Anda di halaman 1dari 1

Review Netflix Series “SQUID GAME” Melalui Pendekatan Realis

Nama : Besse Fadhilah Rusdi


NIM : 30800120048
Kelas : HI-32

Singkatnya di dalam lika liku series Squid Game ini yaitu bermula dengan orang-orang yang
hidup dalam pahitnya realita kehidupan, putus asa dikarenakan terlilit masalah finansial dari latar
belakang yang berbeda, hingga suatu waktu mereka mendapatkan kesempatan untuk keluar dari realita
yang mereka hadapi hanya dengan bermain dalam permainan yang ditawarkan salah seorang dari
kelompok asing yang mengadakan permainan ini, dimana pemenang dari permainan “Squid Game” ini
mendapatkan 45,6 miliar won. Pastinya, orang-orang tersebut tergiur ingin mengikuti permainan
tersebut setelah mengetahui hadiah fantastis tersebut. Namun, siapa sangka permainan tersebut justru
mengisahkan pertumpahan darah untuk menjadi satu-satunya pemenang dalam mendapatkan
kehidupan, kejayaan yang baru dengan mengorbankan segalanya. Lantas, apa hubungannya dengan
pendekatan realis?

Sebagaimana diketahui bahwa realisme merupakan konsep yang menerangkan bahwa sifat
manusia yang egois dan anarki akan haus dalam mengejar kejayaan/kemenangan sehingga nafsu
mereka menimbulkan konflik dan saling berperang satu sama lain. Begitupun yang diceritakan di Squid
Game ini, dimana para pemain permainan tersebut yang berjumlah 456 orang itu bisa dikatakan
melakukan pendekatan realis dalam memperebutkan 45,6 miliar won tersebut. Di dalam permainan ini,
terdapat 6 babak permainan tradisional dari Korea, yang mana apabila pemain kalah dalam permainan
akan dieliminasi dengan dibunuh. Cukup mengagetkan, bukan? Ini juga menjadi alasan utama para
pemain untuk mempertahankan diri masing-masing disamping memperjuangkan miliaran won tersebut.
Perlu diketahui bahwa faktor pendekatan realis para pemain Squid Game tidak lain adalah bertahan
hidup di setiap permainan agar tidak dieliminasi dan tentunya mengejar “kejayaan” setelah
memenangkan ke-6 babak permainan. Disinilah inti pendekatan realis yang terjadi selam babak
permainan, dimana para pemain rela melakukan atau mengorbankan apa saja demi menjadi pemenang,
ego serta anarkisme menjadi dua senjata yang mendorong orang-orang ini untuk saling berbuat
kejahatan demi kemenangan individu. Namun, di dalam Squid Game ini kita tidak terlepas dari salah
seorang tokoh yang tidak menggunakan ego/anarkisme dalam bermain, tidak lain adalah Seong Gi-Hun
dan Ali yang menjadi sepihak dan menghindari sikap anarki dan egoisme. Sayangnya, kita tidak
mendapatkan kedamaian yang tercipta. Apakah dua tokoh ini mempengaruhi besarnya kekuatan realis
dalam permainan? Mengapa? Eksistensi pendekatan realis dipandang sebagai wadah konfliktual dalam
mengejar kepentingan dan realisme memandang walaupun ada kerjasama di dalamnya, konflik yang
terjadi tidak dapat dihindari.

Anda mungkin juga menyukai