Jurnal Perancangan Kebutuhan Daya Listrik Pada Kapal Perintis 2000 GT Dengan Elektric Balance Bki
Jurnal Perancangan Kebutuhan Daya Listrik Pada Kapal Perintis 2000 GT Dengan Elektric Balance Bki
TUGAS AKHIR
Oleh:
Aris Suyanto
C2B215006
FAKULTAS TEKNIK
2017
Page 1 of 14
http://repository.unimus.ac.id
JURNAL
Aris Suyanto, M. Toni Prasetyo, ST, M.Eng, Aris Kiswanto, ST, M.T
Email : arisjmi@yahoo.co.id
ABSTRAK
Kapal Perintis masih menjadi alat transportasi utama yang digunakan untuk
penyeberangan antar pulau. Maka diperlukan suatu perancangan terhadap kesesuaian
kebutuhan daya listrik pada kapal Perintis 2000 GT dalam pemilihan generator sebagai
sumber pembangkit listrik kapal.
Faktor terpenting yang mempengaruhi pemilihan sistem pembangkit listrik di kapal adalah
dengan pemilihan kapasitas generator yang sesuai dengan kebutuhan. Biro Klasifikasi
Indonesia (BKI) Vol IV Tahun 2004 mesyaratkan bahwa sekurang - kurangnya 2 agregat
yang terpisah dari mesin penggerak utama harus disediakan untuk pemberi daya listrik. Daya
keluaran harus berukuran sedemikian sehingga keluaran generator masih tersisa dan cukup
untuk menutup kebutuhan daya dalam pelayaran dilaut ketika salah satu agregat rusak
ataupun dihentikan.
Electrical Balance BKI adalah perhitungan untuk menentukan kebutuhan daya listrik
kapal dari generator atupun auxilary engine yang akan dioperasikan pada kapal. Dengan
melakukan koreksi terhadap Difercity faktor dan Load Faktor Generator.
Kata kunci : Difercity Faktor, Load Faktor Generator dan Load Faktor Peralatan.
Page 2 of 14
http://repository.unimus.ac.id
THE DESIGN OF ELECTRICAL POWER DEMAND ON THE SHIP
Aris Suyanto, M. Toni Prasetyo, ST, M.Eng, Aris Kiswanto, ST, M.T
Email : arisjmi@yahoo.co.id
ABSTRAC
Perintis ships still a major means of transport used for crossing between the Islands.
Then needed a design against the conformity of electrical power needs on the Perintisr 2000
GT in the selection of generator as a source of electricity generation.
The most important factor affecting the election system of the power plant on the ship is
by selecting the appropriate generators with capacity needs. The Bureau of classification of
Indonesia (BKI) Vol IV 2004 that at lack of 2 separate from the aggregate machine prime
mover must be provided to the giver of the electrical power. Power output should be sized
such that the output generator still remaining and enough to cover the needs of power in
cruise at sea when one of the aggregate is broken or discontinued.
Electrical Balance calculation is to determine the BKI needs electrical power generator
atupun auxilary ship from the engine that would operate on the ship. By doing the correction
of Difercity factor and Load factor of the Generator.
Keywords: Difercity Factor, Load Factor and Load factor of the Generator equipment.
Page 3 of 14
http://repository.unimus.ac.id
PENDAHULUAN generator yang memadai sangat penting.
Teknik Perkapalan merupakan ilmu Hal ini terutama dikaitkan dengan kondisi
,membangun dan mereparasi kapal. Dalam sehingga di kapal juga harus dilengkapi
membuat Kapal, Perancangan harus bisa dengan sistem pembangkit daya listrik
operasional kapal tersebut. Dari segala pada kapal. (Biro Klasifikasi Indonesia
kebutuhan itu adalah harus adanya listrik sumber tenaga utama yang sanggup untuk
kapal untuk menghidupkan mesin pertama kapal. Akan tetapi pada kebanyakan kasus
pompa dan kebutuhan lainnya. (Biro yang terjadi di kapal sebisa mungkin
Klasifikasi Indonesia (BKI) Sec 29-1 ditanggung oleh generator yang ada di
daya, system distribusi, dan juga berbagai digunakan pada saat–saat tertentu dimana
digunakan sebagai penggerak motor bagi digunakan pada saat bersamaan. (Biro
banyak mesin bantu dan juga untuk Klasifikasi Indonesia (BKI) Vol IV Sec 3-
Page 4 of 14
http://repository.unimus.ac.id
kebutuhan maksimum merupakan motor-motor besar. Apabila tidak ada
kebutuhan daya rata-rata terbesar yang petunjuk yang terperinci untuk
terjadi pada interval waktu yang singkat menentukan persediaan daya yang cukup,
selama periode kerja dari peralataan daya keluaran dari generator yang
tersebut, demikian juga sebaliknya. sekurang-kurangnya diperlukan untuk
Sedangkan kebutuhan rata-rata merupakan pelayanan selama pelayaran di laut harus
merupakan daya rata-rata pada periode 20 % lebih besar dari kebutuhan daya yang
kerja yang dapat ditentukan dengan ditetapkan dalam electric balance daya.
membagi energi yang dipakai dengan
Untuk membuktikan bahwa instalasi
jumlah jam periode tersebut. Kebutuhan
generator diberi ukuran yang memadai,
maksimum penting diketahui untuk
harus dilengkapi dengan suatu balance
menentukan kapasitas dari generator yang
daya untuk instalasi listriknya. Kebutuhan
diperlukan. Sedangkan kebutuhan
daya harus ditetapkan untuk kondisi
minimum digunakan untuk menentukan
pelayanan di laut, bongkar-muat dan
konfigurasi dari electric plant yang sesuai
kondisi darurat (emergency). Seluruh
serta untuk menentukan kapan generator
perlengkapan pemakaian daya listrik yang
dioperasikan. (Sarwito Sardono 1993)
ada di kapal dan daya kerjanya (kapasitas)
Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) masing-masing peralatan harus tertera
dalam rules Vol. IV 2004 mengisyaratkan dalam suatu tabel. Dalam penentuan
sekurang-kurangnya 2 agregat yang electric balance. (Biro Klasifikasi
terpisah dari mesin penggerak utama harus Indonesia (BKI) Vol. IV Bab I, D.1 2004)
disediakan untuk pemberian daya listrik.
Oleh karena itu, untuk melakukan
Daya keluaran harus berukuran sedemikian
koreksi terhadap kapasitas harga load
sehingga keluaran generator masih bersisa
factor peralatan dan difercity factor di
dan cukup untuk menutupi kebutuhan daya
kapal Perintis 2000 GT yang akan
dalam pelayanan di laut ketika agregat
dibangun, perlu melakukan Perancangan
rusak ataupun dihentikan (di-off-kan).
Kebutuhan Daya Listrik Pada Kapal
Daya cadangan harus dimasukkan
Perintis 2000 GT Dengan Electric Balance
perhitungan untuk menutup kebutuhan
BKI yang ada.
daya pada puncak beban waktu singkat,
misalnya bila secara otomatis mengasut
2
Page 5 of 14
http://repository.unimus.ac.id
Hal ini dimaksudkan untuk DIAGRAM ALUAR PENELITIAN
memperoleh Kapasitas Generator yang
sesuai kebutuhan pemakaian berdasarkan
spek yang ada. (Haryono E 2002) jjj MULAI
PERUMUSAN MASALAH
Metode Perancangan beban listrik
dalam menentukan kapasitas generator di
kapal sangat tergantung pada ketepatan
nilai load factor dan difercity factor
peralatan. Dimana load factor dan
difercity factor tersebut sangat dipengaruhi
oleh jenis kapal, daerah operasional dan
kebiasaan dari penumpang atau Anak Buah
Kapal (ABK). Maka dilakukan
pengelompokan beban peralatan pada
perancangan Kapal Perintis 2000 GT yang
akan dibangun.
PERANCANGAN ELECTRIC
BALANCE BKI
Setelah melakukan pengelompokan
dan mendapatkan data kebutuhan daya
listrik setiap peralatan pada kapal
penumpang akan diproses dengan tahapan
sebagai berikut:
3
Page 6 of 14
http://repository.unimus.ac.id
a. Pengelompokan beban peralatan yang S P IN
CO
E U PU INT
NT
T T T %
ada di kapal.
K K
KW KW
W W
b Perancangan mengenai daya listrik yang
POMPA
HYDROULIC 1 21, 8 17,2
dibutuhkan kapal pada setiap kondisi 1 JANGKAR 1 8 60 1 0 8
POMPA
operasional kapal yaitu Port in out, HYDROULIC 1 21, 8 17,2
2 CRANE 1 8 60 1 0 8
Seagoing, dan Harbour. POMPA DINAS
UMUM 7, 18, 8 14,4
c. Mengasumsikan nilai beban dalam 3 KEBAKARAN 2 5 00 1 0 0
POMPA BILGA / 7, 36, 8
setiap kondisi pelayaran untuk 4 BALLAST 4 5 00 2 0 14,4
POMPA
SANITARY AIR 1, 3,6 8
mendapatkan nilai load factor dan 5 LAUT 2 5 0 1 0 1,44
POMPA
difercity factor power generator yang SANITARY AIR 1, 3,6 8
6 TAWAR 2 5 0 1 0 1,44
memenuhi persaratan Elektrik Balance POMPA
PEMINDAH
BKI. Sehingga mampu tersusun BAHAN 7, 9,0 8
7 BAKAR 1 5 0 1 0 7,2
menjadi sebuah dokumen Power POMPA
HYDROULIC 3, 8,4 8
8 MESIN KEMUDI 2 5 0 1 0 6,72
Balance yang mampu dijadikan acuan COMPRESSOR 3, 8,4 8
9 KERJA 2 5 0 1 0 3,36
pengoperasian Generator dalam setiap 2 24
1 BOW 0 0,0 8 192,
kondisi Pelayaran pada Kapal Perintis 0 THRUSTER 1 0 0 1 0 00
0,
2000 GT yang akan segera dibangun 1 7 0,9
1 SLUDGE PUMP 1 5 0
dan di operasikan awal tahun 2018. 1 LIFE BOAT 7, 36, 8 28,8
2 WINCH 4 5 00 4 0 0
SEWAGE
Electrical Balance BKI adalah 1 TREATMENT 2,4
3 PLANT 1 2 0
perhitungan untuk menentukan kebutuhan 1 EXHAUST FAN 2, 2,6 8 2,11
4 LAVATORY/ WC 1 2 4 1 0 2
daya listrik kapal dari generator atupun 0,
1 EXHAUST FAN 7 0,9 8
auxilary engine yang akan dioperasikan 5 CO2 ROOM 1 5 0 1 0 0,72
1 EXHAUST FAN 1, 1,8 8
pada kapal. 6 DAPUR 1 5 0 1 0 1,44
1 VENT FAN 3, 8,4 8
7 KAMAR MESIN 2 5 0 1 0 3,36
VENT FAN
1 KAMAR MESIN 3, 8,4 8
Peralatan Kapal Perintis PORT IN & OUT 8 BANTU 2 5 0 1 0 3,36
VENT FAN
kondisi 80 % 1 MESIN BANTU 1, 1,8
9 EMERGENCY 1 5 0
AIR COND FOR 1 15
2 ACCOMMODATI 2 0,0 8
Tabel 1 Elektrik Balance Peralatan Kapal 0 ON 4 5 0 4 0 120
PORT IN & OUT kondisi 80 % 2 WORK SHOP 4, 5,0
1 EQUIPMENT 1 5 0
2 OILY WATER 3,6 8
N L F (%) POWER 2 SEPARATOR 1 3 0 1 0 2,88
O LOAD CONSUMTION 2 AC SPLIT FOR 1, 3,6 8
N
PERALATAN O PO 3 E.C.R 2 5 0 2 0 1,44
O
O U W 2 WASTE FOOD 0, 0,9 8
F T ER PORT IN&OUT 4 GRINDER 1 7 0 1 0 0,72
Page 7 of 14
http://repository.unimus.ac.id
5
2 1,5 8
5 RICE COOKER 1 0 1 0 1,20 = Total Beban Intermiten Load pada semua kondisi (PT)
2 0, 0,6 8
6 FREEZER 1 5 0 1 0 0,48 Total Daya
2 1,5 8
7 HOT WATER 1 0 1 0 1,20
2 2,0 8 Dimana :
8 FLOOD LIGHT 1 0 1 0 1,60
2 1,0 8 Total Beban IL (PT) = 435, 04 Kw
9 SEARCH LIGHT 1 0 1 0 0,80
GENERAL Total Daya = 674,24 Kw
3 LIGHT (SET) & 12, 8 10,0
0 STOP KONTAK 1 50 1 0 0
3 NAVIGATION 1,0 8 Jadi:
1 LIGHT (SET) 1 0 1 0 0,80
RADIO & DF =
NAUTICAL
3 EQUIPMENT 6,0 8
2 (SET) 1 0 1 0 4,80 = 0,65 (Memenuhi)
3 BATTERY 1,0 8
3 CHARGER 1 0 1 0 0,80 Dimana Nilai Faktor Kesamarataan
3 1 18, 8 10,8
4 CAPSTAN 1 5 00 1 0 0 (Difercity Factor) menurur Biro
PENUTUP
3 LUBANG 1 18, 8 10,8
5 PALKAH 1 5 00 1 0 0
Klasifikasi Indonesia (BKI) tidak boleh
3 LIFE DI 1, 1,5 8
6 GALLEY 1 3 0 1 0 1,20 dibawah 0,5
TANGGA NAIK
3 TURUN 2, 6,0 8
7 PENUMPANG 2 5 0 1 0 2,40 3. Kapasitas Daya Listrik (Power
3 FRES WATER 1, 1,5 8
8 GENERATOR 1 3 0 1 0 1,20 Requirement)
3 AC SPLIT FOR 1, 1,5 8
9 WHEL HOUSE 1 3 0 1 0 1,2
4 KOMPOR 3,0 8 Power Requirement = Total PT x DF
0 LISTRIK 1 0 1 0 2,40
4 0,5 8
1 PEMANGGANG 1 0 1 0 0,40 Dimana :
4 0,3 8
2 BLANDER 1 0 1 0 0,24
PT : Total Beban Intermiten Load = 333,76 Kw
4 0,3 8
3 MIXER 1 0 1 0 0,24
67 DF : Diversity Factor = 0,65
4,2 159, 333,
4 2 76
Jadi :
Page 8 of 14
http://repository.unimus.ac.id
Dimana:
PB : Daya total beban
PA : Pemakaian beban
Continous Load = 159,2 Kw Grafik Load Faktor Generator kondisi
PT : Pemakaian beban 80% dan 90%
Intermitten Load = 333,76 Kw
DF : Difercity factor (0.5) = 0,65
KONDISI 80 %
Jadi :
85.00%
PB = 159,2 + (0,65 x 333,76 ) 80.00%
Batas LG
75.00%
70.00%
65.00%
= 376,14 Kw 60.00%
P E
Se H
or m
5. Nilai Load Factor Generator (LF) ag ar
t er
oi bo
in ge
ng ur
Load Factor Generator (LF) = O… n…
Load
Generat 67.17 69.92 79.40 70.00
or
Dimana :
Grafik Kondisi Beban Peralatan 90 %
PB : Daya Total Beban = 376,14 Kw
50.00%
40.00%
30.00%
Jadi : 20.00%
10.00%
0.00%
Em
LF = x 100% Por Sea Har
erg
t in goi bou
enc
Out ng r
= 67,17 % (Memenuhi) y
Load
74.17% 78.27% 92.23% 74.40%
Dimana Nilai Load Faktor Generator Generator
Page 9 of 14
http://repository.unimus.ac.id
terpisah dari mesin penggerak utama
harus disediakan untuk pemberi daya
KESIMPULAN
listrik.
Berdasarkan hasil dari pembahasan
Daya cadangan harus dimasukkan
penulisan Tugas Akhir menerangkan
dalam perhitungan untuk menutup
bahwa Perancangan Beban Daya Listrik
kebutuhan daya pada puncak beban
Kapal Perintis 2000 GT dengan Elektri
waktu singkat.
Balance BKI.
KM. PERINTIS dapat disimpulkan sebagai
2. Dari hasil perhitungan beban di
berikut :
dapatkan nilai total daya pemakain
1. Dari perhitungan beban daya kapal
beban pada saat kondisi beban 80%
dalam setiap kondisi pelayaran yang
pelayaran di kapal dimana:
tersusun dalam bentuk Tabel Elektric
a. Keadaan Kapal Port in Out atau
Power Balance didapatkan nilai
keluar masuk pelabuhan dan
Divercity Factor 0,65 dimana
bongkar muat total daya 376,14
ketentuannya tidak boleh kurang dari
KW , dengan asumsi daya
0,5.
generator sebesar 350 KVA / 280
Nilai load factor generator dari masing-
KW maka kapal dalam beroperasi
masing kondisi menurut Biro
harus menggunakan 2 (Dua) set
Klasifikasi Indonesia (BKI) tidak boleh
Generator.
lebih dari 80% .
b. Keadaan Kapal Sea Going atau
berlayar total daya 195,86 Kw ,
Dan pada saat load factor pemakaian
dengan asumsi daya generator
diansumsikan 90%, ada salah satu unsur
sebesar 350 KVA / 280 KW maka
kondisi atau keadaan Harbour nilai load
kapal dalam beroperasi harus
Factor Generator 92,23 % ( Tidak
menggunakan 1 (Satu) set
Memenuhi). Menurut Biro Klasifikasi
Generator.
Indonesia (BKI) tidak boleh lebih dari
c. Keadaan Kapal Harbour atau
80%.
sandar didermaga total daya 59,81
Biro Klasifikasi Indonesia (BKI Vol IV
Kw , dengan asumsi pemakain daya
Tahun 2004) mesyaratkan bahwa
yang lebih kecil pada saat keluar
sekurang - kurangnya 2 agregat yang
7
Page 10 of 14
http://repository.unimus.ac.id
masuk pelabuhan dan berlayar kapasitas pembangkitan dan Beban
maka kapal dalam beroperasi harus yang dipakai.
menggunakan 1 (Satu) set Berdasarkan hasil dari pembahasan
Generator sebesar 80 KVA / 64 penulisan Tugas Akhir menerangkan
KW . Untuk menghemat pemakaian bahwa Perancangan Beban Daya Listrik
bahan bakar saat persiapan Kapal Perintis 2000 GT dengan Elektri
menaikkan penumpang dan barang. Balance BKI.
c. Keadaan Kapal Emergency atau KM. PERINTIS dapat disimpulkan sebagai
Generator dalam keadaan black out berikut :
total daya 33,86 KW , dengan 1. Dari perhitungan beban daya kapal
asumsi pemakain daya yang kecil dalam setiap kondisi pelayaran yang
dikarenakan kondisi darurat pada tersusun dalam bentuk Tabel Elektric
saat Kapal dalam perbaikan di Power Balance didapatkan nilai
galangan atau pada saat terjadi Divercity Factor 0,65 dimana
insiden ditengah laut yang ketentuannya tidak boleh kurang dari
mengakibatkan generator kapal 0,5.
mati, maka perlu disiapkan Nilai load factor generator dari masing-
generator yang mampu mengkaver masing kondisi menurut Biro
pemakaian peralatan navigasi dan Klasifikasi Indonesia (BKI) tidak boleh
lampu penerangan kapal dalam lebih dari 80% dimana:
beroperasi harus menggunakan 1
(Satu) set Generator sebesar 60 Dan pada saat load factor pemakaian
KVA / 48 KW . Untuk menunjang diansumsikan 90%, ada salah satu unsur
proses perbaikan dan mengambil kondisi atau keadaan Harbour nilai load
tindakan evakuasi meminta Factor Generator 92,23 % ( Tidak
pertolongan kapal lain. Memenuhi). Menurut Biro Klasifikasi
3. Guna memudahkan dalam mengoreksi Indonesia (BKI) tidak boleh lebih dari
keseimbanagn daya kapal maka 80%.
dibuatkan data base berupa Dokumen Biro Klasifikasi Indonesia (BKI Vol IV
Elektric Power Balance, Untuk melihat Tahun 2004) mesyaratkan bahwa
sekurang - kurangnya 2 agregat yang
Page 11 of 14
http://repository.unimus.ac.id
terpisah dari mesin penggerak utama masuk pelabuhan dan berlayar
harus disediakan untuk pemberi daya maka kapal dalam beroperasi harus
listrik. menggunakan 1 (Satu) set
Daya cadangan harus dimasukkan Generator sebesar 80 KVA / 64
dalam perhitungan untuk menutup KW . Untuk menghemat pemakaian
kebutuhan daya pada puncak beban bahan bakar saat persiapan
waktu singkat. menaikkan penumpang dan barang.
c. Keadaan Kapal Emergency atau
2. Dari hasil perhitungan beban di Generator dalam keadaan black out
dapatkan nilai total daya pemakain total daya 33,86 KW , dengan
beban pada saat kondisi beban 80% asumsi pemakain daya yang kecil
pelayaran di kapal dimana: dikarenakan kondisi darurat pada
a. Keadaan Kapal Port in Out atau saat Kapal dalam perbaikan di
keluar masuk pelabuhan dan galangan atau pada saat terjadi
bongkar muat total daya 376,14 insiden ditengah laut yang
KW , dengan asumsi daya mengakibatkan generator kapal
generator sebesar 350 KVA / 280 mati, maka perlu disiapkan
KW maka kapal dalam beroperasi generator yang mampu mengkaver
harus menggunakan 2 (Dua) set pemakaian peralatan navigasi dan
Generator. lampu penerangan kapal dalam
b. Keadaan Kapal Sea Going atau beroperasi harus menggunakan 1
berlayar total daya 195,86 Kw , (Satu) set Generator sebesar 60
dengan asumsi daya generator KVA / 48 KW . Untuk menunjang
sebesar 350 KVA / 280 KW maka proses perbaikan dan mengambil
kapal dalam beroperasi harus tindakan evakuasi meminta
menggunakan 1 (Satu) set pertolongan kapal lain.
Generator. 3. Guna memudahkan dalam mengoreksi
c. Keadaan Kapal Harbour atau keseimbanagn daya kapal maka
sandar didermaga total daya 59,81 dibuatkan data base berupa Dokumen
Kw , dengan asumsi pemakain daya Elektric Power Balance, Untuk melihat
yang lebih kecil pada saat keluar
Page 12 of 14
http://repository.unimus.ac.id
kapasitas pembangkitan dan Beban Spesifikasi Data Teknis, Direktorat
yang dipakai. Jendral Perhubungan Laut.
Peraturan Umum Instalasi Listrik
UCAPAN TERIMA KASIH
(PUIL 2000)
Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) 2004
Pada kesempatan ini saya hanya mampu
“Rules For Electrical
mengungkapkan rasa sukur kepada Alloh
Instalation”; Vol. IV,
yang telah menganugerahkan kemudahan
BKI; Jakarta
kepada diri saya. Serta segenap dosen ( M.
Haryono, E [2002]; “Studi Penentuan
Toni Prasetyo, ST, M.Eng, Aris Kiswanto,
Load Factor
ST, M.T) dan keluarga yang senantiasa
Operasional Peralatan
memberikan motifasi untuk dapat
Pada Kapal PAX –
menyelesaikan Tugas Akhir tepat pada
500”; Thesis; PPs-FTK
waktunya.
ITS; Surabaya.
Zuhal, [1991] “Dasar Tenaga Listrik”;
DAFTAR PUSTAKA Penerbit ITB; Bandung.
Sarwito Sardono, [1993], “Perhitungan
Kapasitas Generator
Roy L.Harrington, 1992, Marine
yang Optimum di
Engineering, The
Kapal”; Laporan
Society Of Naval
Penelitian; Lembaga
Architects and
Penelitian ITS;
Marine Engineers,
Surabaya.
New York
Peraturan Pemerintah Republik
Hans Klein Would & Douwe Staperma,
Indonesia No 51 tentang Perkapalan
2003, Design Of
Convention on The International
Propulsion and
Regulation For
Electrical Power
Preventing Collisions
Generation systems,
At Sea (Colreg)1972
The Institut of Marine
Lampu Navigasi.
Engineering, Science
and Technology,
10
Page 13 of 14
http://repository.unimus.ac.id
Kanginan 2006, Sumber Pembangkit
Tenaga
Listrik.
Muhamad Hendra Saputra 2013,
Metode
Iterasi
DATA PRIBADI
Agama : Islam
Telp. : 081326377395
Email : arisjmi@yahoo.co.id
11
Page 14 of 14
http://repository.unimus.ac.id