Anda di halaman 1dari 3

NAMA : LENI WAHYU NINGSIH

NIM : 857546794

KELAS : PGSD 5A

MATKUL : STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD

TUGAS : RESUME MODUL 11 DAN 12

MODUL 11

DISIPLIN KELAS

Secara umum, disiplin dapat diartikan sebagai ketaatan pada aturan yang ditetapkan. Disiplin
kelas dapat diartikan sebagai:

1. tingkat ketaatan siswa terhadap aturan kelas;


2. teknik yang digunakan guru untuk membangun atau memelihara keteraturan dalam
kelas.

Disiplin kelas perlu diajarkan atau ditanamkan pada siswa karena alasan berikut.

1. Agar siswa mampu mendisiplinkan diri sendiri.

2. Disiplin merupakan pusat berputarnya kehidupan sekolah.

3. Disiplin yang tinggi akan menuju kepada terciptanya iklim belajar yang kondusif.

4. Tingkat ketaatan yang rendah akan menjurus kepada tidak terjadinya belajar yang
diharapkan.

5. Jumlah siswa dalam satu kelas umumnya banyak.

6. Kebiasaan berdisiplin di sekolah diharapkan menghasilkan kebiasaan berdisiplin di


masyarakat.

Tingkat ketaatan siswa atau disiplin siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang cukup kompleks
dan saling berkaitan, yang dapat dibedakan atas faktor fisik, sosial, dan psikologis.

Pandangan terhadap disiplin kelas akan menentukan cara guru dalam menanamkan dan
menangani disiplin kelas. Pandangan tersebut, antara lain sebagai berikut.

a. Pandangan yang berfokus pada guru, beranggapan bahwa siswa harus mengerjakan
apa yang diinginkan oleh gurunya.
b. Pandangan yang berfokus pada kepentingan siswa beranggapan bahwa guru harus tahu
kebutuhan siswa dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dan yang sejalan dengan
pandangan ini adalah anggapan yang mengatakan:
1) pendekatan yang berhasil dalam membangun disiplin adalah yang menghormati hak
individu dan meningkatkan harkan dan konsep diri.
2) komunikasi yang terbuka dan jujur antara guru dan siswa sangat perlu dalam
penanaman disiplin.
c. Pandangan behaviorisme menyatakan bahwa perilaku dipelajari dan dikontrol.

2. Penanaman disiplin dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

a. menjadi model atau memberi contoh;


b. mengadakan pertemuan kelas secara berkala;
c. menerapkan aturan secara luwes;
d. menyesuaikan aturan dengan tingkat perkembangan anak;
e. meningkatkan partisipasi siswa.
3. Cara-cara penanganan disiplin kelas dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Gangguan ringan dapat diatasi, antara lain dengan cara:
1) mengabaikan;
2) menatap agak lama;
3) menggunakan isyarat nonverbal;
4) mendekati;
5) memanggil nama;
6) mengabaikan secara sengaja.
b. Gangguan berat dapat diatasi, antara lain dengan cara:
1) memberi hukuman secara bijaksana;
2) melibatkan orang tua.
c. Perilaku agresif dapat diatasi, antara lain dengan cara:
1) menukar teman duduk;
2) menghindari konfrontasi;
3) mendinginkan emosi/suasana;
4) menghindari kata-kata kasar;
5) konsultasi dengan pihak lain.

MODUL 12

PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

1. Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses yang ditata dan diatur
sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya dapat
mencapai hasil yang diharapkan dan kompetensi dasar dapat tercapai secara efektif.
2. Perencanaan pembelajaran pada dasarnya merupakan rangkaian yang saling
berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada di
dalam pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan suatu proses mengatur,
mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen
pembelajaran.
3. Komponen perencanaan pembelajaran secara umum mencakup empat hal, yaitu: (a)
arah dari suatu program pembelajaran yang berupa standar kompetensi mata pelajaran,
kompetensi dasar, dan indikator-indikatornya, (b) isi atau materi yang harus diberikan.
untuk mencapai kompetensi tersebut, (c) strategi pelaksanaan, dan (d) penilaian yang
digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran. Keempat komponen itu
saling terkait satu sama lain.
4. Perencanaan pembelajaran didasarkan pada prinsip-prinsip:
(a) berdasarkan kondisi siswa, (b) berdasarkan kurikulum yang berlaku, (c)
memperhitungkan waktu yang tersedia, (d) merupakan urutan kegiatan belajar-
mengajar yang sistematis, (e) dilengkapi dengan lembaran kerja/tugas dan/atau lembar
observasi, (1) bersifat fleksibel, dan (g) berdasarkan pada pendekatan sistem yang
mengutamakan keterpaduan antara kompetensi, materi, kegiatan belajar, dan evaluasi.

5. Prosedur perencanaan pembelajaran diawali dengan pengembangan silabus (kurikulum


operasional) dilanjutkan dengan penyusunan rencana/satuan pembelajaran. Silabus
pada dasarnya merupakan program yang bersifat makro yang harus dijabarkan lagi ke
dalam program-program pembelajaran yang lebih terperinci. Silabus merupakan
program yang dilaksanakan untuk jangka waktu yang cukup panjang dan menjadi acuan
dalam mengembangkan rencana pembelajaran (program untuk jangka waktu yang lebih
singkat).

Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor guru maupun pebelajar
itu sendiri. Faktor guru yang terutama, yaitu perencanaan guru, yang berkaitan dengan isu-isu,
seperti materi yang dipilih, strategi pembelajaran, media pembelajaran, pengelolaan kelas, iklim
kelas, dan evaluasi pembelajaran. Faktor-faktor yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran,
yaitu isi pelajaran, bahan, strategi, perilaku guru, susunan pelajaran, lingkungan belajar,
pebelajar, durasi dan alokasi pembelajaran. Demikian pula karakteristik guru juga
mempengaruhi efektivitas pembelajaran.

Karakteristik guru meliputi pengalaman mengajar, filosofi belajar mengajar, pengetahuan


tentang isi pelajaran, pengorgan, kelas, dan rasa aman. Guru yang efektif melakukan reviu
harian, menyiapkan materi Baru, melakukan praktik terbimbing, menyiapkan balikkan dan
koreksi melaksanakan praktik Mandiri review mingguan dan bulanan. Pendekatan pembelajaran
yang efektif yaitu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada Belajar, seperti belajar
mandiri, belajar terpadu dan pembelajaran berdasarkan masalah.

Anda mungkin juga menyukai