By Dennis Crews
Baptized Paganism
Sangat baru terhadap dunia, ia tidak menyadari bahaya
yang menantinya, seorang bayi mungil yang baru lahir
terbuai hangat dan aman di pelukan ibunya. Namun kini ia
merasakan ketegangan yang ganjil di tubuh ibunya.
Semakin erat, dan semakin erat sang ibu mendekap
bayinya saat mereka mendekati tanah sakral. Belum
pernah si bayi mendengar kegaduhan begitu banyak suara atau suara-suara
nanyian mistis. Tangan sang ibu mulai gemetar dan tetes air mata bercampur
keringat jatuh membasahi kain lampin yang membungkus si bayi. Suara liar
seruling dan rebana mulai menggema turun dari gunung hingga ke lembah
dibawah. Peluk sang ibu meregang dan tiba-tiba tangan yang besar dan kuat dari
seorang pria berpakaian putih menyambar si bayi, mengangkatnya ke udara
malam dan meletakkan si bayi di atas permukaan logam yang keras.
Merasa tidak aman, si bayi mulai merengek mencari pelukan hangat sang
ibu. Matanya belum cukup kuat untuk melihat dengan jelas kepala anak lembu
perunggu diatasnya. Rengekannya berubah menjadi tangis saat asap menyengat
matanya dan tangan patung perunggu yang menyanggahnya menjadi sangat
panas. Raungan ibunya bercampur dengan tangisan si bayi segera teredam oleh
gemuruh gendang dan dan seretan berirama sepuluh ribu kaki. Tiba-tiba si bayi
didorong dan meluncur turun dari lekuk lengan perunggu ke api yang menyala-
nyala dibawahnya. Si bayi menjerit kesakitan. Raung histeris sang ibu hanya
menambah pekik sumbang seruling dan rebana yang semakin menjadi-jadi. Ketika
hanya kertakan api dan tangisan pilu sang ibu yang akhirnya terdengar, barulah
seorang imam mengumumkan bahwa Dewa Matahari telah dipuaskan.
Babel, kota metropolis pertama, didirikan oleh Nimrod segera setelah air Bah
(Kejadian 10:8-10). Pada saat itu, banyak raksasa hidup dimuka bumi, orang-
orang kuno yang terkenal sejak awal dunia, tetapi ketika mereka perlahan-lahan
mati , ras baru tampak yang lebih rendah mulai berjaya . Nimrod ,
bagaimanapun, tetap memiliki semua ciri fisik dan intelektual dari nenek
moyangnya . Awalnya Nimrod hanyalah seorang pemburu biasa tetapi dengan
berlalunya waktu, keberaniannya menjadi legenda di kalangan pengikutnya .
Terbatasnya tulisan sejarah tentang keperkasaannya makin melejitkan statusnya
sebagai manusia super, dan masyarakat yang berkembang pesat di bawah
pemerintahannya bukan hanya menghormatinya sebagai raja mereka, tetapi juga
menyembahnya sebagai tuhan mereka .
Meskipun catatan sejarah tentang kematian Nimrod masih tidak jelas, dapat
dipastikan ia meninggalkan Semiramis dengan kekuasaan besar dan dilema yang
sama besar pula. Bagaimana cara Semiramis untuk menjaga kekaisaran yang
dibangun Nimrod? Hanya ada satu solusi, dan dia menjalankannya dengan kejam.
Semiramis menyatakan bahwa roh Nimrod telah naik ke matahari. Dengan
kefasihan luar biasa dia menerangkan kepada orang-orang bahwa Nimrod yang
telah mati kini memiliki peran baru dan ditinggikan sebagai Penyedia dan
Pelindung mereka. Setiap pagi Nimrod akan bangun, membawa terang dan
kehidupan ke bumi saat ia melakukan perjalanan melintasi langit. Pada sore hari ia
akan terjun di bawah tepi bumi untuk melawan roh-roh jahat bawah tanah dan
setan yang katanya akan mendatangi dan memusnahkan umat manusia.
Terkadang pertempuran itu akan penuh pertumpahan darah, dan warna merah
yang tercoreng di langit menjadi saksi perkelahian tersebut. Setiap pagi orang-
orang harus meletakkan persembahan mereka sebelum matahari terbit dan
menyembahnya sebagai mendiang pemimpin mereka dan pelindung yang berjaya.
Rencana ini sangat sukses. Saat mereka dengan sendirinya memisahkan diri dari
penyembahan akan Allah yang hidup, pengikut Nimrod juga kehilangan satu-
satunya hubungan mereka dengan pengetahuan tentang nenek moyang mereka.
Kini dengan hanya bergantung pada panca indra mereka, mereka dengan mudah
menerima isapan jempol yang tidak masuk akal dari Semiramis. Tanpa mereka
sadari, mereka telah menjadi pion dalam rencana jahat Setan, si penipu ulung,
saat ia meletakkan landasan awal setiap ajaran sesat paganisme.
Sejak saat itu, telah diputuskan bahwa hari pertama dalam seminggu itu
akan didedikasikan untuk menyembah Dewa Matahari, dan dengan cara yang
sama, hari-hari lainnya dalam seminggu akan didedikasikan untuk menyembah
dewa-dewa lain yang lebih rendah. Hebatnya lagi, meskipun Mithraisme kemudian
merombak beberapa urutan nama hari, nama-nama hari mingguan kita tetap
menggunakan nama Teutonik dari dewa-dewa tersebut. Hari pertama dalam
seminggu tetap Minggu (hari-matahari=sun-day) Senin untuk bulan (hari bulan =
moon-day/ Monday); Selasa, planet Mars (hari Mars=Tiu-day/ Tuesday); Rabu,
Mercury (hari Mercury=Woden-day/Wednesday) ; Kamis, Jupiter (hari
Jupiter=Thor-day/ Thursday) ; Jumat, Venus (hari Venus =Frigg atau Freya-day/
Friday); dan Sabtu jelas untuk Saturnus (hari Saturnus= Sarurn-day/ Satuday).
Pada suatu musim semi, beberapa tahun setelah kematian Nimrod, ratu
Semiramis diketahui mengandung. Ia kemudian memanggil para ahli Taurat Babel
untuk berkumpul, dan menyampaikan siaran pers yang tidak dapat dipercaya!. Ia
mengaku, Nimrod telah menghamili dirinya melalui sinar hidup matahari. Sebagai
anak dari dewa matahari, anak yang dikandungnya itu pun nantinya akan terlahir
menjadi dewa, dan dengan demikian, Semiramis juga akan menjadi “ibu dari
dewa”. Tentu zaman sekarang kita jelas melihat hal ini sebagai hujatan besar
tetapi bagi bangsa yang telah memisahkan diri dari Allah yang hidup, kekonyolan
seperti itupun dianggap benar. Kumpulan orang yang percaya tahyul-tahyul
tersebut menjadi ladang subur bagi rencana penipuan Setan, dan seperti rumput
liar, mereka berkembang pesat.
Memang, kekacauan adalah hasil tak terelakkan dari setiap kompromi oleh
umat Allah dengan cara dunia yang tidak dikuduskan. Dan kekacauan adalah
warisan yang ditinggalkan kepada generasi yang akan datang.
Bahkan hari suci pagan yang lainnya, atau "liburan," juga diserap ke dalam
budaya Kristen. Selama musim gugur, musim pembusukan, mereka percaya
bahwa roh-roh orang mati melayang dekat orang-orang. Jika mereka tidak berdoa
untuk roh-roh tersebut, memberikan makanan yang cukup dan tempat tinggal,
orang-orang takut mereka akan tetap tinggal dan menghantui mereka dengan
kemalangan. Dengan kata lain, "trick or treat." Hari ini kita dihadapkan dengan
“Hari raya semua orang kudus” (All Soul’s Day)–malam sebelumnya disebut
sebagai “Malam semua orang kudus” (Eve of All Hallows) atau lebih umum
dikenal sebagai Halloween.
Hari Santo Valentine adalah apa yang tersisa dari Lupercalia, ritual
pemurnian awal musim semi, di mana imam-mam akan berjalan melalui jalan-jalan
dengan cambuk yang terbuat dari potongan kulit kambing. Dengan cambuk ini,
mereka akan memukul wanita, memberikan jaminan kesuburan bagi wanita-wanita
tersebut untuk tahun mendatang. Perjodohan antara orang-orang muda kemudian
terjadi dengan pemilihan nama secara acak. Cambuk kulit kambing berkembang
menjadi panah kecil ditembak oleh Cupid, dan perjodohan hari ini terjadi melalui
pertukaran kartu Valentine yang dilakukan dengan sengaja.
Masih banyak contoh lain yang mungkin diberikan, tetapi cukuplah untuk
menyimpulkan bahwa budaya agama dan sekuler kita pada hari ini dipenuhi
dengan tradisi pagan, entah itu besar ataupun kecil. Bagaimana hal itu dapat
terjadi? Diatas segalanya, bukankah kita adalah bangsa Kristen di zaman
pencerahan? Pertanyaan pertama mungkin lebih mudah untuk dijawab daripada
yang kedua.
Hidup adalah sangat sulit selama tahun-tahun awal gereja Kristen. Dunia
kafir itu kejam dan kuat, dan selalu berusaha untuk membasmi sekte kecil dari
jemaat yang menghormati Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka.
Tetapi darah para martir terbukti menjadi benih gereja, dan seiring berjalannya
waktu menjadi jelas bahwa umat Kristen akhirnya menang
Perubahan saat ini hanyalah ujung kecil dari gunung es raksasa. Dari kata-
kata yang kita gunakan hingga cara kita berpakaian, budaya kita seluruhnya
dipengaruhi oleh tradisi pagan. Sekalipun telah kehilangan makna asli mereka,
adat-istiadat ini tampak relatif tidak berbahaya dan beberapa, yang mengenakan
pakaian kekristenan tampak benar-benar baik. Tapi bagaimana seharusnya orang
Kristen hari ini bertindak sehubungan dengan Natal, atau Paskah, atau
pemeliharaan hari Minggu? Tidak banyak orang yang benar-benar sadar akan
sejarah hal-hal ini, jadi mengapa kita harus peduli?
Mengapa kata-kata Tuhan begitu keras? Karena Dia sama sekali tidak
seperti dewa-dewa kafir, yang dikenal tidak logis dan selau ingin dipuaskan terus-
menerus. Allah sendiri adalah adil, penuh kasih, dan di atas semua, suci. Dia
menghendaki ibadah yang berbeda, ibadah yang lebih tinggi yang berdasarkan
hubungan yang kudus dengan umat-Nya. Bentuk penyembahan matahari dan
penyembahan berhala menghalangi segala jenis hubungan antara Allah dan umat-
Nya, dan merendahkan konsep mereka tentang Dia. Selain itu, bentuk
penyembahan seperti ini juga melibatkan praktik yang paling merendahkan
derajat, termasuk pengorbanan manusia. Tentu kita harus bertanya, "Apakah ada
yang salah dengan memperingati kelahiran dan kebangkitan Yesus?" Tentu saja
tidak. Peristiwa ini penuh dengan makna yang dalam bagi setiap orang Kristen
sejati. Satu-satunya masalah adalah baik Alkitab maupun sejarah tidak ada yang
menyatakan tanggal peristiwa ini bagi kita. Akibatnya, tidak ada perintah Alkitab
untuk memelihara mereka pada setiap hari tertentu dalam setahun. Tuhan dalam
kebijaksanaan-Nya membebaskan kita untuk mengingat hal tersebut setiap hari
sepanjang tahun, termasuk 25 Desember dan Minggu Paskah.
Hal ini harusnya menjadi bukti bahwa Surga tidak menempatkan makna
keagamaan apapun pada hari Natal dan Paskah. Pemilihan hari-hari raya ini
berdasarkan sepenuhnya pada praktek paganism, dan kemudian diubah dan
disesuaikan dengan agama Kristen. Mustahil bagi kita untuk mengabaikan hari-
hari raya yang telah tertanam dalam budaya kita, namun kita juga tidak
seharusnya mensejajarkan mereka pada kekudusan yang tidak seharusnya
mereka miliki. Paling tidak kita dapat bersyukur pada hari ini hukum Allah tidak
dianggap memalukan atau ditiadakan.
Sabat adalah peringatan suci akan kuasa kreatif yang membedakan Allah
dari semua dewa palsu. Allah selalu menghendaki umat-Nya untuk menempatkan
perbedaan antara kesucian dan perbuatan tidak senonoh, antara yang kudus dan
umum. Setan tak henti-hentinya berusaha untuk mengaburkan perbedaan ini .
Tujuan akhirnya adalah untuk membuat dosa tampaknya benar, dan kebenaran
nampak tercemar. Apakah dia berhasil ? Lihatlah Kekristen modern dan
memutuskan untuk diri sendiri.
Tidak ada dimanapun di dalam Kitab Suci yang mengatakan perubahan hari
Sabat yang kudus ke hari lain. Tidak ada dimanapun tertulis bahwa Injil Kristus
meniadakan bagian apapun dari hukum Allah, meskipun pintu neraka telah
mengamuk terhadapnya. Hanya oleh menyembunyikan perubahan tersebut dalam
kumpulan ritual paganisme dan " membaptis " seluruh, Setan dapat berhasil
menyebabkan seluruh dunia Kekristenan melanggar hukum Allah yang kudus
sambil berpikir telah berlaku menghormati Tuhan.
Dr Edward T. Hiscox , penulis " The Baptist Manual, " membuat pengakuan jujur ini
dihadapan sekelompok menteri :
Telah ada dan masih tetap merupakan suatu perintah untuk menjaga
kesucian hari Sabat, tetapi hari Sabat bukanlah Minggu. Saat saya sungguh-
sungguh merindukan informasi tentang hal ini, yang saya telah pelajari selama
bertahun-tahun, saya bertanya, dimanakah saya dapat menemukan catatan
[perubahan hari Sabat] itu? Tidak dalam Perjanjian Baru, tentu saja tidak. Tidak
ada bukti alkitabiah tentang perubahan lembaga Sabat dari hari ketujuh ke hari
pertama. Tentu saja saya cukup mengetahui dengan baik bahwa penyucian hari
Minggu mulai diterapkan pada awal sejarah Kekristenan. ... Tapi sayangnya ia
datang dengan cap tanda paganisme, dan dibaptis dengan nama dewa matahari,
ketika diadopsi dan disetujui oleh kemurtadan kepausan dan diwariskan sebagai
warisan suci untuk Protestan! (Dalam sebuah makalah sebelum konferensi New
York menteri ', 13 November 1893.)