Aplikasidioda 130728045839 Phpapp01
Aplikasidioda 130728045839 Phpapp01
Aplikasidioda 130728045839 Phpapp01
Bab 2
Aplikasi Dioda
S
etelah mengetahui konstruksi, karakteristik dan model dari dioda
semikonduktor, diharapkan mahasiswa dapat memahami pula berbagai
konfigurasi dioda dengan menggunkan model dalam aplikasinya
dirangkaian elektronik.
Id ID
+ -
Vd
+
E R VR
-
VD
(a) (b)
Gambar 2.1 Konfigurasi Seri dari Dioda. (a) Rangkaian Dioda (b) Karakteristik
Variabel VD dan ID dari persamaan 2.1 adalah semua seperti axis variable dari
karakteristik dioda pada gambar 2.1 (b). Perpotongan garis beban dan karakteristik
dapat digambarkan dengan menentukan titik pada horizontal axis yang mempunyai ID
= 0A dan juga menentukan titik vertical axis yang mempunyai VD = 0V. JIka kita
atur VD = 0V, dengan persamaan 2.1 akan kita peroleh nilai magnitude ID pada sumbu
vertical
E = VD + I D R
E = 0V + I D R
E
ID = ………………………………….. (2.2)
R VD =0V
Selanjutnya, kita atur ID = 0A, dengan persamaan 2.1 kita dapat memperoleh
magnitude VD pada sumbu horizontal.
E = VD + I D RD
E = V D + ( 0) R D
VD = E I …………………………………. (2.3)
D =0 A
Seperti terlihat pada gambar 2.2. garis lurus yang menghubungkan ke dua titik
menggambarkan garis beban. Jika nilai R diubah, maka gambar garis beban akan
berubah.
ID Karakteristik
dioda
E
R
IDQ Q-point
Garis
beban
0 VDQ VD
Titik perpotongan antara garis karakteristik dioda dan garis beban disebut dengan
“ Q point ” (Quiescent Point)
Aplikasi Dioda
VT VD
Simplified model VT ID
0.7
VT VD
Ideal model
ID
0 VD
Jawab
• Langkah 1
Dengan KVL:
E − VD − VR = 0
VD = E − VR
= (8V ) − I R R
= (8V ) − (0) R
V D = 8V
VD 〉 0.7V dioda ON
• Langkah 2 • Langkah 3
VD = 0.7V
+ VD -
VR = E − VD
0.7V = 8 − 0.7 = 7.3V
+
8V E VR 2K2
- V R 7.3V
ID = IR = = = 3.32mA
R 2K 2
Aplikasi Dioda
Jawab
E − VR − V D1 = 0
VD1 = V D 2 = E = 10V
VD1 = VD 2 〉 0.7V → D1 & D2 ON
E − V R − V D1 = 0
E − ( I 1 R ) − V D1 = 0
I 1 R = E − V D1
E − V D1 10 − 0.7
I1 = = = 28.18mA
R 0.33K
I 28.18mA
I D1 = I D 2 = 1 = = 14.09mA
2 2
V0 = V D 2 = 0.7V
Aplikasi Dioda
Rangkaian diatas akan menghasilkan output V0 yang akan digunakan dalam konversi
dari ac ke dc yang banyak digunakan dalam rangkaian-rangkaian elektronika.
T
Selama interval t = 0 → mengakibatkan dioda ON, dioda selanjutnya dapat
2
diganti dengan rangkaian ekivalen model idealnya, sehingga outputnya bias diperoleh
proses di atas dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini.
T
Selanjutnya, selama perioda →T polaritas dari input Vi berubah
2
mengakibatkan dioda tidak bekerja (OFF), berikut penggambaran prosesnya.
Vi
- +
- + - + V0 = 0V
Vi R V0 Vi R V0 = 0V 0 T/2 t
+ - + -
Sinyal output V0 mempunyai nilai rata-rata selama satu siklus penuh dan dapat
dihitung dengan persamaan berikut
Vdc = 0.318Vm ………………………………………… (2.4)
Selain menggunakan model ideal kita juga dapat menggunakan kedua model lain.
Vi +
Vm D1 D2
+ Vo -
T/2 T
0 Vi
t
R
D3 D4
-
+
+ +
OFF ON
- -
+ Vo -
Vi
R
+ +
- ON - - OFF
Dari gambar 2.9 terlihat bahwa D2 dan D3 terkonduksi (ON) sementara D1 dan D4
OFF. Dengan mengganti dioda dengan model ideal diperoleh gambar berikut.
Untuk perioda input t = T/2 Æ T, D2 dan D3 OFF sementara D1 dan D4 ON. Berikut
gambar polaritas input, arah arus serta rangkaian ekivalen rangkaian dioda
Vi
T/2 T
0 t
Vo
Vm
0 T/2 t
T
Vi
D1
+
+
Vi
- CT R
T Vi
+ - Vo +
0 T/2 t Vi
- -
D2
D1
Vi
+ Vo
Vm +
Vi Vm
- R
Vi
+ - Vo +
Vi
- -
0 T/2 t
0 T/2 t
D2
Sebaliknya, selama perioda input T/2 – T kondisi rangkaian adalah seperti gambar
berikut
Vi
D1
Vo
+ Vm
+
Vi
- R
T/2 T Vi
0 + - Vo +
t Vi
t
- - 0 T/2 T
D2
2.8 CLIPPER
Clipper merupakan rangkaian dioda yang memiliki kemampuan memotong
sebagian sinyal input tanpa menimbulkan efek pada bagian lain dari sinyal.
Terdapat dua kategori clipper:
1. Clipper seri Æ Dioda seri dengan beban
2. Clipper parallel Æ dioda parallel dengan beban
- +
- +
Vi R V0
+ -
(a)
Vi Vo Vi Vo Vi Vo
(b)
Vi
+ -
+ +
T/2 T V
0 Vi R V0
t
- -
(c)
Gambar 2.16 Clipper Seri dan Input/Output (a) Rangkaian Dasar Clipper
(b) Variasi Input dan Output (C) Variasi Clipper Seri
Sebagai contoh, perhatikan gambar 2.16 (c) dan ikuti prosedur di atas.
1. Dioda ON pada saat Vi berada pada polaritas positif. Tegangan dc (V)
harus lebih kecil dari Vi agar dioda ON.
2. Untuk dioda yang ideal perubahan kondisi ideal terjadi pada Vd = 0 V dan
id = 0A (ingat karakteristik dioda ideal). Dengan menerapkan kondisi nilai
Vi yang mengakibatkan transisi kondisi dioda.
Aplikasi Dioda
Vi − V − Vd − V0 = 0
Vi − V − 0 − id R = 0
Vi − V − 0 − (0) R = 0
Vi = V ………………………………………………………….(2.6)
3. Pada saat dioda dalam kondisi ON, Vo dapat dihitung dengan KVL
Vi − V − Vo = 0
Vo = Vi − V …………………………………….(2.7)
Vi
T/2 T
0 t
Vo
Vm
0 T/2 t
T
Cara menganalisa clipper parallel adalah sama dengan cara analisis clipper seri
Contoh:
Tentukan Vo dari rangkaian berikut
Jawab:
• Dioda ON pada fase negative dari input
• Cari tegangan transisi
Vi − VR − Vd − V = 0
VR = 0
Vi − 0 − 0 − V = 0
+ id = 0 + Vi = V Æ tegangan transisi
Vd = 0
Vi V0
V 4V
- - -
• Gambarkan outputnya
Vi 16 V
16 V
Vo
4V
2.9 CLAMPER
Rangkaian clamper adalah rangkaian yang akan melempar (clamp) sinyal ke
level dc yang berbeda. Clamper tersusun atas capasitor, dioda dan komponen resistif.
Sumber dc juga dapat ditambahkan untuk memperoleh pergeseran tegangan
tambahan. Nilai R dan C harus dipilih sedemikian rupa agar konstanta waktu τ = RC
cukup besar. Hal ini berguna agar kapasitor tidak membuang tegangan (discharge)
pada saat dioda mengalami perioda non konduksi (OFF).
Dalam analisis, kapasitor kita anggap mengisi dan membuang semua dalam 5
kali konstanta waktu. Rangkaian clamper sederhana dapat dilihat pada gambar berikut
Vi
V + +
C
T/2 T Vi V0
0 R
t
- -
-V
Pada interval ini, kapasitor akan mengisi dengan cepat sampai V = tegangan
input, sedang Vo = 0 V. Ketika polaritas input berbalik, rangkaian dapat digambarkan
sebagai berikut.
V -
C +
- V0
Vi R
+
-
Jika digambarkan, secara keseluruhan input dan output dari rangkaian adalah
sebagai berikut.
Berbagai variasi dari rangkaian clamper dapat dilihat pada gambar berikut.
+ + +
VZ VZ V
- - -
VZ RL
PZm
Vi VZ VL
Dari gambar zener ON, arus yang mengalir pada zener dapat ditentukan
dengan KCL
IR = IZ + IL
I Z = I R − I L …………………………………………….2.9
Dimana,
VL V V − VL
IL = dan I R = R = i
RL R R
VR
1k
VZ = 10 V
16V PZm = 30mW
RL 1k2 VL
Jawab
a) Terapkan prosedur sebelumnya
• Lepaskan zener dari rangkaian
R LVi 1.2k (16V )
V = VL = = = 8.73V
R + RL 1k + 1.2k
V ≥ VZ Æ Zener ON
• Ganti zener dengan rangkaian ekivalen untuk zener ON
VL = VZ = 10V
VR = Vi − V L = 16V − 10V = 6V
VL 10V
IL = = = 3.33mA
RL 3kΩ
VR 6V
IR = = = 6mA
R 1kΩ
IZ = IR − IL
= 6mA − 3.33mA
= 2.67 mA
• Daya yang diserap zener
PZ = VZ I Z = (10)(2.67 mA) = 26.7 mW
RVZ
R L min = ………………………………………………….2.11
Vi − VZ
Jika RL yang dipilih > RL min, maka zener ON. Selanjutnya ganti dengan
rangkaian ekivalen zener ON.
RL min akan menimbulkan IL max
Aplikasi Dioda
VL V
I L max = = Z …………………………………………….2.12
RL R L min
Tegangan pada R
VR = Vi − VZ …………………………………………………..2.13
VR
IR = …………………………………………………..2.14
R
IZ = IR − IL …………………………………………………..2.15
IZ min dicapai pada IL max dan sebaliknya
I L min = I R − I Z max …………………………………………..2.16
VZ
R L max = …………………………………………..2.17
I L min
( RL + R )VZ
VL min = …………………………………………..2.18
RL
Vi max = V R max + VZ
sampai pada puncak tegangan (Vm) dengan polaritas seperti yang ditujukan dalam
gambar.
Selama siklus negative dari input D1 menjadi OFF sementara D2 terkonduksi
(ON) dan mengisi kapasitor C2.
Model rangkaian yang lain dapat dilihat pada gambar 2.31 berikut.