Pedoman MFK
Pedoman MFK
PEDOMAN
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
EDISI 1
TAHUN 2019
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kepa Tuhan Yang Maha Esa, berkat hasil kerja keras
Tim MFK Rumah Sakit Graha Hermine , maka sebuah buku Pedoman Manajemen Fasilitas
dan Keselamatan Rumah Sakit Graha Hermine telah diterbitkan.
MFK di Rumah Sakit Graha Hermine merupakan cerminan dari mutu rumah sakit,
sehingga K3 RSmerupakan suatu hal yang harus diperhatikan untuk peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit dan karena dampaknya yang cukup luas pa masyarakat sekitar rumah
sakit. Maka hal ini perlu diperhatikan terutama oleh pihak Manajemen Rumah Sakit.
Buku Pedoman MFK di Rumah Sakit Graha Hermine ini dibuat untuk menji acuan
Tim MFK Rumah Sakit Graha Hermine sebagai bahan untuk melaksanakan dan memantau
kegiatan MFK pa Rumah Sakit Graha Hermine sehingga dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya. Dengan mengambil materi mengenai hal - hal yang terkait dengan program MFK di
Rumah Sakit Graha Hermine serta tata laksana kerja pada masing-masing bagian dan sudah
dilaksanakan di Rumah Sakit Graha Hermine. Buku ini disusun dengan acuan pada
Departemen Kesehatan RI serta beberapa referensi kegiatan MFK yang sudah dilakukan di
Rumah Sakit Graha Hermine selama ini.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
masukan demi terlaksananya penerbitan buku Pedoman dan Tata Laksana ini. Kami sadar
bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, koreksi dari para pembaca sangat diharapkan dan
semoga buku ini dapat dipergunakan sebagai Pedoman dan Tata Laksana khususnya dan
pihak lain yang terkait dengan MFK pada umumnya.
ii
RUMAH SAKIT GRAHA HERMINE
Komplek Ruko Asih Raya No. 06-15 Batu Aji, Batam
Telp : (0778)363 318,363127. Fax :(0778) 363164. Email :graha_Hermine@yahoo.com
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT GRAHA HERMINE
No : 182/Dir/SK/RSGH/I/2019
TENTANG
Menimbang : a Bahwa untuk mendukung terwujudnya Visi dan Misi RS. Graha
Hermine serta dalam rangka mengahadapi tuntutan akan
pelayanan kesehatan yang berkualitas serta mengutamakan
keselamatan pasien, anti sipasi situasi kondisi yang sangat
dinamis baik internal maupun eksternal maka perlu adanya
kebijakan manajemen fasilitas dan keselamatan sebabagai
pedoman dalam pelaksanaan pelayanan di Rumah Sakit Graha
Hermine
b Bahwa untuk kepentingan tersebut diatas, maka perlu di terbitkan
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Graha Hermine
iii
7 Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333 / Menkes /
SK / XII / 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
8 Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1405 / Menkes / SK /
XI / 2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri
9 Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 432 / Menkes / SK /
IV / 2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit
10 Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129 / Menkes / SK /
II / 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Batam
Pada tanggal : 19 Januari 2019
Direktur RS. Graha Hermine
iv
DAFTAR ISI
Lampiran
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Ruang Lingkup 2
D. Dasar Kebijakan 3
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT 3
A. Gambaran Umum 3
1. Jenis Kegiatan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan 3
2. Jenis Kegiatan Rumah Sakit Graha Hermine 4
BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS 9
A. Visi 9
B. Misi 9
C. Falsafah 9
D. Nilai 9
E. Tujuan 10
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI MFK 10
A. Struktur Organisasi MFK 10
B. Susunan Tim MFK Rumah Sakit Graha Hermine 11
BAB V URAIAN JABATAN MFK 12
A. Uraian Jabatan MFK 12
1. Ketua MFK 12
2. Sekretaris 13
3. Koordinator bidang keselamatan dan keamanan 13
4. Koordinator bidang bahan berbahaya dan beracun 13
5. Koordinator bidang manajemen emergensi 14
6. Koordinator bidang pengamanan dan kebakaran 15
7. Koordinator bidang Peralatan medis 15
8. Koordinator bidang sistem utilitas 16
9. Koordinator bidang pendidikan dan pelatihan 17
10. Koordinator bidang monitoring dan evaluasi 17
i
BAB VI POLA KETENAGAAN MFKRUMAH SAKIT GRAHA 18
HERMINE 18
BAB VII TATA LAKSANA MANAJEMEN FASILITAS DAN 18
KESELAMATAN 21
A. Keselamatan dan keamanan 21
1. Pencegahan risiko dan bahaya yang dapat terji di rumah 21
sakit 24
2. Perlindungan kesehatan petugas rumah sakit 49
3. Perlengkapan keamanan pasien 51
B. B3 (bahan berbahaya dan beracun) 53
1. Perencanaan B3 53
2. Penyimpanan B3 54
3. Distribusi B3 54
4. Penggunaan B3 54
5. Pengelolaan limbah B3 55
6. Pembuangan limbah B3 di unit laboratorium 57
7. Pembuangan limbah B3 di Unit dialiyis 57
8. Pembuangan limbah B3 di unit farmasi 58
9. Paparan / kecelakaan B3 60
10. Pengaan B3 62
11. Spill kit 65
C. Manajemen emergensi 65
1. Pengertian 66
2. Tujuan 66
3. Pengaturan jaga 66
4. Denah ruangan 66
5. Fasilitas keselamatan 66
6. Sandi penanggulangan kebakaran/bencana 68
7. Uraian tugas Tim 70
8. Evakuasi dan penyelamatan 73
9. Penanggulangan bencana 80
10.Sarana-sarana penanggulangan 81
D. Pengamanan dan kebakaran 81
1. Tujuan 81
2. Penatalaksanaan pengamanan dan kebakaran 85
ii
E. Peralatan medis 85
1. Tujuan 85
2. Penatalaksanaan peralatan medis 85
F. Sistem Utilitas 86
1. Tujuan 86
2. Penatalaksanaan Sistem Utilitas 86
G. Sanitasi Rumah Sakit 89
1. Penyediaan air bersih 89
2. Toilet dan Kamar mandi 90
3. Pengolahan limbah 91
4. Sampah RS 91
Tata laksana sanitasi lingkungan 92
BAB VIII MONITORING DAN EVALUASI 104
A. Monitoring dan evaluasi 104
1. Keselamatan dan keamanan 104
2. B3 (bahan berbahaya dan beracun) 105
3. Manajemen emergensi 105
4. Pengamanan dan kebakaran 105
5. Peralatan medis 106
6. Sistem utilitas
BAB IX PENUTUP
LAMPIRAN
iii
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.
Sebagai institusi kesehatan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, Rumah
Sakit Graha Hermine wajib memenuhi ketentuan/peraturan perundang-undangan yang
berlaku, oleh Direktur Rumah Sakit Graha Hermine secara operasional dituangkan
dalam berbagai kebijakan umum tentang program kegiatan disetiap unit pelayanan
maupun unit terkait. Sebagian dari program kegiatan tersebut ada yang harus
dilaksanakan secara terpadu yang melibatkan berbagai unit pelayanan di lingkungan
Rumah Sakit Graha Hermine sadalah satu diantaranya adadalah program Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan. Di lingkungan Rumah Sakit Graha Hermine sendiri selalu
ada kemungkinan terjadinya kecelakaaan kerja dalam pengoperasian peralatan
kedokteran serta penunjang medik lainnya, bahkan resiko terjadinya penyakit akibat
kerja dapat pula timbul penyebabnya bisa dari fasilitas yang dimiliki rumah sakit atau
sebagian besar disebabkan faktor ketidak hati-hatian manusianya, dipihak lain setiap
sumber daya manusia yang bekerja di rumah sakit berhak mendapatkan perlindungan
atas keselamatan profesinya/pekerjaannya, terjamin keamanan pemakaian peralatan
penunjang medik dan non medik yang terdapat di rumah sakit termasuk pasien dan
pengunjung yang mendatangi Rumah Sakit Graha Hermine.
Karena itu lingkungan kerja yang sehat dan aman bagi petugas dan pengunjung
Rumah Sakit Graha Hermine, dapat diwujudkan dengan pelaksanaan keselamatan
keamanan kerja yang dijalankan dengan baik dan konsisten. Dengan lingkungan yang
sehat, petugas dapat bekerja tanpa resiko cedera sehingga dapat melayani pasien
dengan sebaik-baiknya. Juga dapat menciptakan lingkungan aman dan bebas dari
pencemaran limbah berbahaya dan beracun.
Pada akhirnya tercipta suatu kesejahteraaan pegawai yang juga dapat menekan
biaya untuk angka kesakitan yang timbul pada petugas sehingga dapat meningkatkan
mutu pelayanan Rumah Sakit. Untuk itu perlu menyusun pedoman Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan sebagai panduan dalam pengelolaaan K3 RS.
1
B. TUJUAN.
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari pedoman kesehatan dan Keselamatan kerja ini adalah
sebagai dasar untuk memberikan pedoman kepada petugas Rumah Sakit Graha
Hermine khususnya petugas yang berhubungan dengan Fasilitas dan
Keselamatan Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja pegawai di
semua unit kerja ketingkat setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun
kesejahteraan sosialnya.
b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada petugas berupa
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang diakibatkan oleh keaan/kondisi
lingkungan kerjanya.
c. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi petugas di dalam
pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-
faktor yang membahayakan kesehatan.
d. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
C. RUANG LINGKUP.
Ruang lingkup Kesehatan dan Keselamatan kerja Rumah Sakit Graha Hermine
yaitu merupakan kegiatan untuk menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi dan
menunjang kebutuhan pasien, keluarga dan staf serta pengunjung. Dan yang menjadi
fokus kegiatan MFK adalah fasilitas gedung, bahan berbahaya, manajemen emergensi,
pengamanan kebakaran, peralatan medis dan sistim utilitas. Secara khusus kegiatan
MFK berupaya untuk:
1. Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko
2. Mencegah kecelakaan dan cidera
3. Memelihara kondisi yang aman
2
D. DASAR KEBIJAKAN.
a. Keselamatan Kerja. Peraturan Mentri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang
Keselamatan Kerja
b. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per. 05 / Men / 1996, tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3 RS).
d. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1087/MENKES/SK/VIII/2010, tentang
Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
e. Keputusan Menteri Kesehatan No.1204/MENKES/SK/X/2004, tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
f. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 472/MENKES/PER/V/1996, tentang
Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan.
g. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/MEN/1980, tentang Pemeriksaan Tenaga
dan Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/Men/1980, tentang Syarat-syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemam Api Ringan (APAR).
3
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
A. GAMBARAN UMUM.
Rumah Sakit Graha Hermine merupakan rumah sakit di lingkungan Pemukiman
Warga Batu Aji, dan juga berfungsi sebagai rumah sakit integrasi bagi masyarakat
umum di wilayah Kota Batam.
Dalam perjalanannya, Rumah Sakit Graha Hermine mengalami perubahan dan
perkembangan baik secara fisik bangunan, fasilitas kesehatan maupun nama dan status
rumah sakit.
Rumah sakit ini memulai sejarahnya sejak pertengahan tahun 2009 dengan
Direktur Rumah Sakit dr. Aprijal pada tahun 2009 dan digantikan oleh dr. Andika
Bintang prastya selanjutnya dr. Fajri Israq, MARS Pada tahun 2016. Keputusan Wali
Kota Batam Nomor : KPTS.162/HK/IV/2015 tentang Pemberian Izin Operasional
Tetap Rumah Sakit Umum Graha Hermine Batam. Dengan luas bangunan gedung saat
itu 4.730.63 m2 dengan jumlah tempat tidur sebanyak 100 dengan rincian :
1. Ruang Perawatan SVIP = 1 TT
2. Ruang VIP = 2 TT
3. Ruang perawatan kelas I = 5 TT
4. Ruang perawatan kelas II = 12 TT
5. Ruang Perawatan kelas III = 76 TT
Rumah Sakit Graha Hermine adalah Pelayanan Kesehatan dibawah naungan PT.
BATAM SEHAT MADANI, sesuai harapan masyarakat sekitar Rumah Sakit Graha
Hermine juga melayani masyarakat umum.
Rumah Sakit Graha Hermine sesuai Keputusan Menkes RI no.NK.03.05/I/2422/11
tentang Rumah Sakit Umum Tingkat III 05.04.03 Graha Hermine Propinsi Kepulauan
Riau ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Kelas C.
4
RS Graha Hermine Batam mempunyai fungsi memberikan pelayanan kesehatan
paripurna.
1. Tugas Pokok
a. Menyelenggarakan dukungan kesehatan pada operasi dan latihan PT. BATAM
SEHAT MADANI di Kota Batam
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna bagi anggota PT. BATAM
SEHAT MADANI beserta keluarganya di Kota Batam
c. mendukung penyelenggaraan pendidikan kesehatan institusi pendidikan PT.
BATAM SEHAT MADANI .
2. Fungsi
Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, RS Graha Hermine menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut :
a. Memberikan dukungan kesehatan pada satuan operasi PT. BATAM SEHAT
MADANI Kota Batam
b. Memberikan dukungan kesehatan pada setiap kegiatan peringatan hari besar
nasional dan PT. BATAM SEHAT MADANI
c. Memberikan Dukungan Kesehatan kepa VIP dan VVIP atau tamu dari luar negeri
yang berkunjung ke KEP. RIAU yakni Kota Batam .
d. Memberikan dukungan kesehatan pada penyelenggaraan latihan diklat kesehatan,
farmasi dan sumber daya manusia.
e. Menyelenggarakan latihan kesehatan secara bertingkat dan berlanjut dalam rangka
memberikan dukungan kesehatan pada umumnya.
f. Menyelenggarakan latihan ATLS, BTCLS, dan kegawat daruratan medik.
g. Menyusun dan melaksanakan program pelayanan kesehatan umum, spesialistik
dan subspesialistik yang meliputi pengujian dan pemeriksaan kesehatan.
h. Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan
spesialistik bagi karyawan / pekerja PT. BATAM SEHAT MADANI , beserta
keluarganya maupun masyarakat umum.
C. Jenis kegiatan manajemen fasilitas dan keselamatan .
Rumah Sakit berperan menyediakan fasilitas yang aman, fungsional dan suportif
bagi pasien, keluarganya, staf dan pengunjung. Untuk mencapai tujuan ini, fasilitas
fisik, medis, peralatan lainnya, dan sumber daya manusianya harus dikelola secara
efektif. Secara khusus manajemen harus berusaha untuk:
a. mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko
5
b. mencegah kecelakaan dan cedera
c. memelihara kondisi yang aman.
Manajemen yang efektif meliputi perencanaan, pendidikan, dan pengawasan
multidisiplin sebagai berikut:
1. Pemimpin merencanakan ruang, peralatan, dan sumber daya yang dibutuhkan
sedemikian rupa sehingga dapat mendukung pelayanan klinis yang disediakan
secara aman dan efektif.
2. Semua staf diberi penyuluhan mengenai fasilitas, bagaimana cara mengurangi
risiko dan bagaimana cara untuk memantau dan melaporkan situasi-situasi yang
berisiko.
3. Suatu Kriteria kinerja digunakan untuk mengevaluasi sistem-sistem penting dan
mengidentifikasi perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
Bila sesuai, untuk fasilitas dan kegiatan-kegiatan rumah sakit disusunlah rencana
tertulis yang meliputi enam bidang:
1) Keselamatan dan Keamanan
a) Keselamatan. Sejauh mana bangunan, wilayah dan peralatan rumah sakit tidak
menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, staf atau pengunjung.
b) Keamanan.
Perlindungan dari kerugian, kerusakan, gangguan, atau akses atau penggunaan
oleh pihak yang tidak berwenang.
2) Bahan Berbahaya.
Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan radio aktif dan lainnya
dikendalikan dan limbah berbahaya ditangani secara aman
3) Manajemen Emergensi.
Respons terhadap epidemic, bencana dan keadaan darurat direncanakan dan
dijalankan secara efektif.
4) Pengamanan Kebakaran.
Properti dan para penghuni rumah sakit dilindungi dari bahaya kebakaran dan
asap.
5) Peralatan Medis.
Peralatan dipilih, dipelihara dan digunakan dengan cara sedemikian rupa agar
mengurangi risiko.
6
6) Sistem Utilitas.
Listrik, air dan system utilitas lainnya dipelihara sehingga risiko kegagalan dalam
kegiatan kerja dapat diminimalkan.
2) Pelayanan Penunjang
Pelayanan penunjang terdiri dari:
a) Laboratorium klinik.
b) Radiologi
Pemeriksaan radiologi di Rumah Sakit Graha Hermine terdiri dari pemeriksaan
X-ray dan USG
c) Farmasi
Guna mendukung pelayanan obat-obatan bagi pasien anggota PT. BATAM
SEHAT MADANI dan pasien dari masyarakat umum, maka pelayanan obat-
obatan di Rumah Sakit Graha Hermine dikelola oleh Instalasi Farmasi.
d) Kamar Operasi dan Persalinan
(1) Pelayanan kamar operasi dilaksanakan oleh Instalasi Kamar Bedah, meliputi
pelayanan bedah umum, bedah anak.
7
(2) Kamar persalinan dipakai untuk pelaksanaan kegiatan persalinan normal, kuret
dan tindakan lain di SMF Obsgyn.
3) Sarana Penunjang Non Medik
a) Dapur/ruang gizi
b) Ruang pencucian/laundry
4. Tenaga Kerja
Rumah Sakit Graha Hermine mempekerjakan tenaga kerja dengan latar belakang status
kepegawaian dan latar belakang pendidikan dari berbagai disiplin ilmu serta strata
pendidikan yang berbeda-beda.
5. Lokasi Rumah Sakit
6. Terletak dipemnukiman batu Aji Kota Batam
7. Perijinan
Rumah Sakit Graha Hermine telah berdiri sejak tahun 2009, dari tahun ke tahun selalu
melakukan penyempurnaan pada sarana dan prasarana serta sumber daya manusia.
Adapun daftar peirijinan disajikan pada tabel berikut:
NO IZIN
3. Sertifikat SLF
4. Izin IPAL
5. Izin Genset
6. Izin Radiologi
7. Sertifikat / Sistem Pengamanan Pemadaman Kebakaran
8. Sistem Kelistrikan
9. Izin Incenerator
10. Izin Tempat Pembuangan Sementara Bahan Berbahaya Dan Beracun (TPS-B3)
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS
9
A. Visi
Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama Masyarakat Batam
B. Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dan berkualitas
2. Mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pasien
3. Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan kesejahteraan oleh seluruh
lapisan masyarakat.
4. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan karyawan, sehingga mampu
melaksanakan pelayanan yang profesional
5. Meningkatkan kualitas alat kedokteran yang dapat memberikan nilai lebih bagi
pelayanan kesehatan.
C. MOTTO
“Kesehatan Anda Prioritas Kami”
BAB IV
TATA LAKSANA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
10
A. KESELAMATAN DAN KEAMANAN.
Keselamatan dan keamanan rumah sakit ini meliputi semua area rumah sakit
yaitu semua lingkungan pelayanan, lingkungan di luar area pelayanan dan area bisnis
yang ada dalam rumah sakit yang meliputi keselamatan dan keamanan pasien,
keluarganya, pengunjung dan petugas rumah sakit:
1.. Pencegahan risiko dan bahaya yang dapat terjadi di rumah sakit.
a. Pencegahan pencurian dan pemaksaan mengambil barang milik masyarakat
Di rumah sakit.
Rumah sakit mengupayakan sebuah sistem pengamanan sehingga
siapapun yang berada di rumah sakit terhindar dari kecurian maupun
pengambilan secara paksa miliknya. Seluruhnya tamu rumah sakit
diidentifikasi, pengunjung dibatasi jumlahnya dan keluarga pasien yang
menunggu/ menginap di rumah sakit diidentifikasi, gedung difasilitasi
dengan pemasangan trail sesuai kebutuhan keselamatan keamanan,
pasien dan keluarga diinfokan untuk tidak membawa barang berharga
dan uang yang berlebihan, pemasangan kamera untuk
mengindentifikasi kajian yang mengancam keselamatan dan keamanan.
11
menggunakan sekat triplek, dan ditulisi informasi larangan masuk,
kecuali yang berkepentingan
12
7) Tempat bermain anak ditata rapi, dengan cat yang aman, tidak a
bagian yang berkarat, berlubang maupun tajam yang dapat
menyebabkan keselamatan fisik anak terganggu.
8) Pengaturan parkir dan lalu lintas diatur untuk menjaga alur lalu
lintas berjalan dengan aman tanpa mengganggu pejalan kaki yang
a di sekitarnya.
9) Akses keluar masuk rumah sakit diatur, untuk mencegah gangguan
keselamatan pa masyarakat dan fasilitas rumah sakit. Akses masuk
ke dalam rumah sakit a di Gerbang Tengah depan Piketan, Akses
keluar Rumah sakit a di pintu utara depan IGD.
10) Pengaturan waktu berkunjung waktu berkunjung ke pasien diatur 2
kali dalam sehari yaitu jam 10.00-12.00 dan jam 16.00-18.00
11) Identitas pegawai dan peserta didik, seragam pegawai dan tamu.
Untuk mencegah terjinya masadalah keamanan pa masyarakat
rumah sakit maka semua petugas dan peserta didik di Rumah Sakit
Graha Hermine menggunakan label Identitas dan pakaian seragam
sesuai ketentuan rumah sakit pa setiap periode tugasnya baik pagi,
siang, maupun malam. Untuk tamu rumah sakit seperti Medical
Representative dan tamu rumah sakit diberikan identitas tamu
yang dikelola oleh piket ksatrian.
14
2) Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja di Rumah Sakit.
adalah suatu rangkaian dari proses rekrutmen, dimana setiap calon
wajib mengikuti pemeriksaan kesehatan yang dilakukan di Unit Rikkes
Rumah Sakit Graha Hermine. Yang bertujuan untuk mencari dan
menempatkan karyawan dengan kondisi kesehatan yang sesuai dengan
jenis pekerjaannya (sesuai dengan persyaratan jabatan).
15
a) Pemeriksaan Kesehatan berkala tahunan yaitu pemeriksaan yang
dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali bagi petugas yang bekerja di
Unit Pelayanan yang beresiko tinggi.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk bagian:
(1) Laboratorium
(2) Riologi
(3) UGD
(4) Kamar Bedah
(5) Kamar Bersalin
(6) ICU
(7) Dokter Umum
(8) Pemeliharaan Alat Medis
(9) Perawat Ruangan
(10) Perawat Poli
(11) Laundry
(12) Farmasi
16
b). Pemeriksaan Kesehatan berkala 2 tahunan yaitu pemeriksaan yang
dilakukan setiap 2 tahun sekali bagi petugas yang bekerja di Unit
Pelayanan Pasien secara langsung.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk bagian:
(1) Rekam Medis
(2) Gizi
(3) ministrasi Rawat Jalan
(4) ministrasi Rawat Inap
(5) Informasi
(6) Pengemudi
(7) Fisioterapi
(8) Ekspedisi
(9) Keamanan
17
Pemberian vaksinasi:
a) Sesuai dengan hasil pemeriksaan laboratorium pa saat petugas
melakukan pemeriksaan berkala.
b) sesuai dengan hasil pemeriksaan laboratorium pa saat petugas mengalami
kecelakaan kerja pa hubungan kerja.
c) pemberian vaksinasi bagi petugas tiga kali dengan jwal 0-1-3 (vaksin
kedua berjarak 1 bulan dari vaksin pertama, dan vaksin ketiga berjarak dua
bulan dari vaksin kedua), kemudian dilanjutkan pemeriksaan laboratorium
titer Anti Hepatitis B 1 bulan setelah pemberian vaksin ketiga.
18
ml/kg. Dilanjutkan dengan pemberian vaksinasi
hepatitis B sebanyak 3 kali.
Bila sudah kebal, tetapi titer anti HBs <
100 mIU/ml, diberi suntikan Hepatitis B
sebanyak 1 kali.
Jika Anti HBsAg positif dengan titer >
100 mlU/ml tidak perlu dilakukan tindakan.
19
Lakukan konseling berupa informasi
lengkap mengenai resiko penularan HIV kepa
suami/istri, manfaat dan efek samping pemberian
antiretroviral sebagai pencegahan.
Bila tusukan / irisan tidak berat /
superfisial tidak perlu diberikan pencegahan.
Untuk luka tusukan / irisan lebih berat /
menembus kulit berikan AZT selama 4 minggu.
Untuk luka tusukan / irisan berat /
menembus kulit lebih dalam hingga keluar darah
berikan AZT + indinavir / nelfinavir selama 4
minggu.
Setelah pemberian antiretroviral lakukan
pemantauan hasil pemeriksaan laboratorium
setiap 3 bulan selama 1 tahun.
Bila pemantauan anti HIV selama 1 tahun
tetap negatif berarti tidak tertular.
20
a) Hazard iadalah benda atau bahan berpotensi menimbulkan
bahaya pa keselamatan dan kesehatan saat kerja khususnya pa pemberi
pelayanan ataupun penerima pelayanan pa umumnya.
21
a) Pencegahan Kecelakaan Kerja Akibat Benda Tajam (jarum
dan sejenisnya serta cairan tubuh infeksius)
(1) Kenali Hazards/Potensi bahaya benda tajam dan
sejenisnya.
22
(3) Hazards lainnya
(a) Pasien anak/gelisah/agresife/uncontrol
(b) Petugas lainnya/diri sendiri
(c) Cairan tubuh infeksius (Darah, Urine, Feses,
Cairan lambung, Cairan luka/exudates dll)
(d) Mikroorganisme
Virus
Bakteri
Kuman
23
Jangan segera merapikan alat.
Pertama saat anda akan merapikan (Pastikan
keberaan/lokasi/letak dari benda tajam yang
digunakan).
Amankan Benda tajam bekas pakai dengan
segera membuang ke tempatnya (Box jarum
bekas).
Setelah aman dari benda tajam segera rapikan
sesuai prosedur.
24
ALUR PENANGANAN TERTUSUK JARUM
Korban
Tim UGD
Pasien
Memeriksa korban pernah
Pencatatan medis diperiksa
Menyimpan barang bukti Tidak
Menelusuri pasien pemilik Ya
Melaporkan kejadian ke K3 RS dan
PPIN
Minta inform consen
untuk pemeriksaan
Ada
Lihat catatan
Data medis
Setuju
sumber diperiksa
benda
tajam?
Tidak Ya
Terinfeksi
atau Tidak
Selesai
Selesai
25
e) Prosedur penanganan korban tertusuk jarum dan sejenisnya:
(1) Lokasi Kejian
(a)Segera isolasi benda tajam yang mengenai petugas dan
ditempatkan dalam wah yang tahan terhap tusukan sebagai
barang bukti.
(b)Petugas yang terkena benda tajam harus segera melapor kepa
Penanggung Jawab Ruangan (perawat) / Dokter Jaga. Dalam
waktu 1 X 24 jam harus menyerahkan barang bukti tersebut
kepa Tim Pengendali Infeksi Nosokomial.
(c)Bila tersedia fasilitas untuk melakukan pembersihan luka,
segera lakukan pembersihan luka dengan cara luka tersebut
segera dicuci dengan sabun antiseptik dan air mengalir
selanjutnya diberi antiseptik lokal. Bila terji percikan darah
pa mukosa hidung dan mulut segera dibilas dengan guyuran
air, bila percikan darah mengenai mata lakukan irigasi /
pencucian mata dengan menggunakan larutan garam
fisiologis (Na Cl 0,9%) atau air steril. Sebagai catatan daerah
yang terkena benda tajam tidak boleh dihisap dengan mulut.
(d)Penanggung jawab ruangan harus membuat laporan kejian
(berita acara) yang berisi informasi kejian, data medis
karyawan dan data medis pasien yang menji sumber
penularan. Bila data tidak a, dilakukan pemeriksaan HBsAG,
anti HCV dan anti HIV.
(e)Rujuk petugas yang tertusuk benda tajam tsb beserta
‘Laporan Kejian’ ke UGD untuk penanganan lebih lanjut.
(f) Laporan kejian / berita acara ditanda tangani oleh
Penanggung jawab ruangan / dokter jaga dan petugas yang
terkena benda tajam dan kemudian dilaporkan/diserahkan ke
Pengendali Resiko dalam waktu 1 x 24 jam.
26
(2) Staf UGD
(a) Segera cuci luka bila belum dilakukan di lokasi kejian.
(b) Dokter UGD akan memeriksa pasien untuk menentukan status kesehatan
petugas.
(c) Dokter UGD akan memutuskan penanganan selanjutnya dengan mengikuti
ketentuan sbb :
27
Lakukan konseling berupa informasi lengkap mengenai resiko penularan HIV kepa
suami/istri, manfaat dan efek samping pemberian antiretroviral sebagai pencegahan.
Bila tusukan / irisan tidak berat / superfisial tidak perlu diberikan pencegahan.
Untuk luka tusukan / irisan lebih berat / menembus kulit berikan AZT selama 4
minggu.
Untuk luka tusukan / irisan berat / menembus kulit lebih dalam hingga keluar darah
berikan AZT + indinavir / nelfinavir selama 4 minggu.
Setelah pemberian antiretroviral lakukan pemantauan hasil pemeriksaan
laboratorium setiap 3 bulan selama 1 tahun.
Bila pemantauan anti HIV selama 1 tahun tetap negatif berarti tidak tertular.
Bila anti HIV positif, petugas dirujuk ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam.
Dokter UGD membuat laporan perkembangan status kesehatan karyawan yang terkena
benda tajam selama periode pemantauan dan diserahkan ke Pengendali Resiko, Tim
Pengendali Infeksi Nosokomial dan MFKRS. Pengendali Resiko bersama dengan
pimpinan rumah sakit akan memutuskan pengobatan selanjutnya bila petugas
tersebut positif tertular.
8) Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha menyelaraskan pekerjaan dan
lingkungan terhap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan
efisiensi yang setinggi – tingginya.
Manusia memiliki keterbatasan dalam melakukan aptasi terhap lingkungan fisik, beban
kerja fisik dan psikologis. Tanpa penerapan konsep-konsep ergonomi ditempat kerja
ternyata meningkatkan resiko terjinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam ergonomi:
a) Faktor Manusia
Desain rancangan kerja berpusat pa manusia atau Human Centered Design (HCD)
yang meliputi:
Faktor dari dalam (Internal Factors)
Contohnya:
(1) Umur
(2) Jenis kelamin
(3) Kekuatan otot
(4) Bentuk dan Ukuran tubuh
b) Anthropometri.
adalah ilmu yang mempelajari ukuran-ukuran tubuh manusia secara sistematis.
Ketidakserasian antara ukuran tubuh manusia dengan tempat kerja akan mempengaruhi
sikap tubuh saat bekerja sehingga dapat menyebabkan berbagai gangguan
muskuloskeletal, mulai dari nyeri sampai cedera otot dan memperbesar resiko untuk
terjinya kecelakaan kerja. Secara teoritis semua peralatan harus di desain untuk
mengakomodasi semua individu, dari yang paling kecil sampai yang paling besar.
Pendekatan yang umum dilakukan adalah mendesain peralatan atau tempat kerja untuk
persentil tertentu dari populasi. Otomatisasi di tempat kerja tetap harus
memperhitungkan ukuran – ukuran tubuh manusia dalam rancangan tempat kerja.
Penggunaan data anthropometri misalnya jarak, jangkauan, postur, kekuatan.
e) Pengorganisasian kerja.
Menyangkut: Waktu kerja, waktu istirahat dan kerja lembur.
f) Pengendalian Lingkungan Kerja Menyangkut:
(1) Faktor fisik
(2) Faktor kimia
(3) Faktor Biologis
(4) Faktor Psikologis
29
g) Kelelahan kerja
(1) Kelelahan otot
(2) Kelelahan umum
30
bergantian saat aktifitas berdiri lama.
(2) Jaga posisi bekerja anda pa ketinggian yang sesuai.
(3) Ganti posisi secara teratur.
(4) Berdiri pa alas yang nyaman.
31
Direkomendasikan International Labor Organisation (ILO)
Maksimum untuk laki-laki Maksimum untuk Wanita
Umur ( tahun )
(kg) (kg)
14-16 15 10
16-18 19 12
18-20 23 14
20-35 25 15
35-50 21 13
> 50 16 10
Sumber: Pheasant (1991 )
6) Kerja otot
Kerja otot di bagi dua yaitu:
(1) Kerja dinamis
(a) Pergantian antara kontraksi otot dan relaksasi secara ritmis.
(b) Frekwensi pernafasan meningkatkan
(c) Denyut jantung dan tekanan darah meningkatkan
(d) Aliran darah dan oksigen meningkat ke otot yang aktif dan berkurang
ke daerah inaktif
(e) Beban kerja yang dianjurkan adalah 30 – 35% dari maksimum
konsumsi oksigen ( VO2 maks )
(2) Kerja statis
32
Kontraksi otot terji untuk waktu yang lama, biasanya untuk mempertahankan
posisi tubuh tertentu. Di banding kerja dinamis, maka kerja statis konsumsi
energi lebih tinggi, frekwensi jantung lebih cepat dan memerlukan waktu
istirahat yang lebih panjang. Daya tahan untuk bekerja secara statis jauh lebih
kecil dari pa kerja dinamis, karena terjinya hambatan pa aliran darah, sehingga
menghambat pertukaran oksigen.
(3) Kerja Shift
Dalam merancang kerja shift perlu diperhatikan berbagai hal:
(1) Kemampuan pekerja untuk beraptasi.
(2) Pemeriksaan kesehatan yang perlu dilakukan.
(3) Pola pergantian shift.
33
(3) Komunikasi program. Hal ini diperlukan agar tenaga kerja mengerti dan merasa
diikutsertakan, tidak hanya instruksi berupa lisan atau tulisan. Perlu pula
ditanamkan pengertian akan pentingnya peranan pemakaian APD dalam
mencegah cedera atau mengurangi akibat suatu kecelakaan dan membangkitkan
minat dan akhirnya membutuhkan pemakaian APD.
(4) Latihan, diperlukan agar tenaga kerja mengetahui dalam keaan apa saja alat ini
harus digunakan dan bagaimana cara pemeliharaannya. Latihan ini dapat
diberikan secara formal dan informal.
(5) Menegakkan disiplin dalam pemakaian APD.
b) Pemilihan APD
Aspek-aspek lain yang diperlukan dalam pemilihan alat pelindung diri:
(1) Bentuk cukup menarik.
(2) Dapat dipakai secara fleksibel.
(3) Tahan untuk pemakaian yang cukup lama dan tidak menyebabkan rasa
ketidaknyamanan yang berlebihan.
(4) Dapat memberikan perlindungan yang a terhap bahaya yang spesifik yang
dihapi oleh tenaga kerja.
(5) Tidak menimbulkan bahaya tambahan bagi pemakainya yang
disebabkan bentuk dan bahannya tidak tepat atau sadalah dalam
penggunannya.
c) Macam-macam APD
(1) Perawatan Umum dan Gigi
(a) Masker: untuk menghindari kontaminasi penyakit melalui alat
pernapasan. Masker dipasang menutup mulut dan lubang hidung dan
kedua tali diikat ke belakang dengan rapi. Digunakan pa saat menghapi
pasien yang mempunyai kemungkinan penularan penyakit melalui
udara dan diri si petugas bila mengalami flu.
(b) Baju khusus (SKORT): untuk menghindari kontaminasi penyakit
menular. Baju khusus (SKORT) dipakai menutup bagian belakang
dengan rapi digunakan pa saat a tindakan di kamar (misal: kemoterapi).
(c) Sarung tangan: untuk melindungi tangan dari alat tajam.
(d) Khusus untuk poli gigi, tidak menggunakan apron/baju khusus.
34
(2) Perawatan Khusus (Kebidanan)
(a) Masker: untuk menghindari kontaminasi penyakit
melalui alat pernapasan. Masker dipasang menutup mulut dan lubang
hidung dan kedua tali diikat ke belakang dengan rapi. Digunakan pa
saat menghapi pasien yang mempunyai kemungkinan penularan
penyakit melalui udara dan diri si petugas bila mengalami flu.
(b) Baju khusus (SKORT): untuk menghindari
kontaminasi penyakit menular dan untuk menghindari kontaminasi
penyakit melalui kontak langsung. Baju khusus (SKORT) dipakai
menutup bagian belakang dengan rapi digunakan pa saat a tindakan di
kamar bersalin/kamar bayi.
(c) Sarung tangan: untuk menghindari kontaminasi
penyakit melalui kontak langsung dan untuk melindungi tangan dari
alat tajam. Sarung tangan dipakai sesuai ukuran masing – masing
tangan petugas digunakan pa saat a tindakan di kamar bersalin/kamar
bayi.
(d) Sandal: untuk melindungi kuman yang terbawa. Sandal
dipakai oleh seluruh petugas kamar bersalin/kamar bayi selama
bertugas.
(e) Sepatu tertutup: untuk menghindari kaki dari percikan
– percikan darah. Sepatu tertutup digunakan pa saat menolong
persalinan normal.
(f) Kacamata (goggle): untuk melindungi mata dari
percikan – percikan darah/bahan lain. Kacamata (goggle) digunakan pa
saat menolong persalinan normal.
35
(b) Sarung tangan: untuk menghindari kontaminasi penyakit melalui
kontak langsung. Sarung tangan dipakai sesuai ukuran masing-
masing tangan petugas digunakan pa saat a tindakan.
(c) Kacamata (goggle): untuk melindungi mata dari percikan
darah/bahan lain. Kacamata (goggle) digunakan pa saat
membersihkan bahan/alat kotor
(4) Gizi
(a) Celemek: untuk melindungi tubuh dari percikan air pa saat
membersihkan alat dan memasak. Celemek digunakan pa saat
bekerja di dapur atau sedang membersihkan peralatan masak.
(b) Safety shoes untuk melindungi kaki menghindari agar tidak
terpeleset pa saat bekerja di dapur. Safety shoes digunakan pa saat
bekerja di dapur.
(c) Kain lap: untuk melindungi tangan agar terhindar dari panasnya
alat. Kain lap digunakan untuk memegang peralatan yang panas.
(d) Tutup Direktur : untuk melindungi rambut. Tutup Direktur
digunakan pa saat bekerja.
(e) Sarung tangan plastik: untuk melindungi tangan agar terhindar dari
kotoran. Sarung tangan plastik digunakan pa saat meracik buah
atau makanan matang
(5) Riologi
(a) Apron: untuk proteksi bahaya riasi. Apron digunakan pa saat
melakukan tindakan.
(b) Film bge: untuk mendeteksi banyaknya riasi yang diterima. Film
bge dikenakan pa saat melakukan tindakan.
(c) Kacamata Pb: untuk melindungi mata dari bahaya riasi. Kacamata
Pb digunakan pa saat melakukan tindakan fluoroscopy.
(6) Laboratorium
(a) Jas Lab: untuk melindungi tubuh dari percikan reagen atau bahan
lain. Jas lab digunakan pa saat bertugas di laboratorium.
36
(b) Sarung tangan: untuk menghindari kontaminasi penyakit melalui
kontak langsung dan untuk melindungi tangan dari alat tajam.
Sarung tangan digunakan pa saat melakukan tindakan.
(c) Masker: untuk menghindari kontaminasi penyakit melalui alat
pernapasan. Masker digunakan pa saat bertugas di laboratorium
saat karyawan sedang terkena flu.
(7) Housekeeping
(a) Sabuk pengaman: untuk melindungi diri agar tidak terjatuh dari
tempat yang tinggi. Sabuk pengaman digunakan pa saat
membersihkan daerah/gedung yang tinggi.
(b) Sarung tangan: untuk menghindari kontaminasi penyakit melalui
kontak langsung. Sarung tangan digunakan pa saat membersihkan
toilet atau bila mencampur bahan pembersih.
(c) Masker: untuk menghindari kontaminasi penyakit melalui alat
pernapasan. Masker digunakan pa saat membersihkan toilet atau
bila mencampur bahan pembersih.
(8) Laundry
(a) Baju khusus: untuk melindungi tubuh dari kontaminasi penyakit.
Baju khusus digunakan pa saat mengambil bahan kotor (misal :
laken kotor).
(b) Sarung tangan: untuk menghindari kontaminasi penyakit melalui
kontak langsung. Sarung tangan digunakan pa saat memisahkan
bahan.
(c) Masker: untuk menghindari kontaminasi penyakit melalui alat
pernapasan. Masker digunakan pa saat memisahkan atau
mengambil bahan kotor (misal : laken kotor).
(9) Maintenance
(a) Earmuff: untuk melindungi telinga dari kebisingan. Earmuff
digunakan pa saat di daerah bising.
(b) Kedok: untuk melindungi mata dari percikan api las. Kedok
digunakan pa saat mengelas.
37
(c) Masker: untuk melindungi tersedotnya debu atau partikel kecil ke
saluran pernapasan. Masker digunakan pa saat membersihkan
daerah berbau atau menggergaji sesuatu.
(d) Sarung tangan karet: untuk melindungi tangan dari kotoran. Sabuk
pengaman digunakan pa saat memperbaiki di daerah yang tinggi.
(e) Sabuk pengaman: untuk melindungi agar tidak terjatuh dari tempat
tinggi. Sarung tangan digunakan pa saat memperbaiki daerah yang
kotor
(11) Farmasi
(a) Masker: untuk melindungi terhisapnya serbuk obat ke saluran
pernapasan. Masker digunakan pa saat meracik obat
(b) Sarung tangan karet: untuk melindungi tangan dari obat. Sarung
tangan karet digunakan pa saat meracik obat.
38
c) Mudah dibersihkan
d) Dapat digenggam (tidak terlalu besar atau terlalu kecil)
e) Kokoh / tidak goyah
f) Pegangan setinggi pinggang orang dewasa
g) Jarak antara tiang pegangan tidak terlalu renggang
39
menjamin kelangsungan supply oksigen maka perlu dilakukan
pemeliharaan terhap seluruh jenis peralatan gas medis yang a di RS
sebagai berikut:
a) Tabung oksigen
Lakukan pemeriksaan secara rutin kondisi ke tiga jenis sarana di
atas yaitu:
a) Tabung oksigen dan oxygen portable
Lakukan pengecekan oleh petugas jaga kondisi manometer,
kondisi tabung dan volume gas medis dan lakukan tera ulang tabung
gas medis secara rutin setiap satu tahun sekali untuk menghindari
ledakan.
40
d) R. Emergency
e) R. Laboratorium
f) R. Riologi (daerah tertentu seperti: alat yang menggunakan system
computer untuk penyimpan data )
g) R. Sentral Komputer
41
7) sangat beracun (highly toxic);
8) beracun (toxic);
9) berbahaya (harmful);
10) korosif (corrosive);
11) bersifat iritasi (irritant);
12) berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
13) karsinogenik (carcinogenic);
14) teratogenik (teratogenic);
15) mutagenik (mutagenic).
42
5) Waktu pemesanan B3 rata-rata tiga hari.
6) Dalam situasi normal Jumlah pesanan B3 dihitung untuk mencukupi
kebutuhan dua minggu.
7) Dalam kondisi tertentu, pesanan B3 dapat disesuaikan dengan
melihat kondisi eksternal yang dapat mempengaruhi supply barang B3 ke
Rumah Sakit Graha Hermine.
b. Penyimpanan B3
1) Penyimpanan B3 bera di gudang dan bera di bawah koordinator pengaan Rumah
Sakit Graha Hermine.
2) Masing-masing unit atau bagian yang memerlukan B3 menyimpan di masing-
masing ruangan di gudang antara dan penanganan bahan kimia berbahaya di
ruangan-ruangan yang memiliki B3 agar terjamin keamanannya dan tidak terji
kontaminasi.
3) Pengawasan audit bahan kimia berbahaya sehubungan dengan penggunaan alat-
alat pelindung diri ( APD ) oleh semua Direktur Bagian dan Direktur Unit yang
mempunyai gudang antara yang berisi B3 di ruangannya.
4) Pengendalian Lingkungan Kerja yang aman terhap bahan-bahan B3 dengan cara
sosialisasi prosedur penanganan kebocoran dan tumpahan serta penyakit-penyakit
akibat kerja yang disebabkan faktor kimia dan cara pencegahannya pa waktu
sosialisasi.
5) Penyimpanan B3 utama diserahkan kepa bagian logistik.
6) Penyimpanan di gudang utama B3 ini berlaku untuk bahan-bahan yang bersifat
korosif, eksplosif dan flammable.
7) Masing-masing unit kerja yang mempunyai B3 harus mempunyai gudang antara
yang berfungsi untuk menyimpan B3 dalam jumlah kecil.
8) Prosedur permintaan dari unit kerja ke bagian pengaan ditentukan oleh bagian
pengaan.
c. Distribusi B3
1) Jwal pengambilan untuk masing-masing bagian atau unit yang
mempunyai B3 ditentukan oleh bagian logistik.
2) Permintaan dari masing-masing unit atau bagian hanya diperbolehkan 1
minggu sekali kecuali untuk kondisi luar biasa.
43
3) Khusus untuk kondisi luar biasa, maka penanggung jawab dari masing-
masing unit harus memberitahukannya terlebih dahulu kepa Kabag
pengaan sebelum proses permintaan terji.
4) Pengambilan B3 yang diminta dilakukan oleh masing-masing bagian/unit
yang membutuhkan.
d. Penggunaan B3
Unit / ruangan yang memerlukan, menyimpan, menggunakan B3, memiliki
bahan kimia B3 di ruangannya masing-masing, mempunyai tanggungjawab
sebagai pengguna B3 adalah:
1) Melaporkan, mengawasi pengaan B3 di masing-masing ruangan: jwal
permintaan, ketersediaan barang B3 dari gudang pengaan dan MSDS
barang B3.
2) Melaporkan, mengawasi petugas / staf ruangan yang lalai dan tidak
menggunakan APD.
3) Melaporkan, mengawasi jumlah petugas yang terkontaminasi paparan
B3 akibat kerja.
4) Mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan B3 di ruangan masing-
masing.
e. Pengelolaan Limbah B3
Limbah adalah bahan sisa pa suatu kegiatan dan atau proses produksi. Limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah setiap limbah yang mengandung
bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifatnya dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat merusak dan atau mencemarkan lingkungan hidup dan atau
dapat membahayakan kesehatan manusia. Limbah B3 dari rumah sakit
merupakan sadalah satu aspek yang sangat penting di dalam menunjang citra
pelayanan rumah sakit dan melindungi, memelihara dan meningkatkan
kesehatan tidak saja pasien, petugas kesehatan, tetapi juga masyarakat sekitar
rumah sakit.
44
Pengertian Limbah Laboratorium adalah bahan bekas pakai dalam
pekerjaan di laboratorium yang dapat berupa limbah cair dan pat.
a) Limbah cair adalah semua limbah cair yang berasal dari kegiatan
laboratorium yang kemungkinan mengandung mikroorganisme dan
bahan kimia. Limbah cair dapat berasal dari pelarut organik, bahan
kimia (untuk pengujian), air bekas pencucian alat, sisa spesimen
(darah, urin, dan cairan tubuh). Sedangkan limbah pat di
laboratorium dibagi menji : sampah infeksius misalnya peralatan
habis pakai seperti jarum suntik/lancet, sarung tangan, kapas, botol
spesimen, kemasan reagen, sisa spesimen, media perbenihan bekas
pakai, kapas lidi ,plastik spesimen dan sampah umum (domestik)
yang tidak infeksius : berupa kertas, karton/dus, kantong makanan,
plastik. Sumber limbah laboratorium berasal dari: bahan baku yang
digunakan untuk proses kegiatan Lab (reagensia, bahan kimia),
bahan habis pakai (media perbenihan mikrobiologi), produk proses
didalam lab (spesimen yang digunakan untuk pemeriksaan lab).
45
2) Penanganan Limbah pat di Laboratorium Rumah Sakit Graha Hermine
:
a) Jarum suntik / lancet, limbah bahan tajam (kaca objek, kaca
penutup): dimasukkan kedalam wah yang tahan tusuk, tutup rapat.
Wah tersebut akan dibawa oleh petugas kebersihan untuk
ditindaklanjuti untuk dibakar di ruangan incenerator Rumah Sakit
Graha Hermine.
b) Sarung tangan, kapas alkohol bekas pakai, sisa spesimen, kapas lidi,
kemasan reagen, botol penampungan spesimen dari cairan tubuh,
masukkan ke kantong plastik warna kuning (katagori infeksius). Pa
saat pembuangan isi kantong plastik tersebut tidak boleh dipilah-
pilah tetapi langsung dibawa oleh petugas kebersihan untuk
ditindaklanjuti (dibakar di ruangan incenerator). Untuk reagen
dalam kemasan besar, tutup rapat mulut reagen, berikan ke petugas
kebersihan untuk ditindaklanjuti.
c) Limbah Mikrobiologi: media perbenihan bekas pakai ke autoklaf.
Disterilisasi basah dengan menggunakan uap panas pa tekanan
1210C selama 15 menit. Setelah dilakukan sterilisasi buang ke
tempat sampah dengan kantong plastik warna kuning (infeksius).
Lempeng petri kaca, tabung kaca, botol kultur, pipet kaca di
sterilisasi basah dengan menggunakan uap panas pa tekanan 121 0C
selama 15 menit, cuci, lakukan sterilisasi kering menggunakan
oven dengan suhu 1500C selama 2 jam.
d) Vacutainer (tabung penampungan spesimen darah): tutup vacutainer
dengan rapat, kumpulkan menji satu bagian, masukkan ke kantong
plastik warna kuning, ikat. Masukkan kantong plastik tersebut
kedalam wah khusus, beri label infeksius, berikan ke petugas
kebersihan untuk dibawa ke penampungan sementara untuk
diproses lebih lanjut dibawa ke ruangan incenerator Rumah Sakit
Graha Hermine.
e) Tips: rendam tip-tip bekas pakai pa suatu wah yang telah diberi
larutan Na.Hipoklorit 0.78% atau Chlorin 0.5% , biarkan beberapa
lama. Buka kran air, biarkan air mengalir, buang bekas larutan
46
tersebut ke tempat pencucian, sedangkan untuk tip bekasnya buang
ke kantong plastik warna kuning.
47
2) Unit Farmasi mengolah penghancuran obat-obat B3 yang sudah kaluarsa
/expired dengan cara:
a) Persiapan pemusnahan obat:
(1) Staf gudang mengeluarkan obat yang akan dimusnahkan.
(2) Nama dan jumlah obat yang akan dimusnahkan serta alasan
pemusnahan dicatat sebagai lampiran.
b) Proses pemusnahan obat:
(1) Staf Gudang yang telah ditunjuk mengeluarkan obat-obat
tersebut dari kemasan primer.
(2) Kemudian isinya dibuang ke tempat pembuangan yang telah
ditentukan oleh Direktur Bagian Farmasi.
(3) Kemasan primer seperti blister, botol sirup dibersihkan
kemudian dibuang ke tempat sampah.
(4) Proses pemusnahan ini disaksikan oleh Direktur Bagian
Farmasi dan wakil dari bagian keuangan dan menandatangani
berita acara pemusnahan.
h. Paparan / Kecelakaan B3
Pengertian Paparan Kontaminasi dengan bahan B3 adalah kecelakaan kerja pa
saat petugas sedang menangani bahan B3 saat bekerja secara tidak di sengaja.
Bahan B3 tersebut tumpah, terciprat atau mengkontaminasi kontak langsung pa
kulit, kulit luka/mata, terhirup, tertelan atau tidak sengaja termakan/terminum
bahan B3 di lingkungan kerjanya.
48
d) Pedoman pembuatan prosedur penanganan akibat kontaminasi B3 dapat
dilihat pa MSDS masing-masing zat.
e) Petugas yang bekerja dengan menggunakan B3 harus memakai alat
pelindung diri yang telah ditetapkan.
f) Kontaminasi akibat kerja dengan menggunakan B3 harus dilaporkan kepa
MFK.
g) Penanganan akhir untuk setiap kontaminasi yang terji harus ditangani di
UGD dan dilaporkan kepa Tim K3 RS Ba;hika Husa.
49
f) Jika perlu, gunakan syringe dan jarum baru untuk mengambil obat
dari jaringan
g) Bilas kulit dengan air mengalir
h) Bersihkan kulit dengan cairan sabun dan bilas lagi dengan air
mengalir
i) Tanggalkan semua pakaian pelindung
j) Catat jenis obat dan perkiraan jumlah obat yang terinjeksi
k) Laporkan ke Direktur seksi dan periksa ke Unit Gawat Darurat
l) Suntikkan antidote yang spesifik jika perlu (sesuai MSDS)
m) Lengkapi format kecelakaan
j. Pengaan B3
Perlu diperhatikan sebelum menggunakan bahan kimia yaitu perhatikan label
nama kimia, baca isi / bahan aktif bahan kimia, baca aturan pakainya, bila a,
pelajari MSDS nya, gunakan APD (Alat Pelindung Diri), tutup rapat botol /
wah, simpan di tempat yang aman, hindari api.
1) Laporan Pengaan B3:
50
Masing-masing ruangan atau unit yang menyimpan, mamakai, meminta
barang B3 wajib melaporkan :
a) Melaporkan, mengawasi pengaan B3 di masing-masing ruangan:
jwal permintaan, ketersediaan barang B3 dari gudang pengaan dan
MSDS barang B3.
b) Melaporkan, mengawasi petugas / staf ruangan yang lalai dan tidak
menggunakan APD.
c) Melaporkan, mengawasi jumlah petugas yang terkontaminasi
paparan B3 akibat kerja.
d) Mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan B3 di ruangan masing-
masing.
51
a) Jumlah petugas/staf ruangan yang lalai dan tidak menggunakan
APD
b) Jumlah petugas yang terkontaminasi B3 akibat kerja.
k. Spill kit
1) Spill kit adalah perlengkapan yang digunakan untuk menangani
tumpahan
a) B3 / Bahan berbahaya dan Beracun (Cairan kimia berbahaya yang
bersifat mudah meledak, mudah terbakar, korosif, dapat
mengganggu kesehatan dan mencemarkan lingkungan)
b) Bahan infeksius (Cairan yang dihasilkan dari tubuh pasien seperti
darah, tinja, urin, sputum,muntahan dll).
2) Prosedur
a) Siapa yang melaporkan tumpahan:
(1) Tenaga kesehatan / non kesehatan (petugas Rumah Sakit Graha
Hermine, kontraktor) yang pertama kali menemukan tumpahan.
(2) Pasien, pengunjung / keluarga pasien yang datang ke Rumah
Sakit Graha Hermine.
b) Siapa yang melakukan penanganan tumpahan:
52
(1) Tenaga kesehatan (petugas Rumah Sakit Graha Hermine ) yang
pertama kali menemukan tumpahan.
(2) Tenaga non kesehatan ( kontraktor )
DAFTAR ISI
KOTAK TUMPAHAN BAHAN INFEKSIUS
N KETERANGA
ISI KOTAK SPIL KIT JUMLAH
O N
1 Kantong kuning 2 buah Sekali pakai
2 Masker hijau 2 buah Sekali pakai
3 Sarung tangan medis 2 pasang Sekali pakai
4 Gaun / apron plastic 2 buah Sekali pakai
5 Tutup Direktur 2 buah Sekali pakai
6 Sepatu
7 Air bersih 1 botol Sekali pakai
53
8 Larutan detergen 1 botol Sekali pakai
9 Larutan Klorin 1 botol Sekali pakai
10 Tisu towel / kain lap 1 boks Sekali pakai
11 Tanda peringatan 1 sign board
12 Sapu dan pengki 1 set
13 Formulir laporan kejian 1 lembar
14 Wah botol untuk pecahan kaca 1 botol Sekali pakai
15 Penjapit / pinset 1 buah
4) Penanganan tumpahan:
a) Amankan area tumpahan dengan tanda/kursi.
b) Buka spill kit, pasang tanda peringatan di area tumpahan.
c) Gunakan APD (masker, sarung tangan, gaun, tutup Direktur ,
sepatu, kacamata google)
d) Batasi penyebaran tumpahan dengan tisu/kain lap sekali pakai:
(1) Untuk tumpahan B3 dalam bentuk cairan, serap dengan
tisu/kain lap sekali pakai untuk menutupi tumpahan lalu
masukan kedalam kantong ungu.
(2) Untuk tumpahan B3 dalam bentuk serbuk, basahi tisu/kain
lap sekali pakai dengan air untuk menutupi tumpahan serbuk
lalu sapu dan masukan kedalam kantong ungu.
e) Bersihkan area tumpahan dengan cara:
(1) bersihkan material tumpahan dengan menggunakan skop
atau sapu dan pengki kecil sampai benar-benar bersih.
(2) Buang bahan penyerap bahan tumpahan ti dengan kantong
ungu.
(3) dekontaminasi area tumpahan dengan detergen sebanyak 3
kali lalu semprotkan disinfektan, biarkan selama 2 menit
kemudian keringkan dengan tisu/kain lap sekali pakai lalu
buang ke kantong ungu.
(4) Lakukan hal di atas 3 kali berturut-turut sampai benar-
benar bersih.
(5) Lepaskan APD dan masukan kedalam kantong ungu.
(6) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
(7) Laporkan kebagian Urdal rumah sakit untuk pembersihan
lebih lanjut.
54
5) Pengisian Formulir Laporan Kejian Tumpahan B3
a) Isi identitas petugas yang menemukan tumpahan pertama kali
atau yang dilaporkan pasien atau pengunjung.
b) Isi waktu kejian.
c) Ceritakan kronologis kejian dan lokasinya.
d) Identifikasi tipe insiden yang meliputi KNC (Kejian Nyaris
Cedera), KTC (Kejian Tidak Cedera), KTD (Kejian Tidak
Diharapkan).
e) Isi formulir, berikan kepa Direktur ruangan,tim K3, Tim PPI.
3. MANAJEMEN EMERGENSI
a. Pengertian
1) Keaan darurat/bencana adalah setiap kejian yang dapat menimbulkan
gangguan terhap kelancaran operasional/kegiatan di lingkungan Rumah
Sakit Graha Hermine : Kebakaran, Gangguan tenaga, Gangguan
Keamanan (huru-hara), Bencana alam (Gempa Bumi), Bencana massal,
dll.
2) Tanggap darurat adalah penanganan keaan darurat/bencana secara darurat
setiap terji kejian, yang terji di rumah sakit, antara lain: kejian kebakaran,
kecelakaan, peledakan, gangguan.
b. Tujuan
1) Membentuk peningkatan suatu kesaran dan kewaspaan bencana serta
langkah tindak petugas Rumah Sakit Graha Hermine, para penyewa
ruangan dan kontraktor jika terji keaan darurat Kebakaran, bencana dan
evakuasi.
2) Sebagai pedoman agar tugas-tugas Tim Penanggulangan
Kebakaran/Bencana (TPB) Rumah Sakit Graha Hermine, dapat
terlaksana sesuai dengan Pedoman dan standar prosedur operasional yang
3) Sebagai pedoman atau petunjuk bagi pejabat K3 RSatau yang tercantum
dalam Organisasi tim Penanggulangan Kebakaran/Bencana, sehingga
mekanisme penanggulangannya dapat berjalan dengan lancar, efektif dan
efesien dibawah satu komando.
55
c. Pengaturan jaga
Dilakukan 24 jam dengan pengaturan jaga dibagi dalam 3 Shif dan masing-
masing Shif dipimpin seorang Komandan Regu atau Penanggung jawab
ruangan.
d. Denah Ruangan
Denah ruangan yang didalamnya termuat jalur evakuasi, tempat APAR,
ruangan beresiko, dimana denah tersebut bera disetiap ruangan maupun
ruangan perawatan serta ruangan area publik.
e. Fasilitas keselamatan
Fasilitas keselamatan yang bera di Rumah Sakit Graha Hermine yaitu: Jalur
Evakuasi, APAR,Tandu Evakuasi, Helm, Lampu, tempat berkumpul evakuasi,
Rambu, dll.
Jika pasien UGD telah mencapai jumlah > 100 orang, maka mulai dipersiapkan
rujukan ke rumah sakit terdekat. Tim Penanggulangan Kebakaran/Bencana
sbb:
SEBUTAN TUGAS
NO. JABATAN STRUKTURAL
JABATAN POKOK
1. Komandan Direktur Rumah Sakit Tk III Pimpinan tertinggi dalam
Balhika Husa operasi Penanggulangan
Keaan Darurat.
6. Tim Medis Pj. Dokter UGD/Tim Kode Biru Mengatur mekanisme sistem
Pj. Perawat UGD perawatan / pertolongan
terhap pasien / korban.
57
8. Tim Pj Piket Mengamankan evakuasi dan
Pengamanan arus lalu lintas kendaraan.
Bagian
9. Engineering Bagian Tehnik Memastikan system listrik
berjalan dg baik.
2) Wakil Komandan:
a) Memimpin dan mengkoordinir area tiap ruangan melaksanakan
tugas.
b) Mengambil alih tugas Komandan bila tidak hir atau berhalangan.
4) Tim Evakuasi:
58
a) Memimpin & mengkoordinir regu evakuasi tiap-tiap ruangan jika
diperlukan, agar evakuasi ini dapat berlangsung dengan tenang &
tertib.
b) Selalu berkomunikasi dengan komandan untuk memberikan
laporan-laporan tentang situasi terakhir serta menerima instruksi
dari komandan dengan jelas dan pasti.
c) Membantu petugas P3K untuk memberikan pertolongan bila terji
kecelakaan.
d) Melakukan pencatatan data-data evakuasi yang diperlukan.
5) Tim Medis:
a) Bekerjasama dengan Komandan dalam memutuskan untuk
meminta bantuan ambulance.
b) Bekerjasama dengan bagian evakuasi untuk memberikan bantuan
jika terji kecelakaan pa saat evakuasi.
c) Memberikan pertolongan pertama, jika terji kecelakaan pa saat
evakuasi.
d) Menentukan prioritas pasien yang akan di evakuasi terlebih
dahulu dan mendampingi evakuasi pasien dengan kondisi buruk.
6) Tim Komunikasi:
a) Memimpin para operator telepon untuk berkomunikasi dengan
pemakai ruangan maupun para tamu dan menjaga agar mereka
tetap tenang serta mengikuti petunjuk-petunjuk yang a.
b) Selalu siap untuk menghubungi unit luar (Ambulance, Pemam
kebakaran, Kepolisian) atas permintaan Komandan.
c) Menjaga agar selalu a komunikasi dengan Komandan sehingga
selalu siap untuk hal-hal yang diperlukan.
7) Tim Pengamanan:
a) Memimpin dan mengkoordinir regu pengaman, baik diluar gedung
maupun didalam gedung agar situasi dapat dikuasai & dijaga agar
selalu tertib aman terkendali.
59
b) Selalu berkomunikasi dengan Komandan untuk memberikan
laporan-laporan tentang situasi terakhir serta menerima instruksi
dari Komandan.
c) Mempersiapkan semua peralatan yang diperlukan untuk tugas-
tugas pengamanan.
d) Mengatur lalu lintas agar mobil ambulance, pemam kebakaran serta
polisi dengan mudah dapat masuk kedalam areal gedung.
e) Menjaga agar tidak terji kehilangan/pencurian barang baik milik
ruangan sendiri maupun milik para pemakai serta tamu lainnya.
8) Bagian Engineering:
a) Memastikan semua sistem listrik & yg berkaitan dgn pekerjaan
teknik berjalan dgn baik.
(1) Generator.
(2) Lampu penerangan
(3) Komunikasi dll.
b) Selalu berkomunikasi dgn Komandan untuk memberikan laporan
tentang situasi terakhir yang terkait dgn tugas bagian engineering.
60
(b) Jangan membawa atau memakai barang-barang
yang dapat menyulitkan pelaksanaan evakuasi.
Berikan prioritas kepa orang yang paling lemah
fisiknya.
2) Penyelamatan.
Pelaksanaan penyelamatan di tiap ruangan, dikoordinir oleh Komandan
ruangan masing-masing, dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
evakuasi personil, material dan dokumen yang perlu diamankan:
a) Penyelamatan/pengamanan personil:
(1) Bila memungkinkan, berikan pertolongan pertama
ditempat kepa korban.
(2) Korban segera dibawa ke tempat yang aman dengan
melalui jalur evakuasi untuk selanjutnya diserahkan kepa
Team Medis.
(3) Mengamankan petugas maupun pengunjung dari lokasi
kebakaran agar tidak terji korban jiwa.
61
(4) Mengamankan pasien-pasien, terutama yang memerlukan
perawatan khusus yang lebih aman dari kebakaran.
b) Pengamanan material:
(1) Amankan material sesuai prioritas yang ditentukan oleh
masing-masing bagian.
(2) Siapkan tempat atau wah yang siap pakai untuk material
yang perlu diselamatkan pa setiap bagian (troly barang)
tempat pengungsian material dialokasikan ditempat yang
tidak mudah terjangkau oleh api.
c) Pengamanan dokumen:
(1) Jika memungkinkan seleksi/pilih dokumen-dokumen yang
penting untuk diselamatkan, dokumen tidak penting tidak
perlu dibawa karena akan menyulitkan dalam pelaksanaan
penyelamatan.
(2) Membawa dokumen yang perlu disesuaikan dengan batas
kemampuan (jangan melebihi batas kemampuan).
(3) Berjalan dengan cepat tetapi tidak lari, melalui jalur evakuasi
yang a (koridor, tangga).
(4) Himpun semua dokumen yang berhasil diselamatkan pa tempat
berkumpul.
62
(1) Komandan ruangan berkoordinasi dengan komandan dan tim
medis (dokter jaga dan perawat) untuk mempersiapkan
evakuasi pasien dari ruang perawatan yang mengalami bencana
termasuk meminta bantuan dari staff rumah sakit lainnya.
(2) Tim medis (dokter jaga dan perawat) mengatur evakuasi pasien
berdasarkan prioritas. Prioritas pasien yang dievakusi
ditetapkan berdasarkan kondisi pasien pa saat itu, dan prioritas
ditetapkan sebagai berikut
(a) Prioritas pertama adalah pasien pasien yang secara medis
dapat mobilisasi diri sendiri tanpa bantuan orang.
(b) kedua adalah pasien yang secara medis membutuhkan
bantuan orang lain pa waktu mobilisasi.
(c) Prioritas ketiga adalah pasien yang secara medis tidak
dapat mobilisasi sendiri dan membutuhkan pertolongan
sepenuhnya dari perawat dan penolong lainnya.
(3) Evakuasi pasien prioritas pertama dan kedua dilaksanakan
melalui sisi terjauh dari lokasi bencana dan
dikoordinasikan dengan komandan atau komandan
ruangan.
(4) Evakuasi pasien prioritas ketiga dilaksanakan dengan tandu
dan melewati sisi terdekat dari lokasi bencana dan
dikoordinasikan dengan komandan atau komandan
ruangan.
(5) Tim medis (dokter jaga dan perawat) harus mengawasi
jalannya evakuasi pasien sampai evakuasi seluruh pasien di
lokasi tersebut selesai.
(6) Pasien yang dievakuasi dari ruangan yang mengalami
bencana dan diserah terimakan kepa dokter UGD.
i. Penanggulangan bencana
1) Prosedur pelaksanaan tanggap darurat penanggulangan Bencana
a) Jika keaan darurat/bencana terji didalam rumah sakit maka:
63
b) Hubungi ke Posko Keamanan/Piket Ext. 123, untuk
menginformasikan kejian tersebut (Apa yang terji dan lokasi/tempat
kejiannya)
c) Pawas Lapor/Hubungi ke Komandan.
d) Komandan:
(1) Segera ke Posko Keamanan (stand by) dan ambil alih
komando penanggulangan bencana.
(2) Lakukan langkah pencegahan atau penangananya atas
kejian tersebut sesuai Standar Prosedur Operasional
(SPO).
2. Wakil Pj. Perawat a. Menji petugas Triage bersama dokter jaga UGD.
komandan UGD b. Menkoordinasi petugas perawat bantuan yang
UGD sudah datang di UGD.
c. Mengatur alur penanganan korban
4. Tim Medis Dokter Umum Melakukan pemeriksaan dan pertolongan korban sesuai
dan Spesialis prioritas
5. Pj. Ruang Pj. Ruang Bedah Mengatur pasien yang memerlukan tindakan bedah
Bedah. berdasarkan ketersediaan tempat
6. Pj. Ruang Pj. Ruang ICU Mengatur pasien yang memerlukan perawatan ICU
65
ICU berdasarkan ketersediaan tempat
8. Pj. Logistik Pj. Logistik Menjamin tersedianya peralatan dan yang dibutuhkan
dalam penanganan pasien dan evakuasi.
14. Tim Tehnik Bag. Tehnik a. Menjamin hal-hal yang berhubungan dengan tehnik
66
dapat berjalan baik.
b. Mengantisipasi gangguan listrik dan komunikasi,
serta menyiapkan cangannya.
c. Mengamankan bahan-bahan / peralatan yang
berbahaya.
15. Tim Pj. Transportasi Menyiapkan ambulance, kendaraan operasional lain dan
transportasi penderita yang akan dirujuk ke rumah sakit lain.
Jika mobilisasi tenaga tsb diatas ternyata masih kurang, karena sesuatu hal, maka tenaga
kesehatan/medis maupun non kesehatan/medis yang seharusnya lepas tugas, akan
diperpanjang jam tugasnya.
69
Komandan /Direktur Seksi Keamanan Rumah Sakit Graha Hermine :
(1) Cari tahu sebab-sebab terjinya huru hara.
(2) Selalu koordinasi perkembangan situasi dengan Keamanan terkait.
(3) Melapor kepa Kaur setiap anya perubahan situasi.
(4) Meminta persetujuan dari Pimpinan sebelum mendatangkan bantuan dari
Polri / PT. BATAM SEHAT MADANI .
j. Sarana-sarana penanggulangan
1) Sarana penyelamatan diri sbb :
a) Kode Bangunan.
b) Jalur Evakuasi.
c) Dilingkungan Rumah Sakit Graha Hermine telah tersedia jalur-jalur
evakuasi berupa lorong/gang, baik yang menuju ke keluar ruangan atau
menuju tempat berkumpul evakuasi di lahan tanah kosong.
70
3) Sarana Komunikasi sbb:
a) Pesawat telpon (dapat dilihat pa buku daftar Telpon Rumah Sakit Graha
Hermine ).
b) Sound System/Paging System (menjangkau semua ruangan di lingkungan
Rumah Sakit Graha Hermine ).
c) Handy Talky.
Alat komunikasi yang dipegang oleh pihak keamanan Rumah Sakit Graha
Hermine.
71
b) Jika meninggalkan ruangan, periksadalah bahwa seluruh peralatan
listrik diruang kerja sudah dimatikan.
c) Jangan bebani titik listrik terlalu melebihi beban yaitu melebihi dari
kapasitas yg a.
72
(2) Petugas Piket akan melakukan patroli diareal Rumah Sakit
Graha Hermine dengan dilengkapi Atribut dibaju sragamnya.
(3) Petugas Piket setiap melakukan patroli membawa buku yang
telah disediakan, untuk mencatat hasil temuan orang yang
merokok di lingkungan Rumah Sakit Graha Hermine.
(4) Tindak lanjut hasil temuan akan disampaikan ke pimpinan
masing-masing Devisi atau Departemennya untuk diberikan
arahan agar tidak mengulangi hal yang sama.
(5) Hasil temuan Petugas Piket disampaikan ke Urpam dan
Urpam mencatat kedalam form yang telah disediakan.
(6) Posko penguan larangan merokok dimasing-masing pos telah
disiapkan formulir penguan, bagi siapapun jika ingin
mengukan bisa mengisi form tersebut dan pihak Keamanan
akan menindak lanjuti berupa peneguran. jika pelakunya
karyawan dan berulang kali diperingatkan oleh Urpam tetapi
tidak a perubahan, maka kasusnya akan disampaikan kepa
Kaur Tuud.
(7) Guna menghindari kesalafahaman maka pola yang dilakukan
oleh Petugas Piket adalah pendekatan/persuasif.
73
b) Semua area di sekitar pintu keluar merupakan area bebas yang
tidak dihalangi oleh tumpukan barang maupun terhalang meubel
dan fasilitas lain.
c) Tanda-tanda menuju area berkumpul terpasang pa area strategis
yang menuju kearah area berkumpul dan dapat dilihat dari semua
area keluar dari tiap unit pelayanan maupun perkantoran
d) Area berkumpul di Area Aman dari bencana bera d lapangan parkir
Graha Hermine
4) Sistem peringatan dini/ deteksi dini.
Sistem deteksi dini dilakukan dengan pemasangan smoke detector pa
bangunan. Gedung yang belum memiliki smoke detector akan
dilakukan patroli kebakaran oleh petugas keamanan rumah sakit setiap
harinya dengan berkeliling rumah sakit untuk mengidentifikasi risiko
kebakaran.
Jika tercium bau asap, gas elpiji atau benda yang terbakar, tindakan
yang harus dilakukan oleh seluruh petugas adalah sbb:
5) Penanggulangan Kebakaran
a) Kebakaran dalam jam kerja pukul 07.00 s/d 15.30 wib.
(1) Bila terji kebakaran pa saat jam kerja yang bertanggung
jawab sebagai komandan adalah Direktur Rumah Sakit.
(2) Direktur Rumah Sakit berkoordinasi dengan Ketua Tim
Penanggulangan Bencana.
(3) ketua TPB melakukan koordinasi dengan seluruh unit kerja
yang a di Rumah Sakit Graha Hermine.
74
(4) Bila diperlukan Ketua TPB melakukan koordinasi dengan
Polisi, PMI, Dinas Damkar, Kodim 0824 dan Dinkes Pemda
Batam .
d) Paska Kebakaran
Untuk mengakan evaluasi sampai sejauh mana akibat yang
ditimbulkan setelah kebakaran dapat dipamkan, maka
Komandan segera memanggil/mengumpulkan Tim
Penanggulangan Bencana untuk melaksanakan fungsi-fungsi
yang terkait guna mengambil langkah-langkah Sebagai berikut:
75
(1) Pengamanan atas bangunan yang terbakar
(2) Penyelidikan mengenai sebab-sebab terjinya kebakaran
untuk menentukan usaha-usaha agar kejian yang serupa
tidak terulang kembali.
(3) Mengakan survey untuk menilai kerugian yang timbul.
(4) Mengakan penelitian/pemeriksaan teknis sehubungan
dengan kondisi bangunan dan penggunaan kembali.
(5) Mengakan penelitian sehubungan dengan usaha
pembenahan dan rehabilitasi bangunan.
(6) Mengambil langkah dalam usaha memberikan pelayanan
perawatan pasien.
5. PERALATAN MEDIS.
a. Tujuan
Untuk memastikan peralatan yang dipergunakan oleh pasien dalam keaan
aman, selalu tersedia dan siap pakai, akurat, dan dapat dijangkau.
6. SISTEM UTILITAS
a. Tujuan.
Tujuan berikut ini untuk memastikan keselamatan fisik pasien, pengunjung, dan staf,
dan mencegah kehilangan kepemilikan, gangguan kesehatan mapunKeselamatan
mereka:
1) Secara efektif mengelola risiko pa sistim utilitas dengan menggunakan
kemampuan terbaik rumah sakit.
2) Mengoptimalkan sumber-sumber dengan pengelolaan sistem utilitas secara efisien
dan pengelolaan lifecycle dari alat-alat tersebut.
3) Meningkatkan kemampuan staf dengan pendidikan pelatihan mengenai sistem
utilitas yang efektif.
4) Meningkatkan keselamatan pasien dengan menyiapkan lingkungan rumah sakit
yang aman.
77
terjinya bahaya yang ditimbulkan oleh faktor kesengajaan, seperti di masukkan
bahan beracun.
2) Air yang ditreatment di instalasi hemodialisa dilakukan pemantauan secara
periodik untuk memastikan kualitas air yang digunakan untuk dialysis ginjal
oleh provider/ pemasok alat.
6) Penempatan tabung gas ditempatkan pa area yang aman dari api, dengan
penempatan yang diatur sedemikian rupa dan teridentifikasi baik untuk
mencegah jatuhnya tabung dan kebocoran, serta akses masuk dibatasi.
78
otomatis. Kemoterapi
Gudang Medis,
5. Gas Medis Tabung gas cylinder Seluruh unit
seluruh ruangan
pelayanan
Rawat Inap, IGD,
ICU, Kamar bedah.
R.Teratai
Rawat Inap ,R.Anggrek.selu
6. Nurse Call Nurse call
ruh ruang VIP
Perkantoran
Seluruh area RS
7. Komputer Komputer
Area perkantoran
8. Telephone Telephone direct dan Area
dan pelayanan
extention perkantoran dan
pelayanan
79
a. Penyediaan Air Bersih
Pemilihan sistem pengolahan air bersih tergantung dari karakteristik air baku,
kualitas produk yang diharapkan, metode pengolahan, kendala yang a (dana,
bahan bangunan, peralatan instalasi dan bahan kimia untuk pengolahan).
Untuk mendapatkan air bersih sesuai standar yang telah ditetapkan, perlu
kiranya dibuat prosedur baku agar tercapai hasil yang diinginkan dengan langkah-
langkah inspeksi berikut :
1) Siapkan jalur distribusi air bersih di seluruh ruangan.
2) Tentukan titik rawan pencemaran air bersih dan lakukan pengamatan pa
jaringan distribusi.
3) Tentukan frekuensi pemantauan.
4) Tentukan kran terpilih untuk pengambilan sample.
Syarat Fasilitas penyediaan air ;
1) Harus tersedia air minum sesuai dengan kebutuhan.
2) Tersedia air bersih minimal 500 lt/tt/hari.
3) Air minum dan air bersih tersedia secara terus menerus di setiap tempat
unit yang membutuhkan.
4) Distribusi air minum dan air bersih di setiap ruangan harus menggunakan
jaringan perpipaan yang mengalir dengan tekanan positif. Yang
dimaksud dengan tekanan positif adalah tekanan yang mengalir dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah.
80
3) Setiap unit ruangan harus tersedia toilet dengan fasilitas
jamban, paturasan dan wastafel tersendiri. Khususnya untuk unit rawat
inap dan kamar-kamar tertentu harus tersedia kamar mandi.
4) Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi dilengkapi
dengan penahan bau.
5) Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung
dengan dapur, Ruang Operasi dan ruang khusus lainnya.
6) Lubang hawa harus berhubungan langsung dengan udara luar.
7) Toilet dan kamar mandi pria dan wanita harus terpisah.
8) Toilet dan kamar mandi unit rawat inap dan petugas harus
terpisah.
9) Toilet dan kamar mandi karyawan dan pengunjung terpisah.
10) Toilet pengunjung harus terletak di tempat yang mudah
dijangkau dan a penunjuk arah.
11) Harus dilengkapi dengan peringatan untuk memelihara
kebersihan.
12) Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan air yang
dapat menji tempat perindukan nyamuk.
13) Tersedia toilet untuk pengunjung dengan perbandingan :
a) 1 toilet untuk 1-30 pengunjung wanita
b) 1 toilet untuk 1-30 pengunjung pria
14) Perbandingan Jumlah tempat tidur pasien dengan jumlah toilet
dan jumlah kamar mandi :
JUMLAH JUMLAH KAMAR
NO JML TEMPAT TIDUR
TOILET MANDI
1 1 s.d. 2 1 1
2 1s/d 6 2 2
c. Pengolahan Limbah
Pengolahan limbah di RS yaitu dengan menggunakan Sistem Aerobik.
Limbah cair yang dihasilkan dari seluruh ruangan di tampung pa spric tank
yang bera di titik-titk tertentu. Kemudian limbah tersebut disaring dan
dihomogenkan dengan proses aerasi. Setelah dilakukan aerasi maka limbah
akan diuraikan dengan menggunakan bahan kimia yaitu kaporit, PAC, Soda
81
Api dan akan ditampung di bak pembuangan akhir untuk dilakukan
pemeriksaan kualitas kimia.
Pemeriksaan kualitas air limbah dilakukan 1 x dalam sebulan dengan jenis
pemeriksaan Kimiawi.
d. Sampah RS
Sadalah satu penyebab aspek yang a dan sangat penting dalam menunjang
terhap pelayanan rumah sakit adalah:
1) Sampah yang di hasilkan dari rumah sakit harus di kelola secara baik dan
benar sehingga tidak menimbukan ganguan kesehatan terhap lingkungan
yang a di sekitarnya.
2) Gangguan hama serangga dan tikus juga harus di tangani secara baik dan
benar sehingga tidak a gangguan di lingkungan rumah sakit.
3) Pembersihan ruangan yang a di rumah sakit harus di lakukan setiap hari.
4) Perawatan Taman baik dalam dan luar gedung harus dilakukan dengan
baik.
82
Pembuangan Akhir) di luar kawasan Rumah Sakit Graha Hermine
Bekerjasama dengan PT. Trans Multi Cargo.
83
b) Serangga terbang (misal : lalat dan nyamuk gunakan mesin ULV dan
raket elektrik).
c) Lakukan penyemprotan di ruangan/lokasi dalam keaan kosong (tidak
a orang) dengan menggunakan mesin ULV.
d) Catatan : Bahan kimia aktif ± 15 menit. Setelah waktu tersebut
ruangan/lokasi bisa dipergunakan kembali.
Lakukan penyemprotan di luar gedung menggunakan mesin fogging pa
waktu siang atau malam hari.
Lakukan pencucian terhap semua peralatan dan bersihkan dengan
lap/majun setelah di pakai kemudian simpan peralatan di tempat
yang aman dan telah disediakan.
5) Pengendalian tikus :
a) Gunakan alat pelindung diri (APD) masker dan sarung tangan.
b) Lakukan inspeksi secara detail dengan melihat anya tanda-tanda
keberaan Tikus dengan melihat kotoran yang a.
c) Setelah didapat hasil inspeksi, lakukan tindakan pencegahan sebagai
berikut :
(1) Dalam ruangan (indoor):
(a) Rekatkan lem dan masukan racun tikus diatas perangkap
Tikus.
(b) Letakkan perangkap tikus tersebut didaerah yang sering
dilewati tikus.
(c) Cek perangkap tikus tersebut secara berkala. Jika
mendapatkan tikus langsung di buang ke tempat
pembuangan akhir (TPA).
84
dalam ruangan dan juga kepasien lainnya jika ruangan tidak di bersihkan
secara baik dan benar.
1) Pembersihan ruangan infeksius harian :
a) Koordinasi dengan perawat bahwa ruangan akan dibersihkan.
b) Siapkan peralatan dan cairan pembasmi kuman (desinfektan).
c) Gunakan alat pelindung diri (APD) sarung tangan karet dan
masker.
d) Kosongkan tempat sampah dan ganti plastiknya dengan yang baru
(plastik kuning).
e) Lap seluruh perlengkapan ruangan dengan menggunakan lap
khusus (warna kuning) yang telah diberikan cairan desinfektan.
f) Bersihkan lantai searah jarum jam sampai ke sudut ruangan
dengan menggunakan sapu dan alat pengumpul debu.
g) Lakukan pengepelan dengan menggunakan air yang telah
dicampur dengan cairan desinfektan secara merata dan pastikan
lantai benar-benar kering.
h) Setelah proses pembersihan selesai, seluruh perlengkapan dan
peralatan kebersihan masukan dalam satu kantong plastik kuning
dan ikat rapat-rapat, kemudian dibawa ke ruang cuci untuk
dilakukan pencucian peralatan dengan cairan desinfektan.
i) Cuci tangan setelah melakukan pekerjaan.
85
f) Bersihkan seluruh perlengkapan ruangan dengan menggunakan lap
kuning yang telah diberikan cairan desinfektan.
g) Bersihkan lantai searah jarum jam sampai ke sudut ruangan dengan
menggunakan sapu dan alat pengumpul debu.
h) Lakukan pengepelan dengan menggunakan air yang telah dicampur
dengan cairan desinfektan secara merata dan pastikan lantai benar-
benar kering.
i) Setelah proses pembersihan selesai, seluruh perlengkapan dan
peralatan kebersihan masukan dalam satu kantong plastik kuning
dan ikat rapat-rapat, kemudian dibawa ke ruang cuci untuk
dilakukan pencucian peralatan dengan cairan desinfektan.
j) Cuci tangan setelah melakukan pekerjaan.
Pembersihan harian:
a) Pembersihan ruangan:
(1) Siapkan peralatan dan cairan pembersih sebelum
pekerjaan dimulai.
(2) Gunakan alat pelindung diri (sarung tangan karet dan
masker).
(3) Ganti plastik sampah dengan kantong plastik yang baru
sesuai dengan kebutuhannya (warna hitam).
(4) Lap seluruh perlengkapan yang a di dalam ruangan dengan
kain lap dan cairan pembersih sesuai penggunaannya.
(5) Lap kaca yang a di ruangan dengan wiper dan pembersih
kaca.
(6) Sapu lantai dari sampah dan debu sampai ke sudut
ruangan dengan pengumpul debu dan sampah.
86
(7) Pel lantai dengan menggunakan air bersih yang diberikan
cairan pembersih lantai dari sudut-sudut atau pinggiran
secara merata dengan kain pel
(8) Pastikan lantai benar-benar kering.
b) Pembersihan toilet:
(1) Angkat kantong plastik sampah lama dan ganti dengan
kantong plastik sampah yang baru sesuai kebutuhannya
(warna hitam).
(2) Lap seluruh perlengakapan toilet : wastafel, kaca, closed.
Shower,dan lain-lain secara menyeluruh dengan bahan
cairan pembersih dari masing-masing perlengkapan.
(3) Pel lantai dengan menggunakan air bersih yang diberikan
cairan pembersih lantai dari sudut yang paling dalam
sampai ke depan pintu toilet secara merata dengan kain
pel.
(4) Pastikan toilet dalam keaan bersih dan kering sebelum
meninggalkan ruangan.
(5) Setelah selesai melakukan pembersihan, masukkan
peralatan ke dalam troli lalu di bawa ke tempat cuci
untuk dibersihkan.
(6) Cuci tangan setelah selesai melakukan pekerjaan.
2) Pembersihan mingguan.
a) Pembersihan ruangan mingguan :
(1) Siapkan seluruh peralatan dan cairan pembersih sebelum
pekerjaan dimulai.
(2) Gunakan alat pelindung diri (sarung tangan karet dan
masker).
(3) Angkat kantong plastik sampah lama dan cuci tempat
sampah kemudian ganti kantong plastik sampah dengan
yang baru (plastik hitam).
87
(4) Bersihkan bagian atas (plafond, penutup lampu, gril AC,
dan Exhaust) dengan kain lap yang telah di beri cairan
pembersih.
(5) Bersihkan dinding dengan kain lap yang telah diberi cairan
pembersih dinding dan kaca jendela dengan kanebo yang
telah diberi pembersih kaca.
(6) Bersihkan seluruh perlengkapan kamar ; meja, matras, TV,
telephone, lukisan, kursi, panel lampu, jendela, pintu dan
tempat tidur dan lain-lain dengan menggunakan kain lap
yang telah diberikan cairan pembersih sesuai dengan
fungsinya.
(7) Bersihkan lantai searah jarum jam sampai ke sudut ruangan
dengan menggunakan sapu dan alat pengumpul debu.
(8) Lakukan pengepelan dengan menggunakan air yang telah
dicampur dengan cairan pembersih lantai secara merata.
88
(9) Setelah selesai melakukan pembersihan, masukkan
peralatan ke dalam troli, dan lalu di bawa ke tempat cuci
untuk dibersihkan.
(10) Cuci tangan setelah selesai melakukan pekerjaan.
89
f) Keringkan lantai sebelum meninggalkan toilet dan pastikan toilet
dalam keaan kering dan bersih.
g) Pel lantai secara merata sampai ke setiap sudut toilet dengan
menggunakan cairan pembersih toilet.
h) Sebelum meninggalkan toilet pastikan lantai toilet bersih dan
kering.
i) Bersihkan dan cuci peralatan yang telah digunakan.
j) Simpan kembali peralatan yang telah digunakan ke dalam troli.
90
b) Pakai alat pelindung diri (APD) masker, apron, kaca mata,
penutup Direktur , sepatu but dan sarung tangan rangkap dua.
c) Pasang tanda peringatan di dekat lokasi yang akan dibersihkan.
d) Serap tumpahan cairan obat atau cairan B3 dengan kertas tisu atau
lap majun sampai benar-benar kering.
e) Masukan kertas tisu atau lap majun bekas kedalam kantong plastik
ungu untuk tumpahan obat kemoterapi dan plastik kuning untuk
tumpahan cairan B3.
f) Lepas sarung tangan karet lapis terluar dan buang kedalam kantong
plastik ungu atau kuning dan pakai kembali sarung tangan karet yang
baru.
g) Lap lantai dengan menggunakan kain lap yang telah dicampur
cairan pembersih lantai dan Masukan kain lap bekas kedalam
kantong plastik ungu atau kuning.
h) Keringkan dengan menggunakan kain lap, selanjutnya masukan kain
lap bekas kedalam kantong plastik ungu atau kuning.
i) Selanjutnya lakukan pengepelan dengan memakai air yang telah
dicampur larutan desinfektan
j) Pastikan lantai harus benar- benar kering.
k) Setelah selesai, lepas sarung tangan karet lapis terluar dan buang
kedalam kantong plastik ungu atau kuning Kemudian lepas masker
dan apron lalu masukan ke kantong plastik ungu atau kuning Lepas
sarung tangan karet lapis terakhir dan buang kedalam kantong plastik
ungu atau kuning.
l) Bawa perlengkapan kerja ke ruang cuci kemudian bersihkan
dengan cairan desinfektan.
m) Cuci tangan setelah selesai melakukan pekerjaan dengan cairan
desinfektan.
91
d) Serap cairan darah,urin dan tinja dengan kertas tisu atau lap sampai
benar-benar kering kemudian masukan kertas tisu atau lap bekas
kedalam kantong plastik warna kuning.
e) Lap meja,kursi dan tempat tidur dengan menggunakan kain lap
yang telah di campur dengan cairan disinfektan.
f) Pel lantai dengan air yang telah di campur cairan desinfektan secara
merata sampai benar-benar kering.
g) Setelah selesai lepas alat pelindung diri (masker dan sarung tangan)
yang telah selesai di gunakan lalu buang ke dalam kantong plastik
warna kuning.
h) Bawa perlengkapan kerja ke ruang cuci lalu bersihkan dengan
cairan desinfektan.
i) Cuci tangan setelah selesai melakukan pekerjaan dengan sabun
antiseptik.
i. Logistik.
Kebutuhan logistik di bagian Urdal di antara lain:
1) tissue
2) Cairan pembersih ruangan
3) Cairan Disinfektan
4) Hands soap
5) Cairan pembasmi hama dan serangga
6) Pupuk tanaman
7) Dll.
j. Keselamatan pasien
Dalam melakukan penanganan sanitasi lingkungan bagian Urdal memastikan
bahwa setiap kegiatan harus menggunakan APD (alat pelindung diri) dan papan tanda
peringatan misalkan :
92
1) Setiap kali melakukan proses pengepelan tidak boleh a lantai yang licin
dan harus pasang tanda peringatan.
2) Di dalam melakukan penyemprotan hama dan serangga di pastikan
ruangan harus dalam keaan kosong sehingga tidak menggangu pasien, petugas,
dan pengunjung lainnya.
93
3. BOD5 mg/L 30
4. TSS mg/L 30
5. NH3 Bebas mg/L 0,1
6. PO4 mg/L 2
l. Penanganan Sampah.
Tata cara pelaksanaan :
1) Tempat pengumpul sampah di RS memiliki syarat sbb :
a) Terbuat dari bahan yang kuat, ringan, tahan karat, kedap air dan
permukaan halus bagian dalamnya.
b) Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori
tangan.
Terdapat min. 1 (satu) buah untuk setiap kamar dan setiap rius 20 m di
Ruang Tunggu terbuka (public area).
c) Sampah dari setiap ruangan harus dipisahkan sesuai dengan
katagori atau jenis sampah ke dalam tempat sampah yang sudah
diberi kantong plastik dengan ketentuan :
(1) Tong sampah dengan kantong
plastik warna hitam untuk sampah non medis.
(2) Tong sampah dengan kantong
plastik warna kuning untuk sampah medis.
(3) Box khusus untuk limbah
infeksius berupa benda tajam (spuit, cartridge dll).
94
Tata laksana sanitasi penyehatan makanan dan minuman:
a. Penyehatan makanan dan minuman
Penyehatan makanan dan minuman adalah upaya pengendalian yang
mempengaruhi kualitas makanan dan minuman, meliputi :
1) Bahan makanan.
2) Penjamah makanan.
3) Tempat penyajian.
4) Perlengkapan.
95
8) Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan pengolahan
makanan .Selama melakukan kegiatan pengolahan makanan, gunakan
alat pelindung diri dan perlengkapan masak yang baik dan aman seperti
sarung tangan plastik, penjepit makanan, sendok, garpu dan sejenisnya.
9) Penyajian makanan ji dan minuman ke pasien dengan menggunakan
trolley dan melalui jalur distribusi tertentu untuk menghindari terjinya
pencemaran.
10) Trolley sebagai tempat transportasi dibersihkan secara rutin setiap hari
sekali dan didesinfeksi minimal seminggu sekali.
11) Peralatan agar segera dicuci sesudah digunakan dan disimpan pa tempat
bersih dan terlindung dari pencemaran.
12) Makanan dan minuman ji, diambil sample dari ruang produksi, disimpan
di chiller selama 1 x 24 jam
BAB VIII
MONITORING DAN EVALUASI
96
4) Menyusun laporan hasil inspeksi, menyusun perencanaan dan pencapaian
dari perencanaan yang dibuat secara rutin setiap 3 bulan sekali kepa
KaRS .
5) Manajemen Keselamatan dan keamanan Rumah sakit ini di evaluasi
setiap 2 tahun seka li oleh koordinator dan MFK.
c. Manajemen Emergensi
1) Koordinator kebakaran pa tim K3 dan Bidang pelayanan medis
melakukan pengujian/ simulasi terhap disaster plan setiap tahun baik
untuk penanganan bencana internal maupun external.
2) Ketika rumah sakit menghapi bencana yang sebenarnya dan dilakukan
debriefing, maka hal ini merupakan sadalah satu bentuk dari pengujian
tahunan yang dilakukan.
d. Pengamanan dan kebakaran
1) Koordinator membuat program inspeksi ketersediaan dan kesiapan alat
deteksi dini dan fasilitas pemaman api, yang dilakukan setiap bulan
yang dibuktikan dengan dokumentasi hasil inspeksi.
2) Disusunnya program untuk memastikan penghuni rumah sakit
aman saat terjinya kebakaran, program disusun dari hasil inspeksi
termasuk program pemeliharaan alat penanganan kebakaran.
97
3) Dilakukan pengujian/ simulasi prosedur penanganan kebakaran setahun
sekali yang diikuti oleh seluruh staf rumah sakit, termasuk pengujian pa
prosedur evakuasi pasien.
e. Peralatan medis
1) Kordinator pengamanan peralatan medis menyusun rencana inspeksi
yang selanjutnya membuat dokumentasi hasil inspeksi dan menyusun
laporan dengan rekomendasinya
2) Anggota pengamanan peralatan medis melakukan inspeksi regular setiap
bulan dan melakukan pengelolaan resiko untuk setiap alat yang a
3) Dari hasil inspeksi, Kaur Jangmedmenyusun rencana pemeliharaan alat.
4) Membuat laporan hasil inspeksi dan pemeliharaan setiap 6 bulan
yang juga digunakan sebagai bahan penyusunan kebutuhan peralatan
medis rumah sakit.
5) Evaluasi pendidikan dan ujian staf pengguna alat dikoordinasikan oleh
Direktur instalasi kepa Ka Instaldik yang dilakukan setiap 2 tahun.
f. Sistem utilitas
1) Koordinator dan tim melakukan inspeksi setiap bulan terhap sisitem
utilitas yang a.
2) Hasil kegiatan inspeksi dibuktikan dengan dokumentasi, yang menji
bahan untuk membuat program pemeliharaan maupun pengembangan
sisitem utilitas rumah sakit
3) Kegiatan proses pemeliharaan didokumentasi yang digunakan untuk
menyusun laporan perkembangan sistem utilitas rumah sakit setiap 6
bulan
4) Pengujian terhap sistem utilitas, seperti back up listrik (genzet) dan air
(sumur BOR) setiap tahun. Pengujian terhap sumur BOR untuk
memantau kualitas air, proses pengujian didokumetasikan untuk
memastikan perkembangan system tsb.
98
BAB IX
PENUTUP
Demikian Pedoman Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Rumah Sakit Graha Hermine
dibuat sebagai acuan dalam melaksanakan manajemen fasilitasdan keselamatan di Rumah
Sakit Graha Hermine
99
LAMPIRAN
SIMBOL B3
No Arti simbol dan APD yang Simbol No Arti simbol dan APD yang Simbol
. digunakan . digunakan
1 Simbol B3 bersifat mudah 6 Simbol B3 bersifat korosif
meledak (corrosive)
(explosive) APD yang digunakan :
Sarung tangan, google,
Jauhkan dari api masker
2 Simbol B3 bersifat oksidasi 7 Simbol B3 bersifat berbahaya
(oxsidizing) bagi lingkungan
APD yang digunakan : (dangerous for environment)
Sarung tangan, google, APD yang digunakan :
masker Sarung tangan, google,
masker
3 Simbol B3 bersifat mudah 8 Simbol B3 bersifat
menyala karsinogenik, teratogenik dan
(flammable) mutagenik
Jauhkan dari api (carcinogenic, tetragenic,
mutagenic)
APD yang digunakan :
Sarung tangan, google,
masker
4 Simbol B3 bersifat beracun 9 Simbol B3 bersifat bahaya
(toxic) lain berupa gas bertekanan
APD yang digunakan : (pressure gas)
100
Sarung tangan, google,
masker Jauhkan dari api
CONTOH:
Rumus Kimia : C2H5OH Penandaan:
Berat Molekul : 45.1
Tipe Bahaya Bahaya Pemam api Manajemen Kebakaran
Kebakaran Air Dilarang merokok
Tabung CO2 Hindarkan dari nyala api, percikan api
Pemaparan Gejala Pertolongan pertama Pencegahan
1. Inhalasi sakit Direktur bawa ke udara segar, istirahat Ventilasi
Pusing bawa ke UGD jika perlu Lokal exhaust
Batuk Pakai masker
2. Kulit kemerahan singkirkan bahan pakaian yang terkontaminasi Sarung tangan
aliri dengan banyak air
Kacamata
3. Mata Sakit cuci mata dengan banyak air pelindung
Merah bawa ke UGD jika perlu
4. Tertelan sakit Direktur cuci mulut dengan banyak air pakai masker
Pusing bawa ke UGD jika perlu
Manajemen tumpahan
- Kumpulkan bahan yang terkena tumpahan
- Buang di sampah medis
- Bersihkan lantai/wah dengan banyak air
Penyimpanan
Simpan di tempat tahan api, pisahkan dengan oksidator
Untuk semua kasus pemaparan parah, setelah penanganan pertama, segera bawa
Perhatian ke UGD
101
CONTOH MSDS / LEMBARAN DATA PENGAMAN BERSIFAT BERACUN /
TOXIC
LEMBARAN DATA PENGAMAN / MSDS
CONTOH
Rumus Kimia : C46H56N4O10.H2SO4
Berat Molekul : 923,1 g/mol Penandaan:
Tipe Bahaya Bahaya Pemam api Manajemen Kebakaran
Kebakaran Gas beracun Air Dilarang merokok
Tabung
Nitrogen oksida CO2 Hindarkan dari nyala api, percikan api
sulfur oksida Memakai perlengkapan pemam
Kebakaran
Pemaparan Gejala Pertolongan pertama Pencegahan
1. Inhalasi iritasi saluran bawa ke udara segar Ventilasi
beri nafas buatan/oksigenasi bila tidak
Nafas bernafas Lokal exhaust
Batuk segera bawa ke UGD
Bersin
Alat pelindung
2. Kulit iritasi tanggalkan pakaian yang terkontaminasi kerja
cuci kulit dengan sabun dan banyak air 15
Merah menit
segera bawa ke UGD
cuci mata dengan banyak air selama 15Kacamata
3. Mata iritasi berat menit pelindung
Merah segera bawa ke UGD Pelindung muka
mata berair
4. Tertelan Melilit kumur-kumur, minum air banyak
Diare minum susu atau putih telur
segera bawa ke UGD
Manajemen tumpahan
- Jauhkan orang lain dari daerah tumpahan
- Pakai alat pelindung kerja, sarung tangan dan alat pelindung nafas
- Serap sisa tumpahan dengan handuk penyerap atau bantal penyerap
- Hindari dari menghirup debu tumpahan
- Bersihkan bahan yang tersisa dengan deterjen dan banyak air
- Buang limbah di kantong plastik ungu khusus obat sitostatika
Penyimpanan
Simpan di tempat kering, gelap, dan sejuk (2-8 C).
Untuk semua kasus pemaparan, setelah penanganan pertama, segera bawa ke
Perhatian UGD.
102
CONTOH MSDS / LEMBARAN DATA PENGAMAN BERSIFAT OKSIDATOR
LEMBARAN DATA PENGAMAN
Penandaan:
Rumus Kimia : H2O2
Berat Molekul : 34
Pemaparan Gejala Pertolongan pertama Pencegahan
1. Inhalasi sakit Direktur bawa ke udara segar, istirahat Ventilasi
Pusing bawa ke UGD jika perlu Lokal exhaust
Batuk Pakai masker
2. Kulit kemerahan singkirkan bahan pakaian yang terkontaminasi Sarung tangan
aliri dengan banyak air
Kacamata
3. Mata Sakit cuci mata dengan banyak air pelindung
Merah bawa ke UGD jika perlu
4. Tertelan sakit Direktur cuci mulut dengan banyak air pakai masker
Pusing bawa ke UGD jika perlu
Manajemen tumpahan
- Kumpulkan bahan yang terkena tumpahan
- Buang di sampah medis
- Bersihkan lantai/wah dengan banyak air
Penyimpanan
Simpan di tempat tahan api, pisahkan dengan NaOH, pelarut organik
Perhatian Untuk semua kasus pemaparan parah, setelah penanganan pertama, segera bawa ke UGD
105
106