Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008


tentang UMKM, pengertian UMKM adalah usaha ekonomi milik perorangan atau
badan usaha perorangan yang memenuhi salah satu kriteria sebagai Usaha Mikro
(UMI), Usaha Kecil (UK) atau Usaha Menengah (UM). Dalam UU tersebut,
kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan UMKM adalah nilai kekayaan
bersih atau nlai aset tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau hasil
penjualan tahunan. Menurut data yang diperoleh dari Bapak Bambang Irianto dari
PT Telkom Indonesia, sejak tahun 2003 sampai saat ini (2015), kurang lebih 1400
UMKM di wilayah Bandung (Kota Bandung dan Kabupaten Bandung) bermitra
dengan PT. Telkom Indonesia. UMKM yang bermitra dengan PT Telkom
Indonesia adalah UMKM yang memiliki nilai aset kurang dari Rp 200 juta dan
hasil perjualan tahunan paling besar Rp 1 miliar. Tujuan dari PT Telkom
Indonesia adalah membantu UMKM untuk mengembangan usahanya terutama
usaha yang mengalami persoalan permodalan, bahan baku dan pemasaran. Dalam
buku Menajemen Pemasaran (2008) karya Philip Kotler dan Kevin Lane Keller
dijelaskan bahwa usaha yang menjual barang atau jasa kepada konsumen selalu
mencoba untuk mengembangkan citra merek (identitas merek) yang unggul. Citra
merek yang unggul bisa bergantung pada pengembangan produk dan kemasan
yang unggul sehingga mempunyai dukungan komunikasi yang kuat serta layanan
terpercaya.

Identitas merek merupakan representasi visual dari elemen-elemen desain


(nama merek, warna, simbol, tipografi dan elemen desain lainnya) dan
kombinasinya mendefinisikan merek serta membedakan produk maupun jasa dari
dari satu tenaga pemasaran dengan tenaga pemasaran lainnya. Identitas merek
menciptakan keterkaitan emosional dengan konsumen. Apapun kesan yang
didapat dari identitas merek, ketika masuk dalam pikiran konsumen, identitas
tersebut menjadi gambar mental atau persepsi atas produk. Keterkaitan merek
dengan konsumen tersebut adalah sesuatu “yang harus dimiliki” untuk kesuksesan
pemasaran. (Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec, 2006 : 40)

Desain kemasan berperan penting sebagai alat identifikasi suatu produk


dalam pemasaran. Pada pasar modern (supermarket) ada banyak pilihan produk
berbeda yang berada dalam satu rak dan semua produk berusaha untuk menarik
perhatian konsumen. Pilihan produk tersebut memunculkan kompetisi antar
produk. Kompetisi inilah yang mendorong munculnya kebutuhan untuk
membedakan satu produk dengan produk lainnya. Oleh karena itu peran desain
kemasan menjadi penting, berfungsi untuk mengkomunikasikan perbedaan produk
secara visual (dari sudut pandang penampilan), bentuk, dan informasi yang ada
pada kemasan tersebut. (Marianne Rosner klimchuk dan Sandra A. Krasovec,
2006 : 35)

Buku The Art Of Packaging (2014), Sri Julianti menjelaskan bahwa pelaku
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia belum mengemas
produknya dengan baik meskipun produk tersebut laku keras. Pengemasan yang
kurang baik tersebut membuat produk dari UMKM tidak bisa dibawa sampai
keluar kota karena sering kali penyok, rusak dan produknya bisa berantakan.
Pembinaan mengenai kemasan harus dilakukan kepada pelaku UMKM agar
mereka memiliki pengetahuan dasar untuk mengemas produk dengan baik.
Pengemasan yang baik akan membuat produk itu layak jual, menjadi hadiah yang
cantik, indah dan disukai konsumen. Hal tersebut juga membuka peluang untuk
memperbesar pangsa pasar dan akhirnya mendapatkan keuntungan yang lebih
besar.

Berawal dari informasi yang terdapat pada buku UMKM DI INDONESIA


(2009), Tulus Tambunan menjelaskan bahwa UMKM di Indonesia mempunyai
peluang yang besar untuk membangun perekonomian dan menumbuhkan ekonomi
yang lebih baik. Namun, UMKM di Indonesia masih mempunyai banyak
permasalahan. Permasalahan tersebut meliputi keterbatasan modal kerja maupun
investasi, kesulitan dalam hal pemasaran produk, distribusi produk, pengadaan
bahan baku, keterbatasan informasi mengenai peluang pasar, keterbatasan pekerja
dengan keahlian tinggi (kualitas SDM rendah) dan kemampuan teknologi, biaya
transportasi dan keterbatasan komunikasi, biaya yang tinggi untuk pengurusan
izin usaha, dan kebijakan ekonomi yang tidak jelas atau tidak menentu arahnya.
Berdasarkan informasi tersebut, dilakukan pengamatan langsung ke lapangan
(mengamati produk-produk UMKM yang ada di pasaran) dan lebih memfokuskan
pengamatan pada UMKM yang bermitra dengan PT. Telkom Indonesia.

PT. Telkom Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah
Indonesia. Sebagai BUMN, PT.Telkom Indonesia harus dapat menyisihkan
sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha kecil dan koperasi,
seperti yang tercantum pada Pasal 88 Undang-Undang no 19 Tahun 2003. PT.
Telkom Indonesia mempunyai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang di
bawahi oleh unit Community Development Center (Telkom CDC). Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan ini yang membantu para pelaku UMKM dalam
pengembangan usaha dengan memberikan peminjaman modal dan sosialisasi atau
seminar yang berkaitan dengan pengembangan produk dan pemasaran.
Berdasarkan informasi tersebut, pencarian data dan pengamatan mulai difokuskan
lagi yaitu dengan meminta data pelaku UMKM kepada CDC PT. Telkom
Indonesia kawasan Bandung. Kemudian di dapatkan 48 data pelaku UMKM
(difokuskan pada UMKM yang bergerak di pengolahan makanan) yang berada di
wilayah Kota dan Kabupaten Bandung. Pengamatan langsung dilakukan ke 5
UMKM terpilih (rekomendasi) dengan datang langsung ke tempat UMKM
tersebut. Setelah menimbang berdasarkan hasil pengamatan tersebut, akhirnya
dipilih UMKM Sambal Pecel CIKIRANA sebagai objek penelitian.

Usaha Sambal Pecel CIKIRANA merupakan salah satu UMKM yang


sedang mengembangkan pemasaran produknya. UMKM CIKIRANA bergerak di
bidang pengolahan pangan yang memproduksi bumbu instan Sambal Pecel.
Usaha tersebut bertempat di jalan Haur Mekar C-18 RT 3 RW 1 Coblong
Bandung. Pemilik UMKM, Bapak Bakri menjelaskan bahwa beliau ingin
memperbaiki dan merancang ulang kembali identitas merek dan desain kemasan
untuk produk Sambal Pecel CIKIRANA. Hal tersebut dikarenakan produk UMKM
Sambal Pecel Cikirana Bandung belum memiliki ciri khas atau identitas yang
membedakannya dengan produk sejenis dan belum mempunyai kemasan yang
bisa melindungi produk untuk pengiriman jarak jauh kepada konsumen. Identitas
merek yang menarik perhatian konsumen serta perlindungan untuk mencegah
terjadinya kerusakan produk pada saat pengiriman jarak jauh inilah yang menjadi
kendala UKM. Sambal Pecel CIKIRANA Bandung untuk mengembangkan
usahanya.

1.2 Permasalahan

Berikut penjelasan Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah terkait


dengan Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Identitas dan Desain Kemasan
Produk UMKM. Sambal Pecel CIKIRANA Bandung”, yaitu :

1.2.1 Identifikasi Masalah

Adapun Identifikasi Masalah tugas akhir yang berjudul


“Perancangan Identitas dan Desain Kemasan Produk UMKM. Sambal Pecel
CIKIRANA Bandung”, antara lain :

a. Identitas Merek dan Desain Kemasan merupakan sarana untuk


mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan produk dan
sebagai identifikasi untuk membedakan produk yang satu dengan
yang lainnya. Namun, hal ini belum diaplikasikan oleh UMKM.
Sambal Pecel CIKIRANA Bandung
b. Pemilihan struktur dan material yang dipakai untuk kemasan dalam
distribusi dan pemasaran produk menjadi masalah yang di alami
oleh UMKM. Sambal Pecel CIKIRANA Bandung
c. Belum adanya identitas dan desain kemasan yang sesuai untuk
produk UMKM. Sambal Pecel CIKIRANA Bandung

1.2.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah tugas akhir penulis yang berjudul
“Perancangan Identitas dan Desain Kemasan Produk UMKM. Sambal Pecel
CIKIRANA Bandung” antara lain :

Bagaimana merancang identitas dan desain kemasan yang sesuai


untuk produk UMKM. Sambal Pecel CIKIRANA Bandung ?

1.3 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup atau batasan masalah tugas akhir yang berjudul
“Perancangan Identitas dan Desain Kemasan Produk UMKM. Sambal Pecel
CIKIRANA Bandung”, antara lain :

a. Apa

Perancangan Identitas dan Desain Kemasan Produk UMKM.


Sambal Pecel CIKIRANA Bandung

b. Bagian Mana

Perancangan ini di fokuskan pada perencanaan identitas dan


desain kemasan yang sesuai dengan produk UMKM. Sambal
Pecel CIKIRANA Bandung. Mulai dari perencanaan konsep
identitas, desain logo, elemen grafis, desain struktur kemasan, dan
desain surface kemasan.

c. Tempat

Perancangan ini merujuk pada UMKM Sambal Pecel CIKIRANA


Bandung. Tempat UMKM ini berada di di jalan Haur Mekar C-18
RT 3 RW 1 Coblong, Bandung.
d. Waktu

Proses perancangan ini di mulai sejak bulan Februari 2015,


diawali dengan pengamatan langsung dan sedianya akan selesai
menjadi kerya desain kemasan pada bulan Juni 2015

1.4 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan tugas akhir yang berjudul “Perancangan


Identitas dan Desain Kemasan Produk UMKM. Sambal Pecel CIKIRANA
Bandung”antara lain :

a. Memberikan identitas dan desain kemasan yang sesuai dengan produk


UMKM. Sambal Pecel Cikirana Bandung, sehingga bisa menarik
perhatian konsumen untuk mengenal produk lebih lanjut.
b. Memberikan desain kemasan yang mempunyai struktur dan desain
kemasan yang tepat untuk distribusi produk UMKM. Sambal Pecel
Cikirana Bandung.

1.5 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis

Adapun teknik pengumpulan data dan analisis tugas akhir yang


berjudul “Perancangan Identitas dan Desain Kemasan Produk UMKM.
Sambal Pecel CIKIRANA Bandung” ini disesuaikan dengan metode
pengumpulan data dari Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya Memahami
Penelitian Kualitatif (2008). Metode yang digunakan antara lain :

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mencari data berdasarkan aktivitas


yang ada pada objek penelitian. Observasi pada awalnya dilakukan di
PT. Telkom Indonesia untuk mengetahui informasi bagaimana cara
mendapatkan data UMKM. yang bermitra dengan CDC PT.
TelkomIndonesia. Setelah mendapatkan data UKM. tersebut,
observasi dilakukan ke 5 UMKM rekomendasi (terpilih). Namun
setelah menimbang dari hasil observasi ke 5 UMKM, maka dipilihlah
satu UMKM, yaitu UMKM Sambal Pecel CIKIRANA Bandung. Jadi
observasi difokuskan pada segala hal yang berhubungan dengan
UMKM Sambal Pecel Cikirana Bandung. Observasi ini bertujuan
untuk mendapatkan data produk dan data perilaku konsumen dari
UMKM tersebut.

b. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mencari data profil perusahaan


dan data produk (detail konsep produk, data pemasaran dan data
konsumen) dari narasumber, pada perancangan ini narasumbernya
adalah Pemilik dan Konsumen Tetap dari UMKM. Sambal Pecel
CIKIRANA Bandung.

c. Studi Literatur

Studi Literatur digunakan untuk mencari data-data tekstual yang


berkaitan dengan tugas akhir yang berjudul “Perancangan Identitas
dan Desain Kemasan Produk UMKM. Sambal Pecel CIKIRANA
Bandung”. Studi literatur yang digunakan adalah studi literatur yang
berhubungan dengan identitas merek, desain kemasan, struktur dan
material kemasan, perilaku konsumen dan elemen desain (warna,
tipografi, layout, dsb).

1.6 Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Berikut ini beberapa penelitian sebelumnya yang sudah pernah ada terkait
dengan penelitian “Perancangan Identitas dan Desain Kemasan Produk UMKM.
Sambal Pecel CIKIRANA Bandung”, antara lain :

a. Merancang Kemasan Camilan Khas Bandung - Loraine Haryanto,


Institut Teknologi Bandung
b. Perancangan Kemasan Produk Perawatan Kulit “Gizi Indonesia” -
Apsari Wiba Pamela, Institut Teknologi Bandung
c. Slai O’lai Twice – Artek’n partners

1.7 Kerangka Teori

a. Teori Identitas Merek


b. Teori Desain Kemasan
c. Teori Sruktur dan Material Kemasan
d. Teori Perilaku Konsumen
e. Teori Desain ( Prinsip Dasar Desain, Teori Warna, Teori Tipografi,
Layout, dll)

1.8 Pembabakan

Laporan tugas akhir ini terdiri atas lima bab, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II
Dasar Pemikiran, Bab III Data dan Analisis Masalah, Bab IV Konsep dan Hasil
Perancangan, dan Bab V Penutup. Berikut ini penjelasan singkat isi Bab I sampai
Bab V, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab I Pendahuluan dijelaskan mengenai garis besar masalah


perancangan identitas dan desain kemasan produk UMKM. Sambal Pecel
CIKIRANA Bandung. Penjelasan mulai dari latar belakang, permasalahan
yang terdiri dari identifikasi masalah dan rumusan masalah, ruang lingkup,
tujuan perancangan, teknik pengumpulan data dan analisis, kerangka
perancangan, tinjauan penelitian sebelumnya, kerangka teori dan
pembabakan.

BAB II DASAR PEMIKIRAN

Pada Bab II Dasar Pemikiran ini dijelaskan teori-teori yang mendasari


perancangan solusi dari permasalahan identitas dan desain kemasan produk
UMKM. Sambal Pecel CIKIRANA Bandung. Teori-teori tersebut juga
sebagai landasan untuk memperkuat data-data yang ditemukan pada saat
pengamatan langsung.
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH

Pada Bab III Data dan Analisis Masalah dijelaskan mengenai data-
data yang didapatkan, terkait dengan perancangan identitas dan desain
kemasan produk UMKM. Sambal Pecel CIKIRANA Bandung. Selain itu
juga dijelaskan analisis masalah yang dilakukan untuk mendapatkan solusi
yang tepat berdasarkan tinjauan teori dan fakta.

BAB IV KONSEP DAN HASIL PERANCANGAN

Pada Bab IV Konsep dan Hasil Perancangan dijelaskan konsep


perancangan berdasarkan hasil analisis masalah. Diawali dengan konsep
pesan (ide besar), konsep kreatif (pendekatan), konsep media (media yang
digunakan, perencanaan media, biaya media dll), konsep visual (jenis huruf,
bentuk, warna, gaya visual), serta konsep bisnis atau konsep marketing
communication yang akan digunakan. Selain itu juga dijelaskan hasil
perancangan sebagai solusi dari permasalahan, mulai dari sketsa desain
hingga penyerapan visual pada media yang sesuai dengan produk UMKM.
Sambal Pecel CIKIRANA Bandung.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V Kesimpulan dan Saran dari hasil perancangan identitas dan


desain kemasan produk UMKM. Sambal Pecel CIKIRANA Bandung
1.9 Kerangka Perancangan
PERMASALAHAN
RUANG LINGKUP
FENOMENA IDENTIFIKASI MASALAH
Apa Perancangan Identitas dan Desain
Identitas dan Desain Kemasan Identitas Merek dan Desain Kemasan Kemasan Produk UMKM. Sambel Pecel
Produk UMKM. belum sesuai merupakan sarana untuk mengkomunikasikan CIKIRANA Bandung
dengan kebutuhan informasi , pesan yang ingin disampaikan produk dan
kebutuhan struktur dan meterial sebagai identifikasi untuk membedakan produk Bagian Mana Perancangan ini di fokuskan
kemasan produk dan target yg satu dengan yang lainnya. Namun, hal ini pada perencanaan konsep identitas, desain
belum diaplikasikan oleh UMKM. Sambel logo, elemen grafis, desain struktur kemasan,
pasarnya.
Pecel CIKIRANA Bandung
dan desain surface kemasan.
TUJUAN
Memberikan identitas dan desain Pemilihan struktur dan material yang dipakai Tempat Perancangan ini merujuk pada
kemasan yang sesuai dengan untuk kemasan dalam distribusi dan pemasaran UMKM. Sambel Pecel CIKIRANA Bandung.
produk UMKM. Sambel Pecel produk menjadi masalah yang di alami oleh
Tempat UMKM. ini berada di di jalan Haur
Cikirana Bandung, sehingga bisa UMKM. Sambel Pecel CIKIRANA Bandung
Mekar C-18 Rt 3 Rw 1 Coblong Bandung.
menarik perhatian konsumen untuk
mengenal produk lebih lanjut. Belum Adanya Identitas dan desain kemasan Waktu Perancangan ini di mulai sejak bulan
Memberikan desain kemasan yang yang sesuai untuk produk UMKM. Sambel
mempunyai struktur dan desain Februari 2015.
Pecel CIKIRANA Bandung
kemasan yang tepat untuk
distribusi produk

HIPOTESIS

Pelaku UMKM menyadari pentingnya identitas merek dan desain kemasan dalam sebuah produk. Maka
dari itu beliau ingin merancang ulang identitas merek dan desain kemasan produknya

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana merancang identitas dan desain kemasan yang sesuai untuk produk UMKM. Sambel Pecel
CIKIRANA Bandung ?

METODE PENGUMPULAN DATA

Survey atau Wawancara Studi Studi Studi Studi


Pengamatan Literatur Pengkajian Kompetitor Referensi
Langsung Produk Produk

ANALISA DATA

PERANCANGAN IDENTITAS DAN DESAIN KEMASAN UNTUK PRODUK UMKM. SAMBEL


PECEL CIKIRANA BANDUNG

STUDI DESAIN STRUKTUR DAN MATERIAL YANG TEPAT UNTUK PRODUK UMKM.
SAMBEL PECEL CIKIRANA BANDUNG

EVALUASI DAN PERCOBAAN HASIL DESAIN.

PROSES CETAK

Bagan 1.1 Kerangka Perancangan


Sumber : (dokumentasi pribadi)

Anda mungkin juga menyukai