Anda di halaman 1dari 12

Baptized Paganism

By Dennis Crews

Baptized Paganism
Sangat baru terhadap dunia, ia tidak menyadari bahaya
yang menantinya, seorang bayi mungil yang baru lahir
terbuai hangat dan aman di pelukan ibunya. Namun kini ia
merasakan ketegangan yang ganjil di tubuh ibunya.
Semakin erat, dan semakin erat sang ibu mendekap
bayinya saat mereka mendekati tanah sakral. Belum
pernah si bayi mendengar kegaduhan begitu banyak suara atau suara-suara
nanyian mistis. Tangan sang ibu mulai gemetar dan tetes air mata bercampur
keringat jatuh membasahi kain lampin yang membungkus si bayi. Suara liar
seruling dan rebana mulai menggema turun dari gunung hingga ke lembah
dibawah. Peluk sang ibu meregang dan tiba-tiba tangan yang besar dan kuat dari
seorang pria berpakaian putih menyambar si bayi, mengangkatnya ke udara
malam dan meletakkan si bayi di atas permukaan logam yang keras.

Merasa tidak aman, si bayi mulai merengek mencari pelukan hangat sang
ibu. Matanya belum cukup kuat untuk melihat dengan jelas kepala anak lembu
perunggu diatasnya. Rengekannya berubah menjadi tangis saat asap menyengat
matanya dan tangan patung perunggu yang menyanggahnya menjadi sangat
panas. Raungan ibunya bercampur dengan tangisan si bayi segera teredam oleh
gemuruh gendang dan dan seretan berirama sepuluh ribu kaki. Tiba-tiba si bayi
didorong dan meluncur turun dari lekuk lengan perunggu ke api yang menyala-
nyala dibawahnya. Si bayi menjerit kesakitan. Raung histeris sang ibu hanya
menambah pekik sumbang seruling dan rebana yang semakin menjadi-jadi. Ketika
hanya kertakan api dan tangisan pilu sang ibu yang akhirnya terdengar, barulah
seorang imam mengumumkan bahwa Dewa Matahari telah dipuaskan.

Sepanjang sejarah praktek dan kengerian penyembahan matahari telah


terjadi di setiap sudut dunia. Bangsa Babel menyebut Dewa Matahari Shamash;
bangsa Mesir menyebutnya Ra; bangsa Asyur, Baal; bangsa Kanaan, Molok;
bangsa Persia, Mithras; bangsa Yunani, Helios; bangsa Druid, Hu; bangsa Roma,
Sol Invictus (Matahari yang Tak Terkalahkan). Daftar panjang ini berlanjut
sepanjang sejarah dan mencakup berbagai budaya yang sangat beragam seperti
Hindu, budaya Jepang, suku Aztecs dan datang dekat pada setiap suku
pedalaman di Amerika Utara. Banyak sarjana menelusuri awal praktek
penyembahan matahari berasal dari Babilon.

Babel, kota metropolis pertama, didirikan oleh Nimrod segera setelah air Bah
(Kejadian 10:8-10). Pada saat itu, banyak raksasa hidup dimuka bumi, orang-
orang kuno yang terkenal sejak awal dunia, tetapi ketika mereka perlahan-lahan
mati , ras baru tampak yang lebih rendah mulai berjaya . Nimrod ,
bagaimanapun, tetap memiliki semua ciri fisik dan intelektual dari nenek
moyangnya . Awalnya Nimrod hanyalah seorang pemburu biasa tetapi dengan
berlalunya waktu, keberaniannya menjadi legenda di kalangan pengikutnya .
Terbatasnya tulisan sejarah tentang keperkasaannya makin melejitkan statusnya
sebagai manusia super, dan masyarakat yang berkembang pesat di bawah
pemerintahannya bukan hanya menghormatinya sebagai raja mereka, tetapi juga
menyembahnya sebagai tuhan mereka .

Kecongkakan Nimrod dilampaui oleh istrinya, Semiramis. Terkenal cantik


dan licik luar biasa, Semiramis memerintah dengan tangan besi. Seperti Nimrod,
Semiramis didewakan oleh masyarakat umum. Bagi ras yang telah memisahkan
diri dari menyembah satu-satunya Allah yang benar dan yang berpikiran tahayul,
Nimrod dan Semiramis dengan kekuatan dan kecantikan mereka yang dasyat,
ditinggikan sebagai matahari dan bulan dalam bentuk manusia.

Meskipun catatan sejarah tentang kematian Nimrod masih tidak jelas, dapat
dipastikan ia meninggalkan Semiramis dengan kekuasaan besar dan dilema yang
sama besar pula. Bagaimana cara Semiramis untuk menjaga kekaisaran yang
dibangun Nimrod? Hanya ada satu solusi, dan dia menjalankannya dengan kejam.
Semiramis menyatakan bahwa roh Nimrod telah naik ke matahari. Dengan
kefasihan luar biasa dia menerangkan kepada orang-orang bahwa Nimrod yang
telah mati kini memiliki peran baru dan ditinggikan sebagai Penyedia dan
Pelindung mereka. Setiap pagi Nimrod akan bangun, membawa terang dan
kehidupan ke bumi saat ia melakukan perjalanan melintasi langit. Pada sore hari ia
akan terjun di bawah tepi bumi untuk melawan roh-roh jahat bawah tanah dan
setan yang katanya akan mendatangi dan memusnahkan umat manusia.
Terkadang pertempuran itu akan penuh pertumpahan darah, dan warna merah
yang tercoreng di langit menjadi saksi perkelahian tersebut. Setiap pagi orang-
orang harus meletakkan persembahan mereka sebelum matahari terbit dan
menyembahnya sebagai mendiang pemimpin mereka dan pelindung yang berjaya.
Rencana ini sangat sukses. Saat mereka dengan sendirinya memisahkan diri dari
penyembahan akan Allah yang hidup, pengikut Nimrod juga kehilangan satu-
satunya hubungan mereka dengan pengetahuan tentang nenek moyang mereka.
Kini dengan hanya bergantung pada panca indra mereka, mereka dengan mudah
menerima isapan jempol yang tidak masuk akal dari Semiramis. Tanpa mereka
sadari, mereka telah menjadi pion dalam rencana jahat Setan, si penipu ulung,
saat ia meletakkan landasan awal setiap ajaran sesat paganisme.

Sejak saat itu, telah diputuskan bahwa hari pertama dalam seminggu itu
akan didedikasikan untuk menyembah Dewa Matahari, dan dengan cara yang
sama, hari-hari lainnya dalam seminggu akan didedikasikan untuk menyembah
dewa-dewa lain yang lebih rendah. Hebatnya lagi, meskipun Mithraisme kemudian
merombak beberapa urutan nama hari, nama-nama hari mingguan kita tetap
menggunakan nama Teutonik dari dewa-dewa tersebut. Hari pertama dalam
seminggu tetap Minggu (hari-matahari=sun-day) Senin untuk bulan (hari bulan =
moon-day/ Monday); Selasa, planet Mars (hari Mars=Tiu-day/ Tuesday); Rabu,
Mercury (hari Mercury=Woden-day/Wednesday) ; Kamis, Jupiter (hari
Jupiter=Thor-day/ Thursday) ; Jumat, Venus (hari Venus =Frigg atau Freya-day/
Friday); dan Sabtu jelas untuk Saturnus (hari Saturnus= Sarurn-day/ Satuday).

Dari generasi ke generasi, pemimpin-pemimpin agama mulai menambahkan


doktrin-doktrin dan upacara-upacara dalam penyembahan matahari. Mereka
menyatakan bahwa jika matahari memberi kehidupan, maka ia menghendaki
kehidupan pula demi memperkuatnya dalam perjalanan melintasi langit .
Akibatnya, ratusan ribu pria, wanita, dan anak-anak dikorbankan untuk Dewa
Matahari. Tentang ibadah tersebut, Allah menyatakan melalui Musa," Sebab
segala yang menjadi kekejianbagi TUHAN, aoa yang dibenci-Nya, itulah yang
dilakukan mereka bagi allah mereka; bahkan anak-anak lelaki dan anak-anaknya
perempuan dibakar mereka dengan api bagi allah mereka " ( Ulangan 12:31 ).
Tertipu oleh pemimpin yang egois dan tidak mengetahui agama lain selain agama
yang mereka miliki, orang-orang dengan buta mengikuti ajaran-ajaran jahat itu.

Pada suatu musim semi, beberapa tahun setelah kematian Nimrod, ratu
Semiramis diketahui mengandung. Ia kemudian memanggil para ahli Taurat Babel
untuk berkumpul, dan menyampaikan siaran pers yang tidak dapat dipercaya!. Ia
mengaku, Nimrod telah menghamili dirinya melalui sinar hidup matahari. Sebagai
anak dari dewa matahari, anak yang dikandungnya itu pun nantinya akan terlahir
menjadi dewa, dan dengan demikian, Semiramis juga akan menjadi “ibu dari
dewa”. Tentu zaman sekarang kita jelas melihat hal ini sebagai hujatan besar
tetapi bagi bangsa yang telah memisahkan diri dari Allah yang hidup, kekonyolan
seperti itupun dianggap benar. Kumpulan orang yang percaya tahyul-tahyul
tersebut menjadi ladang subur bagi rencana penipuan Setan, dan seperti rumput
liar, mereka berkembang pesat.

Pada tanggal 25 Desember, Tammuz, anak dari “dewa matahari”, lahir.


Kelahirannya dielu-elukan sebagai keajaiban besar. Terjadi seperti seharusnya
pada saat hari-hari perlahan memanjang segera setelah titik balik matahari
musim dingin, itu dianggap sebagai pertanda kelahiran kembali matahari dan
digembar-gemborkan oleh sukacita penuh gejolak. Tanggal 25 Desember itu
kemudian dirayakani sebagai hari kelahiran anak dewa matahari, dan
menjadi hari raya tahunan di seluruh kerajaan.

Seperti ‘ayahnya’ Nimrod, Tammuz telah terkenal sebagai pemburu yang


hebat. Mungkin penaklukannya yang terbesar dari semua, bagaimanapun, adalah
persatuan misteriusnya dengan Ishtar, sang maha dewi yang memiliki semua
kekuatan reproduksi alam. Juga dikenal sebagai dewi bulan dan ratu surga, Ishtar
adalah dewi utama dari Asyur. Dewi yang sama, dapat ditemukan dalam budaya
lain sebagai Asytoret (Fenisia), Astarte (Yunani dan Romawi), Eostre (Teutonic),
dan Eastre (Saxon). Sejajar dengannya ada Isis, dari Mesir, istri dan saudara
perempuan dari Osiris dan ibu dari Horus. Kelinci dan telur, keduanya adalah
simbol kehidupan dan kesuburan yang awalnya diidentifikasi dengan Ishtar.
Perayaan tahunan menghormati dia terjadi sekitar bulan purnama pertama setelah
equinoks musim semi, ketika alam tampaknya penuh vitalitas dalam bereproduksi.

Sayangnya, Tammuz muda (juga dikenal sebagai Adonis, yang berarti


"tuan" dalam mitologi klasik) menemui kematian mendadak akibat tandukan babi
hutan. Disinilah legenda mengambil alih sejarah. Beberapa catatan
mengatakan bahwa setelah tiga hari Tammuz bangkit sendiri secara ajaib; yang
lain mengatakan bahwa dewi Ishtar berduka kemudian berangkat jauh ke dunia
lain untuk menemukan Tammuz. Setelah beberapa hari ia berhasil, tapi selama
Ishtar tidak ada, semangat cinta berhenti berjalan dan semua kehidupan di bumi
mendekam dalam kabung. Dalam semua catatan, setelah waktu meratap usai,
Tammuz bangkit sebagai dewa matahari yang baru, yang kemudian dikenal
bahkan melampaui Nimrod.

Kemudian setiap tahun setelah kematian tragis Tammuz dan ‘kenaikannya’


ke matahari, ditetapkan empat puluh hari sebelum festival Ishtar untuk berpuasa
dan menyiksa diri memperingati penderitaan dan kematian Tammuz. (praktek
"menangisi Tammuz," oleh Allah disebut sebagai kekejian dalam Yehezkiel 8:13,
14.) Pada akhir periode berkabung ini rakyat akan bangun pada pagi hari pertama
minggu itu dan berjalan ke bukit tertinggi di dekat rumah mereka. Di sana mereka
akan menyajikan persembahan mereka yaitu anggur, daging, dan dupa dan sujud
menyembah sebelum matahari terbit dan berseru "Tuhan kami telah bangkit!". Lalu
akan memulai perayaan Ishtar, ratu surga dan dewi kesuburan. Dalam persiapan
untuk perayaan besar ini, orang-orang akan membuat kue-kue kecil, membentuk
mereka dengan bentuk palang (simbol kesuburan kafir), dipanggang dibawah
matahari dan dimakan sebagai bagian dari ritual mereka. Hari itu akan diakhiri
dengan pesta pora yang gaduh yang merendahkan derajat, dan sering termasuk
pengorbanan manusia.
Praktek kuno yang menyimpang ini tersebar begitu luas hingga ke bangsa
Israel; bangsa yang telah disucikan oleh menyembah satu-satunya Tuhan yang
benar ini pun tidak luput dari pengaruh amat buruk ini. Diawali dengan kompromi
dengan tetangga pagan mereka, orang-orang Yahudi mengizinkan kemurnian
ibadah mereka bercampur dengan budaya kafir, satu demi satu sampai pada
akhirnya hampir semua ibadah mereka menjadi tercemar. Dalam Yeremia 7:17-19,
nabi mengungkapkan dengan jelas ketidaksenangan Allah pada penyembahan
berhala dari umat-Nya. "Tidakkah engkau melihat apa yang dilakukan mereka di
kota-kota Yehuda dan di jalan-jalan Yerusalem? Anak-anak memungut kayu
bakar, bapa-bapa menyalakan api dan perempuan-perempuan meremas adonan
untuk membuat penganan persembahan bagi ratu sorga, dan orang
mempersembahkan korban curahan kepada allah lain dengan maksud menyakiti
hati-Ku. Hati-Kukah sebenarnya yang mereka sakiti, demikian firman TUHAN,
bukankah hati mereka sendiri sehingga mereka menjadi malu/ kacau"?

Memang, kekacauan adalah hasil tak terelakkan dari setiap kompromi oleh
umat Allah dengan cara dunia yang tidak dikuduskan. Dan kekacauan adalah
warisan yang ditinggalkan kepada generasi yang akan datang.

Mungkin meresahkan mengetahui bahwa hampir semua hari raya


keagamaan yang kini dirayakan umat Kristen di seluruh dunia berasal paganisme
ratusan tahun sebelum Kristus, tetapi tanpa diragukan lagi sejarah kuno
membuktikan hal tersebut. Ulang tahun anak matahari, Tammuz, dikatakan
menjadi ulang tahun bayi Kristus. Musim berkabung untuk Tammuz menjadi
Prapaskah, dan legenda kebangkitan Tammuz dihidupkan sebagai kisah
kebangkitan Kristus. Kue untuk ratu surga menjadi roti panas berbentuk salib, dan
ritual kesuburan yang tercela dari Ishtar berkembang menjadi perayaan Paskah.
(Kebetulan, Paskah masih merupakan festival yang dirayakan setiap tahun dari
siklus bulan. Itu selalu dirayakan pada hari Minggu pertama setelah bulan
purnama pertama setelah equinox musim semi.)

Bahkan hari suci pagan yang lainnya, atau "liburan," juga diserap ke dalam
budaya Kristen. Selama musim gugur, musim pembusukan, mereka percaya
bahwa roh-roh orang mati melayang dekat orang-orang. Jika mereka tidak berdoa
untuk roh-roh tersebut, memberikan makanan yang cukup dan tempat tinggal,
orang-orang takut mereka akan tetap tinggal dan menghantui mereka dengan
kemalangan. Dengan kata lain, "trick or treat." Hari ini kita dihadapkan dengan
“Hari raya semua orang kudus” (All Soul’s Day)–malam sebelumnya disebut
sebagai “Malam semua orang kudus” (Eve of All Hallows) atau lebih umum
dikenal sebagai Halloween.

Hari Santo Valentine adalah apa yang tersisa dari Lupercalia, ritual
pemurnian awal musim semi, di mana imam-mam akan berjalan melalui jalan-jalan
dengan cambuk yang terbuat dari potongan kulit kambing. Dengan cambuk ini,
mereka akan memukul wanita, memberikan jaminan kesuburan bagi wanita-wanita
tersebut untuk tahun mendatang. Perjodohan antara orang-orang muda kemudian
terjadi dengan pemilihan nama secara acak. Cambuk kulit kambing berkembang
menjadi panah kecil ditembak oleh Cupid, dan perjodohan hari ini terjadi melalui
pertukaran kartu Valentine yang dilakukan dengan sengaja.

Masih banyak contoh lain yang mungkin diberikan, tetapi cukuplah untuk
menyimpulkan bahwa budaya agama dan sekuler kita pada hari ini dipenuhi
dengan tradisi pagan, entah itu besar ataupun kecil. Bagaimana hal itu dapat
terjadi? Diatas segalanya, bukankah kita adalah bangsa Kristen di zaman
pencerahan? Pertanyaan pertama mungkin lebih mudah untuk dijawab daripada
yang kedua.

Hidup adalah sangat sulit selama tahun-tahun awal gereja Kristen. Dunia
kafir itu kejam dan kuat, dan selalu berusaha untuk membasmi sekte kecil dari
jemaat yang menghormati Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka.
Tetapi darah para martir terbukti menjadi benih gereja, dan seiring berjalannya
waktu menjadi jelas bahwa umat Kristen akhirnya menang

Ketika Setan gagal menghancurkan gereja dengan kekerasan, ia terpaksa


memperbaharui strateginya-ia akan bergabung dengan gereja itu sendiri dan
mencemarkannya dari dalam. Hal ini terbukti menjadi rencana jauh lebih sukses.
Pada abad keempat masehi, Kekaisaran Romawi telah menginvestasikan gereja
yang berkembang dengan kekayaannya sendiri dan dengan tingkat kekuasaan
politik yang besar, dengan maksud untuk memperbesar daerah kekuasaannya.
Sayangnya bagi dunia, campuran ini kekuatan agama dan dunia ini adalah
campuran memabukkan yang selamanya mengubah orang-orang yang
mencicipinya. Bukan lagi menjadi tubuh Kristuts yang lemah lembut dan tidak
berbahaya, gereja melahap tangan yang memberinya makan, dan pada 538
Masehi Kaisar Justinian memutuskan bahwa Gereja Roma sekarang menguasai
dunia. Sejak saat itu, kekuasaan tersebut dikenal sebagai "Kekaisaran Romawi
Suci."

Dunia goncang di bawah penindasan Gereja Roma selama abad kegelapan


yang datang kemudian. Dalam kehausannya akan kekuatan dan dominasi yang
lebih besar, ia menyerap semua agama lain dan mencemarkan ajaran murni
Kristus dengan gabungan dari takhayul dan ajaran sesat. Karakteristik ini sendiri
adalah khas dari semua bangsa pagan, yang oleh penaklukan mereka terus-
menerus menambah daftar dewa mereka. Kata Durant dalam The Story of
Civilization: "Ada dewa yang mengawasi setiap saat kehidupan manusia, ada
dewa rumah dan taman, dewa makanan dan minuman, dewa kesehatan dan
penyakit". Gereja Roma merangkul dewa-dewa ini ke dalam ajarannya dan
memberi mereka nama-nama orang-orang kudus. Doa untuk orang mati, bukan
naik ke Cybele namun sekarang dipanjatkan untuk Perawan Maria. Penggunaan
berhala dan jimat dipertahankan, seperti persembahan pendamaian (penebusan
dosa dan pengampunan dosa). Dahulu raja-raja pagan diyakini sebagai inkarnasi
dari dewa matahari, dan sekarang di Gereja Roma paus diyakini sebagai wakil
Kristus.

Orang-orang Kristen awalnya menolak semua kompromi dengan doktrin


palsu dan telah dengan senang hati menderita martir dengan mengerikan karena
tidak mau menempatkan secuil dupa di kaki altar pagan. Namun hanya dalam
beberapa generasi waktu, tirai kegelapan moral menyelimuti gereja. Awalnya
anxious untuk bercampur dan menang, dia memadukan hampir setiap ciri ibadah
matahari menjadi ritual gereja. Untuk menyingkirkan orang-orang Yahudi yang
mereka benci dan untuk menampung banyak penyembah matahari yang
memasuki "iman" melalui penaklukan, pemimpin gereja mula-mula dengan lancing
memindahkan kesucian hari Sabat ke hari pertama dalam minggu itu. Minggu
diumumkan sebagai hari libur untuk menghormati kebangkitan Yesus, sebuah
penyimpangan licik yang akhirnya membawa cemoohan pada hukum moral Allah
yang agung, Sepuluh Perintah Allah. Dengan tepat, perintah ini secara efektif
melenyapkan penyembah Allah sebagai Pencipta sesungguhnya dari alam
semesta, yang kemudian menyiapkan jalan lebar bagi munculnya abad filosofi
nantinya.

Perubahan saat ini hanyalah ujung kecil dari gunung es raksasa. Dari kata-
kata yang kita gunakan hingga cara kita berpakaian, budaya kita seluruhnya
dipengaruhi oleh tradisi pagan. Sekalipun telah kehilangan makna asli mereka,
adat-istiadat ini tampak relatif tidak berbahaya dan beberapa, yang mengenakan
pakaian kekristenan tampak benar-benar baik. Tapi bagaimana seharusnya orang
Kristen hari ini bertindak sehubungan dengan Natal, atau Paskah, atau
pemeliharaan hari Minggu? Tidak banyak orang yang benar-benar sadar akan
sejarah hal-hal ini, jadi mengapa kita harus peduli?

Pertanyaan-pertanyaan ini wajar, dan mereka patut renungkan dengan


bijaksana. Tempat terbaik untuk mulai mencari jawabannya adalah dalam Alkitab
itu sendiri. Allah ketat memerintahkan Israel, "Perhatikanlah dia ... bahwa engkau
menanyakan tidak mengikuti allah mereka, mengatakan, Bagaimana negara-
negara ini memuja dewa mereka? Bahkan demikianlah Aku akan melakukan hal
yang sama. Engkau tidak melakukannya kepada-Mu TUHAN Allah" ( Ulangan
00:30, 31).

Mengapa kata-kata Tuhan begitu keras? Karena Dia sama sekali tidak
seperti dewa-dewa kafir, yang dikenal tidak logis dan selau ingin dipuaskan terus-
menerus. Allah sendiri adalah adil, penuh kasih, dan di atas semua, suci. Dia
menghendaki ibadah yang berbeda, ibadah yang lebih tinggi yang berdasarkan
hubungan yang kudus dengan umat-Nya. Bentuk penyembahan matahari dan
penyembahan berhala menghalangi segala jenis hubungan antara Allah dan umat-
Nya, dan merendahkan konsep mereka tentang Dia. Selain itu, bentuk
penyembahan seperti ini juga melibatkan praktik yang paling merendahkan
derajat, termasuk pengorbanan manusia. Tentu kita harus bertanya, "Apakah ada
yang salah dengan memperingati kelahiran dan kebangkitan Yesus?" Tentu saja
tidak. Peristiwa ini penuh dengan makna yang dalam bagi setiap orang Kristen
sejati. Satu-satunya masalah adalah baik Alkitab maupun sejarah tidak ada yang
menyatakan tanggal peristiwa ini bagi kita. Akibatnya, tidak ada perintah Alkitab
untuk memelihara mereka pada setiap hari tertentu dalam setahun. Tuhan dalam
kebijaksanaan-Nya membebaskan kita untuk mengingat hal tersebut setiap hari
sepanjang tahun, termasuk 25 Desember dan Minggu Paskah.

Hal ini harusnya menjadi bukti bahwa Surga tidak menempatkan makna
keagamaan apapun pada hari Natal dan Paskah. Pemilihan hari-hari raya ini
berdasarkan sepenuhnya pada praktek paganism, dan kemudian diubah dan
disesuaikan dengan agama Kristen. Mustahil bagi kita untuk mengabaikan hari-
hari raya yang telah tertanam dalam budaya kita, namun kita juga tidak
seharusnya mensejajarkan mereka pada kekudusan yang tidak seharusnya
mereka miliki. Paling tidak kita dapat bersyukur pada hari ini hukum Allah tidak
dianggap memalukan atau ditiadakan.

Tapi sekarang bagaimana dengan pemeliharaan Minggu -bukankah masuk


akal untuk memperingati hari kebangkitan Kristus ? Ah! Di sinilah rencana Setan
telah memimpin selama ini. Penyucian hari Minggu adalah rubah yang menyelinap
ke dalam kandang ayam bersama dengan merpati. Merpati mungkin bukan ayam
sungguhan, tapi rubahlah yang akan menghancurkan seluruh kandang jika ia tetap
tinggal.

Apa artinya perumpamaan ini ? Dalam Roma 6, Alkitab memberi kita


lambang kematian dan kebangkitan Kristus bagi orang Kristen dan itu bukanlah
pemeliharaan hari Minggu. Ini adalah baptisan dan selanjutnya "berjalan dalam
hidup yang baru" ( ayat 4 ). Tapi yang paling penting, memelihara hari Minggu
adalah salah satu sisa-sisa paganisme yang ditempatkan langsung sebagai
perlawanan terhadap otoritas Allah. Kita tidak diberitahu untuk memilih sendiri
satu dari tujuh hari untuk ibadah. Sebaliknya, kita diberitahu bahwa Allah secara
khusus memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya - fakta kita tidak berani
kita abaikan.

Sabat adalah peringatan suci akan kuasa kreatif yang membedakan Allah
dari semua dewa palsu. Allah selalu menghendaki umat-Nya untuk menempatkan
perbedaan antara kesucian dan perbuatan tidak senonoh, antara yang kudus dan
umum. Setan tak henti-hentinya berusaha untuk mengaburkan perbedaan ini .
Tujuan akhirnya adalah untuk membuat dosa tampaknya benar, dan kebenaran
nampak tercemar. Apakah dia berhasil ? Lihatlah Kekristen modern dan
memutuskan untuk diri sendiri.

Tidak ada dimanapun di dalam Kitab Suci yang mengatakan perubahan hari
Sabat yang kudus ke hari lain. Tidak ada dimanapun tertulis bahwa Injil Kristus
meniadakan bagian apapun dari hukum Allah, meskipun pintu neraka telah
mengamuk terhadapnya. Hanya oleh menyembunyikan perubahan tersebut dalam
kumpulan ritual paganisme dan " membaptis " seluruh, Setan dapat berhasil
menyebabkan seluruh dunia Kekristenan melanggar hukum Allah yang kudus
sambil berpikir telah berlaku menghormati Tuhan.
Dr Edward T. Hiscox , penulis " The Baptist Manual, " membuat pengakuan jujur ini
dihadapan sekelompok menteri :

Telah ada dan masih tetap merupakan suatu perintah untuk menjaga
kesucian hari Sabat, tetapi hari Sabat bukanlah Minggu. Saat saya sungguh-
sungguh merindukan informasi tentang hal ini, yang saya telah pelajari selama
bertahun-tahun, saya bertanya, dimanakah saya dapat menemukan catatan
[perubahan hari Sabat] itu? Tidak dalam Perjanjian Baru, tentu saja tidak. Tidak
ada bukti alkitabiah tentang perubahan lembaga Sabat dari hari ketujuh ke hari
pertama. Tentu saja saya cukup mengetahui dengan baik bahwa penyucian hari
Minggu mulai diterapkan pada awal sejarah Kekristenan. ... Tapi sayangnya ia
datang dengan cap tanda paganisme, dan dibaptis dengan nama dewa matahari,
ketika diadopsi dan disetujui oleh kemurtadan kepausan dan diwariskan sebagai
warisan suci untuk Protestan! (Dalam sebuah makalah sebelum konferensi New
York menteri ', 13 November 1893.)

Ada si ular bersembunyi di dalam warna-warni adat istiadat, diperkenalkan


kepada kita oleh paganisme. Setan juga tahu bahwa dosa adalah satu-satunya hal
yang dapat memisahkan kita dari sukacita kekal bersama Kristus, dan disitulah ia
menebar jeratnya. Apakah kita akan terperangkap dalam jaring musuh kita? Atau
akankah doa kita seperti Daud, "Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang
Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati. Biarlah aku hidup
menurut petunjuk-perintah-perintahMu sebab aku menyukainya"? (Mazmur 119:
34, 35) 

Anda mungkin juga menyukai