unsur tersebut, dalam Batobo terdapat Sistem pertanian masyarakat
keyakinan terhadap Ninik mamak yang melayu Kuantan dikenal dengan istilah
menentukan hari yang terbaik untuk awal Batobo. asal kata dari tobo yang
mulai turun kesawah, dalam Batobo artinya“rombongan”. Kata Batobo
terdapat perasaan untuk saling membantu digunakan atau dipakai pada kelompok
dalam kelompok Batobo tersebut, dalam atau rombongan yang jumlahnya lebih dari
Batobo terdapat tujuan yaitu bersama-sama 5 orang atau sebanyaknya 15 orang, terdiri
mengerjakan sawah dengan tujuan untuk dari orang muda atau sebagiannya orang
tua, dan ada juga di buat orang Batobo itu Tobo berfungsi sebagai pemimpin yang
terdiri dari muda-mudi, berapa jumlah bertanggung jawab dalam kelompok Tobo,
perempuan begitu pula jumlah laki-laki sekretaris dan bendahara sebagai orang
atau lebuh kurang sedikit. yang dipercaya oleh kelompok Tobo,
Dengan Batobo petani tidak harus sekretaris berfungsi sebagai juru tulis yang
membayar upah menanam dan memanen. berhubungan dengan Tobo, sedangkan
Kalau diuangkan jumlahnya cukup besar bendahara berfungsi sebagai orang yang
juga. Manfaat lainnya tentunya menjaga dipecaya dalam memegang keuangan
nilai-nilai moral di tengah masyarakat, kelompok Tobo, dan semua anggota
khususnya generasi muda. Batobo menjalankan tugas untuk mencapai suatu
dilakukan pada setiap kali musim tanam tujuan. Jika dilihat berdasarkan teori
dan panen. Talcott Persons yang mengatakan bahwa
Struktur Organisasi Batobo Desa Pulau sistem sosial adalah interaksi antara dua
Mungkur atau lebih individu didalam suatu
Batobo merupakan salah satu lingkungan tertentu, dan dalam kelompok
bentuk sistem ikatan kekerabatan yang Batobo juga terjadi interaksi antara semua
mengandung nilai gotong royong. Batobo orang dalam struktur Batobo yang
ini muncul ketika para petani merasa tidak memiliki tujuan yang sama.
sanggup mengerjakan lahannya masing- Sistem Batobo
masing sendiri, hingga mereka Manusia sejak lahir sampai
mengadakan sistem tolong-menolong atau meninggal dunia membutuhkan bantuan
disebut dengan Batobo. Seiring berjalan atau kerjasama dengan orang lain.
waktu, para petani mengnggap cara Manusia dapat mencapai keberhasilan
tersebut dapat meringankan pekerjaan dalam hidupnya apabila ia hidup bersama-
mereka dalam mengelolah pertanian. sama dengan manusia lainnya dengan baik
Seiring berjalan waktu kelompok Batobo di dalam mayarakat. Hidup ini mempunyai
semakin banyak. Jumlah anggota Batobo saling ketergantungan. Oleh karena itu
setiap kelompok berbeda-beda. Pada demi kelangsungan dan kesejahteraan
dasarnya jumlah anggota Batobo tidak hidupnya, manusia perlu dan dapat bekerja
memiliki batasan. sama dalam masyarakat.
Dalam Batobo terdapat struktur Dalam perjalanan hidup sebagai mahluk
pengurus yaitu terdiri dari Ninik Mamak, sosial, terjadilah interaksi sosial yang
Ketua Tobo, Anak Tobo, Sekretaris dan mengakibatkan saling berhubungan dan
Bendahara. Setiap orang yang ada dalam saling ketergantungan satu sama lainnya.
kelompok Batobo mempunyai tugas Ketergantungan itu telah mengakibatkan
masing –masing untuk mencapai tujuan. saling membutuhkan dan terbentuklah
Ninik mamak berfungsi orang yang proses gotong royong. Pada masyarakat
menentukan kapan waktunya turun Desa Pulau Mungkur yang membuat
keladang untuk pertama kalinya sebelum sistem gotong royong dalam bidang
dicangkul oleh petani dan juga setelah pertanian (Batobo) dapat bertahan sampai
selesai panen akan ada acara mamoti sekarang adalah karena adanya hubungan-
Batobo yang akan di adakan acara Do’a hubungan keluarga dalam kelompok
yang akan dibacakan Ninik mamak. Ketua Batobo tersebut, dan juga dalam kelompok
Batobo tersebut terdapat hubungan dekat tokoh sosiologi dari Amerika yaitu Talcot
seperti pertemanan sehingga Batobo pada Parsons. Menurut (Ranjabar, 2007) Talcot
Masyarakat Desa Pulau Mungkur ini Parsons mengatakan bahwa sistem sosial
masih bertahan sampai sekarang. tersebut dapat berfungsi apa bila di penuhi
Berdasarkan teori Talcott Persons yang empat persyaratan fungsional yaitu:
mengatakan bahwa Sistem Sosial adalah a. Fungsi adaptasi, yaitu menunjuk
interaksi antara dua atau lebih individu di pada keharusan bagi sistem-sistem
dalam suatu lingkungan tertentu. Pada sosial untuk menghadapi
masyarakat Pulau Mungkur memiliki lingkungannya. Penyesuaian diri
sistem sosial dalam Batobo yang saling terhadap lingkungannya dalam
berhubungan untuk mencapai Tujuan menjalani suatu sistem yang mana
dalam kelompok. berinteraksi didalamnya untuk
Sistem Sosial mencapai tujuannya.
Sistem merupakan suatu kumpulan b. Fungsi mencapai tujuan, yaitu
yang di dalamnya terdapat komponen- merupakan persyaratan fungsional
komponen, unsur-unsur yang saling bahwa tindakan itu di arahkan pada
berinteraksi serta menjalankan fungsi dan tujuan-tujuannya (bersama sistem
tujuannya masing-masing. Begitupun sosial). kesepakatan yang
dalam kehidupan bermasyarakat, dalam dilakukan dalam suatu sistem untuk
kehidupan sosial tentunya adanya sistem mencapai tujuan apa yang akan
yang nantinya akan menjalan tujuan dan dicapai dimana tetap menggunakan
fungsi nya yang mana sub-sub sistem asas-asas norma yang digunakan
tersebut saling berinteraksi. Secara tidak dalam suatu sistem tersebut.
lansung karena sub-sub sistem ini saling c. Fungsional integrasi, yaitu
berinteraksi artinya sub-sub ini saling merupakan persyaratan yang
ketergantungan antara yang satu dengan berhubungan dengan interalasi
yang lain. Sistem adalah sekumpulan antara anggota dalam sistem sosial.
elemen yang saling terkait atau terpadu sistem sosial yang mana terdiri dari
yang dimaksudkan untuk mencapai suatu sub-sub, untuk mencapai suatu
tujuan (Durahman & Munir, 2019). tujuan harus adanya kesepakatan,
Selanjutnya terdapat 10 unsur dalam berlandaskan dengan norma yang
sistem sosial ialah sebagai berikut: ada sehingga dengan begitu maka
a. Keyakinan terciptanya suatu integrasi
b. Perasaan (sentimen) masyarakat. Misalnya saja jika
c. Tujuan suatu ada permasalahan maka
d. Norma sistem ini akan melakukan
e. Sanksi kesepakatan atau musyarawarah
f. Kedudukan peran dalam penyelesaian permasalahan
g. Tingkat atau pangkat tersebut.
h. Kekuasaan atau pengaruh d. Fungsi pemeliharaan pola-pola
i. Sarana atau fasilitas tersembunyi, konsep lantensi pada
j. Tekanan tegangan berhentinya interaksi akibat
Teori mengenai sistem sosial ini keletihan dan kejunuhan sehingga
pertama kali di perkenalkan oleh seorang tunduk pada sistem sosial lainnya
yang mungkin terlibat. Sistem Sumber : Dokumentasi lapangan 2023
sosial yang dijalani akan
mengalami interaksi yang secara Masyarakat Desa Pulau Mungkur
terus menurus, jika suatu interaksi memiliki sebuah tradisi gotong royong
tidak berjalan dengan baik maka dalam bertani yang mereka sebut dengan
sistem tersebut tidak akan berjalan Batobo, Batobo di Desa Pulau Mungkur
karena suatu tujuan tidak akan tersebut bertujuan untuk memudahkan dan
tercapai. mempercepat pekerjaan mereka dalam
Batobo di Desa Pulau Mungkur menggarap lahan pertanian (Padi Sawah),
Setiap masyarakat memiliki identik dan ladang yang semak kadang-kadang
tertentu yang mengambarkan dari mempunyai musuh seperti ular, penyengat
masyarkat itu tersebut. Selain itu setiap dan lain sebagainya, bila dikerjakan
masyarakat memiliki suatu sistem yang dengan Batobo akan dapat menghilangkan
mana berinteraksi satu sama lain yang rasa takut. Tradisi Batobo yang berada di
mempunyai suatu tujuan tertentu yang Desa Pulau Mungkur tersebut sudah ada
akan dicapai secara bersama. Salah satu sejak lama dan masih ada sampai
yang sering menjadi ciri khas tertentu dari sekarang.
masyarakat atau di daerah tertentu yaitu
kebudyaan atau tradisi dalam masyarakat Di Desa Pulau Mungkur terdapat 4
yang nantinya masyarakat tersebut identik kelompok Batobo yang terdapat 18 orang
dengan kebudayaan atau tradisi tersebut. jumlah dari keseluruhan anggota kelompok
Karena pada dasarnya kebudayaan atau tersebut, Pada masyarakat Pulau Mungkur
tradisi tidak bisa dilepaskan pada yang aktif dalam kegiatan Batobo ini
masyarakat. Setiap daerah memiliki merupakan kaum wanita, masyarakat yang
kebudayaan atau tradisi masing-masing aktif dalam Batobo tersebut mempunyai
masyarakat. Sehingga dapat dikatakan kelompok yang ada ketua dan anggotanya,
bahwa didalam kehidupan masyarakat pada kelompok Batobo terdapat ketua dan
memiliki kebudayaan atau tradisi yang anggota yang tetap dan bisa saja mendapat
berbeda-beda antara masyarakat yang satu anggota yang tidak tetap, seperti anggota
dengan yang lain, antara daerah tertetnu tambahan dari kelompok lain, hal tersebut
dengan daerah yang lainnya. Selain itu terjadi karena permintaan dari pemilik
kebudayaan atau tradisi merupakan suatu sawah, dengan alasan ingin mendapatkan
karya rasa dan cipta dari manusia atau hasil yang lebih cepat.
masyarakat serta dijalani oleh masyarakat PENUTUP
itu sendiri yang mana memiliki tujuan Kesimpulan
tertentu yang ingin dicapai. Berdasarkan hasil dari lapangan pada
saat penelitian yang penulis dapatkan
dengan wawancara dan pengamatan secara
langsung pada saat di lapangan yaitu
peneliti dan informan, salah satu Ninik
mamak Ketua Batobo dan anggota Batobo
sebagai subjek utama dalam penelitian ini
“Batobo Sebagai Sebuah Sistem Sosial
Gambar 4.1 Batobo dalam Bertani Padi Sawah di Desa Pulau
Mungkur Kecamatan Gunung Toar lahan yang membutuhkan jasa dari
Kabupaten Kuansing Singingi”. Maka kelompok Batobo tersebut bisa
penulis menarik kesimpulan pada mendatangi ketua Batobo untuk
penelitian ini yakni adalah sebagai berikut: kesepakatan lebih lanjut.
3. Di Desa Pulau Mungkur yang
1. Masyarakat Desa Pulau Mungkur biasanya dilakukan oleh Kelompok
memiliki sebuah tradisi Gotong Batobo adalah yang pertama
royong dalam bertani, yang disebut kegiatan malaweh yaitu ketika para
dengan Batobo, Sistem Batobo petani mencangkul lahan untuk
bertujuan untuk mempermudah pertama kali. Kemudian
pekerjaan dibidang pertanian, dilanjutkan dengan mangamolan
seperti mencangkul, menanam padi tanah atau mencangkul lahan untuk
dan panen padi agar lebih cepat kedua kalinya. Lalu diteruskan
selesai dibandingkan dengan dengan malunyah atau menginjak-
dikerjakan perorangan. Batobo juga injak lahan dengan kaki, dimana
bertujuan untuk ladang yang semak kegiatan ini khusus untuk sawah.
kadang-kadang mempunyai musuh Setelah itu mananam bonia atau
seperti penyengat, ular dan lain menanam benih. Dan terakhir
sebagainya. Bila dikerjakan dengan kegiatan manuai atau memanen,
bergotong royong akan dapat memanen adalah tahap terakhir dari
menghilangkan rasa takut. kegiatan Batobo.
2. Pada Masyarakat Pulau Mungkur 4. Dalam Batobo di Desa Pulau
ada Batobo yang sistem giliran dan Mungkur terdapat struktur
ada yang sistem upah, sistem organisasinya yaitu dalam Batobo
giliran terjadi apabilah lahan yang terdapat Ninik Mamak, Ketua
digarap tersebut milik anggota Tobo, Anak Tobo(anggota),
Batobo, Masyarakat Pulau Sekretaris, dan Bendahara yang
Mungkur menyebut hal tersebut saling berhubungan dan memiliki
dengan Parari (perhari), yang fungsinya masing-masing.
mana anggota Batobo akan Saran
bergantian mengerjakan lahan Berdasarkan dari hasil penelitian dan
anggota lainnya dan tidak di upah, pembahasan oleh peneliti terkait hal yang
cukup dengan membuatkan dikaji, maka peneliti memberikan beberapa
makanan untuk anggota Batobo saran. Mengenai hal ini diharapkan
tersebut. sedangkan sistem upah nantinya bisa memberikan saran yang tepat
terjadi apabila yang mempunyai bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.
lahan bukan merupakan anggota Ada pun saran oleh peneliti yaitu sebagai
dari kelompok Batobo tersebut, berikut:
yang mana jasa dari kelompok
Batobo tersebut kan dibayar 1. Untuk Masyarakat Desa Pulau
dengan uang yang telah ditetapkan Mungkur agar dapat memelihara
oleh kelompok Batobo tersebut, dan mempertahankan budaya
yang pembayarannya bisa dicicil Batobo ini dengan baik, karena
dalam jangka satu tahun. Pemilik Batobo ini sangat membantu petani
yang tidak sanggup mengerjakan Menggunakan Metode Garis
lahannya sendiri. Selain itu Batobo Lurus. Jurnal Teknik Informatika,
juga mengandung nilai 7(1), 1-6
Hamidy UU. 2000. “Masyarakat Adat
kebersamaan yang tinggi.
Kuantan Singingi”. Pekanbaru:
2. Untuk Masyarakat Desa Pulau UIR Press
Mungkur agar dapat memelihara Hamidy UU. 1995.” Kamus Antropologi
budaya Batobo ini dengan baik, Dialek Melayu Rantau Kuantan
karena nilai yang terkandung dalam Riau”. Pekanbaru: Unri Press
Batobo mencerminkan hidup rukun Hamidy UU. 1985. “ Masyarakat dan
antar sesama manusia. Kebudayaan Melayu Rantau
Kuantan”. Pekanbaru: Bilik
3. Menumbuhkan kembali semangat
Kreativitas press.
gotong royong melalui Batobo 2005. “Pengantar Antropologi”. Jakarta:
seperti waktu terdahulu. Agar rasa Rineka Cipta
kebersaman dan solodaritas kerja Hasbullah, Jousari, 2006. Social Capital
diantara sesama masyarakat dapat (Menuju Keunggulan Budaya
terwujud. Manusia Indonesia).
4. Untuk mempertahankan keutuhan Jakarta :United Pres.
Koentjaraningrat. 1993. Kebudayaan,
sistem Batobo ini hendaknya
Mentalitas dan Pembangunan.
disarankan kepada semua anggota Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Tobo supaya jangan melanggar Koentjaraningrat. 2005. Pengantar
aturan-aturan yang ditetapkan Antropologi. Jakarta : Rineka
bersama-sama. Cipta.
DAFTAR PUSTAKA Lawang, Robert MZ. 2004. Kapital Sosial
Apriadi, Nasri. 2009. “Sistim Sosial dalam Perspektif Sosiologi: suatu
Batobo (Studi Kasus Pada pengantar. Depok:FISIP UI Press.
Kelompok Batobo Bapak Mudari Martono. 2012. Sosiologi perubahan
Di Desa Gunung Kecematan sosial:perspektif, modern,
Gunung Toar Kabupaten Kuantan postmodern, dan MR
Singing)” Skripsi Jurusan Sosiologi Koentjaraningrat. poskolinial.
FISIPOL-UNRI PEKAN BARU Jakarta rajawali pers
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Nasikun. 2010. Sistem Sosial Indonesia.
penelitian suatu pendekatan Rajawali pers.
praktek. Jakarta : Rineka Cipta Putman, Robert. 1993. The Prosperous
Bahreint Sugihen. 1997. Sosiologi Community-Social Capital and
Pedesaan (Suatu Pengantar). Public Life. American.
Jakarta: PT. Raya Grafindo Putri. 2008. Perubahan Sosial Masyarakat
Persada. Logas (Studi Tentang Perubahan
Coleman, James S. 1988. Modal Sosial Pola Perilaku Sosial dan Sistem
Dalam Penciptaan Sumber Daya Interaksi Sosial). Skripsi Jurusan
Manusia. American Journal of Sosiologi FISIPOL-UNRI.
Sociology, tambahan : Organisasi Pekanbaru.
dan Institusi : Pendekatan Rahmita. 2008 Tradisi pembuatan jalur di
Sosiologis dan Ekonomi terhadap taluk kuantan kecamatan kuantan
Analisis Struktur Sosial. tengah kabupaten kuantan singing.
Durahman, N., & Munir, S. 2019. Sistem Skripsi jurusan sosiologi FISIPOL-
Informasi Inventaris Data Barang UNRI. Pekanbaru
di PT Nata Bersaudara Sejahtera
Ranjabar, J. 2007. Sistem Sosial Budaya.
Bandung : Alfabeta
Rijali, A. 2018. Analisis Data Kualitatif
Ahmad Rijali Uin Antasar.
Banjarmasin. 17(33), 81-95
Saraswati, N.F., & Djazari, M. 2018.
Implementasi Metode
Pembelajaran Small Group
Discussion Untuk Meningkatkan
Aktivitas Belajar Pada Kompetensi
Dasar. Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia, 16(2)
Sukandarrumidi. 2004. Metodologi
Penelitian Petunjuk Prastis Untuk
Peneliti Pemula. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Soekanto, Soerjono. 1990. “Sosiologi
Suatu Pengantar”. Jakarta:
Rajawali Pers
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian
Kuantitatif. Bandung : Alfabeta
Sunarto, Kamanto. 2000. “Pengantar
Sosiolog”. Jakarta: Edisi Kedua.
LP-FE Universitas Indonesia.
Suwardi, dkk. 2006. “Pemutahiran Adat
Kuantang Singingi”. Pekanbaru:
Alaf Riau
Tanujaya, C. 2017. Perancangan Standart
Operational Procedure Produksi
Pada Perusahaan Coffeein. Jurnal
Manajemen dan Start-Up Bisnis,
2(1), 90-95
Tarigan, Cipta Pratama. 2012. “Pengaruh
Modernisasi terhadapTata Cara
Adat Pernikahan Suku Sakai Di
Desa Pinggir Kecamatan Pinggir
Kabupaten Bengkalis”.
Widagdho. Dkk. 2004. “Ilmu Budaya
Dasar”. Jakarta: Bumi Askara

Anda mungkin juga menyukai