Anda di halaman 1dari 7

EFEKTIVITAS SQ5R TERHADAP PENGETAHUAN KONSEPTUAL

DAN RETENSI SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN SISTEM


REPRODUKSI MANUSIA

Vitta Yaumul Hikmawati, Nuryani Y.Rustaman, dan Saefudin


Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efektivitas SQ5R (Survey, Question, Read, Recite,
Record, Reflect and Review) terhadap pengetahuan konseptual dan retensi siswa SMA pada
pembelajaran Sistem Reproduksi Manusia. Penelitian ini menggunakan metode weak experiment
dengan desain ”The One Group Pre-Post and Retest” yang melibatkan 34 siswa SMA Kelas XI
jurusan IPA. Pengetahuan konseptual siswa yang dijaring dengan tiga buah peta konsep melalui
teknik fill in meningkat dengan N-gain pada subkonsep Sistem Reproduksi Pria, Sistem Reproduksi
Wanita dan Gangguan Reproduksi Manusia berturut-turut adalah 0,4; 0,3 dan 0,5 yang termasuk
kedalam kategori sedang. Retensi siswa meningkat dengan skor 96%, yang termasuk dalam kategori
sangat baik. Efektivitas pembelajaran dengan SQ5R terlihat dari peningkatan hasil pre-test terhadap
post-test yang dijaring menggunakan soal pilihan ganda. Nilai rata-rata sebelum pembelajaran adalah
47,5 dan setelah pembelajaran adalah 74 dengan N-gain 0,5, yang termasuk kategori sedang. Hasil
penjaringan daftar cek keterlaksanaan SQ5R menunjukkan bahwa sebagian besar (90,2%) siswa sudah
melaksanakan tahapan SQ5R dan keterlaksanaannya mengalami peningkatan pada setiap pertemuan.
Penjaringan angket tentang respon siswa terhadap pembelajaran dengan SQ5R menunjukkan bahwa
47,1% siswa merasa senang mengikuti pembelajaran dan penerapan SQ5R dalam membaca artikel
membantu mereka (94,2%) dalam memahami materi Sistem Reproduksi Manusia.
Kata kunci: pengetahuan konseptual, retensi, SQ5R

ABSTRACT
This study was conducted to analyze the effectiveness of SQ5R on conceptual knowledge and
retention of high school students in learning the Human Reproductive System. The method was weak
experiment using “one group pre-post-re test design” involving 34 senior high school students in
science class XI. Student conceptual knowledge collected using fill in techniques of concept maps
increased with N-gain of Male Reproductive System, Female Reproductive System and Disorders of
Human Reproduction were 0,4, 0,3, and 0,5 respectively. Research also found that retention was
excellent with average retest grade of 96%. The learning effectiveness through SQ5R proven by the
increase of average pretest grade from (47,5) to post-test (74,5) with N-gain in medium level (0,5).
The result of SQ5R feasibility check list showed that 90,2% of student already carried out SQ5R
stage. Based on student responses, application of SQ5R made 47,1% of student enjoy the learning.
There were also 94,2% of student said that SQ5R helped them to understand the concept of Human
Reproductive System.
Keywords: conceptual knowledge, retention, SQ5R

PENDAHULUAN kemampuan membaca anak Indonesia


menduduki peringkat ke-57.
Fakta hasil temuan PISA (Program for
International Student Assessment) tahun 2009 Menurut Strangman et al. (2004)
menunjukkan bahwa kemampuan membaca kegiatan membaca pada siswa tingkat lanjut
anak usia 15 tahun masih sangat rendah mengalami transisi dari belajar membaca
dibandingkan dengan kondisi negara lain (learning to read) menjadi membaca untuk
yang ikut serta dalam program tersebut. Pada belajar (reading to learn). Salah satu tujuan
program yang diikuti oleh 65 negara tersebut, yang hendak dicapai dari kegiatan membaca

199
200 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 19, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 199-205

adalah terbentuknya pengetahuan konseptual Sebagai modifikasi dari metode


siswa yang mencakup pengetahuan tentang membaca SQ3R dan SQ4R, SQ5R merupakan
kategori, klasifikasi dan hubungan antara dua metode yang relatif baru dan biasa diterapkan
atau lebih kategori atau klasifikasi (Anderson dalam pelajaran bahasa, padahal tugas
& Krathwohl, 2001). membaca bukan hanya bagian dari pelajaran
bahasa melainkan harus menjadi bagian dari
Salah satu cara untuk membantu siswa
kehidupan. Pada pelajaran Biologi sendiri,
memahami bacaan dan menyimpan informasi
membaca merupakan aktivitas dominan yang
(retensi) yaitu dengan memperhatikan tentang
harus dilakukan siswa baik sebelum, selama
metode atau teknik membaca (Tomo, 2003).
ataupun setelah pembelajaran. Pemahaman
Metode yang digunakan ketika memasukkan
terhadap isi bacaan atau reading
informasi dari bacaan turut menentukan
comprehension merupakan komponen penting
retensi dan proses pemanggilan kembali
dalam pembelajaran.
(recalling) ketika dibutuhkan pada situasi
yang berbeda. Berkaitan dengan hal tersebut Hasil penelitian Cromley & Snyder
telah banyak metode yang dikembangkan (2007) menunjukkan bahwa kemampuan
seperti P3RU (Preview, Read, Record, Review memahami bacaan pada siswa tingkat lanjut
and Use the information), SQ3R (Survey, dan mahasiswa tingkat pertama jurusan
Question, Read, Recite, and Review), SQ4R Biologi masih rendah. Berkaitan dengan hasil
(Survey, Question, Read, Recite, Record, and penelitian tersebut, hasil penjaringan angket
Review) merupakan pengembangan dari SQ3R dari studi pendahuluan yang dilakukan di
dengan penambahan tahap record, dan SQ5R SMA Negeri “Y” Majalengka menunjukkan
(Survey, Question, Read, Recite, Record, bahwa 68,6% siswa kelas XI IPA SMA
Reflect, and Review) yang dikembangkan dari Negeri “Y” Majalengka menganggap buku
SQ4R dengan penambahan tahap reflect atau teks Biologi sulit untuk dibaca dan sebagian
diartikan react oleh beberapa peneliti. besar (53,2%) diantaranya beralasan bahwa
ada terlalu banyak istilah asing, sementara
SQ5R diusulkan oleh Pauk (1997)
sebagian lainnya (29,8%) menganggap bahwa
sebagai sarana belajar yang mengkombinasi-
gaya bahasa yang digunakan dalam buku
kan antara pemahaman terhadap isi bacaan
Biologi terlalu kaku sehingga membosankan
dengan kemampuan menulis. SQ5R mem-
untuk dibaca. Anggapan tersebut sedikit
bantu siswa untuk lebih memusatkan
banyak berdampak pada kebiasaan membaca,
perhatian dan membaca secara komprehensif
dimana 36,2% siswa lebih banyak
dan selektif, meninjau jawaban terhadap
menghabiskan waktu untuk membaca dan
pertanyaan yang diajukan dan membantu
mempelajari Kimia (30,9%), Matematika
siswa untuk mengenali apa yang menurutnya
(25,5%), Biologi, dan selebihnya adalah
penting atau tidak. SQ5R memberikan
Fisika. Sebanyak 68,1% siswa lebih memilih
keuntungan bagi siswa karena pada tahap
untuk bertanya pada teman ketika menghadapi
reflect, siswa menuangkan pemahamannya ke
kesulitan dalam memahami materi dan hanya
dalam bentuk tulisan dan menghubungkan
37,2% siswa yang memilih untuk membaca.
pemahamannya tentang isi bacaan secara
mandiri berdasarkan pengalamannya sendiri Taboada (2003) menegaskan bahwa
(Moore, 2010). Kelebihan SQ5R siswa pada kelas tujuh ke atas harus dapat
dibandingkan dengan SQ4R adalah adanya mengidentifikasi masalah yang bermakna
tahap reflect atau react, yaitu pembaca harus melalui demonstrasi, penggunaan artikel,
mengorganisasikan informasi yang kunjungan lapangan dan buku teks.
diperolehnya dari bacaan dan Penggunaan artikel sebagai sumber belajar
mengintegrasikannya dengan pengetahuan merupakan salah satu cara alternatif selain
awal yang telah dimilikinya sebelum penggunaan buku teks. Artikel tidak akan
membaca. Sebagaimana dijelaskan oleh pernah menggantikan buku teks tetapi dapat
Sangcharoon (2010) bahwa tahap reflect juga memberikan pendekatan baru terhadap suatu
memberi kesempatan kepada pembaca untuk pokok bahasan, artikel juga dapat melibatkan
mengevaluasi pengetahuannya sendiri. siswa dalam berbagai aktivitas yang
membutuhkan pengetahuan yang sudah
Vitta Yaumul Hikmawati, Nuryani Y.Rustaman, dan Saefudin, Efektivitas SQ5R terhadap Pengetahuan Konseptual
dan Retensi Siswa SMA pada Pembelajaran Sistem Reproduksi Manusia 201

mereka miliki sebelumnya, mendorong siswa menstruasi. Mengacu pada karakteristik


untuk melakukan eksplorasi terhadap pokok materi yang cukup kompleks tersebut maka
bahasan. Artikel juga dapat mendorong siswa dibutuhkan suatu teknik membaca yang tepat
membuat hubungan yang berarti antara untuk memahami konsep-konsep dasar yang
berbagai disiplin ilmu dalam sains (Jarman et terkandung didalamnya. Berdasarkan uraian
al., 2005). Kelebihan penggunaan artikel tersebut maka dilakukan penelitian untuk
sebagai sumber belajar menurut Jarman et al. menganalisis efektivitas SQ5R terhadap
(2005) yaitu sifatnya yang menyajikan pengetahuan konseptual dan retensi siswa
informasi terkini, menggunakan gaya bahasa pada pembelajaran Sistem Reproduksi
fleksibel yang dapat dipahami oleh semua Manusia.
kalangan, dan biasanya artikel juga
menggunakan ilustrasi yang menarik untuk
membangkitkan minat pembaca. METODE
Tomo (2003) menegaskan beberapa hasil Penelitian ini dilakukan untuk
studi dan penelitian yang menunjukkan teknik menganalisis efektivitas penerapan SQ5R
SQ3R akan lebih cocok diterapkan pada siswa terhadap pengetahuan konseptual dan retensi
sekolah dasar dan menengah, tetapi dengan siswa SMA pada pembelajaran Sistem
adanya penambahan tahap refleksi pada Reproduksi Manusia. Efektivitas yang
SQ4R, hasil penelitian Tomo (2003) dimaksud dalam penelitian ini ditinjau dari
menemukan adanya kesulitan dalam pencapaian rata-rata skor posttest siswa
menerapkan langkah tersebut pada siswa SMP dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan
karena siswa SMP dapat dikatakan belum Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh
mempunyai banyak pengalaman dan pihak sekolah untuk mata pelajaran Biologi
pengetahuan awal sehingga mengalami yaitu sebesar 73. Metode penelitian yang
kesulitan dalam mengelaborasikan informasi digunakan adalah weak experiment dengan
yang sedang dibaca dengan pengetahuan yang desain “one group pre-post-re test” yang
telah ada sebelumnya. Pengalaman penelitian melibatkan 34 orang siswa kelas XI IPA
ini mengisyaratkan perlunya mempertimbang- Tahun Ajaran 2011/2012 sebagai subjek
kan faktor siswa dalam menerapkan teknik penelitian. Pembelajaran dilakukan sebanyak
membaca SQ5R. Berdasarkan pertimbangan- tiga kali pertemuan dan pengumpulan data
pertimbangan tersebut pemilihan siswa menggunakan instrumen berupa 1) soal
Sekolah Menengah Atas (SMA) dirasa sangat pilihan ganda untuk menjaring penguasaan
tepat untuk menerapkan teknik SQ5R, dengan konsep dan retensi siswa, 2) peta konsep
anggapan bahwa siswa SMA sudah memiliki dengan teknik fill in digunakan untuk
pengetahuan awal dan pengalaman belajar menjaring pengetahuan konseptual siswa, 3)
yang cukup untuk melakukan elaborasi daftar cek keterlaksanaan SQ5R, 4) angket
informasi sehingga terjadi integrasi informasi untuk menjaring tanggapan siswa terhadap
dari ide-ide pokok yang terdapat di dalam pembelajaran Sistem Reproduksi Manusia
bacaan dengan pengetahuan sebelumnya yang melalui penerapan SQ5R. Hasil tes awal dan
dituangkan ke dalam bentuk rangkuman yang tes akhir dianalisis untuk mengetahui
dibuat pada tahap record. ketuntasan belajar penguasaan konsep siswa
sedangkan hasil retest digunakan untuk
Materi Sistem Reproduksi Manusia
menganalisis retensi siswa. Peningkatan
diteliti karena materi ini terdiri dari cukup
penguasaan konsep siswa dianalisis dengan
banyak konsep dalam bahasa latin dan
menghitung indeks gain untuk selanjutnya
memuat proses-proses biologi yang
diinterpretasikan berdasarkan nilai Gain
membutuhkan pemahaman lebih kompleks
ternormalisasi Meltzer (2002). Analisis data
dari sebatas menghafal. Pada materi Sistem
retensi siswa dilakukan dengan Recognition
Reproduksi Manusia siswa perlu mengenali
Method. Data keterlaksanaan SQ5R diperoleh
struktur dan mengaitkan struktur dengan
dari hasil pengamatan langsung selama proses
fungsinya, selain itu juga terdapat beberapa
pembelajaran dan hasil penjaringan daftar cek
proses yang sulit dibayangkan siswa, misalnya
yang diisi langsung oleh masing-masing siswa
mekanisme hormonal dalam siklus
202 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 19, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 199-205

di akhir setiap pertemuan. Analisis data Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan
dihitung berdasarkan kemunculan indikator bahwa karakteristik siswa tidak proaktif
untuk setiap tahapan SQ5R dan hasil bahkan cenderung pasif dan lebih menyukai
perolehan angket tentang tanggapan siswa pembelajaran secara konvensional yaitu guru
terhadap pembelajaran dengan SQ5R menjelaskan dan siswa membuat catatan. Data
dikonversikan ke dalam bentuk persentase. tersebut berlawanan dengan pendapat
Sangcharoon (2010), bahwa SQ5R menuntut
kemandirian yang tinggi dari siswa. Akibat
HASIL DAN PEMBAHASAN rendahnya minat dan motivasi siswa terhadap
Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat membaca menyebabkan kurangnya perhatian
siswa ketika fase atensi sehingga
perbedaan rata-rata hasil tes awal dan tes
akhir. Perolehan rata-rata nilai tes awal 47,5 mempengaruhi proses pengolahan informasi
dan tes akhir 74,0. Rata-rata nilai posttest selanjutnya. Pendapat senada diungkapkan
siswa lebih besar dari nilai KKM yang oleh Winkel (1996), informasi yang tidak
ditentukan. Jumlah siswa yang memperoleh terorganisasi dengan baik karena pengolahan
nilai lebih dari KKM mencapai 19 orang yang terjadi sebelumnya kurang sempurna
(58,8%) sedangkan selebihnya belum mengakibatkan informasi yang sudah
diperoleh sulit untuk digali kembali.
mencapai KKM.
Berdasarkan hasil perhitungan uji rerata Peningkatan pengetahuan konseptual
satu sampel diperoleh Zhitung 0,53 dan Zkritis siswa terlihat dari perbedaan rata-rata antara
±1,96 untuk α = 0,05. Dengan demikian nilai pretest dan posttest. Perbedaan rata-rata
Zhitung berada pada daerah penerimaan H 0 dan tersebut mengalami peningkatan pada setiap
H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa secara pertemuan baik untuk nilai pretest maupun
statistik siswa belum mencapai ketuntasan posttest. Rata-rata nilai pretest terendah
belajar. Hasil perhitungan gain ternormalisasi diperoleh dari penjaringan data pada
(N-gain) yang diperoleh siswa termasuk pertemuan pertama yang membahas sub topik
dalam kategori sedang dengan perolehan rata- Sistem Reproduksi Pria. Rata-rata nilai pretest
rata 0,5. tertinggi diperoleh dari penjaringan data pada
pertemuan ketiga yaitu untuk sub konsep
Belum tercapainya KKM pada sebagian Gangguan Reproduksi Manusia.
siswa diduga disebabkan karena rendahnya
Diantara ketiga nilai N-gain (Gambar 1)
pengetahuan awal yang dimiliki siswa
sehingga siswa belum belajar dengan tuntas. untuk masing-masing subkonsep, nilai paling
Pengetahuan awal merupakan modal awal rendah diperoleh dari pertemuan kedua yang
yang turut menentukan keberhasilan siswa membahas sub topik Sistem Reproduksi
dalam memaknai informasi yang terdapat Wanita. N-gain terbesar diperoleh dari
pada bacaan. Hasil penjaringan angket tentang pertemuan ketiga dengan kriteria sedang.
tanggapan siswa juga menunjukkan kesan Peningkatan nilai rata-rata tersebut
sebagian besar siswa (61,8%) terhadap membuktikan bahwa langkah-langkah metode
kegiatan membaca selama ini (sebelum SQ5R memudahkan siswa dalam menyusun
mengenal SQ5R) yaitu biasa saja. Kesan informasi yang diperolehnya dari artikel.
35,3% siswa terhadap kegiatan membaca Pendapat yang sama juga dijelaskan Hoggatt
(2012), keseluruhan langkah SQ5R bertujuan
setelah mengenal SQ5R yaitu membingung-
kan. Siswa lebih menyukai pembelajaran agar informasi disusun dan disimpan (retensi)
dengan menggunakan media yang menarik dengan baik. Hasil penelitian ini mendukung
dan secara teknis guru menjelaskan dan siswa temuan yang dilaporkan oleh Monyeun (2008)
mencatat. Hasil temuan tersebut dapat yang menyimpulkan bahwa metode SQ5R
menjelaskan faktor lain yang mempengaruhi mempengaruhi pemahaman dan pengetahuan
konseptual siswa terhadap konten bacaan
sebagian siswa belum belajar secara tuntas
adalah kurangnya minat dan motivasi siswa secara signifikan, yang mana pemahaman dan
terhadap kegiatan membaca itu sendiri. pengetahuan ini dijaring melalui peta konsep.
Vitta Yaumul Hikmawati, Nuryani Y.Rustaman, dan Saefudin, Efektivitas SQ5R terhadap Pengetahuan Konseptual
dan Retensi Siswa SMA pada Pembelajaran Sistem Reproduksi Manusia 203

0,5
0,6 0,4

Rata-rata Gain
0,3
0,4

0,2

0
Sistem Sistem Gangguan
Reproduksi Reproduksi Reproduksi
Pria Wanita Manusia
Subkonsep

Gambar 1. Perbandingan Rata-rata N-gain pada setiap sub konsep

Kompleksitas materi Sistem Reproduksi kemudian menunjukkan adanya penurunan


Wanita yang cukup tinggi merupakan salah rata-rata siswa menjadi 70,3. Perbandingan
satu faktor yang menyebabkan perolehan N- rata-rata posttest dan retest dapat dilihat pada
gain siswa pada sub konsep ini lebih rendah Gambar 2.
dibandingkan dua sub konsep lainnya yaitu
Skor retensi siswa yang telah
Sistem Reproduksi Pria dan Gangguan
dikategorisasikan berdasarkan kategori retensi
Reproduksi Manusia. Sub konsep Sistem
menurut Sawrey & Telfrod (1988)
Reproduksi Wanita dianggap memiliki
menunjukkan bahwa retensi siswa berada
kompleksitas yang cukup tinggi karena
pada kategori cukup, baik dan sangat baik
mencakup proses-proses biologis yang sulit
dengan skor retensi terendah 63,1% dan skor
untuk dibayangkan seperti mekanisme
tertinggi 135,8%. Sebanyak 5,9% siswa
hormonal pada menstruasi. Cakupan materi
termasuk predikat cukup, 11,8% siswa
pada sub konsep Sistem Reproduksi Wanita
berpredikat baik dan 82,4% siswa termasuk
juga lebih banyak dibandingkan pada sub
sangat baik. Sebagian besar siswa memiliki
konsep lainnya, dengan demikian beban
predikat retensi sangat baik yang artinya siswa
kognitif siswa saat mempelajari materi
tersebut pun lebih besar dibandingkan dua memiliki kemampuan sangat baik dalam
menyimpan informasi tentang materi Sistem
sub konsep lainnya.
Reproduksi Manusia setelah selang waktu tiga
Rata-rata nilai posttest siswa yang dijaring minggu dari pembelajaran dengan
menggunakan soal pilihan ganda adalah 74. menggunakan metode membaca SQ5R.
Selang waktu tiga minggu setelah Temuan dalam penelitian ini mendukung hasil
pembelajaran, soal yang sama dengan nomor penelitian Hedberg (2002) yang membuktikan
dan pilihan yang diacak digunakan kembali bahwa metode SQ5R membantu
untuk melihat retensi pengetahuan siswa pada meningkatkan pemahaman dan retensi siswa.
materi Sistem Reproduksi Manusia. Hasil

Gambar 2. Perbandingan rata-rata posttest dan retest


204 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 19, Nomor 2, Oktober 2014, hlm. 199-205

Hasil rekap daftar cek keterlaksanaan menganggap bahwa membaca justru bukan
SQ5R menunjukkan rata-rata siswa yang kegiatan yang menyenangkan melainkan suatu
menjawab “YA” dalam melaksanakan yang biasa saja. Tanggapan 50% siswa
indikator-indikator dari tahapan SQ5R adalah terhadap penggunaan artikel menjawab bahwa
74,5% siswa untuk pertemuan pertama, 84,3% artikel sangat membantu dalam memahami
untuk pertemuan kedua, dan 90,2% siswa materi Sistem Reproduksi Manusia. Temuan
untuk pertemuan ketiga. Hasil tersebut tersebut diduga karena SQ5R (1)
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata- memfasilitasi siswa untuk membangun
rata siswa yang menjawab YA untuk setiap konsepnya sendiri secara mandiri melalui
pertemuan. Diantara ketujuh tahapan SQ5R, proses integrasi informasi yang telah
rata-rata terendah siswa yang menjawab YA dimilikinya dengan informasi baru yang
yaitu pada tahap question. diperolehnya dari bacaan, (2) memungkinkan
siswa mengontrol pemahamannya sendiri, (3)
Rekap data menunjukkan rata-rata siswa
memberi siswa kesempatan untuk
sudah melaksanakan rangkaian tahapan SQ5R
berkolaborasi dengan teman untuk saling
walaupun belum 100% dilakukan, artinya
berbagi informasi, dan (4) diberi kebebasan
pada beberapa tahapan SQ5R masih ada
untuk memberikan tanggapan terhadap artikel
sebagian siswa yang belum melaksanakannya.
yang dibacanya. Hasil yang sama diperoleh
Hasil temuan tersebut dapat disebabkan
Uttamaharat (2004 dalam Sangcharoon, 2010)
karena siswa pada tingkat lanjut dapat
dari penelitiannya yang menemukan bahwa
dipastikan telah memiliki pola dan kebiasaan
siswa pada kelompok eksperimen yang diberi
membaca yang dibawa dan diyakininya dari
perlakuan dengan SQ4R menunjukkan minat
pengalaman sebelumnya.
yang tinggi dibandingkan dengan siswa pada
Diantara ketujuh tahapan SQ5R, kelompok kontrol yang tidak dikenalkan
persentase terendah ditemukan pada tahap dengan SQ4R.
kedua yaitu question, artinya hanya sedikit
siswa yang melaksanakan tahapan tersebut.
Sebagaimana hasil pengamatan langsung juga KESIMPULAN
menunjukkan bahwa banyak siswa yang
Berdasarkan analisis data hasil
mengalami kesulitan untuk membuat
penelitian dapat disimpulkan bahwa
pertanyaan. Kesulitan siswa untuk membuat
efektivitas SQ5R dalam pembelajaran Sistem
pertanyaan dapat disebabkan oleh: (1)
Reproduksi Manusia terlihat dari peningkatan
minimnya pengetahuan awal siswa tentang
hasil tes awal (47,5) terhadap tes akhir (74)
konsep-konsep yang terdapat di dalam
yang termasuk kategori sedang (0,5).
bacaan; (2) siswa tidak memperhatikan ketika
Efektivitas SQ5R dalam meningkatkan
guru menjelaskan tentang kriteria pertanyaan;
pengetahuan konseptual siswa yang dijaring
(3) siswa tidak terbiasa mengajukan
melalui peta konsep dengan teknik fill in
pertanyaan pada diri sendiri ketika
termasuk kategori sedang. Efektivitas SQ5R
dihadapkan pada tugas membaca.
dalam meningkatkan retensi pengetahuan
Hasil penjaringan angket menunjukkan siswa yang dijaring dengan soal pilihan ganda
bahwa sebagian siswa (58,8%) merasa termasuk kategori sangat baik (96%). Hasil
senang belajar biologi dengan teknis pengamatan langsung dan penjaringan daftar
pembelajaran guru menjelaskan dan siswa cek keterlaksanaan SQ5R menunjukkan
mencatat. Selain itu siswa juga lebih suka bahwa secara umum siswa sudah
belajar secara individu. Hal ini terbukti dari melaksanakan tahapan-tahapan SQ5R dan
harapan siswa terhadap pembelajaran yang keterlaksanaannya mengalami peningkatan
tidak mengharapkan pembelajaran secara pada setiap pertemuan, walaupun demikian
berkelompok. Sebagian besar siswa (70,6%) sebagian siswa masih mengalami kesulitan
lebih mengharapkan pembelajaran dengan dalam melaksanakan tahap question. Secara
menggunakan media yang menarik. umum, siswa merasa senang mengikuti
pembelajaran dengan SQ5R dan SQ5R
Fakta lainnya menunjukkan bahwa tidak
membantu mereka dalam memahami konsep
banyak siswa yang senang membaca dan
Sistem Reproduksi Manusia.
sebagian besar (61,8%) dari mereka
Vitta Yaumul Hikmawati, Nuryani Y.Rustaman, dan Saefudin, Efektivitas SQ5R terhadap Pengetahuan Konseptual
dan Retensi Siswa SMA pada Pembelajaran Sistem Reproduksi Manusia 205

DAFTAR PUSTAKA Diakses dari:


http://thaiedresearch.org/thaied/index.p
Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). A
hp? [7 Januari 2012]
Taxonomy for Learning, Teaching and
Assesing: A Revision of Bloom’s Moore, I. (2010). Learner Independence &
Taxonomy of Education Objectives. Cross-Curriculum Integration of
New York: Addison Wesley Longman Content and Language.
Inc.
Pauk, M. (1997). SQ5R Study Technique.
Cromley, J. & Snyder, L.E. (2007). Testing [Online]. Diakses dari:
the Fit of the DIME Model of Reading http://www.mhhe.com/cls/psy/ch07/sq5
Comprehension with Biology Text. r.mhtml [7 Januari 2012]
[Online]. Diakses dari:
Sangcharoon, T. (2010). Reading and Writing
http://hub.mspnet.org/media/data/Crom
Skills Development : Use of SQ5R
ley_AERA2008.pdf?media_000000005
Technique. [Online]. Diakses dari:
615.pdf [16 Januari 2012]
http://tar.thailis.or.th/bitstream/1234567
Hedberg, K. (2002). Using SQ3R Method with 89/900/1/009.pdf [7 Januari 2012].
Fourtth Grade ESOL Students. [Online]
Sawrey, J.M. & Telfrod, C.W.(1988).
Diakses dari:
Educational Pshychology 4th Edition.
http://gse.gmu.edu/research/tr/article/sq
Boston: Allyn & Bacon.
3r method/sq3r/. [14 Januari 2014]
Strangman J. & Hall T.(2009). Background
Hoggatt, Michael J. (2012). SQ5R (67% More
knowledge. [Online]. Diakses dari:
R’s than Previous Versions). [Online]
http://aim.cast.org/sites/aim.cast.org/fil
Diakses dari:
es/ncac_BKNov3.pdf [4 Januari 2012]
http://www.saddlebackdsps.com/2012/0
3/sq5r-67-more-rs-than-previous Taboada, A. & Guthrie J.T. (2003). The
versions.html [15 Juli 2013] Association of Student Questioning
With Reading Comprehension.
Jarman, R. & McClune, B. (2005). Science
[Online]. Diakses dari:
Newswise, A Guide to The Use of
http://www.reading.org/Libraries/Book
Newspaper In Science Teaching.
_Supplements/bk767SuppGuthrieTaboa
[Online]. Diakses dari:
da.sflb.ashx. [27 Desember 2012]
http://www.qub.ac.uk/schools/Schoolof
Education/Staff/Academic/DrRuthJarm Tomo. (2003). Mengintegrasikan Teknik
an/[7 Januari 2012] Membaca SQ4R dan Membuat Catatan
Berbentuk Graphic Postorganizer
Meltzer, D.E. (2002). The Relation Between
dalam Pembelajaran Fisika.
Mathematics Preparation And
(Disertasi). Bandung: Program Studi
Conceptual Learning Gain In Physics :
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
A Posible Hidden Variable In
UPI.
Diagnostic Pretest. Score Journal Of
Atm J.phys, 70. Winkel, WS. (1996). Psikologi Pengajaran.
Jakarta : Grasindo
Monyeun, N. (2008). The Use of SQ3R and
Concept Map to Comprehension in
Reading Tales and Stories. [Online].

Anda mungkin juga menyukai