com
Naskah diterima Oktober 2017, direvisi Desember 2017 Hak Cipta © 2017 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta - All rights
disimpan
165
R. Syahputra dan LF Arrozak
Di pembangkit listrik, sumber energi primer kV dengan trafo penurun tegangan pada gardu
seperti bahan bakar fosil (minyak, gas bumi, dan distribusi, kemudian dengan sistem tegangan
batu bara), hidro, panas bumi, dan nuklir diubah penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran
menjadi energi listrik. Generator sinkron distribusi primer. Dari saluran distribusi primer
mengubah energi mekanik yang dihasilkan pada inilah gardu distribusi mengambil tegangan untuk
poros turbin menjadi energi listrik tiga fasa. menurunkan tegangan dengan trafo distribusi
Melalui trafo step-up, energi listrik ini kemudian merupakan sistem tegangan rendah yaitu 220/380
dikirim melalui saluran transmisi tegangan volt. Selanjutnya disalurkan melalui saluran
tinggi ke pusat beban [24]. distribusi sekunder kepada konsumen. Dengan ini
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian
besar dengan tegangan antara 11 kV sampai 24 kV penting dari sistem tenaga secara keseluruhan [26].
dinaikkan tegangannya oleh gardu induk dengan trafo
yang menaikkan tegangan menjadi 70 kV, 154 kV, 220 kV
II.1. Cabang
atau 500 kV kemudian disalurkan melalui saluran
transmisi. 25]. Gardu Induk adalah suatu instalasi listrik yang
Tujuan menaikan tegangan adalah untuk terdiri dari beberapa peralatan listrik dan berfungsi
meminimalkan rugi-rugi daya listrik pada saluran untuk [27]:
transmisi, dimana dalam hal ini rugi-rugi daya 1. Transformasi satu tenaga listrik tegangan tinggi ke
sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I2R). tegangan tinggi atau tegangan menengah lainnya.
Dengan daya yang sama jika nilai tegangan 2. Pengukuran, pengawasan operasi, dan
diperbesar, maka arus yang mengalir menjadi lebih pengaturan keamanan sistem tenaga listrik.
kecil sehingga rugi daya juga akan kecil. Dari saluran 3. Mengatur daya ke gardu induk lainnya melalui
transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 gardu induk tegangan tinggi dan gardu distribusi melalui
Hak Cipta © 2017 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Jurnal Teknologi Kelistrikan UMY, Vol. 1, No. 4
166
R. Syahputra dan LF Arrozak
pengumpan tegangan menengah. Berdasarkan di dalam gedung. Gardu induk ini biasanya disebut
konstruksinya, gardu induk dapat diklasifikasikan gardu konvensional, seperti terlihat pada Gambar
menjadi Gardu Induk Berpasangan dan Gardu Induk 2.
Berpasangan. Keunggulan gardu induk outdor, yaitu:
a.) Konstruksi lebih murah daripada gardu dalam
ruangan.
II.1.1. Gardu Pasangan Luar Ruangan
b.) Isolasi antar peralatan dan antar busbar
Peralatan listrik tegangan tinggi di gardu menggunakan media udara terbuka sehingga
induk ditempatkan di luar gedung atau di gardu mengurangi biaya untuk media isolasi.
induk. Peralatan lain seperti sel HV, panel
kontrol dan relai, dan sumber DC ditempatkan
Hak Cipta © 2017 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Jurnal Teknologi Kelistrikan UMY, Vol. 1, No. 4
167
R. Syahputra dan LF Arrozak
Adapun kelemahan dari gardu luar, yaitu: transformer. Trafo 3 fasa juga lebih
a.) Memerlukan lahan yang luas. menguntungkan dalam hal pondasi,
b.) Lebih rentan terhadap hujan dan debu perkabelan dan ruang yang dibutuhkan.
(kondisi cuaca) sehingga peralatan mudah Keuntungan menggunakan trafo 1 fasa adalah
kotor dan jadwal perawatan harus dilakukan jika diperlukan trafo cadangan, maka untuk
lebih sering. trafo 1 phasa cukup ditambah 1 trafo 1 phasa
c.) Kemungkinan mengalami tegangan lebih akibat saja sehingga menjadi 4 trafo 1 phasa,
sambaran petir. sehingga sangat ekonomis. Namun jika pada
suatu gardu induk terdapat banyak trafo,
maka trafo 3 fasa lebih menguntungkan.
II.1.2. Gardu Induk Pasangan
2. Pemutus Arus (CB)
Pada gardu induk dalam ruangan instalasi CB adalah perangkat yang dapat membuka atau menutup
peralatan listrik ditempatkan di dalam gedung atau di sirkuit baik dalam kondisi kerja normal maupun saat terjadi
tempat tertutup. Pada gardu induk indoor kegagalan. Dalam kondisi kerja normal CB dapat dioperasikan
menggunakan media isolasi gas yang disebut dengan secara manual atau dengan menggunakan remote kontrol,
Gas Insulated Switchyard (GIS) [27]. sebaliknya bila terjadi kegagalan CB akan bekerja secara
Keuntungan dari gardu dalam ruangan adalah: otomatis. CB dilengkapi dengan media untuk memadamkan
a.) Memerlukan area yang kecil. busur api, seperti dengan udara, gas, minyak dan sebagainya.
b.) Lebih aman terhadap petir dan efek cuaca 3. Saklar Pemutus (DS)
lainnya. DS berfungsi untuk memisahkan rangkaian listrik dalam
c.) Lebih sedikit biaya perawatan. keadaan tidak terbebani. Secara umum, DS tidak dapat
Kerugian gardu dalam ruangan adalah: memutuskan arus. Walaupun dapat menentukan arus yang
a.) Konstruksinya lebih mahal. kecil, pembukaan atau penutupan DS harus dilakukan
b.) Lebih banyak tingkat isolasi. setelah membuka CB terlebih dahulu. Untuk memastikan
bahwa kesalahan operasi urutan tidak terjadi, harus ada
interlock antara CB dan DS. Pada rangkaian kontrolnya,
II.1.3. Gardu Pasangan Bersama
rangkaian interlock akan mencegah DS bekerja saat CB
Pada gardu induk ini, hanya trafo yang ditempatkan di masih dalam keadaan tertutup.
luar, sedangkan peralatan lainnya berada di dalam 4. Mengukur Transformator
gedung. Trafo ukur terdiri dari trafo arus dan trafo
tegangan (atau trafo potensial). Trafo arus
II.1.4. Gardu Inland berfungsi untuk mengubah besaran arus
dalam sistem ke skala yang lebih kecil untuk
Gardu induk di dalam tanah memiliki karakteristik yang keperluan pengukuran arus, kWh meter, dan
mirip dengan gardu dalam, hanya saja tempatnya berada di relai proteksi. Trafo tegangan berfungsi untuk
dalam tanah. mengubah besaran tegangan dari tegangan
tinggi ke tegangan rendah dengan tujuan
II.2. Peralatan Gardu Induk untuk menunjukkan nilai tegangan pada
voltmeter, serta untuk mengukur energi.
Peralatan di gardu induk tergantung pada jenis gardu
5. Penangkal Petir
induk, fungsi dan tingkat proteksi yang diinginkan. Secara
Penangkal petir adalah kunci dalam
umum, sebuah gardu induk memiliki peralatan utama
mengoordinasikan isolasi sistem tenaga listrik. Jika
sebagai berikut:
terjadi surja atau petir, maka arester berfungsi untuk
1. Transformator Daya
melepaskan muatan listrik ke sistem pentanahan, dan
Trafo ini berfungsi untuk menyalurkan mengurangi tegangan lebih yang akan
sejumlah daya tertentu dengan mengubah mempengaruhi peralatan di dalam gardu induk.
besaran tegangan. Trafo daya yang digunakan 6. Transformator penggunaan sendiri
pada gardu induk berupa satu buah trafo 3 Trafo pakai sendiri berfungsi untuk memenuhi
fasa atau tiga buah trafo 1 fasa. Jika trafo 3 kebutuhan energi listrik di gardu induk itu sendiri,
fasa dibandingkan dengan tiga trafo 1 fasa misalnya untuk penerangan, AC, dan kebutuhan
dengan kapasitas yang sama, didapati bahwa pengoperasian peralatan listrik lainnya.
berat trafo 3 fasa kira-kira 80% dari berat tiga
trafo 1 fasa.
Hak Cipta © 2017 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Jurnal Teknologi Kelistrikan UMY, Vol. 1, No. 4
168
R. Syahputra dan LF Arrozak
tenaga memungkinkan pemilihan tegangan yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Terbuat
sesuai dan ekonomis untuk setiap kebutuhan, seperti: dari pelat tipis besi berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai
rugi-rugi besi) yang disebabkan oleh Arus Eddy.
Hak Cipta © 2017 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Jurnal Teknologi Kelistrikan UMY, Vol. 1, No. 4
169
R. Syahputra dan LF Arrozak
Inti trafo terbentuk dari lapisan plat besi silikon yang Kumparan trafo adalah beberapa kumparan kawat
memiliki lapisan insulasi yang sangat tipis pada salah satu berisolasi yang membentuk kumparan. Kumparan terdiri dari
sisinya, yang tahan terhadap panas tinggi dan memiliki kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi
koefisien dispersi panas yang rendah, dengan ketebalan baik dari inti besi maupun antara kumparan dengan isolasi
yang sangat tipis sehingga mampu mereduksi panas yang padat seperti karton, pertinakan dan lain-lain. Kumparan
lebih kecil. kerugian inti. Disusun sedemikian rupa sehingga adalah alat transformasi tegangan dan arus.
membentuk daerah inti magnet yang kuat dan efisien.
Tegangan regulasi menentukan besarnya tegangan sisi primer pada saat itu disebut tegangan
variasi tegangan sekunder transformator di regulasi. Impedansi hubung singkat terdiri dari
bawah kondisi faktor beban yang berbeda. komponen aktif dan reaktif dan dapat dinyatakan
Tegangan regulator adalah rasio tegangan pada dalam satuan Ohm sebagai besaran impedansi
terminal sekunder saat tidak dibebani dan lainnya, besarnya tergantung pada kapasitas nominal
selama kondisi beban penuh. Hal ini dan tegangan transformator.
diperhitungkan karena dapat dijadikan acuan Kebanyakan kumparan dan trafo daya inti
untuk kebutuhan kerja trafo paralel. direndam dalam minyak trafo, terutama trafo
Tegangan regulasi transformator diukur setelah daya berkapasitas besar, karena minyak trafo
terminal output (sekunder) dihubung pendek memiliki sifat sebagai insulasi dan media
(kondisi beban penuh) dan menaikkan tegangan transfer, sehingga oli trafo berfungsi sebagai
secara bertahap pada sisi input (primer) sehingga media pendingin dan insulasi.
arus yang mengalir pada sisi primer mencapai nilai Pada transformator terdapat dua komponen yang aktif
nominalnya. Pada kondisi ini besar arus nominal menghasilkan energi panas, yaitu besi (inti) dan tembaga
mengalir pada kedua sisi belitan, dan (kumparan). Jika energi panas tidak tersalurkan
Hak Cipta © 2017 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Jurnal Teknologi Kelistrikan UMY, Vol. 1, No. 4
170
R. Syahputra dan LF Arrozak
melalui sistem pendingin akan menyebabkan besi dan AKU AKU AKU. Metodologi
tembaga mencapai suhu tinggi, yang akan merusak nilai
isolasi. Sebagai sarana untuk pendinginan, kumparan Dalam penelitian ini, penulis melakukan
dan inti dimasukkan ke dalam jenis minyak, yang disebut studi kuantitatif yang menganalisis pembebanan
minyak transformator. Oli memiliki fungsi ganda, yaitu trafo 20 kV di Gardu Induk Kentungan 150/20 kV,
pendinginan dan isolasi. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan
Harus dinyatakan bahwa minyak transformator harus mencari faktor beban saat terjadi beban puncak,
berkualitas tinggi dan selalu bersih. Karena energi panas mulai awal tahun 2014 sampai akhir tahun
dihasilkan dari inti atau koil, suhu oli akan naik. Hal ini 2016.
akan mengakibatkan perubahan minyak transformator. Untuk menganalisis dan mengolah data penelitian
Toh dalam jangka panjang akan terbentuk berbagai diperlukan suatu alat, yaitu satu unit komputer yang
macam pengotor yang akan menurunkan kualitas minyak telah terinstal software Microsoft Office 2013,
trafo. Hal-hal tersebut dapat mengakibatkan kemampuan khususnya Microsoft Word, Microsoft Excel dan
untuk mendinginkan atau mengisolasi minyak akan Microsoft Power Point, serta kalkulator.
menurun. Selanjutnya dapat juga terjadi udara lembab Bahan penelitian adalah data-data yang dibutuhkan dalam
seperti yang terjadi di daerah tropis, mengakibatkan penelitian yang meliputi:
masuknya air ke dalam minyak trafo.
1. Diagram pengumpan baris tunggal.
Ketika suhu minyak trafo yang dioperasikan
2. Data beban puncak.
diukur, akan terlihat bahwa suhu minyak akan
3. Data faktor beban.
tergantung pada ketinggian pengukuran di
dalam tangki. Suhu tertinggi akan ditemukan Dalam proses pengumpulan tugas akhir ini penulis
di sekitar 70 sampai 80% dari ketinggian kapal. melakukan penelitian dengan cara observasi langsung
ke lapangan dan pengambilan data sistem serta
Oli trafo sebagai bahan isolasi sekaligus media tinjauan pustaka yang diperlukan, selain lebih
perpindahan panas dari bagian panas (belitan dan mempercayai kondisi sistem juga melakukan tanya
inti) tangki atau radiator pendingin memiliki ciri-ciri jawab dengan pihak PT. PLN (Persero). Data yang
sebagai berikut: dibutuhkan dalam proses pengumpulan data
adalah sebagai berikut:
A. Berat jenis 0,85 hingga 0,90 pada suhu
13,5º C 1. Data Beban Puncak
B. Viskositas rendah untuk memperlancar sirkulasi dari bagian Data beban puncak ini diperlukan untuk mengetahui
panas ke bagian dingin, yaitu 100 hingga 10 Saybolt detik jam berapa lonjakan beban cukup tinggi, sehingga dapat
pada 40º C dihitung berapa faktor beban yang terjadi.
C. Titik didih tidak kurang dari 135º C
2. Data Faktor Muat.
D. Titik beku tidak lebih dari -45º C
Data load factor diperlukan untuk menentukan akhir
e. Tegangan tembus tidak kurang dari 30 kV per
dari proses penelitian ini. Dengan mendapatkan nilai
2,5 mm atau 120 kV / 1 cm
faktor beban maka dapat disimpulkan bagaimana
F. Koefisien ekspansi adalah 0,00065 per 1º C
kualitas trafo tersebut. Apakah transformator digunakan
G. Titik nyala 180º C hingga 190º C
atau tidak saat beban puncak terjadi
H. Titik bakar 205º C
3. Pemrosesan Data
Saya. Kelembaban terhadap uap air adalah nihil
Setelah data-data yang dibutuhkan telah terpenuhi
Hubungan antara kumparan trafo dengan kemudian melakukan perhitungan dan analisis. Kemudian
jaringan luar melalui busing adalah konduktor akan didapatkan nilai faktor beban untuk menentukan
yang dilapisi oleh isolator, yang juga berfungsi kelayakan transformator. Adapun langkah-langkah
sebagai pemisah antara konduktor dan tangki perhitungannya sebagai berikut:
trafo. A. Hitung beban puncak.
Pada umumnya bagian-bagian trafo yang B. Hitung beban rata-rata
terendam minyak trafo berada di dalam tangki. C. Hitung faktor beban
Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki
Hasil penelitian menggunakan metode perhitungan
dilengkapi dengan konservator.
faktor beban dengan menggunakan beban puncak rata-
rata yang terjadi setiap hari, sehingga persentase faktor
beban yang terjadi.
Hak Cipta © 2017 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Jurnal Teknologi Kelistrikan UMY, Vol. 1, No. 4
171
R. Syahputra dan LF Arrozak
IV. Hasil dan Diskusi Dari perhitungan faktor beban trafo daya pada
gardu induk Kentungan dari bulan Januari 2014
Penelitian ini dilakukan di Gardu Induk sampai dengan Desember 2014, seperti terlihat pada
Kentungan 150/20 kV. Secara geografis, Tabel I dan Gambar 5 dapat disimpulkan bahwa faktor
Gardu Induk Kentungan terletak di Jl. Kaliurang Km beban tertinggi terjadi pada bulan November 2014
6,5 Yogyakarta, Indonesia. Dilihat dari peralatannya, yaitu sebesar 95%.
Gardu Induk Kentungan merupakan gardu outdoor
pasangan. Gardu Induk Kentungan memiliki tegangan
kerja 150/20 kV, yaitu tegangan 150 kV merupakan
tegangan sisi primer trafo yang diturunkan menjadi
20 kV pada sisi sekunder trafo untuk disalurkan ke
pelanggan melalui penyulang-penyulang. Gardu
Induk Kentungan memiliki dua daya
trafo, yaitu trafo dan II
Trafo IV, dengan kapasitas masing-masing trafo
60 MVA melayani 14 penyulang di wilayah kerja
PT. PLN (Persero) Daerah Yogyakarta. Trafo II
melayani 8 (delapan) penyulang yaitu penyulang
KTN 1, KTN 2, KTN 3, KTN 5, KTN 6, KTN 9, KTN
10 dan KTN 14. Sedangkan trafo IV melayani 6
penyulang yaitu penyulang KTN Gambar 5. Trafo daya faktor beban di Gardu
4, KTN 7, KTN 8, KTN 11, KTN 12 dan KTN 13. Faktor beban Induk Kentungan Januari 2014 sampai
adalah perbandingan antara beban rata-rata dengan Desember 2014
beban puncaknya selama suatu periode waktu. Beban rata-
rata dan beban puncak dapat dinyatakan dalam kilo-watt Kemudian dilakukan perhitungan faktor beban pada
atau kilo-volt-ampere. 2015. Faktor beban transformator daya di Gardu Induk
Faktor beban trafo daya di Gardu Induk Kentungan dari bulan Januari 2015 sampai dengan
Kentungan periode Januari 2014 sampai Desember Desember 2015 ditunjukkan pada Tabel II dan Gambar 6.
2014 ditunjukkan pada Tabel I dan Gambar 5.
Tabel II. Faktor beban transformator daya di
Tabel I. Faktor beban transformator daya di Gardu Gardu Induk Kentungan dari Januari 2015 hingga
Induk Kentungan dari Januari 2014 sampai Desember 2015
Desember 2014
Kekuasaan
Puncak Memuat
Transformator
Kekuasaan Bulan Memuat Faktor
Puncak Memuat kapasitas
Bulan
Transformator
Faktor (MW) (%)
kapasitas
Memuat (MVA)
(MW) (%)
(MVA) Januari 60 52.0 92
Januari 60 53.7 86 Februari 60 52.8 90
Februari 60 50.2 91 berbaris 60 54.4 94
berbaris 60 51.1 82 April 60 52.8 91
April 60 52.0 86 Mungkin 60 52.0 91
60 51.1 92
Juni 60 47,5 90
Mungkin
Juni 60 51.2 90
Juli 60 48.5 88
Juli 60 47.6 89
Agustus 60 52.0 92
Agustus 60 51.1 91
September 60 52.8 88 September 60 50.2 91
Oktober 60 52.0 86 Oktober 60 49.5 95
November 60 52.0 95 November 60 52.0 93
Desember 60 53.7 90 Desember 60 52.8 89
Hak Cipta © 2017 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Jurnal Teknologi Kelistrikan UMY, Vol. 1, No. 4
172
R. Syahputra dan LF Arrozak
Gambar 6. Faktor beban transformator daya di Gambar 7. Faktor beban transformator daya di
Gardu Induk Kentungan Januari 2015 sampai Gardu Induk Kentungan dari Januari 2016 sampai
Desember 2015 Desember 2016
Dari hasil perhitungan faktor beban trafo daya pada Dari perhitungan transformator daya
gardu induk Kentungan dari bulan Januari 2015 sampai load factor pada gardu induk Kentungan dari bulan Januari
dengan Desember 2015, seperti yang dapat dilihat pada 2016 sampai dengan Desember 2016, seperti terlihat pada
Tabel II dan Gambar 6 dapat disimpulkan bahwa faktor Tabel III dan Gambar 7, dapat disimpulkan bahwa load factor
beban tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2015 yaitu tertinggi terjadi pada bulan April 2016 yaitu sebesar 93%.
sebesar 95%.
Kemudian dilakukan perhitungan faktor beban pada
Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa beban
2016. Faktor beban transformator daya di Gardu Induk
puncak dan faktor beban terendah terjadi pada bulan Juni
Kentungan dari bulan Januari 2016 sampai dengan
2016 sebesar 51,1 MW dan load factor sebesar 82%.
Desember 2016 ditunjukkan pada Tabel III dan Gambar 7.
Nilai peak load dan load factor yang kecil pada bulan
Juni 2016 pada bulan Juni bertepatan dengan bulan
Tabel II. Faktor beban trafo daya di Gardu
Induk Kentungan dari Januari 2016 sampai puasa dan hari raya Idul Fitri, sehingga penggunaan
Desember 2016 listrik dari konsumen dapat dikatakan menurun.
Hak Cipta © 2017 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Jurnal Teknologi Kelistrikan UMY, Vol. 1, No. 4
173
R. Syahputra dan LF Arrozak
trafo di gardu induk sebanyak 3 unit. [11] Purnomo,MH, Kurniawan, A. (2006). “Supervised
Neural Networks dan Aplikasinya”. Yogyakarta :
3. Besarnya nilai faktor beban yang didapat Graha Ilmu.
[12] Siang,
JJ (2009). “Jaringan Syaraf Tiruan dan
adalah 93% sangat baik, namun jika
Pemrogramannya Menggunakan MATLAB”.
pembebanan trafo terus dilakukan maka
Yogyakarta : ANDI.
umur trafo akan semakin pendek. Standar [13] Syahputra,
R., Soesanti, I. (2016). “Model Stabilizer
faktor beban menurut PLN berkisar 60% - Sistem Tenaga Menggunakan Sistem Kekebalan
80%. Buatan untuk Pengendalian Sistem Tenaga”. Jurnal
Internasional Riset Teknik Terapan (IJAER), 11(18),
hlm. 9269-9278.
Ucapan Terima Kasih
[14] Syahputra,
R. (2016). “Transmisi dan Distribusi
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tenaga Listrik”. Yogyakarta : LP3M UMY
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah mendukung Yogyakarta.
kegiatan penelitian ini. [15] Syeto,
GJ (2010). “Peramalan Beban Listrik
Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode
Kohonen”. Surabaya : Institut Teknologi Surabaya.
Referensi [16] Tamizharasi,G dkk. 2014. “Peramalan Energi
Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan”. IJAREEIE Vol.
[1] Fitriyah, Q., Istardi, D. 2011. “Prediksi Beban Listrik
3, Edisi 3. Maret 2014, hlm. 7568-7576.
Pulau Bali dengan Menggunakan Metode
[17] Syahputra, R., Soesanti, I., Ashari, M. (2016).
Backpropagasi”. Seminar Nasional Informatika
2011 (semnasIF 2011). UPN Veteran Yogyakarta, 2 Peningkatan Kinerja Jaringan Distribusi dengan
Juli 2011 Integrasi DG Menggunakan Algoritma PSO
[2] Fitzgerald, AE (1992). “Mesin-Mesin Listrik Edisi
Termodifikasi. Jurnal Sistem Kelistrikan (JES),
Keempat”. Jakarta : Penerbit Erlangga. 12(1), hlm. 1-19.
[18] Syahputra, R., Robandi, I., Ashari, M. (2015).
[3] Haidaroh, A. 2013. “Pengenalan Kecerdasan
Buatan”. Kupang : STIKOM Artha Buana. Peningkatan Kinerja Jaringan Distribusi Radial
dengan Integrasi Distributed Generation
[4] Heizer,J., Render, B. (2009). “Manajemen Operasi. Edisi
Menggunakan Algoritma Extended Particle
9. Terjemahan Chriswan Sungkono”. Jakarta :
Swarm Optimization. Tinjauan Internasional
Salemba Empat
Teknik Elektro (IREE), 10(2). hal. 293-304.
[19] Syahputra, R., Robandi, I., Ashari, M. (2014).
[5] Kusumadewi, F. (2014). “Peramalan Harga Emas
Menggunakan Feedforward Neural Network Dengan Optimalisasi Konfigurasi Jaringan Distribusi
Algoritma propagasi balik”. Yogyakarta : dengan Integrasi Sumber Daya Energi
Universitas Negeri Yogyakarta. Terdistribusi Menggunakan Metode Extended
[6] Laughton, MA, Warne, DF. (2 003). “Listrik Al Fuzzy Multi-objective. International Review of
Buku Referensi Insinyur Edisi 16”. Inggris Raya : Electrical Engineering (IREE), 9(3), pp.629-639.
[20] Syahputra, R., Robandi, I., Ashari, M. (2015).
Newnes
[7] Muis, S. (2017). “Jaringan Syaraf Tiruan ; Sistem Rekonfigurasi Jaringan Distribusi dengan
Kecerdasan Tiruan dengan Kemampuan Belajar dan
Integrasi DER Menggunakan Algoritma PSO.
Adaptasi”. Yogyakarta : Teknosain.
TELKOMNIKA, 13(3). hal.759-766.
[21] Syahputra, R., Soesanti, I. (2016). Perancangan
[8] Nurkholiq, N. 2014. “Analisis Perbandingan Metode
Logika Fuzzy dengan Jaringan Syaraf Tiruan Kompor Batik Listrik Otomatis untuk Industri
Backpropagation Pada Peramalan Kebutuhan Batik. Jurnal Teknologi Informasi Teoritis dan
Energi Jangka Panjang di Indonesia Sampai Tahun Terapan (JATIT), 87(1), hlm. 167-175.
[22] Soesanti, I., Syahputra, R. (2016). Optimasi
2022”. TRANSIEN Vol. 3, No. 2, ISSN : 2302-9927
(Juni 2014), hlm. 245 -251. Proses Produksi Batik Menggunakan Metode
[9] Pratama, RA Anifah, L. (2016). “Peramalan Beban Particle Swarm Optimization. Jurnal Teknologi
Listrik Jangka Panjang DIYogyakarta Informasi Teoritis dan Terapan (JATIT), 86(2),
Menggunakan Jaringan Neural Backpropagation”. hlm. 272-278.
[23] Syahputra, R., Robandi, I., Ashari, M. (2015).
Jurnal Teknik Elektro. Volume 05 Nomor 03 Tahun
2016, hal 37-47.
Optimasi Multi-tujuan Berbasis PSO untuk
[10] Purnomo, H. (2004). “Peramalan Beban Listrik Rekonfigurasi Jaringan Distribusi Radial. Jurnal
Jangka Pendek dengan Menggunakan Model Internasional Penelitian Teknik Terapan (IJAER),
Jaringan Syaraf Tiruan di PT. PLN Wilayah III Jawa 10(6), hlm. 14573-14586.
[24] Syahputra, R., Soesanti, I. (2016). Kontrol DFIG
Tengah dan DIY”. Yogyakarta : Universitas Gadjah
Skema Pembangkit Listrik Tenaga Angin Menggunakan Metode
Mada.
ANFIS Pada Sistem Jaringan Tenaga Listrik. Jurnal Internasional
Hak Cipta © 2017 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Jurnal Teknologi Kelistrikan UMY, Vol. 1, No. 4
174
R. Syahputra dan LF Arrozak
Informasi penulis
Hak Cipta © 2017 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Jurnal Teknologi Kelistrikan UMY, Vol. 1, No. 4
175