9/23/2016
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmatnya seminar nasional MIPA 2016 dapat dilaksanakan. Seminar pada tahun 2016 ini
mengambil tema “peranan MIPA dan pendidikan MIPA yang inovatif dan bermuatan kearifan lokal
dalam memperkuat jati diri dan daya saing bangsa”. Seminar kali ini menghadirkan tiga pembicara
kunci yang masing-masing sangat berpengalaman pada bidang keilmuannya. Prof. Dr. Ir. Satryo
Soemantri Brodjonogoro (mantan dirjen dikti), Prof. Ir. Yohannes Sardjono, APU (peneliti senior
BATAN), dan Prof. Dr. I Wayan Sadia, M.Pd (guru besar pendidikan fisika Undiksha).
Tercatat sebanyak 86 abstrak teregistrasi dalam seminar ini, dan peserta seminar berasal
dari berbagai universitas di Indonesia yang berasal dari wilayah Bali, Jawa, Sumatra, Maluku, dan
Kalimantan. Peserta seminar merupakan dosen dan peneliti di perguruan tinggi, guru, dan
mahasiswa pascasarjana.
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kami sampaikan kepada Rektor
Undiksha, pembicara kunci, peserta pemakalah dan non-pemakalah, serta penyunting yang telah
bekerja optimal untuk merampungkan buku kumpulan abstrak ini. Besar harapan kami agar buku
kumpulan abstrak ini dapat menyediakan ringkasan informasi berbagai hasil penelitian terbaru
dibidang MIPA dan pendidikan MIPA. Kami sangat terbuka untuk menerima saran terkait
penyempurnaan buku ini. Terima kasih.
Panitia
i
Daftar Isi
ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Rasional Kegiatan
Ungkapan “publish or perish” sering disampaikan oleh para akademisi yang pada prinsipnya
bermaksud untuk memotivasi ilmuan dan akademisi yang menekuni bidang penelitian dan
pengembangan. Hasil suatu penelitian dan temuan yang dihasilkan akan dapat disebarluaskan dan
bermanfaat bagi komunitas akademik dan bahkan masyarakat luas apabila temuan tersebut
disampaikan dalam form ilmiah, media, atau karya tulis ilmiah. Jika hal tersebut tidak dilakukan
maka hasil temuan atau pemikiran tersebut akan musnah ditelan zaman tanpa bekas. Untuk
itulah, forum seminar ilmiah perlu dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada para
akademisi untuk menyampaikan hasil temuan terbaru dan berbagi tentang hasil penelitian kepada
sesama akademisi.
Selain sebagai media untuk sharing hasil penelitian dan pemikiran, seminar ilmiah juga
bermanfaat untuk menyediakan ruang bagi para peneliti, pembuat kebijakan, dan pemerintah
untuk menjalin kerjasama dalam rangka untuk melanjutkan, mengembangkan, dan memanfaatkan
hasil-hasil penelitian. Pengembangan jejaring penelitian merupakan suatu keniscayaan bagi
seorang peneliti karena pada dasarnya permasalahan dalam penelitian dapat dikaji secara
multidisiplin.
Untuk mencapai harapan tersebut maka Fakultas MIPA Undiksha kembali menyelenggarakan
kegiatan seminar nasional MIPA 2016 dengan mengambil tema: “Peranan MIPA dan pendidikan
MIPA yang inovatif dan bermuatan kearifan lokal dalam memperkuat jati diri dan daya saing
bangsa”
1
Pendidikan MIPA yang Inovatif dan Bermuatan Kearifan Lokal Dalam Memperkuat Jati Diri dan
Daya Saing Bangsa
2
1.7 Susunan Acara
3
Peranan MIPA dan pendidikan MIPA yang inovatif dan bermuatan kearifan lokal dalam memperkuat jati diri dan daya saing bangsa
Biologi
Afinitas Spesies Endopsammon di
Ida Bagus
13.45 – Undiksha Zone Intertidal Perairan Pantai
4. Jelantik
14.00 Singaraja dalam Kawasan Taman Nasional
Swasta
Bali Barat
Uji Kemampuan Degradasi Minyak
Solar Oleh Konsorsium Bakteri
14.00 – Undiksha
5. N. P. Ristiati Hasil Preservasi dengan Kombinasi
14.15 Singaraja
Metode Liofiliasi dan Metode
Gliserol
Ni Luh Putu Identifikasi Larva Nyamuk yang
14.15 – Undiksha
6. Manik Ditangkap di Peridukan Kabupaten
14.30 Singaraja
Widiyanti Buleleng
Analisis Kualitas Lingkugan Hidup
Ditinjau Dari Aspek Abiotik dan
14.30 – Nyoman Undiksha
7. Biotic Environment di Kawasan
14.45 Wijana Singaraja
Wisata Toya Bungkah Kecamatan
Kintamani Kabupaten Bangli
Potensi Ekstrak Kasar Biji Lamtoro
14.45 – Undiksha Gung (Leucaena leucocephala)
8. I.A.P. Suryanti
15.00 Singaraja Untuk Menurunkan Glukosa Darah
Tikus Putih
15.00 –
Coffee Break
15.15
Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing dalam
I Gusti
15.15 – Undiksha Pembelajaran Biologi Bermuatan
9. Ngurah Yuda
15.30 Singaraja Kearifan Lokal Terhadap
Pranata
Keterampilan Proses Sains dan
Karakter Siswa SMP
Implementasi Pendekatan Ilmiah
(Scientific Approach) dalam
15.30 – Ni Wayan Emi Undiksha
10. Penulisan RPP dan Pembelajaran
15.45 Sulandari Singaraja
Biologi Berdasarkan Kurikulum
2013 di SMA Negeri 1 Kuta
Membelajarkan Keterampilan
Hidup Dalam Bidang Kesehatan
15.45 – Desak Made Undiksha
11. Reproduksi Untuk Menurunkan
16.00 Citrawathi Singaraja
Risiko Remaja Mengalami Triad
KKR
Subak Sebagai Media Untuk
16.00 – Putu Budi Undiksha
12. Pembelajaran Biologi Berbasis
16.15 Adnyana Singaraja
Kearifan Lokal
Pengembangan Modul
16.15 – I Wayan Undiksha Pembelajaran IPA (Aspek Biologi)
13.
16.30 Adnyana Singaraja dengan Setting Problem Based
Learning Bermedia Audio-visual
seminar. Seperti contoh, jadwal sesi pararel yang disajikan belum diatur dengan cermat. Hal
ini tentu mengakibatkan jadwal persentasi beberapa peserta pemakalah tumpang tidih.
Namun, hal ini dapat ditangani oleh sie kesekretariatan dengan mengarahkan peserta ke
ruang sesi pararel sesuai dengan jadwal yang telah direvisi. Selain itu, terjadi keterlambatan
kehadiran pemakalah kunci sehingga alokasi waktu untuk diskusi menjadi terbatas. Namun
demikian, pemaparan materi oleh pemakalah kunci dapat menarik perhatian dan
antusiasme peserta semnas dan beliau sangat terbuka untuk menerima pertanyaan dari
peserta setelah kegiatan seminar baik yang disampaikan secara lisan maupun tertulis.
3.2 Saran
Mencermati proses pelaksanaan Semnas maka kami dapat sampaikan beberapa saran
sebagai berikut.
1. Perlu dilakukan upaya untuk mendapatkan dukungan finansial dari sponsor seperti
pemerintah daerah, perusahaan yang bergerak dibidang alat dan instrumentasi
laboratorium.
2. Menjajagi kemungkinan penyelenggaraan seminar secara bersama-sama dengan
beberapa PT di Bali. Dengan demikian, terdapat kemungkinan untuk meningkatkan
jumlah peserta yang lebih banyak, dan pada saat yang sama dukungan finansial dan
sumberdaya menjadi meningkat.
-Dana TU 50,000,000.00
-Pendaftaran internal 32 or
@Rp.300.000 9,600,000.00
1,150,000.00
Pajak 3,951,625.00
Suasana penyerahan buku oleh Prof. Yohannes Panitia penerima pendaftaran peserta
kepada Dekan FMIPA
14
Semnas FMIPA Undiksha 2016
Peranan MIPA dan pendidikan MIPA yang inovatif dan bermuatan kearifan lokal dalam memperkuat jati diri dan daya saing bangsa
Email : satrio1@indo.net.id
Abstrak
Ilmu pengetahuan mempunyai tiga karakter sebagai berikut: 1) ilmu pengetahuan sebagai metoda
atau alat mencari solusi dari berbagai permasalahan kehidupan kita, 2) Ilmu pengetahuan sebagai
kerangka berpikir yang menjadi pengangkat derajat dan kapabilitas manusia, 3) Ilmu pengetahuan
sebagai budaya yang memberikan landasan nilai bagi peradaban manusia. Dalam makalah ini akan
dibahas secara rinci ketiga karakter ilmu pegetahuan tersebut yang menunjukkan keterkaitan satu
sama lain, hal ini menunjukkan pentingnya ilmu pengetahuan dalam memajukan suatu bangsa.
15
Semnas FMIPA Undiksha 2016
Peranan MIPA dan pendidikan MIPA yang inovatif dan bermuatan kearifan lokal dalam memperkuat jati diri dan daya saing bangsa
I Wayan Sadia
Email : prof.iwayansadia@yahoo.co.id
Abstrak
Perubahan tatanan dunia global dalam kemasan WTO, AFTA, APEC dan sebagainya memaksa
bangsa Indonesia untuk aktif di dalamnya. Sebagai bagian dari tatanan dunia baru di era
globalisasai, Indonesia dituntut untuk mampu menyiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas, memiliki jati diri dan daya saing yang akan memainkan peran sebagai ujung
tombak dalam persaingan antar bangsa-bangsa di dunia. Tanpa memiliki kemampuan
bersaing dan keunggulan kompetetif dengan bangsa-bangsa lain, maka Indonesia hanya akan
menjadi pasar yang empuk bagi Negara-negara maju. Atas dasar realitas tersebut dan
tantangan masa depan bangsa, maka penyiapan tenaga kerja yang berkualitas dan
professional sudah menjadi kebutuhan yang tidak bias ditawar lagi. Dalam rangka penyiapan
sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing, Kementrian Pendidikan Nasional
telah mencanangkan visinya: Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang
kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang
menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah. Visi tersebut lebih menekankan pada pendidikan yang tranformatif,
yang menjadikan pendidikan sebagai motor penggerak perubahan masyarakat untuk
berkembang menuju masyarakat maju. Pada era globalisasi dewasa ini, tranformasi itu
berjalan dengan sangat cepat dan menuju masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge
based society). Dalam masyarakat yang berbasis pengetahuan, peranan ilmu matematika dan
ilmu pengetahuan alam (MIPA) dan teknologi menjadi sangat dominan. Oleh karena itu,
maka pendidikan MIPA perlu diinovasi agar dapat berkontribusi secara signifikan dalam
menyiapkan tenaga kerja yang professional, mandiri dan berdaya saing. Pendidikan MIPA
yang inovatif pada hakekatnya dapat digunakan untuk membekali subyek didik dengan ilmu
pengetahuan dan keterampilan proses, tetapi juga dapat digunakan untuk menanamkan
sikap dan nilai. Jadi, pendidikan MIPA yang inovatif dapat digunakan untuk membangun
insan cerdas yang mencakup cerdas spiritual, cerdas sosial/emosional, cerdas intelektual, dan
cerdas kinestika. Pendidikan MIPA yang inovatif dapat diaktualisasikan dalam bentuk model-
model belajaran berbasis masalah, model pembelajaran kontekstual, model pembelajaran
sains-teknologi-masyarakat (STM), model pembelajaran inkuiri, model siklus belajar, model
pembelajaran pemecahan masalah, model pembelajaran berbasis proyek, model
pembelajaran kooperatif dan sebagainya. Setiap fase pembelajaran dari masing-masing
model pembelajaran MIPA yang inovatif tersebut akan memberi peluang bagi peserta didik
untuk menjadi cerdas, mandiri, dan berdaya saing.
Email : sardjono.batan@gmail.com
Abstrak
Kanker adalah tumor ganas yang tumbuh akibat pembelahan sel yang tidak terkontrol. World Health
Organization (WHO) memproyeksikan bahwa pada tahun 2030 jumlah penderita kanker di Indonesia
sangat tinggi dan pengobatannya hingga sampai saat ini belum menjangkau sampai sel akar kanker.
Untuk itu perlu dikembangkan suatu metode pengobatan kanker yang mampu menjangkau hingga ke
akar-akar sel kanker, salah satunya adalah metode BNCT (Boron Neutron Capture Cancer Therapy).
BNCT adalah terapi kanker yang mempunyai empat keunggulan yaitu Boron bukan merupakan unsur
yang toxic, hanya Boron di lokasi kanker yang teraktivasi oleh neutron, sinar alfa yang dipancarkan
oleh Boron yang teraktivasi hanya mempunyai jangkauan dalam orde beberapa micro meter sehingga
terapi kanker hanya pada tingkat sel, Boron yang teraktivasi mempunyai umur paro beberapa nano
detik. Keberhasilan aplikasi sistem BNCT ditentukan oleh ketersediaan senyawa Boron dan sumber
neutron. Senyawa Boron dipilih senyawa analog kurkumin berupa senyawa fitokimia yang telah
diketahui berpotensi sebagai senyawa antikanker terutama kanker payudara yang dapat mengenali
target HER-2 secara spesifik. Sedang sumber neutronnya adalah Accelerator Driven Compact Neutron
Generator (CNG) yang sudah proven dan lebih fleksibel untuk digunakan di rumah sakit. Untuk riset
dasar BNCT, digunakan fasilitas reaktor Nuklir (reaktor Kartini) di Pusat Sains dan Teknologi
Akselerator (PSTA) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dan secara paralel dikembangkan
komponen kandungan lokal CNG berbasis pengalaman pembuatan dan pengoperasian Generator
Neutron PSTA-BATAN. Pengembangan teknologi dan aplikasi BNCT dilakukan bersama mitra
konsorsium lokal dan mitra konsorsium internasional. Tahap pertama program pengembangan BNCT
adalah persiapan pengujian senyawa Boron dari NHK di reaktor Kartini PSTA-BATAN dan secara paralel
mengembangkan analog kurkumin yang tersubstitusi karboranil sebagai senyawa boron BNCT melalui
sintesis kondensasi karbonil aldol dilanjutkan pengujian in vitro dan in vivo tanpa sistem BNCT dan
tahap kedua dengan sistem BNCT serta tahap ketiga direncanakan uji klinis. Pengembangan sistem
BNCT dilakukan di reaktor Kartini dan CNG dengan metode Monte Carlo yang terintegrasi dalam
computer code MCNP (Monte Carlo N Particle). Pengembangan CNG difokuskan pada peningkatan
kandungan lokal komponen sumber ion RF, generator RF dan target Deuterium. Melalui penelitian ini
dapat diperoleh senyawa analog kurkumin sebagai senyawa boron BNCT yang belum teruji pada istem
BNCT dan komisioningnya sistem BNCT skala kecil di reaktor Kartini. Pada tahun kedua didapatkan
senyawa analog kurkumin yang teruji secara in vitro dan in vivo yang terintegrasi dengan sistem BNCT
di reaktor Kartini dan menyiapkan dokumen integrasi sistem BNCT dengan CNG serta Deatail
Engineering Design (DED) komponen lokal sumber ion RF, generator RF dan target Deuterium. Tahun
ketiga didapatkan senyawa analog kurkumin teruji klinik untuk kanker payudara dengan sistem BNCT
dengan CNG. Pengembangan teknik terapi kanker ini merupakan kelengkapan dari pengembangan
teknik diagnose menggunakan Tomografi Emisi Positron (PET). Radio nuklida F-18 yang digunakan
sebagai pemancar positron dibuat dengan menggunakan cyclotron yang saat ini sedang dikembangkan
di PSTA BATAN.
Kata-kata Kunci: BNCT, Reaktor Kartini, Senyawa Boron, CNG dan Kanker payudara