Anda di halaman 1dari 1

Baru-baru ini kita digemparkan dengan kasus pelecehan seksual yang terjadi di dalam

lingkungan pendidikan yakni sebuah universitas. Pelecehan seksual adalah segala tindakan
seksual yang dipaksakan atau diancam pada korban, baik itu berupa lisan, fisik, atau isyarat
tertentu yang membuat mereka merasa tersinggung, dipermalukan, bahkan terintimidasi.
Bentuk pelecehan seksual bisa bermacam-macam, mulai dari pemerkosaan, perilaku
menggoda, atau menyentuh tubuh korban tanpa izin, hingga mempertunjukan materi
pornografi atau keinginan seksual secara paksa. Pelecehan seksual ini sangat memungkinkan
dialami oleh siapa saja, dari semua kalangan.
Menjadi korban pelecehan seksual merupakan musibah yang dapat menimbulkan
trauma psikologis berat. Tak sedikit korban pelecehan seksual mengalami cedera fisik dan
luka batin setelah kejadian memilukan ini. Meski demikian, tak semua orang juga yang
mengalami pelecehan seksual berani untuk mengungkapkan hal tersebut terhadap orang-
orang. Namun siapa sangka, ternyata tidak semua korban pelecehan seksual kurang
mendapatkan sebuah oerhatian apabila telah melaporkan kepada pihak yang berwajib. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya bukti dan saksi yang milki oleh korban, sehingga apabila hal
tersebut tidak terbukti dapat dikatakan pencemaran nama baik. Selain itu, pandangan
masyarakat yang terkadang memojokkan dan merendahkan korban pelecehan seksual, namun
ada juga sebagian yang memberikan semangat.
Korban pelecehan seksual yang tidak mendapatkan respon yang positif berisiko tinggi
untuk mengalami berbagai masalah psikologis, seperti depresi, hingga risiko bunuh diri.
Sehingga diperlukan sebuah dukungan semangat dari orang terdekat dan melakukan
bimbingan konseling secara psikologis untuk menyembuhkan diri dari sisi kejiwaan. Masalah
kesehatan tersebut bisa semakin parah apabila tidak segera ditangani. Oleh karena itu, korban
pelecehan seksual dianjurkan untuk menjalani konseling ke psikolog atau dokter guna
memulihkan kondisi kejiwaannya. Saat menjalani sesi konseling, korban akan mendapatkan
psikoterapi agar kondisi mentalnya bisa pulih. Hal ini dikarenakan pelecehan seksual yang
dialami diharapkan tidak menimbulkan trauma berkepanjangan yang merusak kehidupan
korban. Selanjutnya kehidupan korban dapat direhabilitasi atau diperbaiki lebih lanjut
sehingga korban dapat berdaya, survive menatap masa depannya, dan meniti kembali
kehidupannya secara normal.

Anda mungkin juga menyukai