Anda di halaman 1dari 10

ANALISA KEKUATAN WIREROPE SHIP UNLOADER

DI PLTU PULANG PISAU

Rio Dwi Valta1*, Abdurahim Sidiq2, Jainal Arifin3


1
Teknik Mesin, 2021, Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan Muhammad
Arsyad Al Banjari Banjarmasin, 19620126
2
Teknik Mesin, 2021, Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan Muhammad
Arsyad Al Banjari Banjarmasin, 061508788

3
Teknik Mesin, 2021, Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan Muhammad
Arsyad Al Banjari Banjarmasin, 061508786

Email : riodv69@gmail.com

Abstrak
Ship unloader adalah suatu alat yang berfungsi untuk memindahkan batubara
dari tongkang menuju ke hopper untuk seterusnya batubara diteruskan untuk
keperluan bahan bakar di PLTU. Wirerope adalah salah satu bagian terpenting dari
sistem pesawat angkat angkut (Ship Unloader). Kekuatan wirerope berbeda-beda,
tergantung dari segi pemakaian dan kebutuhan suatu operasi. Karena potensi
kerusakan dari wirerope adlah putus, maka nilai kekuatan dan keamanan wirerope
harus disesuaikan dengan beban yang diangkut. Ditentukan tegangan tarik (S) =
1083 (kg) lebih kecil dari tegangan tarik yang diizinkan (Smax) = 8454 (kg), maka
dapat disimpulkan bahwa tali baja tersebut aman terhadap beban tarik yang terjadi,
begitupun sebaliknya jika tegangan tarik (S) = 1083 (kg) lebih besar dari tegangan
tarik yang diizinkan (Smax) = 8454 (kg), maka dapat disimpulkan bahwa tali baja
tersebut tidak aman terhadap beban tarik yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisa nilai kekuatan dan keamanan dari pemakaian jenis
wirerope yang dugunakan sekarang pada PLTU Pulang Pisau.
Kata Kunci : Ship Unloader, Wirerope, Tegangan Tarik, Alat Angkat
Angkut.
Abstract

Ship unloader is a tool that works to transport coal from to the hopper and
then continues towards the need for fuel at the PLTU. The wirerope is one of the most
important parts of the ship unloader system. Wirerope strength varies, depending on
the use and requirements of an operation. Because the potential for damage from the
wirerope is breaking, the value of the strength and safety of the wirerope must be
adjusted to the load being transported. It is determined that the tensile stress (S) =
1083 (kg) is less than the allowable tensile stress (Smax) = 8454 (kg), then it can be
said that the steel rope is safe against the tensile load that occurs, and vice versa if the
tensile stress (S) = 1083 (kg) is greater than the allowable tensile stress (Smax) =
8454 (kg), it can be said that the steel rope is not safe against the tensile load that
occurs. This study aims to determine and analyze the strength and safety of the use of
the type of wire rope currently used in the Pulang Pisau Coal fired power plant.
Keywords: Ship Unloader, Wirerope, Tensile Stress, Lifting Equipment
transport.
I. PENDAHULUAN Kalimantan Selatan sehingga
Saat ini perkembangan teknologi Pembangkit listrik ini menopang
semakin maju dan dapat meningkatkan sebagian energi listrik di Provinsi
mutu kehidupan dan pertumbuhan Kalimantan Tengah dan Kalimantan
ekonomi. Teknologi teknologi tersebut Selatan. Di Banjarmasin, Kalimantan
membutuhkan sumber daya energi Selatan terjadi pemadaman listrik
untuk dapat beroperasi. Menurut sudah berlangsung selama 19 jam.
Eugene C. Lister yang diterjemahkan Salah satu warga yang terdampak mulai
Hanapi Gunawan (1993) energi adalah mengeluhkan padamnya listrik cukup
kemampuan untuk melakukan kerja, mengganggu bisnis jasa pengetikan
energi merupakan tersimpan. Hal miliknya ( Kompas, 2020 ). Handalnya
senada tidak berbeda jauh dengan peralatan pada pembangkit listrik
ilmu fisika (kamajaya, 1986) energi sangat dibutuhkan guna menghindari
adalah kemampuan melakukan usaha. tidak beroperasinya unit pembangkit
Energi listrik merupakan salah satu sehingga menyebabkan kurangnya
sumber energi untuk mengaktifkan pasokan listrik. Salah satu peralatan
sebuah teknologi. Energi listrik dapat yang harus disiapkan keandalannya
dihasilkan dari sebuah pembangkit pada PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga
listrik dari berbagai sumber seperti air, Uap) Pulang Pisau adalah Ship
minyak, batu bara, angin, panas bumi, Unoader (SU).
nuklir, matahari, dan lain lain. Ship Unloader merupakan suatu
Di Indonesia, provinsi kalimantan peralatan yang digunakan untuk
tengah, energi listrik salah satunya memindahkan batubara di tongkang
bersumber dari PLTU (Pembangkit menuju ke coalyard yang selanjutnya
listrik tenaga uap) Pulang Pisau, yang akan diteruskan ke furnace guna
berbahan bakar batubara. PLTU( pembakaran dan dapat diartikan bahwa
Pembangkit listrik Tenaga Uap ) Pulang batubara adalah bahan pokok/vital dari
Pisau interkoneksi dengan sistem suatu pembangkitan tenaga uap (PLTU).
transmisi Kalimantan Tengah dan

3
Didaalam prosesnya ship unloader handal dan efisien.
juga digunakan untuk memindahkan Dalam penelitian ini ada beberapa
baby loader dari luar ke dalam tongkang permasalahan yang dapat dirumuskan,
untuk membantu percepatan cleaning sebagai berikut:
tongkang, tentunya keamanan dari 1. Bagaimana nilai kekuatan wire
peralatan dalam hal ini kekuatan rope Ship unloader pada PLTU
keamanan dari wirerope sangat (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
mendasar dan menjadi focus utama. Pulang Pisau
Selanjutnya, dengan vitalnya peranan 2. Bagaimana keamanan wirerope
dari batubara maka kesiapan dan yang digunakan pada Ship
kehandalan dari peralatan transfer atau Unloader PLTU (Pembangkit
pemindahan batubara sangat penting Listrik Tenaga Uap) Pulang Pisau
sehingga di PLTU Pulang Pisau 3. Bagaimana umur pakai dari
material yang sering menjadi perhatian wirerope yang digunakan di PLTU
adalah Wirerope ship unloader, bahkan Pulang Pisau
untuk mencegah terjadinya suatu Adapun tujuannya adalah sebagai
kegagalan wirerope diganti dalam berikut:
waktu 3 bulan, namun durasi a. Mengetahui nilai kekuatan wire
penggantian tersebut belum memiliki rope pada PLTU (Pembangkit
perhitungan. kemudian juga durasi Listrik Tenaga Uap) Pulang Pisau
bongkar (unloading) batubara dari b. Untuk Menganalisis tingkat
tongkang memiliki kontrak kinerja keamanan pemakaian wirerope
bongkar dengan durasi yang telah pada saat ini pada PLTU
disepakati, disisi lain suatu peralatan (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
pasti akan mengalami penurunan Pulang
peforma bahkan kegagalan didalam c. Untuk mengetahui umur pakai
operasinya. Untuk itu penulis membuat atau lifetime dari penggunaan
analisis Kekuatan wire rope pada ship wirerope Ship unloader di PLTU
unloader di PLTU Pulang Pisau dengan Pulang Pisau
metode analitis agar pembangkit tetap

4
diameter suatu benda. Selama ini,
II. METODOLOGI PENELITIAN mungkin alat ukur yang paling dikenal
Penelitian ini dilakukan dengan atau sering dijumpai adalah penggaris.
metode observasi dan melakukan Jangka sorong sering digunakan untuk
pengambilan data dalam kurun waktu. mengukur panjang benda, diameter
Kegiatan yang dilakukan dalam benda, kedalaman benda, dan ketebalan
penelitian ini meliputi pengambilan data suatu benda. Adapun tingkat keakuratan
diameter, Panjang, jumlah pulley dan ketelitian jangka sorong adalah 0,1
(suspense) pada Ship unloader dan mm. lat ini dipakai secara luas di segala
manual book atau catalog material macam bidang industri, mulai suatu
wirerope yang kemudian akan dihitung proses desain/perancangan,
nilai kekuatannya dan nilai manufaktur/pembuatan, hingga
keamanannya dengan metode analitis. pengecekan akhir produk.
Dari penelitian ini akan dilakukan Jangka sorong didalam penelitian ini
perhitungan dan analisa nilai keamanan adalah untuk mengukur diameter dari
dengan arahan dosen pembimbing wirerope.
sehingga Analisa/perhitungan dapat 3. Meter Ukur 
diambil kesimpulan dan saran yang Meter ukur adalah alat ukur yang
sesuai. sangat penting dipergunakan dalam
Adapun Alat yang digunakan adalah: berbagai hal. Setiap pekerjaan akan
1. Wirerope Tester Portable sering berhubungan dengan alat ini
Wirerope tester portable adalah karena semua pekerjaan pasti
suatu alat yang berfungsi untuk berhubungan dengan ukuran. Alat
mengetahui rantas atau tidak nya suatu akur dapat dijumpai dalam berbagai
wirerope yang memberikan feedback bentuk dan ukuran, bahan alat ukur
alarm warna pada alat jika ditemukan ada yang terbuat dari kayu, kain,
titik rantas plastik dan juga dari plat besi.
2. Jangka Sorong Umumnya alat ukur dibuatkan dalam
Jangka sorong adalah alat pengukur dua satuan ukuran metrik yaitu dalam
yang digunakan sebagai pengukur satuan meter dan inchi yang mana

5
harus mengikuti ukuran standard yang
berlaku. Meter ukur saat ini dipasaran
banyak dijumpai dalam berbagi
ukuran panjang. Meter ukur kecil Dari skema diatas dapat dilihat
biasanya mempunyai ukuran panjang diagram lengkungan tali pada
3 m dan 5 m. Sedangkan meter ukur mekanisme gerak hoist dapat ditentukan
panjang yang biasanya dalam bentuk tegangan tali maksimum baja yang
roll terdapat dalam ukuran 10 m, 20 terjadi. Sistem pengangkat ini terdiri
m, 30 m, 50 m dan 100 m. dari 4 buah puli yang menyangga
(suspensi).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan Tabel 2, sistem puli 4
A. Hasil Penelitian lengkungan memiliki nilai efisiensi (η)
Dalam penelitian ini berat muatan 0,951 dan efisiensi yang disebabkan
yang diangkat adalah 3 ton. Karena pada oleh kerugian wire rope (η1) akibat
pengangkat dipengaruhi oleh beberapa kekakuannya ketika menggulung pada
faktor, seperti overload, keadaan drum diasumsikan sebesar 0,971.
dinamis dalam operasi dan perubahan Dengan kapasitas angkat total (Qtot)
udara yang tidak terduga, Menurut 4.000 kg maka beban yang akan ditahan
(Pulungan, 2009) Beban pengangkatan pada masing-masing bagian tali baja
menjadi 10% dari beban semula. adalah sebagai berikut:
a. Beban yang ditahan pada masing Qtot
S=
masing bagian wirerope n × η× η1
Q0 = 3.000 + (10 % x 3.000) = 4000
S=
4×0,951×0,971
3.300 kg
= 1.083 kg
Kapasitas angkat total pesawat adalah:
b. Beban Putus Wirerope Yang Sebe-
Qtot = Q0 + q
narnya
dimana : q = Berat Bucket = 700 kg
Dalam perhitungan ini terlebih
(Hasil survei)
dahulu menentukan faktor
maka :
keamanan crane (Tabel 3).
Qtot = 3.300 + 700 = 4.000 kg

6
Dalam perhitungan ini, crane 201
σΣ =
5,5
digerakkan oleh daya dengan
σΣ =36,5 kg/mm 2
kondisi operasi medium maka
e. Luas Penampang Tali Baja
ditentukan faktor keamanan (K)
sebesar 5,5. Dalam menentukan luas penampang

Kekuatan putus tali sebenarnya (P) wire rope terlebih dahulu menetukan

dapat dicari dengan rumus : perbandingan diameter pulley dan

P diameter wirerope berdasarkan tabel 4


S=
K berikut
atau : P = S . K Berdasarkan tabel diatas dengan 4
dimana : K = Faktor keamanan jumlah lengkungan maka perbandingan
dengan jenis mekanisme dan kondisi diameter puli dan diameter wire rope
operasinya = 5,5 adalah 25, selaras dengan ukuran
maka : P = 1083 . 5,5 = 5957,2 kg diameter wire 24 mm dan Diameter
c. Beban Yang Diizinkan Pada Masing Drum 600 mm, maka dapat diperoleh
- Masing Bagian Wirerope luas penampang wire rope sebagai
Pb berikut
sizin=
k
S
A=
46499 σb d E'
Maka sizin = =8454 k − x
5,5 K Dm √1.5(i)
d. Tegangan Pada Tali Baja Yang Di- Dari jumlah lengkungan = 4 maka dari
izinkan table didapat perbandingan Diameter
Berdasarkan data yang didapat, Dmin
Drum dan Diameter Tali Baja =
tegangan patah pada wire adalah 201 d
Tegangan pada tali yang dibebani 25,
pada bagian yang melengkung Nilai ⅈ adalah 6 x 36 IWRC = 216
karena tarikan dan lenturan adalah Dengan Ε' =8000 kg/m m2
σb Maka, luas penampang dari tali baja
σΣ =
K
adalah:

7
1083 kg nilai ketahanan fatigue pada beban 4
A= 2 2
201 kg/m m 1 8000 kg / mm Ton
− x
5,5 25 1,5 x √216
σt < σE
A = 49,4 mm2
= 22 kg/mm2 < 68 kg/mm2
h. Ditinjau dari kriteria kegagalan
f. Tegangan tarik yang terjadi pada tali
Menurut Chandra (2007),
baja
kegagalan lelah dimulai dengan
Berdasarkan data penelitian yang
retak (biasanya terdapat pada
didapat, maka tegangan Tarik
permukaan bebas) yang terjadi pada
wirerope adalah:
tarikan. Kegagalan lelah adalah hal
1083 kg
σ t= 2  21,92 kg/mm²  22 kg/mm
2
yang sangat membahayakan, karena
49,4 m m
terjadi tanpa petunjuk awal.
Dari hasil perhitungan diatas
Tegangan geser yang bekerja <
terlihat bahwa tali baja aman untuk
Tegangan geser maksimum
digunakan karena tegangan
Τw<τmaks
maksimum tali (S) yang
½ σw < σy/2
direncanakan lebih kecil dari
½ σt < σb/2
tegangan maksimum izin ( S izin )
yaitu : 1083 kg < 8454 kg. 11 kg/mm2 < 100 kg/mm

tegangan tarik ( σ t ) yang i. Faktor keausan wire rope

direncanakan lebih kecil dari Keausan sampai tali tersebut rusak


(m) yang dihitung dengan
tegangan tarik yang diizinkan ( σ Σ
d
) yaitu : 22 kg/mm2 < 36,3 kg/mm 2 persamaan : m= Dmin
σt x C x C 1 x C2
g. Ditinjau dari ketahan fatigue:
Dimana:
σt < σE
C = Faktor yang memberi
= 0,34 x σb
karakteristik konstruksi dan
= 0.34 x 201
tegangan patah tali baja 0,85
= 68,34 kg/mm2
C1 = Faktor yang tergantung
Nilai tegangan tarik yang terjadi <
diameter tali baja, C1 = 1,04

8
C2 = Faktor yang menentukan B. Analisa Grafis
produksi dan operasi tambahan, C2 = Untuk memudahkan dalam hal
1 menganalisa suatu perhitungan adalah
Maka: dengan meyederhanakannya kedalam
25 suatu grafik perbandingan, seperti grafik
m= 2
22 kg/m m x 0,85 x 1,04x 1 ini
dibawah
m = 1,290 kg/mm2 120

j. Umur wirerope 100


80
Untuk menghitung umur wire
60
rope terlebih dahulu menentukan 40
nilai Z (Tabel 5), berdasarkan 20

faktor keausan tali baja yang telah di 0


Statis Fatigue Kriteria
Kegagalan
hitung.
Karena nilai faktor m adalah 1,29 Tegangan Izin Tegangan yang Terjadi

maka dari tabel didapatkan nilai Z Dari Grafik diatas didapat hasil Analisa
adalah 190.000 nilai kekuatan dan keamanan pemakaian
Dari Tabel 6 siklus kerja rata- wirerope 6x36 IWRC Galvanized di
rata per bulan diperoleh α (3400), PLTU Pulang Pisau.
mode suspensi beban diperoleh Z1
(3), dengan faktor perubahan daya IV. KESIMPULAN
tahan tali baja β (0,4), Sementara Berdasarkan penelitian yang telah
nilai φ (2), Sehingga dapat dilakukan, maka dapat disimpulkan:
diperoleh umur wirerope sebagai 1. Nilai Kekuatan dari hasil perhitun-
berikut: gan diatas terlihat bahwa tegangan
Z maksimum tali (S) yang diren-
N=
α x Z1 x β x φ canakan lebih kecil dari tegangan
190000 maksimum izin ( S izin ) yaitu :
N=
3.400 x 3 x 0,4 x 2
1083 kg < 8454 kg. tegangan tarik
N = 23,28 Bulan
( σ t ) yang direncanakan lebih ke-
N = 1 Tahun 11 Bulan
cil dari tegangan tarik yang

9
diizinkan ( σ Σ ) yaitu : 22 kg/mm2 Pytel, A., J, Kiusalaas, 20013,
“Mechanical Of Material,
2
< 36,3 kg/mm
Second Edition”, USA: Cengage
2. Tingkat Keamanan Wirerope dida- Learning.
pat bahwa Wirerope Aman untuk di- Rudenko. N., 1992, “Mesin
gunakan karena dari Analisa Grafis PemindaBahan”, Jakarta:
dari Tegangan Statis, Fatigue dan Penerbit Erlangga
dari kriteria kegagalan bahwa Nilai Sidharthan. R., Gnanavel. B. K, 2014,
Tegangan yang terjadi lebih kecil “Numerical Analysis of
dari tegangan yang di izinkan. independent wire strand core
3. Tingkat Umur atau Lifetime dari (IWSC) wire rope”, International
Wirerope Up Down Grab Ship journal of engineering research &
Unloader di PLTU Pulang Pisau technology (IJERT), ISSN: 2278-
adalah 1 tahun 11 bulan. 0181, Volume. 3 issue 12,
Desember 2014,.
DAFTAR PUSTAKA Standar nasional Indonesia SNI 0076,
Kholil. A, 2012, “Alat Berat”, Bandung: 2008, “Tali Kawat Baja”, Jakarta:
PT. Remaja Rosdakarya,. Badan Standarisasi Nasional,.
Kholis. I, 2014, “Kerusakan crane wire A. K. Singh, 2018, ”Failure analysis of
rope dan metode stainless steel lanyard wire rope”
pemeriksaannya”, Forum India: J. appl. res.
Teknologi, Volume. 04 No. 2, technol vol.16 no.1 Ciudad de
2014 México
Logan, D.L., 2012. A First Course In Suhaimi Bin Shazali, 2009, “Failure
The Finite Element Method fifth Analysis on the Wire Rope for
edit., Global Engineering Lifting Equipment” Malaysia:
Pawirodikromo. W, 2015, “Analisis Universiti Teknologi PETRONAS
Tegangan Bahan”, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar,.

10

Anda mungkin juga menyukai